57 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis Laporan

advertisement
BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
4.1. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu tahapan dalam penilaian
bisnis dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis tersebut dilakukan dengan
mengunakan laporan keuangan yang dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai
kinerja perusahaan. Dalam hal ini, laporan keuangan yang akan penulis analisis
meliputi laporan neraca dan laporan laba rugi periode 2010, 2011, dan 2012 dengan
menggunakan metode analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis rasio laporan
keuangan.
4.1.1. Analisis Vertikal
Analisis vertikal dapat digunakan dengan membandingkan antara pos yang
satu dengan pos lainnya yang hanya meliputi satu periode saja dalam laporan
keuangan sehingga dapat diketahui keadaan keuntungan dan hasil operasi pada
periode tersebut. Analisis vertikal dapat dilihat pada tabel lampiran analisis vertikal
pada halaman lampiran L3.
Hasil analisis vertikal pada laporan laba rugi PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah sebagai berikut:
a. Laba Kotor
Berdasarkan hasil analisis vertikal terhadap laba kotor PT Diya
Nuansa Anugerah, presentase laba kotor yang diperoleh, yaitu tahun 2010
sebesar 12%, tahun 2011 sebesar 10% dan tahun 2012 sebesar 12%. PT
Diya Nuansa Anugerah mengalami penurunan presentase dari tahun 2010
ke tahun 2011, akan tetapi mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2011 ke
tahun 2012. Penurunan laba kotor di tahun 2011 sebesar 10% ini
dikarenakan terjadinya penurunan pendapatan usaha yang juga diiringi oleh
menurunnya harga pokok pendapatan perusahaan yang cukup besar di
tahun tersebut. Namun laba kotor perusahaan di tahun 2012 mengalami
peningkatan lagi dengan presentase sebesar 12% yang dipengaruhi oleh
57
58
meningkatnya pendapatan usaha yang juga diikuti oleh naiknya harga
pokok pendapatan.
b. Biaya Administrasi dan Umum
Dari hasil analisis vertikal terhadap biaya administrasi dan umum
perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 dan
mengalami penurunan di tahun 2012. Presentase biaya administrasi dan
umum PT Diya Nuansa Anugerah, yaitu pada tahun 2010 sebesar 2%,
tahun 2011 sebesar 5% dan tahun 2012 sebesar 3.3%. Kenaikan biaya
administrasi dan umum dari tahun 2010 ke tahun 2011 ini disebabkan oleh
bertambahnya jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
terutama didominasikan oleh naiknya biaya gaji karyawan hingga 4 kali
lipat yaitu di tahun 2010 biaya gaji karyawan sebesar Rp 10.800.000
meningkat menjadi Rp 43.200.000. meningkatnya biaya gaji ini
dikarenakan jumlah karyawan di perusahaan bertambah.
c. Laba Usaha
Laba usaha pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan analisis
vertikal mengalami penurunan signifikan dari tahun 2010 sebesar 10% lalu
menurun di tahun 2011 sebesar 5%, kemudian mengalami peningkatan
kembali di tahun 2012 sebesar 8.7%. Menurunnya laba usaha pada tahun
2011 ini didominasikan oleh meningkatnya jumlah biaya administrasi dan
umum yang dikeluarkan perusahaan yang tidak diimbangi oleh pendapatan
usaha yang menurun di tahun tersebut.
d. Laba Bersih
Laba bersih pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan hasil analisis
vertikal dari tahun 2010 ke tahun 2011 menurun signifikan, kemudian
mengalami peningkatan lagi di tahun 2012. Penurunan laba bersih dari tahun
2010 ke tahun 2011 adalah sebesar Rp 272,121,442 menjadi Rp 80,268,968
dengan presentase 4.4%. Laba bersih di tahun 2011 ini menurunnya
pendapatan usaha perusahaan secara signifikan, yaitu dari Rp 3,217,653,770
menjadi Rp 1,833,180,000. Hal tersebut disebabkan oleh tidak stabilnya
jumlah penjualan serta pendapatan yang diperoleh perusahaan yang tidak
diimbangi dengan banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Apabila perusahaan tidak dapat memaksimalkan penjualan dan pendapatan
59
usahanya, maka kemungkinan perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi bisa
saja terjadi.
Hasil analisis vertikal pada laporan neraca PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011, dan 2012 dapat dilihat pada halaman lampiran 5 dan 6
adalah sebagai berikut:
a. Aktiva Lancar
Analisis vertikal terhadap aktiva lancar pada PT Diya Nuansa
Anugerah mengalami peningkatan setiap tahunnya selama periode 2010,
2011 dan 2012. Presentase aktiva lancar PT Diya Nuansa Anugerah, yaitu
pada tahun 2010 sebesar 97%, tahun 2011 sebesar 98.25% dan tahun 2012
sebesar 99.4%. Kenaikan signifikan terhadap aktiva lancar terjadi pada tahun
2012 yaitu sebesar Rp 1,239,565,284 dengan presentase kenaikan 99.4%.
peningkatan tersebut didominasikan oleh meningkatnya total kas dan bank
serta ditambah dengan adanya piutang lain-lain di tahun 2012. Piutang lainlain tersebut sebesar Rp 374.988.460 dengan presentase kenaikan sebesar
30.1%. Piutang lain-lain tersebut diperoleh dari piutang atas biaya
operasional, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan.
b. Aktiva Tetap
Aktiva tetap pada PT Diya Nuansa Anugerah dari hasil analisis
vertikal mengalami penurunan setiap tahunnya selama periode tahun 2010
hingga 2012. Presentase aktiva tetap perusahaan, yaitu pada tahun 2010
sebesar 3%, tahun 2011 sebesar 1.75% dan tahun 2012 sebesar 0.6%.
Penurunan aktiva tetap terjadi disebabkan oleh akumulasi penyusutan atas
inventaris kantor yang meningkat sedangkan inventaris kantor tetap atau
statis setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan nilai buku pada aktiva tetap
juga ikut menurun setiap tahunnya.
c. Kewajiban Lancar
Dari analisis vertikal yang dijalankan dapat diihat presentase
kewajiban lancar PT Diya Nuansa Anugerah meningkat tiap tahunnya, yaitu
pada tahun 2010 presentase kewajiban lancar sebesar 26,52%. Pada tahun
2011 presentase kewajiban lancar meningkat menjadi 29%. Kemudian,
kewajiban lancar mengalami peningkatan lagi menjadi 33% pada tahun 2012.
60
Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan dari tahun
2010 hingga 2012.
d. Ekuitas
Dari analisis vertikal yang dilakukan dapat dilihat presentase ekuitas
terhadap total kewajiban dan ekuitas menurun setiap tahunnya. Presentase
ekuitas pada tahun 2010 sebesar 73,48%, lalu pada tahun 2011 presentase
ekuitas menurun sebesar 71%, dan pada tahun 2012 presentase ekuitas
mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 67%. Hal ini disebabkan
pada tahun 2010 dalam laporan neraca tidak dicantumkan laba (rugi) tahun
berjalan. Seharusnya ada tetapi tidak dicantumkan ke dalam neraca. Sehingga
pada komponen ekuitas di tahun 2010 menjadi besar presentasenya.
4.1.2. Analisis Horizontal
Analisis horizontal dapat digunakan dengan membandingkan dari satu post ke
post lainnya untuk beberapa periode atau beberapa tahun untuk mengetahui
perkembangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Analisis horizontal
dapat dilihat pada tabel analisis vertikal pada halaman lampiran L2.
