Seminar Tugas Akhir Juni 20 - Digital Library » POLITEKNIK

advertisement
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
“MODIFIKASI PENGATURAN CONTROL PANEL (LVC, WAKTU, READY, EXPOSE, RESET)
PADA PESAWAT DENTAL X-RAY PANORAMIX MERK ASAHI”
(Hendra Soeseno1, Tri Bowo Indrato, ST, MT 2, Dr. Endro Yulianto, ST, MT 3)
Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
ABSTRAK
Pesawat dental x-ray panoramix adalah suatu peralatan di bidang radiologi yang
digunakan untuk menangkap seluruh bagian mulut dalam suatu gambar, termasuk gigi atas
dan rahang bawah, struktur sekitarnya dan jaringan.
Umumnya teknik yang digunakan untuk mendiagnosa dengan cara sumber sinar-x dan
film berputar mengelilingi pasien, gerakan film kaset berputar pada sumbunya bergerak
mengelilingi pasien, sumber sinar-x dan tempat kaset bergerak secara bersamaan dan
berelawanan satu sama lain.
Mendapati alat dental x–ray panoramix merk asahi dengan kondisi mati total yang
tidak bisa digunakan secara fungsional, serta alat tersebut sudah lama tidak digunakan dan
dimanfaatkan, perlu dimodifikasinya alat tersebut dengan membuat control panel (LVC,
Ready, Reset, Chepalo, Second, Expose) pada alat dental x-ray panoramix dengan tujuan
agar bisa mempermudah dalam penggunaan alat dental x-ray panoramix.
Rancangan penelitian tersebut menggunakan metode pre-experimental dengan jenis
penelitian one post test design.
Kata Kunci: Thermohygrometer, Suhu, Kelembaban, SHT11
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Pesawat dental x-ray panoramix adalah
suatu peralatan di bidang radiologi yang
digunakan untuk radiografi diagnostic dengan
system scanning pada rahang bawah, juga
disebut panoramix x-ray, dental x-ray yang
menangkap seluruh bagian mulut dalam suatu
gambar, termasuk gigi atas dan rahang bawah,
struktur sekitarnya dan jaringan.
Pada umumnya kita lebih mengenal
termom Gunanya untuk memeriksa apakah
adanya bagian gigi dari rahang atas dan
rahang bawah strukturnya melengkung
seperti sepatu kuda. Umumnya teknik yang
digunakan untuk mendiagnosa dengan cara
sumber sinar-x dan film berputar
mengelilingi pasien, gerakan film kaset
berputar
pada
sumbunya
bergerak
mengelilingi pasien, sumber sinar-x dan
tempat kaset bergerak secara bersamaan
dan berelawanan satu sama lain. Celah
sempit pada tabung mengeluarkan sinar-x
yang menembus dagu pasien mengenai
film yang berputar sampai selesai.
Setelah melaksanakan kegiatan
perkuliahan di kampus teknik elektromedik
surabaya, penulis mendapati alat dental x–
ray panoramix merk asahi dengan kondisi
mati total yang tidak bisa digunakan secara
fungsional, serta alat tersebut sudah lama
tidak digunakan dan dimanfaatkan penulis
berinisiatif membuat pengaturan pada
control panel (LVC, Ready, Reset, Second,
Expose) dengan kondisi yang sudah lama
tidak bisa lagi digunakan maka penulis
memodifikasi dengan membuat control
panel (LVC, Ready, Reset, Second, Expose)
pada alat dental x-ray panoramix dengan
tujuan agar bisa membantu dan
mempermudah dalam penggunaan alat
dental x-ray panoramix serta sebagai
bahan pembelajaran mahasiswa.
Berdasarkan permasalahan di atas
dan juga Sebagai calon ahli tenaga
elektromedis penulis ingin memodifikasi
1
Seminar Tugas Akhir
alat dental x-ray panoramix yang berada
dikampus teknik elektromedik Surabaya
dengan judul,
“Modifikasi pengaturan pada
control panel (LVC, Ready, Reset, Waktu,
Expose) pada Pesawat Dental X-Ray
Panoramix merk asahi”.
