BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan salah satu tahapan dalam penilaian bisnis dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis tersebut dilakukan dengan mengunakan laporan keuangan yang dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan. Dalam hal ini, laporan keuangan yang akan penulis analisis meliputi laporan neraca dan laporan laba rugi periode 2010, 2011, dan 2012 dengan menggunakan metode analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis rasio laporan keuangan. 4.1.1. Analisis Vertikal Analisis vertikal dapat digunakan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya yang hanya meliputi satu periode saja dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui keadaan keuntungan dan hasil operasi pada periode tersebut. Analisis vertikal dapat dilihat pada tabel lampiran analisis vertikal pada halaman lampiran L3. Hasil analisis vertikal pada laporan laba rugi PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah sebagai berikut: a. Laba Kotor Berdasarkan hasil analisis vertikal terhadap laba kotor PT Diya Nuansa Anugerah, presentase laba kotor yang diperoleh, yaitu tahun 2010 sebesar 12%, tahun 2011 sebesar 10% dan tahun 2012 sebesar 12%. PT Diya Nuansa Anugerah mengalami penurunan presentase dari tahun 2010 ke tahun 2011, akan tetapi mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Penurunan laba kotor di tahun 2011 sebesar 10% ini dikarenakan terjadinya penurunan pendapatan usaha yang juga diiringi oleh menurunnya harga pokok pendapatan perusahaan yang cukup besar di tahun tersebut. Namun laba kotor perusahaan di tahun 2012 mengalami peningkatan lagi dengan presentase sebesar 12% yang dipengaruhi oleh 57 58 meningkatnya pendapatan usaha yang juga diikuti oleh naiknya harga pokok pendapatan. b. Biaya Administrasi dan Umum Dari hasil analisis vertikal terhadap biaya administrasi dan umum perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 dan mengalami penurunan di tahun 2012. Presentase biaya administrasi dan umum PT Diya Nuansa Anugerah, yaitu pada tahun 2010 sebesar 2%, tahun 2011 sebesar 5% dan tahun 2012 sebesar 3.3%. Kenaikan biaya administrasi dan umum dari tahun 2010 ke tahun 2011 ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terutama didominasikan oleh naiknya biaya gaji karyawan hingga 4 kali lipat yaitu di tahun 2010 biaya gaji karyawan sebesar Rp 10.800.000 meningkat menjadi Rp 43.200.000. meningkatnya biaya gaji ini dikarenakan jumlah karyawan di perusahaan bertambah. c. Laba Usaha Laba usaha pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan analisis vertikal mengalami penurunan signifikan dari tahun 2010 sebesar 10% lalu menurun di tahun 2011 sebesar 5%, kemudian mengalami peningkatan kembali di tahun 2012 sebesar 8.7%. Menurunnya laba usaha pada tahun 2011 ini didominasikan oleh meningkatnya jumlah biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan perusahaan yang tidak diimbangi oleh pendapatan usaha yang menurun di tahun tersebut. d. Laba Bersih Laba bersih pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan hasil analisis vertikal dari tahun 2010 ke tahun 2011 menurun signifikan, kemudian mengalami peningkatan lagi di tahun 2012. Penurunan laba bersih dari tahun 2010 ke tahun 2011 adalah sebesar Rp 272,121,442 menjadi Rp 80,268,968 dengan presentase 4.4%. Laba bersih di tahun 2011 ini menurunnya pendapatan usaha perusahaan secara signifikan, yaitu dari Rp 3,217,653,770 menjadi Rp 1,833,180,000. Hal tersebut disebabkan oleh tidak stabilnya jumlah penjualan serta pendapatan yang diperoleh perusahaan yang tidak diimbangi dengan banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat memaksimalkan penjualan dan pendapatan 59 usahanya, maka kemungkinan perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi bisa saja terjadi. Hasil analisis vertikal pada laporan neraca PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011, dan 2012 dapat dilihat pada halaman lampiran 5 dan 6 adalah sebagai berikut: a. Aktiva Lancar Analisis vertikal terhadap aktiva lancar pada PT Diya Nuansa Anugerah mengalami peningkatan setiap tahunnya selama periode 2010, 2011 dan 2012. Presentase aktiva lancar PT Diya Nuansa Anugerah, yaitu pada tahun 2010 sebesar 97%, tahun 2011 sebesar 98.25% dan tahun 2012 sebesar 99.4%. Kenaikan signifikan terhadap aktiva lancar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1,239,565,284 dengan presentase kenaikan 99.4%. peningkatan tersebut didominasikan oleh meningkatnya total kas dan bank serta ditambah dengan adanya piutang lain-lain di tahun 2012. Piutang lainlain tersebut sebesar Rp 374.988.460 dengan presentase kenaikan sebesar 30.1%. Piutang lain-lain tersebut diperoleh dari piutang atas biaya operasional, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan. b. Aktiva Tetap Aktiva tetap pada PT Diya Nuansa Anugerah dari hasil analisis vertikal mengalami penurunan setiap tahunnya selama periode tahun 2010 hingga 2012. Presentase aktiva tetap perusahaan, yaitu pada tahun 2010 sebesar 3%, tahun 2011 sebesar 1.75% dan tahun 2012 sebesar 0.6%. Penurunan aktiva tetap terjadi disebabkan oleh akumulasi penyusutan atas inventaris kantor yang meningkat sedangkan inventaris kantor tetap atau statis setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan nilai buku pada aktiva tetap juga ikut menurun setiap tahunnya. c. Kewajiban Lancar Dari analisis vertikal yang dijalankan dapat diihat presentase kewajiban lancar PT Diya Nuansa Anugerah meningkat tiap tahunnya, yaitu pada tahun 2010 presentase kewajiban lancar sebesar 26,52%. Pada tahun 2011 presentase kewajiban lancar meningkat menjadi 29%. Kemudian, kewajiban lancar mengalami peningkatan lagi menjadi 33% pada tahun 2012. 60 Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan dari tahun 2010 hingga 2012. d. Ekuitas Dari analisis vertikal yang dilakukan dapat dilihat presentase ekuitas terhadap total kewajiban dan ekuitas menurun setiap tahunnya. Presentase ekuitas pada tahun 2010 sebesar 73,48%, lalu pada tahun 2011 presentase ekuitas menurun sebesar 71%, dan pada tahun 2012 presentase ekuitas mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 67%. Hal ini disebabkan pada tahun 2010 dalam laporan neraca tidak dicantumkan laba (rugi) tahun berjalan. Seharusnya ada tetapi tidak dicantumkan ke dalam neraca. Sehingga pada komponen ekuitas di tahun 2010 menjadi besar presentasenya. 4.1.2. Analisis Horizontal Analisis horizontal dapat digunakan dengan membandingkan dari satu post ke post lainnya untuk beberapa periode atau beberapa tahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Analisis horizontal dapat dilihat pada tabel analisis vertikal pada halaman lampiran L2. Hasil analisis horizontal pada laporan laba rugi PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut : a. Pendapatan Usaha Berdasarkan hasil analisis horizontal yang dijalankan dapat dilihat bahwa pendapatan usaha tahun 2010 dan 2011 mengalami presentase negatif sebesar 43%. Hal ini dikarenakan pendapatan usaha dari tahun 2010 ke 2011 menurun drastis sebesar Rp 1,384,473,770. Sedangkan presentase pendapatan usaha mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 67%. Hal ini dikarenakan kembali meningkatnya konsumen yang menggunakan jasa pemasangan billboard di tahun 2012 sehingga pendapatan usaha di tahun ini meningkat signifikan. b. Laba Kotor Laba kotor pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2010 ke tahun 2011 menurun secara signifikan dan dapat dikatakan rugi sebesar Rp 184,779,829 dengan presentase negatif yaitu 50%. Namun, perusahaan dapat meningkatkan laba kotornya dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar Rp 181,631,639 dengan presentase laba sebesar 97%. 