BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Penulis 2016 13 14 2.2 Strategi Pemasaran Definisi Strategi pemasaran menurut (Kotler & Armstrong, Principles Of Marketing, 2010) adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai keuntungan dengan hubungan pelanggan. Strategy pemasaran terdiri dari empat spesifik strategis, yaitu : 1. Kekuatan / Strengths Kemampuan internal perusahaan yang membantu mencapai tujuannya 2. Kesempatan / Opportunities Faktor eksternal bahwa perusahaan mungkin dapat memanfaatkan keuntungan 3. Kelemahan / Weakness Keterbatasan internal yang dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya 4. Ancaman / Threats Faktor eksternal yang dapat merusak atau menentang kinerja perusahaan 2.3 Integrated Marketing Communication (IMC) Menurut (Chitty, Barker, & Shimp, 2005), Integrated Marketing Communications adalah sebuah proses komunikasi yang memerlukan perencanaan, menciptakan, integrasi dan implementasi dalam bentuk keragaman komunikasi pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, personal selling, sponsorships dan publisitas yang di kirim ke pelanggan dan prospes yang ditargetkan merek dari waktu ke waktu. Tahap pertama dari proses IMC membutuhkan pemasar untuk profil segmen pelanggan / calon pelanggan, kemudian untukmenentukan jenis pesan apa dan saluran terbaik apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan mendorong tindakan dari segmen pasar. Tujuan IMC adalah untuk secara langsung mempengaruhi perilaku khalayak yang ditargetkan. IMC terdiri dari semua saluran pesan melalui pelanggan / calon pelanggan memiliki kontak dengan merek, dan memanfaatkan semua jenis komunikasi yang relevan dengan pelanggan / prospek. IMC mensyaratkan bahwa semua media komunikasi merek dan pesan yang di sampaikan secara konsisten. 15 2.3.1 Key Features of IMC Terdapat 5 kunci dasar yang di sediakan IMC (Chitty, Barker, & Shimp, 2005): 1. Mencari tau identitas pasar yang dituju Fitur kunci ini adalah semua harus dimulai dari profil segmen pelanggan, atau calon pelanggan, kemudian menentukan pesan dan media yang paling tepat untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan dan prospek untuk merespon positif terhadap merek organisasi. Profil target pasar melibatkan pengumpulan data demografi, menentukan nilai dan lifestyle merek dan menganalisis perilaku pembelian mereka untuk menjawab pertanyaan berikut : a. Berapa banyak produk yang target pasar beli ? b. Seberapa sering mereka membeli ? c. Produk mana yang mereka beli 2. Menggunakan media yang sesuai IMC menggunakan semua bentuk komunikasi pemasaran dan media yang tepat sebagai calon saluran pengiriman pesan. Media yang relevan adalah media pesan apapun yang mampu mencapai target pelanggan dan menyajikan merek. 3. Memberikan informasi yang dibutuhkan pasar Ide kunci merangkum merek apa yang ada dalam benak target pasar, di bandingkan dengan pesaingnya dan secara konsisten memberikan ide yang sama di semua saluran media yang ada. 4. Membangun hubungan dengan konsumen Sebuah komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan hubungan yang baik antara merek dan kostumer. Hubungan dengan costumer yang sukses akan membuat kostumer melalukan pembelian kembali dan loyalty kepada merek tersebut. 5. Influence the target market’s behaviour Imc mensyaratkan bahwa upaya komunikasi organisasi mendorong beberapa bentuk respon perilaku, yaitu mereka harus memindahkan consumer untuk bertindak, dalam program IMC akhirnya di evaluasi hal apakah yang mempengaruhi perilaku, sebelum membeli sebuah merek baru. Konsumen umumnya harus dibuat sadar dengan merek dan manfaatnya, kemudia di 16 dorong oleh pesan pemasaran persuasive untuk mengembangkan sikat yang menguntungkan terhadap itu. 2.3.2 Peomotional Mix dalam IMC Promotional Mix menurut (Kotler & Keler, Manajemen Pemasaran, 2006) terdiri dari : 1. Advertising Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. 2. Sales Promotion Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa 3. Events and Experience Kegiatan pemberian sponsor dan perubahaan dan program yang dibuat untuk menciptakan merek yang biasa saja atau merek yang special 4. Public relation and Publicity Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau masing – masing produknya. 5. Direct selling Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail dan alat penghubung non personal untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu 6. Personal selling Interaksi langsung dengan satu pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesan 2.4 Blog Menurut Saputra dan Nasrullah (Saputra & Rulli, 2011) istilah blog berasal dari kata web log yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada tahun 1997, yang awalnya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan linklink ke situs-situs lain di internet yang dianggap menarik dan diperbaharui setiap harinya. Lama-kelamaan, blog mulai berkembang menjadi sebuah situs yang tidak sekadar berisi link-link situs lain saja, namun disertai komentar singkat oleh sang pemilik terkait topik yang dianggap nya menarik yang didapatkannya pada situs- 17 situs yang di-linknya. Selanjutnya, pengguna internet yang berkunjung kepada pemilik blog tadi difasilitasi dengan memberikan komentar balik atas komentar pemilik blog sebelumnya. Hingga akhirnya, bentuk blog semakin berkembang seperti yang terlihat sekarang, dimana blog menjadi tempat penuangan ide-ide pribadi seseorang, curhat, cerita-cerita, puisi-puisi, dan sebagainya yang ditulis secara bebas oleh pemilik blog tanpa khawatir akan disensor oleh siapapun. Dapat disimpulkan bahwa blog adalah suatu halaman website yang dapat digunkan oleh seorang blogger untuk menuangkan isi pikiran, ide-ide, berita, perkembangan suatu hal, informasi spesifik mengenai sesuatu atau apapun yang sejenis dengan yang dijabarkan diatas dan dapat dibaca oleh semua orang, dapat dikategorikan jenis isinya sehingga masyarakatpun dapat memilih mana yang mereka minati untuk dibaca. 2.4.1 Komponen Blog Blog memiliki komponen sebagai berikut: (Saputra, 2011) 1. Subject or Header, Setiap yang ada di blog pada dasarnya memiliki judul. Sama halnya dengan judul yang ada di kertas memo atau di e- mail, hal tersebut mengatakan apa yang sebenarnya terdapat dalam blog tersebut. 2. Content or Body, Adalah sumber dan pusat dari blog. Bahwa apa yang terjadi, membahas soal apa, dan jenis blog dapat diketahui. 3. Comments, Komentar adalah fitur yang memungkinkan pengunjung blog untuk terlibat diskusi berkaitan dengan isi blog yang di posting. Banyak blogger dan pembaca blog yang memberikan apresiasi tinggi dalam komunitas blog dikarenakan adanya fitur komentar ini. 4. Time and Date Stamp, Penanggalan merupakan salah satu ciri khas blog yang memang dibentuk sesuai dengan kronologis waktu sehingga memudahkan pengunjung atau pembaca blog mengetahui kapan posting tersebut dibuat. 18 5. Link, Dalam blog selalu ada link atau tautan/jaringan. Link yang terdapat dalam blog biasanya adalah alamat blog dari yang dikenal. Bisa juga memuat sumber-sumber penting dari situs yang perlu diketahui oleh pengunjung blog. 2.4.2 Kategori Blog Pada dasarnya blog memiliki beberapa kategori, menurut (Herring, 2005) ada tiga kategori yaitu: 1. Filter blogs yaitu fokus mengenai event eksternal atau topik spesifik mengenai suatu hal dan menyediakan link yang tehubung mengenai berita umum atau online events. 2. Personal blogs adalah ditulis oleh seorang individu atau grup yang suka berbagi mengenai pemikiran, kesukaan ataupun aktifitas yang dilakukan. 3. Knowledge blogs berisi mengenai gudang informasi mengenai topik spesifik. 2.4.3 Manfaat Blog Menurut (Argenti, 2010) blog merupakan alat penting bagi sebuah perusahaan untuk melacak sudut pandang dan masalah-masalah konsumen. Banyak professional media relations yang cerdas telah membidik target dari daftar para blogger yang mereka hubungi karena blog merupakan sebuah outlet media yang tumbuh dan penting. Manfaat Blog bagi perusahaan : 1. Meningkatkan penjualan. 2. Menjalin hubungan yang baik (good relations) dengan pelanggan. 3. Menarik perhatian pelanggan. 4. Memperlihatkan kemampuan perusahaan. 5. Meningkatkan prestige dan menaikkan rep utasi perusahaan. 6. Meningkatkan brand awareness bagi perusahaan. 7. Meningkatkan citra positif (positive image) bagi perusahaan. Menurut (Onggo, 2004) merek dalam dunia online memberikan peluang dan tantangan yang lebih besar karena potensinya dalam memb angun hubungan yang bersifat one to one. Merek online dapat dibangun melalui gambar yang mereka (audiens) lihat sewaktu mengakses suatu situs web atau mengunjungi sebuah blog, kata-kata yang mereka baca, waktu yang mereka butuhkan untuk 19 mengakses halaman web atau blog, dan juga cepat atau lambatnya perusahaan dalam memberikan tanggapan kepada mereka melalui blog. Agar blog y ang dibu at tidak menjadi sia-sia, ad a beberap a p oin p enting y ang perlu diperhatikan dalam membuat blog, antara lain (Sap utra dan Nasrullah, 2011) : 1. Perhatikan top ik blog Sebelum memutuskan untuk membuat sebuah blog, pikirkan dengan cermat untuk menjadikan b log sebagai lading bisnis online, bekerja di rumah, atau hanya berkonsentrasi pada beberapa topik dalam blogosfer. 2. Lakukan p enelitian Ap abila y akin dengan top ik y ang akan dian gkat dalam blog, maka lakukanlah p enelitian untuk mendap atkan bahan-b ahan atau refrensi p endukung. 3. Pilih mode b log y ang tep at Saat in i lay anan blo g sep erti Facebook, Blogspot, Blogdrive, Multiply, dan Wordpress atau Mikroblogging Twitter y ang menawarkan fasilitas gr atis. Juga, untuk men ambah beb erap a fitur p eny edia lay anan tersebut terkadang menetap kan biay a tertentu. Perhatikan jenis atau mode blog y ang ditawarkan dan p astikan kita cukup terbiasa dalam men ggunakan f itur-fitur di dalamny a. 4. Rencanak an desain tamp ilan b log. Pilih desain y ang menar ik untuk blog, kar ena desain b lo g san gat membantu keny amanan p en gunjun g blog saat melih at blog kita. 5. Bagaimana carany a Dengan melakukan penelitian kita akan mendapatkan “bagaimana cara blog itu bekerja menghasilkan uang, berpromosi, dan sebagainya. 6. Buat p engaturan jadwal Pastikan bahwa dalam waktu-waktu yang sudah ditentukan, kita men gkhususkan diri untuk men gunjun gi dan membuat entry b log. 7. Ap akah kita memerlukan do main tertentu 20 Tidak bany ak blogger y ang men ggunakan n ama domain sendiri, mereka leb ih bany ak men ggunakan domain sesuai den gan p eny edia lay anan blog. 8. Bagaimana pengun jun g blog menemuk an blog. Kita bisa mengir imkan pesan singkat kep ada seluruh kenalan dan meny atakan bahwa kita memp uny ai blog, atau melakukan hal y ang sama melalu i email, grup diskusi. Bahkan, tidak ada salahny a meny antumkan alamat blog di kartu nama. (Suryadi, 2007) Blog merupakan cara yang efektif untuk mengelola public relations. Tiap -tiap perusahaan perlu mempunyai suatu blog dengan website kesempatan perusahaan untuk mereka. Konsumen yang dihubungkan seharusnya mempunyai mengajukan pertanyaan mereka dan menyuarakan keluhan mereka secara langsung. Merespon kepada isu ini akan memadamkan pers yang tidak baik dan memenangkan kembali beberapa pelanggan yang tidak puas. Karena pada dasarnya sifat setiap orang adalah ingin merasa penting dan khusus. Suatu perusahaan yang bereaksi terhadap pertany aan pelanggan dan keluhan melalui blog akan mengkomunikasikan suatu komitmen terhadap kepuasan pelanggan. 2.5 Online Public Relations (e-PR) E-PR adalah inisiatif PR atau public relations yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya (Onggo, 2004). Jika diuraikan, E-PR dapatkan diartikan sebagai berikut : 1. E adalah electronic. “e” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi medeia internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust). 2. P adalah public. “Public” di sini mengacu bukan hanya pada public, namun pasar konsumen. Public juga tidak mengacu hanya pada satu jenis pasar konsumen, namun pada berbagai pasar atau public audiens. 3. R adalah relations. Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis Anda. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil. 21 2.5.1 Fokus E-PR (Onggo, 2004) menyatakan bahwa fokus utama E-PR adalah membidik media online, misalnya berita tradisional yang juga memiliki status online tersohor dan publikasi berorientasi web (baik itu untuk kalangan konsumen maupun bisnis). Akan tetapi, jika tidak digabungkan dengan agen PR offline untuk meningkatkan liputan berita, aktivitas E-PR juga dapat dimaksimalkan untuk menggunakan penyampaian elektronik kepada organisasi media lokal, nasional, regional, dan internasional. Selain itu, fokus lain E-PR adalah agar produk atau bisnis disebutkan di bagian editorial yang ada di situs web atau ezine lain yang terkenal. 2.6 Brand Awareness Pengertian Brand Awareness adalah kemampuan seorang konsumen untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah di rangsang dengan kata – kata kunci (Rangkuti, 2004) Chiu, Kevin Kuan-Shun, Ru-Jen Lin, Maxwell K Hsu, Li-Hua Huang (2010) mendefinisikan brand awareness sebagai tingkat dasar pengetahuan merek yang melibatkan pengakuan merek dan dapat di anggap sebagai kemampuan konsumen untuk mengenali sebuah merek dalam suatu kelompok produk atau jasa dalam rincian yang memadai untuk melakukan pembelian 2.6.1 Tingkatan Brand Awareness Gambar 2.2 Tingkatan Kesadaran Merek Sumber: (David Aaker, 2010) Aaker (2010) telah memecah brand awareness menjadi dua dimensi yaitu brand recall dan brand recognition dan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Brand Knowledge Merupakan tingkat dimana seseorang mampu membuat sebuah brand merupakan sebuah bagian dalam produk atau jasa tertentu. 22 2. Brand Recognition Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. 3. Brand Recall Pengingatan kembali pada merek didasarkan terhadap permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.Hal ini di istilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. 