PSAK 16 Pendahuluan Tujuan pernyataan ini bertujuan untuk

advertisement
PSAK 16
Pendahuluan
Tujuan
1. pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi asset tetap, sehingga pengguna
laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam asset tetap dan
perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi asset tetap adalah
pengakuan asset, pengakuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan
nilainya.
Ruang Lingkup
2. pernyataan ini ditetapkan dalam akuntansi asset tetap, kecuali PSAK lain mensyaratkan
atau mengijinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
3. Pernyataan ini tidak ditetapkan untuk :
a. Asset tetap yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 : asset
tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan,
b. Pengakuan dan pengukuran asset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64: aktivitas eksplorasi
dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral)
c. Hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak, gas alam, dan sumber daya serupa
yang tidak dapat diperbaharui.
Namun demikian, pernyataan ini berlaku untiuk asset tetap yang digunakan untuk
mengembangkan atau memelihara asset yang dijelaskan dalam huruf (B) – (C).
4. PSAK lain mungkin mensyaratkan pengakuan asset tetap berdasarkan pendekatan yang berbeda
dari penyataan ini. Misalnya, PSAK 30: Sewa menyaratan entitas untuk mengevaluasi pengakuan
asset tetap sewaan dengan dasar pemindahaan risiko dan manfaat. Namun demikian, dalam aspek
perlakuan akuntansi tertentu lain untuk asset tersebut termasuk penyusutan, diatur oleh
pernyataan ini.
5. Entitas yang menggunakan model biaya untuk property investasi sesuai dengan PSAK 13:
Property Invetasi menggunakan model biaya dalam pernyataan ini.
Definisi
6. berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
Asset tetap adalah asset berwujud yang :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrative; dan
b. diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari 1 periode.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari
imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau
kontruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada asset ketika
pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain misalnya PSAK
53: pembayaran berbasis saham.
Jumlah tercatat adalah jumlah suatu asset diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual dan nilai pakainya.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan asset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Nilai Spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diperkirakan entitas timbul dari
pengguanaan asset secara berkelanjutan dan dari pelepasan asset tersebut pada akhir
umur manfaatnya atau diperkirakan terjadi ketika penyelesaian liabilitas.
Nilai residu dari asset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan asset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika asset telah mencapai
umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai wajar adalah jumlah suatu asset dipertukarkan antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
Penyusutan adalah alokasi sistemetis jumlah tersusutkan dari asset selama umur
manfaatnya.
Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat asset
atas jumlah terpulihkannya.
Umur manfaat adalah:
a. Periode asset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas, atau
b. Jumlah produksi atau unit serupa dari asset yang diperkirakan akan diperoleh oleh entitas.
Pengakuan
7. biaya perolehan asset tetap diakui sebagai asset jika dan hanya jika:
a. kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari asset
tersebut; dan
b. biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
8. Suku cadang dan peralatan pemeliharaan biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam
laba rugi pada saat dicapai. Namun demikian suku cadang utama dan peralatan siap pakai
memenuhi kriteria sebagai asset teap ketika entitas memperkirakan akan manggunakan asset
tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan
pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk asset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai
asset tetap.
9. Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan asset tetap. Oleh karena itu,
diperlukan pertimbangan untuk menetapkan kriteria pengakuan yang sesuai dengan keadaan
spesifik entitas. Hal yang mungkin sesuai untuk mengagregasikan unit-unit yang secara
individual tidak signifikan, seperti cetakan dan perkakas, kemudian menerapkan kriteria
pengakuan terhadap nilai agregat tersebut.
10. Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan asset
tetap pada saat terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau
mengkontruksi asset tetap dan biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti
bagian, atau memperbaikinya.
