PENGARUH BETA SAHAM TERHADAP TINGKAT IMBAL HASIL SAHAM Studi Kasus Pada Lima Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (The Influence of Share’s Beta to Share’s Profit) Oleh/By: Yayuk Nurjanah dan Siti Ita Rosita Dosen Akademi Manajemen Kesatuan dan STIE Kesatuan ABSTRAK ABSTRACT Penelitian ini akan menguraikan pembahasan tentang seberapa besar pengaruh pertumbuhan premi pasar terhadap imbal hasil saham pada perusahaan. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 5 perusahaan dalam sektor manufaktur yaitu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk, PT Gudang Garam, Tbk, PT Unilever Indonesia, Tbk dan PT Goodyear Indonesia. Dari hasil analisis menunjukan kesimpulan bahwa premi pasar memiliki nilai R 2 sebesar 0,659, artinya premi pasar mempunyai pengaruh sebesar 65,9% terhadap tingkat imbal hasil saham sedangkan sisanya sebesar 34,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai p-value sebesar 0,226 di atas 0,05 artinya premi pasar pada kasus perusahaan manufaktur memiliki pengaruh yang tidak signifikan (nyata) terhadap tingkat imbal hasil saham. Persamaan regresi premi pasar memiliki pengaruh yang positif, hal ini terlihat pada nilai beta (β) yang positif yaitu sebesar 0,138. Jika premi pasar semakin besar maka tingkat imbal hasil saham yang diperoleh juga akan semakin besar. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi saham pengujian di atas diantaranya kebijakan dividen yang dianut oleh perusahaan, pertumbuhan perusahaan (growth), dan faktor-faktor makro ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu penelitian. The Profit was expected by investor from the share invesment bought can be in the form of the growth of market premium. Market premium is profit of price difference got from difference of price when the share bought and the price when the share sold. The research will explain the solution about how big influence market premium growth to share’s profit at company. The research used five manufacture companies as the sample, they are PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk, PT Gudang Garam, Tbk, PT Unilever Indonesia, Tbk and PT Goodyear Indonesia. From result analyse the menunjukan conclusion that market premium own the value R2 [of] equal to 0,659, its meaning [is] market premium have the influence [of] equal to 65,9% to storey;level imbal [of] result of share [of] while the rest [of] equal to 34,1% influenced by factor of[is other;dissimilar. value PValue [of] equal to 0,226 above its 0,05 meaning [is] market premium [of] [at] case [of] manufacturing business own the influence which [do] not signifikan ( nyata) to storey;level imbal [of] result of share. equation of Regresi of market premium own the influence which are positive, this matter [is] seen [at] beta value (?) which are positive that is equal to 0,138. If ever greater market premium hence mount the imbal [of] result of share obtained also will be ever greater. Other;Dissimilar factors influencing rate of return of above examination share invesment among other things dividend policy embraced by company, company growth ( growth), and economic macro factors that happened in range of time research. Keywords: Supply/Stock, Record-keeping, Profit. Kata Kunci: Premi Saham, Imbal Saham. PENDAHULUAN Keuntungan dalam berinvestasi sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah pengetahuan kita sebagai individu dalam melihat peluang dan seluk-beluk investasi. Sebelum kita menentukan pilihan investasi, kita sebaiknya mengetahui berbagai tujuan yang ada dan menyesuaikannya dengan jangka waktu pencapaian. Pilihan investasi yang memberikan ekspektasi imbal hasil besar dalam jangka panjang dengan risiko terukur bisa menjadi pilihan. Suatu investasi cenderung menjanjikan imbal hasil yang setinggi-tingginya. Namun, semua tindakan yang kita ambil dalam berinvestasi