sudut anteversi leher femur pada orang indonesia

advertisement
SUDUT ANTEVERSI LEHER FEMUR PADA ORANG INDONESIA
FEMORAL NECK ANTEVERSION ANGLE IN INDONESIAN PEOPLE
Teuku Nanta Aulia, Henry Yurianto, M. Ruksal Saleh, Wilhelmus Supriyadi
Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi
dr. Teuku Nanta Aulia
Bagian Ortopedi dan Traumatologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
RSP Unhas Lt.3, Makassar, 90245
HP: 085260009099
Email: [email protected]
Abstrak
Anteversi femur adalah rotasi internal leher femur terhadap sumbu panjangnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sudut anteversi leher femur yang merupakan rotasi internal leher femur terhadap
sumbu panjangnya. Pengukuran sudut ini penting dalam operasi penggantian pinggul total untuk mencapai
aktivitas normal dan panjangnya sendi yang diganti serta menentukan arah K-wire bidang koronal pada
tindakan operasi fraktur intertrochanter femur. Sudut anteversi leher femur dari orang hidup sulit untuk
ditentukan. Terdapat perbedaan anatomi tulang antar ras dan tidak ada penelitian mengenai sudut anteversi
leher femur pada orang Indonesia.Penelitian ini dilaksakan dengan metode berupa mengukur sudut anteversi
leher femur pada 120 sampel femur orang Indonesia yang dewasa dengan membandingkan jenis kelamin dan
femur bagian kiri dan kanan. Dilakukan perbandingan sudut anteversi leher femur pada orang Indonesia
dengan sudut anteversi leher femur orang India dan orang Barat berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sudut anteversi leher femur adalah 11,60 ± 4,83 dan 12,96 ± 5,1 pada
bagian kanan dan kiri secara berurutan pada tulang laki-laki. Didapatkan 14,83 ± 5,14 dan 13,37 ± 5,66 pada
bagian kanan dan kiri secara berurutan pada tulang perempuan. Analisis statistik menggunakan chi-square
test dengan nilai p < 0,05 adalah signifikan. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada sudut anteversi leher
femur antara laki-laki dan perempuan pada orang Indonesia. Didapatkan perbedaan bermakna sudut leher
femur orang Indonesia dengan orang India dan Barat.
Kata kunci : sudut anteversi leher femur, femur.
Abstract
Femoral neck anteversion is the internal rotation of the femoral neck axis length. This study aims to
find out femoral neck anteversion angle, the internal rotation of femoral neck on its longitudinal.The
research was conducted by measuring femoral neck anteversion angle in 120 femur samples of adult
Indonesians. Comparison were made between genders and between left dan right femurs. Findings in
Indonesian people were compared with previous research findings in Indian and Westerner people.The result
revealed that the average values of femoral neck anteversion angle in men were 11.60+-4.83 and 12.96+-5.1
in right and left parts respectively; while in women, the result were 14.83+-5.14 and 13.37+-5.66 in right
and left parts respectively; The chi-square test reveals that p≤0.05 (significant). There were no significant
difference in femoral neck anteversion angle between Indonesian men and women. In contrast, There were
significant differences in femoral neck anteversion angle between Indonesian, Indian and Western people.
Keyword: femoral neck anteversion angle, femur.
PENDAHULUAN
Insidensi fraktur sendi panggul di Amerika Serikat berkisar antara 63 per 100.000
populasi pada wanita dan 34 per 100.000 populasi pada pria per tahunnya. Rasio wanita
dan pria berkisar 2:1 sampai 8:1, ini berkaitan dengan perubahan metabolik dalam tulang
pasca menopause pada wanita. (TornetaP., 2006).
Pada
penanganan
fraktur
sendi
panggul umum dilakukan tindakan operasi dengan pemasangan Dynamic Hip Screw
dengan memperhatikan neck shaft angel sebesar 135 derajat dan sudut anteversi leher
femur ± 15 derajat. (Kannus P dkk., 2001)
Pengukuran sudut anteversi leher femur yang akurat bermanfaat dalam pemasangan
implant sehingga rehabilitasi pasca operasi akan lebih optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan data
akurat untuk menentukan sudut anteversi leher femur. Beberapa kepustakaan hanya melaporkan
sudut anteversi leher femur pada Orang Barat. Orang Barat memiliki ras dan struktur anatomi
berbeda dengan Orang Indonesia. Sudut ini mulai ditemukan saat anak dalam kandungan
berusia 7 minggu (Crelin., 1981) kemudian terjadi perubahan pada masa kanak-kanak sampai
remaja (Stahelli dkk., 1985) dan menetap sampai dewasa. (Febry G dkk., 1973)
Secara anatomi, anteversi leher femur merupakan sudut antara aksis horizontal bagian
atas dan bawah femur. Anteversi femur normal sangat penting untuk rencana preoperatif
pemasangan prostesis pada pasien dengan operasi penggantian sendi panggul total
maupun sebagian dan pemasangan fiksasi internal. Penelitian ini juga berguna dalam
bidang Ortopedi dan juga Antropologi. Beberapa dekade lalu, banyak peneliti di dunia
menggunakan berbagai metode untuk mengukur sudut anteversi leher femur. Para peneliti
mengukur sudut secara mekanis melalui tulang kadaver sebagaimana yang dilakukan pada
pasien dengan menggunakan roentgenography, ultrasound, CT-scan dan MRI. (Nagar M dkk.,
2000)
Kepala femur membentuk sekitar dua pertiga dari bentuk bola utuh. Ketebalan
tulang rawan kepala femur berada pada permukaan medial dan tengah. Posisi kepala femur
di dalam acetabulum dipengaruhi oleh posisi anteversi leher femur yang berkisar 12 derajat
terhadap shaft dan dengan neck shaft angel, yang rata-rata 125 derajat.(Blair B dkk.,1994)
Sudut leher femur ke shaft memungkinkan kebebasan gerak femur dari panggul. Variasi
sudut leher femur ke shaft dapat mempengaruhi titik tumpu pada ekstremitas bawah
panggul dan posisi kepala femur dalam acetabulum.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terdapat variasi dari sudut anteversi leher
femur pada tiap populasi yang hasilnya bergantung pada metode pengukuran yang digunakan.
(Eckoff DG dkk., 1994) Data yang didapatkan dari penelitian di daerah Eropa tidak sesuai
dengan data-data yang didapatkan di India. (Srimathi T dkk., 2012) Beberapa informasi
tentang sudut anteversi leher femur ini juga beragam, baik mengenai perbedaan sudutnya,
maupun perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri femur.
Operasi sekitar sendi panggul yang berkaitan dengan penggunaan sudut anterversi
leher femur selama ini menggunakan data yang didapatkan dari penelitian dari daerah
barat. Pada penelitian ini ingin diketahui sudut anteversi leher femur di daerah Barat dan
India. Penelusuran literatur menunjukkan belum pernah dilakukan penelitian serupa ini di
Indonesia.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Makasar dan pada Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian dilakukan di bulan November 2012. Sampel diseleksi
dari semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun desain
penelitian yang dilakukan adalah study comparative, explorative dengan tulang femur
kering sebagai sampel penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi yang termasuk dalam penelitian ini adalah semua tulang femur dewasa
(dekade 2 dan 3) yang terdapat pada Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makasar dan pada Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan kadaver tulang femur
laki-laki dan perempuan yang telah dikeringkan yang terdapat pada Laboratorium Anatomi.
Pada penelitian ini digunakan sampel sejumlah 60 pasang tulang femur (120 buah), dibagi
menjadi 2 kelompok laki-laki dan perempuan. Kelompok laki-laki terdiri dari femur kanan
dan femur kiri begitu juga dengan kelompok perempuan, yaitu terdiri dari 30 femur kanan
laki-laki, 30 femur kiri laki-laki, 30 femur kanan perempuan dan 30 femur kiri perempuan.