Biaya Perolehan Awal
11. Asset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan asset tetap
tersebut, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dari asset
tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomi
masa depan dari asset lain. Asset tetap tersebut memenuhi syarat pengakuan asset karena asset
tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang lebih besar dari
asset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomi yang dihasilkan seandainya asset tersebut
tidak diperoleh. Misalnya, pabrik kimia mungkin menginstalasi proses penanganan kimiawi baru
dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku dalam produksi dan penyimpanan
zat kimiawi berbahaya. Perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai asset karena tanpa
perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat kimiawi. Namun demikian,
jumlah tercatat asset tersebut dan asset terkait dikaji untuk penurunan nilai sesuai dengan PSAK
48: Penurunan Nilai Asset.
Contoh Paragraph 11
Diasumsikanbahwa PT ABS membeli sebidang tanah untuk tujuan membangun sebuah pabrik.
Diasumsikan pula bahwa terjadi pengeluaran berikut.
a. Harga pembelian tanah
: Rp 1.000.000.000
b. Biaya hukum pembelian tanah
: Rp
50.000.000
c. Biaya penghancuran bangunan lama
: Rp
30.000.000
d. Biaya peralatan tanah
: Rp
80.000.000
e. Biaya arsitektur pabrik
: Rp
20.000.000
f. Biaya konstruksi pabrik
: Rp 1.500.000.000
g. Biaya konstruksi dan penghancuran
tempat tinggal buruh bangunan
: Rp
60.000.000
Oleh karena tanah tersebut dibeli untuk tujuan membangun pabrik, biaya penghancuran
bangunan lama dan biaya perataan tanah (yang diperlukan untuk membuat tanah itu berada
dalam kondisi yang diinginkan agar digunakan sesuai dengan keinginan yang dimaksud, yaitu
pembangunan pabrik) harus dikapitalisasi secara tepat sebagai bagian dari biaya perolehan tanah.
Biaya arsitektur serta biaya konstruksi dan penghancuran tempat tinggal buruh dibangunan
diperlukan untuk pembangunan pabrik, sehingga dimasukkan ke dalam biaya perolehan
bangunan pabrik.
Biaya Selanjutnya
12. Sesuai dengan prinsip pengakuan di paragraf 07, entitas tidak mengakui biaya perawatan seharihari asset tetap sebagai bagian dari asset tetap tersebut. Biaya tersebut diakui dalam laba rugi
pada saat terjadinya biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan
bahan habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering disebut sebagai
“pemeliharaan dan perbaikan” asset tetap.
13. Bagian tertentu aset tetap mungkin perlu diganti secara periodik. Misalnya, tungku pembakaran
perlu diganti lapisannya setelah digunakan selama sejumlah jam tertentu, demikian juga interior
pesawat terbang seperti tempat duduk dan dapur perlu diperbarui beberapa kali selama umur
rangka pesawat. Entitas mungkin juga memperoleh komponen aset tetap tertentu untuk
melakukan penggantian yang tidak berulang. Sesuai dengan prinsip pengakuan di paragraf 07,
entitas mengakui biaya penggantian komponen aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap ketika
biaya tersebut terjadi jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria pengakuan. Jumlah tercatat
komponen yang diganti dihentikan pengakuannya sesuai dengan ketentuan pengehentian
pengakuan dalam Penyataan ini (lihat paragraf 67-73).
14. Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur terlepas
apakah ada komponen yang diganti . Dalam setiap inspeksi signifikan yang dilakukan, biaya
inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan
dari komponen fisik), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi
terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap. Jika diperlukan,
estimasi biaya inspeksi serupa masa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat
aset tersebut diperoleh atau dikonstruksi.
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
15. Aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan.
Komponen Biaya Perolehan
16. Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan
setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
(b) setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap.
Kewajiban tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan
aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
17. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
(a) biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul
secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;
(b) biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
(c) biaya penanganan dan penyerahan awal;
(d) biaya perakitan dan instalasi;
(e) biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto
penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti contoh
hasil dari peralatan yang sedang diuji); dan
(f) komisi profesional.
