I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peradaban manusia telah lama memanfaatkan tumbuhan dalam kehidupannya. Pemanfaatan tumbuhan sebagai media mengatasi penyakit atau menjaga kesehatan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sampai saat ini masih berlangsung. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh setiap kelompok masyarakat (suku bangsa/ etnis) sangat banyak dan dapat berbeda pada setiap kelompok serta pengetahuan ini tetap diwariskan kepada generasi selanjutnya. Berdasarkan penelitian Nascimento et al. (2000) ekstrak tanaman (yarrow, cengkeh, lemon balm, basil, jambu, pomegranate, rosemery, sage, jambolan dan thyme) berpotensi besar sebagai sumber senyawa antimikroba untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Jambolan dan cengkeh memiliki potensi terbesar sebagai senyawa antimikroba. Tanaman gatel (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Maluku, Papua dan Papua Nugini untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan seperti rasa sakit, kaku/pegal, sakit kepala, sakit perut, nyeri otot dan sendi, dan memar (WHO 2009). Tumbuhan ini tumbuh diberbagai tempat baik di tepi hutan maupun di pekarangan atau ladang masyarakat yang dapat dijumpai di Maluku, Papua Nugini dan sekitarnya. Tanaman gatel dari Eropa (Urtica dioica L.) yang berasal dari suku yang sama dengan Laportea decumana Roxb. Wedd bersifat antibakteri (Duke et al. 2002) dan hasil penelitian menyebutkan tanaman ini memiliki manfaat anti-peradangan (Dewick 2002). Selain itu sakit perut/ disentri merupakan salah satu indikasi terjadinya penyakit yang berasal dari makanan karena bakteri patogen. Beberapa gejala infeksi lainnya diantaranya kurang enak badan, sakit kepala, demam, menggigil, batuk dan kelesuan (Volk et al. 1990). Berdasarkan informasi ini penelitian kemampuan ekstrak dari daun gatel sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen dan perusak makanan perlu diteliti. Tanaman benalu umumnya merugikan tanaman inangnya, tetapi benalu teh dikenal bermanfaat untuk mencegah kanker. Tanaman benalu lainnya, seperti benalu cengkeh telah dimanfaatkan oleh beberapa kalangan di Indonesia untuk mengobati penyakit kanker payudara. Terapi dengan meminum air rebusan daun benalu cengkeh dilaporkan dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara penderita., dan diduga merupakan sumber potensial berbagai senyawa yang bersifat antibakteri. Oleh karena itu penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun benalu cengkeh terhadap bakteri patogen dan perusak makanan perlu dilakukan. Ekstrak tanaman yang memiliki fungsi sebagai antibakteri dapat digunakan untuk mengurangi kerugian ekonomi (loss of profit) karena senyawa antibakteri tersebut akan menghambat pertumbuhan dan mencegah kontaminasi oleh bakteri patogen dan perusak makanan. Hal ini sangat penting diperhatikan karena berbagai negara melaporkan bahwa kasus keracunan dan penyakit melalui makanan masih selalu terjadi di berbagai dunia (Fardiaz 1996). Penelitian kemampuan tanaman obat dalam menghambat pertumbuhan bakteri telah banyak dilakukan. Pada beberapa penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak daun dari tanaman obat mempunyai aktivitas antibakteri pada beberapa bakteri patogen dan perusak makanan (Murhadi et al. 2007). Ekstrak etil asetat daun kecapi memberikan penghambatan lebih besar pada E. Coli (Swantara 2009). Ekstrak etanol daun iler dapat menghambat pertumbuhan E. Colii dan S. aureus (Kumala 2009). Pengalaman empiris terkait khasiat daun gatel dan daun benalu cengkeh telah diketahui, namun hal ini perlu ditindak lanjuti dengan penggalian informasi ilmiah terkait aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen dan perusak pangan. Selain itu, untuk pengembangan lebih lanjut sebagai pangan fungsional diperlukan data komposisi zat nutrisi bahan (daun gatel dan daun benalu cengkeh) melalui 1 analisa proksimat dan kapasitas antioksidan. Dengan cara demikian potensi pemanfaatan kedua tanaman tersebut dapat dikembangkan dan nilai tambah serta manfaat ekonomisnya dapat ditingkatkan. B. TUJUAN Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penelitian terkait aktivitas antibakteri daun gatel dan benalu cengkeh dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. mengetahui hasil rendemen ekstraksi daun gatel dan daun benalu cengkeh dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan metanol. 2. menguji aktivitas antibakteri ekstrak dengan metode difusi sumur terhadap bakteri Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Salmonella enterica serovar Typhimurium, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa. 3. mengetahui nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) pada ekstrak yang memiliki daya hambat tertinggi pada bakteri terpilih. 4. mengetahui pengaruh pH terhadap daya penghambatan ekstrak terpilih. 2