stasiun bumi, fungsi dan prinsip kerjanya dalam sistem transmisi

advertisement
STASIUN BUMI, FUNGSI DAN PRINSIP KERJANYA DALAM
SISTEM TRANSMISI SATELIT
 SIGIT KUMARYANTO
I. SISTEM TRANSMISI SATELIT (STS)
I.1 LATAR BELAKANG ADANYA STS
I.2 KOFIGURASINYA
I.3 CARA KERJANYA
I.3.1 STASIUN BUMINYA
I.3.2 SATELIT KOMUNIKASINYA
I.4 ALOKASI FREKUENSINYA
I.1 LATAR BELAKANG ADANYA STS
Sistem Transmisi Satelit pada hakekatnya
berfungsi untuk menyampaikan informasi
dari satu kota ke kota yang lainnya. Dimana
informasi tersebut bisa pembicaraan
telepon, data dan lain-lainnya yang
dikirimkan melalui frekwensi radio
gelombang mikro.
I.2 KOFIGURASI SISTEM TRANSMISI SATELIT
Satelit
Stasiun Bumi
Stasiun Bumi
Stasiun Bumi
Stasiun Bumi
Diagram blok Stasiun Bumi dan
Satelit
LOCAL
OSCILLATOR
BAND PASS
FILTER
LOW NOISE
AMPLIFIER
POWER
AMPLIFIER
MIXER
6 Ghz
4 Ghz
ANTENA
HPA
M
U
L
T
I
P
L
E
X
PEMROSES
BASE BAND
PERANGKAT
PEMANCAR
PEMROSES
BASE BAND
PERANGKAT
PENERIMA
LNA
BAND PASS
FILTER
I.3.1 CARA KERJA SATSIUN BUMI
 ARAH KIRIM
 ARAH TERIMA
•ARAH KIRIM




Antenna) Memproses signal Base Band yang diterima dari
multiplex menjadi signal IF (oleh Pemroses Base Band)
Memproses signal IF menjadi signal RF (oleh Perangkat
Pemancar)
Menguatkan signal RF sesuai daya yang diinginkan dan
kemudian diteruskan ke Antenna (oleh High Power
Amplifier)
Memancarkan signal RF dengan lebar bidang frekwensi 6
GHz ke Satelit Komunikasi (oleh
• ARAH TERIMA




Menerima signal RF dari Satelit dengan lebar bidang 4 GHz
(oleh Antenna)
Menguatkan signal RF sesuai dengan keinginnan
kemudian diteruskan ke Perangkat Penerima (oleh Low
Noise Amplifier)
Memproses signal RF menjadi signal IF (oleh Perangkat
Penerima)
Memproses signal IF yang diterima menjadi signal Base
Band selanjutnya diteruskan di Multiplex (oleh Pemroses
Base Band)
I.3.2 CARA KERJA SATELIT KOMUNIKASI
 ARAH TERIMA
 ARAH KIRIM
•ARAH TERIMA



Menerima signal RF dar SB dan diteruskan melalui Band
Pass Filter ke Low Noise Amplifier (oleh Antenna)
Menguatkan signal RF yang kemudian diteruskan ke
bagian Mixer (oleh LNA)
Mencampur signal RF 5.925 - 6.425 MHz dengan frekwensi
pencampur 2.225 MHz sehingga diperoleh signal RF
dengan lebar bidang frekwensi antara 3.700-4.200 MHz
(oleh MIXER)
• ARAH KIRIM
Menguatkan signal RF 3.700-4.200 MHz kemudian
diteruskan ke Antenna (oleh HPA)
 Memancarkan signal RF ke stasiun Bumi setelah
melalui BPF (oleh Antenna)

