SELEKSI Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat tugas kuliah mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan di kelas MAP 23_2 Disusun Oleh: Lizza Ayudita Lesmono Hadi Prana Abadi Tulus Suratno Yuli Kurniawati PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama. Realitas sejarah membuktikan pada kita bahwa pendidikan dalam kultur masyarakat manapun berkepentingan mengarahkan manusia kepada tujuan-tujuan tertentu. Selaras dengan itu, Nurcholis Madjid (dalam Sidi, 2001;xi) menyatakan bahwa pembicaraan seputar pendidikan melibatkan banyak hal yang harus direnungkan. Sebab, pendidikan meliputi keseluruhan tingkah laku manusia yang dilakukan demi memperoleh kesinambungan, pertahanan, dan peningkatan hidup. Jadi, manusia dengan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya pendidikan diciptakan oleh manusia untuk membentuk manusia itu sendiri. Sederhananya, proses pendidikan ditujukan pada proses pemanusiaan manusia. Manusia sebagai subjek sekaligus objek dalam proses pendidikan meliputi dua aspek, yakni manusia secara individual maupun komunal (masyarakat). Salah satu ciri yang essensial dari individu adalah bahwa ia selalu melakukan kegiatan (berperilaku). Kegiatan individu merupakan manifestasi dari hidupnya, baik sebagai individu maupun mahkluk sosial. Individu melakukan kegiatannya selalu dalam interaksi dengan lingkungannya (Sukmadinata, 2003;57). Dalam perkembangan organisasi dari waktu ke waktu bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting, karena konstribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan maka aktifitas yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suatu organisasi. Mengacu pada era globalisasi yang menuntut keunggulan bersaing dari setiap organisasi, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja. Penting pula disadari bahwa standar tersebut senantiasa dinamis, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari organisasi dan para pegawainya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, organisasi yang efektif bersedia melakukan hal-hal penting untuk dapat bertahan dan meningkatkan kemampuan strateginya. Hanya dengan mengantisipasi tantangan ini, organisasi dapat meningkatkan kemampuannya dan para tenaga kependidikan dapat mempertajam keahlian mereka. Dalam sistem pendidikan nasional, organisasi yang bergerak dalam sistem tersebut merupakan subsistem yang memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola secara tepat. Secara nyata mereka adalah para tenaga kependidikan yang memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan konstribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kepentingan unsur manusia dalam organisasi pendidikan bukanlah sekedar mengungguli unsur-unsur lainnya seperti materi, uang dan sejumlah peraturan yang ada, akan tetapi unsur ini telah dimaklumi sebagai potensi yang memiliki nilai ekonomis yang relatif lama. Produktifitas pendidikan nasional, khususnya peningkatan mutu pendidikan pada akhirnya banyak tergantung pada seberapa jauh konstribusi yang diberikan sumber daya ini melalui pelaksanaan tugas mereka sehari-hari. Untuk mencapai mutu pendidikan yang tinggi tujuan harus dirumuskan, kebijakan harus dibuat dan ditetapkan, fasilitas harus disediakan, keuntungan harus diperoleh, dan setiap pelaksanaan tugas dimanapun harus dikoordinasikan. Semua kegiatan tersebut akhirnya akan terpulang kepada sejumlah orang (tenaga kependidikan) yang terlibat. Oleh karena itu peran mereka sangat menentukan gagal atau berhasilnya pelaksanaan tugas. Mereka itu haruslah dipersiapkan secara khusus, terpelajar dan terpilih. II. PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU No. 20 THN 2003, PSL 39 ayat 2. Tenaga pendidik yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 (BAB 1 Ketentuan umum).1 Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 tahun 2003 psl 1, BAB 1 Ketentuan umum). Merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1). Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan 1 diri dan diangkat untuk menunjang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen Penyelenggaraan Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah: kepala satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya.2 B. Pengertian Karyawan, Seleksi, dan Penempatan 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah kekayaan dan aset utama dari setiap perusahaan. Peran karyawan sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan mencapai tujuannya. Perusahaan harus selalu berusaha untuk memperoleh dan menempatkan karyawan yang qualified pada setiap jabatan dan pekerjaan supaya pelaksanaannya lebih berdaya guna dan berhasil guna. 2. Pengertian Seleksi Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan agar karyawannya qualified. Dengan pelaksanaan seleksi yang baik, karyawan yang diterima akan lebih qualified sehingga pembinaan, pengaturan, dan pengaturan karyawan akan menjadi lebih mudah.3 Beberapa pendapat tentang pengertian seleksi: a. Malayu Hasibuan Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penetuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan bersangkutan. b. Dale Yoder Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan di bagi 2 bagian: yaitu yang diterima dan yang ditolak. c. R. S Dwivedi 2 Ibid, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://ecourse.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf 3 Seluruh konsep dari seleksi dan penempatan karyawan yang efektif dapat diharapkan mengurangi tingkat perputaran atau keluar masuknya karyawan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Seleksi adalah kegiatan suatu organisasi/perusahaan untuk memilih karyawan yang paling tepat, baik dalam jumlah maupun mutu dari calon-calon yang ditariknya 3. Pengertian Seleksi dan Penempatan Seleksi dan penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi. C. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Seleksi 1. Penawaran tenaga kerja Semakin bayak yang seleksi semakin baik bagi organisasi dipilih yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. 2. Etika Perekrut adalah pemegang teguh norma, disiplin pribadi yang tinggi, kejujuran yang tidak tergoyahkan, integritas karakter, serta objektivitas berdasarkan kretiria yang rasional. 3. Internal organisasi Besar kecilnya anggaran, menentukan jumlah yang harus direkrut. 4. Kesamaan Kesempatan Ada yang dikriminatif, kadang karena warna kulit, daerah asal, latar belakang sosial. Dengan kata lain ada pokok minoritas dengan keterbatasan-keterbatasan.4 4 http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-sdm-seleksi-tenaga-kerja/ D. Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan Efektivitas ditentukan oleh fungsi seleksi beberapa dan syarat penempatan penting, dan sangat bahkan tergantung pada informasi-informasi yang diperoleh dari syaratsyarat tersebut. Informasi-informasi yang diperoleh melalui syarat-syarat tersebut akan dijadikan masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang dimaksud, adalah: 1. Informasi analisis jabatan, yang memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan. 2. Rencana-rencana sumber daya manusia, yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia/tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi. 3. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih. E. Kualifikasi yang Menjadi Dasar Seleksi Proses seleksi sangat penting dalam memberikan penilaian akan sifat-sifat, watak, dan kemampuan para pelamar secara tepat, teliti dan lengkap. Beberapa kualifikasi berikut ini menjadi dasar dalam proses seleksi.. 