PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS

advertisement
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO
LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dengan Sub Sektor Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Gusap Mediatanto
NIM 1110081000111
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO
LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dengan Sub Sektor Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Gusap Mediatanto
NIM 1110081000111
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM
Taridi Kasbi Ridho, MBA
NIDN. 0422125902
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 12 Februari 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa :
1. Nama
: Gusap Mediatanto
2. NIM
: 1110081000111
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS
KAS
BEBAS,
RASIO
PROFITABILITAS
LEVERAGE
TERHADAP
DAN
RASIO
KEBIJAKAN
DIVIDEN”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Februari 2015
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
: Gusap Mediatanto
Jenis Kelamin
: Laki-laki
TTL
: Bogor, 17 Agustus 1992
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Pangkalan Jati II Gang mangga No.56 Rt
005/02 Kecamatan Cinere, Depok
No Telepon
: 082213284133
Email
: [email protected]
Pendidikan Formal
1998 – 2004 : SD Negeri 03 Pondok Labu
2004 – 2007 : SMP Negeri 85 Jakarta
2007 – 2010 : SMK Negeri 20 Jakarta
2010 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh arus kas operasi, arus kas
bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur sector otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Teknik sampel
yang di gunakan adalah metode purposive sampling. Dengan menggunakan
metode purposive sampling diperoleh sebanyak 8 perusahaan yang dijadikan
sampel dari total 12 perusahaan. Metode pengolahan data yang digunakan adalah
uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t, uji f, dan uji koefisien
determinasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable arus kas operasi
(0,015), arus kas bebas (0,007), dan rasio leverage (0,017) memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen. Sedangkan untuk rasio profitabilitas (0,560) tidak
memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil uji F (0,005) menunjukkan
bahwa variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari hasil uji koefisien determinasi
diperoleh nilai 33,5%.
Kata kunci :Kebijakan dividen, arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage,
rasio profitabilitas.
vii
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of operating cash flow, free cash
flow, leverage ratio, and profitability ratio of the dividend policy at the
company of Automotive Sector Manufacturing listed in Indonesia Stock
Exchange (BEI).The population in this study is the Company of Automotive
Sector Manufacturing listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) 2010-2014.
Sampling technique used purposive sampling method The writer was obtained
by 8 companies from 12 companies as sampling. Data processing method used
the classic assumption test, multiple regression analysis, t-test, f, and
coefficient determination test.The results showed that the variable operating
cash flow (0,015), free cash flow (0,007), and the leverage ratio (0.017) have
effect on dividend policy. As for the profitability ratio (0.560) doesn’t have
effect on dividend policy. Test results F (0,005) showed that the variables used
in the study simultaneously have effect on the dependent variable. From the
coefficient test obtained the value is 33.5%.
Keywords: dividend policy, operating cash flow, free cash flow, leverage
ratios, profitability ratios.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS, RASIO
LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN
SUB
SEKTOR OTOMOTIF 2010 - 2014 ” dengan baik dan lancar. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah pada baginda alam dan junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril
maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak Dr, M. Arief Mufraini, Lc., MA.
2. Ketua Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Titi Dewi
Warninda, SE., M.Si.
3. Sekretaris Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Ela
Patriana, MM
4. Bapak Herni Ali HT, SE, MM dan Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA
sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
mengerjakan skripsi disaat sibuk maupun santai. Semoga Allah Swt
senantiasa memberikan kemudahan dan kesehatan bagi ibu.
5. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen yang telah mengajarkan dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah
membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan.
ix
6. Seluruh Pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah serta
Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah melayani penulis
dalam mencari bahan-bahan referensi untuk penelitian ini.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Marpandi dan Ibu Darti Setyaningsih, atas
segala bentuk pengorbanan dan dukungannya serta do’a yang tiada hentihentinya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada orang
tuaku.
8. Kakakku Ariyanti Amuningsih dan Adikku Bagus Mediatanto, serta
saudara perempuanku Yunika yang telah memberikan semangatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
9. Teman-temanku seperjuangan INTEL; Rio, Bito, Ipul, Ozan, Lukman,
Dicky, Azul, Akim, Rino, Yayan, yang telah menemani penulis dalam
suka dan duka selama kuliah, dan selalu memberikan semangat untuk
penulis menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen C 2010; Adi, Faisal, Anggit, Eko,
Alip, Fahem, Arvan, Mutia, Resti, Dina, Kamal, Agus dan yang lainnya
terima kasih atas kebersamaan selama kuliah.
11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Keuangan 2010; Malo, Aswin,
Ali, Deva, Rudi, Anne, Devi, Rona, dan yang lainnya, terima kasih atas
ilmu dan kebersamaan selama kuliah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak
bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian
semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang
berlipat.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
pada kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika
penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahanx
kesalahan yang terdahulu. Segala kesempurnaan, penulis kembalikan kepada
Allah SWT, mudah-mudahan Allah senantiasa memberkahi segala amal usaha
kita.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari
sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan
lurus ridho Allah Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di
sisi-Nya. Amin.
Jakarta, 28 Januari 2016
Gusap Mediatanto
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... . xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………....…..... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………............ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………...………………......... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9
A. Kebijakan dividen ……….…………………………………….......... 9
B. Analisis rasio keuangan ....…………………………………….......... 13
C. Rasio leverage.................……………………………………..…...... 14
D. Rasio profitabilitas .…….……………………………………........... 18
E. Arus kas operasi ……….………………………………………....... 22
F. Arus kas bebas ………..……………………………………............. 23
G. Dividend payout ratio .…….……………………………………..... 25
H. Laporan keuangan ..……….……………………………………...... 26
I. Laporan arus kas ...…......…….………………………………..…... 28
xii
J. Penelitian terdahulu …….…….……………………………..…....... 33
K. Kerangka pemikiran ……..…….…………………………..…......... 42
L. Hipotesis …………………………………………………..….......... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 45
A. Jenis Data………………………………………………...……........ 45
B. Metode Pengumpulan Data ……………………………..……......... 46
C. Populasi dan Sampel ………………………………….……............ 46
1. Populasi ........................................................................................ 46
2. Sampel .......................................................................................... 46
D. Definisi Variabel Operasional …....……………………………....... 48
1. Variabel Dependen ....................................................................... 48
2. Variabel Independen ..................................................................... 49
E. Teknik Analisis …………………………………………………..... 52
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 52
2. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 57
3. Analisis Regresi Berganda ............................................................ 59
BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN .............................................................. 61
A. Gambaran umum objek penelitian ……………………………... ... 61
B. Pengujian asumsi klasik ………………………………………....... 69
1. Uji Normalitas .............................................................................. 69
2. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 71
3. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 73
4. Uji Autokorelasi ........................................................................... 74
C. Pengujian Hipotesis dan Interprestasi …………………………..... 75
1. Uji Secara Parsial ( Uji t ) ............................................................. 75
2. Uji Secara Simultan ( Uji f ) ......................................................... 81
3. Koefisien Determinasi ( R2 ) ........................................................ 82
D. Analisis Regresi Berganda ................………………………...….... 84
E. Bahasan ………………………………………………………......... 85
xiii
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 90
A. Kesimpulan ……………………………………………………....... 90
B. Saran ……………………………………………………………...... 92
C. Implikasi ………………………………………………………........ 93
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...….. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 98
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………….....………….. 33
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang dijadikan sampel ........................................ 48
Tabel 3.2 Keputusan ada tidaknya autokorelasi ...……………………………... 56
Tabel 4.1 Hasil Uji Kolmogorov Sumirnov .………………………………...... 70
Tabel 4.2 Hasil Uji Glejser ................................................................................... 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoliniritas .………….…………………………….….. 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .…………....………………………….…...... 75
Tabel 4.5 Hasil Uji T ............................…..…………………………..……........ 75
Tabel 4.6 Hasil Uji F ...................................………………………...………...... 81
Tabel 4.7 Hasil Uji Determinasi ........................................................................... 83
Tabel 4.8 Hasil Regresi Linier Berganda ...........……………………...………... 84
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 43
Gambar 4.1 Uji Normalitas (Normal P-Plot) …………………………...…...... 69
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot ) .......……………………..... 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data dividen payout ratio,arus kas operasi, arus kas bebas, rasio
leverage, dan rasio profitabilitas ……………………………………...… 98
Lampiran 2 Hasil Output SPSS 20 ………………………………………….. 100
Lampiran 3 Tabel t ........................................................................................... 103
Lampiran 4 Tabel f ............................................................................................ 105
Lampiran 5 Tabel Durbin Watson ..................................................................... 106
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembagian dividen merupakan sebuah strategi yang dipergunakan oleh
perusahaan agar harga saham perusahaan mengalami kenaikan. Karena, harga
saham akan meningkat seiring kenaikan dividen. Artinya perusahaan
cenderung meningkatkan pembayaran dividen, dengan harapan membaiknya
nilai perusahaan dan dapat memaksimumkan harga saham di masa yang akan
datang (Brigham & Houston, 2006).
Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang
relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil
yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga
nilai saham juga dapat meningkat.
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang
(Sartono, 2008). Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan perusahaan
untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai
dividen dan berapa laba yang akan di investasikan kembali.
1
Isu kebijakan dividen sangat penting dicermati karena beberapa alasan.
Pertama, perusahaan dapat menggunakan dividen sebagai alat untuk sinyal
finansial bagi orang luar selain stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Kedua, dividen memainkan peran penting dalam struktur modal perusahaan.
Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung pada kebijakan masingmasing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor.
Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dalam menetapkan
kebijakan dividen, maka digunakanlah beberapa rasio keuangan untuk
menganalisis kinerja keuangan perusahaan.
