pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap penyaluran

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 904-916
ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI
TUKAR TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA
PERBANKAN DI KOTA SAMARINDA
Indri Manolita Igirisa 1
Ringkasan
Penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi usaha
perbankan di Indonesia mengingat kredit merupakan aktiva produktif atau
tingkat penerimaannya tinggi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
penyaluran kredit perbankan baik internal maupun faktor makro. Variabel
suku bunga, inflasi dan nilai tukar merupakan bagian dari faktor makro yang
ketika ketiga variabel mengalami kenaikan atau penurunan akan
mempengaruhi jumlah penyaluran kredit suatu perbankan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menguji dan menganalisis secara simultan dan parsial
pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap penyaluran kredit serta
mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap
penyaluran kredit pada perbankan di Kota Samarinda. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi
berganda yang dibantu dengan software SPSS versi 20. Teknik pengumpulan
data dengan melakukan riset kepusatakaan, browsing internet dan penelitian
lapangan dengan sumber data dari BI dan BPS kota Samarinda. Hasil
penelitian menunjukkan secara simultan suku bunga, inflasi dan nilai tukar
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota
Samarinda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan suku bunga
berpengaruh negatif dan signifikan, inflasi tidak berpengaruh signifikan, dan
nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada
perbankan di Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan variabel suku
bunga adalah variabel paling berpengaruh dominan terhadap penyaluran
kredit pada perbankan di Kota Samarinda.
Kata Kunci : Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar dan Penyaluran Kredit
Pendahuluan
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, sekarang ini sedang
melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan salah satunya
bidang ekonomi. Keberhasilan perekekonomian di Indonesia tidak terlepas dari
sektor perbankan sebagai penyedia dana. Kegiatan bank yaitu menghimpun
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
Penyaluran dana kepada masyarakat atau disebut kredit menjadi sangat penting
baik bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi pihak bank. Karena bagi
masyarakat kredit dapat membantu mendanai kegiatan usaha, investasi maupun
konsumsi pribadi, sedangkan bagi bank penyaluran kredit merupakan kegiatan
dengan tingkat penerimaan yang tinggi.
Penyaluran kredit di Kota Samarinda cenderung meningkat. Kota
Samarinda menduduki posisi kedua setelah Kota Balikpapan dalam hal
penyaluran kredit di Kalimantan TImur. Penyaluran kredit Kota Samarinda
didominasi oleh kredit modal kerja dalam bidang perdagangan, hotel dan
restoran. Hingga tahun 2016, tercatat total penyaluran kredit di Kota Samarinda
yaitu sebesar Rp 26.091.350 triliun. Penyaluran kredit tersebut banyak
dipengaruhi oleh faktor internal seperti ketersediaan modal, kredit bermasalah
dan sebagainya maupun faktor eksternal tingkat suku bunga, inflasi nilai tukar
dan sebagainya yang berhubungan dengan faktor makro.
Dalam tiga tahun terakhir, penyaluran kredit berfluktuasi namun
cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan
Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perbankan di Kota Samarinda”.
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Perbankan
Bank menurut Hasibuan (2011:2) merupakan lembaga keuangan yang
berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk
asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga social, jadi
bukan hanya mencari keuntungan saja. Sedangkan manajemen perbankan
adalah segala bentuk kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan maupun evaluasi dalam aktifitas perbankan. Menurut kasmir
(2012:24) ada tiga kegiatan yang dilakukan perbankan yaitu menghimpun dan
(funding), menyalurkan dana (lending) dan memberikan jasa bank lainnya
(services).
Permintaan Uang
Penyaluran kredit disebabkan karena adanya permintaan kredit pada
dasarnya merupakan permintaan akan dan atau uang, sehingga permintaan
kredit dapat juga diartikan sebagai permintaan uang.
Kredit
Kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan. Maksudnya
adalah apabila seseorang memperoleh kredit berarti mereka memperoleh
kepercayaan. Sementara bagi si pemberi kredit artinya mereka memberikan
kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali
(Kasmir, 2008:72)
Menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dalam
Kasmir (2008:73) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
905
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Suku Bunga
Ismail (2010:185) mengatakan bahwa bunga dapat diartikan sebagai
harga yang harus dibayar oleh bank dan/atau nasabah sebagai balas jasa atas
transaksi antara bank dan nasabah. Dalam Kasmir (2012:114) ada dua macam
bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu:
1. Bunga Simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau
balas jasa nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
2. Bunga Pinjaman, yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh peminjam kepada bank
Inflasi
Menurut Nopirin (2009:25) inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
umum barang-barang secara terus menerus. Dalam artian bahwa harga-harga
berbagai macam barang itu mengalami kenaikan yang sama.
