KATA PENGANTAR - dispenda kab. bogor

advertisement
PAJAK PENERANGAN JALAN
A.
-
Dasar Hukum
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pajak
Penerangan Jalan
B.
-
Pengertian
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas pengunaan
tenaga listrik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari
sumber lain.
C.
Obyek, Subyek dan Wajib Pajak
1. Objek Pajak adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber
lain.
2. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh
pembangkit listrik.
3. Dikecualikan dari objek Pajak adalah:
a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah
dan Pemerintah Daerah;
b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang
digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan
asing dengan asas timbal balik;
c. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri
dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan
izin dari instansi terkait;
d. Penggunaan tenaga lisrik yang khusus digunakan
untuk tempat ibadah.
4. Subjek Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang
dapat menggunakan tenaga listrik.
5. Wajib Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik.
6. Untuk tenaga listrik yang disediakan oleh sumber lain,
Wajib Pajak adalah penyedia tenaga listrik.
7. Jenis pemungutan untuk Pajak Penerangan Jalan ini
adalah SELF ASSESMENT (dimana WP menghitung,
melaporkan dan menyetorkan sendiri pajaknya)
D. Dasar pengenaan,
Tarif, Masa Pajak dan Cara
Perhitungan
1. Dasar pengenaan, tarif dan masa pajak
a. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik
(NJTL)
b. NJTL ditetapkan:
- Untuk tenaga listrik yang berasal dari sumber lain
dengan pembayaran: NJTL adalah jumlah tagihan
biaya
beban/tetap
+
biaya
pemakaian
kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening
listrik
Untuk tenaga listrik yang dihasilkan sendiri: NJTL
dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat
penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik,
dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah
daerah.
Tarif pajak:
Untuk PENGGUNAAN LISTRIK DARI SUMBER LAIN
Rumah Tangga
Batas Daya
Tarif
450 - 1.300 VA
> 1.300 - 5.500 VA
> 5.500 VA
3%
5%
6%
c.
Jika wajib pajak menggunakan alat pembangkit
lebih dari 1 (satu) unit, maka nilai jual tenaga
listrik dihitung secara akumulasi, kecuali
apabila unit-unit pembangkit tersebut
sebagian digunakan secara murni dan sebagian
cadangan.
d.
Harga satuan listrik ditetapkan sebagai berikut:
Bisnis
Batas Daya
450 - 1.300 VA
> 1.300 - 200 kVA
> 200 kVA
Tarif
4%
5%
7%
Sosial
Batas Daya
220 - 1.300 VA
> 1.300 - 200 kVA
> 200 kVA
Tarif
Batas Daya
1 Bisnis/Niaga
100 s.d 200
Rp. 330.00
2 Bisnis/Niaga
diatas 200
Rp. 322.00
3 Industri
100 s.d 200
Rp. 297.00
4 Industri
201 s.d 30.000
Rp. 338.00
5 Industri
diatas 30.000
Rp. 355.00
f.
Untuk tenaga listrik yang berasal dari alat
pembangkit sendiri dengan memasang alat
ukur, perhitungan biaya pemakaian sama
dengan hasil perkalian jumlah KWh
pemakaian tenaga listrik dengan harga
satuan listrik;
g.
Untuk tenaga listrik yang berasal dari alat
pembangkit sendiri dengan tidak memasang
alat ukur, perhitungan biaya pemakaian
ditetapkan dengan rumusan sebagai berikut:
2,7%
3%
3%
Untuk PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK
DIHASILKAN SENDIRI sebesar 1,5%
Harga Satuan Listrik
per-kWh
Harga Satuan Listrik ditetapkan dengan
Keputusan Bupati yang sewaktu-waktu
dapat berubah;
3%
4%
5%
Tarif
YANG
Biaya Pemakaian = kVA x FD x Jam Nyala x Rp/KWh
- kVA
c. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu)
bulan kalender
= Kapasitas Daya
= Faktor daya, yakni tolok ukur
dlm bentuk angka yg digunakan
untuk mengukur tingkat
kemampuan alat pembangkit
listrik dalam menghasilkan
tenaga listrik.
- Jam Nyala = Jam nyala penggunaan listrik
per bulan berdasarkan hasil
Pendataan ( 1 bulan dihitung 30 hari);
- Rp/KWh = Harga satuan listrik per kWH yang
dihitung dalam rupiah dan ditetapkan
dalam Keputusan Bupati
- FD
2. Cara Perhitungan:
Cara Perhitungan : Tarif Pajak x Dasar Pengenaan.