tak luput dari risiko. Seluruh jenis investasi akan selalu memiliki risiko, namun kadarnya berbedabeda. Kemungkinan dana investasi dapat menyusut atau bahkan hilang sama sekali, termasuk juga dengan berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga ketidakpastian untuk memperoleh imbal hasil di masa yang akan datang itu tetap mencerminkan adanya risiko. Adapun risiko yang harus dihadapi investor di dalam berinvestasi diantaranya unsystematic risk atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan) yaitu risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan dan dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi portofolio. Selain itu juga terdapat systematic risk (beta) atau dikenal dengan risiko pasar yang merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan . NURJANAH DAN ROSITA, Pengaruh Pertumbuhan Premi Pasar terhadap Tingkat Imbal Hasil Saham Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Selain itu beta pun dapat menunjukan sensitifitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi nilai beta dan return pasar maka semakin tinggi tingkat imbal hasil yang di isyaratkan oleh investor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beta saham terhadap imbal hasil saham ? Jika r = 2. Y = a + bX Keterangan Y = X = a = b = METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah metodologi penelitian deskriptif komparatif. Alasan dipakainya metodologi ini karena penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan mengenai pengaruh beta saham terhadap tingkat imbal hasil saham pada waktu berlangsungnya proses riset pada satu perusahaan dengan perusahaan lain yang terdiri dari : 1. Riset Statistika, untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi, penelitian dapat mengetahui berapa luas konstribusi variabel bebas terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi 2. Studi Comparative atau perbandingan, untuk memperbandingkan antara hasil penelitian dari satu perusahaan dengan perusahaan lainya. 3. i Rf Skala / Ukuran Indikator - Covarian / Varian - Capital gain - Dividen 5. Rasio Rasio Rasio Metode Analisis Untuk menentukan pengaruh pertumbuhan premi pasar terhadap tingkat imbal hasil saham, maka penulis melakukan metode analisis berupa: 1. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara Beta Saham terhadap tingkat imbal hasil saham dengan mempergunakan rumus koefisien korelasi yaitu : 6. f : Tingkat return yg diisyaratkan investor pada sekuritas i Return portofolio pasar yang diharapkan Koefisien beta sekuritas i = Tingkat return bebas risiko i = Var (RM) Market Model, digunakan besarnya koefisien beta. untuk mengestimasi n( xy ) ( x )( y ) [n( x ) ( x ) 2 ][ n( Y 2 ) ( Y ) 2 ] Besarnya nilai n antara –1 sampai dengan 1 artinya : SD (RM) Security Market Line dan Kovarians. Model Securiy Market Line versi ini menekankan bahwa pengembalian aktiva tidak dipengaruhi varians atau standar deviasi namun dipengaruhi oleh kovarians. Aktiva yang memiliki kovarians positif akan memiliki pengembalian yang diharapkan lebih besar dari aktiva bebas risiko, demikian pula sebaliknya.. Cov (RI,RM) Ri = i+ i Rm + ei Di mana : Ri = Return sekuritas i I = Return indeks pasar 2 Keterangan : r `= Koefisien korelasi x = Variabel bebas (independen) = Beta Saham y = Variabel terikat (Dependen) = Tingkat imbal hasil saham n = Jumlah sampel = Intersep I Rm = Slope ei = Random residual error 4. Berdasarkan data Harga Saham Individu maka akan dicari tingkat imbal hasil saham individu dengan rumus : Rit 82 M Garis Pasar Sekuritas atau Security Market Line (SML), digunakan untuk memberikan gambaran tentang hubungan risiko dan return dari aset-aset individual ataupun portofolio yang tidak efesien pada kondisi pasar yang seimbang atau juga bisa diartikan SML adalah garis yang manghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (Beta). SD (RI) Analisis korelasi r i = i Tabel 1. Operasional Variabel - Beta Saham - Imbal Hasil Saham f Di mana Ki = E (RM) = = 4. : Tingkat Imbal Hasil Saham ( Variabel terikat ) Beta Saham ( Variabel Bebas ) Intersep yaitu titik potong garis dengan sumbu Y Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan ratarata pada y untuk setiap unit perubahan pada variabel X Capital Asset Pricing Model (CAPM) Digunakan untuk mengukur sensitivitas imbal hasil investasi saham terhadap imbal hasil saham di bursa dan risiko sistematik untuk (portofolio) saham tertentu. Secara sederhana pengukuran beta dapat diformulasikan sebagai berikut: K = R + [E (R ) – R ] i Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi dari variabel-variabel yang akan diteliti oleh penulis dapat dilihat pada tabel berikut ini : Variabel / Sub Variabel 1 atau mendekati 1, hubungan x dan y adalah positif dan sangat kuat Jika r = 0 atau mendekati 0, hubungan x dan y adalah lemah dan tidak ada hubungan sama sekali Jika r = -1 atau mendekati –1, hubungan x dan y adalah negatif dan sangat kuat Analisis Regresi Digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan beta saham terhadap tingkat imbal hasil. IHSI t IHSI t 1 IHSI t 1 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10, Oktober 2008 NURJANAH DAN ROSITA, The Influence of Premium Market Growth to Share’s Profit Dimana : Rit : Tingkat imbal hasil saham perusahaan pada periode- t IHSIt : Saham perusahaan pada periode- t IHSIt-1 : Saham perusahaan periode sbelumnya Tabel 10. Hasil Pengolahan Data Beta Saham Nama Perusahaan Premis Premis 1 : analisis volatilitas harga saham dapat dilakukan dengan melakukan proyeksi imbal hasil berdasarkan nilai beta hasil perhitungan. Hasil analisis ini dapat dimanfaatkan untuk melengkapi aspek pemantauan kondisi volatilitas sektor tertentu (Muliaman D. Hadad, 2004) Premis 2 : Dari hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak ada korelasi antara fluktuasi valas dengan beta saham Telkom dan Indosat di tolak, sehingga hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada hubungan antara fluktuasi kurs valas dengan beta saham diterima. Pada periode 1997 – 1999 IHSG di BEJ mempunyai korelasi negatif yang cukup berarti terhadap pergerakan kurs valas. (Tinawati, 2000) Hipotesis Hipotesis : “Di duga beta saham memiliki pengaruh terhadap imbal hasil saham pada perusahaan sektor x”. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Beta Saham (β) Adapun perhitungan Beta saham pada tahun 2007 merupakan penjumlahan antara standard deviasi selisih harga saham masing-masing perusahaan dikalikan dengan koefisien korelasi sahamnya dan dibagi dengan standard deviasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan tingkat hasil yang diharapkan kembali atas jumlah saham yang ditanamkan investor dengan memperhitungkan tingkat bunga bebas risiko, tingkat pengembalian portofolio pasar dan koefisien beta (β) perusahaan. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10, Oktober 2008 Mean Deviasi Koefisien Beta Korelasi Saham IHSG 0.0132 INDF 0.2576 0.0151 0.0189 0.3685 HMSF) 0.0129 0.0004 -0.0443 -0.0431 GGRM 0.0182 -0.0004 -0.0045 -0.0061 UNVR 0.0189 0.002 0.0299 0.0427 GDYR 0.0208 -0.0006 -0.0567 -0.0892 Perhitungan Imbal Hasil Seorang investor mengharapkan tingkat imbal hasil yang sekurang-kurangnya sama dengan tingkat suku bunga bebas risiko (R f ) di tambah premi risiko yang cocok untuk tingkat risiko sistematis yang diasosiasikan dengan sekuritas tertentu. Dimana perhitungan (R f ) tersebut dihitung dari rata-rata tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dua belas bulan dirataratakan pada tahun 2007 hasil perhitungan menghasilkan 12.00%. Tabel 12. Hasil Pengolahan Data Imbal Hasil Perusahaan Sektor Manufaktur Kode Imbal Tanggal Previous Close Emiten Hasil INDF Gambaran Umum Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, variabel-variabel penting yang dianalisis dalam penelitian ini, antara lain mencakup Beta saham (β) dengan indikator selisih harga saham dan selisih IHSG dan tingkat imbal hasil saham (return) dengan indikator capital gain/loss dari saham. Indikator beta saham (β) adalah seberapa besar risiko saham perusahaan untuk menghasilkan return yang maksimal bagi para pemegang sahamnya. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 5 perusahaan dalam sektor manufaktur yaitu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk, PT Gudang Garam, Tbk, PT Unilever Indonesia, Tbk dan PT Goodyear Indonesia. Standar 1/2/2007 910 910 12/28/2007 1370 1350 0.484 HMSF 1/2/2007 8900 8900 12/28/2007 9700 9700 1/2/2007 11650 11500 12/28/2007 10150 10200 1/2/2007 4275 4300 12/28/2007 6550 6600 1/2/2007 8000 8000 12/28/2007 6500 6600 0.090 GGRM -0.124 UNVR 0.544 GDYR -0.175 Sedangkan Rm (Risk Market) yang menggambarkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio pasar dihitung dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Pada tahun 2007 dikurangi dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada tahun 2006 kemudian dibagi dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada tahun 2006. Hasil perhitungan dari tingkat imbal hasil yang diharapkan seperti di dalam tabel 4.13. Tabel 4.13 Hasil Pengolahan Data Imbal Hasil yang Diharapkan Kode Rm Rf Beta Rm-Rf Emiten Re INDF 29.394% 12.000% 0.368 17.394% 18.409% HMSF 29.394% 12.000% -0.043 17.394% 11.250% GGRM 29.394% 12.000% -0.006 17.394% 11.894% UNVR 29.394% 12.000% 0.043 17.394% 12.743% GDYR 29.394% 12.000% -0.089 17.394% 10.449% Tabel 4.14 Perhitungan Rm Tahun 2007 Total IHSG 2006 Total IHSG 2007 Risk Market 264,773.072 342,600.104 29.394 83 NURJANAH DAN ROSITA, Pengaruh Pertumbuhan Premi Pasar terhadap Tingkat Imbal Hasil Saham Tabel 4.15 PerhitunganTingkat Suku Bunga SBI Tahun 2007 Suku Tgl Bulan Tgl Bulan Bunga 4 Januari 12.74% 5 Juli Suku Bunga 12.50% 11 12.75% 12 12.25% 18 12.75% 19 12.25% 12.75% 26 12.74% 2 8 12.75% 9 11.75% 15 12.74% 16 11.75% 22 12.74% 23 11.75% 12.73% 30 8 12.74% 6 15 12.70% 13 11.25% 22 12.73% 20 11.25% 29 12.73% 27 12.73% 4 12 12.74% 11 19 12.74% 18 26 12.74% 1 12.74% 8 11.25% 10 12.50% 15 11.25% 17 12.50% 22 11.25% 24 12.50% 29 31 12.50% 6 12.50% 13 9.75% 14 12.50% 20 9.75% 21 12.50% 28 9.75% 28 12.50% 25 1 Februari 1 Maret 5 April 3 Mei 7 Juni 12.25% 11.75% Sept 11.25% 11.25% Oktober 11.25% 10.75% 10.75% Nov 10.75% 11.25% Des 12.00% Adjusted R Square ,696 Std. Error of the Estimate ,18445 ANOVAb Sum of Squares ,346 ,102 ,448 df 1 3 4 Sig. ,736 ,050 Mean Square ,346 ,034 Data di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,175 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,050 atau nilai p-value sama dengan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan yang disusun adalah signifikan, dimana variabel bebas (independent variable) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (dependent variable). Tabel hasil pengolahan data di atas menunjukan nilai R 2 sebesar 0,772 artinya 77,2 persen keragaman variabel imbal hasil dapat dijelaskan semua oleh variabel beta saham, sedangkan sisanya 22,8 persen variabel imbal hasil dipengaruhi oleh variabel lain. Persamaan regresi untuk pengaruh beta saham terhadap tingkat imbal hasil saham berdasarkan nilai koefisien regresi secara linear dapat dituliskan sebagai berikut. F 10,175 Imbal hasil saham = 0,034 + 1,539 β Persamaan di atas menunjukkan bahwa beta saham perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat imbal hasil saham yang dihasilkan, artinya, jika beta saham semakin tinggi, maka terdapat kecenderungan yang positif bagi investor untuk memperoleh tingkat imbal hasil saham yang semakin besar. Pengaruh beta saham (X 1 ) terhadap tingkat imbal hasil saham (Y) secara grafis dinyatakan sebagai berikut. + 1,539 