BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi II.1.1 Pengertian Komunikasi Setiap orang selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi yang efektif dengan lawan bicaranya. Di dalam kehidupan setiap orang selalu dihiasi dengan kegiatan berkomunikasi. Di mulai ketika bangun dari tidur hingga sampai pada saat akan tidur lagi. Bahkan tanpa disadari, ketika tidur pun komunikasi dapat terjadi. Dengan kata lain komunikasi dimana-mana, dan memenuhi hampir seluruh waktu seseorang. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berusaha untuk menjalin hubungan dengan manusia lain. Berdasarkan paradigm Laswell, komunikasi adalah prosespenyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Komunikasi merupakan satu bentuk tingkah laku, apabila seseorang berkomunikasi yang bersangkutan bukan merespon informasi yang sampai kepadanya, tetapi apabila seseorang berkomunikasi ia berusaha untuk mencari informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya agar ia mempunyai gambaran yang lebih tepat tentang situasi lingkungan yang perlu dihadapinya. 23 Universitas Sumatera Utara Dalam pengertian paradigma, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, teltevisi, film maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya. II.1.2 Unsur-unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi. Adapun unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahas Inggrisnya disebut source atau sender. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa 24 Universitas Sumatera Utara Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information. 3. Media Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, tabloid, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, audio cassette dan sebagainya. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara. Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam 25 Universitas Sumatera Utara masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau media. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untukmenyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapatmempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empatmacam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan karena faktor 26 Universitas Sumatera Utara jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti teltepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kriotik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh insur itu saling bergantung satu sama lainnya. II.2 Komunikasi Massa dan Media Cetak II.2.1 Komunikasi Massa II.2.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa yang menyampaikan informasi, ide, gagasan kepada komunikasn yang jumlahnya banyak dan menggunakan media. Aneka pesan melalui sejumlah media massa dengan menyajikan beragam peristiwa baik itu yang sifatnya sederhana 27 Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa komunikasi massa telah menjadi bagian kehidupan manusia. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepadakhalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi, dan radio. Defenisi lainnya, komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa memiliki faktor utama yaitu menggunakan alat bantu (media) yang meliputi media elektronik ataupun non elektronik. Jenis-Jenis Media Massa 1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah), (e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f) buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature. 2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film. 28 Universitas Sumatera Utara 3. Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web). Komunikasi massa diartikan juga sebagai proses penyebaran pesan denganmenggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si pengirim pesan. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick (Onong: 1994;29) terdiri atas: Surveillance (pengawasan). Fungsi pengawasan ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance). Pengawasan di sini mengacu kepada peranan berita dan informasi dari media massa. Para pekerja media, mengumpulkan informasi dan menyebarkannya dalam bentuk berita melalui media ke seluruh khalayak di dunia. Interpretation (Penasiran). Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Fungsi interpretasi ini tidak selalu dalam bentuk tulisan. Linkage (keterkaitan). Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa dianggap sebagai sosialisasi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat. 29 Universitas Sumatera Utara Entertainment (hiburan). Fungsi ini dapat kita temui diberbagai acara televisi, dimana sebahagian besar programnya bersifat menghibur (to entertain). II.2.1.2 Elemen Komunikasi Massa Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain: komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan (saluran dan semantic), gatekeeper, pengatur dan filter. Komunikator. Komunikator di sini meliputi jaringan, media lokal, direktur, staf redaksi dan teknis yang berkaitan dengan sebuah pemberitaan di sebuah media cetak seperti tabloid. Jadi komunikator adalah gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Isi. Isi media setidak-tidaknya bisa dibago ke dalam lima kategori yakni; 1) berita dan informasi, 2)analisis dan interpretasi, 3)pendidikan dan sosialisasi, 4)hubungan masyarakat dan persuasi, 5)iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6)hiburan. Audience. Dalam komunikasi massa, audience yang dimaksud tentunya beragam. Masing-masing audience berbeda satu dan lainnya namun memungkinkan untuk dapat memberikan reaksi yang sama terhadap pesan yang diterima. Umpan balik. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikator setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelumdikirimkan. Umpan balik yang terbentuk dalam proses komunikasi 30 Universitas Sumatera Utara biasanya tidak terjadi secara langsung, karena komunikator dan komunikan tidak melakukan kontak secara langsung. Gangguan (saluran dan semantik). Gangguan pada saluran komunikasi massa selain berasal dari dalam saluran dapat disebabkan juga dari luar. Gangguan dari dalam misalnya pada saat membaca iklan di media cetak, ada ejaan yang salah, dan menafsirkan maksud pesan secara salah pula. Gangguan dari fakor luar misalnya kesibukan pembaca media cetak yang tidak dapat sepenuhnya menikmati bahan bacaannya. Sedangkan gangguan semantik sifatnya lebih kompleks dan rumit, karena gangguan ini berkaitan dengan bahasa. Hal-hal seperti ini tidak mungkin dihindari, namun dapat diminimalkan dengan pemilihan bahasa yang lebih sederhana atau yang dapat dimengerti oleh semua pihak yang menonton tayangan tersebut. Gatekeeper. Seorang gatekeeper (orang yang bertugas untuk mempengaruhi informasi dalam media massa) mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) menyiarkan informasi; (2) membatasi informasi yang diterima dengan mengedit informasi sebelum disebarkan; (3) memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; (4) menginterpretasikan informasi. Pengatur. Dalam media massa, pengatur adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini berasal dari luar media massa namun mereka tetap bisa memutuskan kebijakan redaksional. Filter. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata dimana audience bisa melihat dunia. Ini berate dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari 31 Universitas Sumatera Utara bingkai tersebut. Filter boleh dikatakan sebagai kerangka fikir melalui mana audience menerima pesan. II.2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan dengan bentuk komunikasi lainnya. Perbedaan yang paling mudah dicermati ialah dalam proses komunikasi massa, diperlukannya alat bantu yang mendukung terciptanya komunikasi efektif. Menurut Ardianto dkk (2004:125), karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: Komunikator terlembaga. Komunikasi massa menggunakan media massa baik itu media elektronik ataupun cetak. Disini dapat dilihat bahwa sifat komunikatornya terlembaga, yaitu bergerak dalam organisasi yang kompleks dan segala informasi yang diberikan terikat oleh sistem yang ada. Pesan bersifat umum. Komunikasi massa bersifat terbuka, dimana pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang bukan untuk sekelompok orang. Pesan itu sendiri dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa dapat dimuat dalam media massa. Komunikannya anonym dan heterogen. Proses komunikasi ini menggunakan alat bantu media dan tidak dilakukan secara tatap muka. Karena itu komunikator komunikannya tidak mengenal merupakan siapa masyarakat komunikannya. yang tidak Selain itu, dikelompokkan. Komunikannya dapat berasal dari lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, agama dan lainnya. 32 Universitas Sumatera Utara Media massa menimbulkan keserempakan. Sasaran atau khalayak yang dicapai dalam komunikasi massa relative banyak dan tidak terbatas. Pada saat yang bersamaan komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Hal paling mudah dilihat adalah ketika sejumlah orang menonton film di bioskop. Secara bersamaan mereka menerima pesan yang disampaikan melalui film tersebut. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Setiap komunikasi melibatkanunsur isi dan hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa yang utama adalah isi, dimana pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. Komunikasi massa bersifat satu arah. Karakteristik ini merupakan kelemahan dari proses komunikasi massa. Komunikatior tiodak dapat melakukan kontak langsung dengan komunikan. Sekalipun kedua belah pihak aktif dalam proses komunikasi tersebut, namun keduanya tidak melakukan dialog langsung, dimana respons dan feedback tidak dapat diterima saat itu juga. Simulasi alat indra “terbatas”. Dalam proses komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa itu sendiri. Pada media cetak, khalayaknya menggunakan indra penglihatan. Pada radio siaran, khalayak menggunakan indra pendengaran. Sedangkan pada media cetak, khalayak menggunakan indra penglihatan. Umpan balik tertunda (delayed). Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Karena pesanb 33 Universitas Sumatera Utara disampaikan melalui media massa, dimana komunikan tidak bertatap muka dengan komunikatornya maka feedback tidak dapat langsung diterima komunikator. Feedback dapat dilihat ketika komunikan melakukan tindakan atas dasar pesan yang diterimanya. Misalnya saja, karena membaca sebuah rubrik di tabloid, seseorang pembaca tergerak untuk mengikuti tren atau topik mode yang dibacanya dalam rubrik tersebut. II.2.2 Media Cetak dan Tabloid Media Massa (Mass Media) adalah channel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media). Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga internet (cybermedia, media online). Salah satu pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy, menyebutkan pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah mingguan, tabloid, dan sebagainya (Effendy,1993:90). Berarti tabloid merupakan salah satu alat komunikasi massa dalam media cetak. Effendy menyatakan ciri-ciri surat kabar yang diantaranya secara tidak langsung menyebutkan ciri dari tabloid, penerbitnya yang sifatnya 34 Universitas Sumatera Utara khusus tidak termasuk surat kabar, misalnya tabloid politik, agama, dsb. (Effendy, 1993:91). Ada ahli yang memaparkan definisi dari tabloib yaitu, Kurniawan Juanaedhie. Dalam bukunya Ensiklopedi Pers Indonesia, memberikan pengertian Tabloid. Secara singkat tabloid adalah suratkabar yang terbit dengan ukuran setengah dari ukuran surat kabar biasa. (Junaedhie, 1991:260). Umumnya disajikan dengan gaya jurnalistik khas. Dikalangan pers barat, tabloid juga sering diartikan sebagai berita berita seputar seks, kriminal, dan key hole atau berita berita seputar dapur dan kamar tidur orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan umum. Tabloid pertama kali muncul di Amerika pada tahun 1920-an, pada masa kejayaannya karena yang isinya yang sensasional, pihak gereja sempat melarang jemaatnya untuk membaca tabloid, yang terkenal antara lainnya New York House. Di Inggris terkenal Bild Zeitung dengan mingguannya Bild and Sontantaj. Di Inggris terkenal dengan nama The Sun and The People. Di Indonesia tabloid lebih diartikan pada pengertian ukuran dan format bukan dalam pengertian pers barat (Junaedhie, 1993:260). Sejak tahun 1940-an, banyak surat kabar di Indonesia terbit dalam ukuran tabloid. Tabloid yang pertama populer di Indonesia adalah Mutiara yang diterbitkan oleh kelompok Sinar Harapan pada tahun 1964. Tetapi tabloid yang pertama populer di Indonesia dan bertiras hampir 500.000 eksemplar adalah Monitor. Keberhasilan tabloid yang lahir pada 35 Universitas Sumatera Utara tahun 1987 ini, telah memicu surat kabar lain yang merubah ukuran dan formatnya menjadi tabloid. Tabloid identik dengan ukurannya yang biasanya mengikuti ukuran umum, yaitu 29 cm x 42 cm. Sedangkan jumlah kelipatannya harus kelipatan 4. Bisa 12, 18, 32, 40 atau 64.Tabloid di definisikan sebagai surat kabar ukuran kecil (setengah dr ukuran surat kabar biasa) yg banyak memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum; surat kabar sensasi; surat kabar kuning; 2 tulisan dl bentuk ringkas dan padat (tentang kritik, paparan, dsb). Tabloid sebenarnya adalah istilah suatu format surat kabar yang lebih kecil (597 mm × 375 mm) dari ukuran standar koran harian. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian (bisa mingguan, dwimingguan, dan sebagainya), yang terfokus pada hal-hal yang lebih "tidak serius", terutama masalah pesohor, olahraga, kriminalitas, dan lain-lain. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar harian seperti Republika dan Koran Tempo telah pula mulai menggunakan format tabloid. II.3 Teori Uses and Gratification Herbert Blumler dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumler dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media 36 Universitas Sumatera Utara memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Model uses and gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono: 2008). Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang (what media do to people), tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media (what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala (stubborn) karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang 37 Universitas Sumatera Utara didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai (Rakhmat: 2004). Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz, Blumler dan Gurevitch (Kriyanto: 2008) adalah: 1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Untuk lebih jelasnya teori uses and gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini (Rakhmat: 2004). 38 Universitas Sumatera Utara Anteseden→ • • Variabel individual Variabel lingkungan Motif→ Penggunaan media→ Efek • Kognitif • Hubungan • Kepuasan • Diversi • Macam isi • Pengetahuan • Personal identity • Hubungan dengan isi • Depenensi Sumber : Model Uses & Gratifications (Kriyantono, 2008:208) II.3.1 Gratification Sought dan Gratification Obtained Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification sought dan gratification obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan) (Kriyantono: 2008). Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau 39 Universitas Sumatera Utara koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu menurut Palmgreen (Kriyantono: 2008). Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu. Dalam hal menyangkut gratification sought dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapanharapan audience yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Sedangkan gratification obtained adalah preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu dengan yang lainnya. Levy dan Windahl (Kardiman: 1993) dalam studinya menyatakan bahwa gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara aktivitas dengan motif penggunaan media. Terutama yang menonjol 40 Universitas Sumatera Utara adalah motif news watching berkorelasi dengan tingkat aktivitas khalayak. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin dan Tankard: 2005): 1. Informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu meliputi: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Mencari tambahan pengetahuan. e. Belajar, pendidikan diri sendiri. 2. Identitas pribadi (personal identity) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya meliputi: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan dan meniru perilaku yang berkaitan dengan tindakan atau mode tertentu. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media untuk memuaskan egonya dengan menambah peranan yang memuaskan konsep dirinya. 41 Universitas Sumatera Utara d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Hubungan personal (personal relationship) yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan, meliputi: a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan empati sosial. b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan pembicaraan dan interaksi sosial. d. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat. 4. Pengalihan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi, meliputi: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologi individu membutuhkan penyelesaian. b. Bersantai. c. Mengisi waktu luang. d. Penyaluran emosi. Selanjutnya, motif-motif ini akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula. 42 Universitas Sumatera Utara II.4 Kepuasan Kepuasan menurut Kotler (1997:40) adalah “perasaan senang atau keewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon seseorang terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktua;l yang dirasakannya setelah pemakaian”. Kepuasan adalah “(1) keadaan senang dan sejahtera sisebabkan karena orang telah memuaskan satu tujuan atau sasaran, (2) suatu perasaan yang menyertai seseorang setelah ia memuaskan rasa lapar atau satu motif” (Kartono, 1981:443). Menurut Philips L. Harriman (1995:238) kepuasan adalahg “sesuatu yang timbul dari suatu tanggapan, sehingga mendorong untuk mengulanginya”. Jadi yang dimaksud kepuasan di sini adalah kepuasan yang berhubungan dengan media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayak, yang di dalam hal ini lebih ditekankan kepada khalayak yang telah menerima hiburan pada satu media massa tersebut”. Kepuasan menurut Sofyan Rizal adalah “Keadaan dimana tingkat harapan terhadap sesuatu sama dengan kenyataan, atau gamblangnya, keadaan dimana harapan sesuai dengan kenyataan”. Dengan kata lain dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan dapat diartikan sebagai respon khalayak karena kebutuhannya telah terpenuhi atau sesuai dnegan apa yang diharapkannya. 43 Universitas Sumatera Utara