Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) SUMBER : KOMPAS MINGGU, 30 Desember 1978 Wim Umboh tak sadarkan diri sejak Jum’at Jakarta, Kompas Minggu Sutradara Wim Umboh yang kini rawat di ICU (Intensive Unit Care = Unit Perawatan Intensif) di rumah sakit “Husada”, Jl. Mangga Besar Jakarta, Sabtu malam mulai menunjukkan tanda-tanda akan siuman. Paula Rumokoy, isterinya, yang berada di rumah sakit itu, sepanjang Sabtu sore nampak terus-menerus menangis. Wim Umboh jatuh sakit mendadak dan dirawat di rumah sakit umum Surakarta sejak tanggal 26 Desember lalu. Sabtu pagi kemarin ia tiba di lapangan terbang “Kemayoran” dan langsung diangkut ke rumah sakit Husada. Menurut seorang dokter, Wim diserang kanker lever ganas sehingga harus segera dioperasi. Dari mulut, hidung, telinga bahkan dari dubur darah terus keluar sehingga transfusi darah harus dilakukan tanpa henti. Menurut rencana, operasi dilakukan pada jam 06.00 kemarin. Tetapi terpaksa diurungkan sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan karena pasien masih belum sadarkan diri. Seorang suster perawat yang dihubungi per telepon Sabtu malam jam 21.00 mengatakan, hingga kini belum diberi tahu kapan operasi akan dilakukan. Paula Rumokoy yang menyertai pemberangkatan suaminya dari Solo mengatakan bahwa Wim tidak sadarkan diri sejak pukul 16.00 Jum’at lalu. Dokter di Surakarta tak dapat berbuat banyak karena berbagai alasan hingga Paula memutuskan memindahkan suaminya ke Jakarta. Wim Umboh berada di Solo untuk menyutradarai film “Pengemis dan Tukang Becak” yang sudah rampung sekitar 60-70% Domo, bekas supir Wim Umboh yang kini menjadi asisten unit dari produksi film “Pengemis dan Tukang Becak” mengatakan, selama shooting di Solo Wim tidak pernah mengeluh atas kondisi badannya. Bahkan, ketika merayakan Natal di Solo, Wim masih kelihatan segar bugar. Namun beberapa saat sebelum jatuh sakit, Wim memang berkali-kali mengatakan bahwa kepalanya pusing dan sakit. Untuk itu atas anjuran seorang pemain film ia meminum obat bubuk cap “Bintang Tujuh”. Menurut Domo yang sejak lima tahun terakhir terus bersama Wim, ia tidak melihat ada kelainan-kelainan sebelumnya. Hanya Wim sering murung dan marah-marah tanpa alasan yang jelas.