Secara luas inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya (Bank Indonesia, 2017).
Nilai Tukar
Sukirno (2010:397) mengungkapkan nilai tukar atau atau dikenal juga
dengan kurs adalah harga atau nilai mata uang suatu Negara dinyatakan dalam
nilai mata uang Negara lain. Dengan kata lain kurs adalah jumlah uang
domestik yang dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Para ekonom dalam Mankiw
(2007:128) membedakan kurs menjadi dua yaitu: kurs nominal dan kurs riil.)
Metode Penelitian
Jenis Penelitain
Penelitian ini merupakan jenis penelititan kuantitatif dilihat dari data
dan analisisnya. Ditinjau dari tingkat eksplanasi, penelitian ini bersifat asosiatif
yaitu untuk melihat hubungan antar variabel independen terhadap variabel
dependen.
Definisi operaional
1. Suku Bunga (X1) adalah suku bunga acuan nasional (BI Rate dan BI 7-Day
Rate Repo) yang berlaku juga di Kota Samarinda tahun 2014-2016
2. Inflasi (X2) adalah Indeks Harga Konsumen Kota Samarinda tahun 20142016
3. Nilai Tukar (X3) adalah nilai kurs tengah rupiah (IDR) terhadap dollar
Amerika (USD) berdasarkan data nilai penutupan rupiah per 1 USD
menurut Bank Indonesia (kurs BI) secara nasional dan berlaku juga di Kota
Samarinda tahun 2014-2015
906
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
4. Penyaluran Kredit (Y) adalah keseluruhan pinjaman atau total kredit
menurut jenis penggunaannya yang disalurkan oleh Bank Umum dan BPR
Kota Samarinda tahun 2014-2016.
Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah
bank umum dan BPR yaitu bank dengan prinsip konvensional yang ada di Kota
Samarinda. Teknik Sampling pada penelitian ini adalah teknik sampling jenuh
yaitu teknik penentuan sampel yang menggunakan semua anggota populasi
(Sujarweni, 2015:88).
Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk runtut
waktu (time series) bulanan selama 3 tahun (2014-2016). Data sekunder berasal
dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu riset kepustakaan,
browsing internet dan peneltian lapangan.
Teknik Analisis Data
Uji asumsi Klasik
a. Normalitas, yaitu untuk pengujian kenormalan distribusi data.
b. Autokorelasi, untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya.
c. Multikolinearitas, untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen
yang memiliki kemiripan antar variabel independen lain dalam model.
d. Heteroskedastisitas, untuk menguji terjadinya perbedaan varians residual
suatu periode pengamatan yang lain.
Analisis Regresi Berganda
a. Persamaan Regresi
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y
= Penyaluran Kredit
a
= Konstanta
X1
= Suku Bunga
X2
= Inflasi
X3
= Nilai Tukar
b1-b3 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen
e
= Kesalahan residual (error)
b. Koefisien Korelasi, untuk menunjukkan kuat atau tidaknya nilai linier antar
dua variabel
c. Koefisien Determinasi, untuk menguji kecukupan atau kelayakan dan
seberapa besar hubungan variabel bebas dan variabel terikat.
