BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah tersusun atas empat bahan yaitu mineral, bahan organik, air. Selain itu juga terdapat lingkungan tanah yang merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis makhluk hidup seperti makrofauna tanah. Makrofauna tanah berperan penting dalam proses-proses ekologis yang terjadi di dalam tanah, seperti dekomposisi, siklus unsur hara dan agregasi tanah. Kehidupan makrofauna tanah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang merupakan tempat hidupnya. Faktor yang memepengaruhi itu diantaranya pH tanah, temperatur tanah, temperatur udara, kelembaban tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya. Perbedaan kondisi lingkungan menyebabkan adanya perbedaan jenis makrofauna tanah dan juga yang mendominasinya. Dalam penyebaran makrofauna tanah lingkungan merupakan suatu sistem kompleks yang berada diluar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme yang hidup dalam lingkungan masing-masing. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode Pitfall trap merupakan metode yang umum dan sangat sederhana serta cukup efektif dalam mengetahui keberadaan makrofauna tanah. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah keanekaragaman dan kelimpahan relatif makrofauna tanah?· 1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan makrofauna? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan relatif makrofauna tanah. 1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan makrofauna. 1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Pengambilan data dibatasi hanya 25 plot dari bagian tepi pantai menuju ke arah dalam hutan pantai 1.4.2 Data yang diambil adalah terbatas hewan yang terperangkap dalam Pitt Fall 1.4.3 Penelitian ini hanya terbatas pada tumbuhan herba di hutan pantai Taman Nasional Alas Purwo dari hutan yang berbatasan dengan pantai sampai ke hutan peralihan. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Kelimpahan merupakan jumlah orgabisme dalam suatu populasi tertentu 1.5.2 Keanekaragaman adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam suatupopulasi yang diambil. 1.5.3 Makrofauna adalah organisme darat/laut yang panjang tubuhnya lebih dari atau sama dengan satu millimeter. BAB II KAJIAN PUSTAKA Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batu-batuan dan bahan organic yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa hewan tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah. Dengan denikian, kehidupan hewan tanah sangatdi tentukan oleh faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam mempelajari ekologi hewan tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur. Pada perangkap tanpa umpan, hewan tanah yang berkeliaran di permukaan tanah akan jatuh terjebak, yaitu hewan tanah yang kebetulan menuju ke perangkap itu, sedangkan perangkap dengan umpan, hewan yang terperangkap adalah hewan yang tertarik oleh bau umpan yang diletakkan di dalam perangkap, hewan yang jatuh dalam perangkap akan terawat oleh formalin atau zat kimia lainnya yang diletakkan dalam perangkap tersebut. Perangkap jebak sangat sederhana, yang mana hanya berupa bejana yang ditanam di tanah. Agar air hujan tidak masuk ke dalam perangkap maka perangkap diberi atap dan agar air yang mengalir di permukaan tanah tidak masuk ke dalam perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan agak sedikit tinggi. Organisme sebagai bioindikator kualitas tanah bersifat sensitif terhadap perubahan, mempunyai respon spesifik dan ditemukan melimpah di dalam tanah (Primack, 1998). Salah satu organisme tanah adalah fauna yang termasuk dalam kelompok makrofauna tanah (ukuran > 2 mm) terdiri dari milipida, isopoda, insekta, moluska dan cacing tanah (Wood, 1989). Makrofauna tanah sangat besar peranannya dalam proses dekomposisi, aliran karbon, redistribusi unsur hara, siklus unsur hara, bioturbasi dan pembentukan struktur tanah (Anderson, 1994). Biomasa cacing tanah telah diketahui merupakan bioindikator yang baik untuk mendeteksi perubahan pH, keberadaan horison organik, kelembaban tanah dan kualitas humus. Rayap berperan dalam pembentukan struktur tanah dan dekomposisi bahan organik (Anderson, 1994). Penentuan bioindikator kualitas tanah diperlukan untuk mengetahui perubahan dalam sistem tanah akibat pengelolaan yang berbeda.Perbedaan penggunaan lahan akan mempengaruhi populasi dan komposisi makrofauna tanah (Lavelle, 1994). Pengolahan tanah secara intensif, pemupukan dan penanaman secara monokultur pada Perangkap jebak pada prinsipnya ada dua macam, yaitu perangkap jebak tanpa umpan penarik, dan perangkap dengan umpan. Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beranekaragam, mulai dari protozoa, Nematoda, anaelida, mollusca, arthropoda hingga vertebrata. Hewan tanah dapat pula di kelompokkan atas dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya, dan kegiatan makannya. Berdasarkan ukuran tubuhnya hewanhewan tersebut dikelompokkan atas mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Ukuran mikrofauna berkisar antara 20 mikron sampai dengan 200 mikron, mesofauna antara 200 mikron sampai dengan 1 cm, dan makrofauna > 1 cm ukurannya. Berdasarkan kehadirannya, hewan tanah dibagi atas kelompok transien, temporer, penodik, dan permanen. Berdasarkan habitatnya hewan tanah ada yang digolongkan sebagai epigon, hemiedafon, dan eudafon. Hewan epigon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon hidup pada lapisan organik tanah, dan eudafon hidup pada tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan makannya hewan tanah itu ada yang bersifat herbivora, dapravora, fungivora dan predator.