BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mukosa mulut

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mukosa mulut adalah jaringan yang melapisi permukaan rongga mulut,
berfungsi untuk proteksi dan pertahanan terhadap antigen (Meitha dan Widurini,
2003). Menurut Rawai dan Claman (2004) perawatan bedah periodontal, gingiva
selalu mengalami trauma atau perlukaan. Gingiva adalah bagian dari mukosa
mulut yang menutupi prosesus alveolaris kedua rahang dan mengelilingi leher gigi
(Newman dkk., 2002).
Perlukaan didefenisikan sebagai jejas pada tubuh yang melibatkan rusaknya
kontinuitas jaringan atau struktur tubuh (Martin, 2002). Penyembuhan luka
meliputi empat fase yaitu : fase hemostasis, fase inflamasi, fase proliferasi, dan
fase maturasi (Hunt, 2003).
Pada fase proliferasi, terjadi re-epitelisasi yang merupakan suatu tanda
keberhasilan penyembuhan luka yang dapat diamati dengan mengukur ketebalan
lapisan epitel (Singer dan McClain, 2002). Re-epitelisasi ini sangat penting terkait
dengan fungsi epitel yang membentuk barier pertama antara tubuh dan lingkungan
(Andreasen dkk., 2007).
Proses penyembuhan luka terutama pada tahap inflamasi, sering kali
membutuhkan bantuan obat anti inflamasi guna membatasi reaksi ini agar tidak
berkepanjangan (Wijayakusuma, 2002). Proses penyembuhan luka dapat juga
1
2
dipengaruhi oleh beberapa senyawa yang terdapat pada ekstrak obat-obatan alami
(Maheshwari, 2002). Dewasa ini, tumbuh-tumbuhan telah menjadi sumber bahan
farmasi dan hampir seperempat dari obat-obatan mengandung ekstrak tumbuhan
alami. Obat-obat herbal (herbal medicine) mempunyai efek samping yang relatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan obat sintetik yang dibuat oleh pabrik farmasi
(Rosidin, 2009).
Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) terdiri atas senyawa aktif
saponin, tanin dan flavonoid (Fernandez, 2010). Flavonoid menginduksi produksi
transforming growth factor (TGF)-beta, yang meregulasi ekspresi matriks
ekstraseluler (ECM) dan matriks metaloprotease (MMP) yang berperan dalam
migrasi sel epitel (Yance dan Valentine, 1999; Philips dkk., 2010). Tanin sebagai
antioksidan dapat melindungi fibroblas dan kerusakan oksidatif. Apabila fibroblas
terlindungi, maka fibroblas dapat banyak bermigrasi ke area luka dan dapat terjadi
perlekatan kolagen dan fibroblas pada tepi epitel luka sehingga epitel dapat
menebal khususnya pada hari ke 7-14 (Sezer dkk., 2007). Saponin dapat
membantu penyembuhan luka dengan mencegah terjadinya infeksi karena adanya
kemampuan sebagai antiinflamasi dan antibakterial, infeksi akan memperpanjang
fase inflamasi. Saponin memodifikasi ekspresi reseptor TGF-β sehingga fibroblas
dapat mempercepat stimulasi sintesis fibronektin (Kanzaki dkk., 1998). Penelitian
yang dilakukan oleh Gutiérrez dkk., (2008) menunjukkan bahwa konsentrasi
ekstrak daun jambu biji yang paling baik sebagai anti-inflamasi dan analgesik
adalah 70%.
3
Aplikasi obat pada bagian luar tubuh disebut topikal aplikasi. Topikal aplikasi
dapat didefinisikan sebagai pemberi formulasi yang mengandung obat pada kulit
atau membran mukosa dengan maksud memberikan efek farmakologi pada
permukaan kulit atau jaringan di bawahnya (Shah dan Maibach, 2003). Gel
merupakan salah satu obat topikal dengan bentuk sediaan semi padat yang terdiri
dari suspensi yang dibuat dari partikel yang kecil atau molekul yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Dibandingkan dengan obat secara sistemik,
pengaruh obat secara topikal memiliki banyak keuntungan, di antaranya adalah
penggunaannya yang lebih mudah sehingga kepatuhan pasien dan tingkat
kooperatif pasien, tingkat terjadinya efek samping akibat obat lebih rendah, dan
dapat langsung diaplikasikan ke daerah yang dituju (Endarti, 2007).
Pada penelitian ini dilakukan perlukaan pada gingiva labial tikus Sprague
dawley. Jaringan tikus Sprague dawley memiliki kemiripan jaringan dengan
manusia dalam hal anatomi dan mikrobiologis (Ruslin, 2003).
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian sebelumnya, timbul suatu permasalahan apakah aplikasi
topikal gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) berpengaruh terhadap
re-epitelisasi pada proses penyembuhan luka gingiva labial (kajian in vivo pada
Sprague dawley)?
4
C. Keaslian Penelitaian
Penelitian mengenai ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) telah
banyak dilaporkan, salah satunya oleh Fernandez dkk. (2010) yang berjudul
“Healing and Cytotoxic Effect of Psidium guajava (Myrtaceae) Leaf Extracts”.
Jurnal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat mempercepat
penyembuhan luka pada kajian in vitro dan in vivo. Penelitian tersebut
memanfaatkan daun jambu biji hanya sebatas pada sitotoksisitas dan aktifitas
penyembuhan luka, maka dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
adalah tentang re-epitelisasi pada proses penyembuhan luka gingiva dengan
aplikasi ekstrak daun jambu biji.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi ekstrak
daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap re-epitelisasi pada proses
penyembuhan luka gingiva labial (kajian in vivo pada Sprague dawley).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya periodonsia dan memberikan
kontribusi dalam pengobatan atau terapi herbal yang lebih mudah dijangkau dan
lebih murah sebagai salah satu pilihan dalam penyembuhan luka gingiva pasca
bedah periodonsia.
Download