Adapun kriteria adalah tulang Femur yang telah dikeringkan yang terdapat pada
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar dan pada
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh dan
Usia pada dekade 2 -3. Adapun kriteria Ekslusi adalah tulang femur yang rusak, bukan
tulang Femur yang telah dikeringkan yang terdapat pada Laboratorium Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar dan pada Laboratorium Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, umur diluar dekade 2 -3 dan selain dari
tulang femur Orang Indonesia. Alat dan bahan yang digunakan yaitu kotak pengukur, busur
derajat, marker, kamera saku Merk Sony 14 Mega Pixel dan Laptop Merk Toshiba NB520
Pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan mengidentifikasi pasien dengan mengambil 1 buah
tulang femur yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian ditempatkan
tulang femur tersebut pada kotak pengukur. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan
busur derajat dan marker dengan cara meletakkan femur pada bidang datar, dengan bidang
anterior femur menghadap ke atas, melihat condyle dengan trochanter area pada sumbunya
serta melihat dan mengukur sudut yang dibentuk oleh leher femur pada bidang datar,
kemudian didapatkan hasil dan semua data didokumentasikan, kemudian hasilnya diolah
dan dianalisa
Analisis data
Data yang diperoleh, diolah dengan bantuan piranti lunak dengan metode statistic
dan disajikan dalam bentuk narasi, table dan grafik. Uji statistik yang digunakan pada
penelitian ini dengan menggunakan Chi-squre test dengan nilai p ≤ 0,05 adalah signifikan.
HASIL
Karakteristik sampel
Pada Tabel 1 yaitu sudut anteversi leher femur pada laki-laki, pada femur kanan
mempunyai nilai Mean ± SD sebesar 11,60±4,83 sedangkan pada femur kiri mempunyai
nilai Mean ± SD sebesar 12,96±5,1 tetapi pada perhitungan menggunakan Chi-square test
tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara femur kanan dan femur kiri pada lakilaki.
Pada Tabel 2 yaitu sudut anteversi leher femur pada perempuan, pada femur kanan
mempunyai nilai Mean ± SD sebesar 14,83±5,14 sedangkan pada femur kiri mempunyai
nilai Mean ± SD sebesar 13,73±5,66 tetapi pada perhitungan menggunakan Chi-square test
tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara femur kanan dan femur kiri pada
perempuan.
Pada Tabel 3 yaitu sudut anteversi leher femur kanan pada laki-laki mempunyai
nilai Mean ± SD sebesar 11,60±4,83 23
sedangkan sudut anteversi leher femur kanan pada
perempuan mempunyai nilai Mean ± SD sebesar 14,83±5,14 tetapi pada perhitungan
menggunakan Chi-square test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara femur
kanan laki-laki dan femur kanan pada perempuan.
Pada Tabel 4 yaitu sudut anteversi leher femur kiri pada laki-laki mempunyai nilai
Mean ± SD sebesar 12,96±5,1 sedangkan sudut anteversi leher femur kiri pada perempuan
mempunyai nilai Mean ± SD sebesar 13,73±5,66 tetapi pada perhitungan menggunakan
Chi-square test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara femur kiri laki-laki dan
femur kiri pada perempuan
Dan didaptkan pula perbedaan yang bermakna antara sudut anteversi leher femur
kanan dan leher femur kiri laki-laki dan perempuan india dan indonesia. Serta begitu pula
halnya dengan sudut anteversi leher femur
kanan dan leher femur kiri laki-laki dan
perempuan barat dan indonesia juga terdapat perbedaan yang bermakna.
PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian ini yang dilakukan pada sudut anteversi leher femur itu
populasi Indonesia usia dewasa didapatkan sudut anteversi leher femur kanan kadaver lakilaki tidak ada perbedaan bermakna dengan sudut anteversi leher femur kiri kadaver lakilaki, yaitu rata-rata 11,06°±4,83° dan 12,96±5,1° (p>0,05), demikian pula pada sudut
anteversi leher femur kanan dan kiri kadaver perempuan yaitu rata-rata 14,84°±5,14 dan
13,73°±5,66° (p>0,05). Perbandingan antara sudut anteversi leher femur kadaver laki-laki
dan sudut anteversi leher femur kadaver perempuan tidak terdapat perbedaan bermakna
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini masih didalam rentang 7°-16°
(normal).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zalawadia dkk (dan
kawan-kawan) (2010) pada sudut anteversi leher femur kadaver pada populasi di India,
yaitu dengan rentang 7,2°-16,4°. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Srimathi dkk (2012) pada 164 femur kadaver populasi India usia dewasa menemukan sudut
anteversi leher femur dengan rentang 9,78°±1,7° sampai dengan 9,79°±1,54°. Nagar M dkk
(2002) menemukan juga sudut anteversi leher femur kadaver India yaitu 11,3°±0,37° dan
21,23°±0,39° pada sisi kanan dan kiri femur kadaver laki-laki yaitu 11,02°±0,34° dan
20,87°±0,35°.
Hasil penelitian ini juga tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kingsley dkk (1948) pada sudut anteversi leher femur kadaver dipopulasi Barat didapatkan
bahwa rentang berkisar 7,47° sampai dengan 8,54°. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mikulicz (1878) dari spesimen tulang dewasa ditemukan bahwa sudut
anteversi leher femur adalah -25° sampai dengan 37°. Adapun perbedaan ini mungkin
disebabkan oleh pengaruh evolusi.
Dari hasil penelitian ini, dianalisis dan dibandingkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nagar M dkk (2002) dan penelitian yang dilakukan oleh Kingsley dkk
(1948). Perbandingan antara hasil penelitian ini tehadap penelitian yang dilakukan oleh
Nagar M dkk (2002) didapatkan bahwa sudut anteversi leher femur kanan dan kiri kadaver
populasi Indonesia berbeda bermakna dengan sudut anteversi leher femur kanan dan kiri
kadaver populasi India (p<0,05). Perbandingan hasil penelitian Kingsley dkk (1948)
terhadap hasil penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna antara sudut anteversi leher
femur kadaver populasi Indonesia dengan sudut anteversi leher femur kadaver populasi
Barat (p<0,05).
Perbedaan derajat anteversi leher femur diduga dipengaruhi oleh perbedaan Ras,
dimana populasi India berasal dari persilangan Ras Kaukasoid dengan Ras Mongoloid,
sedangkan populasi Barat murni berasal dari Ras Kaukasoid, sementara populasi di
Indonesia sebagian terutama pada penelitian ini berasal dari Ras Mongoloid, namun
keterbatasan penelitian ini belum dapat dibuktikan dengan pemeriksaan genetika antar
populasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Didapatkan hasil tidak didapatkan perbedaan sudut anteversi leher femur pada lakilaki dan perempuan pada Orang Indonesia. Sudut anteversi leher femur populasi Indonsia
adalah 11,60 sampai dengan 14,83. Terdapat perbedaan sudut anteversi leher femur
populasi Indonesia dengan sudut anteversi leher femur populasi India. Terdapat perbedaan
sudut anteversi leher femur populasi Indonesia dengan sudut anteversi leher femur populasi
Western. Adapun saran klinis adalah hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk
pemasangan guiding wire dan implant pada area intertrochanter dan leher femur. Saran
akademis adalah perlu dilakukan penelitan lanjutan yaitu membandingkan antara
pengukuran dengan metode ini dengan metode yang menggunakan alat bantu seperti
radiologi dan lain-lain. Melakukan penelitian lanjutan pada populasi lain seperti di irian
yang memiliki ras Negroid. Serta melakukan penelitian lanjutan dengan pemeriksaan
genetika antar populasi.