I.4 ALOKASI FREKWENSI
 Sistem Transmisi Satelit menggunakan
frekwensi dibawah 10 GHz :
a. Bidang frekwensi 6 GHz (5.925-6.425 MHz)
digunakan sebagai frekwensi pancar dari Stasiun
Bumi ke Satelit dan disebut *Frekwensi Uplink*
b. Bidang frekwensi 4 GHz (3.700-4.200 MHz)
digunakan sebagai frekwensi pancar dari Satelit
ke Stasiun Bumi dan disebut *Frekwensi
Downlink*
Lebar bidang frekwensi yang digunakan
didalam Sistem Transmisi Satelit adalah
500 MHz, dimana lebar bidang frekwensi
tersebut dibagi menjadi 24 transponder,
dengan rincian sebagai berikut :
12 tansponder pada polarisasi horizontal
12 transponder pada polarisasi vertikal
II. STASIUN BUMI
II.1 MACAM-MACAM STASIUN BUMI
II.1.1 Stasiun Pengendali Utama
II.1.2 Stasiun Bumi Besar
II.1.3 Stasiun Bumi Sedang
II.1.4 Stasiun Bumi Kecil
II.1.5 Stasiun Bumi Mini
II.2 JENIS SB BERDASARKAN FUNGSINYA
II.2.1 Stasiun Pengendali Utama
II.2.2 Stasiun Bumi
II.1.2 STASIUN BUMI BESAR
ANT 10 M
T
A
I
L
TX
HPA
RX
LNA
M
U
X
L
I
N
K
TV
SCPC
CATU DAYA
II.1.3 STASIUN BUMI SEDANG
ANT 10 M
T
A
I
L
L
I
N
K
SCPC
HPA
TV
RCR
LNA
CATU DAYA
II.1.4 STASIUN BUMI KECIL
ANT 5 M
T
A
I
L
L
I
N
K
SCPC
HPA
TV
RCR
LNA
CATU DAYA
II.1.5 STASIUN BUMI MINI
ANT 5 M
T
A
I
L
L
I
N
K
SCPC
HPA
TV
RCR
LNA
CATU DAYA
II.2.1 SATSIUN PENGENDALI UTAMA
II.2.1.1 DEFINISI
disebut juga Master Control Station (MCS),
berfungsi sebagai pengendali satelit juga
sebagai pengendali komunikasi seluruh sistem
telekomunikasi dengan satelit komunikasi, lokasi
di Cibinong
II.2.1.2 BLOK DIAGRAM SPU
Antena 10 m
Message
MASTER
CONTROL
COMM
STATION
TV
Antena 11 m
CM
Antena 9,7 m
CATU
DAYA
TM
TM
SCE
TT&C
CM
II.2.1.2.1 PERALATAN PENGONTROL KOMUNIKASI
TV EXCT
T
A
I
L
I
N
K
M
U
L
T
I
P
L
E
X
MESSG
EXCT
Antena
HPA
SCPC MS
MESSG
RCV
TV REC
LNA
A. BAGIAN KIRIM



TV EXCITER, berfungsi sebagai pemancar sinyal-sinyal
televisi
Peralatan Multiplex, berfungsi memproses signal Base
Band dari Stasiun Termninal Kota
Message Exciter, berfungsi sebagai pemancar sinyalsinyal informasi dari Multiplex
Pada perangkat ini terjadi proses :
a. Perubahan signal Base Band dari Multiplex menjadi
signal IF
b. Penerimaan signal IF dari SCPC
c. Perubahan signal IF menjadi signal RF
SCPC (Single Channel per Carrier), berfungsi
sebagai pemancar sinyal-sinyal informasi dari
Multiplex
 High Power Ampilfier (HPA), berfungsi untuk
memperkuat daya signal RF, kemudian diteruskan
ke Antenna
 Antenna, berfungsi memancarkan frekwensi RF
ke Satelit Komunikasi

B. BAGIAN TERIMA



Antenna, berfungsi menerima signal RF dari Satelit
Low Noise Amplifier (LNA), berfungsi memperkuat daya
signal RF dari Antenna
Message Receiver, berfungsi sebagai penerima signal RF
dari LNA
Pada perangkat ini terjadi proses :
a. Perubahan signal RF menjadi signal IF
b. Perubahan signal IF MESSG menjadi signal Base Band,
dan meneruskan ke Multiplex
c. Pengiriman signal IF ke SCPC
SCPC, berfungsi sebagai penerima signal IF dari
MESSG RCV dan diteruskan ke Multiplex
 TV RECEIVER, berfungsi sebagai penerima signal
televisi
 Multiplex, berfungsi memproses signal Base
Band dari Perangkat Penerima Informasi, dan
meneruskan signal tersebut ke Stasiun Terminal
Kota.

II.2.1.2.2 PERALATAN PENGONTROL SATELIT
STATUS &
CONTROL
CMD
CMD
GEN
FM
MOD
KE CMD U/C 70 MHz
TLM
REC
DARI TLM D/C 70 MHz
RTP
BEACON
RANGING
SUN
PULSE
FM
DATA
PCM DATA
KOMPUTER
PCM DATA
PCM
DECOM
PSK
DEMOD
II.2.1.2.3 PERALATAN TRACKING, TELEMETRY &
COMMAND
TT&C ANT
Dari SCE
CMD
U/C
S
HPA
X
Dari SCE
TEST
MOD
TEST
U/C
Ke SCE
TLT
TEST
DEM
TEST
U/C
S
Ke SCE
LNA
S
TLM
D/C
TRC
AMP
REF DRIVE SIGNAL
AZ
Ke ANT
ADSP
ESP
TRC
RCC
TRC
D/C
MONO
CONV
EL
II.2.1.2.4 PERALATAN CATU DAYA
 BERFUNGSI SEBAGAI SUMBER CATUAN UNTUK
KEPERLUAN SELURUH PERALATAN YANG ADA
II.2.2 STASIUN BUMI
Stasiun Bumi terdapat di ratusan lokasi indonesia;
baik di ibukota Propinsi, Daerah Tingkat - II,
Kecamatan; maupun di instansi-instansi lain.
Stasiun bumi ini berfungsi sebagai stasiun terminal;
untuk menghubungkan antara kota satu dengan kota
lainnya, yang mempunyai stasiun bumi.
Peralatan pada Stasiun Bumi
1. Antena, dengan diameter 10 meter atau 5 meter
2. Low Noise Amplifier (LNA)
3. High Power Amplifier (HPA)
4. Single Channel Per Carrier (SCPC)
5. Pemancar dan Penerima Sinyal Televisi dan Message
6. Multiplex
7. Uninterruptible Power Supply (UPS)
8. Generator Set (GENSET)
9. Tail Link
CARA KERJA STASIUN BUMI
 Secara garis besar, peralatan Pengontrol
Komunikasi terdiri atas:
• Bagian Kirim
• Bagian Terima
Bagian Kirim
1. Peralatan Pemancar Sinyal Televisi atau yang disebut TV EXCITER (TV
EXCT); yaitu peralatan yang berfungsi sebagai pemancar sinyal-sinyal
televisi.
2. Peralatan multiplex; yaitu peralatan yang berfungsi memroses sinyal
Base Band dari Stasiun Terminal Kota
3. Peralatan Pemancar Informasi Transmiter (Tx); yaitu peralatan yang
berfungsi sebagai pemancar sinyal-sinyal informasi dari
Multiplex/SCPC. Dalam hal ini, sinyal-sinyal yang dipancarkan dalam
bentuk channel per channel atau kelompok-kelompok informasi; baik
berupa group, super group, maupun base band.
Pada Perangkat ini terjadi
proses:






Perubahan sinyal base band yang berasal dari Multiplex menjadi
sinyal IF
Penerimaan sinyal IF dari SCPC
Perubahan dari sinyal IF menjadi sinyal RF
Peralatan SCPC (Single Channel Per Carrier); yaitu peralatan yang
berfungsi sebagai pemancar sinyal-sinyal informasi dari
Multiplex.
High Power Amplifier (HPA); berfungsi untuk memperkuat daya
sinyal RF agar mempunyai daya yang besar. Untuk kemudian
diteruskan ke antena.
Antena berfungsi memancarkan frekuensi RF yang sudah
diperkuat oleh HPA ke satelit komunikasi.
BAGIAN TERIMA
1. Antena berfungsi menerima sinyal dengan frekuensi RF
yang dipancarkan oleh satelit komunikasi.
2. Low Noise Amplifier (LNA); berfungsi untuk memperkuat
daya sinyal RF yang diterima dari antena, agar
mempunyai daya yang besar. Untuk kemudian diteruskan
ke penerima (Rx).
3. Peralatan Penerima (Rx); yaitu peralatan yang berfungsi
sebagai penerima sinyal RF dari LNA.
4. Peralatan SCPC (Single Channel Per Carrier); berfungsi
sebagai penerima sinyal-sinyal IF dari penerima (Rx) dan
diteruskan ke Multiplex.
Lanjutan Bagian Terima
5. Peralatan Penerima Sinyal Televisi atau yang disebut TV
Receiver (TV RCV); peralatan yang berfungsi sebagai
penerima sinyal-sinyal televisi.
6. Peralatan multiplex; yaitu peralatan yang berfungsi
memroses signal Base Band dari Perangkat Penerima
Informasi, dan meneruskan sinyal tersebut ke stasiun
Terminal Kota.
Multiple Acces
 Multiple Acces adalah suatu jenis
pelayanan komunikasi antara beberapa
stasiun bumi, secara serentak
(bersamaan) melalui satu satelit
komunikasi saja, dengan jalan
mengadakan pengaturan-pengaturan
tertentu, sehingga tidak terjadi interferensi
antara stasiun bumi satu dengan lainnya.
Ada 3 jenis pelayanan secara
Multiple Access
 Frequency Division Multiple Access (FDMA)
 Time Division Multiple Access (TDMA)
 Code Division Multiple Access (CDMA)
FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (FDMA)
 Dalam layanan secara FDMA, setiap stasiun
bumi dibedakan frekuensi pancarnya;
sehingga setiap band frekuensi dari satu
transponder satelit, yang lebarnya 40 MHz
dibagi menjadi beberapa sub-band
frekuensi lagi. Dimana setiap satu subband frekuensi diduduki oleh satu stasiun
bumi.
TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS (TDMA)

Dalam pelayanan TDMA, setiap stasiun bumi
dibedakan celah waktu pancarnya, sedangkan
frekuensi pancarnya sama semua, sehingga
setiap stasiun bumi mempunyai celah waktu
pancar sendiri dan berbeda satu dengan lainnya,
yang dipancarkan secara bergantian dan
bergiliran. Setiap stasiun bumi memancarkan
sinyal-sinyalnya ke satelit dalam bentuk “burst”,
secara bergiliran sesuai dengan celah waktu
(Time Slot) masing-masing
CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA)

Dalam pelayanan secara CDMA, setiap stasiun
bumi band frekuensi pancarnya diperlebar,
sehingga memenuhi satu transponder penuh.
Dalam CDMA beberapa stasiun bumi menduduki
transponder yang sama, lebar band frekuensi
sama, dan frekuensi carrier yang sama juga;
tetapi stasiun bumu yang satu dengan lainnya
dibedakan berdasarkan kode sinyal yang
dipancarkan masing-masing stasiun bumi.
Download