Tarif pajak
: variatif %
Dasar Pengenaan : NJTL
Untuk tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, perhitungan
NJTLnya adalah:
a. Nilai Jual Tenaga Listrik untuk penggunaan secara
murni adalah besarnya biaya pemakaian, yang dihitung
dalam rupiah;
b. Biaya pemakaian dihitung berdasarkan kapasitas daya
dan penggunaan atau taksiran penggunaan listrik serta
harga satuan listrik;
Kelompok
Usaha
e.
Industri, pertambangan minyak bumi dan gas
alam
450 - 1.300 VA
> 1.300 - 200 kVA
> 200 kVA
Batas Daya (kVA)
No.
h.
Faktor Daya (FD) untuk penggunaan tenaga
listik yang menggunakan alat ukur,
ditetapkan berdasarkan data yang tertera
pada alat pembangkit yang bersangkutan
atau berdasarkan perhitungan/rumus,
sebagai berikut:
FD = KWh : kapasitas
i.
Faktor Daya (FD) untuk penggunaan tenaga
listrik yang tidak menggunakan alat ukur
ditetapkan berdasarkan usia penggunaan
pembangkit listrik, yang diatur sebagai
berikut:
NO.
j.
USIA PENGGUNAN
FAKTOR DAYA
1
Di atas 30 tahun
0,60
2
26 sampai dengan 30 tahun
0,65
3
21 tahun sampai dengan 25 tahun
0,70
4
16 sampai dengan 20 tahun
0,75
5
10 sampai dengan 15 tahun
0,80
6
Di bawah 10 tahun
0,85
Bagi pembangkit tenaga listrik yang
digunakan sebagai Cadangan, nilai jual
tenaga listrik dihitung berdasarkan hasil
perkalian antara kapasitas daya, faktor daya
dan tarif biaya beban. Tarif Biaya Beban
ditetapkan sebagai berikut:
Batas Daya (kVA)
Harga Satuan Listrik
per-kVA
100 s.d 200
Rp. 24.750.00
2 Bisnis/Niaga
diatas 200
Rp. 23.513.00
3 Industri
100 s.d 200
Rp. 25.988.00
4 Industri
201 s.d 30.000
Rp. 24.750.00
5 Industri
diatas 30.000
Rp. 23.513.00
No.
Kelompok
Usaha
1 Bisnis/Niaga
Contoh Perhitungan Pajak Penerangan Jalan dari Sumber
Lain
Sebuah Perusahaan Bisnis A membayar tagihan listrik dari
PLN diluar pajak pada bulan Januari 2012 sebesar
Rp. 10.800.000,00
Daya yang dimiliki adalah 1.300 VA
Berapakah pajak yang harus disetorkan WP tersebut?
Cara perhitungan pajaknya:
Pajak
= tarif pajak x dasar pengenaan
Tarif Pajak
= 4%
Dsr pengenaan (NJTL) = Rp. 10.800.000,00
Maka Pajak yang harus dibayarkan pada bulan tersebut
adalah:
= 4% x Rp. 10.800.000,00
= Rp. 432.000,00
Contoh Perhitungan Pajak Penerangan Jalan dari yang
dihasilkan sendiri
Sebuah berusahaan garmen (industri), menggunakan
tenaga listrik yang dihasilkan sendiri (genset) secara murni
tanpa alat ukur, dengan perincian sbb:
Usia penggunaan
Kapasitas
(kVA)
Faktor Daya Jam Nyala
(FD)
Pemakaian
1 > 30th
265
0.60
98
2 21-25 th
350
0.70
57
3 21-25 th
500
0.70
79
4 16-20 th
500
0.75
86
5 16-20 th
Jumlah
500
0.75
89
2,115
0.70
409
Harga satuab
Listrik/kWh
Rp. 338
Perhitungan pajakya adalah:
NJTL
= Jumlah Biaya Pemakaian
Tarif Pajak = 1,5%
= kVA x FD x Jam Nyala x Rp/KWh
= 2.115 x 0,70 x 409 x Rp. 338 = Rp. 20.667.281
Pajak yg hrs dibayar = 1,5% x 20.667.281 = Rp. 3.070.009
B. Pengertian
3. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak
atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan
batuan, baik dari sumber alam dan/atau permukaan
bumi untuk dimanfaatkan.
4. Mineral bukan logam dan batuan adalah mineral bukan
logam dan batuan sebagaimana dimaksud didalam
peraturan perundang-undangan dibidang mineral dan
batubara.
C. Obyek, Subyek dan Wajib Pajak
1. Objek Pajak adalah pengambilan mineral bukan logam dan
batuan, yaitu
a. Mineral Bukan Logam, terdiri dari:
-
NJTL
Sebuah perusahaan textile menggunakan listrik yang
dihasilkan sendiri (genset) untuk cadagan, dengan
perincian sbb:
Pembangkit, Unit &
Tahun Penggunaan
1 > 30 th
2 26-30th
3 > 30 th
4 21-25th
5 16-20th
6 16-20th
Jumlah
Kapasitas Faktor Daya Harga Satuan Listrik
(kVA)
(FD)
per kVA
255
0.60
313
0.65
252
0.60
Rp. 24.750
500
0.70
500
0.75
500
0.75
2,320
0.6750
Perhitungan pajakya adalah:
NJTL
= Jumlah Biaya Pemakaian
Tarif Pajak = 1,5%
NJTL
= kVA x FD x Biaya Beban/kVA
= 2.320x 0,6750 x Rp.24.750 = Rp. 38.758.500
Pajak yg hrs dibayar = 1,5% x 38.758.500 = Rp. 581.377,5
Asbes
Bentonit
Clay
Dolomit
Feldspar
-
garam batu
grafit
kalsit
kaolin
magnesit
-
mika
nitrat
oker
pasir kuarsa
perlit
-
talk
tawas
yarosit
zaolit
b. Batuan, terdiri dari:
-
Batu Apung
Batu Setengah permata
Batu Permata
Granit/Andesit
kerikil
-
Leusit
Marmer
Obsidian
Pasir
Perlit
-
Tanah Diatome
Tanah Liat
Tanah Serap (fuler earth)
Trakkit
Tras
2. Dikecualikan dari objek pajak adalah:
a. Kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan
Batuan yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan secara
komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk
keperluan rumah tangga, pemancangan tiang listrik /
telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanaman
pipa air/gas;
b. Kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan
Batuan yang merupakan ikutan dari kegiatan
pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan untuk
komersial;
c. Kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan
Batuan untuk keperluan pemerintah dan pemerintah
daerah.
3. Subjek Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang dapat
mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan
4. Wajib Pajak adalah Orang pribadi atau Badan yang
mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan
PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN
BATUAN
A. Dasar Hukum
Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan
5. Jenis pemungutan untuk Pajak Mineral bukan Logam dan
Batuan ini adalah SELF ASSESMENT (dimana WP
menghitung, melaporkan dan menyetorkan sendiri
pajaknya)
D. Dasar pengenaan, Masa Pajak, Tarif dan Cara
Perhitungan
1. Dasar pengenaan dan masa Pajak
a. Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual hasil
pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.
b. Nilai jual dihitung dengan mengalikan Volume atau
Tonase hasil pengambilan dengan nilai pasar atau
harga standar.
c. Nilai Pasar adalah harga rata-rata yang berlaku di
lokasi setempat.
d. Dalam hal nilai pasar sulit diperoleh, maka digunakan
harga Standar.
e. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu)
bulan takwim.
2. Tarif dan Cara Perhitungan:
a. Tarif Pajak adalah 13%
b.Cara perhitungannya:
Pajak
Daerah
PAJAK
PENERANGAN JALAN
PAJAK MINERAL
BUKAN LOGAM DAN BATUAN
Cara Perhitungan : Tarif Pajak x Dasar Pengenaan.
Tarif pajak
: 13%
Dasar Pengenaan :Nilai Jual hasil Pengambilan Mineral
Bukan Logam dan Batu
HARGA STANDAR
MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
NO
JENIS GALIAN
HARGA STANDAR
(Rp. / Ton)
1 Andesit, Basalt, Trachite,
22,000.00
Desite dan Batuan Beku
2 Asbes
25,000.00
3 Batu Apung
18,000.00
4 Batu Kapur
18,000.00
5 Batu Permata
Sesuai Harga Pasar
6 Batu Setengah Permata
Sesuai Harga Pasar
7 Batu Tulis
10,000.00
8 Bentonit
22,000.00
9 Dolomit
14,850.00
10 Feldspar
25,500.00
11 Garam Batu
18,750.00
12 Gips
12,000.00
13 Granit & Bahan Batuan lain
24,000.00
14 Kaolin
18,000.00
15 Kalsit
14,850.00
16 Leusit
24,000.00
17 Magnesit
14,000.00
NO
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
JENIS GALIAN
Marmer
Mika
Nitrat
Obsdien
Oker
Pasir/Kerikil
Pasir Kuarsa
Perlit
Phospat
Talk
Tanah Diatome
Tanah Liat
Tanah Serap
Tanah Urug
Tawas
Trass
Yarezit
Zeolit
HARGA STANDAR
(Rp. / Ton)
30,000.00
24,000.00
18,000.00
15,000.00
15,600.00
25,000.00
25,000.00
8,400.00
21,600.00
24,000.00
17,500.00
30,000.00
13,000.00
14,000.00
18,750.00
17,500.00
24,000.00
22,000.00
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDAPATAN DAERAH
Jl. Jalan Raya Tegar Beriman– Cibinong
Telp (021) 87912442, Fax (021) 87906550
Http : www.dispenda.bogorkab.go.id
Email : [email protected]
Download