Tabel 1. Perbandingan sudut anteversi leher femur pada laki-laki
Laki-laki
T-Test
Femur Kanan (n=30)
Femur Kiri (n=30)
Mean±SD
Mean±SD
11,60±4,83
12,96±5,1
P=0,499
Data disajikan dalam bentuk perbandingan nilai mean dan standar deviasi, nilai p diuji
dengan X2Test, p≤0,05 dinyatakan signifikan.
Tabel 2. Perbandingan sudut anteversi leher femur pada perempuan
Perempuan
T-Test
Femur Kanan (n=30)
Femur Kiri (n=30)
Mean±SD
Mean±SD
14,83±5,14
13,73±5,66
P=0,229
Data disajikan dalam bentuk perbandingan nilai mean dan standar deviasi, nilai p diuji
dengan X2Test, p≤0,05 dinyatakan signifikan.
Tabel 3. Perbandingan sudut anteversi leher femur kanan pada laki-laki dan
perempuan
Femur Kanan Laki-laki
Femur Kanan
(n=30)
Perempuan (n=30)
Mean±SD
Mean±SD
11,60±4,83
14,83±5,14
T-Test
P=0,195
Data disajikan dalam bentuk perbandingan nilai mean dan standar deviasi, nilai p diuji
dengan X2Test, p≤0,05 dinyatakan signifikan.
Tabel 4. Perbandingan sudut anteversi leher femur kiri pada laki-laki dan perempuan
Femur Kiri Laki-laki
Femur Kiri
(n=30)
Perempuan (n=30)
Mean±SD
Mean±SD
12,96±5,1
13,73±5,66
T-Test
P=0,393
Data disajikan dalam bentuk perbandingan nilai mean dan standar deviasi, nilai p diuji
dengan X2Test, p≤0,05 dinyatakan signifikan.
Gambar 1. Sudut dari anteversi atau torsi leher femur dalam bidang transversal: (A) sudut normal anteversi;
(B) peningkatan sudut anteversi (C) penurunan sudut anteversi (D) retroversi (Gulan G dkk.,2000)
DAFTAR PUSTAKA
Torneta P. (2006). Hip dislocation and fractures of the femoral head. In: Bucholz RW,
Heckman JD, Brown CC, editors. Rockwood and Green's Fracture in Adults.
philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins: 1726-7.
Kannus P, Niemi S, Parkkari J. (2001). Epidemiology of adulthood injuries: A quickly
changing injury profile in Findland. J Clin Epidemiol, 54:597-602.
Crelin ES. (1981). Development of the musculosketal system. Ciba Clinical
Symposium.33:1-36.
Stahelli L, Corbett M, Wyss C, King H. (1985). Lower-extremity rotational problems in
children. J Bone Joint Surg Am. 67A:39-47.
Febry G, MacEwen GB, Shands AR. (1973). Torsion of femur. J Bone Joint Surg
Am.55A:1726-38.
Nagar M, Bhardwaj R, Prakash R. (2000). Anteversion in adult Indian femora. J Anat Soc
India. 49:9-12.
Eckhoff DG, Kramer RC, Watkins JJ, Alongi CA, Greven DPV. (1994). Variation in
femoral anteversion. Clinical Anatomy. 7:72-5.
Srimathi T, Muthukumar T, Anandarani VS, Umapathy S, Rameshkumar S. (2012). A
study on femoral neck anteversion and its clinical correlation. J Clin Diagnos.6:155-8.
Blair B, Koval K, Kummer F. (1994). Basicervical fractures of the proximal femur: A
biomechanical study of 3 internal fixation techniques Clin Orthop. 306:634-7.
Gulan G, Matovinovic D, Nemec B, Rubinic D, Gulan JR. (2000)Femoral neck
anteversion: Values, development, measurement, common problems. Coll Antropol.
24:521-7.
Download