18. Entitas menerapkan PSAK 14 : Persediaan terhadap biaya yang terkait dengan kewajiban untuk
membongkar, memindahkan, dan merestorasi lokasi aset yang terjadi dalam suatu periode
tertentu sebagai akibat dari penggunaan aset tersebut untuk menghasilkan persediaan selama
periode tersebut. Kewajiban atas biaya yang dicatat dengan PSAK 14 atau Pernyataan ini diakui
dan diukur sesuai dengan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
19. Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
(a) biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya
pelatihan staf); dan
(d) biaya administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
20. Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat aset tetap dihentikan ketika aset tersebut berada pada
lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud
manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya berikut ini tidak termasuk dalam jumlah
tercatat aset tetap:
(a) biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan maksud
manajemen namun belum digunakan atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuh;
(b) kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran masih rendah; dan
(c) biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
21. Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan konstruksi atau pengembangan aset tetap, tetapi
tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya
aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Kegiatan insidental ini mungkin terjadi
sebelum atau selama aktivitas kontruksi atau pengembangan. Misalnya, penghasilan yang
diperoleh dari pengunaan lahan lokasi bangunan sebagai tempat parkir mobil sampai konstruksi
dimulai. Disebabkan kegiatan insidental ini tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud
manajemen, maka penghasilan dan beban yang terkait dari kegiatan insidental diakui dalam laba
rugi dan diklasifikasikan dalam penghasilan dan beban.
22. Biaya perolehan suatu aset yang dikonstruksi sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip
yang sama sebagaimana aset yang diperoleh bukan dengan konstruksi sendiri. Jika entitas
membuat aset serupa untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, biaya perolehan aset biasanya
sama dengan biaya konstruksi aset untuk dijual (lihat PSAK 14 : Persediaan). Oleh karena itu,
dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula biaya
pemborosan yang terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain
dalam aset yang dikonstruksi sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset tersebut. PSAK 26 :
Biaya Pinjaman menetapkan kriteria pengakuan bunga sebagai komponen biaya perolehan aset
tetap yang dikonstruksi sendiri.
Pengukuran Biaya Perolehan
23. Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran
suatu ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara harga tunai
dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit, kecuali beban bunga
tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 : Biaya Pinjaman.
24. Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset nonmoneter, atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset
nonmoneter dengan aset nonmoneter lain, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran
yang diuraikan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan aset tetap tersebut diukur pada nilai
wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara tersebut bahkan jika entitas tidak dapat segera
menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur pada
nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.
25. Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki subtansi komersial dengan
mempertimbangkan sejauh mana ekspetasi arus kas masa depan dapat berubah sebagai akibat
dari trasaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki subtansi komersial jika :
a. Konfigurasi (resiko,waktu dan jumlah) arus kas dari asset yang diterima berbeda dengan
konfigurasi arus kas dari asset yang diserahkan ; atau
b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi berubah sebagai
akibat dari pertukaran; dan
c. Selisih dari (a) atau (b) adalah relative signifikan terhadap nilai wajar dari asset yang
dipertukarkan
Untuk tujuan penetuan apakah transaksi pertukaran memiliki subtansi komersial,nilai spesifik
entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi tersebut menggambarkan arus
kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas menyajikan perhitungan
yang rinci.
Contoh :
PT. Oppie menukarkan mobil Mercedes bekas dengan mesin fotocopy . mobil tersebut dibeli
seharga Rp. 160 juta, dibukukan seberas Rp. 90juta, dan memiliki nilai pasar sebesar Rp 100juta
pada waktu penukaran. Mesin fotocopy itu memiliki nilai pasar sebesar Rp 120juta.
Ini merupakan kasus pertukaran. Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan PSAK 16, Mesin
fotocopy harus diukur berdasarkan nilai wajar mobil Mercedes atau mesin fotocopy, sebagai
berikut
Peralatan Kantor
120.000.000
Akumulasi Penyusutan
70.000.000
Kendaraan Bermotor
160.000.000
Keuntungan atas penjualan kendaraan
Kas
10.000.000
20.000.000
26. Nilai wajar suatu asset, ketika transaksi pasar yang serupa tidak tersedia, dapat diukur secara
andal jika :
a. variabilitas dalam rentang estimasi nilai wajar yang rasional untuk asset tersebuat adalah tidak
signifikan, atau
b. probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut data dinilai secara rasional dan
digunakan dalam mengestimasi nilai wajar
pada entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal,baik dari asset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari asset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari asset yang diterima,kecuali jika nilai wajar asset yang diterima lebih jelas.
27. Biaya perolehan asset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai
dengan PSAK 30: sewa
28. Jumlah tercatat asset tetap dapat dikurangi dengan hibah pemerintah sesuai dengan PSAK 61:
Akuntansi Hibah Pemerintan dan Pegungkapan Bantuan Pemerintah.
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
29. Entitas memilih metode biaya di paragraph 30 atau model revaluasi di paragraph 31
sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh
asset tetap dalam kelompok yang sama.
MODEL BIAYA
30. Setalah Pengakuan sebagai asset, asset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulais rugi penurunan nilai.
MODEL REVALUASI
31. Setelah pengakuan sebagai asset, asset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal
dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akuntansi penyusutan dan akuntansi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi dilakukakan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa
jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
32. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian berdasarkan bukti pasar
yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional. Nilai wajar pabrik dan
peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
Contoh :
Diasumsikan bahwa PT OPPIE membeli sebidang tanah untuk tujuan membangun sebuah pabrik.
Diasumsikan pula bahwa terjadi pengeluaran berikut
a.
harga pembelian tanah : 1milyar
b.
biaya hukum pembelian tanah : 50juta
c.
biaya penghacuran bangunan lama : 30juta
d.
biaya peralatan tanah : 80juta
e.
biaya arsitektur pabrik : 20juta
f.
biaya Kontruksi pabrik : 1,5miliar
g.
biaya Kontruksi dan penghancuran tempat tinggal buruh bangunan : 60juta butir (a) sampai (d)
harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, sedangkan butir (e) sampai
dengan (g) harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan bangunan.
33. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari asset tetap
yang khusus dan jarang diperjual-belikan,kecuali sebagai bagian dari suatu bisnis yang
berkelanjutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau biaya pengganti tersusutkan (income or a depreciated replacement cost
approach)
34. Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari asset tetap yang direvaluasi. Jika
nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dengan jumlah tercatatnya, maka
revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif sehingga perlu di revaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan tersebut
tidak perlu dilakukan untuk asset tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan. Namun
demikian, asset tetap tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
35. jika asset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan
dengan salah satu cara berikut ini :
A. disajikan kembali secraa porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto asset
sehingga jumlah tercatat asset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasinnya. Metode ini
sering digunakan jika aseet direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya
pengganti tersusutkan.
B. Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto asset dan jumlah tercatat neto setelah dieliminasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari asset tersebut. Metode ini sering digunakan
untuk bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan
tersebut membentuk bagian kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat yang ditentukan
sesuai dengan paragraph 39 dan 40
36. jika suatu asset tetap direvaluasi, maka seluruh asset tetap dalam kelompok yang sama
direvaluasi
37. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokan aset-aset yang memiliki sifat dan kegunaan
yang serupa dalam operasi entitas. Contoh:
a) Tanah;
b) Tanah dan bangunan;
c) Mesin;
d) Kapal;
e) Pesawat udara;
f) Kendaraan bermotor;
g) Perabotan; dan
h) Peralatan kantor.
38. Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap direvaluasi secara bersamaan untuk menghindari
revaluasi aset secara seelektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lain pada tangal
berbeda. Namun, suatu kelompok asset dapat direvaluasi secara bergantian sepanjan revaluasi
dari kelompok asset tersebut dapat diselesaikan secara lengkap dalam periode yang singkat dan
sepanjang revaluasi dimutakhirkan.
39. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Namun, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset
yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
Contoh Soal 1:
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.950.000.
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Aset Tetap
Surplus Revaluasi
1.650.000
1.650.000
600.000
600.000
Contoh Soal 2:
Jika ada pengakuan sebelumnya:
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.950.000. Sebelumnya pernah direvaluasi
dengan penurunan Rp 200.000.
Akumulasi Penyusutan
1.650.000
Aset Tetap
Aset Tetap
1.650.000
600.000
Keuntungan Revaluasi
Surplus Revaluasi
200.000
400.000
40. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi.
Namun, penurunan nilai tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak
melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam
pendapatan komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian
surplus revaluasi.
Contoh Soal 1:
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000.
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Rugi Revaluasi
Aset Tetap
1.650.000
1.650.000
350.000
350.000
Contoh Soal 2:
Apabila melebihi saldo surplus revaluasi:
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi
dengan surplus Rp 200.000.
Akumulasi Penyusutan
1.650.000
Aset Tetap
1.650.000
Rugi Revaluasi
Surplus Revaluasi
150.000
200.000
Aset Tetap
350.000
41. Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo
laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus
surplus revaluasi ketika penghentian atau pelepasan asset tersebut. Namun, sebagian surplus
revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas. Dalam hal ini,
surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaa Antara jumlah
penyusutan berdasarkan nilai revalusian aset dan jumlah penyusuran berdasarkan biaya
perolehan awalnya. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.
Surplus Revaluasi (Dr)
xxx
Saldo Laba (Cr)
xxx
Contoh Soal:
PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2009 dan menggunakan metode
revaluasi
Mesin
50,000
Kas
50,000
Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
Beban Penyusutan
10,000
Akumulasi Penyusutan
10,000
Pada 31 Desember 2009 direvaluasi sebesar 48.000
Akumulasi Penyusutan
10,000
Aset tetap
2,000
Surplus Revaluasi
8,000
Jurnal untuk tahun 2010:
Beban Penyusutan
12,000
Akumulasi Penyusutan
12,000
($48.000/4)
Surplus Revaluasi
Saldo Laba
2,000
2,000
42. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap diakui dan
diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan.
43. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam
pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif.
PENYUSUTAN
44. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset dapat disusutkan secara terpidah.
45. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan
dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya, hal yang sesuai untuk
menyusutkan secara terpisah Antara rangka pesawat dan mesin pada pesawat terbang, baik yang
dimiliki sendiri maupun yan berasal dari sewa pembiayaan. Sama halnya, jika entitas
memperoleh aset tetap yang disewakan dalam sewa operasi, maka entitas sebagai lessor mungkin
akan sesuai untuk menyusutkan secara terpisah jumlah yang terefleksikan dalam biaya perolehan
aset tersebut yang dapat diatribusikan langsung pada persyaratan sewa, baik yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan, secara relative terhadap kondisi pasar.
46. Bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan
yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersebut.
Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan.
47. Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap maka entitas juga
menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang
tidak signifikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi yang bervariasi untuk bagian
tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang
tersisa sehingga mampu mencerminkan pola pemakaian dan/atau umur manfaat dari bagian
tersebut.
48. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya
perolehann ya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut.
49. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban tersebut
dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain.
50. Beban penyusutan untuk suatu periode biasanya diakui dalam laba rugi. Namun, seringkali
manfaat ekonomi mas depan dari suatu aset adalah menghasilkan aset lain. Dalam hal ini, beban
penyusutan merupakan bagian dari biaya perolehan aset lain dan dimasukkan dalam jumlah
tercatatnya. Misalnya, penyusutan pabrik dan peralatan dimasukkan dalam biaya konversi dari
persediaaan (lihat PSAK 14 : Persediaan). Sama halnya, penyusutan aset tetap untuk aktivitas
pengembangan mungkin dimasukkan dalam biaya perolehan aset takberwujud yang diakui sesuai
dengan PSAK 19: Aset Takberwujud.
Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan
51.
Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya.
52. Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset dikaji sejurang-kurangnya setiap akhir
tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan
tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 :
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
53. Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang nilai residu
aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak meniadakan
keharusan untuk menyusutkan aset.
54. Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah dikurangi nilai residualnya. Dalam praktik, nilai
residu aset terkadang tidak signifikan sehingga tidak material dalam perhitungan jumlah
tersusutkan.
55. Nilai residu suatu aset dapat meningkat menjadi suatu jumlah yang setara atau lebih besar
daripada jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut
adalah nol, hingga nilai residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah daripada jumlah
tercatatnya.
56. Penyusutan suatu aset dimulai ketika aset siap untuk digunakan, misalnya pada saat aset berada
pada alokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud
manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai
aset dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pada tanggal aset dilepaskan. Oleh sebab itu,
penyusutan tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan atau dihentikan
penggunaannya, kevuali telah habis disusutkan. Namun, jika metode penyusutan yang digunakan
adalah metode pemakaian (seperti metode unit produksi), maka beban penyusutan menjadi nol
ketika tidak ada produksi.
57. Manfaat ekonomi masa depan suatu aset dipakai oleh entitas terutama melalui penggunaannya.
Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersialdan keausan selama
aset tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunya manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari
aset tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalam
menentukan umur manfaat dari suatu aset :
(a) ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai dinilai dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas
atau keluaran fisik dari aset;
(b) ekspektasi tingkat keausan fisik, yang bergantung pada faktor pengoperasian aset seperti
jumlah penggiliran penggunaan aset aset dan program pemeliharaan dan perawatannya, serta
perawatan dan pemeliharaan waktu aset tidak digunakan;
(c)keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan
produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh
aset; dan
(d) pembatasan hukum atau yang serupa atas penggunaan aset, seperti berakhirnya waktu
penggunaan sehubungan dengan sewa.
58. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan ekspektasi kegunaan oleh entitas. Kebijakan
manajemen aset dari entitas mungkin mencakup pelepasan aset setelah jangka waktu tertentu
atau setelah pemakaian sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomi masa depan aset. Oleh
karena itu, umur manfaat aset dapat lebih pendek daripada umur ekonomis aset tersebut.
Estimasi umur manfaat suatu aset membutuhkan perimbangan berdasarkan pengalaman entitas
terhadap aset yang serupa.
59. Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan dicatat terpisah meskipun
keduanya diperoleh bersama. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat tidak terbatas
sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini bahwa umur manfaat tanah terbatas misalnya
tanah yang ditambang dan tanah yang digunakan untuk tempat pembuangan akhir. Bangunan
memiliki umur manfaat terbatas sehingga merupakan aset tersusutkan. Peningkatan nilai tanah
dengan bangunan di atasnya tidak mempengaruhi penetuan jumlah tersusutkan dari bangunan
tersebut.
60. Jika biaya perolehan termasuk biaya pembongkaran, pemindahan, dan restorasi lokasi, serta
manfaat yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka
biaya tersebut disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya. Dalam beberapa kasus,
tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas, dalam hal ini disusutkan dengan cara
yang mencerminkan manfaat yang diperoleh dari tanah tersebut.
Metode penyusutan
61. Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pada pemakaian manfaat
ekonomi masa depan asset oleh entitas
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan
–
Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen.
Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika:
–
Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan
–
Aset dihentikan pengakuannya.
62. Metode penyusutan yang digunakan untuk suatu asset dikaji setidak tidaknya stiap akhir
tahun buku, dan juka terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola pemaiakain
manfaat ekonomi masa depan asset tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan
sebagai perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai
perubahan estimasi akuntansi dengan PSAK 25: Kebijakan akuntansi, perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan.
63. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan
secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode
garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan
metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode garis lurus menghasilkan pembebanan
yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun
menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Metode jumlah unit
menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu
aset. Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik
masa depan dari aset dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada
perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.
Contoh:
Diasumsikan bahwa PT ABC membeli mesin sebesar biaya Rp 150 juta. Mesin itu diperkirakan
memiliki masa manfaat lima tahun dan tidak memiliki nilai sisa material
a. Dengan menggunakan metode Garis Lurus
Beban penyusutan tahunan adalah sebesar Rp 30 Juta (150 juta / 5)
b. Dengan menggunakan metode saldo – menurun
Beban penyusutan tahunan diperoleh setelah mengalikan jumlah tercatat netto (nilai buku)
dengan rasio yang telah ditentukan.
Tahun
1
2
Beban Penyusutan tahunan
40% x Rp 150.000.000
40% x Rp 90.000.000(150juta-60juta)
= Rp 60.000.000
= Rp 36.000.000
c. Dengan metode jumlah angka tahun (Sum of year digit)
Beban penyusutan tahunan diperoleh setelah mengalikan jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu asset dengan faktor yang menurun dari tahun ke tahun.
Tahun
1
2
Beban Penyusutan Tahunan
2/3 x Rp 150.000.000
1/3 x Rp 150.000.000
= Rp 100.000.000
= Rp.50.000.000
Penurunan Nilai
64. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut
menjelaskan bagaimana entitas me-review
jumlah tercatat asetnya, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset dan
kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.Kompensasi untuk Penurunan
Nilai
65. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi
piutang.
66. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari
pihak ketiga dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah
peristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai
berikut:
(a)penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset;
(b)penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan sesuai
dengan Pernyataan ini;
(c)kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada saat
kompensasi diakui pada saat menjadi piutang; dan
(d)biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli atau dikonstruksi sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan pernyataan ini.
Contoh untuk 65 dan 66:
PT ABC membeli sebuah mobil baru seharga Rp 150 juta. Mobil itu mengalami
kecelakaan dan dianggap tidak memiliki nilai. Perusahaan meminta klaim dari
perusahaan asurans0i sejumlah Rp120 juta. Selanjutnya, PT ABC membeli mobil lain
seharga Rp 160juta. Peristiwa tersebut harus dicatat sebagai berikut:
Dr. Rugi Kendaraan Bermotor
Rp 150.000.000
Cr. Kendaraan bermotor
Rp 150.000.000
Dr. Kas
Rp 120.000.000
Cr. Penggantian asuransi
Dr. Kendaraan bermotor
Rp 120.000.000
Rp 160.000.000
Cr. Kas
Rp 160.000.000
PENGHENTIAN PENGAKUAN
67. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya
pada saat:
(a)dilepas; atau
(b)ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
68. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali
PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan
sewa-balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
69. Namun, entitas yang aktivitas normal rutinnya adalah menjual aset yang sebelumnya
disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai
nilai tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual.
Imbalan dari penjualan aset tersebut diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK
23 (revisi 2010):Pendapatan. PSAK 58 (revisi 2009):Aset Tidak Lancaryang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan tidak diterapkan ketika aset yang dimiliki
untuk dijual dalam keadaan bisnis normal dipindahkan ke persediaan.
Penjelasan:
Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset.
Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa
memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak
praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan.
70. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual,
disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan
tanggal pelepasan aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2009):
Pendapatanuntuk mengakui pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30 (revisi
2011): Sewaditerapkan untuk pelepasan melalui jual dan sewa-balik.
Contoh:
Diasumsikan bahwa sebuah mesin yang diperoleh dengan harga Rp 100 juta
dilepaskan setelah empat tahun penggunaan untuk pembayaran kas sebesar Rp 75
juta. Diasumsikan pula bahwa mesin itu telah disusutkan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan 10 tahun masa manfaat dan tanpa nilai susa. Laba yang timbuldari
pelepasan itu harus dimasukkan sebagai bagian dari penghasilan tahun berjalan,
namun tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Ayat jurnal untuk mencatat
pelepasan itu adalah sebagai berikut:
Dr. Kas
Dr. Akumulasi Penyusutan
75.000.000
40.000.000
Cr Mesin
100.000.000
Cr. Laba penjualan mesin
15.000.000
71. Jika, berdasarkan prinsip pengakuan dalam paragraf 07, suatu entitas mengakui biaya
perolehan dari penggantian sebagian aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap
tersebut, maka selanjutnya entitas tersebut juga menghentikan pengakuan jumlah
tercatat dari bagian yang digantikan tanpa memperhatikan apakah bagian yang
digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika hal ini tidak praktis bagi entitas untuk
menentukan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan, entitas dapat menggunakan
biaya perolehan dari penggantian tersebut sebagai indikasi biaya perolehan dari
bagian yang digantikan pada saat diperoleh atau dikonstruksi.
72. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap
ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan
jumlah tercatat dari aset tersebut.
72. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset
tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan
jumlah tercatat dari aset tersebut.
Contoh:
Asumsikan PT PSAK menjual mesin dengan harga Rp 43,600 dimana harga
perolehannya Rp 83,600 dengan akumulasi penyusutan Rp 54,780. Maka jurnalnya:
Cash 43,600
Accumulated depreciation 54,780
Machinery 83,600
Gain on sale machinery 14,780
73. Piutang atas pelepasan aset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai wajarnya. Jika
pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima
diakui pada saat awal sebesar nilai tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal
piutang dan nilai tunainya diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23
(revisi 2009): Pendapatanyang mencerminkan imbalan efektif atas piutang.
74. Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
Contoh:
(b) metode penyusutan yang digunakan;
Contoh:
(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah
tercatat
bruto
dan
akumulasi
penyusutan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i)
penambahan;
(ii)
aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam
kelompok
lepasan
yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya;
(iii) akuisisi melalui kombinasi bisnis;
(iv) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39,
dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik
dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset;
(v)
rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vi) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vii) penyusutan;
(viii) selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan
dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda,
termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang
pelaporan dari entitas pelapor; dan
(ix) perubahan lain.
75. Laporan keuangan juga mengungkapkan:
(a) keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan
untuk liabilitas;
(b) jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam pembangunan;
(c) jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap; dan
(d) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan
nilai, hilang atau dihentikan
yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak
diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehensif lain.
76. Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-hal yang
memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan
dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan informasi bagi
pengguna laporan keuangan dalam me-review kebijakan yang dipilih manajemen
dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk alasan yang serupa,
juga perlu diungkapkan:
(a) penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari
biaya perolehan aset lain, selama suatu periode; dan
(b) akumulasi penyusutan pada akhir periode.
77. Sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi
dan
Kesalahan entitas mengungkapkan sifat dan dampak perubahan
estimasi akuntansi yang berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan
berdampak material pada periode berikutnya. Untuk aset tetap, pengungkapan
tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam:
(a) nilai residu;
(b) estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset tetap;
(c) umur manfaat; dan
(d) metode penyusutan.
78. Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah penilai independen dilibatkan;
(c) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar
aset;
(d) penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan
secara
langsung
berdasarkan harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif
atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan
teknik penilaian lainnya;
(e) untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut
dicatat dengan model biaya; dan
(f) surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama
periode dan
pembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
79. Sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Asetentitas mengungkapkan
informasi penurunan nilai aset tetap sebagai tambahan informasi yang disyaratkan
dalam paragraf 74(e)(iv) sampai (vi).
80. Informasi berikut mungkin relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan:
(a) jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara;
(b) jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan
masih digunakan;
(c) jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif dan tidak
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi
2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan; dan
(d) jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap apabila berbeda secara material
dari jumlah tercatat. Oleh karena itu, entitas dianjurkan mengungkapkan jumlahjumlah tersebut.
Download