bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pemasaran
Pemasaran jasa lebih dari sekedar fungsi bisnis untuk melakukan
kesepakatan dengan konsumen. Banyak orang yang berfikir bahwa pemasaran
hanya sebuah penjualan dan perikalanan, tetapi sekarang pemasaran harus
dimengerti tidak hanya membuat penjualan tetapi memuaskan kebutuhan
konsumen.
Apabila
seorang
pemasar
mengerti
kebutuhan
konsumen,
mengembangkan produk yang memiliki nilai lebih, dan melaksanakan penetapan
harga, distribusi, dan promosi yang efektif, menjual produk akan lebih mudah.
Pemasar adalah satu komponen penting yang perlu diperhatikan, didalam
sebuah perusahaan untuk dapat mempertahankan kegiatan usahanya secara
berkesinambungan. Pemasaran mencakup semua kegiatan perusahaan untuk
beradaptasi dengan lingkungannya secara kreatif dan menguntungkan.
Pemasaran merupakan hal yang begitu mendasar, sehingga tidak dapat
dipandang sebagai suatu fungsi yang tepisah. Pemasaran merupakan keseluruhan
bisnis yang dilihat dari hasil akhirnya, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Oleh
karena itu keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh
pelanggan.
Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5), mendefinisikan
pemasaran dengan membedakan antara definisi sosial dan menejerial yaitu :
Definisi sosial :
pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan,
dan
secara
bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain .
Definisi manajerial :
seni menjual produk .
Menurut American Marketing Association yang dikutip Philip Kotler dan
Kevin Lenne Keller (2009:5), yaitu :
pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai
kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan
cara
yang
menguntungkan
organisasi
dan
pemangku
kepentingannya .
Dari berbagai definisi pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan
dan persepsi yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat
membuat gagasan atau ide yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan
nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa yang bernilai dan membangun
hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk kepentingan individu dan organisasi.
2.2
Pengertian Manajemen Pemasaran
Philip Kotler dan Kevin Lene Keller (2009:5) mendefinisikan
manajemen pemasaran adalah sebagai berikut :
seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,
serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul .
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran tidak
hanya berfungsi untuk menentukan dan mempertahankan target pasar, tetapi juga
meningkatkan
konsumen
tersebut
dengan
cara
menciptakan
dan
mengkomunikasikan nilai konsumen. Jadi manajemen pemasaran berusaha
memilih dan mempertahankan target pasar serta dapat menjaga hubungan dengan
konsumen, agar dapat mencapai nilai konsumen yang baik dan dapat membantu
organisasi atau perusahaan mencapai tujuan atau sasarannya.
Menurut Kotler (2009:136), menyatakan bahwa :
Nilai yang dipersepsikan pelanggan adalah selisih antara penilaian
pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran
terhadap alternatifnya.
Maka, nilai yang dipersepsikan pelanggan didasarkan pada selisih antara
apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang ia berikan untuk kemungkinan
pilihan yang berbeda. Pelanggan mendapatkan manfaat dan menanggung biaya.
2.2.1
Tujuan Pemasaran
Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran
kedalam suatu program koordinasi, yang dirancang untuk meraih tujuan
pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan nilai kepada konsumen. Tujuan
utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai
superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.
Kepuasan pelanggan (custumer satisfaction) bergantung pada kinerja produk
dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Jika kinerja produk
jauh lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli tidak terpuaskan. Jika kinerja
melebihi yang diharapkan, pembeli lebih senang. Pelanggan yang merasa puas
akan membeli kembali, dan mereka akan memberitahu yang lain tentang
pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Kuncinya adalah menyesuaikan
harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan. Dengan bauran pemasaran
menciptakan seperangkat alat untuk membangun posisi yang kuat dalam pasar
sasaran atas segala sesuatu yang dapat mempengaruhi permintaan produknya.
2.3
Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat strategi yang disebut bauran pemasaran
(Marketing Mix) yang mempunyai peranan penting dalam memperngaruhi
konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.
Setelah perusahaan menentukan strategi pemasaran kompetitifnya secara tepat,
maka perusahaan sudah siap merencanakan rincian dari bauran pemasaran.
Elemen-elemen bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari semua
variabel yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dengan konsumen
dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.
Kotler mendefinisikan Bauran Pemasaran (2009:24) sebagai berikut :
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran .
Dari definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang dilakukan dengan mencampur kegiatankegiatan marketing, agar dapat dicari kombinasi maksimal untuk mencapai tujuan
pemasaran di pasar sasaran sehingga dapat mendatangkan hasil yang memuaskan.
Variabel-variabel dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Produk (Product)
Produk berarti kombinsasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran.
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
pelayanan yang menyertainya.
3. Tempat (Place)
Meliputi aktivitas perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat diperoleh
dan tersedia bagi konsumen sasarannya dimanapun dan kapanpun
konsumen berada.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah usaha dalam bidang informasi, himbauan dan komunikasi
yang ketiganya saling berhubungan.
Dengan demikian 4P s yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran
barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P s jika ingin digunakan dalam pemasaran
jasa.
Adapun
7P s
tersebut
adalah
Produk
(Product),
Harga (Price),
Distribusi/tempat (Place), Promosi (Promotion), Orang (People/Participiant),
Bukti Fisik (Physical Evidence), dan Proses (Process).
2.4
Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Buchari Alma (2007:382) bahwa elemen-elemen strategi bauran
pemasaran dalam lembaga pendidikan terdiri dari emapt P ditambah dengan P
kelima, yaitu : produk (product), harga (price), tempat (place), promosi
(promotion), sarana fisik (physical evidence), sumber daya manusia (people),
proses (process).
1) Bauran Produk (Product), merupakan barang, jasa, atau kombinasi
keduanya yang ditawarkan kepada mahasiswa. Secara umum adalah desain
produk pendidikan yang tangible harus memperhatikan hal-hal dibawah
ini:
a. Features, komponen individual dari penawaran yang
mudah
ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah kualitas dan model jasa.
Features juga merupakan alat untuk membedakan program lembaga
pendidikan yang satu dengan yang lain.
b. Quality, mewakili tingkat penerimaan kinerja jasa. Kualitas jasa sangat
penting karena sangat bervariasi, tergantung keahlian penyedia jasa,
motivasi dan situasi kondisi seseorang serta pengendalian dari lembaga
itu sendiri.
c. Packaging,
bagaimana
kemasan
dalam
pemberian
jasa
akan
berpengaruh dalam lingkungannya akan mendukung fungsi pendidikan
dari suatu perguruan tinggi.
d. Branding, program dan jasa suatu lembaga pendidikan dapat diberikan
suatu merek, seperti diberikan nama, simbol, tanda, dan rancangan atau
desain atau beberapa kombinasi yang dapat membedakan mereka dari
penawaran pesaing lain.
Produk pendidikan merupakan elemen bauran pemasaran pertama yang
perlu diketahui, sehingga dapat disusun bauran pemasaran selanjutnya
yang sesuai dengan jenis produk tersebut.
2) Bauran Harga/Biaya Pendidikan (Price), merupakan sejumlah uang yang
harus dikeluarkan mahasiswa untuk memperoleh jasa pendidikan yang
dipilihnya. Penetapan harga bagi perguruan tinggi sangat penting, karena
mereka bergantung kepada uang perkuliahan dan uang jasa lainnya untuk
kegiatan operasiaonalnya. Diperguruan tinggi swasta, komponen price
antara lain mencakup:
a. Uang registrasi / registrasi ulang tiap awal semester
b. Uang perkuliahan, secara garis besarnya meliputi uang Biaya
Penyelenggaraan Pendidikan (BPP), juga hal yang berhubugan dengan
pengembangan dan pembinaan kegiatan kokulikuler dan ekstra
kulikuler, seperti uang buku, peralatan, dan sebagainya per semester.
c. Biaya per SKS (Satuan Kredit Semester)
d. Uang sumbangan pembangunan gedung, hanya sekali dibayar pada
saat diterima di lembaga bersangkutan.
Pada perguruan tinggi swasta di Indonesia, umumnya semua biaya
di bebankan kepada mahasiswa, baik biaya operasional maupun biaya
investasi. Besarnya biaya yang dibebankan kepada mahasisawa ada yang
berdasarkan program studi, ada yang berdasarkan tahun angkatan, dan
kombinasinya. Bagi mahasiswa, uang yang dibayarkan kepada perguruan
tinggi adalah untuk memperoleh jasa yang diinginkan. Dengan
membandingakan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (the
consumer s cost and benefit). Biaya (Cost) antara lain : waktu dan tenaga,
dana pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga dan
sebagainya. Sedangkan manfaat (benefit) antara lain : prospek karir,
wibawa (prestige), keunikan program, pengalaman selama menjalankan
pendidikan, kualitas pergaulan, dan lain-lain. Mahasiswa sebagai
konsumen biasanya cenderung untuk mencari harga yang lebih rendah
tetapi memberikan nilai yang tinggi.
Jasa pendidikan adalah suatu pengalaman yang tidak dapat dinilai
sebelum kita mengalami atau merasakan sendiri. Hasil jasa tersebut belum
jelas atau nyata sampai lulusannya dapat memperoleh pekerjaan dan
menjadi seorang professional.
Memang harus disadari bahwa harga hanyalah salah satu
komponen dari bauran pemasaran, yang mempengaruhi pilihan konsumen.
Banyak dari mereka (mahasiswa) bersedia untuk membayar lebih demi
mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi. Jika lembaga loksainya
nyaman, fasilitasnya lengkap, telah punya nama yang dikenal luas karena
kualitasnya, tentu akan lebih menarik perhatian calon mahasiswa.
Apabila perguruan tinggi berniat untuk menaikkan harga untuk
program pendidikannya, maka harus didukung oleh kampanye komunikasi
yang mengindikasikan jumlah dan waktu peningkatan tersebut, alasannya
dan usaha lembaga untuk memperbaiki efektivitas, seperti usaha
peningaktan
bantuan
finansial,
usaha
penambahan
dana,
atau
menghapuskan pengeluaran yang tidak penting.
3) Lokasi (Place/system delivery), merupakan perencanaan dan pelaksanaan
program jasa pendidikan yang akan dirasakan oleh mahasiswa. Pengertain
tempat dalam konsep bauran pemasaran meliputi : saluran distribusi,
lokasi, dan persediaan. Sistem penyampaian suatu perguruan tinggi harus
dapat menyempurnakan tujuan lembaga itu sendiri, ketika memberikan
pengertian kepada mahasiswa sebagai konsumen. Juga misi dan sumber
daya lembaga, keberadaan program atau jasa yang akan didistribusikan,
dan
ketersediaan
altrernatif.
Perguruan
tinggi
juga
harus
mempertimbangkan daya tarik dan kenyamanan bagi mahasiswa. Dalam
mendesain sistem penyampaian yang efisien, pihak perguruan tinggi
pertama harus memutuskan tingkat kenyamanan yang dapat dan harus
ditawarkan pada pasar sasarannya. Seringkali lembaga tidak dapat
menawarkan tingkat yang maksimum dari kenyamanan konsumen, tetapi
masih mungkin untuk melakukan beberapa perbaikan. Dapat juga
membuka tambahan fasilitas atau sistem penyampaian alternatif untuk
melayani pasar. Perguraun tinggi juga dapat memodifikasi lokasi dan
rencana untuk memenuhi tujuan jasa penyampaian mereka. Contohnya,
untuk orang-orang tertentu yang tidak dapat kuliah pagi atau siang karena
bekerja atau hal lainnya, disediakan kuliah malam hari.
4) Promosi (Promotion), merupakan cara yang dilakukan perguruan tinggi
dalam upaya menginformasikan produk pendidikan dan jasanya kepada
masyarakat dan calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa termotivasi
atau terdorong untuk memilih masuk untuk menjadi mahasiswa. Selain itu,
promosi juga dilakukan kepada mahasiswa lama agar mengetahui
perkembangan dan kemajuan yang dilakukan perguruan tinggi, shingga
mahasiswa akan mendapatkan kepuasan.
Definisi promosi menurut Buchari Alma (2005:179):
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan
yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa .
Tujuan
promosi
adalah
memperoleh
perhatian,
mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Promosi mempunyai
lima perangkat utama yaitu : iklan, pemasaran langsung, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan personal. Kombinasi dari
aktivitas tersebut disebut sebagai bauran promosi. Definisi dari masingmasing promosi tersebut menurut Kotler dan Keller dalam buku
Manajemen Pemasaran edisi 12 edisi terjemahan (2006:269) adalah
sebagai berikut :
Sampel : tawaran sejumlah produk atau jasa gratis dari rumah ke rumah,
dikirim melalui pos, diambil ditoko, disertakan pada produk lain, atau
ditampilkan dalam tawaran iklan.
Kupon : sertifikat yang memberikan hak kepada pemegangnya atas
potongan harga yang ditetapkan untuk produk tertentu : dikirim lewat pos,
dimasukkan dalam produk lain atau dilampirkan, atau disisipkan dalam
iklan majalah dan koran.
Paket Harga (Transaksi Potongan Harga): menawarkan kepada konsumen
penghematan dari harga biasa suatu produk, yang dikurangkan pada label
atau kemasan. Paket pengurangan harga (Reduced-Price Pack) adalah
suatu kemasan yang dijual dengan pengurangan harga (seperti beli satu
dapat dua). Paket gabungan (Banded Pack) adalah dua produk terkait
digabungkan bersama (seperti sikat gigi dan pasta gigi).
Premium (Hadiah Pemberian) : barang yang ditawarkan dengan harga
yang relatif rendah atau gratis sebagai indentif untuk membeli produk
tertentu, premium bersama kemasan (with-pack premium) diberikan
bersama produk tersebut dalam kemasannya. Premium pos gratis (free-inthe-mail premium) dikirim melalui pos kepada konsumen yang telah
mengirimkan bukti pembelian. Premium yang diuangkan sendiri ( selfliquadating premium) dijual dibawah harga eceran normalnya kepada
konsumen yang memintanya.
Program frekuensi : program yang memberikan imbalan yang terkait
dengan frekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa
perusahaan tersebut.
Hadiah (kontes, undian, permainan) : hadiah adalah tawaran kesempatan
untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang karena membeli
sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen menyerahkan masukan untuk
dipelajari sekelompok juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian
meminta konsumen menyerahkan nama mereka kedalam penarikan
undian. Permainan memberikan sesuatu kepada konsumen setiap kali
mereka membeli nomor bingo, huruf yang hilang mungkin akan
membantu mereka memenangkan hadiah.
Imbalan Berlangganan : nilai dalam bentuk tunai atau dalam bentuk lain
yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok
penjual tertentu.
Pengujian Gratis : janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk
tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan atau, kalau tidak,
penjual terebut akan memperbaikinya atau mengembalikan uang
pelanggan tadi selama kurun waktu yang telah ditetapkan.
Promosi Bersama : dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama
dalam kupon, pengemblian uang, dan kontes untuk meningakatkan daya
tarik.
Pomosi Silang : menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain
yang tidak bersaing.
Pajangan dan Peragaan di Tempat Pembelian : (POP-Point-Of-Purchase) :
pajangan dan peragaan di tempat pembelian berlangsung di tempat
pembelian dan penjualan.
5) SDM (People), merupakan orang-orang yang terlibat dalam menjalankan
semua aktivitas di perguruan tinggi, mulai dari dosen, asisten dosen,
tenaga administrasi dan support lainnya. Kwalitas pada bauran ini sangat
menentukan kualitas perguruan tinggi di mata mahasiswa. Salah satu
karakteristik jasa pendidikan adalah dominannya unsur interpersonal
approach mulai dari jajaran karyawan di bagian administrasi (back office)
sampai ke dosen atau pengajar.
Hasil akhir dari proses pemasaran produk dan jasa, pada akhirnya
akan dinilai dari unsur pelayanan para karyawannya. Oleh karena itu
meskipun secara konsep 4 P sudah dikemas dengan baik, tetapi hasilnya
tetap tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh kehandalan
karyawannya dalam memasarkan produknya. Elemen people ini memiliki
2 aspek, yaitu :
1. Service People
Dalam organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan
ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Dengan
pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat akan menciptakan
kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya
akan meningkatkan nama baik perusahaan.
2. Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara
pelanggannya. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada konsumen
lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan.
Keberhasilan dari pemasaran jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan,
motivasi, dan manajemen dari sumber daya manusia. Pentingnya sumber
daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah kepada perhatian
yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui
perusahaan jasa dalam melakukan sukses pemasaran ke pelanggan
eksternal.
6) Sarana Fisik (Phisical Evidence), physical evidence ini merupakan suatu
hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur
yang termasuk kedalam physical evidence antara lain : lingkungan fisik,
dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengakapan, logo, warna, dan
barang-barang lainnya yang disatukan dalam service yang diberikan
seperti sampul, lebel, dan lain sebagainya. Selain itu atmosfer dari
perusahaan yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang, dan
lain-lain.
Dalam industri jasa pengelolaan physical
evidence merupakan
strategi yang penting untuk keberhasilan pemasaran jasa, penggunaan
unsur yang tangible, untuk memperkuat arti dan pokok dari produk jasa
yang bersifat intangible.
7) Proses
(Process),
merupakan
aktifitas
perguruan
tinggi
dalam
melaksanakan jasa pendidikannya. Pengertian proses mencakup sistem dan
prosedur baik berupa persyaratan ataupun mencakup berbagai ketentuan
yang diberlakukan oleh perguruan tinggi terhadap produknya. Sistem dan
prosedur pada akhirnya akan merefleksikan suatu penilaian yang praktis
seperti lamban atau cepat. Proses dalam perguruan tinggi diatur dalam
prosedur-prosedur yang berkaitan satu sama lain, mulai dari penerimaan
mahasiswa baru sampai dengan wisuda. Tetapi proses utama yang ada di
perguruan tinggi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan dan
kemandirian mahasiswa melalui kegitan akademik yang baik.
Ketujuh bauran pemasaran jasa pendidikan diatas menjadi perharian
pimpinan
perguruan
tinggi
dalam
menyusun
program
kerjanya
untuk
mendapatkan mahasiswa dan sekaligus untuk menjaga keberlanjutan program
akademik bagi mahasiswa aktif.
Bagi mahasiswa, sebagai komponen, ketujuh bauran pemasaran jasa
pendidikan diatas menjadi komponen evaluasi, baik pada saat memutuskan untuk
menjadi mahasiswa perguruan tinggi maupun untuk memutuskan tetap aktif
menjadi mahasiswa sampai lulus.
2.5
Jasa
2.5.1
Pengertian Jasa
Produk yang berupa barang berwujud ataupun tidak, pada prinsipnya
mempunyai suatu tujuan yang sama. Produk diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginan dari konsumen. Produk berupa barang tidak berwujud
atau lebih dikenal dengan jasa, memiliki karakteristik yang berbeda dengan
barang berwujud. Untuk lebih memahami, mengenal tentang jasa, perlu diketahui
tentang jasa sebagai berikut :
Definisi jasa menurut Christopher Lovelock dalam bukunya manajemen
pemasaran jasa (2007:5) mengartikan jasa sebagai berikut :
Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak
kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan
dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan
biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor
produksi .
Definisi jasa menurut Buchari Alma (2005:245) yang dikutip dari
William J. Stanton mengartikan jasa sebagai berikut :
Services are those separately indentifiable, essentially, intangible
activities that provide want-satisfaction, and that are not necessarily tied
to sale of a product or another services. To produce a services may or
may not require the use of tangible goods. However, when such is
required, there is no transfer of the title (permanent ownership) to these
tangible goods .
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, para ahli pemasaran menyatakan
bahwa jasa pada dasarnya memiliki unsur-unsur penting yaitu : suatu yang tidak
berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan, dan kepentingan kosumen. Selain itu
dalam memproduksi jasa, dapat menggunakan bantuan suatu produk fisik tetapi
bisa juga tidak. Disamping itu juga tidak mengakibatkan perallihan hak suatu
barang secara fisik atau nyata, jadi jika seorang pembeli jasa memberikan jasa
pada orang lain, maka tidak ada pemindahan hak secara fisik. Terakhir, dalam jasa
terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan konsumen pada waktu bersamaan.
2.5.2
Klasifikasi Jasa
Penawaran suatu perusahaan kepada pasar biasanya mencakup beberapa
jenis jasa layanan. Komponen jasa layanan ini dapat merupakan bagian kecil
ataupun bagian utama atau pokok dari keseluruhan penawaran tersebut.
Berdasarkan klasifikasi organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization-WTO),
sesuai
dengan
GATS/WTO
Central
Product
Classification MTN/GNS/W120 yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi dan A.
Hamdani (2006:7) ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi:
1. Jasa Bisnis
2. Jasa Komunikasi
3. Jasa Konstruksi
4. Jasa Distribusi
5. Jasa Pendidikan
6. Jasa Lingkungan Hidup
7. Jasa keuangan
8. Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial
9. Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan
10. Jasa rekreasi, Budaya,dan Olah Raga
11. Jasa Transportasi
12. Jasa Lain-lain
2.5.3
Karakteristik Jasa
Jasa memiliki beberapa karakteristik yang khas yang membedakan dari
produk berupa barang. Menurut Fandy Tjiptono (2006:15-18) yaitu :
a. Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium,
atau didengar sebelum membeli dan jasa juga merupakan perbuatan,
penampilan, atau sebuah usaha (a service is deed, a performance and
effort). Bila kita membeli suatu barang, maka barang tersebut dipakai atau
ditempatkan pada suatu tempat. Tapi bila membeli jasa, maka pada
umumnya tidak akan ada wijudnya.
b. Tidak Terpisahkan (Inseparability)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi, dan
konsumsi secara bersamaan.
c. Bervariasi (Variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized out-put,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
d. Mudah Lenyap (Perishability)
Sifat jasa itu mudah lenyap. Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama,
dan tidak dapat disimpan.
Karena karaktesitik-karakteristik jasa tersebut maka penjual harus
memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah
mengkonsumsi jasa tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa
karakteristik-karakteristik tersebut harus diperhatikan untuk meningkatkan
penjualan jasa tersebut sekaligus meningkatkan kepuasan konsumen.
2.6 Jasa Pendidikan Tinggi
2.6.1
Pengertian Jasa Pendidikan
Berdasarkan tesis yang telah dikutip dari Iwan Ridwansyah (2008),
jasa
pendidikan adalah suatu pengalaman yang tidak dapat diloyalitas sebelum kita mengalami
atau merasakan sendiri hasil jasa tersebut belum jelas atau nyata, sampai lulusannya dapat
memperoleh pekerjaan dan menjadi seorang professional.
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan
pembentukkan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk
mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola
hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana
untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi kehidupan anak sekarang yang
sedang mengalami perkembangan menuju tingkat kedewasaannya.
2.6.2
Jasa Pendidikan Tinggi
Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006:148) ditinjau dari
sudut lembaga pendidikan tinggi, karakteristik penting yang terdapat didalamnya
antara lain bahwa :
1) Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni (pure services)
dimana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana
pendukung semata. Seperti ruang kelas, kursi, meja, dan buku-buku.
2) Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa),
yang dalam hal ini pelanggan mendatangi lembaga pendidikan tersebut
untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meski dalam perkembangannya
ada juga yang menawarkan program kuliah jarak jauh (distance learning),
universitas terbuka, dan lain-lain).
3) Penerima jasa adalah orang, jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis
orang. Atau biasa dalam jasa disebut sistem kontak tinggi (high contact
system), yaitu hubungan pemberian jasa dengan pelanggan tinggi.
Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian
jasa berlangsung. Dengan kata lain, untuk menerima jasa pelanggan harus
menjadi bagian dari sistem jasa tersebut.
4) Hubungan dengan pelanggan adalah hubungan keanggotaan (member
relationship)
dimana
pelanggan
telah
menjadi
anggota
lembaga
pendidikan tesebut. Sistem pemberian jasanya, secara terus menerus dan
teratur sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
2.6.3
Peserta Didik
Berdasarkan Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, setiap peserta didik
pada setiap tahun pendidikan berhak :
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dan
kemampuannya
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membayar biaya pendidikan
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikan
e. Pindah pada program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan
yang setara
f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan dan batas waktu
yang ditetapkan.
2.6.4
Strategi Produk Jasa Perguruan Tinggi
Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006:149-151), analisis
terhadap jasa pendidikan dapat dilakukan berdasarkan tiga tingkatan produk,
yaitu:
1) Penawaran inti (Core Offer)
Pemasar harus memahami program apa yang diinginkan dan bermanfaat
dari sudut pandang pelanggan. Selain itu, pemasar juga harus dapat
menjelaskan manfaat program yang dapat memenuhi keinginan dan
kepuasan pelanggan.
2) Penawaran Nyata (Tangible Offer)
Penawaran nyata dapat digambarkan berdasarkan empat karakteristik,
sebagia berikut :
a. Fasilitas atau Fitur (Features), komponen individual dari penawaran
dari penawaran yang mudah ditambahkan atau dikurangi tanpa
mengubah kualitas dan model jasa. Fitur juga merupakan alat untuk
membedakan program lembaga pendidikan yang satu dari pesaing
lainnya.
b. Kualitas (Quality), mewakili tingkat penerimaan kinerja jasa. Kualitas
jasa sangat penting karena sangat bervariasi, tergantung keahalian
penyedia jasa, motivasi dan situasi kondisi seseorang, serta
pengendalian dari lembaga itu sendiri.
c. Kemasan (packaging), bagaimana kemasan dalam pemberian jasa akan
berpengaruh terhadap pemberian jasa. Contoh : arsitektur gedung,
halaman kampus, dan lingkungannya akan mendukung fungsi
pendidikan dari suatu universitas.
d. Merek (Branding), program dan jasa dari suatu lembaga pendidikan
dapat diberikan suatu merek, seperti diberikan nama, simbol, dan
desain atau beberapa kombinasi yang dapat membedakan mereka dari
penawaran pesaing lainnya.
e. Penawaran Tambahan (Augmented Offer), untuk dapat menarik lebih
banyak konsumen, suatu penawaran jasa dapat ditambahkan atau
diperbesar. Persaingan baru bukanlah apa yang ditawarkan lembaga
pendidikan didalam kelas, tetapi pada apa yang mereka tambahkan
pada standar penawaran dari segi pengemasan, layanan, perikanan,
pembiayaan,
pengaturan
penyampaian
jasa
sehingga
dapat
memberikan nilai bagi konsumen. Misalnya : penawaran untuk
keanggotaan di organisasi Alumni. Jika lembaga ingin tetap bertahan
dipasar, maka akan menghadapi pilihan strategi yang lebih jauh,
diantaranya:
Strategi berkelanjutan (continuation strategy) dalam hal ini
perguruan tinggi memutuskan melanjutkan strategi pemasaran
yang lalu. Dengan kata lain, melakukan segmen pasar, saluran
distribusi, harga, dan promosi yang sama. Hal demikian bisa
menyebabkan konsumen menyusut.
Strategi konsentrasi (concentration strategy) mengonsentrasikan
sumber daya yang ada hanya pada pasar yang potensial.
Strategi pemotongan (harvesting strategy) mengurangi biaya-biaya
yang tidak begitu perlu untuk meningkatkan pemasukan atau arus
kas positif (mengurangi yang negatif).
2.7
Merek Dan Peran Merek
Merek merupakan atribut produk atau jasa yang sangat penting dan dapat
mempengaruhi kegiatan-kegiatan dari suatu perusahaan. Agar dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai merek ini, maka penulis mengemukakan
pengertian merek dari beberapa ahli diantaranya :
Menurut yang dikutip dari buku Kotler dan Keller (2009:258) yaitu :
Definisinya sebagai berikut :
Merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan
merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya
yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa semua definisi
mempunyai pengertian yang sama mengenai merek. Pada dasarnya merek itu
terdiri dari bagian yaitu nama merek dan tanda merek. Selain itu ada merek
dagang dan hak cipta yang merupakan bagian yang dilindungi.
Peran Merek secara lebih spesifik dalam aktifitas pemasaran Kotler
(2009:259):
1. Merek menyederhanakan penanganan atau penulusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. merek menawarkan perlindungan hokum kepada perusahaan untuk fitur-fitur
atau aspek unik produk.
4. Merek bisa memberikan proteksi pada keunikan suatu fitur yang mungkin
akan ditiru oleh perusahaan lain.
5. Merek akan membantu penjualan untuk melakukan segmentasi pasar.
2.7.1
Loyalitas Merek
Loyalitas
dapat
didefinisikan
berdasarkan
perilaku
membeli
(Griffin,2003:31). Pelanggan yang loyal adalah orang yang:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur
2. Membeli antar lini produk dan jasa
3. Mereferensikan kepada orang lain
4. Menunjukkan kekebalan terhadap produk dari pesaing
Orang yang tumbuh menjadi pelanggan yang loyal secara bertahap pula.
Prosesnya dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kesabaran, dan dengan
perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap
mempunyai kebutuhan, dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan
pelanggan tersebut maka perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal. Adapun tahapannya,
yaitu(Griffin,2003:35):
1. Diduga adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa perusahaan.
Disebut tersangka karena ada kemungkinan orang itu membeli meskipun
belum pasti.
2. Prospek adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa perusahaan dan
memiliki kemampuan untuk membeli. Meskipun jika tidak membeli produk
atau menggunakan jasa dari perusahaan anda tetapi orang tersebut mungkin
telah mendengar, membaca tentang perusahaan anda.
3. Prospek yang diskualifikasi. Prospek yang diskualifikasi merupakan prospek
yang telah perusahaan ketahui bahwa orang tersebut tidak membutuhkan atau
tidak mampu membeli produk atau jasa dari perusahaan anda.
4. Pelanggan pertama kali adalah orang yang pernah mencoba produk anda satu
kali. Orang tersebut bisa menjadi pelanggan anda atau bisa jadi pelanggan dari
pesaing anda.
5. Pelanggan berulang adalah orang yang telah menggunakan produk dari
perusahaan anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk
yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda dari dua
kesempatan atau lebih.
6. Klien, klien membeli apapun yang perusahaan jual dan dapat digunakan oleh
orang tersebut. Orang ini membeli secara teratur. Jika anda memiliki
hubungan yang kuat dan berlanjut maka akan menjadikannya pelanggan yang
loyal.
7. Penganjur, seperti klien, pendukung membeli apapun yang anda jual dan dapat
digunakan oleh konsumen serta membelinya secara teratur. Tetapi penganjur
juga mendorong orang lain untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan
anda. Ia membicarakan produk atau jasa dari perusahaan, melakukan
pemasaran untuk perusahaan dan membawa pelanggan baru.
Saat ini program penghargaan atas loyalitas banyak dilakukan oleh
perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan retensi(bertahannya) pelanggan
yaitu melalui usaha meningkatkan kepuasan dan nilai kepada pelanggan tertentu
(Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:197). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan memiliki pengaruh yang
positif terhadap kinerja keuangan perusahaaan. Pelanggan akan menyusun
kembali
pola
pengambilan
keputusan
berdasarkan
pengalaman
mereka
sebelumnya saat berinteraksi dengan perusahaan dan dengan pesaing perusahaan
tersebut.
2.7.2
Perpindahan Merek
Loyalitas merek adalah kesetiaan terhadap merek tertentu dimana
mewakili karakterristik yang diinginkan konsumen yang hanya akan membeli
produk merek tersebut dari pada melakukan perpindahan merek ( Lin et al, 2000).
Pembelian ulang ke perpindahan merek diklarifikasikan menjadi beberapa
kelompok meliputi:
1. Potential Swicher
Kelompok ini terdiri dari seluruh pelanggan yang loyal terhadap suatu produk
namun ada potensi untukdipengaruhi oleh berbagai macam faktor untuk
perpindahan merek.
2. Repeat Buyer
Kelompok pembeli yang membuat pilihan produk untuk sama untuk pada
waktu yang lalu, waktu sekarang dan waktu untuk masa depan.
3. Brand Switcher
Kelompok ini terdiri dari sebagian pembeli yang akan berpindah merek
setidaknya satu kali ketika merek membuat pilihan merek untuk pembelian
sekarang atau dimasa yang akan datang.
2.7.3
Kepuasan Konsumen
Faktor-faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba, adalah banyak atau sedikitnya kepuasan
konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus
berusaha
memaksimalkan
kepuasan
konsumen,
tetapi
perusahaan
harus
mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.7.4
Perilaku Konsumen
Tujuan pemasar adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
keinginan pelanggan atau pasar sasaran. Memahami perilaku konsumen dan
mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin tidak
memahami motivasi mereka lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi
pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Tidak
adanya pemahaman terhadap motivasi, kebutuhan dan kesukaan atau preferensi
pelanggan jelas bisa merusak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2009:166), perilaku pembelian konsumen dipengruhi oleh
faktor-faktor berikut ini. :
1. Faktor budaya
budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilakku
pembelian. budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
mendasar.
2. Faktor sosial
selain faktor budaya, perilaku konsumen juga di pengaruhi oleh
faktor0faktor sosial kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
3. Faktor pribadi
keputusan pembeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadan dan konsep diri pembeli.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikoligis
utama yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian.
2.8 Perilaku Berpindah Merk (Brand Switching)
Arnouldi, Price, dan Zinkhan (2002:354) mengatakan bahwa Brand
Switching is the tendency for consumers to purchase competitors brands within
a product class . Niat berpindah merek merupakan tingkat kecenderungan
konsumen untuk membeli merek pesaing didalam suatu kelompok produk.
Mereka juga menyatakan beberapa penyebab konsumen berpindah merek, yaitu :
1. Environment Factors, seperti kehabisan persediaan, perubahan harga
produk.
2. Consumer-Related Factors : rasa ingin tahu, rasa bosan.
3. Consumer seek an ideal product : konsumen berusaha untuk menemukan
kombinasi atribut atau benefit yang tidak terdapat pada satu merek saja.
Bensai, Taylor, dan James (2005:98) memberikan suatu teori tentang
perilaku perpindahan konsumen yang disebut the PPM Migration Model of
Service Switching. Mereka menyatakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi
switching behavior, yaitu :
4.
Push effect, faktor-faktor yang memotivasi orang untuk berpindah.
Contohnya adalah tingkat kualitas yang rendah, tingakat kepuasan yang
rendah, dan lain-lain.
Beberapa hal yang merupakan push effect antara lain, adalah :
a. Low Quality
b. Low Satisfaction
c. Low Value
d.
Low Trust
e.
Low Commitment/Loyalty
5.
Mooring effect, faktor-faktor yang mengahambat motivasi untuk berpindah.
Contohnya adalah switching cost yang tinggi, tingkat Variety yang rendah,
dan lain-lain.
Beberapa hal yang merupakan Mooring Effect antara lain, adalah :
a. Unfavorable Attitude Toward Switching
b. Unfavorable Subjective Norm
c. High Switching Cost
d. Infrequent Prior Switching Behavior
e. Low Variety Seeking
6.
Pull effect, faktor-faktor yang memancing konsumen untuk berpindah merek.
Contohnya adalah Alternative attractiveness.
Gambar 2.1
The PPM Migration Model of Service Switching
Push effect:
a. Low Quality
b. Low Satisfaction
c. Low Value
d. Low Trust
e. Low Commitment/Loyalty
Mooring Effect
Unfavorable Attitude Toward Switching
Switching
Switching
Unfavorable Subjective Norm
Intention
Behavior
High Switching Cost
Infrequent Prior Switching Behavior
Low Variety Seeking
Pull effect
AlternativeSumber
attractiveness
: Harvis S Bansal, Shirley F Taylor, Yannik ST Jammes, Migrating to new
a.
b.
c.
d.
e.
service Providers : Toward a Unifying Framework To Consumers Switching Behavior
Journal of Academy of Marketing Science, 2005 p 96-105
Sheth dan mittal (2004:352) mengatakan bahwa ada yang disebut
Attraction of Alternatives yaitu A Measurement of how attractive a customer
finds alternative brand to be . Dengan kata lain Attraction of Alternatives adalah
tingkat seberapa menariknya merek lain dibenak konsumen. Attraction of
Alternatives bergantung kepada dua faktor yaitu :
1. Market Factors
Dua elemennya yaitu brand parity dan competitive promotional activity.
Brand parity merupakan tingakt kesamaan merek-merek dalam pasar,
makin mirip merek-merek tersebut, maka makin kecil motivasi konsumen
untuk setia terhadap satu merek. Competitive Promotional Activity
merupakan harga khusus yang diberikan pesaing untuk menarik konsumen
agar berpindah merek.
2. Customer Factors
Beberapa elemennya antara lain variety seeking, product involvement,
sensitifitas terhadap harga, loyalitas terhadap beberapa merek, dan
perubahan kebutuhan.
2.8.1
Hubungan
Bauran
Pemasaran
Jasa
Terhadap
Perpindahan
Konsumen
Hubungan bauran pemasaran apapun bentuk usahanya, memerlukan
pemasaran untuk memasarkan produk atau jasanya. oleh karena itu, diperlukan
program bauran pemasaran yang terpadu agar dapat memasarkan sampai tujuan
dan pada waktu yang tepat.
Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi,
orang, bentuk fisik, dan proses. Kombinasi bauran pemasaran jasa yang telah
ditentukan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
maka pelanggan akan merasa puas.
Pelanggan akan puas jika kinerja suatu produk atau jasa melebihi atau
sama dengan ekspektasi mereka. Pelanggan pun akan memberikan penilaian yang
baik terhadap suatu perusahaan jika saja perusahaan tersebut dapat menyampaikan
dengan baik apa saja yang menjadi bagian dari bauran pemasaran perusahaannya.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa
perlu dipahami oleh perusahaan, karena akan berpengaruh pada perilaku
konsumen. Dapat dipastikan bahwa konsumen yang loyal adalah konsumen yang
puas akan nilai-nilai yang ditawarkan perusahaan, sedangkan yang tidak loyal
adalah sebaliknya.
Jika konsumen tidak puas akan suatu produk atau jasa tertentu maka akan
berakibat pada perubahan pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu
merek tertentu. Pelanggan mungkin akan mencari informasi mengenai alternatif
produk atau jasa dengan merek lain kemudian melakukan perpindahan merek,
bahkan dapat mempengaruhi orang lain dengan memberi informasi yang buruk
tentang merek tersebut.
Meskipun perusahaan sudah memiliki segmen yang dianggap loyal, tetapi
perusahaan masih tsetap perlu memberi perhatian pada masalah loyalitas supaya
tidak terjadi perpindahan merek. Tekanan-tekanan yang mengarah pada perubahan
loyalitas konsumen juga tidak dapat diabaikan (Dharmmesta, 2002 ; 73).
Pendekatan perpindahan merek dapat membantu perusahaan untuk menguatkan
loyalitas merek yang dimilikinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan perpindahan
pembelian konsumen terhadap suatu merek, baik karena motivasi intrinsik
konsumen maupun karena motivasi ekstrinsik.
Menurut Assael, Shellyana dan Dharmmesta (2002 : 95), dikatakan
bahwa perpindahan merek dipengaruhi oleh tingkat keterlibatan pembelian yang
rendah. Mereka mengemukakan bahwa perpindahan merek dipengaruhi oleh
ketidakpuasan konsumen selain juga karena faktor-faktor yang telah disebutkan
diatas.
Menurut Dharmmesta (2002 : 85), elemen yang menyebabkan kerentanan
konsumen untuk berpindah merek pada umumnya mencakup manfaat kompetitif
yang menarik seperti biaya yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih tinggi,
komitmen yang mujur pada tahap kognitif. Ketidakpuasan terhadap merek yang
ada pada tahap efektif, dan terakhir adalah pembelian yang semakin jarang pada
tahap tindakan, disamping itu kemungkinan adanya persuasi dan keinginan untuk
mencoba produk atau jasa lain.
Download