Batasan Masalah
Dalam pembuatan modul ini, penulis
membatasi masalah yang akan dibahas,
meliputi :
1. Pengaturan Line Voltage Control (LVC)
2. Display LVC menggunakan voltmeter
analog
3. Sistem emergency stop
4. Mempersiapkan alat dalam kondisi siap
expose
Mei 2016
bidang peralatan radiologi terutama pada
alat panoramic dental x-ray .
2. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa
yang akan meneliti lebih lanjut pesawat
simulator x-ray konvensional.
Manfaat Praktis
1. Membantu proses kegiatan pembelajaran di
mata kuliah radiologi.
2. Memberikan kemudahan dalam pengaturan
LVC, control ready ekspose.
3. Membantu mempermudah mempelajari
cara kerja pesawat dental x-ray panoramix.
4. Mengamankan alat jika terjadi kesalahan
pada saat pengoperasian.
METODOLOGI
Diagram Blok Sistem
Rumusan Masalah
“Dapatkah dirancang suatu alat pesawat
dental x-ray panoramix dengan pengaturan
control panel (LVC, Ready, Reset, Waktu,
Expose) ?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Merancang alat radiologi berupa
pesawat dental x-ray panoramix dengan
pengaturan control panel (LVC, Ready, Reset,
Waktu, Expose).
Mengetahui tata cara kerja alat Dental Xray panoramic mulai dari awal sampai akhir.
Untuk mempelajari proses bagaimana
melakukan pemillihan LVC.
Tujuan Khusus
Dengan acuan permasalahan di atas,
maka secara operasional tujuan khusus
pembuatan alat ini antara lain :
1. Membuat rangkaian LVC
2. Membuat rangkaian emergency
3. Membuat rangkaian indicator ready dan
ekspose
4. Melakukan uji kelayakan alat
Manfaat
Manfaat Teoritis
1. Membantu
mahasiswa
dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan di
Gambar 1 Diagram Blok dental panoramic x ray
(Master Plan)
Ketika steaker dihubungkan pada
jala-jala maka tombol emergency akan
mendapat supply tegangan sesuai dengan
tegangan jala jala PLN. Ketika tombol power di
ditekan pada posisi ON maka autotrafo akan
mendapat supply tegangan sesuai dengan hasil
kompensasi LVC.
Kemudian ketika setting kV, maka
trafo HTT akan mendapat input sesuai dengan
pemilihan kV yang di driver oleh driver kV,
selanjutnya apabila ditekan ready maka
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Diagram Alir Proses/Program
Gambar 3.4 Diagram mekanis tampak smping
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
Hasil Pengukuran Test Point
Hasil Pengukuran Test Point Pada LVC
Tabel 4.1 Data Tegangan LVC
Gambar 3.2 Diagram Alir
Diagram Mekanis Sistem
3.3 Diagram Mekanis
Gambar 3.3 diagram mekanis tampak atas
RATA
RATA
DISPLAY
LVC
STEP
1
PLN
221
DATA
1
208
DATA
2
DATA
3
DATA
4
DATA
5
208
208
209
208
208.25
2
221
211
212
211
211
211
211.25
3
221
213
213
214
213
213
213.25
4
221
216
216
217
216
217
216.5
5
221
218
218
218
219
219
218.5
6
222
222
222
222
222
222
222
7
222
225
225
225
225
225
225
8
222
228
229
228
228
228
228.25
9
222
230
230
231
231
230
230.5
10
221
233
233
233
233
233
233
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
rotary yang pertama, jika buzzer
PEMBAHASAN
berbunyi maka saklar kondisi baik.
1. Rangkaian LVC
Kemudian putar saklar rotary dan
SW5
J1
L2
2
1
L2 SWITCH
L1
COM LVC
ukur kaki saklar rotary kedua dengan
STEAKER
SW DPST
J3
J4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
J2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
100
105
110
common,
1
2
3
4
5
6
7
8
ulangi
proses
tersebut
hingga kaki ke-10 saklar rotary.
SELECTOR KV
COM LVC SAKLAR ROTARY LVC
COM SELECTOR KV
2. Untuk
6 RCE
14 RCE
memeriksa
kondisi
Line
Voltage Meter yaitu dengan cara
TERMINAL 4 (MENUJU AUTOTRAFO)
5OHM 80W
COM LVC
memberi tegangan pada kaki input
2
1
SOURCE RESISTOR
LVm, kemudian bandingkan hasil
J10
LV METER
pembacaan LV meter dengan alat
Gambar 7 Schematic LVC
ukur tegangan seperti multimeter atau
Spesifikasi yang diperlukan rangkaian ini
2. Kontrol Ready
R-CO NO 8
BOARD 23
R-CE NO 10, R-CO NO 10
R5
5W 2K
2. Membutuhkan saklar rotary dengan
AUTOTRAFO (100V)
spesifikasi tegangan 220/240V 10A,
0
COM KV (R-CO NO 12)
dengan 10 step pemilihan tegangan.
J6A
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
R1
3. Menggunakan sebuah Wire Wound
F1
TERMINAL 200
R
D1
Resistor dengan nilai 5 ohm 40watt
FUSE
LL
R3
4. Membutuhkan voltmeter analog atau
Line
Voltage
meter
untuk
2K
D2
SW3
TERMINAL 1 A
SOURCE RESISTOR 5OHM 8W
TERMINAL 1 B
1
J6
spesifikasi input 200-240 Volt
READY
2
dengan
L2 SWITCH
COM SELCTOR KV
autotrafo
COM LVC
1. Menggunakan
clamp meter (Tang ampere).
INDIKATOR READY
RELAY BARU NO 10
adalah:
K3
7
menampilkan
hasil
kompensasi
TERMINAL 1 B NO 4 (AUTOTRAFO 100V)
9
9
8
8
TERMINAL 1 B NO 12
6
tegangan.
15
14
5
11
Langkah-langkah
12
4
pengaturan/pengujian
0
yaitu:
1
TERMINAL 1B NO 9, 32 BOARD 2
2
3
10
1
10
RCO (BEKERJA KETIKA TOMBOL POWER DI ON.KAN
K2
1. Memeriksa
dengan
kondisi
saklar
menggunakan
4
rotary
12
8
3
multimeter
11
pada posisi selector buzzer. Mulai
10
7
2
pengukuran
dengan
cara
44
6
1
11 R-C
5
12 R-C
13
14
menghubungkan probe multimeter
hitam menuju common saklar rotary
dan probe merah pada kaki saklar
52 (MENUJU TERMINAL 5 NO 23 [AUTOTRAFO 100V])
9
RS
0
51 (MENUJU TERMINAL 24 [AUTOTRAFO 58V])
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
3. Kontrol Expose
K4
4
12
8
SW5
J1
J8
11
50
7
2
23
L2
2
1
3
9 R-S
L2 SWITCH
L1
1
COM LVC
STEAKER
SW DPST
MENUJU T. FILAMEN
10
J3
J4
6
1
43
39 NO RELAY DARI TERMINAL 2 NO 12 (100V DARI R-CO)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
9
5
37
SAKLAR READY , 6 R-T (BLOK 13
EXPOSE)
14
J2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
100
105
110
R-C
0
D6
DIODE
1
SELECTOR KV
COM LVC SAKLAR ROTARY LVC
COM SELECTOR KV
6 RCE
14 RCE
TERMINAL 4 (MENUJU AUTOTRAFO)
D5
T1
23 BOARD
5OHM 80W
65
5
COM LVC
DIODE
8
SOURCE RESISTOR
2
1
4
1
2
3
4
5
6
7
8
66
J10
0
TRANSFORMER
LV METER
J6
J6A
LS1
J16
1
L1 220v
4
3
J17
5
8
1
6
RANGKAIAN KONTROL MOTOR
7
65
1
2
COM KV (R-CO NO 12)
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
COM SELCTOR KV
RELAY DPDT
66
TERMINAL 1 B
TERMINAL 1 A
K1
Gambar 8 Schematic Kontrol Ready
Spesifikasi
yang
diperlukan
11
11 ,2 RCO
12
4
rangkaian ini adalah:
2
TERMINAL 3 T MENUJU PRIMER HTT
3
1
BOARD 3 No 60
1. Menggunakan
trafo
10
filament
RR
J6
berjenis
step
down
dengan
spesifikasi input 100 Volt
2. Menggunakan Wire Wound Resistor
COM KV (R-CO NO 12)
untuk pengaturan nilai mA.
J6A
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
TERMINAL 1 B
COM SELCTOR KV
TERMINAL 1 A
K1
3. Menggunakan relay DPST dengan
coil 100v, 12v serta transformator
CT step down 110v menuju 12v
11
11 ,2 RCO
12
4
4. Menggunakan saklar
push
2
ON
TERMINAL 3 T MENUJU PRIMER HTT
3
1
BOARD 3 No 60
10
RR
dilengkapi dengan pilot lamp.
J13
SR
D3
R-CE NO 15 (NOL AUTOTRAFO)
R4
NOL AUTOTRAFO
C
T (R-R NO 3)
10 OHM 0W
E
m1
m0
m
CM
S3
S1
S0
S
M
CO
C
TO
T
J13A
E
m1
m0
m
CM
S3
S1
S0
S
N
CO
C
TO
T
PRIMER HTT
PRIMER HTT
TERMINAL 3 TERMINAL 3 (BODY )
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Spesifikasi
K3
4
6 R-C
12 R-CE2, 36 KE 55
12
8
3
41
11
9 R-CE2
7
2
40
10
38
6
1
9
5
13
14
R-RE
0
K5
4
8 R-C
8
5
1
3 6 RR, 8 R-CE2 , 26
24
2
7
R-T
0
D2
DIODE
K2
4
DARI 36, RRE
12
53, MENUJU INDIKATOR X RAY
8
3
11
7
2
60 MENUJU COIL R-R
10
6
1
9
D1
5
12 R-C 13
14
DIODE
RS
0
K4
4
13 R-S
12
8
8 R-T
3
11
7
2
10
R-RE, 39
6
1
43 menuju 12 rely baru
9
5
23
13
14
37
J15
1
N.O Rce (diberi tegangan dari sklar expose)
R-C (sudah aktif ketika ready )
0
diperlukan
rangkaian ini adalah:
1. Menggunakan
autotrafo
dengan spesifikasi input
200-240 Volt
2. Membutuhkan saklar rotary
dengan spesifikasi tegangan
220/240V 10A, dengan 7
step pemilihan tegangan.
3. Menggunakan sebuah Wire
Wound Resistor dengan nilai
5 ohm 40watt
4. Membutuhkan relay coil
AC100V.
13 R-C, 10 R-C, SAKLAR READY (23)
6
3 R-CE2, 25
yang
5.1 Pembahasan
Kinerja
Sistem
Keseluruhan
Kontrol LVC bekerja untuk
menstabilkan tegangan input
pada alat agar alat dapat bekerja
dengan optimal. Kontrol LVC
bekerja ketika tegangan PLN
mangalami
kenaikan
atau
penurunan sehingga tegangan
input tidak stabil. Sistem kerja
dari rangkaian kontrol LVC
dengan
cara
tegangan
dikompensansi oleh autotrafo
menggunakan selector pemilihan
tegangan yang disebut Line
Voltage
Selector
(LVS).
Tegangan PLN di sesuaikan
dengan kebutuhan pesawat sesua
dengan garis yang tertera pada
tampilan LV meter dimana
setiap pergerakan perpindahan
LVS akan menaikan tegangan
sebasar ±2V apabila diputar
searah jarum jam pada setiap
step pemilihannya. Apabila LVS
diputar berlawanan dengan arah
jarum jam maka tegangan akan
turun ±2V pada setiap stepnya.
Apabila
setting LVC telah
sesuai dengan kebutuhan alat
maka
selanjutnya
adalah
pemilihan kV, pemilihan kv
dilakukan dengan cara memutar
Seminar Tugas Akhir
selector kV, pemilihan kV ini
bervariatif mulai dari 60kv
hingga 90kv dimana kenaikan
kV pada tiap pemilihannya
adalah 5kV pada setiap step
selector pemilihannya
5.2.2 Modul Rangkaian kontrol
Ready
Rangkaian ready adalah
rangkaian pemanasan awal
filament, seperti yang kita
ketahui bahwa salah satu syarat
terjadinya sinar-X adalah adanya
sumber
electron,
dan
pembentukan electron pada
pesawat rotgen terjadi pada
filament. Disamping sebagai
sumber electron pemanasan
awal filament juga berfungsi
untuk mengurangi penguapan
katoda saat suhu emisi tercapao
sebelum eksposure. Suhu katoda
dijaga
berkisar
±1500ºC
sehiingga temperature emisi
pada saat ekspose yang berkisar
±2700ºC dapat dicapai dalam
waktu yang lebih cepat.
Setelah LVC dan setting kV
dilakukan
maka
langkah
selanjutnya yaitu dilakukan
pemanasan
filament
untuk
menghasilkan electron, rankaian
ini berfungsi ketika tombol
ready pada pesawat ditekan
maka tegangan 100v dari
outputan
autotrafo
yang
sebelumnya sudah ada pada saat
tombol power di ON kan akan
memberikan supply tegangan
pada saklar ready. Dan ketika
tombol ready ditekan maka input
tegangan akan memberi supply
pada coil relay ready (R-C) dan
lampu indiator ready, ralay R-C
bekerja dan seluruh kontak relay
R-C berubah yang awalnya
berada pada posisi Open
Mei 2016
menjadi Closed sehinga ptimer
trafo filament yang ada pada
Tube Head akan mendapat
supply tegangan dari ralay
tersebut. Tegangan input trafo
filament berasal dari kontak NO
(Normally Open) relay R-C,
kontak
relay
R-C
yang
terhubung pada kontak relay R-S,
dimana kontak Normally Open
Relay R-S terhubung pada
autotrafo 100V dan Normally
Closed
terhubung pada
autotrafo 58v. Relay R-S akan
aktif ketika ekspose, maka dari
itu input trafo filament hanya
mendapat
supply tegangan
sebesar 58V guna pemanasan
awal filament.
5.1.2 Modul
Rangkaian
kontrol Ekspose
Rangkaian ekspose
adalah
rangkaian
pembangkit tegangan tinggi,
dimana setelah dilakukannya
setting LVC, setting kV,
serta
pemanasan
pada
filament, maka selanjutnya
diberikan beda potensial
yang sangat tinggi agar
electron dapat tertarik dan
dapat menumbuk target
untuk terciptanya sinr X.
sumber penghasil tegangan
tinggi ini berasal dari HTT,
sumber tegangan HTT pada
pesawat rotgen ini disupply
oleh
relay
R-R.
dan
dikendalikan oleh tombol
expose.
Pada
proses
sebelumnya ketika posisi
ready relay RC memberikan
input tegangan pada trafo
step down dimana trafo step
down
ini
memberikan
tegangan pada relay 12vdc
yang berfungsi memberikan
Seminar Tugas Akhir
supply
tegangan
pada
rangkaian control scanning
serta
untuk
mendriver
kinerja
relay
R-R.
sedangkan input tegangan
tinggi primer HTT berasal
dari selector pemilihan kV
(COM
KV)
kemudian
menuju relay R-CO yang
sebelumny telah aktif ketika
tombol power posisi ON,
kemudian di umpankan
menuju kontak relay RR,
normally
open
menuju
terminal T terminal T
menuju pada primer HTT.
Ketika
tombol
ekposose ditekan tombol
ekpose memberi tegangan
pada relay driver scanning
kemudian
kontak
relay
tersebut mendapat supply
100v
dari
autotrafo,
normally open relay tersebut
memberikan input tegangan
pada relay R-CE yang
sebelumnya
telah
aktif
ketika tombol power posisi
ON kemudian tegangan
mengalir menuju relay R-C
yang sebelumnya telah aktif
ketika ready dan menuju
kontak relay baru dan
normally closed relay baru
menuju pada coil relay R-T.
ketika relay R-T bekerja
maka input tegangan dari
tombol ready (nomor 23)
akan memberi tegangan pada
relay R-T dan R-C kemudian
menuju coil relay RS. Relay
RS bekerja maka tegangan
input dari nomor 23 menuju
relay RC kemudian relay
RRE normally closed dan
menuju nomor 60, nomor 60
menuju coil relay RR. Relay
R-R bekarja maka tegangan
Mei 2016
input primer HTT untuk
digandakan
pada
sisi
sekunder dan dialirkan pada
anoda
tabung
untuk
terciptanya sinar X.
PENUTUP
Kesimpulan
Secara menyeluruh penelitian ini
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Rangkaian Stabilizer LVC dapat
bekerja dengan baik sehingga dapat
melakukan stabilisasi tegangan
sesuai dengan kebutuhan alat yang
terttera pada LV meter.
2. Rangkain LVC bekerja sesuai
dengan batasan tegangan yang telah
diberikan sehingga mempunyai
toleransi tegangan lebih kurang
0,75.
3. Tegangan listrik yang tidak stabil
sangat berpengaruh pada kinerja
rakaian LVC.
4. Rangkaian
display
LVC
menggunakan LV meter (analog)
dapat bekerja sehingga dapat
menampilkan tegngan dari keluaran
LVC.
Berdasarkan hasil perencanaan dan
pembuatan modul tentang simulator
generah x-ray (LVC dan interlock) dapat
disimpulkan bahwa alat ini memiliki nilai
error dibawah 5% yaitu 0,75%,sehingga
dapat dikatakan bahwa alat ini dapat
berfungsi dengan baik.
6.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang
dapat
dipertimbangkan
untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut:
a. Dapat
ditambahkan
rangkaian control LVC
otomatis
dengan
menggunakan motor sistem
mikrokontroler pada display
Seminar Tugas Akhir
LVC
dan
penyetabil LVC.
Mei 2016
rangkaian
b. Menggunakan
display
tampilan LV meter dengan
tampilan
Digital
menggunakan
Sevent
Segment
yang
diolah
mikrokntroller.
c. Dapat digantikan dengan
relay 220VAC karena untuk
pada zaman modern sperti
ini mencari Relay AC 100v
sedikit susah.
d. Dapat
ditambahkan
pengaturan mA
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Arthia, Aghoes. 2011. Sejarah dan
Prinsip Kerja Dental X-RAY Panoramix
http://goes-ria.blogspot.com diakses pada
23 September 2015, 16:23
[2]
D.Noreen chesney, muriel O.
Chesney. 1996, RadioPhotography
[3]
Wasito S, Vademekum Elektronika,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Proses Scanning Dan Reset Otomatis
Berbasis Mikrokontroller AT89s51
[4]
Prima Putranto sidik. 2013.
Modifikasi Sistem Pengaturan Arus Tabung
Dan Dan Reset Otomatis Berbasis
Mikrokontroller AT89s51
[6]
Yohanes
Tyas
Luluh
Bertanto. 2013. Modifikasi Dental
X-RAY Panoramix Pada [5] Foster,
Edward. 1985. Equipment for
Diagnostic Radiography. England.
MTP Press Limiter
[7]
G. J Van Der Plaats. 1980 .
Medical X-Ray Tachniques in
Diagnostic
Radiology
Fourt
Edition.
Martinus
Nijhoff
Publishers.
Biodata Penulis
Nama
NIM
TTL
Alamat
Pendidikan
:
: Hendra SOeseno
: P27838013095
: Surabaya,24 Januari 1995
: jl. Simomulyo baru 4D no1
: SMK Negeri 2 Surabaya
Download