d. Uji F (Simultan), untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
e. Uji t (parsial), untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
907
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
f. Uji Dominan, untuk menguji manakan diantara variabel independen yang
berpengaruh dominan terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Data Suku Bunga
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Suku Bunga (%)
2014
2015
2016
7.50
7.75
7.25
7.50
7.50
7.00
7.50
7.50
6.75
7.50
7.50
6.75
7.50
7.50
6.75
7.50
7.50
6.50
7.50
7.50
6.50
7.50
7.50
5.25
7.50
7.50
5.00
7.50
7.50
4.75
7.75
7.50
4.75
7.75
7.50
4.75
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Data Inflasi
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2014
1.37
-0.32
0.17
0.01
0.15
0.24
0.66
-0.01
0.04
0.6
1.15
2.52
Inflasi (%)
2015
2016
0.59
0.5
-0.17
0.05
-0.24
0.44
0.24
-0.30
0.13
0.05
0.8
0.61
1.03
0.2
0.11
0.39
-0.06
-0.2
0.18
-0.1
0.26
0.28
1.3
0.87
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Data Nilai Tukar
Bulan
Januari
Februari
908
Nilai Tukar (Rp)
2014
2015
2016
12,226 12,625 13,864
11,634 12,863 13,395
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
Lanjutan data nilai tukar
Maret
11,404
April
11,532
Mei
11,611
Juni
11,969
Juli
11,591
Agustus
11,717
September
12,212
Oktober
12,082
November
12,196
Desember
12,440
13,084
12,937
13,211
13,332
13,481
14,027
14,657
13,639
13,840
13,795
11,276
13,204
13,615
13,180
13,094
13,300
12,998
13,051
13,563
13,436
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Analisis
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
36
Mean
0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation
248051.65571218
Absolute
.088
Most Extreme Differences Positive
.076
Negative
-.088
Kolmogorov-Smirnov Z
.529
Asymp. Sig. (2-tailed)
.942
a. Test distribution is Normal.
a. Calculated from data.
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,942 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi
normal.
b. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1
1.029
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga
b. Dependent Variable: Penyaluran Kredit
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa besarnya nilai DurbinWatson atau d = 1,029. Nilai tersebut berada diantara -2 dan +2 atau -2 < 1,029
< +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif.
909
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Model
(Constant)
1
a.
X1
.914
X2
.970
X3
.940
Dependent Variable: Penyaluran Kredit
1.094
1.031
1.063
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai X 1 = 0,914 > 0,1
dan VIF 1,094 < 10, X2 = 0,970 > 0,1 dan VIF 1,031 < 10, X3 = 0,940 > 0,1
dan VIF 1,063 < 10. Artinya pada setiap variabel tidak terjadi multikolinearitas
dengan variabel lain.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Glesjer
Model
Sig.
(Constant)
.885
Suku Bunga
.622
1
Inflasi
.730
Nilai Tukar
.573
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data Sekunder, diolah
Hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi ketiga variabel
independen > 0,05 maka dapat disipulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Analisis Regresi Berganda
a. Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
(Constant) 24754993.305 825621.625
-165891.430 49612.176
1 X1
X2
50782.460 77759.317
X3
172.836
52.181
a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit
t
-.447
.085
.437
29.983
.000
-3.344
.653
3.312
.002
.518
.002
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi linear berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y = 24754993,305 + (-165891,430) X1 + 50782,460 X2 + 172,836 X3
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
910
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
1) Konstanta sebesar 24754993,305 poin, bernilai positif artinya jika nilai
variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar tidak mengalami perubahan
atau tetap, maka nilai penyaluran kredit sebesar Rp 24.754.993
2) Koefisien regresi suku bunga sebesar -165891,430 poin, bernilai negatif
artinya jika suku bunga turun sebesar 1% maka penyaluran kredit akan
turun sebesar Rp 165.891.
3) Koefisien regresi inflasi sebesar 50782,460 poin, bernilai positif artinya
jika inflasi meningkat sebesar 1% maka penyaluran kredit akan naik
sebesar Rp 50.782.
4) Koefisien regresi nilai tukar sebesar 172,836 poin, bernilai positif artinya
jika nilai tukar meningkat sebesar 1% maka penyaluran kredit akan naik
sebesar Rp 172.
b. Koefisien Korelasi (R)
Model Summaryb
Model
R
1
.691a
R Square
Adjusted R Square
.477
.428
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil angka R sebesar 0,691 atau 69,1%. Hasil
tersebut menunjukkan terjadi hubungan yang kuat antara variabel suku bunga,
inflasi dan nilai tukar dengan variabel penyaluran kredit.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
1
.691a
R Square
.477
Adjusted R Square
.428
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,477. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga, inflasi dan nilai
tukar mempengaruhi penyaluran kredit pada perbankan di Kota Samarinda
sebesar 47,7%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 53,3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.
911
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
d. Uji F (Simultan)
Model
Regression
1
ANOVAa
Sum of Squares
df
1965966203071.836
3
Residual
2153536836554.385
32
Total
4119503039626.222
35
Mean Square
655322067690.612
F
9.738
Sig.
.000b
67298026142.325
a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan hasil regresi nilai Fhitung 9,789 > Ftabel 2,90, sedangkan
probabilitas signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka H1 diterima yang
menyatakan bahwa variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota
Samarinda.
e. Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Mode
T
(Constant)
X1
X2
X3
a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit
1
Sig.
29.983
.000
-3.344
.653
3.312
.002
.518
.002
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan pengaruh antara suku bunga,
inflasi dan nilai tukar terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota
Samarinda sebagai berikut:
1) Variabel Suku Bunga (X1)
Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung -3,344 > ttabel 2,037 dengan
signifikansi 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel suku bunga
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada
perbankan di Kota Samarinda.
2) Variabel Inflasi (X2)
Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung 0,653 < ttabel 2,037 dengan
signifikansi 0,518 maka dapat disimpulkan variabel inflasi tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit pada
perbankan di Kota Samarinda.
3) Variabel Nilai Tukar (X3)
Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung 3,312 > ttabel 2,037 dengan
signifikansi 0,002 maka dapat disimpulkan variabel nilai tukat
912
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada
perbankan di Kota Samarinda.
f. Uji Dominan
Model
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
(Constant)
-.447
1 X1
X2
.085
X3
.437
a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit
Sumber: Data Sekunder, diolah
.000
.002
.518
.002
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil β variabel X 1 sebesar 0,447 yang berarti adalah nilai yang paling menjauhi 0. Dengan nilai sig 0,002
(sig < 00,5) maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga adalah
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada
perbankan di Kota Samarinda.
Pembahasan
Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Secara Simultan Terhadap
Penyaluran Kredit
Penelitian ini menyatakan bahwa variabel suku bunga, nilai tukar dan
inflasi secara bersama-sama (simultan) memberikan pengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota Samarinda. Korelasi yang
dihasilkan oleh variabel independen dalam penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh yang kuat terhadap penyaluran kredit. Dengan kata lain, naik
turunnya ketiga variabel ini memberikan pengaruh terhadap tingkat penyaluran
kredit pada perbankan di Kota Samarinda.
Ketika suku bunga kredit rendah, semakin banyak yang meminjam
uang sehingga makin banyak jumlah uang yang beredar dan terjadi tingkat
perekonomian semakin tinggi akibatnya inflasi pun meningkat. Tingginya
harga barang-barang dalam negeri menyebabkan masyarakat lebih memilih
memberli barang impor dan menyebabkan terdepresiasinya mata uang dalam
negeri yaitu rupiah. Bagi para importir akan menjadi peluang bagi bank untuk
menyalurkan kredit karena mereka akan membutuhkan dana lebih dalam
menunjang usahanya ketika harga rupiah terdepresiasi. Sementara pagi
eksportir dengan usaha yang bahan bakunya masih diimpor akan membutuhkan
dana lebih ketika nilai tukar tinggi, sehingga akan melakukan pinjaman bank
dan menaikkan tingkat penyaluran kredit perbankan.
Informasi faktor-faktor tersebut diharapkan dapat digunakan
manajemen bank sebagai pilihan dalam mengambil keputusan menyalurkan
pinjaman
kredit
kepada
masyarakat.
Manajemen
bank
dapat
mempertimbangkan bagaimana efisiensi perusahaan memperoleh laba dari
913
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
pengelolaan suku bunga kredit yang tepat, bagaimana menggunakan peluang
dari tingkat inflasi dan kurs valuta asing yang berlaku.
Pengaruh Suku Bunga Secara Parsial Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel suku bunga
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan
di Kota Samarinda. Jika diilustrasikan bahwa penyaluran kredit yang berasal
dari permintaan kredit sebagai produk atau barang yang diminta dan tingkat
bunga kredit sebagai harga. Maka dalam permintaan suatu barang semakin
rendah harga barang maka jumlah barang yang diminta akan semakin banyak.
Sebaliknya semakin tinggi harga barang maka jumlah barang yang diminta
akan semakin sedikit atau berkurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Kholisudin (2012) dan Tandris (2014) yang menyatakan
bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
kredit perbankan.