Di dalam penelitian ini
menggunakan 4 variabel bebas, yaitu rasio leverage dan rasio profitabilitas,
arus kas operasi dan arus kas bebas.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba (Dewi Asttuti, 2004). Menurut M Hanafi (2007) menyebutkan bahwa rasio
profitabilitas
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan dimasa yang akan datang dengan mengetahui tingat keuntungan
perusahaan. Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan
perusahaan karena dapat membantu untuk mengetahui kontribusi keuntungan
dalam jangka pendek atau jangka panjang. Maka dari itu, tinggi atau rendahnya
jumlah laba yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan oleh
kinerja perusahaan. Oleh karena itu, informasi mengenai laba yang
menggambarkan kinerja suatu perusahaan dimungkinkan dapat berpengaruh
terhadap kebijakan dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang
saham (shareholder).
2
Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur sejauh mana
tingkat
perusahaan
dipergunakan
untuk
dibiayai
oleh
hutang.
menggambarkan
Istilah
kemampuan
leverage
biasanya
perusahaan
untuk
menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets
or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan (Syamsuddin, 2007). Kebijakan utang sangat sensitif terhadap
perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang maka semakin
tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan
menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan
utang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.
Rasio leverage ini menggambarkan kondisi hutang suatu perusaahaan.
Apabila suatu perusahaan memiliki hutang yang melebihi dari harta yang
dimiliki perusahaan itu sendiri, maka kondisi ini diduga akan menyebabkan
rendahnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham
(shareholder).
Arus kas dari kegiatan operasi (cash flow from operating activities) adalah
arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contohnya
transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang (Revee, et al.,
2010).
Arus kas operasi dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang
kinerja suatu perusahaan didalam memenuhi komitmennya dalam jangka waktu
yang singkat kepada para kreditor, pelanggan, karyawan termasuk kepada para
3
pemegang saham (investor), ketika perusahaan melaporkan beban-beban non
kas yang besar, seperti penghapusan, penyusutan, dan penyisihan untuk
kewajiban di masa yang akan datang. Oleh karena itu arus kas operasi diduga
dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan.
Rosdini (2009) menyebutkan bahwa porsi kas yang benar-benar tersedia
bagi para pemegang saham akan tergambar pada arus kas bebas. Semakin besar
aliran kas bebas yang tersedia maka dividen yang akan dibagikan juga akan
semakin besar. Dengan kata lain, arus kas bebas mencerminkan dana yang
tersedia bagi seluruh investor. Sehingga arus kas bebas diduga dapat
mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hammad
Hassan Mirza and Talat Afza (2014) mengatakan bahwa arus kas operasi
memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang diproksikan dengan
dividend payout ratio (DPR). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Imelda Christi dan Inung Wijayanti (2013), yang
mengatakan bahwa laba bersih dan arus kas operasi memiliki pengaruh positif
terhadap kebijakan dividen.
Alasan pemilihan sektor otomotif adalah karena permintaan terhadap
kendaraan seperti mobil dan motor terus mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat. Selain itu, ketua Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo),
Sudirman MR, kamis 18 september 2014, menyatakan pertumbuhan industri
otomotif nasional mengalami kemajuan yang dapat dibanggakan. Menurut
4
Sudirman, dengan kehadiran produk mobil ramah lingkungan atau Low Cost
Green Car (LCGC) langsung mendapat perhatian dan diprediksi dapat
meningkatkan jumlah penjualan mobil secara nasional.
Berdasarkan catatan Gaikindo, penjualan kendaraan di Indonesia selama
2010-2013 terjadi tren meningkat. Pada tahun 2010 total penjualan menjadi
764.000, dan terus naik pada tahun 2011 ke angka 894.000 atau meningkat
19%. Kemudian, pada 2012 menyentuh angka 1,16 juta atau naik 24%. Hingga
2013 angkanya semakin tinggi hingga mencapai 1,29 juta unit atau naik 10,2%.
Setelah melihat latar belakang tersebut peneliti ingin membuat suatu
penelitian dengan judul “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS
BEBAS,
RASIO
TERHADAP
LEVERAGE,
KEBIJAKAN
DAN
RASIO
DIVIDEN
PROFITABILITAS
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DENGAN SUB SEKTOR OTOMOTIF 2010 - 2014”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di
BEI.
2. Apakah arus kas bebas secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di
BEI.
5
3. Apakah rasio leverage secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di
BEI.
4. Apakah rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di
BEI.
5. Apakah arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dijelaskan di dalam
penelitian, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas operasi secara
parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor otomotif.
b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas bebas secara parsial
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor
otomotif.
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasio leverage secara parsial
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor
otomotif.
6
d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasio profitabilitas secara
parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub
sektor otomotif.
e. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh arus kas operasi, arus kas
bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara simultan terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Bagi mahasiswa lain, diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio
leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif yang
terdaftar di BEI.
2. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio
leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif yang
terdaftar di BEI.
b. Manfaat praktis
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam
penetapan kebijakan dividen bagi suatu perusahaan. Dan dalam
7
menentukan kebijakan pemilihan sumber-sumber dana untuk
pembiayaan operasi perusahaan.
2. Bagi investor
Sebagai
bahan
pertimbangan
yang
bermanfaat
untuk
pengambilan keputusan investasi pada peruusahaan, dalam
menginvestasikan dananya dengan melihat kebijakan dividen
perusahaan tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, pada dasarnya laba
tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali
(Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2006). Sementara menurut Hanafi (2004)
“Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham,
disamping capital gain”.
Adapun pengertian lainnya, Kebijakan dividen adalah keputusan apakah
laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi di masa datang (Sartono, 2008).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen
adalah suatu bentuk keputusan untuk menentukan penempatan laba, yaitu
apakah membayar kepada pemegang saham atau sebagai investasi dalam
perusahaan. Kebijakan dividen harus diikuti dengan pertimbangan adanya
kesempatan invesatasi kembali (reinvestment), ada 2 asumsi yang mendasari
kebijakan deviden (Bodie, at all, 2010) :
1) Kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (A Low
Investment Rate Plane) pada perusahaan-perusahaan kategori mampu
9
membayarkan dividen yang lebih tinggi pada awal periode tetapi
pertumbuhan dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah.
2) Kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High
Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan
memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan
adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya
Dalam pembayaran dividen, perusahaan dapat menggunakan bentuk
bentuk tertentu pembayaran dividen. Baridwan (2004) menyatakan dividen
yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk:
1. Dividen yang berbentuk uang
Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk
uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per
lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki.
2. Dividen yang berbentuk aktiva (selain kas dan saham sendiri)
Dividen yang dibagikan kadang-kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi
berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang-barang hasil
produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham
yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah
sebesar harga pasar yang diterimanya.
3. Dividen saham (stock dividend)
Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi
saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang
10
sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.
Adapun tujuan dari pembagian dividen (Andinata, 2010) adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena
tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham.
2. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya
dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan dapat
diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan
mampu memberikan hasil kepada investor.
3. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen adalah lebih rendah
dibanding risiko capital gain.
4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap
yang digunakan untuk keperluan konsumsi.
5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan
pemegang saham.
Menurut Van Horne dan M. Machowicz (2007), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
1. Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi
(Kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.
2. Kebutuhan pendanaan perusahaan.
Begitu batasan hukum untuk kebijakan dividen perusahaan telah
ditentukan, langkah berikutnya melibatkan penilaian
kebutuhan
11
pendanaan perusahaan. Dalam hal ini, anggaran kas, laporan sumber dan
penggunaan dana yang diproyeksikan, serta perkiraan laporan arus kas
akan digunakan.
Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi kas
perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan perubahan kebijakan
dividen.
3. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
keputusan dividen. Karena dividen
menunjukkan arus kas keluar,
semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
4. Kemampuan untuk meminjam
Kemampuan untuk meminjam ini bisa dalam bentuk batas kredit atau
perjanjian kredit bergulir dari suatu bank, atau hanya berupa kesediaan
informal dari suatu lembaga keuangan untuk memberikan kredit. Semakin
besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka akan semakin besar
fleksibilitasnya untuk meminjam, dan semakin besar pula kemampuannya
untuk membayar dividen tunai.
5. Batasan-batasan dalam kontrak utang
Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan
obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk
pembayaran dividen.
Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi
pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang.
Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai presentase maksimum
12
laba ditahan kumulatif (yang diinvestasikan kembali) dalam perusahaan.
Ketika larangan semacam ini diberlakukan, maka secara alami akan
mempengaruhi kebijakan
manajemen
perusahaan
dividen perusahaan.
menyambut
baik
Kadangkala pihak
larangan
dividen
yang
dibebankan oleh pemberi pinjaman, karena pihak manajemen tidak perlu
lagi menjustifikasi penahanan laba kepada para pemegang sahamnya.
Perusahaan hanya perlu menunjukkan batasan tersebut.
6. Pengendalian
B. Analisis Rasio Keuangan
Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam buku
pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2013) merupakan hubungan
antara satu jumlah dengan jumlah lainnnya. Atau secara sederhana rasio (ratio)
disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya
itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan
jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis.
Sementara rasio keuangan (financial ratio) adalah suatu kajian yang
melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan
keuangan
dengan
mempergunakan
formula-formula
yang
dianggap
representatif untuk diterapkan. Rasio keuangan (financial ratio) ini sangat
penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan
perusahaan.
13
Analisis laporan keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan
dasar yaitu neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (income statement),
laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan
menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola
historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun
guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau
melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam satu industri.
Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio
keuangan, yaitu :
1. Sebagai alat dalam menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Sebagai bahan rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak
manajemen.
3. Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif
keuangan.
4. Dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi
dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan
pengembalian pokok pinjaman.
5. Dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
C. Leverage Ratio (Rasio Leverage)
Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit. Leverage bisa
digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan (Hanafi,
2007). Leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai
14
sejauh mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal
perusahaan. Leverage perusahaan akan mempengaruhi EPS (Earning Per
Share), tingkat risiko dan harga saham. Menurut Munawir (2004) Hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang berasal dari kreditor.
Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan
naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang dan nilai
tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan
menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.
