13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Penulis 2016
13
14
2.2
Strategi Pemasaran
Definisi Strategi pemasaran menurut (Kotler & Armstrong, Principles Of
Marketing, 2010) adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk
menciptakan nilai pelanggan dan mencapai keuntungan dengan hubungan pelanggan.
Strategy pemasaran terdiri dari empat spesifik strategis, yaitu :
1. Kekuatan / Strengths
Kemampuan internal perusahaan yang membantu mencapai tujuannya
2. Kesempatan / Opportunities
Faktor
eksternal
bahwa
perusahaan
mungkin
dapat
memanfaatkan
keuntungan
3. Kelemahan / Weakness
Keterbatasan internal yang dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuannya
4. Ancaman / Threats
Faktor eksternal yang dapat merusak atau menentang kinerja perusahaan
2.3
Integrated Marketing Communication (IMC)
Menurut
(Chitty,
Barker,
&
Shimp,
2005),
Integrated
Marketing
Communications adalah sebuah proses komunikasi yang memerlukan perencanaan,
menciptakan, integrasi dan implementasi dalam bentuk keragaman komunikasi
pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, personal selling, sponsorships dan
publisitas yang di kirim ke pelanggan dan prospes yang ditargetkan merek dari waktu
ke waktu. Tahap pertama dari proses IMC membutuhkan pemasar untuk profil
segmen pelanggan / calon pelanggan, kemudian untukmenentukan jenis pesan apa
dan
saluran
terbaik
apa
yang
akan
digunakan
untuk
mencapai
tujuan
menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan mendorong tindakan dari segmen
pasar. Tujuan IMC adalah untuk secara langsung mempengaruhi perilaku khalayak
yang ditargetkan. IMC terdiri dari semua saluran pesan melalui pelanggan / calon
pelanggan memiliki kontak dengan merek, dan memanfaatkan semua jenis
komunikasi yang relevan dengan pelanggan / prospek. IMC mensyaratkan bahwa
semua media komunikasi merek dan pesan yang di sampaikan secara konsisten.
15
2.3.1 Key Features of IMC
Terdapat 5 kunci dasar yang di sediakan IMC (Chitty, Barker, & Shimp,
2005):
1. Mencari tau identitas pasar yang dituju
Fitur kunci ini adalah semua harus dimulai dari profil segmen pelanggan, atau
calon pelanggan, kemudian menentukan pesan dan media yang paling tepat
untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan dan
prospek untuk merespon positif terhadap merek organisasi. Profil target pasar
melibatkan pengumpulan data demografi, menentukan nilai dan lifestyle
merek dan menganalisis perilaku pembelian mereka untuk menjawab
pertanyaan berikut :
a. Berapa banyak produk yang target pasar beli ?
b. Seberapa sering mereka membeli ?
c. Produk mana yang mereka beli
2. Menggunakan media yang sesuai
IMC menggunakan semua bentuk komunikasi pemasaran dan media yang
tepat sebagai calon saluran pengiriman pesan. Media yang relevan adalah
media pesan apapun yang mampu mencapai target pelanggan dan menyajikan
merek.
3. Memberikan informasi yang dibutuhkan pasar
Ide kunci merangkum merek apa yang ada dalam benak target pasar, di
bandingkan dengan pesaingnya dan secara konsisten memberikan ide yang
sama di semua saluran media yang ada.
4. Membangun hubungan dengan konsumen
Sebuah komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan hubungan yang
baik antara merek dan kostumer. Hubungan dengan costumer yang sukses
akan membuat kostumer melalukan pembelian kembali dan loyalty kepada
merek tersebut.
5. Influence the target market’s behaviour
Imc mensyaratkan bahwa upaya komunikasi organisasi mendorong beberapa
bentuk respon perilaku, yaitu mereka harus memindahkan consumer untuk
bertindak, dalam program IMC akhirnya di evaluasi hal apakah yang
mempengaruhi perilaku, sebelum membeli sebuah merek baru. Konsumen
umumnya harus dibuat sadar dengan merek dan manfaatnya, kemudia di
16
dorong oleh pesan pemasaran persuasive untuk mengembangkan sikat yang
menguntungkan terhadap itu.
2.3.2 Peomotional Mix dalam IMC
Promotional Mix menurut (Kotler & Keler, Manajemen Pemasaran, 2006)
terdiri dari :
1. Advertising
Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang dan jasa
yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
2. Sales Promotion
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa
3. Events and Experience
Kegiatan pemberian sponsor dan perubahaan dan program yang dibuat untuk
menciptakan merek yang biasa saja atau merek yang special
4. Public relation and Publicity
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan
atau masing – masing produknya.
5. Direct selling
Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail dan alat penghubung non
personal untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu
6. Personal selling
Interaksi langsung dengan satu pembeli atau lebih guna melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesan
2.4
Blog
Menurut Saputra dan Nasrullah (Saputra & Rulli, 2011) istilah blog berasal
dari kata web log yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada tahun 1997,
yang awalnya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan linklink ke situs-situs lain di internet yang dianggap menarik dan diperbaharui setiap
harinya. Lama-kelamaan, blog mulai berkembang menjadi sebuah situs yang tidak
sekadar berisi link-link situs lain saja, namun disertai komentar singkat oleh sang
pemilik terkait topik yang dianggap nya menarik yang didapatkannya pada situs-
17
situs yang di-linknya. Selanjutnya, pengguna internet yang berkunjung kepada
pemilik blog tadi difasilitasi dengan memberikan komentar balik atas komentar
pemilik blog sebelumnya.
Hingga akhirnya, bentuk blog semakin berkembang seperti yang terlihat
sekarang, dimana blog menjadi tempat penuangan ide-ide pribadi seseorang, curhat,
cerita-cerita, puisi-puisi, dan sebagainya yang ditulis secara bebas oleh pemilik blog
tanpa khawatir akan disensor oleh siapapun.
Dapat disimpulkan bahwa blog adalah suatu halaman website yang dapat
digunkan oleh seorang blogger untuk menuangkan isi pikiran, ide-ide, berita,
perkembangan suatu hal, informasi spesifik mengenai sesuatu atau apapun yang
sejenis dengan yang dijabarkan diatas dan dapat dibaca oleh semua orang, dapat
dikategorikan jenis isinya sehingga masyarakatpun dapat memilih mana yang mereka
minati untuk dibaca.
2.4.1 Komponen Blog
Blog memiliki komponen sebagai berikut: (Saputra, 2011)
1. Subject or Header,
Setiap yang ada di blog pada dasarnya memiliki judul. Sama halnya dengan
judul yang ada di kertas memo atau di e- mail, hal tersebut mengatakan apa
yang sebenarnya terdapat dalam blog tersebut.
2. Content or Body,
Adalah sumber dan pusat dari blog. Bahwa apa yang terjadi, membahas soal
apa, dan jenis blog dapat diketahui.
3. Comments,
Komentar adalah fitur yang memungkinkan pengunjung blog untuk terlibat
diskusi berkaitan dengan isi blog yang di posting. Banyak blogger dan
pembaca blog yang memberikan apresiasi tinggi dalam komunitas blog
dikarenakan adanya fitur komentar ini.
4. Time and Date Stamp,
Penanggalan merupakan salah satu ciri khas blog yang memang dibentuk
sesuai dengan
kronologis waktu sehingga memudahkan pengunjung atau
pembaca blog mengetahui kapan posting tersebut dibuat.
18
5. Link,
Dalam blog selalu ada link atau tautan/jaringan. Link yang terdapat dalam
blog biasanya adalah alamat blog dari yang dikenal. Bisa juga memuat
sumber-sumber penting dari situs yang perlu diketahui oleh pengunjung blog.
2.4.2 Kategori Blog
Pada dasarnya blog memiliki beberapa kategori, menurut (Herring, 2005) ada
tiga kategori yaitu:
1. Filter blogs yaitu fokus mengenai event eksternal atau topik spesifik
mengenai suatu hal dan menyediakan link yang tehubung mengenai berita
umum atau online events.
2. Personal blogs adalah ditulis oleh seorang individu atau grup yang suka
berbagi mengenai pemikiran, kesukaan ataupun aktifitas yang dilakukan.
3. Knowledge blogs berisi mengenai gudang informasi mengenai topik spesifik.
2.4.3 Manfaat Blog
Menurut (Argenti, 2010) blog merupakan alat penting bagi sebuah
perusahaan untuk melacak sudut pandang dan masalah-masalah konsumen.
Banyak professional media relations yang cerdas telah membidik target dari daftar
para blogger yang mereka hubungi karena blog merupakan sebuah outlet media yang
tumbuh dan penting.
Manfaat Blog bagi perusahaan :
1. Meningkatkan penjualan.
2. Menjalin hubungan yang baik (good relations) dengan pelanggan.
3. Menarik perhatian pelanggan.
4. Memperlihatkan kemampuan perusahaan.
5. Meningkatkan prestige dan menaikkan rep utasi perusahaan.
6. Meningkatkan brand awareness bagi perusahaan.
7. Meningkatkan citra positif (positive image) bagi perusahaan.
Menurut (Onggo, 2004) merek dalam dunia online memberikan peluang
dan tantangan yang lebih besar karena potensinya dalam memb angun hubungan
yang bersifat one to one. Merek online dapat dibangun melalui gambar yang
mereka (audiens) lihat sewaktu mengakses suatu situs web atau mengunjungi
sebuah blog, kata-kata yang mereka baca, waktu yang mereka butuhkan untuk
19
mengakses halaman web atau blog, dan juga cepat atau lambatnya perusahaan
dalam memberikan tanggapan kepada mereka melalui blog.
Agar blog y ang dibu at tidak menjadi sia-sia, ad a beberap a p oin p enting y ang
perlu diperhatikan dalam membuat blog, antara lain (Sap utra dan Nasrullah,
2011) :
1. Perhatikan top ik blog
Sebelum memutuskan untuk membuat sebuah blog, pikirkan dengan
cermat untuk menjadikan b log sebagai lading bisnis online, bekerja di
rumah, atau hanya berkonsentrasi pada beberapa topik dalam
blogosfer.
2. Lakukan p enelitian
Ap abila y akin dengan top ik y ang akan dian gkat dalam blog, maka
lakukanlah p enelitian untuk mendap atkan bahan-b ahan atau refrensi p
endukung.
3. Pilih mode b log y ang tep at
Saat in i lay anan blo g sep erti Facebook, Blogspot, Blogdrive,
Multiply,
dan
Wordpress
atau
Mikroblogging
Twitter
y ang
menawarkan fasilitas gr atis. Juga, untuk men ambah beb erap a fitur p
eny edia lay anan tersebut terkadang menetap kan biay a tertentu.
Perhatikan jenis atau mode blog y ang ditawarkan dan p astikan kita
cukup terbiasa dalam men ggunakan f itur-fitur di dalamny a.
4. Rencanak an desain tamp ilan b log.
Pilih desain y ang menar ik untuk blog, kar ena desain b lo g san gat
membantu keny amanan p en gunjun g blog saat melih at blog kita.
5. Bagaimana carany a
Dengan melakukan penelitian kita akan mendapatkan “bagaimana
cara blog
itu
bekerja menghasilkan
uang,
berpromosi,
dan
sebagainya.
6. Buat p engaturan jadwal
Pastikan bahwa dalam waktu-waktu yang sudah ditentukan, kita
men gkhususkan diri untuk men gunjun gi dan membuat entry b log.
7. Ap akah kita memerlukan do main tertentu
20
Tidak bany ak blogger y ang men ggunakan n ama domain sendiri,
mereka leb ih bany ak men ggunakan domain sesuai den gan p eny edia
lay anan blog.
8. Bagaimana pengun jun g blog menemuk an blog.
Kita bisa mengir imkan pesan singkat kep ada seluruh kenalan dan
meny atakan bahwa kita memp uny ai blog, atau melakukan hal y ang
sama melalu i email, grup diskusi. Bahkan, tidak ada salahny a
meny antumkan alamat blog di kartu nama.
(Suryadi, 2007) Blog merupakan cara yang efektif untuk mengelola public
relations. Tiap -tiap perusahaan perlu mempunyai suatu blog
dengan
website
kesempatan
perusahaan
untuk
mereka. Konsumen
yang dihubungkan
seharusnya
mempunyai
mengajukan pertanyaan mereka dan menyuarakan keluhan
mereka secara langsung. Merespon kepada isu ini akan memadamkan pers yang tidak
baik dan memenangkan kembali beberapa pelanggan yang tidak puas. Karena
pada dasarnya sifat setiap orang adalah ingin merasa penting dan khusus. Suatu
perusahaan yang bereaksi terhadap pertany aan pelanggan dan keluhan melalui
blog akan mengkomunikasikan suatu komitmen terhadap kepuasan pelanggan.
2.5
Online Public Relations (e-PR)
E-PR adalah inisiatif PR atau public relations yang menggunakan media
internet sebagai sarana publisitasnya (Onggo, 2004). Jika diuraikan, E-PR dapatkan
diartikan sebagai berikut :
1. E adalah electronic.
“e” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail atau commerce
yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan
multifungsi medeia internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku
PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust).
2. P adalah public.
“Public” di sini mengacu bukan hanya pada public, namun pasar konsumen.
Public juga tidak mengacu hanya pada satu jenis pasar konsumen, namun
pada berbagai pasar atau public audiens.
3. R adalah relations.
Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis
Anda. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil.
21
2.5.1 Fokus E-PR
(Onggo, 2004) menyatakan bahwa fokus utama E-PR adalah membidik
media online, misalnya berita tradisional yang juga memiliki status online tersohor
dan publikasi berorientasi web (baik itu untuk kalangan konsumen maupun bisnis).
Akan tetapi, jika tidak digabungkan dengan agen PR offline untuk
meningkatkan liputan berita, aktivitas E-PR juga dapat dimaksimalkan untuk
menggunakan penyampaian elektronik kepada organisasi media lokal, nasional,
regional, dan internasional. Selain itu, fokus lain E-PR adalah agar produk atau bisnis
disebutkan di bagian editorial yang ada di situs web atau ezine lain yang terkenal.
2.6
Brand Awareness
Pengertian Brand Awareness adalah kemampuan seorang konsumen untuk
mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah di
rangsang dengan kata – kata kunci (Rangkuti, 2004)
Chiu, Kevin Kuan-Shun, Ru-Jen Lin, Maxwell K Hsu, Li-Hua Huang (2010)
mendefinisikan brand awareness sebagai tingkat dasar pengetahuan merek yang
melibatkan pengakuan merek dan dapat di anggap sebagai kemampuan konsumen
untuk mengenali sebuah merek dalam suatu kelompok produk atau jasa dalam
rincian yang memadai untuk melakukan pembelian
2.6.1 Tingkatan Brand Awareness
Gambar 2.2 Tingkatan Kesadaran Merek
Sumber: (David Aaker, 2010)
Aaker (2010) telah memecah brand awareness menjadi dua dimensi yaitu
brand recall dan brand recognition dan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Brand Knowledge
Merupakan tingkat dimana seseorang mampu membuat sebuah brand
merupakan sebuah bagian dalam produk atau jasa tertentu.
22
2. Brand Recognition
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang
pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand Recall
Pengingatan kembali pada merek didasarkan terhadap permintaan seseorang
untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.Hal ini di
istilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari
tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek
tersebut.
4. Top-of-mind
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan
dan dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak
disebutkan pertama sekali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain,
merek tersebu tmerupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di
dalam benak konsumen.
Tingkatan kesadaran merek diatas, didukung oleh penelitian Bader M. AlFawwaz, bahwa kesadaran merek dengan konsumen memiliki keterkaitan
dengan pengetahuan konsumen atas suatu merek dengan sebuah pendekatan
tertentu. Dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dengan
menggunakan blog.
2.6.2 Nilai – nilai Brand Awareness
Peran kesadaran merek dalam membantu mrek dapat dipahami dengan
mengkaji bagaimana brand awareness menciptakan nilai (Lie, Durianto, Darmadi, &
Sugiarto, 2004) nilai tersebut adalah:
1. Jangka yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain
Suatu merek yang kesdarannya tinggi akan membantu asosiasi melekat pada
merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi
dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika
kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar
akan sulit meekat pada merek tersebut.
23
2. Familiar / rasa suka
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan
merek kita, dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap
merek yang kita pasarkan.
3. Substansi / komitmen
Brand awarenss dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang
sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek tinggi,
kehadiran merek ini akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek dengan
kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
4. Diiklankan secara luas
5. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu
6. Jangkauan distribusi yang luas
7. Merek tersebut dikelola dengan baik.
8. Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran mrek akan
menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian
9. Mempertimbangkan merek
Proses pembelian adalah menyeleksi merek – merek yang dikenal dalam
suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan
dibeli. Merek dengan Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang
tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingtan, merek tersebut tidak akan
dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek – merek yang disimpan
dalam ingatan konsumen adalah yang disukai atau positif atau dibenci atau negative
2.6.3 Cara mencapai Brand Awareness
Brand awareness dapat dicapai dan ditempuh dengan (Darmadi, Sugiarto, &
Sijintak , 2004):
1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai
slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih mudah
mengingatnya.
2. Melakukan pengulangan untuk mengingat pengingatan karena membentuk
ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
3. Perluasan nama merek dapat dipakai agai merek semakin banyak diingat
pelanggan
4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik
24
5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.
Peneliti menyimpulkan bahwa, Brand Awareness adalah tingkat kesadaran
seseorang akan suatu produk, dimana dia akan sadar secara sendiri nya
mengenai merek produk yang sedang dia butuhkan. Dan pada teori ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richard dan Jony yang
berjudul ‘analisis pengaruh internet marketing terhadap pembentukan word
of mouth dan brand awareness’ dalam penelitian ini membahas mengenai
internet marketing dapat membentuk brand awareness untuk memunculkan
intention to buy. Dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan blog untuk
membentuk brand awareness dan purchase intention.
2.7
Consumer Behaviour
Menurut buku Panduan Riset Perilaku Konsumen (2008) oleh Bilson
Simamora perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut
(Simamora, 2008 )yaitu:
1. Faktor budaya
Faktor budaya yang mempunyai pengaruh
paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Peranannya dimainkan oleh kultur, sub kultur,
dan kelas sosial.
a. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang.
b. Sub kultur merupakan sub-sub yang lebih kecil dari kultur yang
memberikan identifikasi dan sosialisi anggotanya yang lebih spesifik.
Sub kultur mencakup kebangsaan, agama,kelompok, ras, dan daerah
geografis.
c. Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap
dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan anggotaanggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang sama.
25
2. Faktor sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, kelurga, serta peran dan status sosial.
a. Kelompok acuan. Kelompok acuan adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku.
Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk
perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif
dan kognitif dan perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait
dengan
konsumen diataranya adalah; kelompok
(Friendship
Groups),
kelompok
belanja
persahabatan
(Shopping
Groups),
kelompok kerja(Work Groups), kelompok atau masyarakat maya
(Virtual Groups or communities) dan kelompok pegiat konsumen
(Consumer Action Groups).
b. Keluarga. Adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan
tinggal bersama. Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang
paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua, saudara,
pasangan dan anak-anaknya.
c. Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok
dalam hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi orang
tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan sebagai peran dan
status.
3. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu
usia pembeli, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.
a. Usia dan tahap siklus hidup. Orang-orang pembeli barang dan jasa
yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka memakan makanan bayi
pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis makanan pada tahuntahun pertumbuhan, dan memakan makanan diet pada tahun-tahun
berikutnya.
b. Pekerjaan.
konsumsinya.
Pekerjaan
seseorang
juga
mempengaruhi
pola
26
c. Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat
dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan kekayaan. Indikator tersebut menunjukkan
adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi
produknya.
d. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan
dalam kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup
melukiskan ”keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang
hidup dan menggunakan uang dan waktunya
e. Kepribadian
dan
konsep
pribadi.
Setiap
orang
mempunyai
kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah karakteristik psikologis
yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang
relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
4. Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologi
utama yaitu; motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan
pendirian.
a. Motivasi. Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh
kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan
manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak
menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan.
Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting
dulu, baru memenuhi kebutuhan berikutnya. Berdasarkan urutan
kepentingannya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan sendiri muncul karena
merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya
dirasakan dan sesungguhnya dirasakan.
b. -Persepsi. Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak.
Bagaimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh
persepsi dia mengenai situasi tersebut.
27
c. Pengetahuan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku
suatu individu yang berasal dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan sikap pendirian. Melalui bertindak dan belajar,
orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal-hal ini kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
2.8
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan
keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus
tersedia beberapa alternatif pilihan (Schiffman & Kanuk, 2009)
2.8.1 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen
(Schiffman & Kanuk, 2009) membedakan tiga tingkatan pengambilan
keputusan konsumen yatu:
1. Pemecahan masalah yang luas
Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk
menetapkan serangkaian criteria guna menilai merek-merek tertentu dan
banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang akan
dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada
pembelian barang tahan lama dan barang-barang mewah.
2. Pemecahan Masalah yang terbatas
Konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan
berbagai merek dalam kategori tersebut.Namun, konsumen belum memiliki
preferensi tentang merek tertentu.Mereka membutuhkan informasi tambahan
untuk melihat perbedaan diantara berbagai merek.
3. Perilaku sebagai respon yang rutin
Konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori
produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai
berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan. Konsumen mungkin
mencari informasi tambahan, tetapi hanya untuk meninjau kembali apa yang
sudah mereka ketahui.
28
2.8.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen
(Schiffman & Kanuk, 2009) menggambarkan model sederhana dalam
pengambilan keputusan konsumen menjadi tiga komponen utama, yaitu:
1. Input
Komponen input terdiri dari berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai
sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai,
sikap dan perilaku yang berkaitan dengan produk. Yang paling utama dalam
komponen input ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh
social budaya.
a. Input Pemasaran
Kegiatan pemasaran perusahaan yang merupakan usaha langsung
untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen
untuk membeli dan menggunakan produknya.
b. Input Sosial budaya
Terdiri dari berbagai macam pengaruh nonkomersial seperti pengaruh
dari keluarga, sumber informasi nonkomersial, kelas social, budaya
dan sub budaya.
2. Proses
Komponen proses berhubungan dengan cara
konsumen mengambil
keputusan. Untuk memahami proses ini, maka harus dipertimbangkan
pengaruh berbagai konsep psikologis yang merupakan pengaruh dari dalam
diri. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah motivasi persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari
tiga tahap, yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan
suatu masalah. Di kalangan konsumen, tampaknya ada dua gaya
pengenalan kebutuhan yang berbeda. Pertama, merupakan tipe
keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai
masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara
memuaskan. Kedua, tipe keadaan yang diinginkan, dimana bagi
konsumen keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan
proseskeputusan.
29
b. Penelitian sebelum pembelian
Penelitian ini dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan
yang
dipenuhi
dengan
membeli
dan
mengkonsumsi
suatu
produk.Ingatan pada pengalaman yang lalu dapat memberikan
informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan
sekarang ini.Jika tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, mungkin
konsumen harus melakukan penelitian lebih dalam mengenai keadaan
diluar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai
dasar pemilihan.Banyak keputusan konsumen yang didasarkan kepada
gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi
pemasaran dan nonkomersial (sumber eksternal). Tingkat resiko yang
dirasakan juga dapat mempengaruhi tahap proses pengambilan
keputusan.
c. Penilaian Alternatif
Ketika menilai berbagai alternative potensial, konsumen cenderung
menggunakan dua tipe informasi, yaitu daftar merek yang akan
konsumen rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka
gunakan untuk menilai setiap merek.
3. Output
Komponen output menyangkut kegiatan pasca pembelian yang berhubungan
erat, yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari
kedua kegiatan itu adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap
pembeliannya.
a. Perilaku pembelian
Konsumen melakukan dua tipe pembelian, yang pertama adalah
pembelian percobaan, yang bersifat sebagai penjajakan konsumen
untuk menilai suatu produk melalui pemakaian langsung.Yang kedua
adalah pembelian ulang, biasanya menandakan bahwa produk
memenuhipersetujuan konsumen dan konsumen bersedia memakainya
lagi dalam jumlah yang lebih besar.
b. Penilaian Pasca Pembelian
Unsurterpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan
ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen
30
terhadap pilihannya.Tingkat analisis pasca pembelian yang dilakukan
para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan
pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika
kinerja produk sesuai harapan, maka mungkin konsumen akan
membelinya lagi. Sebaliknya, jika tidak sesuai harapan maka
konsumen akan mencari berbagai alternative yang lebih sesuai.
2.8.3 Proses Pengambilan Keputusan Membeli
Kotler and Keller (2008, p234-p235),mengungkapkan terdapat lima tahap
proses pengambilan keputusan membeli :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan
eksternal.Dengan
pemasar
mengumpulkan
informasi
dari
sejumlah
konsumen, mereka dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu
minat konsumen.Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level
rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan
penguatan perhatian. Pada level ini orang hanya sekedar lebih peka terhadap
informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif
mencari informasi untuk mempelajari produk tertentu.Yang menjadi
perhatian pemasar adalah sumber-sumber informasi yang menjadi acuan
konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber terhadap keputusan pembelian
selanjutnya. Sumber digolongkan menjadi empat, yaitu:
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
b. Sumber komersial: iklan, kemasan, pajangan toko
c. Sumber public : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda,
tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli.Secara umum,
konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang produk tertentu
31
dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.Namun,
informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber
informasi melakukan fungsi berbeda dalam mempengaruhi keputusan
pembelian.Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi
informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi.
3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.Ketiga, konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut yang
diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya.Pasar
produk tertentu sering dapat disegementasikan berdasarkan atribut yang
menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
a. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap.Keduanya
kemudian
mempengaruhi
perilaku
pembelian
mereka.Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambar sesuatu.Keyakinan orang tentang produk atau
merekmempengaruhi keputusan pembelian mereka.Sikap (attitude)
adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungakan dan bertahan lama pada
seseorang
objek
atau
gagasan
tertentu.Sikap
sangat
sulit
dirubah.Perusahaan sebaiknyamenyesuaikan produknya dengan sikap
yang telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap orang.
b. Model harapan-nilai
Model harapan-nilai atas pembentukan sikap menyatakan bahwa
konsumen mengevaluasi produk atau jasa dengan menggabungkan
keyakinan merek positif dan negative menurut kepentingannya.
4. Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima
sub-keputusan : merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan
kebebasannya juga lebih kecil.Dalam beberapa kasus, konsumen bisa
mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap
32
merek.Dalam
kasus
lain,
faktor-faktor
yang
mengintervensi
bisa
mempengaruhi keputusan final.
a. Model pilihan konsumen yang non-kompensasi
Pertimbangan
atribut
positif
dan
negative
tidak
perlu
disaring.Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi
lebih mudah bagi seorang konsumen, tetapi juga meningkatkan
kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih
leluasa menghadapi rincian yang lebih besar. Tiga warisan pilihan
tersebtu adalah
1) Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat
minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih
alternative pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua
atribut.
2) Pada
pengalaman
leksikografik,
konsumen
memilih
merek
terbaikberdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
3) Pada
pengalaman
eliminasi
berdasarkan
aspek,
konsumen
membandingkan merek pada sebuah atribut itu secara positif
berhubungan dengan arti pentingnya dan merek dieleminasi jika tidak
memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima.
b. Faktor-faktor
Faktor-faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap
orang lain mengurangi alternative yang disukai seseorang akan
bergantung pada dua hal:
1) Intensitas sikap negative orang lain terhadap alternative yang disukai
konsumen.
2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
3) Semakin gencar sikap negative orang lain dan semakin dekat orang
lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah
niat pembeliannya. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal
33
yang menyenangkan tentang merek lain dan akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus
memasok keyakinan dan evaluasi yang mengokohkan pilihan konsumen dan
membantu dia merasa nyaman dengan merek.Para pemasar harus memantau
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk
pasca pembelian.
a. Kepuasan pasca pembelian
Fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja
yang di pikirkan pembeli atas produk tersebut jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai
harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan
sangat puas.
b. Tindakan pasca pembelian
Jika pelanggan puas, dia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga
akan menceritakan hal-hal yang baik tentang merek tersebut kepada orang
lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin akan membuang atau
mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan
public seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke
pengacara, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain. Tindakan pribadi
dapat berupa memutuskan untuk membeli produk tersebut atau
memperingatkan teman-teman.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan
membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah
tingkat konsumsi produk, semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk,
semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
2.9
Purchase Intention
Beberapa pengertian intensitas menurut (Anton & Susila, 2004) adalah
1. Intensitas dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor –
faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku
2. Intensitas juga mengidentifikasikan seberapa jauh seorang mempunyai
kemauan untuk mencoba
34
3. Intensitas menunjukkan pengukuran kehendak seseorang
4. Intensitas berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.
Menurut (Belch & Belch, 2012) purchase intention adalah kecenderungan
untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif
pembelian dengan atribut atau karateristik merek yang dapat dipertimbangkan.
Model AIDA merupakan unsure daripada Purchase Intention seperti yang
dijelaskan oleh Kolter (2000), model AIDA terdiri dari :
1. Attention
Ketertarikan konsumen dan produk, dalam melakukan pendekatan agar
konsumen menyadari keberadaan produk dan kualitasnya.
2. Interest
Kepekaan konsumen terhadap produk, dalam tahap ini konsumen
ditumbuhkan dan diciptakan rasa ketertarikan terhadap produk tersebut.
Perusahaan berusaha agar produknya mempunyai daya tarik dalam diri
konsumen, sehingga konsumen memiliki rasa ingin tahu yang tahu dapat
menimbulkan minatnya terhadap suatu produk.
3. Desire
Keinginan konsumen untuk mencoba dan memiliki produk tersebut, rasa
ingin tahu konsumen terhadap produk tersebut diarahkan kepada minat untuk
membeli
4. Action
Tindakan konsumen untuk mengambil keputusan melakukan pembelian.
Menurut Lin dan Lin (2007), sebelum pembelian, konsumen mulai dengan
mengumpulkan informasi produk berdasarkan pengalaman pribadi dan eksternal
lingkungan. Ketika jumlah informasi mencapai tingkat tertentu, konsumen memulai
penilaian dan proses evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah
perbandingan dan penilaian. Oleh karena itu, niat beli sering digunakan untuk
menganalisis perilaku konsumen dalam studi terkait.
Intense didefinisikan sebagai kemungkinan subyektif individu untuk
melakukan suatu perilaku (Gunter & Furham dalam Haryanto, 2009). Intensi terbadi
menjadi tiga jenis konstruk menurut Sonderlund dan Ohman dalam Haryanto (2009),
yaitu :
1. Intense sebagai harapan
2. Intense sebagai rencana
3. Intense sebagai keinginan
35
2.10 State of Art
State of the art adalah pencapaian paling tinggi dari sebuah proses
pengembangan bisa berupa prosedur, proses, tehnik, sains, dan penelitian.
(Cahyo,2012). State of the art juga menekan bahwa penelitian yang ada harus
memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang terjadi diperusahaan dan
memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
Dalam penelitian ini, penelitian mengenai blog, brand awareness dan
purchase intention merupakan salah satu yang tidak bisa ditinggalkan ketika
membahas tentang strategi pemasaran. Karena bagaimanapun strategi pemasaran
adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai
pelanggan dan mencapai keuntungan dengan hubungan pelanggan.
Berikut adalah tabel dari state of the artyang merupakan perkembangan dari
penelitian yang sudah ada :
Tabel 2.1 State of Art (penelitian terdahulu)
Nama Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Hasil Penelitian
Ru-Jen Cheng
Blog Intention
Jurnal ini menunjukan adanya
dan Wencheng
Based On
pengaruh Blog terhadap minat
Fang
Fashion
masyarakat dan penelitian ini
Involvement
menggunakan blogger sebagai
and Trust
salah cara untuk membuat para
pembacanya percaya atas
2015
rekomendasinya. Adanya
perbandingan pada penelitian ini,
bahwa Sribu.com menggunakan
blog sebagai online public relation,
dimana untuk membentuk brand
awareness Sribu.com dan
meningkatkan purchase intention.
Shah et al
The Impact of
Brands on
Consumer
Hasil penelitian ini
2011
memperlihatkan bahwa purchase
intention dari konsumen secara
36
Purchase
positif dan kuat berhubungan
Intentions
dengan brand itu sendiri.
Perbandingan pada penelitian ini
dimana, ketika konsumen sudah
mengenal brand tersebut,
konsumen sudah memiliki brand
awareness terhadap suatu brand
hal itu dapat berdampak pada
purchase intention konsumen
terhadap brand tersebut.
Jeung- tai E, Chi- Intergrating
Hasil penelitian ini
Hui Chiang
experiental
memperlihatkan bahwa, bagi
value of blog
pengguna blog bisnis, temuan studi
use into the
ini menyoroti bagaimana
expectation
pentingnya meningkatkan
confirmation
compatitive bisnis dengan
theory model
menggunakan blog. sebuah blog
dapat membantu organisasi
meningkatkan pengetahuan
mengenai merek, kualitas layanan
online mereka dan memberikan
2010
kesempatan bagi mereka untuk
mengetahui manfaat dan fitur
mereka dalam lingkungan bisnis
yang competitive . untuk alasan ini
banyak perusahaan bisnis telah
mulai menggunakan blog sebagai
channel marketing.
Perbandingannya pada penelitian
ini adalah, blog yang digunakan
Sribu.com bukan untuk
meningkatkan competitive bisnis,
tetapi meningkatkan brand
37
awareness yang dapat
meningkatkan purchase intention
pada Sribu.com
Dr. Hsin Kuang
The impact of
Hasil penelitian ini menjelaskan,
Chi, Dr. Huery
Brand
bahwa Brand Awareness memiliki
Ren Yeh, dan Ya
Awareness on
dampak terhadap Purchase
Ting Yang
Consumer
Intention, melalui variabel mediasi
Purchase
Perceived Quality dan Brand
Intention : The
Loyalty. Yang menjadi perbedaan
Mediating
Effect of
2009
dengan penelitian ini, bahwa
peneliti bertujuan untuk melihat
Perceived
pengaruh dengan menggunakan
Quality and
Blog sebagai variabel independen,
Brand Loyalty
dan brand awareness sebagai
variabel intervening dan purchase
intention sebagai variabel
dependen.
Ron Prindle,
A Public
Online Public Relation diposisikan
Ph.D. Gonzaga
Relations Role
untuk secara signifikan
University
in Brand
berkontribusi dengan manajemen
Messaging
brand. Dengan demikian , Online
Public Relation memainkan peran
kunci dalam membangun
kepercayaan dan keaslian yang
2011
diperlukan untuk pesan merek
yang sukses. Perbandingan dengan
penelitian ini, bahwa variabel yang
digunakan bukan online public
relation, tetapi online public
relation merupakan tujuan dari
variabel independen pada
penelitian ini yaitu, blog.
Bader M. Al-
Recognizing
2015
Dalam jurnal dan penelitian ini
38
Fawwaz, oleh:
the Importance
dapat dibandingkan bahwa
Atallah M. Al-
of Brand
kesadaran merek dan konsumen
Shatnawi and
awareness on
ada keterkaitan dengan
Wafa S.
E-commerce
pengetahuan konsumen atas suatu
AlSharafat.
Sales while
merek melalui pendekatan tertentu.
Al al-Bayt
Shopping on
Perbandingannya dengan
University,
Internet:
penelitian ini adalah, bahwa
Jordan
Empirical
penelitian ini ingin melihat apakah
Analysis of
ada pengaruh dari brand
European
awareness terhadap purchase
intention di Sribu.com.
Richard
Analisis
Hasil penelitian ini
Darmawan
Pengaruh
memperlihatkan bahwa internet
Andriyanto dan
Internet
marketing dapat membentuk
Jony Oktavian
Marketing
brand awareness untuk
Haryanto
terhadap
memunculkan intention to buy.
Pembentukan
Adanya perbandingan bagaimana
Word of Mouth
pengaruh WoM pada penelitian ini
dan Brand
2010
menggunakan blogger sedangkan
awareness
jurnal tersebut menggunakan
untuk
facebook sebagai medianya.
Memunculkan
Perbadingannya pada penelitian ini
Intention to
adalah, internet marketing yang
Buy
digunakan pada penelitian ini
adalah blog sedangkan pada jurnal
ini menggunakan facebook.
Sumber: Jurnal
Kesimpulannya, beberapa penelitian sebelumnya memang sudah ada yang
membahas mengenai variabel blog, brand awareness, dan purchase intention dalam
penelitian ini peneliti ingin meneliti yaitu sampel subscriber blog Sribu Corner
dalam bidang bisnis desain online. Namun belum ada yang membahas 3 variabel ini
secara sekaligus. Maka dari itu penelitian ini merupakan penelitian pertama yang
membahas antara 3 variabel tersebut secara sekaligus ataupun bersamaan.
39
Pembaharuan yang dilakukan di penelitian ini yaitu menggunakan blog sebagai
variabel independent, brand awareness sebagai variabel intervening, dan purchase
intention sebagai variabel dependent ditujukan untuk memberikan kontribusi dan
pembaharuan untuk penelitian-penelitian sebelumnya serta untuk melihat apakah
benar terdapat hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel tersebut jika
dilakukan pada tempat dan objek penelitian yang berbeda.
2.11 Kerangka Pemikiran
Blog Sribu
Brand
Purchase
Corner (X)
Awareness (Y)
Intention (Z)
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis 2016
2.12 Hipotesis
T-1: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner
(x) terhadap Brand Awareness (y) pada Sribu.com
Ho:
Tidak ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap
brand awareness (y) pada Sribu.com
Ha:
Ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap
brand awareness (y) pada Sribu.com
T-2: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness
(y) terhadap Purchase Intention (z) pada Sribu.com
Ho:
Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (y) terhadap
Purchase Intention (z) pada Sribu.com
Ha:
Ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (y) terhadap
Purchase Intention (z) pada Sribu.com
T-3: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner
(x) terhadap Purchase Intention (y) Sribu.com
40
Ho:
Tidak ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap
Purchase Intention (y) Sribu.com
Ha:
Ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap
Purchase Intention (y) Sribu.com
T-4: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang siginifikan dari Brand
Awareness(y) sebagai variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x)
dengan Purchase Intention (z) Sribu.com
Ho:
Tidak ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness(y) sebagai
variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x) dengan Purchase
Intention (z) Sribu.com
Ha:
Ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness(y) sebagai
variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x) dengan Purchase
Intention (z) Sribu.com
Download