PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dengan Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Gusap Mediatanto NIM 1110081000111 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dengan Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Gusap Mediatanto NIM 1110081000111 Dibawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Herni Ali HT, SE, MM Taridi Kasbi Ridho, MBA NIDN. 0422125902 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis, 12 Februari 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Gusap Mediatanto 2. NIM : 1110081000111 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi : “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO PROFITABILITAS LEVERAGE TERHADAP DAN RASIO KEBIJAKAN DIVIDEN” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 12 Februari 2015 iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Gusap Mediatanto Jenis Kelamin : Laki-laki TTL : Bogor, 17 Agustus 1992 Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Pangkalan Jati II Gang mangga No.56 Rt 005/02 Kecamatan Cinere, Depok No Telepon : 082213284133 Email : [email protected] Pendidikan Formal 1998 – 2004 : SD Negeri 03 Pondok Labu 2004 – 2007 : SMP Negeri 85 Jakarta 2007 – 2010 : SMK Negeri 20 Jakarta 2010 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sector otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Teknik sampel yang di gunakan adalah metode purposive sampling. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sebanyak 8 perusahaan yang dijadikan sampel dari total 12 perusahaan. Metode pengolahan data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t, uji f, dan uji koefisien determinasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable arus kas operasi (0,015), arus kas bebas (0,007), dan rasio leverage (0,017) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan untuk rasio profitabilitas (0,560) tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil uji F (0,005) menunjukkan bahwa variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai 33,5%. Kata kunci :Kebijakan dividen, arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, rasio profitabilitas. vii ABSTRACT This study aimed to examine the effect of operating cash flow, free cash flow, leverage ratio, and profitability ratio of the dividend policy at the company of Automotive Sector Manufacturing listed in Indonesia Stock Exchange (BEI).The population in this study is the Company of Automotive Sector Manufacturing listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) 2010-2014. Sampling technique used purposive sampling method The writer was obtained by 8 companies from 12 companies as sampling. Data processing method used the classic assumption test, multiple regression analysis, t-test, f, and coefficient determination test.The results showed that the variable operating cash flow (0,015), free cash flow (0,007), and the leverage ratio (0.017) have effect on dividend policy. As for the profitability ratio (0.560) doesn’t have effect on dividend policy. Test results F (0,005) showed that the variables used in the study simultaneously have effect on the dependent variable. From the coefficient test obtained the value is 33.5%. Keywords: dividend policy, operating cash flow, free cash flow, leverage ratios, profitability ratios. viii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SUB SEKTOR OTOMOTIF 2010 - 2014 ” dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr, M. Arief Mufraini, Lc., MA. 2. Ketua Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. 3. Sekretaris Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Ela Patriana, MM 4. Bapak Herni Ali HT, SE, MM dan Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi disaat sibuk maupun santai. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan dan kesehatan bagi ibu. 5. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. ix 6. Seluruh Pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah serta Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah melayani penulis dalam mencari bahan-bahan referensi untuk penelitian ini. 7. Kedua orang tua saya, Bapak Marpandi dan Ibu Darti Setyaningsih, atas segala bentuk pengorbanan dan dukungannya serta do’a yang tiada hentihentinya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada orang tuaku. 8. Kakakku Ariyanti Amuningsih dan Adikku Bagus Mediatanto, serta saudara perempuanku Yunika yang telah memberikan semangatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. 9. Teman-temanku seperjuangan INTEL; Rio, Bito, Ipul, Ozan, Lukman, Dicky, Azul, Akim, Rino, Yayan, yang telah menemani penulis dalam suka dan duka selama kuliah, dan selalu memberikan semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan Manajemen C 2010; Adi, Faisal, Anggit, Eko, Alip, Fahem, Arvan, Mutia, Resti, Dina, Kamal, Agus dan yang lainnya terima kasih atas kebersamaan selama kuliah. 11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Keuangan 2010; Malo, Aswin, Ali, Deva, Rudi, Anne, Devi, Rona, dan yang lainnya, terima kasih atas ilmu dan kebersamaan selama kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh pada kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahanx kesalahan yang terdahulu. Segala kesempurnaan, penulis kembalikan kepada Allah SWT, mudah-mudahan Allah senantiasa memberkahi segala amal usaha kita. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin. Jakarta, 28 Januari 2016 Gusap Mediatanto xi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... . xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ………………………………………………....…..... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………............ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………...………………......... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9 A. Kebijakan dividen ……….…………………………………….......... 9 B. Analisis rasio keuangan ....…………………………………….......... 13 C. Rasio leverage.................……………………………………..…...... 14 D. Rasio profitabilitas .…….……………………………………........... 18 E. Arus kas operasi ……….………………………………………....... 22 F. Arus kas bebas ………..……………………………………............. 23 G. Dividend payout ratio .…….……………………………………..... 25 H. Laporan keuangan ..……….……………………………………...... 26 I. Laporan arus kas ...…......…….………………………………..…... 28 xii J. Penelitian terdahulu …….…….……………………………..…....... 33 K. Kerangka pemikiran ……..…….…………………………..…......... 42 L. Hipotesis …………………………………………………..….......... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 45 A. Jenis Data………………………………………………...……........ 45 B. Metode Pengumpulan Data ……………………………..……......... 46 C. Populasi dan Sampel ………………………………….……............ 46 1. Populasi ........................................................................................ 46 2. Sampel .......................................................................................... 46 D. Definisi Variabel Operasional …....……………………………....... 48 1. Variabel Dependen ....................................................................... 48 2. Variabel Independen ..................................................................... 49 E. Teknik Analisis …………………………………………………..... 52 1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 52 2. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 57 3. Analisis Regresi Berganda ............................................................ 59 BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN .............................................................. 61 A. Gambaran umum objek penelitian ……………………………... ... 61 B. Pengujian asumsi klasik ………………………………………....... 69 1. Uji Normalitas .............................................................................. 69 2. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 71 3. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 73 4. Uji Autokorelasi ........................................................................... 74 C. Pengujian Hipotesis dan Interprestasi …………………………..... 75 1. Uji Secara Parsial ( Uji t ) ............................................................. 75 2. Uji Secara Simultan ( Uji f ) ......................................................... 81 3. Koefisien Determinasi ( R2 ) ........................................................ 82 D. Analisis Regresi Berganda ................………………………...….... 84 E. Bahasan ………………………………………………………......... 85 xiii BAB V PENUTUP .............................................................................................. 90 A. Kesimpulan ……………………………………………………....... 90 B. Saran ……………………………………………………………...... 92 C. Implikasi ………………………………………………………........ 93 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...….. 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 98 xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………….....………….. 33 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang dijadikan sampel ........................................ 48 Tabel 3.2 Keputusan ada tidaknya autokorelasi ...……………………………... 56 Tabel 4.1 Hasil Uji Kolmogorov Sumirnov .………………………………...... 70 Tabel 4.2 Hasil Uji Glejser ................................................................................... 73 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoliniritas .………….…………………………….….. 74 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .…………....………………………….…...... 75 Tabel 4.5 Hasil Uji T ............................…..…………………………..……........ 75 Tabel 4.6 Hasil Uji F ...................................………………………...………...... 81 Tabel 4.7 Hasil Uji Determinasi ........................................................................... 83 Tabel 4.8 Hasil Regresi Linier Berganda ...........……………………...………... 84 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 43 Gambar 4.1 Uji Normalitas (Normal P-Plot) …………………………...…...... 69 Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot ) .......……………………..... 72 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data dividen payout ratio,arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas ……………………………………...… 98 Lampiran 2 Hasil Output SPSS 20 ………………………………………….. 100 Lampiran 3 Tabel t ........................................................................................... 103 Lampiran 4 Tabel f ............................................................................................ 105 Lampiran 5 Tabel Durbin Watson ..................................................................... 