Hasil analisis horizontal pada laporan laba rugi PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Usaha
Berdasarkan hasil analisis horizontal yang dijalankan dapat dilihat
bahwa pendapatan usaha tahun 2010 dan 2011 mengalami presentase negatif
sebesar 43%. Hal ini dikarenakan pendapatan usaha dari tahun 2010 ke 2011
menurun drastis sebesar Rp 1,384,473,770. Sedangkan presentase pendapatan
usaha mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 67%. Hal ini
dikarenakan kembali meningkatnya konsumen yang menggunakan jasa
pemasangan billboard di tahun 2012 sehingga pendapatan usaha di tahun ini
meningkat signifikan.
b. Laba Kotor
Laba kotor pada PT Diya Nuansa Anugerah berdasarkan analisis
horizontal pada tahun 2010 ke tahun 2011 menurun secara signifikan dan
dapat dikatakan rugi sebesar Rp 184,779,829 dengan presentase negatif yaitu
50%. Namun, perusahaan dapat meningkatkan laba kotornya dari tahun 2011
ke tahun 2012 sebesar Rp 181,631,639 dengan presentase laba sebesar 97%.
61
Menurunnya laba kotor di tahun 2011 tersebut disebabkan oleh pendapatan
usaha yang berkurang dan harga pokok pendapatan yang nyaris mendekati
angka pendapatan usaha. Akan tetapi, di tahun 2012 perusahaan dapat
meningkatkan penjualannya lagi.
c. Biaya Administrasi dan Umum
Dari hasil analisis horizontal pada biaya administrasi dan umum PT
Diya Nuansa Anugerah diperoleh presentase pada tahun 2010 ke tahun 2011
mengalami presentase sebesar 58%. Namun, pada tahun 2011 ke tahun 2012
presentase biaya administrasi dan umum mengalami penurunan sebesar 7%.
Peningkatan presentase pada jumlah biaya administrasi dan umum dari tahun
2010 ke tahun 2011 ini didominasi oleh meningkatnya jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan di tahun 2011 terutama pada biaya gaji
karyawan yang meningkat sebesar Rp 32,400,000 dengan presentase
mencapai 300%.
d. Laba Usaha
Berdasarkan hasil analisis horizontal pada laba usaha PT Diya Nuansa
Anugerah di tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami presentase negatif sebesar
70%. Hal ini dipengaruhi oleh laba kotor yang mengalami kerugian sebesar
Rp 184,779,829 yang terjadi pada tahun tersebut. Sedangkan, laba usaha pada
tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan drastis dengan presentase
hingga 190%. Peningkatan laba usaha di tahun 2012 ini dipengaruhi oleh
adanya peningkatan pendapatan usaha di tahun tersebut serta kenaikan jumlah
biaya administrasi dan umum yang hanya sebesar 7% dari tahun 2011 ke
2012.
e. Laba Bersih
Hasil analisis horizontal PT Diya Nuansa Anugerah pada laba bersih
di tahun 2010 ke 2011 mengalami presentase negatif sebesar 71%. Hal ini
disebabkan oleh perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar Rp
191,852,474. Pada tahun 2011 ke tahun 2012 hasil analisis horizontal
terhadap laba bersih meningkat dengan presentase sebesar 191%.
Hasil analisis horizontal pada laporan neraca PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah sebagai berikut :
62
a. Aktiva Lancar
Berdasarkan hasil analisis horizontal pada laporan neraca tahun 2010
dan 2011 dapat dilihat bahwa aktiva lancar perusahaan meningkat sebesar Rp
95,127,206 dengan presesntase sebesar 12.8%. Pada tahun 2011 dan 2012
aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 403,307,578
dengan presentase sebesar 48%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya
piutang lain-lain sebesar Rp 374,988,460 di tahun 2012.
b. Aktiva Tetap
Dari hasil analisis horizontal pada aktiva tetap PT. Diya Nuansa
Anugerah pada tahun 2010 dan 2011 mengalami presentase negatif sebesar
33.3%. hal tersebut disebabkan meningkatnya akumulasi penyusutan
inventaris kantor sebesar Rp 7,440,510 dari tahun 2010 ke tahun 2011.
Kemudian, aktiva tetap pada tahun 2011 dan 2012 mengalami presentase
negatif sebesar 50%. Hal ini dikarenakan akumulasi penyusutan inventaris
kantor meningkat sebesar Rp 7,440,510 dari tahun 2011 ke tahun 2012.
c. Kewajiban Lancar
Berdasarkan hasil analisis horizontal PT. Diya Nuansa Anugerah
terhadap kewajiban lancar pada tahun 2010 ke 2011 memperoleh presentase
sebesar 22.8%. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 presentase
kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 65%.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan dari
tahun ke tahun.
d. Ekuitas
Dari hasil analisis horizontal PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun
2010 ke tahun 2011 terhadap ekuitas perusahaan didapatkan presentase
sebesar 7.4%. Kemudian, ekuitas perusahaan pada tahun 2011 ke tahun 2012
mengalami peningkatan dengan presentase sebesar 39%. Peningkatan ini
dipengaruhi oleh meningkatnya laba (rugi) ditahan di tahun 2012 setelah
mengalami penurunan sebesar Rp 38,840,588 di tahun 2011. Dan pada tahun
2010 dalam laporan neraca tidak dicantumkan laba (rugi) tahun berjalan.
Seharusnya ada tetapi tidak dicantumkan ke dalam neraca. Sehingga
presentase pada laba (rugi) tahun berjalan hasilnya nol karena tidak ada
pembaginya dan presentase ekuitas dari tahun 2010 ke 2012 kenaikannya
menjadi kecil sehingga presentasenya juga kecil.
63
4.1.3. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan untuk membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan. Perbandingan tersebut dilakukan antara satu komponen
dengan komponen yang ada dalam laporan keuangan tersebut. Angka-angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode. Analisis rasio ini digunakan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja serta
dapat mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan melalui rasio laporan keuangan perlu
menggunakan rasio pembanding dari perusahaan pembanding yang bergerak di
bidang yang sama agar dapat menentukan apakah perusahaan yang dinilai memiliki
rasio keuangan yang baik atau tidak.
Penulis menggunakan tiga perusahaan pembanding untuk membandingkan
rasio keuangan PT. Diya Nuansa Anugerah dengan perusahaan yang penulis gunakan
sebagai asumsi pembanding adalah PT. First Media Tbk, PT. Star Pasific Tbk, PT.
Surya Citra Media Tbk. Ketiga perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri periklanan (advertising) yang telah Go Public dan sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta memiliki segmen pasar yang sejenis.
4.1.3.1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Rasio likuiditas ini berguna untuk mengetahui
kemampuan suatu perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau
hutang pada saat ditagih atau jatuh tempo. Pada rasio ini penulis menggunakan empat
jenis rasio likuiditas, yaitu rasio lancar, rasio cepat, rasio kas dan rasio perputaran
kas. Dengan rasio likuiditas ini dapat diketahui apakah perusahaan bisa membayar
kewajibannya dalam hal ini adalah utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo
yang dapat disebabkan oleh bebrapa faktor, seperti perusahaan sedang tidak memiliki
dana sama sekali atau perusahaan memiliki dana, akan tetapi pada saat jatuh tempo
perusahaan tidak memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu
dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang,
menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya. Pada rasio
likuiditas ini setiap rasio nya akan dibandingkan dengan 3 perusahaan pembanding.
Berikut perhitungan rasio likuiditas PT. Diya Nuansa Anugerah periode
tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah
64
Tabel 4.1 Rasio Likuiditas PT. Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
Rasio
741,130,500
836,257,706
1,239,565,284
Lancar
202,490,000
248,748,316
411,335,452
= 3.67 X
3.36 X
= 3.01 X
702,960,697 + 0 + 0
836,257,706 + 0 + 0
864,576,825 + 0 +
202,490,000
248,748,316
374,988,460
= 3.47 X
= 3.37 X
411,335,452
Rasio Cepat
2012
= 3.01 X
Rasio Kas
702,960,697
836,257,706
864,576,825
202,490,000
248,748,316
411,335,452
= 3.47%
= 3.37%
= 2.10%
Rasio
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
Perputaran
538,640,500
587,509,390
828,229,832
Kas
= 5.97 X
= 3.12 X
= 3.70 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
4.1.3.1.1. Rasio Lancar
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Semakin besar nilai rasio maka
semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Tabel 4.2 Rasio Lancar PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Lancar
3.67 X
3.36 X
3.01 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Rasio lancar pada PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami penurunan tiap
tahunnya. Rasio lancar pada tahun 2010 sebesar 3.67 kali, yang dapat diartikan
bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.67 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah
utang lancar dijamin oleh Rp 3.67 aktiva lancar, atau 3.67:1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Pada tahun 2011, rasio ini mengalami penurunan menjadi 3.36
kali dan dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.36 kali utang lancar,
65
atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.36 aktiva lancar, atau 3.36:1
antara aktiva lancar dengan utang lancar Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan atas
aktiva lancar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban lancar di tahun ini.
Kemudian, rasio ini mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 3.01 kali yang
dikarenakan terjadinya peningkatan yang lebih tinggi atas aktiva lancar dibandingkan
dengan kewajiban lancar, maka dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak
3.01 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 3.01 aktiva
lancar, atau 3.01:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar Di tahun 2012 ini aktiva
lancar mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya kembali kas dan setara kas
(bank). Dapat disimpulkan bahwa nilai current ratio PT Diya Nuansa Anugerah dari
tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
oleh meningkatnya jumlah aktiva lancar perusahaan dikarenakan adanya investasi
sementara, pajak dibayar dimuka, piutang lain-lain, dan beban dibayar dimuka.
Penurunan current ratio dari tahun ke tahun ini disebabkan oleh meningkatnya
kewajiban lancar yang kenaikannya hampir 2 kali lipat yang diperoleh atas hutang
pajak dari tahun 2011 sebesar Rp 248,748,316 ke tahun 2012 sebesar Rp
411,335,452 yaitu tidak sebanding dengan kenaikan aktiva lancar sehingga kenaikan
pada aktiva lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 836,257,706 ke tahun 2012 sebesar
Rp 1,239,565,284 dikatakan tidak signifikan dan tingkat kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban lancar tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tahun 2010-2012 mengalami
penurunan.
Tabel 4.3 Rata-rata Rasio Lancar Perusahaan Pembanding Periode Tahun
2010, 2011 dan 2012
Rasio Lancar
PT. Star Pasific Tbk
16.74 X
PT. Surya Citra Media Tbk
3.24 X
PT. First Media Tbk
1.36 X
Rata-rata Pembanding
7.11 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan perhitungan rasio lancar untuk perusahaan pembanding dapat
dilihat hasil rata-rata ketiga perusahaan selama periode 2010, 2011 dan 2012, yaitu
PT. Star Pasific Tbk memiliki rasio lancer dengan rata-rata selama 3 tahun yaitu
sebesar 16.74 kali yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 16.74
66
kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 16.74 aktiva
lancar, atau 16.74:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar, PT. Surya Citra Media
Tbk memiliki rata-rata atas rasio lancar adalah sebesar 3.24 kali yang dapat diartikan
bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 3.24 kali utang lancar, atau setiap 1 Rupiah
utang lancar dijamin oleh Rp 3.24 aktiva lancar, atau 3.24:1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar, dan rata-rata rasio lancar untuk PT. First Media Tbk sebesar
1.36 kali, yang dapat diartikan bahwa jumlah aktiva lancar sebanyak 1.36 kali utang
lancar, atau setiap 1 Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 1.36 aktiva lancar, atau
1.36:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dari hasil perhitungan rata-rata
ketiga perusahaan tersebut, diperoleh rata-rata untuk perusahaan pembanding
terhadap rasio lancar sebesar 7.11 kali.
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jika rata-rata
pembanding untuk current ratio adalah 7.11 kali, maka dapat dikatakan bahwa
keadaan PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 dalam keadaan
semakin memburuk tiap tahunnya jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding
dikarenakan rasio lancar perusahaan masih dibawah rata-rata perusahaan
pembanding. Akan tetapi, masih dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah
dan ketiga perusahaan pembanding dalam keadaan likuid karena mampu memenuhi
kewajiban lancarnya tepat waktu, karena perusahaan memiliki asset lancar yang lebih
besar dibandingkan dengan kewajiban lancarnya.
4.1.3.1.2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory) sebagai salah satu
komponen dalam asset lancarnya. Hal ini menyebabkan nilai rasio ini akan menjadi
lebih kecil dari nilai rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak dengan mudah
atau lancar dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh
tempo. Meskipun, persediaan termasuk dalam aktiva lancar, namun persediaan tidak
dengan mudah dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.
Karena mengkonversi nilai persediaan menjadi kas membutuhkan waktu yang relatif
lama jika dibandingkan dengan aktiva lainnya.
67
Tabel 4.4 Rasio Cepat PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
Rasio Cepat
2010
2011
2012
3.47 X
3.37 X
3.01 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Rasio cepat pada PT. Diya Nuansa Anugerah dari tahun 2010, 2011 dan 2012
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 diperoleh hasil rasio
cepat sebesar 3.47 kali. Kemudian, pada tahun 2011 rasio cepat perusahaan
mengalami penurunan sebesar 3.37 kali dan pada tahun 2012 rasio cepat perusahaan
menurun kembali hingga sebesar 3.10 kali. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
asset lancar yang juga diikuti oleh meningkatnya kewajiban lancar perusahaan yang
tidak disertai oleh persediaan. Dikarenakan PT Diya Nuansa Anugerah merupakan
salah satu perusahaan jasa yang tidak memiliki persediaan (inventory). Oleh karena
peningkatan aktiva lancar dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan kenaikan
kewajiban lancar yang hampir 2 kali lipat dari tahun yang lalu sehingga
perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak memenuhi kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat likuiditas atas rasio cepat perusahaan mengalami penurunan dari
tahun ke tahun.
Tabel 4.5 Rata-rata Rasio Cepat Perusahaan Pembanding
Rasio Cepat
PT. Star Pasific Tbk
PT. Surya Citra Media Tbk
PT. First Media Tbk
Rata-rata Pembanding
2.35 X
2.85 X
1.40 X
2.2 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio kas untuk ketiga perusahaan pembanding,
didapatkan hasil yaitu untuk PT. Star Pasific Tbk diperoleh rata-rata rasio kas dalam
periode 2010, 2011 dan 2012 sebesar 2.35 kali. Rata-rata rasio cepat PT. Surya Citra
Media Tbk diperoleh sebesar 2.85 kali. Dan rata-rata rasio cepat untuk PT. First
Media Tbk diperoleh hasil sebesar 1.40 kali. Kemudian hasil rata-rata rasio cepat
68
ketiga perusahaan tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga perusahaan
pembanding untuk rasio cepat sebesar 2.2 kali.
Berdasarkan perhitungan rata-rata ketiga rasio cepat perusahaan pembanding
tersebut diperoleh rata-rata perusahaan pembanding sebesar 2.2 kali. Maka dapat
disimpulkan bahwa, keadaan quick ratio PT. Diya Nuansa Anugerah selama periode
2010, 2011 dan 2012 dikatakan baik jika dibandingkan dengan perusahaan
pembanding meskipun terjadi penurunan rasio cepat pada PT Diya Nuansa Anugerah
tiap tahunnya. Akan tetapi hal tersebut masih dikatakan baik, karena perusahaan juga
tidak harus menjual asetnya, akan tetapi perusahaan dapat melakukan penagihan
piutang jika ingin membayar atau melunasi utang lancarnya. Semakin besar nilai
rasio cepat, maka perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya.
4.1.3.1.3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat untuk mengukur seberapa uang kas
yang tersedia untuk membayar hutang-hutang perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan
dari tersedianya dana kas dan setara kas atau bank. Rasio kas dapat menunjukkan
seberapa besar uang kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dimiliki
perusahaan benar-benar dapat digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam
jangka pendek.
Tabel 4.6 Rasio Kas PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Kas
3.47%
3.37%
2.10%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan rasio kas untuk PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011 dan 2012 diperoleh hasil yang menurun tiap tahunnya.
Rasio kas perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar 3.47%. Kemudian, pada tahun
2011 rasio kas perusahaan adalah sebesar 3.37% dan rasio kas untuk tahun 2012
adalah sebesar 2.10%. Pada tahun 2012 ini rasio kas perusahaan mengalami
penurunan yang signifikan. Menurunnya rasio kas perusahaan ini disebabkan oleh
bertambahnya kas dan setara kas yang juga diikuti oleh kewajiban lancar perusahaan
yang meningkat setiap tahunnya, terutama naiknya kewajiban lancar di tahun 2012
yang tidak diimbangi dengan peningkatan kas dan setara kas perusahaan sehingga
69
cash ratio memperoleh presentase yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Tabel 4.7 Rata-rata Rasio Kas Perusahaan Pembanding Periode Tahun 2010,
2011, dan 2012
Rasio Kas
PT. Star Pasific Tbk
PT. Surya Citra Media Tbk
PT. First Media Tbk
Rata-rata Pembanding
153.3%
154.3%
92.7%
133.4%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rata-rata ketiga rasio kas perusahaan pembanding
dalam periode tahun 2010, 2011 dan 2012 diperoleh hasil, yaitu PT. Star Pasific Tbk
memiliki rasio kas sebesar 153.3%, PT. Surya Citra Media Tbk memiliki rasio kas
sebesar 154.3% dan PT. First Media Tbk memiliki rasio kas sebesar 92.7%. Dapat
disimpulkan bahwa rata-rata cash ratio untuk ketiga perusahaan pembanding adalah
133.4%. Besarnya cash ratio yang diperoleh ketiga perusahaan tersebut dikarenakan
perusahaan pembanding tersebut memiliki jumlah kas dan setara kas yang lebih besar
jika dibandingkan dengan kas dan setara kas milik PT Diya Nuansa Anugerah.
Jika rata-rata rasio kas untuk perusahaan pembanding adalah 133.4%, maka
keadaan perusahaan dikatakan sangat buruk bila dibandingkan dengan perusahaan
lain, karena untuk membayar kewajibannya masih memerlukan waktu untuk menjual
sebagian dari aktiva lancar lainnya. Akan tetapi, bila tidak dibandingkan dengan
perusahaan pembanding, maka dapat dilihat dari presentase rasio kas PT Diya
Nuansa Anugerah dapat dikatakan bahwa perusahaan masih dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
4.1.3.1.4. Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas
untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
70
Tabel 4.8 Rasio Perputaran Kas PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
Rasio Perputaran Kas
2010
2011
2012
5.97 X
3.12 X
3.70 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio perputaran kas PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami naik turun yang dapat dilihat dari
hasil presentase pada periode tersebut. Pada tahun 2010, rasio perputaran kas
perusahaan adalah 5.97 kali. Namun, pada tahun 2011 rasio perputaran kas
perusahaan mengalami penurunan drastis menjadi 3.12 kali. Dan pada tahun 2012,
rasio perputaran kas mengalami sedikit peningkatan sebesar 3.70 kali. Menurunnya
rasio perputaran kas di tahun 2011 ini dipengaruhi oleh kecilnya pendapatan usaha
sebesar Rp 1,833,180,000 sedangkan modal kerja perusahaan cukup besar sebesar Rp
587,509,390.
Tabel 4.9 Rata-rata Rasio Perputaran Kas Perusahaan Pembanding Periode
Tahun 2010, 2011 dan 2012
Rasio Perputaran Kas
PT. Star Pasific Tbk
0.079 X
PT. Surya Citra Media Tbk 2.45 X
PT. First Media Tbk
2.39 X
Rata-rata Pembanding
1.64 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan rasio perputaran kas untuk ketiga perusahaan
pembanding periode tahun 2010, 2011 dan 2012, yaitu PT. Star Pasific Tbk sebesar
0.079 kali, PT. Surya Media Citra Tbk sebesar 2.45 kali dan PT. First Media Tbk
adalah 2.39 kali. Dari rata-rata ketiga perusahaan tesebut diperoleh rata-rata rasio
perputaran kas perusahaan pembanding adalah sebesar 1.64 kali.
Jika rata-rata rasio perputaran kas perusahaan pembanding adalah 1.64 kali,
maka dapat dikatakan bahwa keadaan cash turnover ratio PT Diya Nuansa Anugerah
pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 5.97 kali, 3.12 kali, dan 3.70 kali adalah
baik jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan pembanding. Yang artinya
71
bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih memiliki ketersediaan kas dan setara kas
untuk membayar tagihan atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
4.1.3.2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan mengalami kebangkrutan
atau dibubarkan. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu
menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio ini digunakan untuk
mengukur pendanaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan pendanaan
yang berasal dari kreditor perusahaan. Para kreditor akan melihat berapa modal
sendiri yang didanai oleh perusahaan atau pemilik perusahaan. Jika pemilik
perusahaan hanya menyediakan dana sebagian kecil dari pembiayaan maka apabila
terdapat resiko bagi perusahaan akan ditanggung oleh kreditor perusahaan. Rasio
solvabilitas yang penulis gunakan yaitu rasio hutang atas aktiva dan rasio utang atas
ekuitas. Kedua rasio tersebut masing-masing akan dibandingkan dengan rata-rata
perusahaan pembanding di masing-masing rasionya.
Berikut perhitungan rasio solvabilitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada
tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah :
Tabel 4.10 Rasio Solvabilitas PT. Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Hutang atas
202,490,000
248,748,316
411,335,452
Aktiva
763,452,030
851,138,726
1,247,005,794
= 26%
= 29%
= 33%
Rasio Hutang atas
202,490,000
248,748,316
411,335,452
Ekuitas
560,962,030
602,390,410
835,670,343
= 36%
= 41%
= 49%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
72
4.1.3.2.1. Rasio Hutang atas Aktiva
Rasio hutang atas aktiva (debt to asset ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, yaitu seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila
nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan 50
persen dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Tabel 4.11 Rasio Hutang Atas Aktiva PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Hutang atas Aktiva
26%
29%
33%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio hutang atas aktiva PT. Diya Nuansa Anugerah
dalam periode tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami kenaikan. Kenaikan ini
disebabkan oleh meningkatnya total aktiva perusahaan yang diikuti oleh
meningkatnya total kewajiban perusahaan. Pada tahun 2010, debt to asset ratio
sebesar 26%. Artinya, setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 26,00 dibiayai
dengan utang dan Rp 74,00 disediakan oleh pemegang saham. Kemudian, pada tahun
2011 diperoleh debt to asset ratio sebesar 29% , yang artinya bahwa presentase
aktiva yang didanai dari hutang adalah 29%. Pada tahun 2012 meningkat lagi
menjadi 33% maka dapat dikatakan bahwa aktiva perusahaan masih didanai oleh
hutang sebesar 33%. Debt to asset ratio tertinggi berada di tahun 2012. Tingginya
rasio hutang ini disebabkan oleh total asset yang meningkat setiap tahunnya yang
bersumber dari kas dan bank yang juga didominasi oleh adanya piutang lain-lain di
tahun 2012 serta diimbangi dengan meningkatnya total kewajiban uang didominasi
oleh meningkatnya hutang pajak perusahaan selama periode tahun 2010 hingga tahun
2012. Berdasarkan hasil perhitungan debt to asset ratio maka dapat dikatakan bahwa
sebagian aktiva maupun investasi perusahaan masih didanai oleh hutang dikarenakan
presentase debt to asset ratio yang semakin membesar dari tahun 2010 hingga tahun
2012.
73
Tabel 4.12 Rata-rata Rasio Hutang atas Aktiva Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Rasio Hutang Atas Aktiva
PT. Star Pasific Tbk
3.3%
PT. Surya Citra Media Tbk 35.03%
PT. First Media Tbk
32.6%
Rata-rata Pembanding
23.64%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil rasio hutang atas aktiva untuk perusahaan pembanding yaitu PT
Star Pasific Tbk memiliki rata-rata debt to asset ratio sebesar 3.3%, pada PT Surya
Citra Media memiliki rata-rata rasio hutang atas aktiva sebesar 35.03% dan PT First
Media Tbk memiliki rata-rata rasio hutang atas aktiva sebesar 32.6%. Jika rata-rata
debt to asset ratio untuk ketiga perusahaan pembanding adalah 23.64% maka dapat
dikatakan bahwa rata-rata ketiga perusahaan tersebut pendanaan perusahaannya
masih dibiayai oleh kreditor sebesar 23.64%. Debt to asset ratio PT Diya Nuansa
Anugerah berada di atas rata-rata perusahaan pembanding, yaitu pada tahun 2010
sebesar 26%, untuk tahun 2011 sebesar 29% dan pada tahun 2012 sebesar 33%.
Dimana dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 PT Diya Nuansa Anugerah kreditor
menyediakan dana sebesar 26%, kemudian pada tahun 2011 kreditor menyediakan
dana sebesar 29% dan pada tahun 2012 kreditor menyediakan dana sebesar 33%. Hal
ini menunjukkan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah memiliki utang yang sedikit
lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata utang atas aset perusahaan
pembanding.
4.1.3.2.2. Rasio Hutang atas Ekuitas
Rasio utang atas ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang
perusahaan. Apabila nilai rasio 0.75 atau 75 persen menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 75 persen dari total ekuitas perusahaan.
74
Tabel 4.13 Rasio Hutang Atas Ekuitas PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Hutang atas Ekuitas
36%
41%
49%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat bahwa untuk rasio utang atas
ekuitas PT. Diya Nuansa Anugerah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Unruk periode tahun 2010, debt to equity ratio perusahaan sebesar 36%. Untuk tahun
2011 mengalami peningkatan yaitu 41% dan pada tahun 2012 debt to equity ratio
perusahaan juga meningkat sebesar 49%. Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya jumlah ekuitas perusahaan setiap tahunnya.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 36,00 tahun 2010
untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 36%. Demikian pula untuk tahun 2011 dan 2012 tidak jauh
berbeda dengan tahun 2010, yaitu sebesar 41% dan 49% bahwa perusahaan pada
tahun 2011 masih didanai oleh hutang sebesar 41% dan pada tahun 2012 perusahaan
masih didanai oleh hutang sebesar 49%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang semakin besar dari tahun ke tahun.
Tabel 4.14 Rata-rata Rasio Hutang atas Ekuitas Periode Tahun 2010,
2011 dan 2012
Rasio Hutang Atas Ekuitas
PT. Star Pasific Tk
3.6%
PT. Surya Media Citra 56.07%
PT. First Media Tbk
59.9%
Rata-rata Pembanding
39.85%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Jika rata-rata perusahaan pembanding untuk debt to equity ratio sebesar
39.85%, maka pada tahun 2010 PT Diya Nuansa Anugerah masih dianggap baik
karena berada di bawah rata-rata perusahaan pembanding. Sedangkan untuk tahun
2011 dan 2012, PT Diya Nuansa Anugerah dianggap kurang baik karena berada di
atas rata-rata perusahaan pembanding yang berarti bahwa apabila debt to equity ratio
75
perusahaan besar, maka semakin besar juga utang yang dimiliki oleh perusahaan.
Akan tetapi jika dibandingkan dengan masing-masing perusahaan pembanding, maka
PT Diya Nuansa Anugerah memiliki rasio utang atas ekuitas yang lebih baik bila
dibandingkan dengan PT Surya Media Citra Tbk dan PT First Media Tbk karena
memiliki debt to equity ratio yang lebih sedikit dibanding kedua perusahaan tersebut.
Namun apabila rasio ini semakin besar maka bagi bank atau kreditor menunjukkan
bahwa akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang
akan ditanggung oleh kreditor jika terjadi kegagalan yang mungkin saja terjadi di
perusahaan.
4.1.3.3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran rasio aktivitas ini
akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset atau
sumber daya yang dimilikinya. Pada rasio aktivitas ini penulis menggunakan lima
jenis rasio, yaitu rasio perputaran piutang, rata-rata penagihan piutang per hari, rasio
peprutaran modal kerja, rasio perputaran asset tetap dan rasuo perputaran total asset.
Kelima rasio tersebut akan dibandingkan dengan rata-rata ketiga perusahaan
pembanding.
Berikut perhitungan rasio aktivitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada
tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah :
Tabel 4.15 Rasio Aktivitas PT. Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
Perputaran Piutang
Tidak Ada Piutang
Tidak Ada Piutang
2012
3,067,540,000
374,988,460
= 8.18 X
Piutang Per Hari
Tidak Ada Piutang
Tidak Ada Piutang
365 hari
8.18 X
= 45 hari
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
76
Tabel 4.15 Rasio Aktivitas PT. Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Perputaran Modal
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
Kerja
538,640,500
587,509,390
828,229,832
= 5.97 X
= 3.12 X
= 3.70 X
Perputaran Aktiva
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
Tetap
22,321,530
14,881,020
7,440,510
= 144.2 X
123.2 X
= 412.3 X
Perputaran Total
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
Aktiva
763,452,030
851,138,726
1,247,005,794
= 4.12 X
= 2.15 X
= 2.46 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
4.1.3.3.1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode yang tertanam
dalam piutang dan berpiutang pada satu periode. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang akan semakin rendah dan kondisi skan semakin baik bagi
perusahaan. Sebaliknya, jika rasio semakin rendah maka itu disebabkan adanya
kelebihan investasi dalam piutang. Ini menunjukkan bahwa rasio perputaran piutang
berpengaruh terhadap kualitas piutang dan keberhasilan dalam penagihan piutang.
Tabel 4.16 Rasio Perputaran Piutang PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Perputaran Piutang
Tidak Ada Piutang
Tidak Ada Piutang
8.18 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Hasil analisis rasio perputaran piutang yang penulis lakukan terhadap PT.
Diya Nuansa Anugerah dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 dan tahun 2011,
perusahaan tidak memiliki piutang. Namun, pada tahun 2012 perusahaan memiliki
perputaran piutang sebesar 8.18 kali. Yang menunjukkan bahwa dana dalam piutang
77
berputar selama 8.18 kali dalam setahun, yang dapat diartikan bahwa nilai penjualan
dalam satu tahun adalah 8.18 kali dari nilai piutang.
Tabel 4.17 Rata-rata Rasio Perputaran Piutang Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Perputaran Piutang
PT. Star Pasific Tbk
1.87 X
PT. Surya Citra Media Tbk 3.37 X
PT. First Media Tbk
3.79 X
Rata-rata Pembanding
3.01 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan untuk rasio perputaran pitang ketiga perusahaan
pembanding diperoleh rata-rata perputaran piutang PT Star Pasific Tbk dengan ratarata perputaran piutang sebesar 1.87 kali, PT Surya Citra Media Tbk memiliki ratarata perputaran piutang sebesar 3.37 kali dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata
perputaran piutang sebesar 3.79 kali, maka dapat dihitung untuk ketiga rata-rata
perputaran piutang perusahaan pembanding adalah 3.01 kali. Dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2012 perpitaran piutang PT Diya Nuansa Anugerah berada diatas
rata-rata perputaran piutang perusahaan pembanding, maka dapat dikatakan bahwa
penagihan piutang yang dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah berhasil,
karena perputaran piutang PT Diya Nuansa Anugerah telah melebihi angka rata-rata
perputaran piutang perusahaan pembanding. Dan menunjukkan bahwa bila semakin
tinggi rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan oleh perusahaan dalam piutang
akan semakin rendah.
4.1.3.3.2. Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari (Days to Account Receivable)
Days to account receivable merupakan cara untuk menghitung jumlah hari
atau berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat tertagih. Bagi bank yang ingin
memberikan kredit kepada perusahaan perlu juga menghitung rata-rata penagihan
piutangnya. Rata-rata penagihan piutang ini juga digunakan untuk mengetahui
berapa lama perusahaan dapat mengubah piutangnya menjadi kas.
78
Tabel 4.18 Rasio Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari PT Diya Nuansa
Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rata-rata Penagihan
Tidak Ada Piutang
Tidak Ada Piutang
45 hari
Piutang Per Hari
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rata-rata penagihan piutang per hari PT. Diya Nuansa
Anugerah untuk tahun 2010 dan 2011 adalah nol, karena dalam dua tahun tersebut
perusahaan tidak memiliki piutang. Sedangkan, pada tahun 2012 rata-rata penagihan
piutang perusahaan per hari adalah 45 hari.
Tabel 4.19 Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari Perusahaan Pembanding
Periode 2010, 2011 dan 2012
Rata-rata Penagihan Piutang Per Hari
PT. Star Pasific Tbk
PT. Surya Citra Media Tbk
PT. First Media Tbk
Rata-rata Pembanding
275 Hari
109 Hari
55 Hari
146 Hari
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rata-rata penagihan piutang ketiga perusahaan
pembanding dapat dilihat, yaitu PT Star Pasific Tbk memiliki rata-rata penagihan
piutang selama 275 hari, PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata penagihan
piutang selama 109 hari dan PT First Media Tbk memiliki ray-rata penagihan
piutang selama 55 hari. Maka, rata-rata penagihan piutang ketiga perusahaan
pembanding tersebut adalah 146 hari, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
perusahaan untuk rata-rata jangka waktu penagihan piutang PT Diya Nuansa
Anugerah pada tahun 2012 yaitu selama 45 hari adalah baik jika dibandingkan
dengan rata-rata penagihan piutang perusahaan pembanding masih berada dibawah
perusahaan pembanding. Dan dapat diartikan, bahwa PT. Diya Nuansa Anugerah
mampu melakukan penagihan piutang secara tepat waktu dan cepat di tahun 2012.
79
4.1.3.3.3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah salah satu rasio
yang digunakan untuk mengukur atau menilai efektivitas modal kerja perusahaan
dalam periode tertentu. Yang berarti bahwa seberapa banyak modal kerja yang
berputar dalam suatu periode.
Tabel 4.20 Rasio Perputaran Modal Kerja PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Perputaran Modal Kerja
5.97 X
3.12 X
3.70 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil penilaian dapat dilihat working capital turnover PT. Diya Nuansa
Anugerah mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Pada tahun 2010
diperoleh hasil working capital turnover sebesar 5.97 kali. Kemudian, pada tahun
2011 perputaran modal kerja perusahaan menurun menjadi 3.12 kali. Dan pada tahun
2012 perputaran modal kerja hanya mengalami peningkatan sedikit yaitu 3.70 kali.
Yakni dapat diartikan bahwa perputaran modal kerja tahun 2010, 2011 dan 2012
adalah setiap Rp 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp 5,97, Rp 3,12 dan Rp 3,70
di penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja perusahaan kurang
stabil atau naik turun. Menurunnya rasio perputaran modal kerja PT Diya Nuansa
Anugerah di tahun 2011 secara signifikan disebabkan oleh pendapatan usaha yang
menurun drastis di tahun tersebut.
Tabel 4.21 Rata-rata Perputaran Modal Kerja Perusahaan Pembanding
Periode 2010, 2011 dan 2012
Perputaran Modal Kerja
PT Star Pasific Tbk
0.080 X
PT Surya Citra Media Tbk 2.45 X
PT. First Media Tbk
2.39 X
Rata-rata Pembanding
1.64 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan untuk rata-rata perputaran modal kerja ketiga
perusahaan pembanding, yaitu PT Star Pasific Tbk memiliki rata-rata perputaran
modal kerja sebesar 0.080 kali, PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata
80
perputaran modal kerja sebesar 2.45 kali dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata
perputaran modal kerja sebesar 2.39 kali. Apabila rata-rata ketiga perusahaan
pembanding untuk perputaran modal kerja adalah 1.64 kali, yang dapat diartikan
bahwa rata-rata perputaran modal kerja perusahaan pembanding adalah setiap Rp
1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp 1,64 penjualan. Maka keadaan perputaran
modal kerja PT Diya Nuansa Anuegrah selama tahun 2010, 2011 dan 2012 dinilai
sangat baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding.
4.1.3.3.4. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Fixed Asset Turnover atau perputaran aktiva tetap adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode tertentu, dengan kata lain perputaran aktiva tetap ini digunakan
untuk mengukur apakah perusahaan telah menggunakan kapasitas aktiva tetap
sepenuhnya atau belum.
Tabel 4.22 Rasio Perputaran Aktiva Tetap PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
Perputaran Aktiva Tetap
2010
2011
2012
144.2 X
123.2 X
412.3 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Perputaran aktiva tetap untuk PT. Diya Nuansa Anugerah pada tahun 2010
sebesar 144.2 kali. Artinya, setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 144,2
penjualan. Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan fixed asset turnover sebesar
123.2 kali yang dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan usaha di tahun tersebut.
Akan tetapi, untuk tahun 2012 perusahaan mengalami peningkatan drastis pada
perputaran aktiva tetap sebesar 412.3 kali yang artinya bahwa PT Diya Nuansa
Anugerah menghasilkan Rp 412,3 penjualan atas aktiva tetapnya. Peningkatan drastis
ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha yang lebih besar dibandingkan
dengan asset tetap perusahaan yang menurun di tahun tersebut. Sedangkan
penurunan perputaran aktiva tetap di tahun 2011 ini disebabkan oleh menurunnya
pendapatan usaha secara signifikan yang juga diikuti oleh menurunnya asset tetap
perusahaan di tahun 2011.
81
Tabel 4.23 Rata-rata Perputaran Aktiva Perusahaan Pembanding Tetap
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Perputaran Aktiva Tetap
PT. Star Pasific Tbk
0.55 X
PT. Surya Citra Media Tbk
6.4 X
PT. First Media Tbk
0.68 X
Rata-rata Pembanding
2.54 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil rata-rata perputaran asset tetap ketiga perusahaan pembanding
yaitu PT Star Pacific Tbk memiliki rata-rata perputaran aktiva tetap sebesar 0.55 kali,
PT Surya Citra Media Tbk memiliki rata-rata perputaran total asset tetap sebesar 6.4
kali, dan PT First Media Tbk memiliki rata-rata perputaran aktiva tetap sebesar 0.68
kali. Jika rata-rata untuk perputaran aktiva tetap perusahaan pembanding adalah 2.54
kali, maka kondisi fixed asset turnover PT. Diya Nuansa Anugerah sangat
memuaskan. Karena perputaran aktiva tetap PT Diya Nuansa Anugerah berada diatas
rata-rata peprutaran asset tetap perusahaan pembanding dan PT Diya Nuansa
Anugerah dapat dikatakan telah berhasil memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang
dimilikinya. Dan hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu mendapatkan
penjualan yang nilainya berkali-kali lipat dari nilai aktiva tetapnya.
4.1.3.3.5. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio ini juga memperlihatkan
efektivitas perusaaan dalam mengelola perputaran komponen atau elemen aktiva itu
sendiri.
Total asset turnover ini dapat memberikan informasi seberapa besar
kontribusi setiap aktiva untuk menciptakan penjualannya.
Tabel 4.24 Rasio Perputaran Total Aktiva PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Perputaran Total Aktiva
4.12 X
2.15 X
2.46 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
82
Dari hasil perhitungan perputaran total aktiva PT. Diya Nuansa Anugerah
mengalami fluktuasi pada periode tahun 2010, 2011 dan 2012. Pada tahun 2010
perputaran total aktiva perusahaan sebesar 4.12 kali. Namun, pada tahun 2011
perputaran total aktiva perusahaan mengalami penurunan drastic menjadi sebesar
2.15 kali dan mengalami kenaikan lagi di tahun 2012 sebesar 2.46 kali. Menurunnya
perputaran total aktiva di tahun 2011 disebabkan oleh menurunnya pendapatan usaha
yang signifikan dan tidak diimbangi oleh total aktiva yang meningkat dari tahun
2010 ke tahun 2011. Kenaikan perputaran total aktiva di tahun 2012 tidak terlalu
signifikan yang disebabkan oleh naiknya pendapatan usaha secara drastis dari tahun
2011 ke tahun 2012 yang juga diikuti dengan meningkatnya total aktiva secara
drastis di tahun 2012. Menurunnya rasio ini menunjukkan bahwa manajemen kurang
efektif untuk menghasilkan pendapatan usaha atau penjualan dari investasi di dalam
asetnya di tahun 2011 dan 2012.
Tabel 4.25 Rata-rata Perputaran Total Aktiva Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Perputaran Total Aktiva
PT. Star Pasific Tbk
0.065 X
PT. Surya Citra Media Tbk
2.46 X
PT. First Media Tbk
0.36 X
Rata-rata Pembanding
0.96 X
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan untuk rata-rata rasio perputaran total aktiva
dari ketiga perusahaan pembanding, yaitu PT Star Pasific Tbk memilik rata-rata
perputaran total aktiva sebesar 0.065 kali, PT Surya Citra Media Tbk memili ratarata perputaran total aktiva sebesar 2.46 kali dan PT First Media Tbk memiliki ratarata perputaran total aktiva sebesar 0.36 kali. Maka dapat disimpulkan untuk rata-rata
perputaran total aktiva ketiga perusahaan pembanding adalah 0.96 kali. Akan tetapi,
jika dibandingkan PT. Diya Nuansa Anugerah selama periode tahun 2010, 2011 dan
2012 dengan perusahaan pembanding untuk rasio perputaran total aktiva perusahaan
beroperasi baik, karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Yang
artinya yaitu nilai rasio perputaran total aktiva PT Diya Nuansa Anugerah pada tahun
2010, 2011 dan 2012 sebesar 4.12 kali, 2.15 kali, dan 2.46 kali menunjukkan bahwa
83
perusahaan memperoleh penjualan yang nilainya 4.12 kali, 2.15 kali dan 2.46 kali
dari keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
4.1.3.4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dan
menilai kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio ini merupakan ukuran
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan peningkatan penjualan
dan menekan biaya-biaya yang terjadi. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang penulis
hitung adalah rasio marjin laba kotor, rasio marjin laba bersih, return on investment
dan return on equity yang akan dibandingkan dengan rata-rata ketiga perusahaan
pembanding.
Berikut perhitungan rasio profitabilitas dari PT. Diya Nuansa Anugerah pada
tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah :
Tabel 4.26 Rasio Profitabilitas PT. Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Marjin Laba
3,217,653,770 –
1,833,180,000 –
3,067,540,000 –
Kotor
2,846,400,780
1,646,706,839
2,699,435,200
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
= 11%
= 10%
= 12%
Rasio Marjin Laba
272,121,442
80,268,968
233,279,933
Bersih
3,217,653,770
1,833,180,000
3,067,540,000
= 8%
= 4%
= 7%
272,121,442
80,268,968
233,279,933
763,452,030
851,138,728
1,247,005,794
= 35%
= 9.4%
= 18.7%
272,121,442
80,268,968
233,279,933
560,962,030
602,390,410
835,670,343
= 48.5%
= 13.32%
= 27.91%
ROI/ROA
ROE
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
84
4.1.3.4.1. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit)
Rasio marjin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan,
dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar laba kotor yang diperoleh perusahaan untuk seluruh
penjualannya. Nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa laba kotor yang
diperoleh perusahaan adalah 50 persen dari total penjualan yang dilakukan
perusahaan.
Tabel 4.27 Rasio Margin Laba Kotor PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Marjin Laba Kotor
11%
10%
12%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan perhitungan rasio marjin laba kotor PT. Diya Nuansa Anugerah
periode tahun 2010, 2011 dan 2012. Pada tahun 2011 perusahaan mengalami
penurunan marjin laba kotor sebesar 10% dari tahun 2010 yang sebesar 11%, namun,
terjadi peningkatan di tahun 2012 menjadi sebesar 12%. Menurunnya gross profit di
tahun 2011 menandakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah dikatakan belum efisien
dalam menggunakan biaya selama proses produksi serta ditambah dengan
menurunnya pendapatan usaha perusahaan sehingga gross profit mengalami
penurunan di tahun tersebut.
Tabel 4.28 Rata-rata Rasio Marjin Laba Kotor Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Marjin Laba Kotor
PT. Star Pasific Tbk
PT. Surya Citra Media Tbk
PT. First Media Tbk
Rata-rata Pembanding
14.96%
215,2%
71.23%
100.46%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan rata-rata rasio untuk marjin laba kotor dari ketiga
perusahaan pembanding diperoleh hasil sebesar 100.46%, dimana rasio gross profit
PT Star Pasific Tbk sebesar 14.96%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 215,2% dan
PT First Media Tbk sebesar 71.23%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio marjin
85
laba kotor PT Diya Nuansa Anugerah untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 sangat buruk
karena berada di bawah rata-rata perusahaan pembanding. Hal ini menandakan
bahwa PT Diya Nuansa Anugerah memiliki rasio margin laba kotor yang lebih
rendah dibandingkan dengan ketiga perusahaan pembanding, yang artinya bahwa
profitabilitas perusahaan sangat rendah dan perusahaan memiliki tingkat keuntungan
dalam laba kotor yang rendah.
4.1.3.4.2. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan
antara laba setelah pajak yang dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualannya. Bila nilai rasio ini
adalah 0.25 atau 25 persen menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih
yang nilainya 25 persen dari total penjualannya.
Tabel 4.29 Rasio Margin Laba Bersih PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Marjin Laba Bersih
8%
4%
7%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Net profit margin pada PT. Diya Nuansa Anugerah dalam periode 2010, 2011
dan 2012 mengalami fluktuasi. Terlihat dalam perhitungan, yaitu pada tahun 2010
net profit margin perusahaan sebesar 8%, kemudian menurun drastis hingga 2 kali
lipat di tahun 2011 hanya menjadi 4%. Tetapi, mengalami peningkatan lagi sebesar
7% di tahun 2012. Hal ini terjadi disebabkan oleh laba bersih dan pendapatan usaha
atau penjualan perusahaan pada tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup
drastis. Namun, di tahun 2012 perusahaan dapat meningkatkan laba bersih dan
pendapatan usahanya.
Tabel 4.30 Rata-rata Rasio Marjin Laba Bersih Perusahaan
Pembanding Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Marjin Laba Bersih
PT. Star Pasific Tbk
41.05%
PT. Surya Citra Media Tbk 35.93%
PT. First Media Tbk
2.01%
Rata-rata Pembanding
26.33%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
86
Dari hasil perhitungan, jika rata-rata ketiga perusahaan pembanding untuk
marjin laba bersih adalah 26.33%, yaitu rasio margin laba bersih untuk PT Star
Pasific Tbk sebesar 41.05%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 35.93% dan PT First
Media Tbk sebesar 2.01%. Dapat disimpulkan bahwa rasio margin laba bersih PT
Diya Nuansa Anugerah berada jauh dibawah rata-rata perusahaan pembanding dan
dikatakan sangat buruk. Hal tersebut dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh PT Diya Nuansa Anugerah relatif tinggi sehingga dapat membahayakan
perusahaan kedepannya. Karena rasio net profit margin perusahaan sangat rendah,
maka semakin kecil profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yang artinya
semakin rendah laba bersih yang diperoleh perusahaan.
4.1.3.4.3. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment)
Hasil pengembalian investasi (Return on
Investment) atau bisa disebut
Return on Total Assets adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Hasil pengembalian investasi ini merupakan sebuah
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasi atau asetnya.
Return on investment menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik
modal pinjaman maupun modal sendiri. Bila nilai rasio ini adalah 0.25 atau 25 persen
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang nilainya 25
persen dari total assetnya.
Tabel 4.31 Rasio Return On Investment PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
2010
2011
2012
Return On Investment
35%
9.4%
18.7%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Return on investment yang diperoleh dari hasil perhitungan pada PT. Diya
Nuansa Anugerah dapat dilihat untuk tahun 2010 ROI perusahaan sebesar 35%,
namun untuk tahun 2011 ROI perusahaan menurun drastis menjadi sebesar 9.4%.
dan meningkat hingga 2 kali lipat di tahun 2012 menjadi 18.7%. Artinya, hasil
pengembalian investasi atau asset perusahaan untuk tahun 2011 menunjukkan
ketidakmampuan manajemen perusahaan untuk memperoleh ROI. Menurunnya
return on investment ditahun 2011 tersebut disebabkan oleh menurunnya laba bersih
87
secara signifikan di tahun tersebut dari akibat pendapatan usaha yang menurun secara
signifikan serta biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bertambah.
Tabel 4.32 Rata-rata Rasio Return On Investment Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Return On Investment
PT. Star Pasific Tbk
24.79%
PT. Surya Citra Media Tbk
29.65%
PT. First Media Tbk
0.94%
Rata-rata Pembanding
18.46%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Berdasarkan perhitungan atas hasil pengembalian investasi (ROI) untuk ratarata ketiga perusahaan pembanding adalah sebesar 18.46%, yaitu rata-rata ROI untuk
PT Star Pasific Tbk sebesar 24.79%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 18.46% dan
PT First Media Tbk sebesar 0.94%. maka dapat diartikan bahwa ROI PT Diya
Nuansa Anugerah untuk tahun 2010 sangat baik karena berada di atas rata-rata
perusahaan pembanding. Sedangkan ROI untuk tahun 2011 buruk karena berada jauh
dibawah rata-rata perusahaan pembanding. Rendahnya rasio ini disebabkan oleh
rendahnya laba bersih yang tidak diimbangi dengan meningkatknya total asset
perusahaan di tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012 ROI perusahaan berada di atas
rata-rata perusahaan pembanding, akan tetapi besarnya ROI di tahun 2012 tidak
terlalu signifikan. Dan dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih
memiliki dana yang cukup untuk dapat dikembalikan dari total asset menjadi laba di
tahun 2010 dan 2012 dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang
cukup baik di tahun tersebut.
4.1.3.4.4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
digunakan untuk mengatahui efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini, maka semakin baik bagi perusahaan, karena posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Jika rasio ini rendah maka posisi pemilik
perusahaan sangat mengkhawatirkan. Bila nilai rasio ini adalah 0.20 atau 20 persen
88
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang nilainya 20
persen dari total ekuitasnya.
Tabel 4.33 Rasio Return On Equity PT Diya Nuansa Anugerah
Keterangan
Return On Equity
2010
2011
2012
48.5%
13.32%
27.91%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Return on equity pada PT. Diya Nuansa Anugerah dapat dilihat bahwa ROE
perusahaan mengalami penurunan dan peningkatan dalam periode 2010, 2011 dan
2012. Hasil pengembalian ekuitas di tahun 2010 adalah 48.5%. Hal ini menunjukkan
bahwa posisi pemilik perusahaan sangat baik. Namun, pada tahun 2011 ROE
perusahaan mengalami penurunan drastis hanya menjadi sebesar 13.32%. dan terjadi
peningkatan pada tahun 2012 yaitu sebesar 27.91% dan dapat dikatakan bahwa posisi
pemilik perusahaan dikategorikan mengkhawatirkan di tahun 2011.
Tabel 4.34 Rata-rata Rasio Return On Equity Perusahaan Pembanding
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
Return On Equity
PT. Star Pasific Tbk
PT. Surya Citra Media Tbk
PT. First Media Tbk
Rata-rata Pembanding
26.56%
46%
2%
24.85%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
Dari hasil perhitungan ROE ketiga perusahaan pembanding diperoleh ratarata hasil pengembalian ekuitas adalah sebesar 24.85%, yaitu PT Star Pasific Tbk
sebesar 26.56%, PT Surya Citra Media Tbk sebesar 46% dan PT First Media Tbk
sebesar 2%. Maka dapat disimpulkan bahwa ROE PT Diya Nuansa Anugerah untuk
tahun 2010 sangat baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding.
Namun, keadaan ROE untuk tahun 2011 perusahaan kurang baik karena berada di
bawah rata-rata perusahaan pembanding. Sementara, untuk tahun 2012 keadaan ROE
perusahaan baik karena berada di atas rata-rata perusahaan pembanding. Rendahnya
ROE PT Diya Nuansa Anugerah di tahun 2011 disebabkan oleh rendahnya laba
bersih yang tidak diimbangi dengan meningkatknya total ekuitas perusahaan di tahun
89
2011. Dan dapat dikatakan bahwa PT Diya Nuansa Anugerah masih memiliki dana
yang cukup untuk dapat dikembalikan dari total ekuitas menjadi laba di tahun 2010
dan 2012 dan menunjukkan bahwa posisi pemilik perusahaan cukup kuat di tahun
tersebut.
4.2. Rangkuman Rasio PT Diya Nuansa Anugerah dan Rata-rata Perusahaan
Pembanding
Berikut adalah rangkuman rasio keuangan PT. Diya Nuansa Anugerah dan
rata-rata perusahaan pembanding untuk periode 2010, 2011 dan 2012 yang disusun
dalam bentuk tabel agar data lebih jelas dan informatif.
Tabel 4.35 Rasio PT. Diya Nuansa Anugerah dan Rata-rata Industri
Periode Tahun 2010, 2011 dan 2012
2012
Rata-rata
Perusahaan
Pembanding
3.01 X
3.01 X
2.10%
3.70 X
7.11 X
2.2 X
133.4%
1.64 X
33%
49%
23.64%
39.85%
8.18 X
45 days
3.70 X
412.3 X
2.46 X
3.01 X
146 days
1.64 X
2.54 X
0.96 X
12%
7%
18.7%
27.91%
100.46%
26.33%
18.46%
24.85%
Rasio PT. Diya Nuansa Anugerah
Jenis Rasio
2010
2011
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
3.67 X
3.36 X
Rasio Cepat
3.47 X
3.37 X
Rasio Kas
3.47%
3.37%
Rasio Perputaran Kas
5.97 X
3.12 X
Rasio Solvabilitas
Rasio Hutang atas Aktiva
26%
29%
Rasio Hutang atas Ekuitas
36%
41%
Rasio Aktivitas
Rasio Perputaran Piutang
Rasio Penagihan Piutang Per Hari
Rasio Perputaran Modal Kerja
5.97 X
3.12 X
Rasio Perputaran Aktiva Tetap
144.2 X 123.2 X
Rasio Perputaran Total Aktiva
4.12 X
2.15 X
Rasio Profitabilitas
Rasio Margin Laba Kotor
11%
10%
Rasio Margin Laba Bersih
8%
4%
Return On Investment
35%
9.4%
Return On Equity
48.5%
13.32%
Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh penulis
90
Download