Chapter II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Teoritis
2.1.1 Manajemen Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2002:11) adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi pemasaran ini bersandar pada
konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan
permintaan (demands).
Menurut Miller dan Layton (dalam Tjiptono 2005:2) adalah sistem
total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu
memuaskan
keinginan
pasar
sasarandalam
rangka
mencapai
tujuan
organisasional.
Sedangkan pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler (2005)
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Perilaku Konsumen
Menurut Engel et al. (2004: 4) ) perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan ini. Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai
berikut, Apa yang dibeli konsumen? (What they buy?), Mengapa konsumen
membelinya? (Why they buy it?), Kapan mereka membelinya? (When they buy
it?), Dimana mereka membelinya? (Where they but it?), Berapa sering mereka
membelinya? (How often they buy it?), Berapa sering mereka menggunakannya?
(How often they use it?). Dengan kata lain perilaku konsumen meliputi aktivitas
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan
membuang barang, jasa, dan gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka.
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan hal yang
sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
namun dapat bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang
merubah mereka pada menit-menit terakhir. Karenanya pemasar harus
mempelajari keinginan, persepsi, preferensi serta perilaku belanja dan pembelian
pelanggan sasaran mereka.
Engel et al. (2004: 60) berpendapat bahwa konsumen dapat dipengaruhi
perilakunya menurut kehendak pihak yang berkepentingan. Selanjutnya Engel
juga menyebutkan sedikitnya ada tiga faktor yang menjadi deteminan variasi
penentu keputusan konsumen. Tiga faktor ini yang menjadi pengaruh yang
mendasari pada perilaku konsumen. Faktor-faktor tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.1 Pengaruh Lingkungan
Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks dimana keputusan
mereka dipengaruhi oleh:
1. Budaya,
2. Kelas Sosial,
3. Pengaruh Pribadi,
4. Keluarga,
5. Situasi.
2.1.2.2 Perbedaan dan Pengaruh Individual
Konsumen juga dipengaruhi faktor internal yang menggerak dan
mempengaruhi perilaku mereka. Faktor internal ini sangat mungkin berbeda antar
individu sehingga akan menghasilkan keputusan dan perilaku yang berbeda pula.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Sumber daya konsumen,
2. Motivasi dan Keterlibatan,
3. Pengetahuan,
4. Sikap,
5. Kepribadian, gaya hidup dan demografi.
2.1.2.3 Proses Psikologis
Proses psikologis dari konsumen akan membawa mereka pada proses
berikut yaitu :
1. Pengolahan Informasi,
2. Pembelajaran dan,
3. Perubahan Sikap/ Perilaku, yang kesemuanya akan memberikan dampak pada
penentuan keputusan mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Perilaku Konsumen di Internet
Banyak orang yang mengatakan bahwa internet benar-benar baru dan
berbeda, bukan itu yang jadi masalahnya. Lebih jauh lagi membawa dasardasar
pemasaran
kedunia
on-line
dari
pada
kebutuhan
untuk
menggantikannya. Tetapi memang ada perbedaan. Salah satu perbedaan yang
utama, khususnya dengan teknologi seperti e-mail, adalah sesuatu yang
kurangan akan isyarat sosial dan kekurangan dari komunikasi. Pesan yang
dicetak tidak sama dengan sebuah panggilan telepon dan pertemuan tatap
muka. Hal ini membawa pada perbedaan yang penting dalam tipe komunikasi
dan interaksi yang terjadi dengan metode komunikasi yang terbatas. Hasilnya
berupa perilaku yang tidak tepat.
Informasi on-line bisa sangat sulit dicari. Daerah yang sangat aktif dari
penelitian sekitar masalah pembuatan informasi dapat diakses dan dapat
diambil kembali. Hal ini cukup sulit, dan banyak pengguna mengalami masamasa sulit mencari informasi yang mereka inginkan (Hanson, dalam Yanita
2009:16).
Kombinasi dari penghargaan dan kesulitan dapat membuat pengalaman
on-line memiliki jangkauan dari sangat mengasyikkan hingga sangat
mengecewakan, Ketika ada keseimbangan antara tantangan dan keahlian,
pengguna mengalami kepuasan dan hiburan. Tantang yang terlalu sedikit akan
menyebabkan kebosanan, terlalu banyak akan menyebabkan frustasi. Hal ini
membawa ke konsep aliran, dimana keseimbangan on-line dapat sangat
membantu dalam kesenangan konsumen akan media tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.1 Persamaan Media
Persamaan media tersebut adalah suatu penemuan yang sangat
berguna, artinya kita tidak perlu memahami keseluruhan peraturan, perilaku,
dan etiket on-line. Sejalan dengan kita membuat situs jaringan, dan meningkat
ketika kita menciptakan lingkungan digital, pemasar dapat membawa ke situs
ini penilaian, pengalaman, dan intuisi yang mengatur kehidupan mereka
sehari-hari.
Kesopanan adalah salah satu contoh yang bagus. Pengguna menyukai
komputer yang sopan, bereaksi secara positif pada kedewasaan sebuah
komputer dan berlaku sopan terhadap perilaku dilayar. Perilaku yang dianggap
kasar pada kehidupan nyata dianggap kasar di layar.
Bagian penting yang lain dari persamaan media yang berhubungan
dengan kepribadian. Satu hasil yang paling umum ditemukan dalam studi
efektivitas tenaga penjualan adalah pentingya kepribadian. Singkatnya
konsumen lebih senang beraksi kepada penjual yang cocok dengan
kepribadian mereka. Hal yang sana juga terjadi di on-line. Kenyataannya,
pengguna bereaksi di on-line seperti yang mereka lakukan dalam kehidupan
nyata ke atribut dominasi dan keramah-tamahan karakter on-line. Konsumen
enggan kepribadian yang tunduk lebih menyenangi rancangan komputer mirip
dengan mereka.
2.1.3.2 Isyarat-isyarat Sosial
Satu daerah paling penting dari kehidupan sosial yang perilaku on-line
nya secara sistematis berbeda dari kehidupan nyata berada dalam kehidupan
grup elektronik dinamis, khususnya dengan surat elektronik. Keputusan yang
Universitas Sumatera Utara
dicapai secara on-line dapat berbeda dari keputusan yang dicapai melalui
pertemuan pribadi. Perbedaan ini termasuk perbedaan proses dan hasil.
2.1.3.3 Kesulitan Kognitif
Salah satu tantang penyediaan informasi on-line adalah membuatnya
dapat diakses pengguna. Menemukan informasi yang tepat dengan mudah
dilakukan. Konsumen menjadi frustasi dan marah ketika mereka tidak mampu
berhubungan ke halaman dan dokumen yang tepat, khususnya bila mereka
diyakinkan bahwa jaringan itu ada tetapi tidak dapat dicari. Hal ini dapat
memperlemah banyak tujuan dari isi on-line, seperti dukungan pelanggan,
bangunan kekerabatan dan perdagangan on-line.
Pengguna yang berbeda memiliki model yang berbeda dalam mencari
informasi, yang sudah ahli lebih menyukai search dan pemula lebih menyukai
dan menggunakan browse (Hanson, dalam Yanita 2009:16). Pencarian yang
berhasil, sulit bagi banyak pengguna dan membutuhkan bahasa yang kuat dan
kemampuan kognitif. Browse baik bagi pemula, sebagaimana struktur yang
disediakan oleh fungsi pencari membantu pemula menentukan kemana harus
pergi dan menyediakan organisasi mental dari isi. Pengguna diuntungkan dari
isyarat-isyarat yang ada dalam kualitas dokumen yang mereka cari dalam
search dan browse.
2.1.3.4 Aliran
Konsumen merespon secara antusias ketika ada keseimbangan efektif
antara kesulitan pengguna jaringan dan balasannya. Salah satu pengalaman
banyak
dari
pengguna
baru
melaporkan
dengan
kagum
mengenai
Universitas Sumatera Utara
kemampuannya untuk hilang dan tiba-tiba menyadari satu atau dua jam telah
berlalu, hal ini merupakan aktivitas yang menyenangkan dan membangkitkan
semangat.
2.1.4 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi dan
penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok
khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua
arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisisensi pemasaran suatu
produk. Proses ini berkesinambungan, mulai dari tahap perencanaan (desain)
produk, distribusi, sampai kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran
langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna dikalangan
konsumen. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran
dengan menciptakan suatu arti yang disebarkan kepada pelanggan atau
kliennya (Kotler, 2005:13)
2.1.4.1 Unsur-unsur Komunikasi Pemasaran
Menurut Sulaksana (2003:25) bentuk atau unsur-unsur dari komunikasi
pemasaran adalah:
1. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
2. Iklan (Advertising)
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
4. Publisitas (Publicity)
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Menurut Sulaksana (2003:60) tujuan komunikasi pemasaran diarahkan
pada satu atau lebih tujuan dibawah ini:
1. Membangkitkan keinginan akan satu kategori produk.
2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness)
3. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat
membeli.
4. Memfasilitasi pembelian.
2.1.5 Pengertian Periklanan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa senang yang akan mengubah
pikiran seseorang untuk melakukan pembelian (Tjiptono, 2005:26).
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang
atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. (Kotler, 2005:153).
“Pemilihan media iklan harus didasarkan pada tujuan penyampaian
pesan. Pertama pemasar harus menentukan target audiens yang akan dituju,
misalnya berdasarkan kelompok geografis, demografis seperti umur,
pendidikan dan lain-lain. Kedua, pemasar perlu mengatahui kapan iklan akan
ditayangkan atau disampaikan kepada target audiens. Ketiga, durasi tayangan
iklan. Pemilihan media untuk penyampai pesan memerlukan banyak
pertimbangan. Pemilihan media bisa didasarkan atas keterlibatan konsumen
Universitas Sumatera Utara
dalam proses pembelian terhadap produk yang ditawarkan, kelompok
pendengar radio, penonton televisi, pembaca surat kabar, pembaca majalah,
jangkauan media dan biaya” (Setiadi, 2003:254).
Iklan dapat diketahui jika pemasar juga mengetahui jenis-jenis media
yang sesuai dengan produk yang akan dipasarkan Media iklan yang digunakan
bisa koran, majalah, televisi, internet, dan lain sebagainya. Setiap media
memiliki masing-masing keunggulan dan keterbatasan sendiri. Keunggulan
dan keterbatasan dari masing-masing media iklan dapat dilihat pada Tabel 2.1
berikut ini.
Tabel 2.1
Keunggulan dan keterbatasan media iklan
Media
Koran
Televisi
Radio
Majalah
Internet
Keuntungan
Fleksibilitas, ketepatan waktu,
peliputan pasar lokal bagus,
penerimaan luas, sangat dipercaya
Menggabungkan pandangan
suara, dan gerakan memancing
indra, perhatian tinggi, ajngkauan
tinggi
Penggunaan lokal bagus,
selektivitas geografis dan
demografi tinggi, biaya rendah
Selektivitas geografis dan
demografis tinggi, reproduksi
bermutu tinggi, umur panjang dan
banyak pembaca selain pembeli.
Selektivitas tinggi, harga murah,
kemampuan interaktif
Keterbatasan
Umur pendek, mutu reproduksi
rendah, sedikt pembaca selain
pembelinya.
Biaya absolut tinggi, penayangan
terlalu sebentar, selektivitas pemirsa
lebih kecil.
Suara saja, paparan terlalu sebentar,
perhatian rendah.
Tenggang waktu pembelian iklan
lama, harga mahal, tidak ada jaminan
posisi.
Pemirsa kecil, secara demografi
terbatas, dampaknya relatif rendah,
Sumber : Kotler (2002:98)
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Fungsi-fungsi Periklanan
Menurut Shimp (2003:357) secara umum, periklanan mempunyai
fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya
yaitu:
2.1.6.1 Memberi Informasi (Informing)
Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru,
mendidik konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan merek citra merek yang positif.
2.1.6.2 Mempersuasi (Persuading)
Iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba
produk dan jasa yang diiklankan.
2.1.6.3 Mengingatkan (Reminding)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
konsumenterhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek
yang mungkin tidak akan dipilihnya.
2.1.6.4 Memberikan Nilai Tambah (Adding Value)
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi
persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek
dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi, dan lebih unggul dari
tawaran pesaing.
2.1.6.5 Mendampingi (Assisting)
Peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi
upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat
komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti
kupon-kupon dan undian. Peran penting lain dari periklanan adalah
membantu perwakilan penjualan.
2.1.7 Nilai Iklan
Nilai iklan merupakan persepsi yang tercipta atau diperoleh oleh
konsumen atau siapapun yang melihat suatu iklan. Nilai iklan termasuk faktor
penting yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli atau
menggunakan suatu produk. Nilai iklan merupakan bagian iklan yang
dipengaruhi oleh bentuk gambar, rangkaian kata-kata, maupun warna
(Wiharsa dan Herizon, dalam Hanna, 2008:19).
Nilai iklan dapat dilihat dari sikap konsumen yang berbeda dan
penting. Untuk melihat apakah suatu iklan bernilai atau tidak diperlukan
hubungan antara iklan dan nilai iklan serta ukuran aktual untuk mencapai
pasar.
Selain menanamkan citra pada konsumen maupun calon konsumen
tentang produk yang ditawarkan, nilai iklan juga harus memberikan informasi
yang diperlukan mengenai produk yang ditawarkan. Nilai iklan yang baik
menurut konsumen atau calon konsumen mengenai suatu produk atau jasa
yang diiklankan dapat menyebabkan peningkatan permintaan akan produk
atau jasa tersebut dan hal ini tentu saja akan meningkatkan keuntungan bagi
perusahaan atau lembaga yang menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua variabel yang merupakan titik tolak untuk menjelaskan
bagaimana konsumen menafsirkan nilai dari suatu iklan, yaitu entertainment
dan informativeness.
Entertainment merupakan kemampuan iklan untuk memberikan
kesenangan atau hiburan kepada pemirsa iklan. Secara umum memang banyak
iklan yang sifatnya memberikan hiburan sambil menyisipkan informasi.
Banyak iklan yang menggunakan lagu-lagu yang sedang popular atau
menggunakan artis terkenal sebagai bintang iklan.
Informativeness berarti The ability of advertising to inform customer of
product alternativeness so that purchase yielding the greatest possible
statisfaction can be made (Wiharsa dan Herizon, dalam Hanna, 2008:19) yang
diartikan sebagai kemampuan iklan untuk menyuplai informasi kepada
konsumen. Iklan juga harus bisa memberikan gambaran yang sebenarnya
mengenai sebuah produk sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomis
bagi konsumen. Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru,
memberikan informasi mengenai merk tertentu, dan menginformasikan
karakteristik serta keunggulan suatu produk.
2.1.8 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen untuk
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk
mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi
perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi 2003:15).
Universitas Sumatera Utara
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang
pencarian, pembelian dan penggunaan beragam produk dan merek. Berbagai
macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan sering kali harus dilakukan
setiap hari.
Secara umum proses keputusan pembelian konsumen dapat dilihat
pada gambar 2.1 berikut:
Mengenali
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Penilaian
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku Pasca
Pembelian
Sumber : Setiadi, 2003:16
Gambar 2.1 Model lima tahap proses pembelian
2.1.8.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses ini dimulai saat konsumen menyadari adanya masalah
kebutuhan. Konsumen menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang
diinginkannya dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan ini
disebabkan rangsangan internal yang berasal dari dalam diri konsumen
(seperti rasa lapar dan haus) atau karena rangsangan dari luar (seperti iklan).
2.1.8.2 Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika
konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan
membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Pencarian yang dilakukan
konsumen meliputi pencarian eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Pencarian internal dilakukan dengan mengingat kembali semua
informasi yang ada dalam memorinya. Informasi yang dicari meliputi bernagai
produk dan merek yang sangat dikenalnya yang tebagi dalam tiga bagian yaitu
kelompok yang dipertimbangkan, inert set, yaitu kumpulan merek yang
dipandang tidak berbeda satu sama lain dan kelompok produk yang ditolak
atau tidak bisa diterima.
Pada pencarian eksternal, konsumen akan mengkombinasikan apa yang
diperoleh dari pencarian internal internal dengan informasi yang diperolehnya
dari luar mengenai produk. Informasi eksternal dapat diklasifikasikan menjadi
sumber pribadi (keluarga, teman dan kenalan), sumber komersil (iklan, tenaga
penjualan, penyalur dan pameran) dan sumber umum (media massa dan
organisasi konsumen).
2.1.8.3 Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan terhadap produk
dan merek dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen dengan
membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif yang
diberikan kepada konsumen. Menurut Mowen dan Minor (Sumarwan, 2003:
301), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap intensinya
mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan. Proses evaluasi alternatif
dan proses pembentukan kepercayaan merupakan proses yabg sangat terkait
erat.
Universitas Sumatera Utara
Rumit atau tidaknya proses evaluasi alternatif yang dilakukan
konsumen sangat tergantung kepada model pengambilan keputusan yang
dijalaninya. Dalam pengambilan keputusan yang bersifat habitual (kebiasaan),
maka konsumen hanya membentuk keinginan untuk membeli ulang produk
yang sama seperti yang dilakukan sebelumnya. Apabila konsumen tidak
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk yang akan dibelinya,
maka konsumen mungkin akan mengandalkan rekomendasi alternative dari
pihak lain. Kebanyakan model dari proses evaluasi ini bersifat kognif, yaitu
konsumen melakukan pembentukan nilai terhadap produk dan merek terutama
didasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen akan
mengembangkan sepaerangkat kepercayaan merek dimana setiap merek
mempunyai cirri dan karakteristik masing-masing.
Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari produk yang
digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan. Kriteria evaluasi
yang ditentukan konsumen dapat berupa harga, merek, kualitas, produsen, asal
negara dan sebagainya.
2.1.8.4 Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merekmerek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun
demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan
membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap
orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada
dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif
Universitas Sumatera Utara
pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan
semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin
besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan
yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan
faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang
diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin
bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan
mengubah tujuan membeli.
2.1.8.5 Perilaku Pasca Pembelian
Konsumen sesudah melakukan pembelian produk akan mengalami
kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
terhadap suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku pembelian
selanjutnya bagi konsumen. Konsumen yang puas akan memperlihatkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi sedangkan
konsumen yang merasa merasa tidak puas akan berusaha untuk mengurangi
atau bahkan menghindari penggunaan produk tersebut.
2.2
Penelitian Terdahulu
Yanita (2009), Pengaruh Entertainment, Informativeness dan Irritation
Terhadap Nilai Iklan Situs www.google.com (Studi Kasus di Asrama Putri
USU Medan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan
beriklan di internet yaitu dengan mengetahui nilai iklan di situs. Penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
menganalisis pengaruh variabel Entertainment, Informativeness dan Irritation
terhadap nilai iklan situs www.google.com
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
dan metode analisis kuantitatif melalui analisis regresi berganda dan di
lengkapi dengan pengujian asumsi klasik. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Penelitian menggunakan 52 orang responden sebagai
sampel yang diambil melalui metode purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap variabel Entertainment, pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Informativeness dan Irritation terhadap nilai iklan situs
www.google.com.
2.3
Kerangka Konseptual
Nilai iklan merupakan persepsi yang tercipta atau nilai yang diperoleh
oleh konsumen atau siapapun yang melihat suatu iklan. Nilai iklan termasuk
faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli atau
menggunakan suatu produk (Yuwono dan Syahir, 2004:20). Para pengunjung
situs dapat mengetahui efektifnya sebuah iklan karena nilai sebuah iklan dapat
ditentukan, sehingga iklan menjadi bernilai dan berharga dimata konsumen.
Melalui media iklan perusahaan memperkenalkan produknya dan
memberikan informasi pada konsumen. Perusahaan perlu mengetahui faktorfaktor saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih barang atau jasa.
Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen untuk
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk
mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi
perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi 2003:167).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :
Keputusan
Pembelian
(Y)
Nilai Iklan
(X)
Sumber: Yuwono dan Syahir, 2004:20, Setiadi 2003:167 diolah.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:306). Berdasarkan perumusan masalah
yang ditetapkan, maka hipotesis penelitian adalah variabel nilai iklan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di situs
kaskus.us.
Universitas Sumatera Utara
Download