Seminar dan Diskusi Publik Legislasi Kesehatan

advertisement
Seminar dan Diskusi Publik Legislasi Kesehatan
Dikirim oleh prasetya1 pada 27 Februari 2005 | Komentar : 0 | Dilihat : 2414
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Minggu pagi 27/2, menggelar
Seminar dan Diskusi Publik dengan topik "Legislasi Kesehatan". Acara di Gedung Widyaloka Universitas
Brawijaya ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai kalangan. Di antaranya, para praktisi kesehatan, perwakilan
dari ILMIKI, ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) serta perwakilan mahasiswa kedokteran dari
beberapa universitas, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Jember, Universitas Airlangga Surabaya,
Universitas Hang Tuah Surabaya, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan
Universitas Brawijaya.
Dari seminar dan diskusi ini terungkap bahwa Undang-undang Kedokteran dan RUU Keperawatan merupakan
suatu hal yang mutlak bagi profesi dokter dan perawat. Sementara itu berbagai upaya legislasi sistem kesehatan
yang dilakukan sejak diundangkannya UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan masih memiliki dampak yang
belum bisa diselesaikan, demikian pula dengan pengesahan RUU Praktek Kedokteran 15 September 2004 yang
masih menuntut perbaikan.
Di samping itu, permasalahan yang ada pasca disahkannya UU ini adalah perubahan mendasar bagi pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan, baik secara institusi yang meliputi keberadaan konsil kedokteran, sistem sertifikasi
tenaga medis, dan yang lebih penting adalah hak masyarakat terutama kelas menengah ke bawah sebagai klien.
Untuk RUU Keperawatan sendiri, sampai sekarang masih dalam pembahasan draft ke-15 dan masih banyak
kekurangan, sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan,
mengenai skala prioritas dan kepentingan masyarakat yang harus dipertimbangkan demi kesempurnaan RUU ini.
Hadir sebagai pemateri dalam seminar dan diskusi tersebut, Imam Prihandono SH MH dari Pusat Advokasi Hukum
dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) dengan materi "Sosialisasi Undang-Undang Praktek Kedokteran belum Mampu
Mengakomodasi Kepentingan Pasien dan Belum Victim Oriented", dr. Hasan Arifin MM, Ketua Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Pusat dengan materi "Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004", serta Achir
Yani S. Hamid DNSc, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pusat, dengan materi "Sosialisasi RUU
Keperawatan dan Konsil Keperawatan Indonesia".
Dalam sambutannya, dr. Tatong Harijanto MSPH, Dekan Fakultas Kedokteran Unibraw yang juga anggota tim
perumus RUU bidang pendidikan kedokteran, menyampaikan pentingnya pemahaman terhadap UU Praktek
Kedokteran dan RUU Praktek Keperawatan sebagai upaya peningkatan tangung jawab profesi dan perlindungan
masyarakat dari kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. [nok]
Download