Menurut Modigliani & Miller (dalam Anggraeni Puspitasari dan Linda
Purnamasari 2013 ) berpendapat bahwa bila ada pajak penghasilan perusahaan
maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya
bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Namun
demikian penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan
menghadapi biaya
kebangkrutan dan biaya agensi (agency costs) yang tinggi. Biaya keagenan
(agency costs) yaitu biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan
hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham)
dan kreditor.
Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan
yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran
perusahaan. Artinya perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke
15
pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif
mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal.
Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur sejauh mana
tingkat
perusahaan
dipergunakan
dibiayai
untuk
oleh
hutang.
menggambarkan
Istilah
kemampuan
leverage
biasanya
perusahaan
untuk
menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets
or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan (Syamsuddin, 2007).
Leverage merupakan hasil dari pada penggunaaan dana biaya tetap untuk
meningkat
pemegang
saham
dan
memungkinkan
perusahaan
untuk
menspesifikasikan pengaruh suatu perubahan dalam volume penjualan atas
saham biasa dan juga memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan
hubungan satu sama lain antara leverage operasi dan leverage keuangan
(Ridwan. S dan Inge. B 2001).
Suatu perusahaan pasti membutuhkan dana didalam menjalankan
aktivitas usahanya. Dana tersebut dapat berasal dari pemilik perusahaan,
pemegang saham, maupun berupa dana pinjaman atau hutang. Keputusan
dalam hal pendanaan perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan agar
penggunaan dana tersebut dapat menghasilkan profit yang di harapkan.
Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena
perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim)
yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban hutang tersebut.
16
Didalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2013)
rasio leverage secara umum ada 8 (delapan), yaitu :
1. Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang
perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan
total asset.
2. Debt to Equity Ratio
Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan debt to equity ratio (DER)
sebagai “Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk
memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor”.
3. Times Interest Earned
4. Cash Flow Coverage
5. Long-Term Debt to Total Capitalization
Long-term debt merupakan sumber dana pinjaman yang bersumber dari
hutang jangka panjang. Long-term debt to total capitalization disebut juga
dengan hutang jangka panjang/total kapitalisasi.
6. Fixed Charge Coverage
Fixed Charge Coverage disebut juga dengan rasio menutup beban tetap.
Rasio menutup beban tetap adalah ukuran yang lebih luas dari kemampuan
perusahaan untuk menutup beban tetap dibandingkan dengan rasio
kelipatan pembayaran bunga.
7. Cash Flow Adequacy
Cash Flow Adequacy disebut juga rasio kecukupan arus kas.
17
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang
tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai
aktiva. Selain itu kreditur juga mengasumsikan terdapat risiko yang besar dari
perusahaan sehingga kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar,
sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber
sumber luar terbatas.
D. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba (Dewi Asttuti, 2004). Menurut Hery (2009), laba adalah suatu jumlah di
mana perusahaan dapat mengembalikan ke investornya dan masih menyisakan
untuk perusahaan pada akhir periode untuk dibawa ke periode berikutnya.
Laba diukur sebagai selisih antara arus masuk sumber daya (pendapatan dan
keuntungan) dan arus keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu
tertentu.
Menurut Stice, et al. (2009) laba merupakan indikator yang baik tentang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, informasi laba yang menggambarkan kinerja perusahaan serta
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang
dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan mengenai
dividen yang akan diberikan kepada para pemegang saham.
18
Sedangkan Brigham & Houston (2006) mengatakan bahwa “Profitabilitas
adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang
menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba
kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan
investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE).
Menurut Mamduh M Hanafi (2007) menyebutkan bahwa rasio
profitabilitas merupakan rasio yang melakukan analisis dengan mengukur
kemampun perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dimasa yang akan
datang dengan mengetahui tingat keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas
sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka
pendek atau jangka panjang
Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham
akan meneruskan untuk menyediakan modal bagi perusahaan. Seorang investor
akan lebih menekankan referensi pada return yang akan didapat dari investasi
yang ditanamkan. Jika Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat
kembalian (return) baik berupa dividen maupun capital gain (Andinata, 2010).
Rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi
efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi.
Efektifitas manajemen di sisni dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan. Profitabilitas adalah tolak ukur sebuah
19
perusahaan dalam mencari keuntungan dari modal atau dana yang mereka
investasikan dalam suatu penjualan. Profitabilitas
yang tinggi akan
menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas
maka diharapkan juga dividen yang akan dibagikan tinggi juga.
Profitabilitas merupakan gambaran hasil akhir dari berbagai kebijakan
dan keputusan dalam mengoperasikan perusahaan, maka profitabilitas biasanya
dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui efektivitas manajemen melalui
laba atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Menurut Agus Sartono
(2008), “Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Semakin
baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan
tingginya peroleh keuntungan perusahaan.
Di dalam buku pengantar manajemen keuangan (Irham Fahmi,2013)
rasio profitabilitas secara umum ada 4, yaitu :
1.
Net Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bersih stelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Rumus
untuk menghitung net profit margin :
2.
Return On Total Asset (ROA)
20
Return on total asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin,
2009). Rumus untuk menghitung return on total asset :
3.
Return On Equity (ROE)
Return on equity merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal
sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir, 2009).
Rumus untuk menghitung return on equity :
4.
Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan
dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan
operasi perusahaan, Karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik
21
operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009). Rumus untuk menghitung gross
profit margin :
E. Arus Kas Operasi
Dalam PSAK No.2 paragraf 12 (IAI, 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar.
Dalam laporan arus kas perusahaan, aktivitas penerimaan kas dan
pembayaran kas digolongkan menjadi tiga yaitu aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang
menghasilkan pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam
penentuan laba. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari
kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup guna terus
melanjutkan usahanya (Weygandt, et al., 2008).
Arus kas dari kegiatan operasi (cash flow from operating activities) adalah
arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contohnya
transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang (Revee, et al.,
2010).
22
Menurut Ardiyos (2010), arus kas operasi adalah laba sebelum bunga dan
penyusutan dikurangi pajak. Merupakan suatu ukuran atas kas/uang tunai yang
dihasilkan dari operasi, namun tidak menghitung belanja modal atau kebutuhan
modal kerja.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi dalam PSAK No. 2
paragraf 14 (IAI, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pembelian jasa;
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
4. Pembayaran kas dan untuk kepentingan karyawan;
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
6. Pembayaran
kas
atau
penerimaan
kembali
(restitusi)
pajak
penghasilan kecuali jika dapat di identifikasikan secara khusus sesuai
bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).
F. Arus Kas Bebas
Arus kas bebas merupakan jumlah arus kas yang tersedia bagipara
investor setelah peusahaan memenuhi seluruh kebutuhan operasi dan mengcover dana untuk investasi baik dalam aktiva tetap bersih maupun aktiva lancar
bersih (Gitman, 2006).
23
Menurut R. Pramono (2008), arus kas bebas adalah uang tunai yang
benar-benar disediakan oleh perusahaan untuk para investornya setelah
perusahaan bisa memiliki aktiva tetap dan memiliki cukup modal kerja untuk
menunjang kegiatan bisnisnya termasuk memelihara aktiva tetapnya.
Arus kas bebas tidak dapat dipertahankan terus-menerus kecuali, jika
aktiva tetap yang didepresiasi diganti dan produk-produk baru dikembangkan,
sehingga manajemen tidak sepenuhnya bebas untuk menggunakan arus kas
semaunya sendiri.
Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh kas
bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang didefinisikan sebagai laba
operasi setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap
yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis.
Arus kas bebas berbeda dengan arus kas bersih dalam dua hal. Pertama,
arus kas bebas mencerminkan dana yang tersedia bagi seluruh investor,
sedangkan arus kas bersih mencerminkan dana yang tersedia bagi pemegang
saham biasa. Maksudnya ialah pembayaran kepada pemilik obligasi dan
pemegang saham preferen akan mengurangi arus kas bersih, tetapi tidak
dikurangkan keluar dari arus kas bebas. Kedua, arus kas bebas mencerminkan
dana yang tersedia bagi seluruh investor setelah mengurangkan investasiinvestasi yang dibutuhkan untuk tetap mempertahankan operasi perusahaan
yang sedang berjalan. Jadi, investasi-investasi pada aktiva tetap dan modal
kerja bersih akan mengurangi arus kas bebas, tetapi tidak dikurangkan dari arus
kas bersih.
24
Handono
Mardianto
(2009),
mengemukakan
sebagai
berikut:
“Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan naik harga
sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan yang mempunyai
kelebihan kas (free cash flow), yakni kas yang tersisa setelah dikurangi oleh
kebutuhan untuk membiayai proyek investasi ditahun mendatang. Perusahaan
yang menahan kelebihan kasnya (tidak dibagikan sebagai dividen) justru harga
sahamnya cenderung turun karena investor menganggap kelebihan kas
perusahaan bersangkutan akan digunakan untuk membiayai proyek yang
kurang menguntungkan”.
Sedangkan Muhammad Asril Arilaha (2007) mengemukakan sebagai
berikut: ”Menurut free cash flow hypothesis ketika perusahaan memiliki
kelebihan kas, maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiiki
Net Present Value (NPV) positif. Tetapi lebih baik untuk mengembalikan
kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna
memaksimumkan kekayaan pemegang saham”.
G. Dividen payout ratio
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) sebagai cadangan bagi
perusahaan (Ang) dalam Andinata (2010). Pendapatan bersih setelah dikurangi
pajak disebut NIAT (Net Income Afterr Tax) atau EAT (Earning After Tax).
Dividen ini untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari
25
laba perusahaan. Keputusan mengenai jumlah laba dan dividen yang akan
dibagikan diputuskan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Menurut Lestariningsih (2007) Dividend payout ratio yaitu persentase
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak.
Dividen payout ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividen
yang dibagi dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam
bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan
para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal
financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout
ratio semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang saham) tetapi
internal financial perusahaan akan semakin kuat.
H. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Munawir
mengatakan “Laporan keuangan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”. Dengan begitu laporan keuangan
diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat
keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
26
Secara lebih tegas Sofyan Assauri dalam buku pengantar manajemen
keuangan (Irham Fahmi, 2013) mengatakan “Laporan keuangan merupakan
laporan pertanggung jawaban manajemen sumber daya yang di percayakan
kepadanya”. Pihak manajemen memegang peran penting dalam membuat
laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan.
Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh laporan
keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan
sesuai yang diharapkan.
Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para
pemegang saham, laporan tahunan (annual report) mungkin adalah yang paling
penting. Didalam laporan tahunan terdapat dua jenis informasi. Pertama, yaitu
bagian verbal, sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang
menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas
perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa
mendatang. Kedua, laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar
yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston (2008) “Suatu laporan
tahunan corporate terdiri dari empat laporan keuangan pokok…” yaitu, :
1. Neraca
Laporan ini menunjukkan posisi keuangan ― aktiva, hutang, dan
ekuitas pemegang saham ― suatu perusahaan pada tangan tertentu, seperti
pada akhir triwulan atau akhir tahun.
27
2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menyajikan hasil usaha ― pendapatan, beban, laba atau
rugi bersih dan laba atau rugi per saham untuk periode akuntansi tertentu.
3. Laporan Ekuitas
Suatu bentuk pernyataan yang menyajikan laporan saldo laba, sering
kali dikombinasikan dengan laporan laba-rugi yang merekonsiliasi saldo
awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan-perusahaan yang yang memilih
format penyajian yang terakhir biasanya akan menyajikan laporan ekuitas
pemegang saham sebagai pengungkapan dalam catatan kaki.
4. Laporan Arus Kas (cash flow)
Arus kas bersih mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan oleh bisnis
untuk para pemegang sahamnya dalam satu tahun tertentu. Sebuah
perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa
jumlah kas yang dilaporkan pada neraca juga akan tinggi. Arus kas tersebut
mungkin digunakan dalam berbagai cara. Sebagai contoh, mungkin
perusahaan menggunakan arus kas itu untuk membayar dividen, untuk
mengurangi utang atau untuk membeli kembali saham biasa.
I. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas
dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan
28
selama satu periode. Menurut PSAK No.2 (IAI, 2009) Arus kas adalah arus
masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh
perusahaan dan bagaiman mereka membelanjakannya. Laporan arus kas
merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
periode tertentu (biasanya satu tahun buku). Laporan arus kas (cash flow)
mengandung dua macam arus kas, yaitu:
1. Cash inflow (arus kas masuk)
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash
inflow) terdiri dari :
a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan
b. Penagihan piutang
c. Penjualan aktiva tetap yang ada
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham
e. Pinjaman/hutang dari pihak lain
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain
2. Cash out flow (arus kas keluar)
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Cash out flow (arus kas keluar)
terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya
pabrik lain-lain
29
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
c. Pembelian aktiva tetap
d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan
f. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga dan pengeluaran lain-lain
Laporan arus kas harus memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari periode tertentu,
dengan mengklasifikasi transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan (PSAK No.2, IAI, 2009).
1. Aktivitas operasi
Aktivitas operasi, yaitu meliptuti laba bersih, depresiasi, dan
perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar di luar kas dan
hutang jangka pendek. Karena itu, aktivitas operasi mempengaruhi
laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan
laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas.
Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari langganan. Arus
masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman
dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi
pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga
dan pajak.
30
2. Aktivitas investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka
panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya.
Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau
peralatan merupakan kegiatan investasi atau dapat pula berupa
pembelian atau penjualan invesatasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan lain.
Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi
karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan
pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada
laporan arus kas.
3. Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas
dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan
melanjutkan kegiatan perusahaan.
Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman
uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi,
penjualan atau pembelian saham perbendaharaan, dan pembayaran
terhadap pemegang saham seperti dividen. Pembayaran terhadap
kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
Menurut Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas
yang diperlukan untuk untuk menilai kinerja keuangan, yaitu :
31
1. Rasio arus kas operasi (AKO)
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam
membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus
kas operasi dengan kewajiban lancar.
2. Rasio cakupan arus dan (CAD)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas guna membayar bunga, pajak, dan dividen preferen.
3. Rasio cakupan kas terhadap bunga (CKB)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada.
4. Rasio cakupan kas terhadap hutang lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar berdasarkan arus kas operasi bersih.
5. Rasio pengeluaran modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal yang tersedia untuk
investasi dan pembayaran hutang yang ada.
6. Rasio total hutang (TH)
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang.
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama perusahaan akan
mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang
dihasilkan dari aktivitas operasi.
7. Rasio arus kas bebas (AKB)
32
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
J. Penelitian terdahulu
Penelitian yang terkait dengan kebijakan dividen telah dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian
sebelumnya yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini
merupakan uraian beberapa penelitian terdahulu.
Penelitian terhdahulu
Tabel 2.1
No.
Pengarang
Topik Penelitian
Perbedaan
Persamaan
& Tahun
1.
Alat
Hasil
Analisis
Penelitian
Devi Hoei
Pengaruh Kebjakan
Variabel
Variabel
Regresi
Secara simultan,
Sunarya
Utang,
arus kas
rasio
berganda
seluruh variabel
(2013)
Profitabilitas, dan
operasi,
leverage
Likuiditas
arus kas
pengaruh yang
Terhadap
bebas dan
signifikan
Kebijakan Dividen
variabel
terhadap
Dengan Size
size sebagai
kebijakan
Sebagai Variabel
variabel
dividen. Secara
Moderasi Pada
moderasi.
parsial, hanya
memberikan
33
Sektor Manufaktur
variabel
Periode 2008-2011
profitabilitas
yang
memberikan
pengaruh positif
signifikan
terhadap
kebijakan
dividen.
2.
Imelda
Faktor-Faktor
Variabel
Variabel
Regresi
Terdapat
Christi dan
Yang
rasio
arus kas
berganda
hubungan
Inung
Memengaruhi
leverage
operasi dan
Wijayanti
Kebijakan Dividen
dan variabel variabel
signifikan
(2013)
Studi Kasus Pada
arus kas
rasio
antara laba
Bank-Bank Yang
bebas
profitabilita
bersih dan arus
s
kas operasi
Terdaftar
positif secara
terhadap
Di Bursa Efek
kebijakan
Indonesia
dividen kas dan
memunyai
pengaruh yang
positif dan
signifikan
34
terhadap
kebijakan
dividen.
3.
Zeeshan
Ownership
Variabel
Variabel
Regresi
Variabel
Arshad, Yasir Structure and
arus kas
rasio
berganda
struktur
Akram,
operasi dan
profitabilita
kepemilikan
Maryam
arus kas
s dan
berpengaruh
Amjad, and
bebas
variabel
positif tapi tidak
Muhammad
rasio
signifikan.
Usman
leverage
Sementara
Dividen Policy
(2013)
return on equity
(ROE)
berpengaruh
positif dan
signifikan.
4.
Luh Fajarini
Pengaruh
Variabel
Variabel
Regresi
Kesempatan
Indah
Kesempatan
rasio
rasio
berganda
investasi dan
Mawarni dan
Investasi,
profitabilita
leverage
Ni Made Dwi
Leverage, dan
s, variabel
berpengaruh
Ratnaldi
Likuiditas pada
arus kas
negatif pada
(2014)
Kebijakan Dividen
operasi, dan
kebijakan
Perusahaan
variabel
dividen
leverage
35
Manufaktur Yang
arus kas
sedangkan
Terdaftar di BEI
bebas
likuiditas
menunjukkan
pengaruh positif
pada kebijakan
dividen.
5.
Resky D.V.
Kebijakan Hutang,
Variabel
Variabel
Regresi
Secara simultan,
Bansaleng,
Struktur
arus kas
rasio
berganda
seluruh variabel
Parengkuan
Kepemilikan dan
operasi dan
profitabilita
berpengaruh
Tommy dan
Profitabilitas
variabel
s dan
positif dan
Ivonne
Terhadap
arus kas
variabel
signifikan
S.Saerang
Kebijakan Dividen
bebas.
rasio
terhadap
(2014)
Pada Perusahaan
leverage
kebijakan
Food And
dividen. Secara
Beverage Di Bursa
parsial hanya
Efek Indonesia.
profitabilitas
yang
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kebijakan
dividen selain
36
itu berpengaruh
negatif.
6.
Rowlan
Determinan
Variabel
Variabel
Regresi
Posisi kas, net
Bismark
Dividen Payout
arus kas
rasio
berganda
profit margin,
Fernando
Ratio Pada Emiten
operasi dan
profitabilita
debt equity
Pasaribu,
LQ-45 Di Bursa
variabel
s dan
ratio, dan
Dinoysia
Efek Indonesia
arus kas
variabel
ukuran
bebas
rasio
perusahaan
leverage
berimplikasi
Komanda dan
Kholid
Nawawi
negatif dan
(2014)
tidak
berpengaruh
signifikan.
Sedangkan
tingkat
pengembalian
investasi dan
debt to total
asset
berimplikasi
positif dan
berpengaruh
secara
37
signifikan.
Sementara asset
turnover
berimplikasi
negative dan
berpengaruh
secara
signifikan.
Secara simultan,
seluruh variabel
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebijakan
dividen.
7.
Rezvan
Impact of agency
Variabel
Variabel
Regresi
Arus kas bebas
Hejazi and
Costs of Free Cash
arus kas
arus kas
berganda
berpengaruh
Fatemeh
Flow on Dividend
operasi dan
bebas dan
positif dan
Saadati
Policy and
variabel
variabel
signifikan
moshtaghin
Leverage of Firms
profitabilita
rasio
terhadap
(2014)
in Iran
s
leverage
kebijakan
dividen dan
leverage.
38
8.
Hammad
Impact of
Variabel
Variabel
Regresi
Variabel arus
Hassan Mirza Corporate Cash
arus kas
arus kas
berganda
kas operasi
and Talat
Flows on Dividend
bebas
operasi,
berpengaruh
Afza (2014)
Payouts : Evidence
variabel
positif dan
from South Asia
rasio
signifikan
profitabilita
terhadap
s, dan
dividend payout
variabel
ratio.
rasio
leverage
Sumber : Kumpulan penelitian terdahulu
Perbedaan dan kebaruan penelitian skripsi ini dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel bebasnya. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Devi Hoei Sunarya (2013), menggunakan
kebijakan utang (leverage), profitabilitas, dan likuiditas sebagai variabel bebas
dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini
menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan
hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas
operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Imelda Christi dan Inung
Wijayanti (2013), menggunakan laba bersih dan arus kas operasi sebagai
variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara
39
penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage
(kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada
variabel arus kas bebas dan leverage.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zeeshan Arshad, Yasir Akram,
Maryam amjad, dan Muhammad Usman (2013), menggunakan struktur
kepemilikan (Ownership structure) sebagai variabel bebas dan kebijakan
dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage, profitabilitas
dan growth sebagai variabel kontrol (control variable). Sementara penelitian
ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan
hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas
operasi dan arus kas bebas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini Indah Mawarni dan
Ni Made Dwi Ratnaldi (2013), menggunakan kesempatan investasi, leverage,
dan likuiditas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel
terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya
ada pada variabel arus kas operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas .
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Resky, Parengkuan Tommy, dan
Ivonne
(2014),
menggunakan
kebijakan
hutang
(leverage),
struktur
kepemilikan, dan profitabilitas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen
sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas
operasi, arus kas bebas, rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio
40
profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus
kas bebas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rowland Bismark Fernando
Pasaribu, Dinoysia Komanda, dan Kholid Nawawi (2014), menggunakan cash
ratio, ROI, asset turn over, DER, debt to total asset, net profit margin, dan
size. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya
ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rezva Hejazi dan Fatemeh Saadati
Moshtaghin (2014), menggunakan agency costs dan arus kas bebas sebagai
variabel bebas dan kebijakan dividen serta leverage sebagai variabel terikat.
Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio
leverage (kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada
pada variabel arus kas operasi, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hammad Hassan Mirza dan Talat
Afza (2014), menggunakan arus kas bebas sebagai variabel bebas dan
kebijakan dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage,
dan profitabilitas sebagai variabel kontrol (control variable). Sementara
penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage
(kebijakan hutang), dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada
variabel arus kas operasi dan arus kas bebas.
41
K. Kerangka pemikiran
Dalam penelitian ini, ada empat faktor yang dianggap dapat
mempengaruhi kebijakan divden suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut
adalah arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas
sebagai suatu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Empat variabel independen tersebut akan diuji secara parsial maupun
simultan melalui model regresi berganda untuk dapat diketahui pengaruhnya
terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
42
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Perusahaan
Otomotif
Arus kas operasi (x1)
Arus kas bebas (x2)
Rasio leverage (x3)
Rasio
profitabilitas(x4)
Kebijakan Dividen (Y)
Uji asumsi klasik
1.Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Uji statistik
1.Uji t
2. Uji F
3. Uji Determinan
Analisis regresi linier
beganda
Analisis dan bahasan
Kesimpulan dan saran
43
L. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori
dan juga merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
yang perlu di uji kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data
empiris membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya.
Maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H1
: arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
2. H2
: arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
3. H3
: rasio leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
4. H4
: rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
5. H5
: arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas secara bersama memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos, terdiri dari dua kata,
yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Arti kata
methodos adalah metode ilmiah, yaitu cara melakukan sesuatu menurut aturan
tertentu. Adapun metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu
yang membicarakan tentang metode. Melihat dari pengertiannya, metode dapat
dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan
teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran, harus
didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah.
Sehingga dapat disimpulkan metodologi penelitian adalah suatu bentuk upaya
untuk memperoleh kebenaran melalui proses yang sistematik berdasarkan ilmu
yang dipakai.
A. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan
diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Berupa laporan
keuangan perusahaan periode tahun 2010 sampai dengan 2014.
45
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode:
1. Metode Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka,
eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti majalah, jurnal
dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.
2. Metode Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa lapoan keuangan perusahaan sektor
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
2010-2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen atau
anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian dari objek
penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung
dalam sektor otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2010 sampai 2014.
46
2. Sampel
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen dari
populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang
sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan
sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan
kriteria tertentu. Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang
reprensentatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil dari populasi dilakukan dengan
purposive sampling didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu:
a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk ke dalam
perusahaan sektor otomotif.
b. Perusahaan yang telah menyertakan laporan keuangannya selama 5
tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010-2014 dimana perusahaanperusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
mempunyai data keuangan yang lengkap pada tahun 2010-2014.
c. Perusahaan yang membagikan dividen selama tahun penelitian, yaitu
2010-2014.
47
Berdasarkan kriteria tersebut maka didapat 8 sampel perusahaan sektor
otomotif yang awalnya berjumlah 12 perusahaan, yaitu:
Tabel 3.1
1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Indo Kordsa Tbk.
4. Goodyear Indonesia Tbk.
5. Gajah Tunggal Tbk.
6. Indomobil Sukses International Tbk.
7. Indospring Tbk.
8. Multistrada Arah Sarana Tbk.
Sumber :data diolah
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.
Kebijakan dividen ini diproksikan dengan menggunakan Dividend
Payout Ratio (DPR). Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen
(dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan
sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit
jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
48
Rumus dari Dividend Payout Ratio, adalah
Dividend payout ratio = dividend per share
earning per share
(Agus Sartono, 2008)
2. Variabel Independent
Variabel independent dalam penelitian ini, yaitu:
a) Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah laba operasi bersih (net operating
profit) plus semua penyesuaian nonkas yang disajikan dalam
laporan arus kas. Variabel arus kas operasi diproksikan dengan
menggunakan rasio arus kas operasi. Rasio arus kas operasi
menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar
kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus
kas operasi dengan kewajiban lancar. Apabila Rasio arus kas
operasi berada dibawah 1, berarti terdapat kemungkinan
perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa
menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Rumus untuk arus
kas operasi adalah:
Rasio arus kas operasi = Net operating profit
Hutang lancar
(Darsono dan Ashari, 2005)
49
b) Arus Kas Bebas
Variabel arus kas bebas diproksikan dengan menggunakan
rasio arus kas bebas. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas di
masa mendatang. Semakin tinggi rasio arus kas bebas berarti
semakin baik perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas.
Rumus untuk arus kas bebas adalah:
Rasio arus kas bebas = Laba bersih
Bunga
(Darsono dan Ashari, 2005)
c) Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini diproksikan
dengan
Return
On
Asset
(ROA). Rasio
profitabilitas
mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang
ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin
baik
menggambarkan
kemampuan
tingginya
perolehan
keuntungan perusahaan (Irham Fahmi, 2013).
50
Rumus dari Return On Asset adalah:
ROA = Laba bersih
Total aktiva
(Irham Fahmi, 2013)
d) Rasio Leverage
Rasio leverage (leverage ratio) digunakan untuk mengukur
sejauh mana tingkat perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio
leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata
lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010).
Semakin rendah rasio leverage maka semakin baik kondisi
perusahaan.
Rumus dari debt to equity ratio (DER) adalah :
DER = Total debt
Total equity
(Kasmir, 2010)
51
E. Teknik Analisis
1.
Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi
benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif,
maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik
regresi. Berikut ini merupakan pengujian asumsi klasik, yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah model regresi
memenuhiasumsi
normalitas
yang
dilakukan
dengan
melihat
penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik pengujian
normalitas (Normal Probability Plot). Apabila data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006).
Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji Kolmogorovsmirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal.
Maka untuk mendeteksi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test
(K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis :
Ho : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Dengan pedoman pengambilan keputusan :
1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah
tidak normal.
52
2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah
normal (Ghozali, 2006).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Dasar pengambilan
keputusannya adalah apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor)
disekitar angka satu. Nilai tolerance mendekati satu, dan korelasi antar
variabel adalah lemah (dibawah 0,5), maka dalam model regresi tidak
terdapat masalah multikolinearritas (Ghozali, 2006).
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independent). Menganalisis nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) yang sifatnya saling berlawanan. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10
atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2006) uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalamn model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
53
Cara menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan
menggunakan analisis grafik scatterplot. Pengujian scatterplot, model
regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan menggunakan
Uji Glejser. Berbeda dengan scatterplot, dimana uji glejser ini
dilakukan dengan meregresi variabel-variabel bebas terhadap nilai
absolute residualnya (Gujarati, 2006). Dasar pengambilan keputusan
pada uji glejser, yaitu:
1) Jika
nilai
signifikansi
lebih
besar
dari
0,05
maka
0,05
maka
kesimpulannya tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika
nilai
signifikansi
lebih
kecil
dari
kesimpulannya tidak terjadi heteroskedastisitas.
54
d. Uji Autokorelasi
Ujii ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya).
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006) :
1. Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti
tidak ada autokorelasi positif.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada
autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound
(4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada
autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
55
Tabel 3.2
Keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesis nol
Keputusan
Tidak ada autokorelasi Tolak
Jika
0 < dw < dl
positif
Tidak ada autokorelasi Tidak
disimpulkan
positif
Tidak
dapat dl ≤ dw ≤ du
ada
korelasi Tolak
ada
korelasi Tidak
4-dl < dw < 4
negative
Tidak
negatif
dapat 4-du ≤ dw ≤ 4-dl
disimpulkan
Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak
du ≤ dw ≤ 4-du
Sumber : Ghozali, 2006
Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan
apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka
perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada
acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapatdiambil
kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi.
56
2.
Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk melihat apakah
variabel bebas (independen) secara individu mempunyai pengaruh
terhadap variabel tidak bebas (dependen) dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan. Kriterianya uji-t sebagai berikut :
1. Berdasarkan perbandingan t tabel dan t hitung
a. Bila t
hitung
< t
tabel,
variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan cara
membandingkan nilai t hitung pada hasil SPSS dengan nilai
pada t tabel dengan α 0,05.
b. Bila t
hitung
> t
tabel,
variabel independen secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan cara
membandingkan nilai t hitung pada hasil SPSS dengan nilai
pada t tabel dengan α 0,05.
2. Berdasarkan Probabilitas
Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05, jika probabilitas
(signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen
secara
bersama-sama
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel
kebijakan dividen (dividend payout ratio), jika lebih kecil dari 0,05
maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap
variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio).
57
b. Uji F
Uji F merupakan uji yang digunakan secara bersama-sama dalam
membuktikan signifikan atau tidaknya persamaan regresi kuadratik
yang
telah
dibentuk.
Pengujian
koefisien
regresi
keseluruhan
menunjukkan apakah variabel independen secara keseluruhan atau
bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Dividen
Payout Ratio). Kriteria uji-F sebagai berikut:
1.
Berdasarkan perbandingan Ftabel dan Fhitung
a. Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas (independen) secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas (dependen). Dengan cara membandingkan nilai f
hitung pada hasil SPSS dengan nilai f tabel pada α 0,05.
b. Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas (independen) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas
(dependen). Dengan cara membandingkan nilai f hitung
pada hasil SPSS dengan nilai f tabel dengan α 0,05.
2. Berdasarkan probabilitas
Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05, jika probabilitas
(signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
kebijakan dividen (dividend payout ratio), jika lebih kecil dari
0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
tehadap variabel kebijakan dividen (dividend payout ratio).
58
c. Uji koefisien determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R²) untuk mengetahui kesesuaian
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam
suatu persamaan regresi. Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2< 1)
koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R2
mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap
variabel tidak bebas. Koefisien determinasi menggambarkan besarnya
pengaruh variabel arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan
rasio profitabilitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Menurut Ghozali (2006), metode regresi digunakan untuk menguji
hubungan antara satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas.
Dikarenakan pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan empat
variabel independen, maka metode analisis yang digunakan adalah metode
regresi berganda (Multiple Regression). Hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dalam penelitian ini dapat ditulis dalam
persamaan sebagai berikut:
Dimana :
59
Y
: Dividen Paayout Ratio (DPR)
α
: Konstanta
β1234
: Koefisien regresi
X1
: Arus kas operasi
X2
: Arus kas bebas
X3
: Rasio leverage
X4
: Rasio profitabilitas
e
: Nilai residual
60
BAB IV
ANALISIS DAN BAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian
1. PT Astra International, Tbk (ASII)
PT Astra International merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi otomotif. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan
nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan
mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini
telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 april 1990.
PT Astra International berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan
kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang
lingkup kegiatan utamanya meliputi perakitan dan penyaluran mobil
sepeda motor dengan suku cadangnya serta penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, infrastruktur dan teknologi informasi.
2. PT Astra Otoparts, Tbk
PT Astra Otoparts adalah perusahaan komponen otomotif
terkemuka di Indonesia yang memproduksi serta mendistribusikan suku
cadang kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda
empat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Alfa
Delta, yang bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan
konstruksi. Akhirnya pada tahun 1997 berganti menjadi PT Astra
61
Otoparts dan pada tahun 1998 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
3. PT Indo Kordsa, Tbk
PT Indo Kordsa didirikan pada bulan Juli 1981 dengan nama PT
Branta Mulia, dan membuka pabrik kain ban pertamanya di Citeureup,
Jawa Barat, pada bulan April 1985. Pada bulan Juli 1990, Perseroan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan dan Bursa Efek
Surabaya dengan nama PT Branta Mulia Tbk. Operasi Perseroan
diperluas selama dekade berikutnya, mendirikan perseroan patungan,
Thai Branta Mulia Co. Ltd., pada Oktober 1990, dan membuka pabrik
kain bandi Ayutthaya, Thailand pada tahun1993. Perseroan patungan
lainnya, yaitu PT Branta Mulia Teijin Indonesia, didirikan pada awal
1996 bersama dengan Teijin Limited Jepang untuk memproduksi benang
ban polyester, dan memulai produksi pada tahun 1997 di Citeureup.
Perseroan berganti nama menjadi PT Indo Kordsa Tbk pada bulan
Juni 2007. Setelah Teijin Fiber Limited divestasi dari sahamnya di PT
Indo Kordsa Teijin pada tahun 2007, PT Indo Kordsa Tbk mengakuisisi
99,9% saham PT Indo Kordsa Teijin di 2008. Antara 2009 dan 2011 PT
Indo Kordsa Tbk telah menyelesaikan modernisasi menyeluruh di pabrik
Nylon
dengan mengganti
„winders‟ dan sistem
kontrol,
yang
menghasilkan peningkatan kapasitas 2.000 ton.
62
Visi : Kordsa Global yang tangkas dalam bisnis bernilai tinggi untuk
pertumbuhan berkelanjutan.
Misi : Memberikan solusi yang bernilai tambah dibidang bahan penguat
ban.
4. PT Goodyear Indonesia, Tbk
Goodyear
Indonesia
semula
didirikan
dengan
nama
“N.V.Goodyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal 26
Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjaminter Kuile No. 199, yang
kemudian berubah nama menjadi “PT Goodyear Indonesia” berdasarkan
Akta Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli1978. Pada tanggal 10
November 1980, PT Goodyear Indonesia melakukan Penawaran Umum
Perdana (IPO) berupa 6.150.000 lembar saham nya dengan nilai nominal
sebesar Rp 1.000 (seribu Rupiah) per lembar saham kepada masyarakat
melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang efektif mulai tanggal 1Desember
2007 berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah digabungkan
dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
PT Goodyear Indonesia merupakan perusahaan manufaktur,
eksportir, importir dan penjualan ban, ban dalam, flap dan produk
turunan karet lainnya yang pertama di Indonesia.
63
5. PT Gajah Tunggal, Tbk
Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk Memulai
produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan tumbuh
menjadi produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan
memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi
ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil
penumpang dan niaga di tahun 1981. Awal tahun 90-an, Perusahaan
mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk.
Pada tahun 1981, perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk
kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama
Rubber Company, Jepang. Pada tahun 1990, PT Gajah Tunggal Tbk
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Visi : Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang
kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan
produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.
Misi : Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio
produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan
kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas
merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami,
dan
memberikan
profitabilitas/hasil
investasi
kepada
para
pemegangsaham serta nilai tambah untuk semua stakeholder
perusahaan.
64
6. PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk
Perseroan didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Indomobil
Investment Corporation dan pada tahun 1997 dilakukan penggabungan
usaha (merger) dengan PT Indomulti Inti Industri Tbkdan berubah
namanya menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Sejak saat
itulah status Perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan nama
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, dengan kantor pusatnya di
Wisma Indomobil I, lantai 6, Jl. MT. Haryono Kav 8, JakartaTimur 13330.
Bidang usaha utama Perseroan dan anak perusahaan meliputi:
pemegang lisensi merek, distributor penjualan kendaraan, layanan purna
jual, jasa pembiayaan kendaraan bermotor, distributor suku cadang
dengan merek “IndoParts”, perakitan kendaraan bermotor, produsen
komponen otomotif serta kelompok usaha pendukung lainnya. Semua
produk dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan dengan standar kualitas yang dijamin oleh perusahaan
prinsipal serta didukung oleh layanan purna jual yang prima melalui
jaringan-jaringan 3S (Sales, Service, dan Spare part) yang tersebar
diseluruh Indonesia.
Visi :Menjadi Perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam
negeri.
Misi : Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi
65
kepuasan pelanggan. Memberikan konstribusi dan berupaya
sepenuhnya bagi pengembangan usaha Indomobil. Memberikan
komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak yang berkepentingan
dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
7. PT Indospring, Tbk
PT Indospring, Tbk sebuah Perseroan industri yang memproduksi
pegas untuk kendaraan, baik berupa pegas daun maupun pegas keong
yang diproduksi dengan proses dingin maupun panas, dengan lisensi dari
Mitsubishi Steel Manufacturing, Jepang. Didirikan pada 5 Mei 1978,
memulai produksi, operasi dan pemasaran pegas daun pada bulan Juni
1979 dan pegas keong pada bulan Oktober1988. Pada bulan Agustus
1990 perseroan memasuki pasar modal dengan mencatatkan 15.000.000
saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 10 Mei 1997, PT Indospring Tbk telah mengadakan
Perjanjian Bantuan Teknik dan Lisensi Wigan Murata Spring Co. Ltd.,
Jepang khusus untuk produksi valve spring. Pabrik 2 yang beroperasi
pada tahun 2007, mempunyai beberapa keunggulan teknologi yang dapat
memproduksi pegas daun tipe Parabolik (Parabolic Springs). Pada tahun
2011 pabrik 3 (berdekatan dengan pabrik 2), sudah selesai dibangun.
Pabrik 3 ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi pegas dalam
rangka memenuhi kebutuhan pasar global.
66
Visi : Menjadi produsen leaf spring dan coil spring otomotif yang dapat
diandalkan di dalam pasar global dengan produk yang berkualitas
tinggi dan dikerjakan oleh manusia yang berkomitmen tinggi.
Misi :
a.
Mengirimkan produk yang memenuhi kebutuhandan harapan
secara konsisten semua pelanggan kita.
b.
Menjalankan
program
perbaikan
berkelanjutan
melalui
implementasi sistem kualitas.
c.
Memberdayakan orang melalui sistem pelatihan 5S, program
Picos dan Gugus Kendala Mutu.
d.
Mengejar nilai-nilai tertinggi dalam passion, integrity,
commitment dan adaption terhadap pelanggan, pekerja,
pemasok dan masyarakat luas kita.
e.
Mengejar produktivitas tertinggi melalui orang dan output.
f.
Mewujudkan PT Indospring Tbk sebagai perusahaan ramah
lingkungan.
8. PT Multistrada Arah Sarana, Tbk
Perseroan didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Oroban
Perkasa. Perseroan di desain dan mendapatkan bantuan teknis dan
distribusi dari Pirelli-Itali dan Continental GMbh-Jerman. Selama krisis
di Asia tahun 1999, seluruh kewajiban Perseroan dialihkan ke Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Sukses bisnis Perseroan
67
dimulai sejak Perseroan yang sekarang diambil alih oleh manajemen baru
(PVP XVIII Pte Ltd dan PT Indokemika Jayatama) pada tahun 2004, dan
melakukan proses restrukturisasi, termasuk konversi dari pinjaman
menjadi Ekuitas dan melakukan penawaran umum saham perdana/IPO
pada tahun 2005.
Dalam kegiatan produksinya, Perseroan memiliki standar kualitas
keselamatan dunia, ini bertujuan untuk menjaga keselamatan para
konsumen dalam menggunakan produk yang telah dihasilkan oleh
Perseroan. Berkat kepedulian kami terhadap keselamatan konsumen,
Perseroan berhasil memperoleh sertifikasi ISP/TS16949:2009 dan
ISO/IEC 17025: 2008 untuk Quality Management System dan beberapa
sertifikat produkantara lain SNI, CCC, Inmetro, BIS, ECE-30, ECE-54,
GSO,DOT, FMVSS 139.
Visi : Menjadi pemimpin dan panutan dalam industry ban.
Misi : Menjadikan dunia lebih makmur dan sejahtera.
68
garis diagonal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berditribusi
normal.
Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogorovsmirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal.
Dengan pedoman pengambilan keputusan :
1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah
tidak normal.
2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah
normal (Ghozali, 2006).
Hasil pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov (KS) diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
40
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
12,95710257
Absolute
,104
Positive
,104
Negative
-,104
Kolmogorov-Smirnov Z
,661
Asymp. Sig. (2-tailed)
,775
Hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov
(KS) terhadap 40 data dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa sudah
70
berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
pengujian Kolmogorov smirnov (KS) tersebut lebih besar dari 0,05.
2. Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Imam
Ghozali, 2006) :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
maka
mengindikasikan
melebar
telah
kemudian
terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
71
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji t, diperoleh bahwa variabel arus kas
operasi dan debt to equity ratio (DER) memiliki koefisien regresi
dengan arah negatif, sedangkan 2 variabel lainnya yaitu arus kas bebas
dan return on asset (ROA) memiliki koefisien regresi dengan arah
positif.
Untuk kriteria Uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua
arah. Nilai t untuk n = 40 – 1 = 39 adalah 2,02269.
Untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dari variabel arus
kas operasi, arus kas bebas, debt to equity ratio (DER), dan return on
asset (ROA) terhadap kebijakan dividen dapat diuji sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis 1
H0
: Arus kas operasi tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Ha1 : Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas operasi secara
individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan
dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil
uji t sebagai berikut :
a. t hitung = -2,559
b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269
76
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus
kas operasi terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar -2,559, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat
pengaruh antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.
Dengan kata lain H0 ditolak (Ha1 diterima).
2. Pengujian hipotesis 2
H0
: Arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Ha2 : Arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas bebas
secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap
kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat
diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
a. t hitung = 2,846
77
b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus
kas bebas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar 2,846, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,007 lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat
pengaruh antara arus kas bebas terhadap kebijakan dividen.
Dengan kata lain H0 ditolak (Ha2 diterima).
3. Pengujian hipotesis 3
H0
: Rasio leverage tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Ha3 : Rasio leverage memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah rasio leverage
secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap
78
kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat
diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
a. t hitung = -2,517
b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio
leverage terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar -2,517, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak (Ha diterima), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara
rasio
leverage
terhadap
kebijakan
dividen.
Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,017 lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat
pengaruh antara rasio leverage terhadap kebijakan dividen.
Dengan kata lain H0 ditolak (Ha3 diterima).
4. Pengujian hipotesis 4
H0
: Rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
79
Ha4 : Rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah
rasio
profitabilitas secara individual memiliki pengaruh atau tidak
terhadap kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka
dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
a. t hitung = 0,589
b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio
profitabilitas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar 0,589, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
diterima (Ha ditolak), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,560 lebih besar dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Tidak
terdapat pengaruh antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan
dividen. Dengan kata lain H0 diterima (Ha4 ditolak).
80
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa model
persamaan regresi ini memiliki nilai Fhitung 4,403 dan dengan tingkat
signifikansi 0,005, sementara nilai F tabel berdasarkan dk = 40 - 4 - 1=
35 dengan tingkat signifikan 5% sebesar 2,64. Karena F hitung lebih
besar dari F tabel maka H0 ditolak (Ha diterima), artinya terdapat
pengaruh antara arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan
rasio profitabilitas secara bersama-sama (simultan) terhadap kebijakan
dividen.
Jika berdasarkan tingkat signifikansi pada tabel 4.6 yaitu sebesar
0,005 lebih kecil dari α = 0,05 berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa
H0 ditolak (Ha diterima), artinya arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
3. Koefisien determinasi (R2)
Seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai koefisien
determinasi (R2) yang berada antara 0 sampai 1. Jika, nilai mendekati
1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen (Ghozali, 2006).Hasil nilai R-square dari regresi
digunakan untuk mengetahui besarnya kebijakan dividen dapat
dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.
82
3) Arus kas bebas (X2) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar
1,949. Apabila nilai arus kas bebas (X2) naik satu persen dan jika
diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka
dividend payout ratio (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,949.
4) Debt Equity Ratio (X3) memiliki nilai koefisien regresi negatif
sebesar -6,405. Apabila nilai debt equity ratio (X3) turun satu persen
dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant,
maka dividend payout ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 6,405.
E. Bahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi,
arus kas bebas dan rasio leverage (DER) memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen (DPR).Sementara
variabel lainnya yaitu, rasio profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).
Berdasarkan hasil secara simultan, yaitu memiliki nilai Fhitung
sebesar 4,403 dengan nilai sig. sebesar 0,005. Karena nilai sig. 0,005 <
0,05 (α), maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel arus kas operasi,
arus kas bebas, rasio leverage (DER), dan rasio profitabilitas (ROA)
secara simultan (bersama) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen
(DPR).
85
1. Bahasan hasil pengujian hipotesis pertama
Berdasarkan pada pendapat (Weygandt, et al., 2008) yang
mengatakan aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi
yang
menghasilkan
pendapatan
dan
beban
yang
kemudian
dimasukkan dalam penentuan laba. Sumber kas ini umumnya
dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam
memperoleh dana yang cukup guna terus melanjutkan usahanya.
Seacara umum perusahaan akan membayarkan dividen apabila
sumber kas yang dimilikinya cukup besar, jadi sesuai dengan teori
tersebut maka arus kas operasi merupakan salah satu indikator yang
tepat dalam menentukan kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Manurung (2009) yang menyatakan bahwa arus kas operasi
berpengaruh terhadap kebijakan divieden. Hasil penelitian ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hery (2009), yang
menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana (2012) yang menyatakan
bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
2. Bahasan hasil pengujian hipotesis kedua
Handono Mardianto (2009), mengemukakan sebagai berikut:
“Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan
86
naik harga sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan
yang mempunyai kelebihan kas (free cash flow), yakni kas yang
tersisa setelah dikurangi oleh kebutuhan untuk membiayai proyek
investasi ditahun mendatang.
Jadi, apabila perusahaan memiliki kelebihan kas yang cukup besar
lebih baik digunakan untuk mengembalikan dana kelebihan kas
tersebut kepada para pemegang saham guna memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Sehingga kurang lebih arus kas bebas
dapat menjadi salah satu indikator didalam menentukan kebijakan
dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2006)
juga menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rizki Islamiyah (2012) yang menyatakan bahwa arus
kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain
itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2006) juga
menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
87
3. Bahasan hasil pengujian hipotesis ketiga
Menurut Modigliani & Miller (dalam Anggraeni Puspitasari dan
Linda Purnamasari 2013 ) berpendapat bahwa bila ada pajak
penghasilan perusahaan maka penggunaan utang akan meningkatkan
nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang
mengurangi pembayaran pajak. Artinya penggunaan hutang dapat
digunakan untuk menciptakan suatu nilai untuk memajukan
perusahaan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran
perusahaan.
Tetapi
penggunaan
hutang
yang
berlebih
akan
menimbulkan biaya agensi yang tinggi sehingga dapat juga
menyebabkan kebangkrutan.
Artinya perusahaan besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar
modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar
relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar
modal. Jadi, rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana
tingkat perusahaan dibiayai oleh hutang, maka dari itu rasio leverage
dapat digunakan sebagai salah satu indikator bagi para investor untuk
menilai kondisi suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Devi Hoe Sunarya (2013) menyatakan bahwa rasio leverage (debt to
equity ratio) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu
dalam penelitian Gupta dan Banga (2010) juga menyatakan bahwa
88
rasio leverage (debt to equity ratio) memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Diana (2012), yang menyatakan bahwa rasio
leverage (debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh. Dan juga
dalam penelitian Latiefasari yang menyatakan bahwa rasio leverage
(debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh.
4. Bahasan hasil pengujian hipotesis keempat
Menurut Stice, et al. (2009) laba merupakan indikator yang baik
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa
yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa
informasi laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan itu sendiri.
Karena apabila laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka
kemungkinan dividen yang dibayarkan kepada investor akan naik.
Artinya, kemungkinan laba (profitabilitas) merupakan salah satu
indikator yang tepat didalam menentukan kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rizki Islamiyah (2012) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam
penelitian Sulistiyowati (2010) juga menyatakan bahwa rasio
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
89
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, setelah melalui tahap pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interprestasi hasil analisis
mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas terhadap kebijakan dividen, dengan menggunakan data yang
berdistribusi normal, tidak terdapat masalah multikolinieritas, tidak adanya
heteroskedastisitas, dan tidak terdapat masalah autokorelasi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus
kas operasi berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).
Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas operasi sebesar
0,015 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen (DPR), terbukti.
2. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus
kas bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).
Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas bebas 0,007
yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen (DPR), terbukti.
90
3. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio
leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).
Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio leverage 0,017 yang
berarti bahwa lebih kecil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa rasio leverage memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen (DPR), terbukti.
4. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
(DPR). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio
profitabilitas 0,560 yang berarti bahwa lebih besar dari α = 0,05. Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), tidak terbukti.
5. Dari hasil analisis data secara simultan variabel arus kas operasi, arus
kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen
yaitu
kebijakan dividen. Hal ini berdasarkan pada nilai Fhitungsebesar 4,403
dengan nilai sig. 0,005 yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari α
= 0,05.
6. Koefisien determinasi R-Square sebesar 0,335. Hal ini berarti bahwa
33,5% variabel dependen yaitu kebijakan dividen dapat dijelaskan
oleh empat variabel independen yaitu arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage, dan rasio profitabilitas, sementara sisanya sebesar
91
66,5% kebijakan dividen dijelaskan oleh faktor-faktor lain atau
variabel lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan saran, sebagai
berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
independen yang lain.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah
sampel yang lebih banyak dan menggunakan periode pengamatan
yang lebih lama.
3. Mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan umur perusahaan, karena
ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama stabil dengan yang
baru didirikan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen yang
akan diberikan kepada pemegang saham.
C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel-variabel yang telah diteliti,
maka implikasi bagi masyarakat, yaitu :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting
dalam penelitian ini.
92
2. Bagi Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh
dividen pada suatu perusahaan dapat melihat arus kas operasi, arus kas
bebas, dan rasio leverage. Dimana variabel-variabel tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai
perusahaan yang memberikan keputusan kebijakan dividen, sehingga
investor dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap
perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pembagian dividen kepada para pemegang
saham.
93
DAFTAR PUSTAKA
Andinata, W. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. 2010.
Anggreni Puspitasari dan Linda Purnamasari. Pengaruh Perubahan Dividen
payout ratio dan dividen yield terhadap return saham. Jurnal Bisnis dan
Perbankan. Vol 3, no. 2. 2013
Ardiyos. Kamus Besar Akuntansi, Jakarta: Citra Harta Prima, 2010.
Arilaha, Muhammad A. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas,
dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan
Perbankan. Vol. 13, No. 1, hal. 78-87. 2007.
Arshad,
Zeehan
and
Friend.“Ownership
Strukture
and
Dividend
Policy“.Interdiciplinary Journal of Contemporary Researh Business.Vol. 5,
no.3 2013.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama.Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2004.
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.
2004.
Bodie, Marcus dan Kane. Investment. Jakrta: Salemba Empat. 2010.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Buku 1. Edisi 10. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto.Jakarta: Salemba
Empat. 2006.
Darsono dan Ashari. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: 2005.
Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Fraser, Lyn M. Dan Aileen Ormiston. Memahami Laporan Keuangan. Edisi
Ketujuh, Indonesia. 2008.
94
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Peneliti Universitas Diponegoro. 2006
Gitman, L.J. Principles of Managerial Finance. New York : Addison Wesley.
2006.
Gupta, Amitabh dan Banga, Charu.“The Determinants of Corporate Dividend
Policy Decision”. Vol. 37, No. 2, 2010.
Gujarati, Damodar. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga. 2006.
Hajazi, Rezvan and Fatmh S M. “Impact of Agency Costs of Free Flow on
Dividend Policy, and Leverage of Firms in Iran”. Journal of novl applied
sciences. 2014.
Hanafi, Mamduh. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE UGM.
2004.
Hanafi, Mamduh, dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2007.
Hasan Mirza, Hammad and Talat Afza. “Impact of Corporate Cash Flows on
Dividend Payouts : evidence from south asia”. Middle east journal of
scientific research. 2014.
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat. 2009.
Imelda Christi dan Inung Wijayanti.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Studi Kasus Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.Jurnal Akuntansi & Bisnis.Vol 1, 2013.
Joel G.Siegel dan Jae K.Shim.Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.1999.
Hery. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas.
Akuntabilitas, Vol. 9, No.1, September : 10-16. 2009
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. Dasar-dasar Manajemen keuangan. Edisi
Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YPKN. 2006.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2010.
95
Lina Andriyanti dan Made Gede Wirakusuma. “Good Corporate Governance
Memoderasi Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Bebas Dengan Kebijakan
Dividen”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol 8, No.2, 2014:245262.
Lestariningsih, D. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of
Earning Growth terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. 2007.
Luh Fajarini Indah Mawarni dan Ni Made Dwi Ratnaldi. “Pengaruh Kesempatan
Investasi, Leverage, dan Likuiditas Pada Kebijakan Dividen Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.Vol 9, No.1, 2014: 200-208.
Mardiyanto Handono. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia (GRASINDO). 2009.
Madura, Jeff. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi 4 Terjemahan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2001.
Munawir S. Analisa Laporan Keuangan. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. Hlm.
56. 2002.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Cet. 2, 2012.
Pramono, Peni R. Menilai Kinerja Manajer Lewat Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo. 2008.
Reeve, J. M., et al. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 2010.
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua.
Bandung. 2001
Rosdini, Dini. Pengaruh Free Cash Flow
terhadap Dividend Payout Ratio.
Working Paper in Accounting and Finance. 2009.
Rowland B.Fernando Pasaribu, Dionysia Kowanda dan Kholid Nawawi.
“Determinan DividendPayout Ratio Pada Emiten LQ-45 Di Bursa Efek
Indonesia”.Jurnal Ekonomi & Bisnis.Vol. 8, No. 1, 2014.
96
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.
Syamsudin,
Lukman.
Manajemen
Keuangan
Perusahaan.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo Persada. 2007.
Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA, 2008.
Stice, James D, et all. Akuntansi Keuangan. Edisi Keenam belas.Jakarta: Salemba
empat. 2009.
Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. 15, 2012.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, JR. “Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan”.Edisi 13 Buku 1 terjmahan Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat. 2012.
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., dan Kimmel, P. D. Pengantar Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat. 2008.
www.idx.com
www.google.com
www.sahamok.com
97
Lampiran 1
Data arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas pada
perusahaan manufaktur dengan sub sektor otomotif periode 2010 -2014
No
Nama
1
ASII
2
AUTO
3
BRAM
4
GDYR
5
GJTL
6
IMAS
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
Dividend payout
ratio
36,63
45,07
45,03
45,03
45,59
37,25
40,23
29,53
50,53
53,08
41,95
45,01
36,12
65,27
26,23
15,37
37,06
17,47
21,63
36,07
5,03
5,10
28,31
28,96
12,91
23,39
16,97
7,80
9,87
Rasio Arus
kas operasi
7,97
28,29
16,48
29,87
10,35
31,89
16,61
19,54
20,73
7,86
31,80
36,78
55,90
23,84
23,82
19,00
25,25
20,14
35,47
23,38
39,66
10,49
56,53
43,83
20,88
28,28
22,44
36,12
21,97
Rasio Arus
kas bebas
2,18
22,87
11,36
19,03
8,74
27,15
11,71
13,06
16,37
11,84
23,85
28,54
36,98
25,76
15,57
8,10
20,27
16,54
21,78
16,71
26,17
9,42
32,18
23,77
13,00
21,52
18,99
23,88
15,44
Rasio
leverage
0,92
1,02
1,03
1,02
0,96
0,38
0,47
0,62
0,32
0,42
0,26
1,38
0,36
0,47
0,73
1,76
1,77
1,35
0,98
1,17
1,94
1,61
1,35
1,68
1,68
4,99
1,54
2,08
2,35
Rasio
profitabilitas
15,07
13,73
12,48
10,42
9,37
21,94
15,82
12,79
8,39
6,65
9,70
14,28
9,81
2,32
5,15
5,81
3,14
5,39
4,17
2,18
8,01
5,92
8,80
0,78
1,68
6,36
7,52
5,11
2,78
98
7
INDS
8
MASA
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
21,57
17,37
20,73
11,16
13,82
28,49
3,48
8,60
50,29
40,73
9,86
15,58
9,78
12,95
29,63
11,76
19,67
31,01
23,77
42,03
9,26
25,99
11,53
8,07
7,21
16,23
7,61
16,96
15,07
14,48
22,42
5,07
16,18
2,49
2,39
0,80
0,46
0,25
0,25
0,87
1,68
0,68
0,68
0,67
0,29
9,10
10,55
8,05
6,72
5,59
5,80
3,01
0,05
0,57
0,08
99
Lampiran 2
Hasil pengolahan data sampel penelitian dengan menggunakan SPSS versi 20
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
40
Normal Parameters
Mean
a,b
0E-7
Std. Deviation
Most Extreme Differences
12,95710257
Absolute
,104
Positive
,104
Negative
-,104
Kolmogorov-Smirnov Z
,661
Asymp. Sig. (2-tailed)
,775
Regression
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Roa, Ako, Der,
Akb
a
Method
. Enter
b
a. Dependent Variable: Dpr
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
1
R
,579
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,335
,259
13,67748
Durbin-Watson
1,868
a. Predictors: (Constant), Roa, Ako, Der, Akb
b. Dependent Variable: Dpr
a
ANOVA
100
Lampiran 3
Daftar t Tabel
103
104
Lampiran 5
Tabel Durbin Watson
106
Download