Pengaruh Inflasi Secara Parsial Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota
Samarinda. inflasi berhubungan erat dengan suku bunga. Dimana suku bunga
merupakan alat untuk mengendalikan laju inflasi, sehingga dampak inflasi tidak
secara langsung memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya penyaluran
kredit pada perbankan. Penyebab lain inflasi tidak berpengaruh yaitu
banyaknya perusahaan penjualan barang-barang konsumtif yang menjual
produknya langsung secara kredit , sehingga penyaluran kredit konsumsi dari
perbankan kurang diminati.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Kholisudin (2012) dan Tandris (2014) yang menyatakan bahwa inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit perbankan. Namun
hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Bahri (2013) yang
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total
kredit perbankan.
Pengaruh Nilai Tukar Secara Parsial Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel nilai tukar
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan di
Kota Samarinda. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
berpengaruh terhadap penyaluran kredit perbankan di Kota Samarinda.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menyebabkan naiknya
harga-harga komoditas baik itu barang impor maupun barang ekspor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Kholisudin (2012), Tandris (2014) dan Bahri (2013) yang menyatakan
bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit
dan total kredit perbankan.
914
Pengaruh Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit (I.M Igirisa)
Penutup
Secara simultan variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Kota
Samarinda.
Secara parsial variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan,
variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan, dan variabel nilai tukar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada perbankan
di Kota Samarinda.
Diantara variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar menujukkan
variabel suku bunga adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap
penyaluran kredit pada perbankan di Kota Samarinda.
Bank Indonesia diharapkan melakukan suatu kebijakan untuk
menurunkan tingkat suku bunga sehingga dapat menumbuhkan perekonomian
masyarakat dan menaikkan suku bunga pada saat tertentu untuk mengendalikan
laju inflasi, serta menjaga kestabilan tekanan terdepresiasinya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing yang dapat mengganggu kestabilan makro ekonomi.
Pihak perbankan harus lebih memperhatikan tingkat suku bunga kredit
yang akan diberikan sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat oleh Bank
Indonesia. Apabila pihak perbankan mampu memberikan suku bunga kredit
yang lebih rendah tanpa merugikan pihak-pihak itu sendiri, maka kredit yang
disalurkan tiap tahunnya akan terus meningkat.
Bagi pelaku usaha dan masyarakat umum perlu meningkatkan aspek
kehati-hatian. Disarankan sedapat mungkin mengetahui informasi mengenai
suku bunga kredit, tingkat inflasi dan kurs mata uang yang terjadi sebelum
melakukan peminjaman kredit.
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar
penelitian diuji dengan menggunakan ketegori perusahaan lain, menambah atau
mengganti variabel faktor lain dan memperpanjang periode pengamatan
perusahaan, sehingga hasil penelitian berikutnya akan menjadi lebih baik dan
lebih baru.
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Badan Pusat Statistik. Kalimantan Timur Dalam Angka 2016.
Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan
Timur, Berbagai Edisi.
Boediono. 2014. Ekonomi Makro, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan : Teori dan Soal Jawab,
Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Cetakan Ketiga. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hasibuan, Malayu. 2011. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kesembilan.
Jakarta: Bumi Aksara.
915
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 904-916
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, Cetakan
Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
______. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2012.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Maryanto, Supriyono. 2010. Buku Pintar Perbankan, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Andi.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Makro, Edisi Revisi. Bandung: Retika
Aditama.
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter Buku 2, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
______. 2010. Ekonomi Moneter Buku 1, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta
Offset.
Pryatno, Duwi. 2016. SPSS Handbook, Cetakan Pertma. Yogyakarta:
MediaKom.
Santoso, Totok Budi dan Sigit Triandaru. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapanbelas. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni. V. Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Edisi Pertama,
Bandung: ALFABETA
Sumber Skripsi :
Bahri, Syamsul. 2013. “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Variabel Moneter
Terhadap Total Kredit Perbankan di Indonesia”.
Kholisudin, Akhmad. 2012. “Determinan Permintaan Kredit Pada Bank Umum
di Jawa Tengah (2006-2010)”.
Tandris, Raymond. 2014. “Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Pengaruhnya
Terhadap Permintaan Kredit Pada Perbankan di Kota Manado”.
Sumber Internet :
http: www.bi.go.id
http: kaltim.bps.go.id
http: samarindakota.bps.go
916
Download