4. Top-of-mind Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama sekali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebu tmerupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen. Tingkatan kesadaran merek diatas, didukung oleh penelitian Bader M. AlFawwaz, bahwa kesadaran merek dengan konsumen memiliki keterkaitan dengan pengetahuan konsumen atas suatu merek dengan sebuah pendekatan tertentu. Dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dengan menggunakan blog. 2.6.2 Nilai – nilai Brand Awareness Peran kesadaran merek dalam membantu mrek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana brand awareness menciptakan nilai (Lie, Durianto, Darmadi, & Sugiarto, 2004) nilai tersebut adalah: 1. Jangka yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain Suatu merek yang kesdarannya tinggi akan membantu asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit meekat pada merek tersebut. 23 2. Familiar / rasa suka Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek kita, dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. 3. Substansi / komitmen Brand awarenss dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek tinggi, kehadiran merek ini akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 4. Diiklankan secara luas 5. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu 6. Jangkauan distribusi yang luas 7. Merek tersebut dikelola dengan baik. 8. Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran mrek akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian 9. Mempertimbangkan merek Proses pembelian adalah menyeleksi merek – merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek dengan Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingtan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek – merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah yang disukai atau positif atau dibenci atau negative 2.6.3 Cara mencapai Brand Awareness Brand awareness dapat dicapai dan ditempuh dengan (Darmadi, Sugiarto, & Sijintak , 2004): 1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih mudah mengingatnya. 2. Melakukan pengulangan untuk mengingat pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan. 3. Perluasan nama merek dapat dipakai agai merek semakin banyak diingat pelanggan 4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik 24 5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton. Peneliti menyimpulkan bahwa, Brand Awareness adalah tingkat kesadaran seseorang akan suatu produk, dimana dia akan sadar secara sendiri nya mengenai merek produk yang sedang dia butuhkan. Dan pada teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richard dan Jony yang berjudul ‘analisis pengaruh internet marketing terhadap pembentukan word of mouth dan brand awareness’ dalam penelitian ini membahas mengenai internet marketing dapat membentuk brand awareness untuk memunculkan intention to buy. Dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan blog untuk membentuk brand awareness dan purchase intention. 2.7 Consumer Behaviour Menurut buku Panduan Riset Perilaku Konsumen (2008) oleh Bilson Simamora perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. 2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut (Simamora, 2008 )yaitu: 1. Faktor budaya Faktor budaya yang mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peranannya dimainkan oleh kultur, sub kultur, dan kelas sosial. a. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. b. Sub kultur merupakan sub-sub yang lebih kecil dari kultur yang memberikan identifikasi dan sosialisi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama,kelompok, ras, dan daerah geografis. c. Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan anggotaanggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang sama. 25 2. Faktor sosial Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, kelurga, serta peran dan status sosial. a. Kelompok acuan. Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen diataranya adalah; kelompok (Friendship Groups), kelompok belanja persahabatan (Shopping Groups), kelompok kerja(Work Groups), kelompok atau masyarakat maya (Virtual Groups or communities) dan kelompok pegiat konsumen (Consumer Action Groups). b. Keluarga. Adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua, saudara, pasangan dan anak-anaknya. c. Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok dalam hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan sebagai peran dan status. 3. Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli. a. Usia dan tahap siklus hidup. Orang-orang pembeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis makanan pada tahuntahun pertumbuhan, dan memakan makanan diet pada tahun-tahun berikutnya. b. Pekerjaan. konsumsinya. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola 26 c. Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan kekayaan. Indikator tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. d. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan ”keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya e. Kepribadian dan konsep pribadi. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. 4. Faktor psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologi utama yaitu; motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian. a. Motivasi. Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dulu, baru memenuhi kebutuhan berikutnya. Berdasarkan urutan kepentingannya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan sendiri muncul karena merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan sesungguhnya dirasakan. b. -Persepsi. Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tersebut. 27 c. Pengetahuan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. d. Kepercayaan dan sikap pendirian. Melalui bertindak dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal-hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. 2.8 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan (Schiffman & Kanuk, 2009) 2.8.1 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen (Schiffman & Kanuk, 2009) membedakan tiga tingkatan pengambilan keputusan konsumen yatu: 1. Pemecahan masalah yang luas Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian criteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada pembelian barang tahan lama dan barang-barang mewah. 2. Pemecahan Masalah yang terbatas Konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut.Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu.Mereka membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan diantara berbagai merek. 3. Perilaku sebagai respon yang rutin Konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan. Konsumen mungkin mencari informasi tambahan, tetapi hanya untuk meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui. 28 2.8.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen (Schiffman & Kanuk, 2009) menggambarkan model sederhana dalam pengambilan keputusan konsumen menjadi tiga komponen utama, yaitu: 1. Input Komponen input terdiri dari berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan produk. Yang paling utama dalam komponen input ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh social budaya. a. Input Pemasaran Kegiatan pemasaran perusahaan yang merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. b. Input Sosial budaya Terdiri dari berbagai macam pengaruh nonkomersial seperti pengaruh dari keluarga, sumber informasi nonkomersial, kelas social, budaya dan sub budaya. 2. Proses Komponen proses berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami proses ini, maka harus dipertimbangkan pengaruh berbagai konsep psikologis yang merupakan pengaruh dari dalam diri. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah motivasi persepsi, pembelajaran, kepribadian, dan sikap. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu: a. Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Di kalangan konsumen, tampaknya ada dua gaya pengenalan kebutuhan yang berbeda. Pertama, merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Kedua, tipe keadaan yang diinginkan, dimana bagi konsumen keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan proseskeputusan. 29 b. Penelitian sebelum pembelian Penelitian ini dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.Ingatan pada pengalaman yang lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini.Jika tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, mungkin konsumen harus melakukan penelitian lebih dalam mengenai keadaan diluar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan.Banyak keputusan konsumen yang didasarkan kepada gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi pemasaran dan nonkomersial (sumber eksternal). Tingkat resiko yang dirasakan juga dapat mempengaruhi tahap proses pengambilan keputusan. c. Penilaian Alternatif Ketika menilai berbagai alternative potensial, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu daftar merek yang akan konsumen rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka gunakan untuk menilai setiap merek. 