1. Keahlian Merupakan salah satu kualifikasi utama yang menjadi dasar dalam proses seleksi, kecuali bagi jabatan yang tidak memerlukan keahlian. Penggolongan dikemukakan sebagai berikut: a. Technical skill, keahlian dapat Yaitu keahlian teknik yang harus dimiliki para pegawai pelaksana. b. Human skill, Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memimpin beberapa orang bawahan. c. Conceptual skill, Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memangku jabatan puncak pimpinan sebagai figure yang mampu mengkoordinasi berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Pengalaman Dalam proses pelamaran suatu pekerjaan, pengalaman pelamar cukup penting artinya dalam suatu proses seleksi. Suatu organisasi/perusahaan cenderung akan memilih pelamar yang berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman karena dipandang lebih mampu melaksanakan tugasnya. Selain itu, kemampuan intelegensi juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya sebab orang yang memiliki intelegensi yang baik biasanya orang yang memiliki kecerdasan yang cukup baik. Faktor pengalaman saja tidak cukup untuk menentukan kamampuan seseorang pelamar dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. 3. Usia Perhatian dalam proses seleksi juga ditunjukan pada masalah usia para pelamar. Usia muda dan usia lanjut tidak menjamin diterima tidaknya seseorang pelamar. Mereka memiliki usia lanjut tenaga fiisknya relatif terbatas meskipun banyak pengalaman. Mereka yang berusia muda mungkin saja memiliki vitalitas yang cukup baik. Tetapi rasa tanggung jawabnya relatif kurang dibandingkan dengan usia dewasa. Oleh karena itu, yang terbaik pelamar yang berusia sedang atau sekira usia 30 tahun. 4. Jenis kelamin Jenis kelamin memang sering pula diperhatikan, terlebih-lebih untuk jabatan tertentu. Jabatan-jabatan memang dikhususkan untuk pria, ada juga yang khusus untuk wanita. Tetapi banyak juga yang terbuka untuk kedua jenis kelamin tersebut. 5. Pendidikan Kualifikasi pelamar merupakan cermin dari hasil pendiidkan dan pelatihan sebelumnya, yang akan menentukan hasil seleksi selanjutnya dan kemungkinan penempatanya dalam organisasi bersangkutan diterima. Tanpa bila adanya pelamar latar yang belakang pendidikan tersebut maka proses pemilihan atau seleksi akan menjadi sulit. 6. Kondisi fisik Kondisi memegang fisik peranan seseorang penting pelamar dalam kerja proses turut seleksi. Bagaimana pun juga suatu organisasi secara optimal akan senantiasa ingin memperoleh tenaga kerja yang sehat jasmani dan rohani kemudian memiliki postur tubuh yang cukup baik terutama untuk jabatan-jabatan tertentu. 7. Tampang Menurut Drs. Manullang, dalam jabatan-jabatan tertentu, tampang juga merupakan salah satu kualifikasi yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugasnya. pramugari, pelayan toko, dll. 8. Bakat Misalnya, tugas sebagai Bakat atau aptitube seseorang calon pelamar tenaga kerja turut juga pemegang kunci sukses dalam proses seleksi. Bakat ini dapat tampak pada tes-tes, baik fisik maupun psikolog. Dari tes-tes tersebut dapat diketahui bakat yang tersembunyi, yang suatu saat dapat dikembangkan. 9. Temperamen Temperamen adalah pembawaan seseorang. Temperamen tidak dipengaruhi oleh pendidikan, namun berhubungan langsung dengan ‘emosi’ seseorang. Menurut Drs. Manullang, temperamen adalah sifat yang mempunyai dasar bersumber pada faktor-faktor dalam jasmani bagian dalam, yang di timbulkan oleh proses-proses biokima. Temperamen seseorang itu bermacam-macam, ada yang periang, tenang dan tentram, bersemangat, pemarah , pemurung, pesimis, dll. Hal ini menentukan sukses tidaknya seleksi atau tempat yang cocok bagi seseorang pelamar bila diterima bekerja dalam organisasi. 10. Karakter Karakter berbeda dengan tempramen meskipun ada hubungan yang erat antara keduanya. Temperamen adalah faktor ’endogen’, sedangkan karakter adalah faktor ’exogen’. Suatu karakter seseorang dapat diubah melalui pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah. F. Metode-metode Seleksi dan Penempatan Sebelum dilanjutkan dengan uraian mengenai metodemetode seleksi dan penempatan, ada baiknya diuraikan berbagai langkah dan tanggungjawab dalam proses staffing, yang meliputi: 1. Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia; 2. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan dan/atau mengisi jabatan-jabatan; 3. Mengembangkan kriteria seleksi yang valid; 4. Pengadaan (rekruit); 5. Mengadakan test atau sebaliknya men-screening para pelamar; 6. Menyiapkan daftar dari para pelamar yang berkualitas/lulus; 7. Mengadakan wawancara terhadap para pelamar yang paling berkualitas; 8. Mengadakan seleksi pelamar yang paling berkualitas. Hal yang penting di sini adalah bahwa line manager terlibat secara penuh pada langkah-langkah 1, 2, 3, 7 dan 8. Tugas dari departemen kepegawaian adalah membantu line manager untuk mendapatkan dan mempekerjakan pelamar yang paling berkualitas, dan untuk memastikan bahwa proses staffing berlangsung tanpa pengaruh yang tak semestinya dari politik atau sikap pilih kasih. Langkah berikutnya dalam proses seleksi adalah menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu jabatan melalui analisis jabatan. Ini berkaitan dengan metode-metode tertentu yang dipakai untuk mengukur kualifikasi-kualifikasi dari para pelamar atau pekerja. Ada 9 metode yang biasanya digunakan, yakni: (1) tinjauan data biografis, (2) test-test bakat/ketangkasan, (3) test-test kemampuan, (4) ujian-ujian penampilan, (5) referensi-referensi, (6) evaluasi kinerja (hanya untuk penilaian promosi dari pekerja-pekerja yang ada), (7) wawancara-wawancara, (8) pusat-pusat penilaian, dan (9) suatu masa percobaan. 1. Tinjauan Data Biografis Tinjauan mengenai pendidikan dan pengalaman dari seorang pelamar, melalui suatu bentuk pengajuan lamaran yang dibakukan, adalah paling dasar dalam proses seleksi. Sekalipun pendidikan dan pengalaman bukan merupakan kriteria yang penting, tetapi bisa digunakan untuk tujuantujuan penting lain. Pendidikan dan pengalaman merupakan catatan angka mengenai jumlah dan kualifikasi dari para pelamar untuk tujuan-tujuan penelitian dan pemeliharaan catatan. Pendidikan dan pengalaman menjadi dasar bagi usaha-usaha wawancara. Pendidikan dan pengalaman dijadikan sebagai suatu unsur dari catatan perorangan dari para pelamar yang terpilih. Penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh melalui lamaran-lamaran pekerjaan adalah lebih valid dan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui wawancara. Empat digunakan jenis untuk dari test-test proses seleksi, tertulis yaitu yang sering ketangkasan (aptitude), ciri-ciri (characteristics or traits), kemampuan (ability), dan ketangkasan kinerja/penampilan mengukur inteligensi (performance). yang umum Test atau kemampuan kognitif. 2. Test Ketangkasan Test ketangkasan tidak mahal secara relatif untuk dilaksanakan dan dicatat, dan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Jenis test kedua untuk mengukur ciri-ciri kepribadian atau karakteristik-karakteristik, yang kemudian dibandingkan dengan profil-profil dari para pekerja yang ada yang dianggap sukses dalam jabatan, atau terhadap ciri-ciri yang diduga keras berkaitan dengan kerja melalui construct validation. 3. Test Kemampuan Tes ini mengukur luasnya kemampuan umum atau keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kinerja pekerjaan melalui empirical atau construct validation. 4. Test Performance Semakin dekat test kemampuan merangsang tugastugas pekerjaan dan konteks yang aktual, test tersebut semakin menjadi test performansi. Penelitian menunjukkan bahwa test-test kemampuan berhubungan secara valid dengan performansi pekerjaan berikutnya. 5. Referensi Referensi merupakan metode seleksi yang penting, dipakai untuk memeriksa pendidikan dan riwayat-riwayat atau untuk memperoleh keterangan tentang kepribadian atau ketrampilan pelamar. Kelemahan dari metode ini adalah referensi biasanya positif yang oleh karenanya mengurangi keefektifannya sebagai alat seleksi. 6. Evaluasi Performansi Evaluasi-evaluasi performansi sebelumnya sering dipakai untuk menilai potensi bagi penugasan kembali atau promosi, atau bahkan persyaratan bagi lowongan promosi tertentu. Adalah valid sepanjang penilaian-penilaian didasarkan pada kinerja pekerjaan, dan kinerja ini mencakup kecakapan-kecakapan dan kemampuan-kemampuan yang sama seperti yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Reliabilitasnya didasarkan pada tingkat kesesuaian penilaian di antara evaluasi-evaluasi supervisi sebelumnya. 