Sub Sektor Limbah Domestik Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pengelolaan sanitasi sub sektor limbah domestik sebagai berikut : Tabel Identifikasi SWOT sub sektor limbah domestik Komponen SWOT Identifikasi (1) (3) Kekuatan Peningkatan pendapatan APBD yang terus naik dari tahun ke tahun Pemda memiliki bulletin SARUMAH dan RSPD Kelemahan Regulasi tentang pengelolaan air limbah domestik belum ada. Master plan pengelolaan air limbah domestik belum ada SKPD yang menangani air limbah domestik belum jelas Alokasi APBD untuk limbah domestik masih sangat minim Pemanfaatan media sebagai wadah promosi PHBS belum optimal Minimnya sosialisasi kepada masyarakat Peluang Otonomi daerah Dukungan pendanaan dari APBN, APBD Provinsi, CSR dari sektor swasta, dan sumber pendanaan lainnya Partisipasi masyarakat masih rendah Ancaman Tingginya angka pertumbuhan penduduk terutama Perkotaan Labuha Topografi datar khususnya Labuha, Amasing Kota, Amasing Kali Berdasarkan analisis yang dilakukan maka posisi pengelolaan sanitasi pada sub sektor limbah domestik berada pada kuadran III ( -0,20 ; -0,09 ) pada posisi berputar sebagaimana digambarkan pada table 4.4 Maka strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan air limbah adalah meminimalkan kelemahan yang serta menghindari ancaman. Tabel 4.4. : Posisi pengelolaan sanitasi sub sektor limbah domestik Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif O Pertumbuhan Stabil Pertumbuhan Cepat Pemeliharaan Selektif Internal Lemah (-) S W Internal Kuat (+) Diversifikasi Besar-besaran Berputar Ceruk T Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Sub Sektor Persampahan berikut : Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada sub sektor persampahan sebagai Tabel Identifikasi SWOT sub sektor persampahan Komponen SWOT Identifikasi (1) (3) Kekuatan Sudah ada TPA yang baru dioperasikan Sudah ada unit kerja yang melayani pengelolaan persampahan Dana operasional pengelolaan persampahan cukup mamadai Bulletin SARUMAH dan RSPD yang dimiliki Pemda Kelemahan Fasilitas pendukung TPA Marabose belum lengkap Pemanfaatan media sebagai wadah promosi PHBS belum optimal Minimnya sosialisasi kepada masyarakat Komponen SWOT Identifikasi (1) (3) Peluang Otonomi daerah Dukungan pendanaan dari APBN, APBD Provinsi, CSR dari swasta, dan sumber lainnya Terdapat tradisi & budaya kerja bakti di tingkat desa/kelurahan Ancaman Cakupan wilayah kab. Halmahera Selatan relatif luas dan sebagian besar daerah pesisir Masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah pada saat membuang Pertumbuhan penduduk tidak diimbangi peningkatan pelayanan persampahan Belum maksimalnya kepedulian / peran swasta dalam pengelolaan sampah Angka pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi Masyarakat masih banyak yang membakar sampah dilingkungan Tingginya pemakaian kantong plastic Berdasarkan analisis yang dilakukan maka posisi pengelolaan sanitasi pada sub sektor persampahan berada pada kuadran IV ( 1,40 ; -0,93 ) pada posisi diversifikasi besar-besaran sebagaimana digambarkan pada table Maka strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan persampahan adalah memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman. Tabel : Posisi pengelolaan sanitasi sub sektor persampahan Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif O Pertumbuhan Stabil Pertumbuhan Cepat Pemeliharaan Selektif Internal Lemah (-) S W Internal Kuat (+) Diversifikasi Besar-besaran Berputar Ceruk T Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Sub Sektor Drainase Lingkungan Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada sub sektor drainase lingkungan sebagai berikut : Tabel Identifikasi SWOT sub sektor drainase lingkungan Komponen SWOT Identifikasi (1) (2) Kekuatan Komitmen Pemerintah Daerah dalam penanganan sanitasi kota Ada dukungan pendanaan dari APBD Bulletin SARUMAH dan RSPD yang dimiliki Pemda SDM tersedia Kelemahan Klasifikasi drainase primer, sekunder dan tersier belum jelas Beberapa drainse tidak berfungsi maksimal Belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan drainase Pemanfaatan media sebagai wadah promosi PHBS belum optimal Minimnya sosialisasi kepada masyarakat Peluang Otonomi daerah Dukungan pendanaan dari APBN, APBD Provinsi, dan sumber pendanaan lainnya Adanya dukungan Pemerintah melalui PPSP Kondisi topografi wilayah perkotaan Labuha mendukung kecuali kawasan Labuha dan Amasing yang topografinya datar. Terdapat tradisi & budaya kerja bakti di tingkat desa/kelurahan Ancaman Masyarakat belum memprioritaskan saluran drainase dalam pembangunan rumah Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan drainase yang sudah ada Angka pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi Daerah resapan semakin berkurang Perubahan tataguna lahan Berdasarkan analisis yang dilakukan maka posisi pengelolaan sanitasi pada sub sektor drainase lingkungan berada pada kuadran II ( -0,53 ; 0,03 ) pada posisi pemeliharaan selektif sebagaimana digambarkan pada table 5.9. Maka strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah meminimalisir kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Tabel Posisi pengelolaan sanitasi sub sektor drainase lingkungan Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif O Pertumbuhan Stabil Pertumbuhan Cepat Pemeliharaan Selektif Internal Lemah (-) S W Diversifikasi Besar-besaran Berputar Ceruk T Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Internal Kuat (+)