3. Output Komponen output menyangkut kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat, yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari kedua kegiatan itu adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya. a. Perilaku pembelian Konsumen melakukan dua tipe pembelian, yang pertama adalah pembelian percobaan, yang bersifat sebagai penjajakan konsumen untuk menilai suatu produk melalui pemakaian langsung.Yang kedua adalah pembelian ulang, biasanya menandakan bahwa produk memenuhipersetujuan konsumen dan konsumen bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. b. Penilaian Pasca Pembelian Unsurterpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen 30 terhadap pilihannya.Tingkat analisis pasca pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika kinerja produk sesuai harapan, maka mungkin konsumen akan membelinya lagi. Sebaliknya, jika tidak sesuai harapan maka konsumen akan mencari berbagai alternative yang lebih sesuai. 2.8.3 Proses Pengambilan Keputusan Membeli Kotler and Keller (2008, p234-p235),mengungkapkan terdapat lima tahap proses pengambilan keputusan membeli : 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal.Dengan pemasar mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, mereka dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi untuk mempelajari produk tertentu.Yang menjadi perhatian pemasar adalah sumber-sumber informasi yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber digolongkan menjadi empat, yaitu: a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan b. Sumber komersial: iklan, kemasan, pajangan toko c. Sumber public : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli.Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang produk tertentu 31 dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber informasi melakukan fungsi berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. 3. Evaluasi Alternatif Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya.Pasar produk tertentu sering dapat disegementasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda. a. Keyakinan dan sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambar sesuatu.Keyakinan orang tentang produk atau merekmempengaruhi keputusan pembelian mereka.Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungakan dan bertahan lama pada seseorang objek atau gagasan tertentu.Sikap sangat sulit dirubah.Perusahaan sebaiknyamenyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap orang. b. Model harapan-nilai Model harapan-nilai atas pembentukan sikap menyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk atau jasa dengan menggabungkan keyakinan merek positif dan negative menurut kepentingannya. 4. Keputusan Pembelian Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan : merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap 32 merek.Dalam kasus lain, faktor-faktor yang mengintervensi bisa mempengaruhi keputusan final. a. Model pilihan konsumen yang non-kompensasi Pertimbangan atribut positif dan negative tidak perlu disaring.Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tetapi juga meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi rincian yang lebih besar. Tiga warisan pilihan tersebtu adalah 1) Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternative pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut. 2) Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek terbaikberdasarkan atribut yang dirasakan paling penting. 3) Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan merek pada sebuah atribut itu secara positif berhubungan dengan arti pentingnya dan merek dieleminasi jika tidak memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima. b. Faktor-faktor Faktor-faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: 1) Intensitas sikap negative orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen. 2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 3) Semakin gencar sikap negative orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal 33 yang menyenangkan tentang merek lain dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengokohkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan pasca pembelian Fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang di pikirkan pembeli atas produk tersebut jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. b. Tindakan pasca pembelian Jika pelanggan puas, dia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga akan menceritakan hal-hal yang baik tentang merek tersebut kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan public seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman. c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk, semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi. 2.9 Purchase Intention Beberapa pengertian intensitas menurut (Anton & Susila, 2004) adalah 1. Intensitas dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor – faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku 2. Intensitas juga mengidentifikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba 34 3. Intensitas menunjukkan pengukuran kehendak seseorang 4. Intensitas berhubungan dengan perilaku yang terus menerus. Menurut (Belch & Belch, 2012) purchase intention adalah kecenderungan untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif pembelian dengan atribut atau karateristik merek yang dapat dipertimbangkan. Model AIDA merupakan unsure daripada Purchase Intention seperti yang dijelaskan oleh Kolter (2000), model AIDA terdiri dari : 1. Attention Ketertarikan konsumen dan produk, dalam melakukan pendekatan agar konsumen menyadari keberadaan produk dan kualitasnya. 2. Interest Kepekaan konsumen terhadap produk, dalam tahap ini konsumen ditumbuhkan dan diciptakan rasa ketertarikan terhadap produk tersebut. Perusahaan berusaha agar produknya mempunyai daya tarik dalam diri konsumen, sehingga konsumen memiliki rasa ingin tahu yang tahu dapat menimbulkan minatnya terhadap suatu produk. 3. Desire Keinginan konsumen untuk mencoba dan memiliki produk tersebut, rasa ingin tahu konsumen terhadap produk tersebut diarahkan kepada minat untuk membeli 4. Action Tindakan konsumen untuk mengambil keputusan melakukan pembelian. Menurut Lin dan Lin (2007), sebelum pembelian, konsumen mulai dengan mengumpulkan informasi produk berdasarkan pengalaman pribadi dan eksternal lingkungan. Ketika jumlah informasi mencapai tingkat tertentu, konsumen memulai penilaian dan proses evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah perbandingan dan penilaian. Oleh karena itu, niat beli sering digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dalam studi terkait. Intense didefinisikan sebagai kemungkinan subyektif individu untuk melakukan suatu perilaku (Gunter & Furham dalam Haryanto, 2009). Intensi terbadi menjadi tiga jenis konstruk menurut Sonderlund dan Ohman dalam Haryanto (2009), yaitu : 1. Intense sebagai harapan 2. Intense sebagai rencana 3. Intense sebagai keinginan 35 2.10 State of Art State of the art adalah pencapaian paling tinggi dari sebuah proses pengembangan bisa berupa prosedur, proses, tehnik, sains, dan penelitian. (Cahyo,2012). State of the art juga menekan bahwa penelitian yang ada harus memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang terjadi diperusahaan dan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini, penelitian mengenai blog, brand awareness dan purchase intention merupakan salah satu yang tidak bisa ditinggalkan ketika membahas tentang strategi pemasaran. Karena bagaimanapun strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai keuntungan dengan hubungan pelanggan. Berikut adalah tabel dari state of the artyang merupakan perkembangan dari penelitian yang sudah ada : Tabel 2.1 State of Art (penelitian terdahulu) Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian Ru-Jen Cheng Blog Intention Jurnal ini menunjukan adanya dan Wencheng Based On pengaruh Blog terhadap minat Fang Fashion masyarakat dan penelitian ini Involvement menggunakan blogger sebagai and Trust salah cara untuk membuat para pembacanya percaya atas 2015 rekomendasinya. Adanya perbandingan pada penelitian ini, bahwa Sribu.com menggunakan blog sebagai online public relation, dimana untuk membentuk brand awareness Sribu.com dan meningkatkan purchase intention. Shah et al The Impact of Brands on Consumer Hasil penelitian ini 2011 memperlihatkan bahwa purchase intention dari konsumen secara 36 Purchase positif dan kuat berhubungan Intentions dengan brand itu sendiri. Perbandingan pada penelitian ini dimana, ketika konsumen sudah mengenal brand tersebut, konsumen sudah memiliki brand awareness terhadap suatu brand hal itu dapat berdampak pada purchase intention konsumen terhadap brand tersebut. Jeung- tai E, Chi- Intergrating Hasil penelitian ini Hui Chiang experiental memperlihatkan bahwa, bagi value of blog pengguna blog bisnis, temuan studi use into the ini menyoroti bagaimana expectation pentingnya meningkatkan confirmation compatitive bisnis dengan theory model menggunakan blog. sebuah blog dapat membantu organisasi meningkatkan pengetahuan mengenai merek, kualitas layanan online mereka dan memberikan 2010 kesempatan bagi mereka untuk mengetahui manfaat dan fitur mereka dalam lingkungan bisnis yang competitive . untuk alasan ini banyak perusahaan bisnis telah mulai menggunakan blog sebagai channel marketing. Perbandingannya pada penelitian ini adalah, blog yang digunakan Sribu.com bukan untuk meningkatkan competitive bisnis, tetapi meningkatkan brand 37 awareness yang dapat meningkatkan purchase intention pada Sribu.com Dr. Hsin Kuang The impact of Hasil penelitian ini menjelaskan, Chi, Dr. Huery Brand bahwa Brand Awareness memiliki Ren Yeh, dan Ya Awareness on dampak terhadap Purchase Ting Yang Consumer Intention, melalui variabel mediasi Purchase Perceived Quality dan Brand Intention : The Loyalty. Yang menjadi perbedaan Mediating Effect of 2009 dengan penelitian ini, bahwa peneliti bertujuan untuk melihat Perceived pengaruh dengan menggunakan Quality and Blog sebagai variabel independen, Brand Loyalty dan brand awareness sebagai variabel intervening dan purchase intention sebagai variabel dependen. Ron Prindle, A Public Online Public Relation diposisikan Ph.D. Gonzaga Relations Role untuk secara signifikan University in Brand berkontribusi dengan manajemen Messaging brand. Dengan demikian , Online Public Relation memainkan peran kunci dalam membangun kepercayaan dan keaslian yang 2011 diperlukan untuk pesan merek yang sukses. Perbandingan dengan penelitian ini, bahwa variabel yang digunakan bukan online public relation, tetapi online public relation merupakan tujuan dari variabel independen pada penelitian ini yaitu, blog. Bader M. Al- Recognizing 2015 Dalam jurnal dan penelitian ini 38 Fawwaz, oleh: the Importance dapat dibandingkan bahwa Atallah M. Al- of Brand kesadaran merek dan konsumen Shatnawi and awareness on ada keterkaitan dengan Wafa S. E-commerce pengetahuan konsumen atas suatu AlSharafat. Sales while merek melalui pendekatan tertentu. Al al-Bayt Shopping on Perbandingannya dengan University, Internet: penelitian ini adalah, bahwa Jordan Empirical penelitian ini ingin melihat apakah Analysis of ada pengaruh dari brand European awareness terhadap purchase intention di Sribu.com. Richard Analisis Hasil penelitian ini Darmawan Pengaruh memperlihatkan bahwa internet Andriyanto dan Internet marketing dapat membentuk Jony Oktavian Marketing brand awareness untuk Haryanto terhadap memunculkan intention to buy. Pembentukan Adanya perbandingan bagaimana Word of Mouth pengaruh WoM pada penelitian ini dan Brand 2010 menggunakan blogger sedangkan awareness jurnal tersebut menggunakan untuk facebook sebagai medianya. Memunculkan Perbadingannya pada penelitian ini Intention to adalah, internet marketing yang Buy digunakan pada penelitian ini adalah blog sedangkan pada jurnal ini menggunakan facebook. Sumber: Jurnal Kesimpulannya, beberapa penelitian sebelumnya memang sudah ada yang membahas mengenai variabel blog, brand awareness, dan purchase intention dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti yaitu sampel subscriber blog Sribu Corner dalam bidang bisnis desain online. Namun belum ada yang membahas 3 variabel ini secara sekaligus. Maka dari itu penelitian ini merupakan penelitian pertama yang membahas antara 3 variabel tersebut secara sekaligus ataupun bersamaan. 39 Pembaharuan yang dilakukan di penelitian ini yaitu menggunakan blog sebagai variabel independent, brand awareness sebagai variabel intervening, dan purchase intention sebagai variabel dependent ditujukan untuk memberikan kontribusi dan pembaharuan untuk penelitian-penelitian sebelumnya serta untuk melihat apakah benar terdapat hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel tersebut jika dilakukan pada tempat dan objek penelitian yang berbeda. 2.11 Kerangka Pemikiran Blog Sribu Brand Purchase Corner (X) Awareness (Y) Intention (Z) Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Sumber: Penulis 2016 2.12 Hipotesis T-1: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap Brand Awareness (y) pada Sribu.com Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap brand awareness (y) pada Sribu.com Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap brand awareness (y) pada Sribu.com T-2: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (y) terhadap Purchase Intention (z) pada Sribu.com Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (y) terhadap Purchase Intention (z) pada Sribu.com Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (y) terhadap Purchase Intention (z) pada Sribu.com T-3: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap Purchase Intention (y) Sribu.com 40 Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap Purchase Intention (y) Sribu.com Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari blog Sribu Corner (x) terhadap Purchase Intention (y) Sribu.com T-4: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness(y) sebagai variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x) dengan Purchase Intention (z) Sribu.com Ho: Tidak ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness(y) sebagai variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x) dengan Purchase Intention (z) Sribu.com Ha: Ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness(y) sebagai variable mediasi berpengaruh pada hubungan Blog(x) dengan Purchase Intention (z) Sribu.com