KEMENTEIUAN HUKUM HAN HA: BADAN PElVIBINAAN lllUKUM NASI Pusat Dokumentasi dun. Inf·n·IJllasi Hukum Jl.l\fay .Jen. Sllltoyo ··-CilJ:itan- Jakarta ,-----···_-..--.. -.- . ..---------------~--------------o; · - ; ; - · : - - - - - - - - - i • /)jt-::J,;j l--~~!!~~_r_. I!JJ,··.tt.;~:- J /A___ L~!!!Jjek: .• , . . )I'C ·(.h v _ 1 RI >NAL Nasional rimut· ----~--- . )1;\c 1/~. _ ----l h/41-<:lL 1-;r;:N It! R_!__~:_~<r~T~tt&'~/{-hBidang: r ___j K.ontroversi Wakil Menteri , Prijono Tjiptoherijanto Guru Besar Tetap Universitas Indonesia bidang ekonomi SDM ARIAN Media Indodengan hasil dari pemilihan nesia edisi Senin, 9 umum (pemilu) untuk menJanuari 2012 mengjaring anggota Dewan Perwaangkat berita mengenai gukilan Rakyat (DPR), dibentuk gatan Gerakan Nasional Pem- ' suatu lembaga politik yang berantasan Tindak Pidana bernama 'koalisi' partai penKorupsi (GN-PTPK) terhadap dukung pemerintah. Sekadar UU No 39 Tahun 2008 tenuntuk membedakan dengan tang Kementerian Negara keberadaan 'partai oposisi' yang diangg;_-,p bertentangan yang sebenarnya dalam ketadengan Pasal 17 UUD 1945. tanegaraan republik selama Khususnya jabatan wakil ini tidak dikenaL Memang menteri yang menjadi bahan pasti ada partai politik (parpembicaraan setelah terjadi P9l) yang tidak sejalan dereshuffle kabinet pacta Oktongan kebijakan pemerintah ber 2011. Pada UU No 39/2008 dalam suatu sistem politik tersebut disebutkan bahwa multipartai yang berlaku wakil menteri (wamen) mesaat ini. Namun, tidak perlu rupakan pejabat karier dan ada istilah 'partai oposisi' harus sesuai dengan jabatan sehingga sebenarnya tidak eselon I. yang berarti meperlu juga dibentuk 'partai miliki pangkat tertinggi IV koalisj·. Kebiasaan dalam E dalam peraturan kepegatata pemerintahan pasti akan waian yang masih berlaku menimbulkan adanya kesaat ini. Dalam kenyataan, lompok yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dan para \\·amen dilantik preada juga pihak yang bersesiden. \·ang tidak mungkin berangan. Justru keadaan terjadi ·untuk pejabat eselon semacam itu menunjukkan I yang lain. Juga terdapat Peraturan Presiden (Perpres) :-,, Keran_cua~ Nomor 76 Tahun 2011 yang organ1sas1 memungkinkan seorang PNS dengan golongan.III C dapat pemerintahan tidak mer·abat \\·amen. terlepas dari hiruk pikuk Ke ,-a:ccuan peraturan-perunda:-,;;an itu ,sebenarnya politik yang lebih keras sudat. :-::·_;Jai muncul semengaungnya dari akal jak a·:.::.. ~erbentuknya Kabi- . sehat dan sikap kenet Inc: :-.esia Bersatu (f<IB) II. Kuans::. ~-=·litis yang sangat negarawanan. kuat me:. 3:-:.ai postur kabi- , Setelah berjalan dua tahun, kabinet 'bunga rampai' yang terbentuk pada Oktober 2009 dianggap kurang efektif sehingga perlu dilakukan suatu 'penyegaran' dalam bentuk perombakan susunan para H net yant: d;:Centuk. ~e?rang : adanya iJ.;:'.m. demokrasi. TipresideJ~ ::e::-.1' :T'.emilikiman- ' dak perlu te:-;adi pertentandat p'2nu:r, :i:;:·: rakya~, men~ · gan yang dipe:-:ajam dengan dapat suaLi :·:::-./' leb1h dan istilah 'oposls:· dan ·koalisi' 60% dan Sef2:"_;S:t\·a mamp)l ·-· kalau tujuan ·.:tama yang bertindak tet:?.' :::npa ragudiperjuangkan tersama ial~h ragu. Namun k:;:·e:-:a peroleh keberlanjutan cari pefWUJUsuara dalam pe:-:-:_:::an predan Negara Kes:tcuan Repubsiden (pilpres) tidak sejalan lik Indonesia ('\KRI i. - ., ~. . Hat_!!:!