106 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagian dividen merupakan sebuah strategi yang dipergunakan oleh perusahaan agar harga saham perusahaan mengalami kenaikan. Karena, harga saham akan meningkat seiring kenaikan dividen. Artinya perusahaan cenderung meningkatkan pembayaran dividen, dengan harapan membaiknya nilai perusahaan dan dapat memaksimumkan harga saham di masa yang akan datang (Brigham & Houston, 2006). Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2008). Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa laba yang akan di investasikan kembali. 1 Isu kebijakan dividen sangat penting dicermati karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan dapat menggunakan dividen sebagai alat untuk sinyal finansial bagi orang luar selain stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan. Kedua, dividen memainkan peran penting dalam struktur modal perusahaan. Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung pada kebijakan masingmasing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen, maka digunakanlah beberapa rasio keuangan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Di dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel bebas, yaitu rasio leverage dan rasio profitabilitas, arus kas operasi dan arus kas bebas. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba (Dewi Asttuti, 2004). Menurut M Hanafi (2007) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang dengan mengetahui tingat keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu untuk mengetahui kontribusi keuntungan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Maka dari itu, tinggi atau rendahnya jumlah laba yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja perusahaan. Oleh karena itu, informasi mengenai laba yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (shareholder). 2 Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat perusahaan dipergunakan untuk dibiayai oleh hutang. menggambarkan Istilah kemampuan leverage biasanya perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2007). Kebijakan utang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Rasio leverage ini menggambarkan kondisi hutang suatu perusaahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki hutang yang melebihi dari harta yang dimiliki perusahaan itu sendiri, maka kondisi ini diduga akan menyebabkan rendahnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (shareholder). Arus kas dari kegiatan operasi (cash flow from operating activities) adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contohnya transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang (Revee, et al., 2010). Arus kas operasi dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang kinerja suatu perusahaan didalam memenuhi komitmennya dalam jangka waktu yang singkat kepada para kreditor, pelanggan, karyawan termasuk kepada para 3 pemegang saham (investor), ketika perusahaan melaporkan beban-beban non kas yang besar, seperti penghapusan, penyusutan, dan penyisihan untuk kewajiban di masa yang akan datang. Oleh karena itu arus kas operasi diduga dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Rosdini (2009) menyebutkan bahwa porsi kas yang benar-benar tersedia bagi para pemegang saham akan tergambar pada arus kas bebas. Semakin besar aliran kas bebas yang tersedia maka dividen yang akan dibagikan juga akan semakin besar. Dengan kata lain, arus kas bebas mencerminkan dana yang tersedia bagi seluruh investor. Sehingga arus kas bebas diduga dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hammad Hassan Mirza and Talat Afza (2014) mengatakan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imelda Christi dan Inung Wijayanti (2013), yang mengatakan bahwa laba bersih dan arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Alasan pemilihan sektor otomotif adalah karena permintaan terhadap kendaraan seperti mobil dan motor terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Selain itu, ketua Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo), Sudirman MR, kamis 18 september 2014, menyatakan pertumbuhan industri otomotif nasional mengalami kemajuan yang dapat dibanggakan. Menurut 4 Sudirman, dengan kehadiran produk mobil ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) langsung mendapat perhatian dan diprediksi dapat meningkatkan jumlah penjualan mobil secara nasional. Berdasarkan catatan Gaikindo, penjualan kendaraan di Indonesia selama 2010-2013 terjadi tren meningkat. Pada tahun 2010 total penjualan menjadi 764.000, dan terus naik pada tahun 2011 ke angka 894.000 atau meningkat 19%. Kemudian, pada 2012 menyentuh angka 1,16 juta atau naik 24%. Hingga 2013 angkanya semakin tinggi hingga mencapai 1,29 juta unit atau naik 10,2%. Setelah melihat latar belakang tersebut peneliti ingin membuat suatu penelitian dengan judul “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO TERHADAP LEVERAGE, KEBIJAKAN DAN RASIO DIVIDEN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SUB SEKTOR OTOMOTIF 2010 - 2014” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. 2. Apakah arus kas bebas secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. 5 3. Apakah rasio leverage secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. 4. Apakah rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. 5. Apakah arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Sesuai dengan permasalahan yang sudah dijelaskan di dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu : a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor otomotif. b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas bebas secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif. c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasio leverage secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif. 6 d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasio profitabilitas secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif. e. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara simultan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis 1. Bagi mahasiswa lain, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. 2. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI. b. Manfaat praktis 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penetapan kebijakan dividen bagi suatu perusahaan. Dan dalam 7 menentukan kebijakan pemilihan sumber-sumber dana untuk pembiayaan operasi perusahaan. 2. Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada peruusahaan, dalam menginvestasikan dananya dengan melihat kebijakan dividen perusahaan tersebut. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2006). Sementara menurut Hanafi (2004) “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain”. Adapun pengertian lainnya, Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2008). Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah suatu bentuk keputusan untuk menentukan penempatan laba, yaitu apakah membayar kepada pemegang saham atau sebagai investasi dalam perusahaan. Kebijakan dividen harus diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan invesatasi kembali (reinvestment), ada 2 asumsi yang mendasari kebijakan deviden (Bodie, at all, 2010) : 1) Kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (A Low Investment Rate Plane) pada perusahaan-perusahaan kategori mampu 9 membayarkan dividen yang lebih tinggi pada awal periode tetapi pertumbuhan dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah. 2) Kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya Dalam pembayaran dividen, perusahaan dapat menggunakan bentuk bentuk tertentu pembayaran dividen. Baridwan (2004) menyatakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk: 1. Dividen yang berbentuk uang Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki. 2. Dividen yang berbentuk aktiva (selain kas dan saham sendiri) Dividen yang dibagikan kadang-kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya. 3. Dividen saham (stock dividend) Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang 10 sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain. Adapun tujuan dari pembagian dividen (Andinata, 2010) adalah sebagai berikut: 1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. 2. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor. 3. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen adalah lebih rendah dibanding risiko capital gain. 4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. 5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Menurut Van Horne dan M. Machowicz (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain: 1. Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (Kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. 2. Kebutuhan pendanaan perusahaan. Begitu batasan hukum untuk kebijakan dividen perusahaan telah ditentukan, langkah berikutnya melibatkan penilaian kebutuhan 11 pendanaan perusahaan. Dalam hal ini, anggaran kas, laporan sumber dan penggunaan dana yang diproyeksikan, serta perkiraan laporan arus kas akan digunakan. Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan perubahan kebijakan dividen. 3. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 4. Kemampuan untuk meminjam Kemampuan untuk meminjam ini bisa dalam bentuk batas kredit atau perjanjian kredit bergulir dari suatu bank, atau hanya berupa kesediaan informal dari suatu lembaga keuangan untuk memberikan kredit. Semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka akan semakin besar fleksibilitasnya untuk meminjam, dan semakin besar pula kemampuannya untuk membayar dividen tunai. 5. Batasan-batasan dalam kontrak utang Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai presentase maksimum 12 laba ditahan kumulatif (yang diinvestasikan kembali) dalam perusahaan. Ketika larangan semacam ini diberlakukan, maka secara alami akan mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan dividen perusahaan. menyambut baik Kadangkala pihak larangan dividen yang dibebankan oleh pemberi pinjaman, karena pihak manajemen tidak perlu lagi menjustifikasi penahanan laba kepada para pemegang sahamnya. Perusahaan hanya perlu menunjukkan batasan tersebut. 6. Pengendalian B. Analisis Rasio Keuangan Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2013) merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah lainnnya. Atau secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis. Sementara rasio keuangan (financial ratio) adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan. Rasio keuangan (financial ratio) ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. 13 Analisis laporan keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (income statement), laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam satu industri. Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu : 1. Sebagai alat dalam menilai kinerja dan prestasi perusahaan. 2. Sebagai bahan rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak manajemen. 3. Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4. Dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. 5. Dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. C. Leverage Ratio (Rasio Leverage) Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit. Leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan (Hanafi, 2007). Leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai 14 sejauh mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan. Leverage perusahaan akan mempengaruhi EPS (Earning Per Share), tingkat risiko dan harga saham. Menurut Munawir (2004) Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan. Menurut Modigliani & Miller (dalam Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari 2013 ) berpendapat bahwa bila ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Namun demikian penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi (agency costs) yang tinggi. Biaya keagenan (agency costs) yaitu biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan. Artinya perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke 15 pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal. Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat perusahaan dipergunakan dibiayai untuk oleh hutang. menggambarkan Istilah kemampuan leverage biasanya perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2007). Leverage merupakan hasil dari pada penggunaaan dana biaya tetap untuk meningkat pemegang saham dan memungkinkan perusahaan untuk menspesifikasikan pengaruh suatu perubahan dalam volume penjualan atas saham biasa dan juga memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan hubungan satu sama lain antara leverage operasi dan leverage keuangan (Ridwan. S dan Inge. B 2001). Suatu perusahaan pasti membutuhkan dana didalam menjalankan aktivitas usahanya. Dana tersebut dapat berasal dari pemilik perusahaan, pemegang saham, maupun berupa dana pinjaman atau hutang. Keputusan dalam hal pendanaan perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan agar penggunaan dana tersebut dapat menghasilkan profit yang di harapkan. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. 16 Didalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2013) rasio leverage secara umum ada 8 (delapan), yaitu : 1. Debt to Total Assets atau Debt Ratio Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total asset. 2. Debt to Equity Ratio Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan debt to equity ratio (DER) sebagai “Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor”. 3. Times Interest Earned 4. Cash Flow Coverage 5. Long-Term Debt to Total Capitalization Long-term debt merupakan sumber dana pinjaman yang bersumber dari hutang jangka panjang. Long-term debt to total capitalization disebut juga dengan hutang jangka panjang/total kapitalisasi. 6. Fixed Charge Coverage Fixed Charge Coverage disebut juga dengan rasio menutup beban tetap. Rasio menutup beban tetap adalah ukuran yang lebih luas dari kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetap dibandingkan dengan rasio kelipatan pembayaran bunga. 7. Cash Flow Adequacy Cash Flow Adequacy disebut juga rasio kecukupan arus kas. 17 Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Selain itu kreditur juga mengasumsikan terdapat risiko yang besar dari perusahaan sehingga kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar, sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber sumber luar terbatas. D. Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba (Dewi Asttuti, 2004). Menurut Hery (2009), laba adalah suatu jumlah di mana perusahaan dapat mengembalikan ke investornya dan masih menyisakan untuk perusahaan pada akhir periode untuk dibawa ke periode berikutnya. Laba diukur sebagai selisih antara arus masuk sumber daya (pendapatan dan keuntungan) dan arus keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu. Menurut Stice, et al. (2009) laba merupakan indikator yang baik tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi laba yang menggambarkan kinerja perusahaan serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan mengenai dividen yang akan diberikan kepada para pemegang saham. 18 Sedangkan Brigham & Houston (2006) mengatakan bahwa “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE). Menurut Mamduh M Hanafi (2007) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang melakukan analisis dengan mengukur kemampun perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang dengan mengetahui tingat keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham akan meneruskan untuk menyediakan modal bagi perusahaan. Seorang investor akan lebih menekankan referensi pada return yang akan didapat dari investasi yang ditanamkan. Jika Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat kembalian (return) baik berupa dividen maupun capital gain (Andinata, 2010). Rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. Efektifitas manajemen di sisni dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Profitabilitas adalah tolak ukur sebuah 19 perusahaan dalam mencari keuntungan dari modal atau dana yang mereka investasikan dalam suatu penjualan. Profitabilitas yang tinggi akan menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka diharapkan juga dividen yang akan dibagikan tinggi juga. Profitabilitas merupakan gambaran hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan dalam mengoperasikan perusahaan, maka profitabilitas biasanya dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui efektivitas manajemen melalui laba atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Menurut Agus Sartono (2008), “Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya peroleh keuntungan perusahaan. Di dalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi,2013) rasio profitabilitas secara umum ada 4, yaitu : 1. Net Profit Margin Rasio ini mengukur laba bersih stelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Rumus untuk menghitung net profit margin : 2. Return On Total Asset (ROA) 20 Return on total asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009). Rumus untuk menghitung return on total asset : 3. Return On Equity (ROE) Return on equity merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir, 2009). Rumus untuk menghitung return on equity : 4. Gross Profit Margin Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, Karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik 21 operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009). Rumus untuk menghitung gross profit margin : E. Arus Kas Operasi Dalam PSAK No.2 paragraf 12 (IAI, 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Dalam laporan arus kas perusahaan, aktivitas penerimaan kas dan pembayaran kas digolongkan menjadi tiga yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam penentuan laba. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup guna terus melanjutkan usahanya (Weygandt, et al., 2008). Arus kas dari kegiatan operasi (cash flow from operating activities) adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contohnya transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang (Revee, et al., 2010). 22 Menurut Ardiyos (2010), arus kas operasi adalah laba sebelum bunga dan penyusutan dikurangi pajak. Merupakan suatu ukuran atas kas/uang tunai yang dihasilkan dari operasi, namun tidak menghitung belanja modal atau kebutuhan modal kerja. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi dalam PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI, 2009) adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pembelian jasa; 2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4. Pembayaran kas dan untuk kepentingan karyawan; 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya; 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat di identifikasikan secara khusus sesuai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; 7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing). F. Arus Kas Bebas Arus kas bebas merupakan jumlah arus kas yang tersedia bagipara investor setelah peusahaan memenuhi seluruh kebutuhan operasi dan mengcover dana untuk investasi baik dalam aktiva tetap bersih maupun aktiva lancar bersih (Gitman, 2006). 23 Menurut R. Pramono (2008), arus kas bebas adalah uang tunai yang benar-benar disediakan oleh perusahaan untuk para investornya setelah perusahaan bisa memiliki aktiva tetap dan memiliki cukup modal kerja untuk menunjang kegiatan bisnisnya termasuk memelihara aktiva tetapnya. Arus kas bebas tidak dapat dipertahankan terus-menerus kecuali, jika aktiva tetap yang didepresiasi diganti dan produk-produk baru dikembangkan, sehingga manajemen tidak sepenuhnya bebas untuk menggunakan arus kas semaunya sendiri. Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh kas bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Arus kas bebas berbeda dengan arus kas bersih dalam dua hal. Pertama, arus kas bebas mencerminkan dana yang tersedia bagi seluruh investor, sedangkan arus kas bersih mencerminkan dana yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Maksudnya ialah pembayaran kepada pemilik obligasi dan pemegang saham preferen akan mengurangi arus kas bersih, tetapi tidak dikurangkan keluar dari arus kas bebas. Kedua, arus kas bebas mencerminkan dana yang tersedia bagi seluruh investor setelah mengurangkan investasiinvestasi yang dibutuhkan untuk tetap mempertahankan operasi perusahaan yang sedang berjalan. Jadi, investasi-investasi pada aktiva tetap dan modal kerja bersih akan mengurangi arus kas bebas, tetapi tidak dikurangkan dari arus kas bersih. 24 Handono Mardianto (2009), mengemukakan sebagai berikut: “Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan naik harga sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan yang mempunyai kelebihan kas (free cash flow), yakni kas yang tersisa setelah dikurangi oleh kebutuhan untuk membiayai proyek investasi ditahun mendatang. Perusahaan yang menahan kelebihan kasnya (tidak dibagikan sebagai dividen) justru harga sahamnya cenderung turun karena investor menganggap kelebihan kas perusahaan bersangkutan akan digunakan untuk membiayai proyek yang kurang menguntungkan”. Sedangkan Muhammad Asril Arilaha (2007) mengemukakan sebagai berikut: ”Menurut free cash flow hypothesis ketika perusahaan memiliki kelebihan kas, maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiiki Net Present Value (NPV) positif. Tetapi lebih baik untuk mengembalikan kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna memaksimumkan kekayaan pemegang saham”. G. Dividen payout ratio Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) sebagai cadangan bagi perusahaan (Ang) dalam Andinata (2010). Pendapatan bersih setelah dikurangi pajak disebut NIAT (Net Income Afterr Tax) atau EAT (Earning After Tax). Dividen ini untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari 25 laba perusahaan. Keputusan mengenai jumlah laba dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Menurut Lestariningsih (2007) Dividend payout ratio yaitu persentase dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Dividen payout ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividen yang dibagi dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang saham) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat. H. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Munawir mengatakan “Laporan keuangan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. 26 Secara lebih tegas Sofyan Assauri dalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2013) mengatakan “Laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban manajemen sumber daya yang di percayakan kepadanya”. Pihak manajemen memegang peran penting dalam membuat laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh laporan keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan sesuai yang diharapkan. Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para pemegang saham, laporan tahunan (annual report) mungkin adalah yang paling penting. Didalam laporan tahunan terdapat dua jenis informasi. Pertama, yaitu bagian verbal, sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa mendatang. Kedua, laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston (2008) “Suatu laporan tahunan corporate terdiri dari empat laporan keuangan pokok…” yaitu, : 1. Neraca Laporan ini menunjukkan posisi keuangan ― aktiva, hutang, dan ekuitas pemegang saham ― suatu perusahaan pada tangan tertentu, seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun. 27 2. Laporan Laba Rugi Laporan yang menyajikan hasil usaha ― pendapatan, beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham untuk periode akuntansi tertentu. 3. Laporan Ekuitas Suatu bentuk pernyataan yang menyajikan laporan saldo laba, sering kali dikombinasikan dengan laporan laba-rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan-perusahaan yang yang memilih format penyajian yang terakhir biasanya akan menyajikan laporan ekuitas pemegang saham sebagai pengungkapan dalam catatan kaki. 4. Laporan Arus Kas (cash flow) Arus kas bersih mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan oleh bisnis untuk para pemegang sahamnya dalam satu tahun tertentu. Sebuah perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa jumlah kas yang dilaporkan pada neraca juga akan tinggi. Arus kas tersebut mungkin digunakan dalam berbagai cara. Sebagai contoh, mungkin perusahaan menggunakan arus kas itu untuk membayar dividen, untuk mengurangi utang atau untuk membeli kembali saham biasa. I. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan 28 selama satu periode. Menurut PSAK No.2 (IAI, 2009) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaiman mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku). Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam arus kas, yaitu: 1. Cash inflow (arus kas masuk) Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari : a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan b. Penagihan piutang c. Penjualan aktiva tetap yang ada d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham e. Pinjaman/hutang dari pihak lain f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain 2. Cash out flow (arus kas keluar) Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Cash out flow (arus kas keluar) terdiri dari : a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain 29 b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan c. Pembelian aktiva tetap d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan f. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga dan pengeluaran lain-lain Laporan arus kas harus memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari periode tertentu, dengan mengklasifikasi transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan (PSAK No.2, IAI, 2009). 1. Aktivitas operasi Aktivitas operasi, yaitu meliptuti laba bersih, depresiasi, dan perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar di luar kas dan hutang jangka pendek. Karena itu, aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. 30 2. Aktivitas investasi Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan invesatasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. 3. Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan atau pembelian saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman. Menurut Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk untuk menilai kinerja keuangan, yaitu : 31 1. Rasio arus kas operasi (AKO) Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. 2. Rasio cakupan arus dan (CAD) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar bunga, pajak, dan dividen preferen. 3. Rasio cakupan kas terhadap bunga (CKB) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. 4. Rasio cakupan kas terhadap hutang lancar (CKHL) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. 5. Rasio pengeluaran modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengukur modal yang tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. 6. Rasio total hutang (TH) Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi. 7. Rasio arus kas bebas (AKB) 32 Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. J. Penelitian terdahulu Penelitian yang terkait dengan kebijakan dividen telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan uraian beberapa penelitian terdahulu. Penelitian terhdahulu Tabel 2.1 No. Pengarang Topik Penelitian Perbedaan Persamaan & Tahun 1. Alat Hasil Analisis Penelitian Devi Hoei Pengaruh Kebjakan Variabel Variabel Regresi Secara simultan, Sunarya Utang, arus kas rasio berganda seluruh variabel (2013) Profitabilitas, dan operasi, leverage Likuiditas arus kas pengaruh yang Terhadap bebas dan signifikan Kebijakan Dividen variabel terhadap Dengan Size size sebagai kebijakan Sebagai Variabel variabel dividen. Secara Moderasi Pada moderasi. parsial, hanya memberikan 33 Sektor Manufaktur variabel Periode 2008-2011 profitabilitas yang memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Imelda Faktor-Faktor Variabel Variabel Regresi Terdapat Christi dan Yang rasio arus kas berganda hubungan Inung Memengaruhi leverage operasi dan Wijayanti Kebijakan Dividen dan variabel variabel signifikan (2013) Studi Kasus Pada arus kas rasio antara laba Bank-Bank Yang bebas profitabilita bersih dan arus s kas operasi Terdaftar positif secara terhadap Di Bursa Efek kebijakan Indonesia dividen kas dan memunyai pengaruh yang positif dan signifikan 34 terhadap kebijakan dividen. 3. Zeeshan Ownership Variabel Variabel Regresi Variabel Arshad, Yasir Structure and arus kas rasio berganda struktur Akram, operasi dan profitabilita kepemilikan Maryam arus kas s dan berpengaruh Amjad, and bebas variabel positif tapi tidak Muhammad rasio signifikan. Usman leverage Sementara Dividen Policy (2013) return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan. 4. Luh Fajarini Pengaruh Variabel Variabel Regresi Kesempatan Indah Kesempatan rasio rasio berganda investasi dan Mawarni dan Investasi, profitabilita leverage Ni Made Dwi Leverage, dan s, variabel berpengaruh Ratnaldi Likuiditas pada arus kas negatif pada (2014) Kebijakan Dividen operasi, dan kebijakan Perusahaan variabel dividen leverage 35 Manufaktur Yang arus kas sedangkan Terdaftar di BEI bebas likuiditas menunjukkan pengaruh positif pada kebijakan dividen. 5. Resky D.V. Kebijakan Hutang, Variabel Variabel Regresi Secara simultan, Bansaleng, Struktur arus kas rasio berganda seluruh variabel Parengkuan Kepemilikan dan operasi dan profitabilita berpengaruh Tommy dan Profitabilitas variabel s dan positif dan Ivonne Terhadap arus kas variabel signifikan S.Saerang Kebijakan Dividen bebas. rasio terhadap (2014) Pada Perusahaan leverage kebijakan Food And dividen. Secara Beverage Di Bursa parsial hanya Efek Indonesia. profitabilitas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen selain 36 itu berpengaruh negatif. 6. Rowlan Determinan Variabel Variabel Regresi Posisi kas, net Bismark Dividen Payout arus kas rasio berganda profit margin, Fernando Ratio Pada Emiten operasi dan profitabilita debt equity Pasaribu, LQ-45 Di Bursa variabel s dan ratio, dan Dinoysia Efek Indonesia arus kas variabel ukuran bebas rasio perusahaan leverage berimplikasi Komanda dan Kholid Nawawi negatif dan (2014) tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan tingkat pengembalian investasi dan debt to total asset berimplikasi positif dan berpengaruh secara 37 signifikan. Sementara asset turnover berimplikasi negative dan berpengaruh secara signifikan. Secara simultan, seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 7. Rezvan Impact of agency Variabel Variabel Regresi Arus kas bebas Hejazi and Costs of Free Cash arus kas arus kas berganda berpengaruh Fatemeh Flow on Dividend operasi dan bebas dan positif dan Saadati Policy and variabel variabel signifikan moshtaghin Leverage of Firms profitabilita rasio terhadap (2014) in Iran s leverage kebijakan dividen dan leverage. 38 8. Hammad Impact of Variabel Variabel Regresi Variabel arus Hassan Mirza Corporate Cash arus kas arus kas berganda kas operasi and Talat Flows on Dividend bebas operasi, berpengaruh Afza (2014) Payouts : Evidence variabel positif dan from South Asia rasio signifikan profitabilita terhadap s, dan dividend payout variabel ratio. rasio leverage Sumber : Kumpulan penelitian terdahulu Perbedaan dan kebaruan penelitian skripsi ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel bebasnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Devi Hoei Sunarya (2013), menggunakan kebijakan utang (leverage), profitabilitas, dan likuiditas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Imelda Christi dan Inung Wijayanti (2013), menggunakan laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara 39 penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas bebas dan leverage. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zeeshan Arshad, Yasir Akram, Maryam amjad, dan Muhammad Usman (2013), menggunakan struktur kepemilikan (Ownership structure) sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage, profitabilitas dan growth sebagai variabel kontrol (control variable). Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini Indah Mawarni dan Ni Made Dwi Ratnaldi (2013), menggunakan kesempatan investasi, leverage, dan likuiditas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas . Dalam penelitian yang dilakukan oleh Resky, Parengkuan Tommy, dan Ivonne (2014), menggunakan kebijakan hutang (leverage), struktur kepemilikan, dan profitabilitas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio 40 profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rowland Bismark Fernando Pasaribu, Dinoysia Komanda, dan Kholid Nawawi (2014), menggunakan cash ratio, ROI, asset turn over, DER, debt to total asset, net profit margin, dan size. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rezva Hejazi dan Fatemeh Saadati Moshtaghin (2014), menggunakan agency costs dan arus kas bebas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen serta leverage sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi, rasio leverage, dan rasio profitabilitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hammad Hassan Mirza dan Talat Afza (2014), menggunakan arus kas bebas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage, dan profitabilitas sebagai variabel kontrol (control variable). Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas. 41 K. Kerangka pemikiran Dalam penelitian ini, ada empat faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kebijakan divden suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas sebagai suatu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Empat variabel independen tersebut akan diuji secara parsial maupun simultan melalui model regresi berganda untuk dapat diketahui pengaruhnya terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 42 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Otomotif Arus kas operasi (x1) Arus kas bebas (x2) Rasio leverage (x3) Rasio profitabilitas(x4) Kebijakan Dividen (Y) Uji asumsi klasik 1.Uji Normalitas 2. Uji Heteroskedastisitas 3. Uji Multikolinieritas 4. Uji Autokorelasi Uji statistik 1.Uji t 2. Uji F 3. Uji Determinan Analisis regresi linier beganda Analisis dan bahasan Kesimpulan dan saran 43 L. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan juga merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang perlu di uji kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya. Maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. H1 : arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. H2 : arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 3. H3 : rasio leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 4. H4 : rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 5. H5 : arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara bersama memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos, terdiri dari dua kata, yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Arti kata methodos adalah metode ilmiah, yaitu cara melakukan sesuatu menurut aturan tertentu. Adapun metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu yang membicarakan tentang metode. Melihat dari pengertiannya, metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran, harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Sehingga dapat disimpulkan metodologi penelitian adalah suatu bentuk upaya untuk memperoleh kebenaran melalui proses yang sistematik berdasarkan ilmu yang dipakai. A. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Berupa laporan keuangan perusahaan periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 45 B. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode: 1. Metode Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti majalah, jurnal dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. 2. Metode Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa lapoan keuangan perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen atau anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian dari objek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai 2014. 46 2. Sampel Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang reprensentatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari populasi dilakukan dengan purposive sampling didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu: a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk ke dalam perusahaan sektor otomotif. b. Perusahaan yang telah menyertakan laporan keuangannya selama 5 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010-2014 dimana perusahaanperusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai data keuangan yang lengkap pada tahun 2010-2014. c. Perusahaan yang membagikan dividen selama tahun penelitian, yaitu 2010-2014. 47 Berdasarkan kriteria tersebut maka didapat 8 sampel perusahaan sektor otomotif yang awalnya berjumlah 12 perusahaan, yaitu: Tabel 3.1 1. Astra International Tbk. 2. Astra Otoparts Tbk. 3. Indo Kordsa Tbk. 4. Goodyear Indonesia Tbk. 5. Gajah Tunggal Tbk. 6. Indomobil Sukses International Tbk. 7. Indospring Tbk. 8. Multistrada Arah Sarana Tbk. Sumber :data diolah D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen ini diproksikan dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. 48 Rumus dari Dividend Payout Ratio, adalah Dividend payout ratio = dividend per share earning per share (Agus Sartono, 2008) 2. Variabel Independent Variabel independent dalam penelitian ini, yaitu: a) Arus Kas Operasi Arus kas operasi adalah laba operasi bersih (net operating profit) plus semua penyesuaian nonkas yang disajikan dalam laporan arus kas. Variabel arus kas operasi diproksikan dengan menggunakan rasio arus kas operasi. Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Apabila Rasio arus kas operasi berada dibawah 1, berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Rumus untuk arus kas operasi adalah: Rasio arus kas operasi = Net operating profit Hutang lancar (Darsono dan Ashari, 2005) 49 b) Arus Kas Bebas Variabel arus kas bebas diproksikan dengan menggunakan rasio arus kas bebas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas di masa mendatang. Semakin tinggi rasio arus kas bebas berarti semakin baik perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas. Rumus untuk arus kas bebas adalah: Rasio arus kas bebas = Laba bersih Bunga (Darsono dan Ashari, 2005) c) Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Irham Fahmi, 2013). 50 Rumus dari Return On Asset adalah: ROA = Laba bersih Total aktiva (Irham Fahmi, 2013) d) Rasio Leverage Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010). Semakin rendah rasio leverage maka semakin baik kondisi perusahaan. Rumus dari debt to equity ratio (DER) adalah : DER = Total debt Total equity (Kasmir, 2010) 51 E. Teknik Analisis 1. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Berikut ini merupakan pengujian asumsi klasik, yaitu : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah model regresi memenuhiasumsi normalitas yang dilakukan dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas (Normal Probability Plot). Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006). Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji Kolmogorovsmirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal. Maka untuk mendeteksi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis : Ho : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal Dengan pedoman pengambilan keputusan : 1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal. 52 2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal (Ghozali, 2006). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka satu. Nilai tolerance mendekati satu, dan korelasi antar variabel adalah lemah (dibawah 0,5), maka dalam model regresi tidak terdapat masalah multikolinearritas (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Menganalisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang sifatnya saling berlawanan. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006). c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2006) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalamn model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. 53 Cara menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan analisis grafik scatterplot. Pengujian scatterplot, model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan menggunakan Uji Glejser. Berbeda dengan scatterplot, dimana uji glejser ini dilakukan dengan meregresi variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya (Gujarati, 2006). Dasar pengambilan keputusan pada uji glejser, yaitu: 1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka 0,05 maka kesimpulannya tidak terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari kesimpulannya tidak terjadi heteroskedastisitas. 54 d. Uji Autokorelasi Ujii ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006) : 1. Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 55 Tabel 3.2 Keputusan ada tidaknya autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Tidak ada autokorelasi Tolak Jika 0 < dw < dl positif Tidak ada autokorelasi Tidak disimpulkan positif Tidak dapat dl ≤ dw ≤ du ada korelasi Tolak ada korelasi Tidak 4-dl < dw < 4 negative Tidak negatif dapat 4-du ≤ dw ≤ 4-dl disimpulkan Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du ≤ dw ≤ 4-du Sumber : Ghozali, 2006 Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapatdiambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. 56 2. Pengujian Hipotesis a. Uji t Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas (independen) secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen) dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Kriterianya uji-t sebagai berikut : 1. Berdasarkan perbandingan t tabel dan t hitung a. Bila t hitung < t tabel, variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan cara membandingkan nilai t hitung pada hasil SPSS dengan nilai pada t tabel dengan α 0,05. b. Bila t hitung > t tabel, variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan cara membandingkan nilai t hitung pada hasil SPSS dengan nilai pada t tabel dengan α 0,05. 2. Berdasarkan Probabilitas Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05, jika probabilitas (signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio), jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio). 57 b. Uji F Uji F merupakan uji yang digunakan secara bersama-sama dalam membuktikan signifikan atau tidaknya persamaan regresi kuadratik yang telah dibentuk. Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah variabel independen secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Dividen Payout Ratio). Kriteria uji-F sebagai berikut: 1. Berdasarkan perbandingan Ftabel dan Fhitung a. Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen). Dengan cara membandingkan nilai f hitung pada hasil SPSS dengan nilai f tabel pada α 0,05. b. Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen). Dengan cara membandingkan nilai f hitung pada hasil SPSS dengan nilai f tabel dengan α 0,05. 2. Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05, jika probabilitas (signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio), jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio). 58 c. Uji koefisien determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R²) untuk mengetahui kesesuaian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2< 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R2 mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Koefisien determinasi menggambarkan besarnya pengaruh variabel arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas. 3. Analisis Regresi Berganda Menurut Ghozali (2006), metode regresi digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas. Dikarenakan pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan empat variabel independen, maka metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda (Multiple Regression). Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut: Dimana : 59 Y : Dividen Paayout Ratio (DPR) α : Konstanta β1234 : Koefisien regresi X1 : Arus kas operasi X2 : Arus kas bebas X3 : Rasio leverage X4 : Rasio profitabilitas e : Nilai residual 60 BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian 1. PT Astra International, Tbk (ASII) PT Astra International merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi otomotif. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 april 1990. PT Astra International berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan utamanya meliputi perakitan dan penyaluran mobil sepeda motor dengan suku cadangnya serta penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, infrastruktur dan teknologi informasi. 2. PT Astra Otoparts, Tbk PT Astra Otoparts adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka di Indonesia yang memproduksi serta mendistribusikan suku cadang kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Alfa Delta, yang bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan konstruksi. Akhirnya pada tahun 1997 berganti menjadi PT Astra 61 Otoparts dan pada tahun 1998 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 3. PT Indo Kordsa, Tbk PT Indo Kordsa didirikan pada bulan Juli 1981 dengan nama PT Branta Mulia, dan membuka pabrik kain ban pertamanya di Citeureup, Jawa Barat, pada bulan April 1985. Pada bulan Juli 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan dan Bursa Efek Surabaya dengan nama PT Branta Mulia Tbk. Operasi Perseroan diperluas selama dekade berikutnya, mendirikan perseroan patungan, Thai Branta Mulia Co. Ltd., pada Oktober 1990, dan membuka pabrik kain bandi Ayutthaya, Thailand pada tahun1993. Perseroan patungan lainnya, yaitu PT Branta Mulia Teijin Indonesia, didirikan pada awal 1996 bersama dengan Teijin Limited Jepang untuk memproduksi benang ban polyester, dan memulai produksi pada tahun 1997 di Citeureup. Perseroan berganti nama menjadi PT Indo Kordsa Tbk pada bulan Juni 2007. Setelah Teijin Fiber Limited divestasi dari sahamnya di PT Indo Kordsa Teijin pada tahun 2007, PT Indo Kordsa Tbk mengakuisisi 99,9% saham PT Indo Kordsa Teijin di 2008. Antara 2009 dan 2011 PT Indo Kordsa Tbk telah menyelesaikan modernisasi menyeluruh di pabrik Nylon dengan mengganti „winders‟ dan sistem kontrol, yang menghasilkan peningkatan kapasitas 2.000 ton. 62 Visi : Kordsa Global yang tangkas dalam bisnis bernilai tinggi untuk pertumbuhan berkelanjutan. Misi : Memberikan solusi yang bernilai tambah dibidang bahan penguat ban. 4. PT Goodyear Indonesia, Tbk Goodyear Indonesia semula didirikan dengan nama “N.V.Goodyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjaminter Kuile No. 199, yang kemudian berubah nama menjadi “PT Goodyear Indonesia” berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli1978. Pada tanggal 10 November 1980, PT Goodyear Indonesia melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) berupa 6.150.000 lembar saham nya dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 (seribu Rupiah) per lembar saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang efektif mulai tanggal 1Desember 2007 berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah digabungkan dengan Bursa Efek Surabaya (BES). PT Goodyear Indonesia merupakan perusahaan manufaktur, eksportir, importir dan penjualan ban, ban dalam, flap dan produk turunan karet lainnya yang pertama di Indonesia. 63 5. PT Gajah Tunggal, Tbk Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk Memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan tumbuh menjadi produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga di tahun 1981. Awal tahun 90-an, Perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk. Pada tahun 1981, perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Company, Jepang. Pada tahun 1990, PT Gajah Tunggal Tbk terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Visi : Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global. Misi : Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami, dan memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegangsaham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan. 64 6. PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Indomobil Investment Corporation dan pada tahun 1997 dilakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Indomulti Inti Industri Tbkdan berubah namanya menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Sejak saat itulah status Perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, dengan kantor pusatnya di Wisma Indomobil I, lantai 6, Jl. MT. Haryono Kav 8, JakartaTimur 13330. Bidang usaha utama Perseroan dan anak perusahaan meliputi: pemegang lisensi merek, distributor penjualan kendaraan, layanan purna jual, jasa pembiayaan kendaraan bermotor, distributor suku cadang dengan merek “IndoParts”, perakitan kendaraan bermotor, produsen komponen otomotif serta kelompok usaha pendukung lainnya. Semua produk dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan standar kualitas yang dijamin oleh perusahaan prinsipal serta didukung oleh layanan purna jual yang prima melalui jaringan-jaringan 3S (Sales, Service, dan Spare part) yang tersebar diseluruh Indonesia. Visi :Menjadi Perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri. Misi : Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi 65 kepuasan pelanggan. Memberikan konstribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan usaha Indomobil. Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 7. PT Indospring, Tbk PT Indospring, Tbk sebuah Perseroan industri yang memproduksi pegas untuk kendaraan, baik berupa pegas daun maupun pegas keong yang diproduksi dengan proses dingin maupun panas, dengan lisensi dari Mitsubishi Steel Manufacturing, Jepang. Didirikan pada 5 Mei 1978, memulai produksi, operasi dan pemasaran pegas daun pada bulan Juni 1979 dan pegas keong pada bulan Oktober1988. Pada bulan Agustus 1990 perseroan memasuki pasar modal dengan mencatatkan 15.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 10 Mei 1997, PT Indospring Tbk telah mengadakan Perjanjian Bantuan Teknik dan Lisensi Wigan Murata Spring Co. Ltd., Jepang khusus untuk produksi valve spring. Pabrik 2 yang beroperasi pada tahun 2007, mempunyai beberapa keunggulan teknologi yang dapat memproduksi pegas daun tipe Parabolik (Parabolic Springs). Pada tahun 2011 pabrik 3 (berdekatan dengan pabrik 2), sudah selesai dibangun. Pabrik 3 ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi pegas dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar global. 66 Visi : Menjadi produsen leaf spring dan coil spring otomotif yang dapat diandalkan di dalam pasar global dengan produk yang berkualitas tinggi dan dikerjakan oleh manusia yang berkomitmen tinggi. Misi : a. Mengirimkan produk yang memenuhi kebutuhandan harapan secara konsisten semua pelanggan kita. b. Menjalankan program perbaikan berkelanjutan melalui implementasi sistem kualitas. c. Memberdayakan orang melalui sistem pelatihan 5S, program Picos dan Gugus Kendala Mutu. d. Mengejar nilai-nilai tertinggi dalam passion, integrity, commitment dan adaption terhadap pelanggan, pekerja, pemasok dan masyarakat luas kita. e. Mengejar produktivitas tertinggi melalui orang dan output. f. Mewujudkan PT Indospring Tbk sebagai perusahaan ramah lingkungan. 8. PT Multistrada Arah Sarana, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa. Perseroan di desain dan mendapatkan bantuan teknis dan distribusi dari Pirelli-Itali dan Continental GMbh-Jerman. Selama krisis di Asia tahun 1999, seluruh kewajiban Perseroan dialihkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Sukses bisnis Perseroan 67 dimulai sejak Perseroan yang sekarang diambil alih oleh manajemen baru (PVP XVIII Pte Ltd dan PT Indokemika Jayatama) pada tahun 2004, dan melakukan proses restrukturisasi, termasuk konversi dari pinjaman menjadi Ekuitas dan melakukan penawaran umum saham perdana/IPO pada tahun 2005. Dalam kegiatan produksinya, Perseroan memiliki standar kualitas keselamatan dunia, ini bertujuan untuk menjaga keselamatan para konsumen dalam menggunakan produk yang telah dihasilkan oleh Perseroan. Berkat kepedulian kami terhadap keselamatan konsumen, Perseroan berhasil memperoleh sertifikasi ISP/TS16949:2009 dan ISO/IEC 17025: 2008 untuk Quality Management System dan beberapa sertifikat produkantara lain SNI, CCC, Inmetro, BIS, ECE-30, ECE-54, GSO,DOT, FMVSS 139. Visi : Menjadi pemimpin dan panutan dalam industry ban. Misi : Menjadikan dunia lebih makmur dan sejahtera. 68 garis diagonal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berditribusi normal. Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogorovsmirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman pengambilan keputusan : 1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal. 2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal (Ghozali, 2006). Hasil pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov (KS) diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation 0E-7 12,95710257 Absolute ,104 Positive ,104 Negative -,104 Kolmogorov-Smirnov Z ,661 Asymp. Sig. (2-tailed) ,775 Hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov (KS) terhadap 40 data dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa sudah 70 berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov smirnov (KS) tersebut lebih besar dari 0,05. 2. Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2006) : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang menyempit), teratur (bergelombang, maka mengindikasikan melebar telah kemudian terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 71 Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji t, diperoleh bahwa variabel arus kas operasi dan debt to equity ratio (DER) memiliki koefisien regresi dengan arah negatif, sedangkan 2 variabel lainnya yaitu arus kas bebas dan return on asset (ROA) memiliki koefisien regresi dengan arah positif. Untuk kriteria Uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua arah. Nilai t untuk n = 40 – 1 = 39 adalah 2,02269. Untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dari variabel arus kas operasi, arus kas bebas, debt to equity ratio (DER), dan return on asset (ROA) terhadap kebijakan dividen dapat diuji sebagai berikut : 1. Pengujian hipotesis 1 H0 : Arus kas operasi tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha1 : Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas operasi secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = -2,559 b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269 76 Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269 2. –t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus kas operasi terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar -2,559, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 ditolak (Ha1 diterima). 2. Pengujian hipotesis 2 H0 : Arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha2 : Arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas bebas secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = 2,846 77 b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269 Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269 2. –t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus kas bebas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar 2,846, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,007 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh antara arus kas bebas terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 ditolak (Ha2 diterima). 3. Pengujian hipotesis 3 H0 : Rasio leverage tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha3 : Rasio leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah rasio leverage secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap 78 kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = -2,517 b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269 Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269 2. –t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio leverage terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar -2,517, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara rasio leverage terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,017 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh antara rasio leverage terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 ditolak (Ha3 diterima). 4. Pengujian hipotesis 4 H0 : Rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 79 Ha4 : Rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah rasio profitabilitas secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = 0,589 b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269 Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269 2. –t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar 0,589, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima (Ha ditolak), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,560 lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Tidak terdapat pengaruh antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 diterima (Ha4 ditolak). 80 Berdasarkan data tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa model persamaan regresi ini memiliki nilai Fhitung 4,403 dan dengan tingkat signifikansi 0,005, sementara nilai F tabel berdasarkan dk = 40 - 4 - 1= 35 dengan tingkat signifikan 5% sebesar 2,64. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak (Ha diterima), artinya terdapat pengaruh antara arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara bersama-sama (simultan) terhadap kebijakan dividen. Jika berdasarkan tingkat signifikansi pada tabel 4.6 yaitu sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05 berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak (Ha diterima), artinya arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 3. Koefisien determinasi (R2) Seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang berada antara 0 sampai 1. Jika, nilai mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2006).Hasil nilai R-square dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya kebijakan dividen dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. 82 3) Arus kas bebas (X2) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 1,949. Apabila nilai arus kas bebas (X2) naik satu persen dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka dividend payout ratio (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,949. 4) Debt Equity Ratio (X3) memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -6,405. Apabila nilai debt equity ratio (X3) turun satu persen dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka dividend payout ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 6,405. E. Bahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi, arus kas bebas dan rasio leverage (DER) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen (DPR).Sementara variabel lainnya yaitu, rasio profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Berdasarkan hasil secara simultan, yaitu memiliki nilai Fhitung sebesar 4,403 dengan nilai sig. sebesar 0,005. Karena nilai sig. 0,005 < 0,05 (α), maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (DER), dan rasio profitabilitas (ROA) secara simultan (bersama) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). 85 1. Bahasan hasil pengujian hipotesis pertama Berdasarkan pada pendapat (Weygandt, et al., 2008) yang mengatakan aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam penentuan laba. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup guna terus melanjutkan usahanya. Seacara umum perusahaan akan membayarkan dividen apabila sumber kas yang dimilikinya cukup besar, jadi sesuai dengan teori tersebut maka arus kas operasi merupakan salah satu indikator yang tepat dalam menentukan kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2009) yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan divieden. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hery (2009), yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana (2012) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. Bahasan hasil pengujian hipotesis kedua Handono Mardianto (2009), mengemukakan sebagai berikut: “Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan 86 naik harga sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan yang mempunyai kelebihan kas (free cash flow), yakni kas yang tersisa setelah dikurangi oleh kebutuhan untuk membiayai proyek investasi ditahun mendatang. Jadi, apabila perusahaan memiliki kelebihan kas yang cukup besar lebih baik digunakan untuk mengembalikan dana kelebihan kas tersebut kepada para pemegang saham guna memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Sehingga kurang lebih arus kas bebas dapat menjadi salah satu indikator didalam menentukan kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2006) juga menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Islamiyah (2012) yang menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2006) juga menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. 87 3. Bahasan hasil pengujian hipotesis ketiga Menurut Modigliani & Miller (dalam Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari 2013 ) berpendapat bahwa bila ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Artinya penggunaan hutang dapat digunakan untuk menciptakan suatu nilai untuk memajukan perusahaan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan. Tetapi penggunaan hutang yang berlebih akan menimbulkan biaya agensi yang tinggi sehingga dapat juga menyebabkan kebangkrutan. Artinya perusahaan besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal. Jadi, rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat perusahaan dibiayai oleh hutang, maka dari itu rasio leverage dapat digunakan sebagai salah satu indikator bagi para investor untuk menilai kondisi suatu perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Hoe Sunarya (2013) menyatakan bahwa rasio leverage (debt to equity ratio) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam penelitian Gupta dan Banga (2010) juga menyatakan bahwa 88 rasio leverage (debt to equity ratio) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana (2012), yang menyatakan bahwa rasio leverage (debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh. Dan juga dalam penelitian Latiefasari yang menyatakan bahwa rasio leverage (debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh. 4. Bahasan hasil pengujian hipotesis keempat Menurut Stice, et al. (2009) laba merupakan indikator yang baik tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa informasi laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan itu sendiri. Karena apabila laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka kemungkinan dividen yang dibayarkan kepada investor akan naik. Artinya, kemungkinan laba (profitabilitas) merupakan salah satu indikator yang tepat didalam menentukan kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Islamiyah (2012) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam penelitian Sulistiyowati (2010) juga menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 89 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interprestasi hasil analisis mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen, dengan menggunakan data yang berdistribusi normal, tidak terdapat masalah multikolinieritas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak terdapat masalah autokorelasi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas operasi sebesar 0,015 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), terbukti. 2. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas bebas 0,007 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), terbukti. 90 3. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio leverage 0,017 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa rasio leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), terbukti. 4. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio profitabilitas 0,560 yang berarti bahwa lebih besar dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), tidak terbukti. 5. Dari hasil analisis data secara simultan variabel arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen. Hal ini berdasarkan pada nilai Fhitungsebesar 4,403 dengan nilai sig. 0,005 yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05. 6. Koefisien determinasi R-Square sebesar 0,335. Hal ini berarti bahwa 33,5% variabel dependen yaitu kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh empat variabel independen yaitu arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas, sementara sisanya sebesar 91 66,5% kebijakan dividen dijelaskan oleh faktor-faktor lain atau variabel lainnya. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan saran, sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen yang lain. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama. 3. Mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan umur perusahaan, karena ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama stabil dengan yang baru didirikan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen yang akan diberikan kepada pemegang saham. C. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel-variabel yang telah diteliti, maka implikasi bagi masyarakat, yaitu : 1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting dalam penelitian ini. 92 2. Bagi Investor Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh dividen pada suatu perusahaan dapat melihat arus kas operasi, arus kas bebas, dan rasio leverage. Dimana variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai perusahaan yang memberikan keputusan kebijakan dividen, sehingga investor dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembagian dividen kepada para pemegang saham. 93 DAFTAR PUSTAKA Andinata, W. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. 2010. Anggreni Puspitasari dan Linda Purnamasari. Pengaruh Perubahan Dividen payout ratio dan dividen yield terhadap return saham. Jurnal Bisnis dan Perbankan. Vol 3, no. 2. 2013 Ardiyos. Kamus Besar Akuntansi, Jakarta: Citra Harta Prima, 2010. Arilaha, Muhammad A. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13, No. 1, hal. 78-87. 2007. Arshad, Zeehan and Friend.“Ownership Strukture and Dividend Policy“.Interdiciplinary Journal of Contemporary Researh Business.Vol. 5, no.3 2013. Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama.Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004. Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. 2004. Bodie, Marcus dan Kane. Investment. Jakrta: Salemba Empat. 2010. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1. Edisi 10. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto.Jakarta: Salemba Empat. 2006. Darsono dan Ashari. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: 2005. Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2013. Fraser, Lyn M. Dan Aileen Ormiston. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh, Indonesia. 2008. 94 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Peneliti Universitas Diponegoro. 2006 Gitman, L.J. Principles of Managerial Finance. New York : Addison Wesley. 2006. Gupta, Amitabh dan Banga, Charu.“The Determinants of Corporate Dividend Policy Decision”. Vol. 37, No. 2, 2010. Gujarati, Damodar. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga. 2006. Hajazi, Rezvan and Fatmh S M. “Impact of Agency Costs of Free Flow on Dividend Policy, and Leverage of Firms in Iran”. Journal of novl applied sciences. 2014. Hanafi, Mamduh. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE UGM. 2004. Hanafi, Mamduh, dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2007. Hasan Mirza, Hammad and Talat Afza. “Impact of Corporate Cash Flows on Dividend Payouts : evidence from south asia”. Middle east journal of scientific research. 2014. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2009. Imelda Christi dan Inung Wijayanti.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Studi Kasus Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal Akuntansi & Bisnis.Vol 1, 2013. Joel G.Siegel dan Jae K.Shim.Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Elex Media Komputindo.1999. Hery. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas. Akuntabilitas, Vol. 9, No.1, September : 10-16. 2009 Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. Dasar-dasar Manajemen keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YPKN. 2006. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010. 95 Lina Andriyanti dan Made Gede Wirakusuma. “Good Corporate Governance Memoderasi Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Bebas Dengan Kebijakan Dividen”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol 8, No.2, 2014:245262. Lestariningsih, D. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of Earning Growth terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. 2007. Luh Fajarini Indah Mawarni dan Ni Made Dwi Ratnaldi. “Pengaruh Kesempatan Investasi, Leverage, dan Likuiditas Pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol 9, No.1, 2014: 200-208. Mardiyanto Handono. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO). 2009. Madura, Jeff. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi 4 Terjemahan Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2001. Munawir S. Analisa Laporan Keuangan. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. Hlm. 56. 2002. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 2, 2012. Pramono, Peni R. Menilai Kinerja Manajer Lewat Laporan Keuangan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2008. Reeve, J. M., et al. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 2010. Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Bandung. 2001 Rosdini, Dini. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Working Paper in Accounting and Finance. 2009. Rowland B.Fernando Pasaribu, Dionysia Kowanda dan Kholid Nawawi. “Determinan DividendPayout Ratio Pada Emiten LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal Ekonomi & Bisnis.Vol. 8, No. 1, 2014. 96 Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009. Syamsudin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2007. Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA, 2008. Stice, James D, et all. Akuntansi Keuangan. Edisi Keenam belas.Jakarta: Salemba empat. 2009. Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. 15, 2012. Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, JR. “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”.Edisi 13 Buku 1 terjmahan Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. 2012. Weygandt, J. J., Kieso, D. E., dan Kimmel, P. D. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 2008. www.idx.com www.google.com www.sahamok.com 97 Lampiran 1 Data arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas pada perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif periode 2010 -2014 No Nama 1 ASII 2 AUTO 3 BRAM 4 GDYR 5 GJTL 6 IMAS Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 Dividend payout ratio 36,63 45,07 45,03 45,03 45,59 37,25 40,23 29,53 50,53 53,08 41,95 45,01 36,12 65,27 26,23 15,37 37,06 17,47 21,63 36,07 5,03 5,10 28,31 28,96 12,91 23,39 16,97 7,80 9,87 Rasio Arus kas operasi 7,97 28,29 16,48 29,87 10,35 31,89 16,61 19,54 20,73 7,86 31,80 36,78 55,90 23,84 23,82 19,00 25,25 20,14 35,47 23,38 39,66 10,49 56,53 43,83 20,88 28,28 22,44 36,12 21,97 Rasio Arus kas bebas 2,18 22,87 11,36 19,03 8,74 27,15 11,71 13,06 16,37 11,84 23,85 28,54 36,98 25,76 15,57 8,10 20,27 16,54 21,78 16,71 26,17 9,42 32,18 23,77 13,00 21,52 18,99 23,88 15,44 Rasio leverage 0,92 1,02 1,03 1,02 0,96 0,38 0,47 0,62 0,32 0,42 0,26 1,38 0,36 0,47 0,73 1,76 1,77 1,35 0,98 1,17 1,94 1,61 1,35 1,68 1,68 4,99 1,54 2,08 2,35 Rasio profitabilitas 15,07 13,73 12,48 10,42 9,37 21,94 15,82 12,79 8,39 6,65 9,70 14,28 9,81 2,32 5,15 5,81 3,14 5,39 4,17 2,18 8,01 5,92 8,80 0,78 1,68 6,36 7,52 5,11 2,78 98 7 INDS 8 MASA 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 21,57 17,37 20,73 11,16 13,82 28,49 3,48 8,60 50,29 40,73 9,86 15,58 9,78 12,95 29,63 11,76 19,67 31,01 23,77 42,03 9,26 25,99 11,53 8,07 7,21 16,23 7,61 16,96 15,07 14,48 22,42 5,07 16,18 2,49 2,39 0,80 0,46 0,25 0,25 0,87 1,68 0,68 0,68 0,67 0,29 9,10 10,55 8,05 6,72 5,59 5,80 3,01 0,05 0,57 0,08 99 Lampiran 2 Hasil pengolahan data sampel penelitian dengan menggunakan SPSS versi 20 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters Mean a,b 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences 12,95710257 Absolute ,104 Positive ,104 Negative -,104 Kolmogorov-Smirnov Z ,661 Asymp. Sig. (2-tailed) ,775 Regression Variables Entered/Removed Model 1 Variables Variables Entered Removed Roa, Ako, Der, Akb a Method . Enter b a. Dependent Variable: Dpr b. All requested variables entered. b Model Summary Model 1 R ,579 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,335 ,259 13,67748 Durbin-Watson 1,868 a. Predictors: (Constant), Roa, Ako, Der, Akb b. Dependent Variable: Dpr a ANOVA 100 Lampiran 3 Daftar t Tabel 103 104 Lampiran 5 Tabel Durbin Watson 106