Y Gambar 4.1 Pengaruh Variabel X 1 terhadap Y a. Predictors: (Constant), Beta Regression Residual Total ,370 3,190 a. Dependent Variable: Imbal_Hasil X1 Model Summary Model 1 ,879 t U1 Tabel 4.16 H asil Pengolahan Data Pengaruh Beta S aham (β) terhadap Tingkat Imbal H asil Saham Perus ahaan manufaktur R Square ,772 (Constant) Beta 11.25% Pengaruh Beta Saham (β) terhadap Imbal Hasil Saham Hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis ini adalah: Ho: β = 0 Beta saham (β) tidak berpengaruh positif terhadap tingkat imbal hasil saham. Ha: β ≠ 0 Beta saham (β) berpengaruh positif terhadap tingkat imbal hasil saham. Hasil pengolahan data dengan menggunakan software statitistik SPSS 13.0 mengenai pengaruh beta saham (β) terhadap tingkat imbal hasil saham, pada sektor manufaktur di BEI disajikan pada tabel berikut ini. R ,879a Model 1 Standardized Coefficients Beta 12.25% Agustus Rata-rata Model 1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error ,034 ,092 1,539 ,483 Keterangan : X1 = Beta saham ( β) Y = Imbal hasil sah am U1 = variabel lainn ya yang mempeng aruhi Y Koefisen regresi di atas adalah +1,539, artinya, jika beta saham naik sebesar 1 satuan, maka tingkat imbal hasil saham akan naik sebesar 1,539 satuan. Sig. ,050a a. Predictors: (Constant), Beta b. Dependent Variable: Imbal_Hasil 84 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10, Oktober 2008 NURJANAH DAN ROSITA, The Influence of Premium Market Growth to Share’s Profit KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta pengolahan dan analisis dari data-data yang diperoleh pada objek penelitian perusahaan sektor manufaktur di BEI, maka penulis mengambil beberapa simpulan, yaitu antara lain: 1. Dari pengujian hipotesis satu disajikan pada tabel berikut. Tabel 5.1 Perban dingan H asil Pengolahan Data Pengaruh Ris iko Saham terhadap Tingkat Imbal Hasil Saham Derajat Indikator Nilai Signifikasi R 0,879 0,050 R2 0,772 0,050 α 0.034 0,736 β 1.539 0,050 Sumber : Has il pengolahan data dengan S PSS 13.0 Data diatas menunjukan bahwa nilai R 2 sebesar 0,879 atau memiliki pengaruh sebesar 87,9% atau dengan kata lain beta saham (β) memiliki pengaruh sebesar 87,9% terhadap tingkat imbal hasil saham dan sisanya 12,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai pvalue sebesar 0,050 atau sama dengan 0,05 artinya beta saham (β) memiliki pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap tingkat imbal hasil saham. Persamaan regresi pada kasus perusahaan sektor sekuritas ini, menunjukan beta saham (β) mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat imbal hasil saham, hal ini terlihat pada nilai beta (β) 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi saham dalam pengujian hipotesis di atas diantaranya kebijakan dividen yang dianut oleh perusahaan, pertumbuhan perusahaan (growth), dan faktor-faktor makro ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu penelitian. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan agar para investor sebelum melakukan investasi pada saham perusahaan manufaktur, terlebih dahulu sebaiknya melakukan analisa, baik analisa fundamental mengenai kinerja keuangan perusahaan dan analisa teknikal tentang kondisi pasar dan faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhinya. Investasi yang dilakukan hendaklah pada perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik karena kinerja yang baik dapat menunjukan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Berinvestasi sama dengan membeli prospek perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh penulis dari pengolahan data pada kasus perusahaan sektor manufaktur bahwa pada perusahaan manufaktur beta saham Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10, Oktober 2008 mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat imbal hasil saham, artinya jika risiko yang di dapat semakin tinggi maka imbal hasil investasi pada saham cenderung akan naik. Sehingga beta perlu mendapat perhatian lebih dalam melakukan analisa terhadap saham suatu perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Astutim Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit Gjalia Indonesia. Jakarta. Bodiem Zvi and Robert C. Merton. 2000. Finance International Edition. Prentice Hall. New Jersey Fatmawati, Niken. 2000. Analisa Risk And Return Saham Dalam Industri Otomotif Tahun 1999-2001 dengan Pendekatan CAPM. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarta Fisher, Donald E, Ronald J. Jordan. 2004. Security Analysis and Portofolio Manajement. Manajement. Prentice Hall. New Yorkence Hall. New York Francis, Jack Clark. 2004. Analysis and Manajement. Prentience Hall. New York Higgins, Robert C.1999.Analysis For Financial Manajement .Fifth Edition.Irwin Mc.Graw Hill.New York. Halim, Abdul dan Sarwoko.1995.Manajemen Keuangan :Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Buku 2. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Halim, Abdul.2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Patria. Jakarta. Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo, 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, Revisi 1 Pnerbit Bursa Efek Jakarta. Husnan, Suad dan Enny Pujiastuti, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, penerbit UPPAMP YKPN.Yogyakarta Jogiyanto,H.M.2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. Penerbit.BPEP. Yogyakarta. J. Supranto.1992.Statistik Pasar Modal. Edisi Pertama. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Komarudin, Ahmad.2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Edisi Revisi. Penerbit. Rineka Cipta. Jakarta. Keown, Arthur J dan David F. Scott.2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Satu. Penerbit Salembe Embon Patria. Jakarta. Lawrence, J.Gitman and Micheal D.Joehnk. 1999.Fundamentals of Investing. Seventh Edition. Pretience Hall. New York. Levy, Haim and Marshall Sarnat. 1999. Capital Investmen and Fiancial Decisions, Pretience Hall. New York. Margaretha, Farah.2005. Manajemen Keuangan Investasi dan sumber Dana Jangka Pendek. Penerbit.Gramedia Widiasarana Indonesia . Jakarta. Monariah, Siti. 2000. Analisa Pengaruh Tingkat Resiko Terhadap Tingkat Imbal Hasil Sektoral di BEJ. Skripsi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarta. Pandji Anoraga dan Piji Pakarti.2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Prasetia, Tinawati. 2000. Analisis Korelasi Fluktuasi Valas Terhadap B saham PT. Telkom Tbk dan Indosat Tbk. Di BEJ periode 1997 - 1999. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarata. 85 NURJANAH DAN ROSITA, Pengaruh Pertumbuhan Premi Pasar terhadap Tingkat Imbal Hasil Saham Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, teori dan Aplikasi. Fakultas Ekonomi UGM.Yogya\karta. Widioatmodjo, Sawidji.2005. Cara sehat Investasi di Pasar Modal. Penerbit Elek Media Kpmputindo. Jakarta. Slamat, Dahlan.2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ketiga. Fakultas Ejonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiyarso dan F. Winarni.2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta. 86 Sunariyah dan F.Winami.2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta. Sunariyah,2000. Pengantar Pengetahauan Pasar Modal. Edisi Kedua. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutrisno,2000. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi . Edisi Pertama. Penerbit Ekonisa. Yogyakarta. Tandelilin, Edusrdus,2001. Analysis Investasi dan Manajermen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE.Yogyakarta. Van Home, James C dan John M.Wachowicz.2005. Prinsip=prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kedua Belas. Penerbit Salembe Empat. Jakarta Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10, Oktober 2008