7. Wawancara Wawancara-wawancara merupakan metode seleksi, penempatan dan promosi yang paling populer. Wawancarawawancara akan memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengamati kinerja/penampilan seorang pelamar dan ketrampilan-ketrampilan antar perorangan, dan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimuat dalam formform lamaran. Bagaimana pun juga wawancara tidak dianjurkan sebagai suatu metode seleksi utama karena akan menyita banyak waktu dari supervisor, dan juga mengharuskan seorang supervisor menjadi pewawancara yang terlatih. Karena wawancara merupakan metode utama untuk menolak para calon yang kelihatan bagus di atas kerja test tetapi mungkin tidak cocok di dalam organisasi. 8. Pusat-pusat Penilaian Pusat-pusat memperkenalkan penilaian beberapa pelamar berusaha untuk dengan keadaan- keadaan kerja yang merangsang supaya menekankan kinerjanya pada tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan. 9. Masa Percobaan Masa percobaan memiliki faktor validitas dan reliabilitas yang mungkin tinggi karena metode ini mengukur kinerja aktual pada kerja. Metode ini juga mempunyai risiko yang sangat besar dan biaya yang tinggi bagi organisasi karena seorang pekerja yang secara potensial tidak berkualitas menduduki suatu jabatan penting sampai dia melakukan banyak kesalahan yang serius baru kemudian dipertimbangkan dan dikatakan bahwa yang bersangkutan tidak cocok dengan jabatan tersebut. G. Kendala-kendala dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan Sulit untuk memilih di antara kesembilan metode seleksi dan promosi tersebut di atas. Kendala-kendala itu berkisar pada: (1) tingkat validitas yang berbeda, karena metode-metode tersebut mempunyai tingkat validitas, atau keterkaitan kerja yang berbeda; (2) metode-metode itu mempunyai tingkat reliabilitas, atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar ketimbang waktu; (3) metode-metode itu mulai dari yang tidak mahal hingga ke yang paling mahal. Di balik ketiga kriteria validitas, reliabilitas dan biaya merupakan nilai-nilai yang menentukan apakah alternatif metode bisa mendukung atau menghambat.5 H. Strategi Validasi Test Test yang dipertahankan valid bukan di bawah saja secara peraturan-peraturan, legal dapat tetapi juga berakibat dalam mempekerjakan true positives dan penolakan false negatives. Sementara secara teoritis bermanfaat untuk menilai semua kriteria bagi pekerjaan, para profesional kepegawaian mungkin mau, atau dipaksakan oleh keadaankeadaan, untuk mengadopsikan pendekatan yang bagus sebagai berikut: 1. Mengidentifikasikan kelompok-kelompok jabatan dengan jumlah pekerja yang paling banyak. 2. Mengidentifikasikan jabatan-jabatan yang paling mungkin menjadi suatu subyek dari penyelidikan atau perkara hukum. I. Langkah-Langkah Seleksi Langkah-langkah seleksi meliputi: 1. Seleksi surat lamaran 2. Pengisian blanko lamaran 3. Pemeriksaan referensi 5 DR. Faustino Cardoso Gomes, M. Si, Manajemen Sumeber Daya Manusia, Andi Yogyakarta, Cet; II, Yogyakarta 2009, h.122-123 4. Wawancara pendahuluan 5. Test Penerimaan a. Test Penerimaan meliputi physical test (medical test), academic test, dan Psyhicological test 6. Test Psikologi Jenis-jenis test Psikologi: - Test kecerdasan - Test keperibadian - Test bakat - Test Minat - Test prestasi 7. Test Kesehatan 8. Wawancara akhir atasan langsung 9. Memutuskan diterima atau ditolak III. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Seleksi dan penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi. Adapun yang menjadi proses rekrutmen/seleksi karyawan meliputi: 1. Keahlian 2. Pengalaman 3. Usia 4. Jenis kelamin 5. Pendidikan 6. Kondisi fisik 7. Tampang 8. Bakat 9. Temperamen 10. Karakter Dalam rekruitmen karyawan atau pegawai di Era sekarang ini bila suatu organisasi/perusahaan menggunakan kualifikasi yang tepat maka organisasi akan terbentuk dengan baik. B. SARAN Sistem rekruitmen tenaga kerja khususnya dunia pendidikan sekarang ini tidak lagi KKN sehingga mutu pendidikan lebih meningkat. Daftar Pustaka DR. Faustino Cardoso Gomes, M. Si, Manajemen Sumeber Daya Manusia, Andi Yogyakarta, Cet; II, Yogyakarta 2009, h.122-123 http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-sdm-seleksitenaga-kerja/ http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://ecourse.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen