DownloadPengaruh MEA, Indonesia Mulai Diserbu Investasi Luar

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Pengaruh MEA, Indonesia Mulai Diserbu Investasi Luar Negeri
Jakarta, 4 Maret 2016 – Indonesia mulai diserbu investasi luar negeri. Permintaan kerja sama
bisnis dan perdagangan semakin menggeliat. Penyatuan pasar ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) dianggap membawa pengaruh positif. Pemberlakuan MEA memposisikan ASEAN
sebagai kawasan yang menjanjikan untuk perdagangan dan investasi. Negara-negara Eropa melirik
kemungkinan-kemungkinan usaha baru untuk mencari peluang kerja sama bisnis dan investasi
potensial.
Slovenia, negeri pecahan Yugoslavia di Eropa Tengah dengan perekonomian yang tumbuh dan
stabil, berkunjung ke Indonesia untuk menjajaki peluang bisnis dan investasi. Slovenia mengirim
State Secretary pada Kementerian Pembangunan Ekonomi dan Teknologi Slovenia, Ales Cantarutti,
untuk melakukan kunjungan kehormatan ke Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN)
Kemendag, Nus Nuzulia Ishak hari ini, Jumat (4/3) di Kemendag.
“Indonesia punya daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk mengembangkan usahanya di
Indonesia. Terbukanya pasar ASEAN membuat negara-negara di Eropa dan Amerika berlombalomba melebarkan sayap usahanya di pasar Asia Tenggara, tidak terkecuali Slovenia,” kata Nus,
usai pertemuan.
Menurut Nus, peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Slovenia akan
memberikan pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional. “Ini kesempatan
baik untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia,” imbuh Nus.
Menurut Nus, sejak hubungan bilateral antara Indonesia dan Slovenia dimulai pada tahun 1992,
kerja sama perdagangan antara kedua negara terus tumbuh. Total perdagangan Indonesia dengan
Slovenia pada tahun 2015 tercatat sebesar USD 106 juta, meningkat 11,74% dari tahun
sebelumnya. Saat ini mitra utama Indonesia di Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, dan
Spanyol. Sedangkan mitra utama perdagangan Slovenia antara lain Jerman, Austria, Kroasia, Italia,
dan Prancis.
Pada tahun 2015, ekspor Indonesia ke Slovenia sebesar USD 93,25 juta, naik 12,88% dari tahun
sebelumnya. Sementara itu, impor Indonesia dari Slovenia tahun 2015 sebesar USD 12,78 juta,
naik 4,09% dari tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan ini, Dirjen PEN didampingi oleh perwakilan dari Kadin Indonesia, Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan
Kementerian Pertahanan. Sementara itu, Delegasi Slovenia terdiri atas sejumlah pejabat, anggota
Kadin Slovenia, dan tujuh orang pelaku usaha Slovenia dari berbagai sektor.
Salah satu agenda kunjungan adalah business to business (B2B) meeting antara pelaku usaha
Slovenia dan pelaku usaha Indonesia. Dalam pertemuan bisnis itu, perusahaan Indonesia yang ikut
serta antara lain PT. Perusahaan Gas Negara (PGN), PT. Kereta Api Indonesia, PT. Energy
Management Indonesia (EMI), PT. PLN, dan PT. Mustika Ratu, serta sejumlah perusahaan yang
bergerak di sektor industri penting, termasuk industri pengolahan air minum dan produsen mobil
pemadam kebakaran. Delegasi Slovenia juga mengunjungi Permanent Trade Display/Customer
Service Center (CSC) di lantai 2 Gedung Utama, Kementerian Perdagangan.
Delegasi Slovenia juga akan mengunjungi beberapa perusahaan di Jakarta guna mencari mitra
yang tepat untuk melakukan joint venture dan melihat secara langsung aktivitas produksi. Sektor
yang ditargetkan Slovenia dalam kunjungannya kali ini antara lain energi, pengolahan kayu,
transmisi elektronik, alat pertahanan, dan pengelolaan sampah. Kedatangan delegasi bisnis
Slovenia diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia secara khusus dan ke Eropa
secara umum.
Perekonomian yang stabil
Perekonomian Slovenia cenderung stabil dibandingkan negara-negara pecahan Yugoslavia lainnya.
Pendapatan per kapita Slovenia termasuk yang tertinggi di Eropa Tengah. Slovenia sempat diterpa
krisis global pada tahun 2008 lalu, namun Slovenia bangkit dan kini memiliki ekonomi yang kuat.
Produk utama ekspor Indonesia ke Slovenia adalah karet alam (HS 4001) dengan nilai USD 49,57
juta setara dengan 53,16% dari total ekspor Indonesia ke Slovenia; batu bara (HS 2701) sebesar
USD 12,08 juta (12,96%); senyawa amino sebagai oksigen (HS 2922) dengan nilai USD 5,2 juta
(5,58%); kertas dan karton tak dilapisi (HS 4802) dengan nilai USD 3,79 juta (4,07%); dan
komponen untuk perekam (HS 8522) dengan nilai USD 1,69 juta (1,81%).
Di sisi lain, produk utama impor Indonesia dari Slovenia sebagian besar adalah produk logam dan
manufaktur seperti rolling mills dari logam (HS 8455) dengan nilai impor USD 2,49 juta, setara
dengan 19,48% dari total impor Indonesia dari Slovenia; mesin pencuci piring (HS 8422) sebesar
USD 1,73 juta (13,59%); dan keran pipa (HS 8481) sebesar USD 1,05 juta (8,2%).
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Dody Edward
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor
Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528645/021-23528655
Email: [email protected]
Download