61 Menurunnya laba kotor di tahun 2011 tersebut disebabkan oleh pendapatan usaha yang berkurang dan harga pokok pendapatan yang nyaris mendekati angka pendapatan usaha. Akan tetapi, di tahun 2012 perusahaan dapat meningkatkan penjualannya lagi. c. Biaya Administrasi dan Umum Dari hasil analisis horizontal pada biaya administrasi dan umum PT Diya Nuansa Anugerah diperoleh presentase pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami presentase sebesar 58%. Namun, pada tahun 2011 ke tahun 2012 presentase biaya administrasi dan umum mengalami penurunan sebesar 7%. Peningkatan presentase pada jumlah biaya administrasi dan umum dari tahun 2010 ke tahun 2011 ini didominasi oleh meningkatnya jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan di tahun 2011 terutama pada biaya gaji karyawan yang meningkat sebesar Rp 32,400,000 dengan presentase mencapai 300%. d. Laba Usaha Berdasarkan hasil analisis horizontal pada laba usaha PT Diya Nuansa Anugerah di tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami presentase negatif sebesar 70%. Hal ini dipengaruhi oleh laba kotor yang mengalami kerugian sebesar Rp 184,779,829 yang terjadi pada tahun tersebut. Sedangkan, laba usaha pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan drastis dengan presentase hingga 190%. Peningkatan laba usaha di tahun 2012 ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan pendapatan usaha di tahun tersebut serta kenaikan jumlah biaya administrasi dan umum yang hanya sebesar 7% dari tahun 2011 ke 2012. e. Laba Bersih Hasil analisis horizontal PT Diya Nuansa Anugerah pada laba bersih di tahun 2010 ke 2011 mengalami presentase negatif sebesar 71%. Hal ini disebabkan oleh perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar Rp 191,852,474. Pada tahun 2011 ke tahun 2012 hasil analisis horizontal terhadap laba bersih meningkat dengan presentase sebesar 191%. Hasil analisis horizontal pada laporan neraca PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah sebagai berikut : 62 a. Aktiva Lancar Berdasarkan hasil analisis horizontal pada laporan neraca tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat bahwa aktiva lancar perusahaan meningkat sebesar Rp 95,127,206 dengan presesntase sebesar 12.8%. Pada tahun 2011 dan 2012 aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 403,307,578 dengan presentase sebesar 48%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya piutang lain-lain sebesar Rp 374,988,460 di tahun 2012. b. Aktiva Tetap Dari hasil analisis horizontal pada aktiva tetap PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010 dan 2011 mengalami presentase negatif sebesar 33.3%. hal tersebut disebabkan meningkatnya akumulasi penyusutan inventaris kantor sebesar Rp 7,440,510 dari tahun 2010 ke tahun 2011. Kemudian, aktiva tetap pada tahun 2011 dan 2012 mengalami presentase negatif sebesar 50%. Hal ini dikarenakan akumulasi penyusutan inventaris kantor meningkat sebesar Rp 7,440,510 dari tahun 2011 ke tahun 2012. c. Kewajiban Lancar Berdasarkan hasil analisis horizontal PT. Diya Nuansa Anugerah terhadap kewajiban lancar pada tahun 2010 ke 2011 memperoleh presentase sebesar 22.8%. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 presentase kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 65%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan dari tahun ke tahun. d. Ekuitas Dari hasil analisis horizontal PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010 ke tahun 2011 terhadap ekuitas perusahaan didapatkan presentase sebesar 7.4%. Kemudian, ekuitas perusahaan pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dengan presentase sebesar 39%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya laba (rugi) ditahan di tahun 2012 setelah mengalami penurunan sebesar Rp 38,840,588 di tahun 2011. Dan pada tahun 2010 dalam laporan neraca tidak dicantumkan laba (rugi) tahun berjalan. Seharusnya ada tetapi tidak dicantumkan ke dalam neraca. Sehingga presentase pada laba (rugi) tahun berjalan hasilnya nol karena tidak ada pembaginya dan presentase ekuitas dari tahun 2010 ke 2012 kenaikannya menjadi kecil sehingga presentasenya juga kecil. 63 4.1.3. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan digunakan untuk membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan tersebut dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang ada dalam laporan keuangan tersebut. Angka-angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Analisis rasio ini digunakan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja serta dapat mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan melalui rasio laporan keuangan perlu menggunakan rasio pembanding dari perusahaan pembanding yang bergerak di bidang yang sama agar dapat menentukan apakah perusahaan yang dinilai memiliki rasio keuangan yang baik atau tidak. Penulis menggunakan tiga perusahaan pembanding untuk membandingkan rasio keuangan PT. Diya Nuansa Anugerah dengan perusahaan yang penulis gunakan sebagai asumsi pembanding adalah PT. First Media Tbk, PT. Star Pasific Tbk, PT. Surya Citra Media Tbk. Ketiga perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri periklanan (advertising) yang telah Go Public dan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta memiliki segmen pasar yang sejenis. 4.1.3.1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Rasio likuiditas ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau hutang pada saat ditagih atau jatuh tempo. Pada rasio ini penulis menggunakan empat jenis rasio likuiditas, yaitu rasio lancar, rasio cepat, rasio kas dan rasio perputaran kas. Dengan rasio likuiditas ini dapat diketahui apakah perusahaan bisa membayar kewajibannya dalam hal ini adalah utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo yang dapat disebabkan oleh bebrapa faktor, seperti perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali atau perusahaan memiliki dana, akan tetapi pada saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya. Pada rasio likuiditas ini setiap rasio nya akan dibandingkan dengan 3 perusahaan pembanding. Berikut perhitungan rasio likuiditas PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah 64 Tabel 4.1 Rasio Likuiditas PT. Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 Rasio 741,130,500 836,257,706 1,239,565,284 Lancar 202,490,000 248,748,316 411,335,452 = 3.67 X 3.36 X = 3.01 X 702,960,697 + 0 + 0 836,257,706 + 0 + 0 864,576,825 + 0 + 202,490,000 248,748,316 374,988,460 = 3.47 X = 3.37 X 411,335,452 Rasio Cepat 2012 = 3.01 X Rasio Kas 702,960,697 836,257,706 864,576,825 202,490,000 248,748,316 411,335,452 = 3.47% = 3.37% = 2.10% Rasio 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 Perputaran 538,640,500 587,509,390 828,229,832 Kas = 5.97 X = 3.12 X = 3.70 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 4.1.3.1.1. Rasio Lancar Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Semakin besar nilai rasio maka semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Tabel 4.2 Rasio Lancar PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Lancar 3.67 X 3.36 X 3.01 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Rasio lancar pada PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami penurunan tiap tahunnya. Rasio lancar pada tahun 2010 sebesar 3.67 kali, yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.67 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.67 aktiva lancar, atau 3.67:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Pada tahun 2011, rasio ini mengalami penurunan menjadi 3.36 kali dan dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.36 kali utang lancar, 65 atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.36 aktiva lancar, atau 3.36:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan atas aktiva lancar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban lancar di tahun ini. Kemudian, rasio ini mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 3.01 kali yang dikarenakan terjadinya peningkatan yang lebih tinggi atas aktiva lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar, maka dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.01 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.01 aktiva lancar, atau 3.01:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar Di tahun 2012 ini aktiva lancar mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya kembali kas dan setara kas (bank). Dapat disimpulkan bahwa nilai current ratio PT Diya Nuansa Anugerah dari tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah aktiva lancar perusahaan dikarenakan adanya investasi sementara, pajak dibayar dimuka, piutang lain-lain, dan beban dibayar dimuka. Penurunan current ratio dari tahun ke tahun ini disebabkan oleh meningkatnya kewajiban lancar yang kenaikannya hampir 2 kali lipat yang diperoleh atas hutang pajak dari tahun 2011 sebesar Rp 248,748,316 ke tahun 2012 sebesar Rp 411,335,452 yaitu tidak sebanding dengan kenaikan aktiva lancar sehingga kenaikan pada aktiva lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 836,257,706 ke tahun 2012 sebesar Rp 1,239,565,284 dikatakan tidak signifikan dan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tahun 2010-2012 mengalami penurunan. Tabel 4.3 Rata-rata Rasio Lancar Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Rasio Lancar PT. Star Pasific Tbk 16.74 X PT. Surya Citra Media Tbk 3.24 X PT. First Media Tbk 1.36 X Rata-rata Pembanding 7.11 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan perhitungan rasio lancar untuk perusahaan pembanding dapat dilihat hasil rata-rata ketiga perusahaan selama periode 2010, 2011 dan 2012, yaitu PT. Star Pasific Tbk memiliki rasio lancer dengan rata-rata selama 3 tahun yaitu sebesar 16.74 kali yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 16.74 66 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 16.74 aktiva lancar, atau 16.74:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar, PT. Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata atas rasio lancar adalah sebesar 3.24 kali yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.24 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.24 aktiva lancar, atau 3.24:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar, dan rata-rata rasio lancar untuk PT. First Media Tbk sebesar 1.36 kali, yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 1.36 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 1.36 aktiva lancar, atau 1.36:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dari hasil perhitungan rata-rata ketiga perusahaan tersebut, diperoleh rata-rata untuk perusahaan pembanding terhadap rasio lancar sebesar 7.11 kali. Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jika rata-rata pembanding untuk current ratio adalah 7.11 kali, maka dapat dikatakan bahwa keadaan PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 dalam keadaan semakin memburuk tiap tahunnya jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding dikarenakan rasio lancar perusahaan masih dibawah rata-rata perusahaan pembanding. Akan tetapi, masih dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah dan ketiga perusahaan pembanding dalam keadaan likuid karena mampu memenuhi kewajiban lancarnya tepat waktu, karena perusahaan memiliki asset lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kewajiban lancarnya. 4.1.3.1.2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dalam asset lancarnya. Hal ini menyebabkan nilai rasio ini akan menjadi lebih kecil dari nilai rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak dengan mudah atau lancar dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo. Meskipun, persediaan termasuk dalam aktiva lancar, namun persediaan tidak dengan mudah dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Karena mengkonversi nilai persediaan menjadi kas membutuhkan waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan aktiva lainnya. 67 Tabel 4.4 Rasio Cepat PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan Rasio Cepat 2010 2011 2012 3.47 X 3.37 X 3.01 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Rasio cepat pada PT. Diya Nuansa Anugerah dari tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 diperoleh hasil rasio cepat sebesar 3.47 kali. Kemudian, pada tahun 2011 rasio cepat perusahaan mengalami penurunan sebesar 3.37 kali dan pada tahun 2012 rasio cepat perusahaan menurun kembali hingga sebesar 3.10 kali. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya asset lancar yang juga diikuti oleh meningkatnya kewajiban lancar perusahaan yang tidak disertai oleh persediaan. Dikarenakan PT Diya Nuansa Anugerah merupakan salah satu perusahaan jasa yang tidak memiliki persediaan (inventory). Oleh karena peningkatan aktiva lancar dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan kenaikan kewajiban lancar yang hampir 2 kali lipat dari tahun yang lalu sehingga perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak memenuhi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas atas rasio cepat perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tabel 4.5 Rata-rata Rasio Cepat Perusahaan Pembanding Rasio Cepat PT. Star Pasific Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. First Media Tbk Rata-rata Pembanding 2.35 X 2.85 X 1.40 X 2.2 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rasio kas untuk ketiga perusahaan pembanding, didapatkan hasil yaitu untuk PT. Star Pasific Tbk diperoleh rata-rata rasio kas dalam periode 2010, 2011 dan 2012 sebesar 2.35 kali. Rata-rata rasio cepat PT. Surya Citra Media Tbk diperoleh sebesar 2.85 kali. Dan rata-rata rasio cepat untuk PT. First Media Tbk diperoleh hasil sebesar 1.40 kali. Kemudian hasil rata-rata rasio cepat 68 ketiga perusahaan tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga perusahaan pembanding untuk rasio cepat sebesar 2.2 kali. Berdasarkan perhitungan rata-rata ketiga rasio cepat perusahaan pembanding tersebut diperoleh rata-rata perusahaan pembanding sebesar 2.2 kali. Maka dapat disimpulkan bahwa, keadaan quick ratio PT. Diya Nuansa Anugerah selama periode 2010, 2011 dan 2012 dikatakan baik jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding meskipun terjadi penurunan rasio cepat pada PT Diya Nuansa Anugerah tiap tahunnya. Akan tetapi hal tersebut masih dikatakan baik, karena perusahaan juga tidak harus menjual asetnya, akan tetapi perusahaan dapat melakukan penagihan piutang jika ingin membayar atau melunasi utang lancarnya. Semakin besar nilai rasio cepat, maka perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya. 4.1.3.1.3. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat untuk mengukur seberapa uang kas yang tersedia untuk membayar hutang-hutang perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas dan setara kas atau bank. Rasio kas dapat menunjukkan seberapa besar uang kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dimiliki perusahaan benar-benar dapat digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Tabel 4.6 Rasio Kas PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Kas 3.47% 3.37% 2.10% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan rasio kas untuk PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011 dan 2012 diperoleh hasil yang menurun tiap tahunnya. Rasio kas perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar 3.47%. Kemudian, pada tahun 2011 rasio kas perusahaan adalah sebesar 3.37% dan rasio kas untuk tahun 2012 adalah sebesar 2.10%. Pada tahun 2012 ini rasio kas perusahaan mengalami penurunan yang signifikan. Menurunnya rasio kas perusahaan ini disebabkan oleh bertambahnya kas dan setara kas yang juga diikuti oleh kewajiban lancar perusahaan yang meningkat setiap tahunnya, terutama naiknya kewajiban lancar di tahun 2012 yang tidak diimbangi dengan peningkatan kas dan setara kas perusahaan sehingga 69 cash ratio memperoleh presentase yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tabel 4.7 Rata-rata Rasio Kas Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011, dan 2012 Rasio Kas PT. Star Pasific Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. First Media Tbk Rata-rata Pembanding 153.3% 154.3% 92.7% 133.4% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rata-rata ketiga rasio kas perusahaan pembanding dalam periode tahun 2010, 2011 dan 2012 diperoleh hasil, yaitu PT. Star Pasific Tbk memiliki rasio kas sebesar 153.3%, PT. Surya Citra Media Tbk memiliki rasio kas sebesar 154.3% dan PT. First Media Tbk memiliki rasio kas sebesar 92.7%. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata cash ratio untuk ketiga perusahaan pembanding adalah 133.4%. Besarnya cash ratio yang diperoleh ketiga perusahaan tersebut dikarenakan perusahaan pembanding tersebut memiliki jumlah kas dan setara kas yang lebih besar jika dibandingkan dengan kas dan setara kas milik PT Diya Nuansa Anugerah. Jika rata-rata rasio kas untuk perusahaan pembanding adalah 133.4%, maka keadaan perusahaan dikatakan sangat buruk bila dibandingkan dengan perusahaan lain, karena untuk membayar kewajibannya masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. Akan tetapi, bila tidak dibandingkan dengan perusahaan pembanding, maka dapat dilihat dari presentase rasio kas PT Diya Nuansa Anugerah dapat dikatakan bahwa perusahaan masih dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 4.1.3.1.4. Rasio Perputaran Kas Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. 70 Tabel 4.8 Rasio Perputaran Kas PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan Rasio Perputaran Kas 2010 2011 2012 5.97 X 3.12 X 3.70 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rasio perputaran kas PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami naik turun yang dapat dilihat dari hasil presentase pada periode tersebut. Pada tahun 2010, rasio perputaran kas perusahaan adalah 5.97 kali. Namun, pada tahun 2011 rasio perputaran kas perusahaan mengalami penurunan drastis menjadi 3.12 kali. Dan pada tahun 2012, rasio perputaran kas mengalami sedikit peningkatan sebesar 3.70 kali. Menurunnya rasio perputaran kas di tahun 2011 ini dipengaruhi oleh kecilnya pendapatan usaha sebesar Rp 1,833,180,000 sedangkan modal kerja perusahaan cukup besar sebesar Rp 587,509,390. Tabel 4.9 Rata-rata Rasio Perputaran Kas Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Rasio Perputaran Kas PT. Star Pasific Tbk 0.079 X PT. Surya Citra Media Tbk 2.45 X PT. First Media Tbk 2.39 X Rata-rata Pembanding 1.64 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan rasio perputaran kas untuk ketiga perusahaan pembanding periode tahun 2010, 2011 dan 2012, yaitu PT. Star Pasific Tbk sebesar 0.079 kali, PT. Surya Media Citra Tbk sebesar 2.45 kali dan PT. First Media Tbk adalah 2.39 kali. Dari rata-rata ketiga perusahaan tesebut diperoleh rata-rata rasio perputaran kas perusahaan pembanding adalah sebesar 1.64 kali. Jika rata-rata rasio perputaran kas perusahaan pembanding adalah 1.64 kali, maka dapat dikatakan bahwa keadaan cash turnover ratio PT Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 5.97 kali, 3.12 kali, dan 3.70 kali adalah baik jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan pembanding. Yang artinya 71 bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih memiliki ketersediaan kas dan setara kas untuk membayar tagihan atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 4.1.3.2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan mengalami kebangkrutan atau dibubarkan. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio ini digunakan untuk mengukur pendanaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan pendanaan yang berasal dari kreditor perusahaan. Para kreditor akan melihat berapa modal sendiri yang didanai oleh perusahaan atau pemilik perusahaan. Jika pemilik perusahaan hanya menyediakan dana sebagian kecil dari pembiayaan maka apabila terdapat resiko bagi perusahaan akan ditanggung oleh kreditor perusahaan. Rasio solvabilitas yang penulis gunakan yaitu rasio hutang atas aktiva dan rasio utang atas ekuitas. Kedua rasio tersebut masing-masing akan dibandingkan dengan rata-rata perusahaan pembanding di masing-masing rasionya. Berikut perhitungan rasio solvabilitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah : Tabel 4.10 Rasio Solvabilitas PT. Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Hutang atas 202,490,000 248,748,316 411,335,452 Aktiva 763,452,030 851,138,726 1,247,005,794 = 26% = 29% = 33% Rasio Hutang atas 202,490,000 248,748,316 411,335,452 Ekuitas 560,962,030 602,390,410 835,670,343 = 36% = 41% = 49% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 72 4.1.3.2.1. Rasio Hutang atas Aktiva Rasio hutang atas aktiva (debt to asset ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, yaitu seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan 50 persen dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Tabel 4.11 Rasio Hutang Atas Aktiva PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Hutang atas Aktiva 26% 29% 33% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rasio hutang atas aktiva PT. Diya Nuansa Anugerah dalam periode tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya total aktiva perusahaan yang diikuti oleh meningkatnya total kewajiban perusahaan. Pada tahun 2010, debt to asset ratio sebesar 26%. Artinya, setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 26,00 dibiayai dengan utang dan Rp 74,00 disediakan oleh pemegang saham. Kemudian, pada tahun 2011 diperoleh debt to asset ratio sebesar 29% , yang artinya bahwa presentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 29%. Pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 33% maka dapat dikatakan bahwa aktiva perusahaan masih didanai oleh hutang sebesar 33%. Debt to asset ratio tertinggi berada di tahun 2012. Tingginya rasio hutang ini disebabkan oleh total asset yang meningkat setiap tahunnya yang bersumber dari kas dan bank yang juga didominasi oleh adanya piutang lain-lain di tahun 2012 serta diimbangi dengan meningkatnya total kewajiban uang didominasi oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan selama periode tahun 2010 hingga tahun 2012. Berdasarkan hasil perhitungan debt to asset ratio maka dapat dikatakan bahwa sebagian aktiva maupun investasi perusahaan masih didanai oleh hutang dikarenakan presentase debt to asset ratio yang semakin membesar dari tahun 2010 hingga tahun 2012. 73 Tabel 4.12 Rata-rata Rasio Hutang atas Aktiva Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Rasio Hutang Atas Aktiva PT. Star Pasific Tbk 3.3% PT. Surya Citra Media Tbk 35.03% PT. First Media Tbk 32.6% Rata-rata Pembanding 23.64% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil rasio hutang atas aktiva untuk perusahaan pembanding yaitu PT Star Pasific Tbk memiliki rata-rata debt to asset ratio sebesar 3.3%, pada PT Surya Citra Media memiliki rata-rata rasio hutang atas aktiva sebesar 35.03% dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata rasio hutang atas aktiva sebesar 32.6%. Jika rata-rata debt to asset ratio untuk ketiga perusahaan pembanding adalah 23.64% maka dapat dikatakan bahwa rata-rata ketiga perusahaan tersebut pendanaan perusahaannya masih dibiayai oleh kreditor sebesar 23.64%. Debt to asset ratio PT Diya Nuansa Anugerah berada di atas rata-rata perusahaan pembanding, yaitu pada tahun 2010 sebesar 26%, untuk tahun 2011 sebesar 29% dan pada tahun 2012 sebesar 33%. Dimana dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 PT Diya Nuansa Anugerah kreditor menyediakan dana sebesar 26%, kemudian pada tahun 2011 kreditor menyediakan dana sebesar 29% dan pada tahun 2012 kreditor menyediakan dana sebesar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah memiliki utang yang sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata utang atas aset perusahaan pembanding. 4.1.3.2.2. Rasio Hutang atas Ekuitas Rasio utang atas ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang perusahaan. Apabila nilai rasio 0.75 atau 75 persen menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang yang nilainya 75 persen dari total ekuitas perusahaan. 74 Tabel 4.13 Rasio Hutang Atas Ekuitas PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Hutang atas Ekuitas 36% 41% 49% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat bahwa untuk rasio utang atas ekuitas PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Unruk periode tahun 2010, debt to equity ratio perusahaan sebesar 36%. Untuk tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu 41% dan pada tahun 2012 debt to equity ratio perusahaan juga meningkat sebesar 49%. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah ekuitas perusahaan setiap tahunnya. Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 36,00 tahun 2010 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 36%. Demikian pula untuk tahun 2011 dan 2012 tidak jauh berbeda dengan tahun 2010, yaitu sebesar 41% dan 49% bahwa perusahaan pada tahun 2011 masih didanai oleh hutang sebesar 41% dan pada tahun 2012 perusahaan masih didanai oleh hutang sebesar 49%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang semakin besar dari tahun ke tahun. Tabel 4.14 Rata-rata Rasio Hutang atas Ekuitas Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Rasio Hutang Atas Ekuitas PT. Star Pasific Tk 3.6% PT. Surya Media Citra 56.07% PT. First Media Tbk 59.9% Rata-rata Pembanding 39.85% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Jika rata-rata perusahaan pembanding untuk debt to equity ratio sebesar 39.85%, maka pada tahun 2010 PT Diya Nuansa Anugerah masih dianggap baik karena berada di bawah rata-rata perusahaan pembanding. Sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012, PT Diya Nuansa Anugerah dianggap kurang baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding yang berarti bahwa apabila debt to equity ratio 75 perusahaan besar, maka semakin besar juga utang yang dimiliki oleh perusahaan. Akan tetapi jika dibandingkan dengan masing-masing perusahaan pembanding, maka PT Diya Nuansa Anugerah memiliki rasio utang atas ekuitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan PT Surya Media Citra Tbk dan PT First Media Tbk karena memiliki debt to equity ratio yang lebih sedikit dibanding kedua perusahaan tersebut. Namun apabila rasio ini semakin besar maka bagi bank atau kreditor menunjukkan bahwa akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang akan ditanggung oleh kreditor jika terjadi kegagalan yang mungkin saja terjadi di perusahaan. 4.1.3.3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran rasio aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset atau sumber daya yang dimilikinya. Pada rasio aktivitas ini penulis menggunakan lima jenis rasio, yaitu rasio perputaran piutang, rata-rata penagihan piutang per hari, rasio peprutaran modal kerja, rasio perputaran asset tetap dan rasuo perputaran total asset. Kelima rasio tersebut akan dibandingkan dengan rata-rata ketiga perusahaan pembanding. Berikut perhitungan rasio aktivitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah : Tabel 4.15 Rasio Aktivitas PT. Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 Perputaran Piutang Tidak Ada Piutang Tidak Ada Piutang 2012 3,067,540,000 374,988,460 = 8.18 X Piutang Per Hari Tidak Ada Piutang Tidak Ada Piutang 365 hari 8.18 X = 45 hari Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 76 Tabel 4.15 Rasio Aktivitas PT. Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Perputaran Modal 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 Kerja 538,640,500 587,509,390 828,229,832 = 5.97 X = 3.12 X = 3.70 X Perputaran Aktiva 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 Tetap 22,321,530 14,881,020 7,440,510 = 144.2 X 123.2 X = 412.3 X Perputaran Total 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 Aktiva 763,452,030 851,138,726 1,247,005,794 = 4.12 X = 2.15 X = 2.46 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 4.1.3.3.1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode yang tertanam dalam piutang dan berpiutang pada satu periode. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, modal kerja yang ditanamkan dalam piutang akan semakin rendah dan kondisi skan semakin baik bagi perusahaan. Sebaliknya, jika rasio semakin rendah maka itu disebabkan adanya kelebihan investasi dalam piutang. Ini menunjukkan bahwa rasio perputaran piutang berpengaruh terhadap kualitas piutang dan keberhasilan dalam penagihan piutang. Tabel 4.16 Rasio Perputaran Piutang PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Perputaran Piutang Tidak Ada Piutang Tidak Ada Piutang 8.18 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Hasil analisis rasio perputaran piutang yang penulis lakukan terhadap PT. Diya Nuansa Anugerah dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 dan tahun 2011, perusahaan tidak memiliki piutang. Namun, pada tahun 2012 perusahaan memiliki perputaran piutang sebesar 8.18 kali. Yang menunjukkan bahwa dana dalam piutang 77 berputar selama 8.18 kali dalam setahun, yang dapat diartikan bahwa nilai penjualan dalam satu tahun adalah 8.18 kali dari nilai piutang. Tabel 4.17 Rata-rata Rasio Perputaran Piutang Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perputaran Piutang PT. Star Pasific Tbk 1.87 X PT. Surya Citra Media Tbk 3.37 X PT. First Media Tbk 3.79 X Rata-rata Pembanding 3.01 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan untuk rasio perputaran pitang ketiga perusahaan pembanding diperoleh rata-rata perputaran piutang PT Star Pasific Tbk dengan ratarata perputaran piutang sebesar 1.87 kali, PT Surya Citra Media Tbk memiliki ratarata perputaran piutang sebesar 3.37 kali dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata perputaran piutang sebesar 3.79 kali, maka dapat dihitung untuk ketiga rata-rata perputaran piutang perusahaan pembanding adalah 3.01 kali. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 perpitaran piutang PT Diya Nuansa Anugerah berada diatas rata-rata perputaran piutang perusahaan pembanding, maka dapat dikatakan bahwa penagihan piutang yang dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah berhasil, karena perputaran piutang PT Diya Nuansa Anugerah telah melebihi angka rata-rata perputaran piutang perusahaan pembanding. Dan menunjukkan bahwa bila semakin tinggi rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan oleh perusahaan dalam piutang akan semakin rendah. 4.1.3.3.2. Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari (Days to Account Receivable) Days to account receivable merupakan cara untuk menghitung jumlah hari atau berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat tertagih. Bagi bank yang ingin memberikan kredit kepada perusahaan perlu juga menghitung rata-rata penagihan piutangnya. Rata-rata penagihan piutang ini juga digunakan untuk mengetahui berapa lama perusahaan dapat mengubah piutangnya menjadi kas. 78 Tabel 4.18 Rasio Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rata-rata Penagihan Tidak Ada Piutang Tidak Ada Piutang 45 hari Piutang Per Hari Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rata-rata penagihan piutang per hari PT. Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010 dan 2011 adalah nol, karena dalam dua tahun tersebut perusahaan tidak memiliki piutang. Sedangkan, pada tahun 2012 rata-rata penagihan piutang perusahaan per hari adalah 45 hari. Tabel 4.19 Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari Perusahaan Pembanding Periode 2010, 2011 dan 2012 Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari PT. Star Pasific Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. First Media Tbk Rata-rata Pembanding 275 Hari 109 Hari 55 Hari 146 Hari Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rata-rata penagihan piutang ketiga perusahaan pembanding dapat dilihat, yaitu PT Star Pasific Tbk memiliki rata-rata penagihan piutang selama 275 hari, PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata penagihan piutang selama 109 hari dan PT First Media Tbk memiliki ray-rata penagihan piutang selama 55 hari. Maka, rata-rata penagihan piutang ketiga perusahaan pembanding tersebut adalah 146 hari, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka waktu penagihan piutang PT Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2012 yaitu selama 45 hari adalah baik jika dibandingkan dengan rata-rata penagihan piutang perusahaan pembanding masih berada dibawah perusahaan pembanding. Dan dapat diartikan, bahwa PT. Diya Nuansa Anugerah mampu melakukan penagihan piutang secara tepat waktu dan cepat di tahun 2012. 79 4.1.3.3.3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai efektivitas modal kerja perusahaan dalam periode tertentu. Yang berarti bahwa seberapa banyak modal kerja yang berputar dalam suatu periode. Tabel 4.20 Rasio Perputaran Modal Kerja PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Perputaran Modal Kerja 5.97 X 3.12 X 3.70 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil penilaian dapat dilihat working capital turnover PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Pada tahun 2010 diperoleh hasil working capital turnover sebesar 5.97 kali. Kemudian, pada tahun 2011 perputaran modal kerja perusahaan menurun menjadi 3.12 kali. Dan pada tahun 2012 perputaran modal kerja hanya mengalami peningkatan sedikit yaitu 3.70 kali. Yakni dapat diartikan bahwa perputaran modal kerja tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah setiap Rp 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp 5,97, Rp 3,12 dan Rp 3,70 di penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja perusahaan kurang stabil atau naik turun. Menurunnya rasio perputaran modal kerja PT Diya Nuansa Anugerah di tahun 2011 secara signifikan disebabkan oleh pendapatan usaha yang menurun drastis di tahun tersebut. Tabel 4.21 Rata-rata Perputaran Modal Kerja Perusahaan Pembanding Periode 2010, 2011 dan 2012 Perputaran Modal Kerja PT Star Pasific Tbk 0.080 X PT Surya Citra Media Tbk 2.45 X PT. First Media Tbk 2.39 X Rata-rata Pembanding 1.64 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan untuk rata-rata perputaran modal kerja ketiga perusahaan pembanding, yaitu PT Star Pasific Tbk memiliki rata-rata perputaran modal kerja sebesar 0.080 kali, PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata 80 perputaran modal kerja sebesar 2.45 kali dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata perputaran modal kerja sebesar 2.39 kali. Apabila rata-rata ketiga perusahaan pembanding untuk perputaran modal kerja adalah 1.64 kali, yang dapat diartikan bahwa rata-rata perputaran modal kerja perusahaan pembanding adalah setiap Rp 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp 1,64 penjualan. Maka keadaan perputaran modal kerja PT Diya Nuansa Anuegrah selama tahun 2010, 2011 dan 2012 dinilai sangat baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. 4.1.3.3.4. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) Fixed Asset Turnover atau perputaran aktiva tetap adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode tertentu, dengan kata lain perputaran aktiva tetap ini digunakan untuk mengukur apakah perusahaan telah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Tabel 4.22 Rasio Perputaran Aktiva Tetap PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan Perputaran Aktiva Tetap 2010 2011 2012 144.2 X 123.2 X 412.3 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Perputaran aktiva tetap untuk PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010 sebesar 144.2 kali. Artinya, setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 144,2 penjualan. Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan fixed asset turnover sebesar 123.2 kali yang dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan usaha di tahun tersebut. Akan tetapi, untuk tahun 2012 perusahaan mengalami peningkatan drastis pada perputaran aktiva tetap sebesar 412.3 kali yang artinya bahwa PT Diya Nuansa Anugerah menghasilkan Rp 412,3 penjualan atas aktiva tetapnya. Peningkatan drastis ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha yang lebih besar dibandingkan dengan asset tetap perusahaan yang menurun di tahun tersebut. Sedangkan penurunan perputaran aktiva tetap di tahun 2011 ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan usaha secara signifikan yang juga diikuti oleh menurunnya asset tetap perusahaan di tahun 2011. 81 Tabel 4.23 Rata-rata Perputaran Aktiva Perusahaan Pembanding Tetap Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perputaran Aktiva Tetap PT. Star Pasific Tbk 0.55 X PT. Surya Citra Media Tbk 6.4 X PT. First Media Tbk 0.68 X Rata-rata Pembanding 2.54 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil rata-rata perputaran asset tetap ketiga perusahaan pembanding yaitu PT Star Pacific Tbk memiliki rata-rata perputaran aktiva tetap sebesar 0.55 kali, PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata perputaran total asset tetap sebesar 6.4 kali, dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata perputaran aktiva tetap sebesar 0.68 kali. Jika rata-rata untuk perputaran aktiva tetap perusahaan pembanding adalah 2.54 kali, maka kondisi fixed asset turnover PT. Diya Nuansa Anugerah sangat memuaskan. Karena perputaran aktiva tetap PT Diya Nuansa Anugerah berada diatas rata-rata peprutaran asset tetap perusahaan pembanding dan PT Diya Nuansa Anugerah dapat dikatakan telah berhasil memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimilikinya. Dan hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu mendapatkan penjualan yang nilainya berkali-kali lipat dari nilai aktiva tetapnya. 4.1.3.3.5. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio ini juga memperlihatkan efektivitas perusaaan dalam mengelola perputaran komponen atau elemen aktiva itu sendiri. Total asset turnover ini dapat memberikan informasi seberapa besar kontribusi setiap aktiva untuk menciptakan penjualannya. Tabel 4.24 Rasio Perputaran Total Aktiva PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Perputaran Total Aktiva 4.12 X 2.15 X 2.46 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 82 Dari hasil perhitungan perputaran total aktiva PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami fluktuasi pada periode tahun 2010, 2011 dan 2012. Pada tahun 2010 perputaran total aktiva perusahaan sebesar 4.12 kali. Namun, pada tahun 2011 perputaran total aktiva perusahaan mengalami penurunan drastic menjadi sebesar 2.15 kali dan mengalami kenaikan lagi di tahun 2012 sebesar 2.46 kali. Menurunnya perputaran total aktiva di tahun 2011 disebabkan oleh menurunnya pendapatan usaha yang signifikan dan tidak diimbangi oleh total aktiva yang meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011. Kenaikan perputaran total aktiva di tahun 2012 tidak terlalu signifikan yang disebabkan oleh naiknya pendapatan usaha secara drastis dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang juga diikuti dengan meningkatnya total aktiva secara drastis di tahun 2012. Menurunnya rasio ini menunjukkan bahwa manajemen kurang efektif untuk menghasilkan pendapatan usaha atau penjualan dari investasi di dalam asetnya di tahun 2011 dan 2012. Tabel 4.25 Rata-rata Perputaran Total Aktiva Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perputaran Total Aktiva PT. Star Pasific Tbk 0.065 X PT. Surya Citra Media Tbk 2.46 X PT. First Media Tbk 0.36 X Rata-rata Pembanding 0.96 X Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan untuk rata-rata rasio perputaran total aktiva dari ketiga perusahaan pembanding, yaitu PT Star Pasific Tbk memilik rata-rata perputaran total aktiva sebesar 0.065 kali, PT Surya Citra Media Tbk memili ratarata perputaran total aktiva sebesar 2.46 kali dan PT First Media Tbk memiliki ratarata perputaran total aktiva sebesar 0.36 kali. Maka dapat disimpulkan untuk rata-rata perputaran total aktiva ketiga perusahaan pembanding adalah 0.96 kali. Akan tetapi, jika dibandingkan PT. Diya Nuansa Anugerah selama periode tahun 2010, 2011 dan 2012 dengan perusahaan pembanding untuk rasio perputaran total aktiva perusahaan beroperasi baik, karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Yang artinya yaitu nilai rasio perputaran total aktiva PT Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010, 2011 dan 2012 sebesar 4.12 kali, 2.15 kali, dan 2.46 kali menunjukkan bahwa 83 perusahaan memperoleh penjualan yang nilainya 4.12 kali, 2.15 kali dan 2.46 kali dari keseluruhan aktiva yang dimilikinya. 4.1.3.4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang penulis hitung adalah rasio marjin laba kotor, rasio marjin laba bersih, return on investment dan return on equity yang akan dibandingkan dengan rata-rata ketiga perusahaan pembanding. Berikut perhitungan rasio profitabilitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah : Tabel 4.26 Rasio Profitabilitas PT. Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Marjin Laba 3,217,653,770 – 1,833,180,000 – 3,067,540,000 – Kotor 2,846,400,780 1,646,706,839 2,699,435,200 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 = 11% = 10% = 12% Rasio Marjin Laba 272,121,442 80,268,968 233,279,933 Bersih 3,217,653,770 1,833,180,000 3,067,540,000 = 8% = 4% = 7% 272,121,442 80,268,968 233,279,933 763,452,030 851,138,728 1,247,005,794 = 35% = 9.4% = 18.7% 272,121,442 80,268,968 233,279,933 560,962,030 602,390,410 835,670,343 = 48.5% = 13.32% = 27.91% ROI/ROA ROE Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 84 4.1.3.4.1. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit) Rasio marjin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba kotor yang diperoleh perusahaan untuk seluruh penjualannya. Nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah 50 persen dari total penjualan yang dilakukan perusahaan. Tabel 4.27 Rasio Margin Laba Kotor PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Marjin Laba Kotor 11% 10% 12% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan perhitungan rasio marjin laba kotor PT. Diya Nuansa Anugerah periode tahun 2010, 2011 dan 2012. Pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan marjin laba kotor sebesar 10% dari tahun 2010 yang sebesar 11%, namun, terjadi peningkatan di tahun 2012 menjadi sebesar 12%. Menurunnya gross profit di tahun 2011 menandakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah dikatakan belum efisien dalam menggunakan biaya selama proses produksi serta ditambah dengan menurunnya pendapatan usaha perusahaan sehingga gross profit mengalami penurunan di tahun tersebut. Tabel 4.28 Rata-rata Rasio Marjin Laba Kotor Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Marjin Laba Kotor PT. Star Pasific Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. First Media Tbk Rata-rata Pembanding 14.96% 215,2% 71.23% 100.46% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan rata-rata rasio untuk marjin laba kotor dari ketiga perusahaan pembanding diperoleh hasil sebesar 100.46%, dimana rasio gross profit PT Star Pasific Tbk sebesar 14.96%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 215,2% dan PT First Media Tbk sebesar 71.23%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio marjin 85 laba kotor PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 sangat buruk karena berada di bawah rata-rata perusahaan pembanding. Hal ini menandakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah memiliki rasio margin laba kotor yang lebih rendah dibandingkan dengan ketiga perusahaan pembanding, yang artinya bahwa profitabilitas perusahaan sangat rendah dan perusahaan memiliki tingkat keuntungan dalam laba kotor yang rendah. 4.1.3.4.2. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah pajak yang dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualannya. Bila nilai rasio ini adalah 0.25 atau 25 persen menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih yang nilainya 25 persen dari total penjualannya. Tabel 4.29 Rasio Margin Laba Bersih PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Rasio Marjin Laba Bersih 8% 4% 7% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Net profit margin pada PT. Diya Nuansa Anugerah dalam periode 2010, 2011 dan 2012 mengalami fluktuasi. Terlihat dalam perhitungan, yaitu pada tahun 2010 net profit margin perusahaan sebesar 8%, kemudian menurun drastis hingga 2 kali lipat di tahun 2011 hanya menjadi 4%. Tetapi, mengalami peningkatan lagi sebesar 7% di tahun 2012. Hal ini terjadi disebabkan oleh laba bersih dan pendapatan usaha atau penjualan perusahaan pada tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup drastis. Namun, di tahun 2012 perusahaan dapat meningkatkan laba bersih dan pendapatan usahanya. Tabel 4.30 Rata-rata Rasio Marjin Laba Bersih Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Marjin Laba Bersih PT. Star Pasific Tbk 41.05% PT. Surya Citra Media Tbk 35.93% PT. First Media Tbk 2.01% Rata-rata Pembanding 26.33% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 86 Dari hasil perhitungan, jika rata-rata ketiga perusahaan pembanding untuk marjin laba bersih adalah 26.33%, yaitu rasio margin laba bersih untuk PT Star Pasific Tbk sebesar 41.05%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 35.93% dan PT First Media Tbk sebesar 2.01%. Dapat disimpulkan bahwa rasio margin laba bersih PT Diya Nuansa Anugerah berada jauh dibawah rata-rata perusahaan pembanding dan dikatakan sangat buruk. Hal tersebut dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT Diya Nuansa Anugerah relatif tinggi sehingga dapat membahayakan perusahaan kedepannya. Karena rasio net profit margin perusahaan sangat rendah, maka semakin kecil profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yang artinya semakin rendah laba bersih yang diperoleh perusahaan. 4.1.3.4.3. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment) Hasil pengembalian investasi (Return on Investment) atau bisa disebut Return on Total Assets adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Hasil pengembalian investasi ini merupakan sebuah ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasi atau asetnya. Return on investment menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Bila nilai rasio ini adalah 0.25 atau 25 persen menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang nilainya 25 persen dari total assetnya. Tabel 4.31 Rasio Return On Investment PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan 2010 2011 2012 Return On Investment 35% 9.4% 18.7% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Return on investment yang diperoleh dari hasil perhitungan pada PT. Diya Nuansa Anugerah dapat dilihat untuk tahun 2010 ROI perusahaan sebesar 35%, namun untuk tahun 2011 ROI perusahaan menurun drastis menjadi sebesar 9.4%. dan meningkat hingga 2 kali lipat di tahun 2012 menjadi 18.7%. Artinya, hasil pengembalian investasi atau asset perusahaan untuk tahun 2011 menunjukkan ketidakmampuan manajemen perusahaan untuk memperoleh ROI. Menurunnya return on investment ditahun 2011 tersebut disebabkan oleh menurunnya laba bersih 87 secara signifikan di tahun tersebut dari akibat pendapatan usaha yang menurun secara signifikan serta biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bertambah. Tabel 4.32 Rata-rata Rasio Return On Investment Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Return On Investment PT. Star Pasific Tbk 24.79% PT. Surya Citra Media Tbk 29.65% PT. First Media Tbk 0.94% Rata-rata Pembanding 18.46% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Berdasarkan perhitungan atas hasil pengembalian investasi (ROI) untuk ratarata ketiga perusahaan pembanding adalah sebesar 18.46%, yaitu rata-rata ROI untuk PT Star Pasific Tbk sebesar 24.79%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 18.46% dan PT First Media Tbk sebesar 0.94%. maka dapat diartikan bahwa ROI PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010 sangat baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Sedangkan ROI untuk tahun 2011 buruk karena berada jauh dibawah rata-rata perusahaan pembanding. Rendahnya rasio ini disebabkan oleh rendahnya laba bersih yang tidak diimbangi dengan meningkatknya total asset perusahaan di tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012 ROI perusahaan berada di atas rata-rata perusahaan pembanding, akan tetapi besarnya ROI di tahun 2012 tidak terlalu signifikan. Dan dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih memiliki dana yang cukup untuk dapat dikembalikan dari total asset menjadi laba di tahun 2010 dan 2012 dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang cukup baik di tahun tersebut. 4.1.3.4.4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengatahui efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik bagi perusahaan, karena posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Jika rasio ini rendah maka posisi pemilik perusahaan sangat mengkhawatirkan. Bila nilai rasio ini adalah 0.20 atau 20 persen 88 menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang nilainya 20 persen dari total ekuitasnya. Tabel 4.33 Rasio Return On Equity PT Diya Nuansa Anugerah Keterangan Return On Equity 2010 2011 2012 48.5% 13.32% 27.91% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Return on equity pada PT. Diya Nuansa Anugerah dapat dilihat bahwa ROE perusahaan mengalami penurunan dan peningkatan dalam periode 2010, 2011 dan 2012. Hasil pengembalian ekuitas di tahun 2010 adalah 48.5%. Hal ini menunjukkan bahwa posisi pemilik perusahaan sangat baik. Namun, pada tahun 2011 ROE perusahaan mengalami penurunan drastis hanya menjadi sebesar 13.32%. dan terjadi peningkatan pada tahun 2012 yaitu sebesar 27.91% dan dapat dikatakan bahwa posisi pemilik perusahaan dikategorikan mengkhawatirkan di tahun 2011. Tabel 4.34 Rata-rata Rasio Return On Equity Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 Return On Equity PT. Star Pasific Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. First Media Tbk Rata-rata Pembanding 26.56% 46% 2% 24.85% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis Dari hasil perhitungan ROE ketiga perusahaan pembanding diperoleh ratarata hasil pengembalian ekuitas adalah sebesar 24.85%, yaitu PT Star Pasific Tbk sebesar 26.56%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 46% dan PT First Media Tbk sebesar 2%. Maka dapat disimpulkan bahwa ROE PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010 sangat baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Namun, keadaan ROE untuk tahun 2011 perusahaan kurang baik karena berada di bawah rata-rata perusahaan pembanding. Sementara, untuk tahun 2012 keadaan ROE perusahaan baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Rendahnya ROE PT Diya Nuansa Anugerah di tahun 2011 disebabkan oleh rendahnya laba bersih yang tidak diimbangi dengan meningkatknya total ekuitas perusahaan di tahun 89 2011. Dan dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih memiliki dana yang cukup untuk dapat dikembalikan dari total ekuitas menjadi laba di tahun 2010 dan 2012 dan menunjukkan bahwa posisi pemilik perusahaan cukup kuat di tahun tersebut. 4.2. Rangkuman Rasio PT Diya Nuansa Anugerah dan Rata-rata Perusahaan Pembanding Berikut adalah rangkuman rasio keuangan PT. Diya Nuansa Anugerah dan rata-rata perusahaan pembanding untuk periode 2010, 2011 dan 2012 yang disusun dalam bentuk tabel agar data lebih jelas dan informatif. Tabel 4.35 Rasio PT. Diya Nuansa Anugerah dan Rata-rata Industri Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012 2012 Rata-rata Perusahaan Pembanding 3.01 X 3.01 X 2.10% 3.70 X 7.11 X 2.2 X 133.4% 1.64 X 33% 49% 23.64% 39.85% 8.18 X 45 days 3.70 X 412.3 X 2.46 X 3.01 X 146 days 1.64 X 2.54 X 0.96 X 12% 7% 18.7% 27.91% 100.46% 26.33% 18.46% 24.85% Rasio PT. Diya Nuansa Anugerah Jenis Rasio 2010 2011 Rasio Likuiditas Rasio Lancar 3.67 X 3.36 X Rasio Cepat 3.47 X 3.37 X Rasio Kas 3.47% 3.37% Rasio Perputaran Kas 5.97 X 3.12 X Rasio Solvabilitas Rasio Hutang atas Aktiva 26% 29% Rasio Hutang atas Ekuitas 36% 41% Rasio Aktivitas Rasio Perputaran Piutang Rasio Penagihan Piutang Per Hari Rasio Perputaran Modal Kerja 5.97 X 3.12 X Rasio Perputaran Aktiva Tetap 144.2 X 123.2 X Rasio Perputaran Total Aktiva 4.12 X 2.15 X Rasio Profitabilitas Rasio Margin Laba Kotor 11% 10% Rasio Margin Laba Bersih 8% 4% Return On Investment 35% 9.4% Return On Equity 48.5% 13.32% Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis 90