_g!_:..._.L.£_·:_~_:.-Ju , L _ ~lm!Kol.-~--~ : ' , ; . ' . · ' , menteri, pembantu presiden. ' Seperti layaknya 'pembantu', ' boleh saja dipecat atau diganti. Namun, kuatnya nuansa koalisi menyebabkan nyali menjadi ciut untuk mengganti menteri yang tidak menunjukkan prestasi. Apalagi presiden terikat pacta janji-janji semasa kampanye dan gertakan yang dilakukan pihak-pihak yang kedudukannya terancam. Karena itu, sekali lagi dilakukan · 'kompromi' sebagai suatu kebijakan yang dianggap paling baik untuk menghindari pertentangan dan ·sakit hati·. · Bentuk kompromi ialah pengangkatan wamen \·ang- : -menurut Presiden--bui-:an; anggota kabinet, tetapi boleh saja diundang dalam sidang atau rapat kabinet biiamana diperlukan. Tentunya sang wakil tidak mempun::ai hak suara, seperti para staf yang sering juga diajak pe::-a menteri, bila diperlLkan dan diperbolehkan p:-es:den, dalam sidang-sida:1 g kabinet . tertentu yang rr.embc;has ma- salah teknis ::e:.:'.g :~1emang memerlukar: ;,:e~adiran pe. , jabat teknis :::2:1 bukan sekadar pimpi:~a=~ politis. Pacta masa lalu ke'e:dian seperti _. itu sering c:lakukan agar ke- -·-- - putusan \-ang diambil tepat sa saran. Keberadaan para wamen bisa saja ditindaklanjuti de- SlJ!\,ffi;!ER. ~-- CL_ \,~;1. i.)J ,- ngan suatu perpres baru. Namun, dasar persoalannya bukan masalah keberadaan, melainkan efektivitas kehadiran dan urgensi posisi mereka. Karena ada kementerian yang sampai memiliki dua orang wamen, perlu dibuat alasan keberadaan mereka. Di pihak lain, ada kementerian dengan persoalan besar seperti Kementerian Tenaga ~erja dan Transmigrasi yang tidak memiliki wamen. Ada, bahkan, kementerian negara dengan wamen, sedangkan yang lain tidak diberikan. Di sisi lain, perubahan nomenklatur kementerian juga agak menggelikan. Mendadak ada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekadar ur1tuk penempatan seorang \ menteri yang agaknya sulit , dikeluarkan dari kabinet. · Seharusnya dibuat kemente- 1 rian paril\·isata dan seni bila ; aspek kebudayaan dipindah ! menjadi tanggung ja\\'ab Ke- : menterian Pendidikan dan 1 Kebudayaan. Kerancuan organisasi pemerintahan tidak terlepas dari hiruk pikuk politik yang lebih keras gaungnya dari akal sehat dan sikap kenegara\\·anan. Di tambah dengan para pembantu. para 'pembisik. dan lingkar dalam istana yang tidak sepenuhnya memahami good gO\·ernance mengakibatkan rata pemerintahar, \·ang ·amburadul'. Agaknya JJstru lingkar dalam, Sekrerariat \'egara dan Sekretariat Kabinet. yang perlu diperkllat. Pada masa lal1.:. zaman Orde Banl. kedt.:a lembaga itu diisi tokoh-tokoh yang mendalami dan mempunyai pengalaman luas di bidang pemerintahan meskipun tidak harus selal:J. menjadi 'orang yang penarr.a ·. fHD: