II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak sel dan membentuk seperti benang halus atau filamen yang disebut hifa. Hifa pada kapang ini berbentuk pipih, bersekat membentuk anyaman yang disebut miselium. Miselium Trichoderma spp. dapat tumbuh dengan cepat dan memproduksi spora berjuta-juta spora (Rifai, 1995). Kapang Trichoderma spp. mempunyai hifa bersepta, bercabang dan mempunyai dinding licin, tidak berwarna, diameter 1.5-12 µm. Percabangan hifa membentuk sudut siku-siku pada cabang utama. Bagian ujung konidiofor terdapat konidia berbentuk bulat, berdinding rata dengan warna hijau suram, hijau keputihan, hijau terang atau agak kehijauan (Cook & Baker, 1989). Isolat Trichoderma sp. hasil isolasi dari rhizosfer jahe memiliki bentuk koloni konsentris pada medium Potato Dextrose Agar (PDA), miselium berwarna hijau gelap dan memiliki konidia berukuran 7,2 µm. Isolat Trichoderma sp. rhizosfer pisang memiliki bentuk koloni konsentris, miselium berwarna putih kehijauan seperti kapas, memiliki konidia yang berukuran 3,4 µm. Pada isolat Trichoderma sp. rhizosfer bawang merah memilki bentuk koloni konsentris, miselium berwarna putih abu-abu seperti kapas, memiliki konidia berukuran 2µm. Isolat Trichoderma sp. rhizosfer nanas diketahui memiliki bentuk sirkuler tidak teratur, berwarna kehijauan sedangkan ukuran konidianya masih belum diketahui (Soesanto et al., 2011). Bentuk koloni kapang Trichoderma spp. dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 3 Lampiran 6. Trichoderma spp. mempertahankan hidupnya dengan cara memanfaatkan bahan-bahan organik seperti selulosa, zat pati, gum, lignin, lemak, dan protein sebagai nutrien (Soepardi, 1983). Bahan-bahan organik merupakan nutrisi yang berguna bagi kapang Trichoderma spp. untuk melakukan metabolisme (Saraswati et al., 2004). bio.unsoed.ac.id Proses metabolisme akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan pada kapang Trichoderma spp.. Pertumbuhan kapang Trichoderma spp. bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan nutrien yang mencukupi (Pramitasari et al., 2012). Nutrien yang dibutuhkan kapang Trichoderma spp. untuk pertumbuhan dan perkembangan yaitu unsur karbon. Unsur karbon merupakan sumber energi yang dapat ditemukan pada bahan-bahan organik. Kapang Trichoderma spp. menyerap unsur karbon hasil penguraian bahan organik sebagai sumber energinya (Volk & Wheeler, 4 1988). Kapang Trichoderma spp. diketahui mampu menghasilkan enzim ekstraseluler yang berperan dalam menguraikan bahan organik (Benitez et al., 2004). Limbah merupakan kotoran atau buangan yang dapat mencemari lingkungan. Limbah yang bersifat cair ataupun padat mengandung bahan-bahan organik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme (Agustina et al., 2010). Limbah organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Berkembangnya mikroorganisme akan mengakibatkan berbagai macam penyakit dan pencemaran lingkungan (Doraja et al., 2012). Kapang Trichoderma spp. dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah yang asam karena persaingan memperoleh nutrien dengan mikroorganisme lain sangat terbatas (Soepardi, 1983). Kemampuan kapang Trichoderma spp. dalam merebut nutrien diketahui karena kapang tersebut mampu menghasilkan enzim hidrolisis yang berperan dalam memecahkan bahan-bahan organik pada limbah menjadi unsur karbon yang sederhana sehingga mudah diserap oleh kapang Trichoderma spp. (Salma & Gunarto, 1999). Kapang Trichoderma spp. telah diteliti mampu menurunkan pencemaran limbah organik, sehingga dengan kemampuan tersebut maka kapang Trichoderma spp. dapat dijadikan sebagai agen bioremediasi (Setyowati et al., 2003). Limbah cair pabrik minyak kelapa mengandung molekul-molekul besar bahan organik seperti karbohidrat, protein dan lemak, sehingga mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan biota dalam air (Simanjuntak, 2009). Limbah cair minyak kelapa memiliki kandungan pH asam sekitar 4-5. Semakin banyak bahan-bahan organik pada limbah cair minyak kelapa, maka semakin besar pula nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) limbah cair minyak kelapa tersebut (Mailinton, 2007). Limbah cair minyak kelapa dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti kapang. Dilaporkan oleh Pramitasari et al. (2012) bahwa enzim ekstraseluler yang disintesis oleh kapang Trichoderma spp. diketahui menguraikan bahan organik dalam limbah bio.unsoed.ac.id cair minyak kelapa. Kapang Trichoderma spp. merupakan penghasil enzim protease dan amilase yang berperan dalam menguraikan bahan organik pada limbah organik (Salma & Gunarto, 1999). Kapang Trichoderma spp. memiliki kemampuan menghasilkan enzim lipase. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa Trichoderma spp. memiliki kemampuan menurunkan kadar senyawa polutan (Ulker et al., 2010). Kapang Trichoderma spp. merupakan jenis kapang yang mampu menguraian senyawa 5 polutan minyak bumi dengan memecahkan molekul besar bahan organik menjadi ikatan hidrokarbon sederhana sebagai sumber energinya (Obire et al., 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soesanto & Rahayuniati (2009), Trichoderma spp. yang berasal dari isolat rhizosfer tanaman pisang, jahe, nanas dan bawang merah memiliki pertumbuhan yang berbeda. Isolat tanaman pisang memiliki pertumbuhan terbaik di antara Trichoderma spp. isolat tanaman lainnya. Berat miselium yang dimiliki kapang isolat rhizosfer pisang tersebut lebih besar daripada berat miselium isolat lainnya. Semakin besar ukuran miselium kapang maka semakin banyak spora yang dihasilkan, sehingga enzim yang dihasilkan juga lebih banyak (Sugiharti, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa kapang Trichoderma spp. mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan ukuran dan jumlah sel yang menyusun miselium. bio.unsoed.ac.id 6 III. METODE PENELITIAN Berikut merupakan bagan alir penelitian dalam menentukan kadar air miselium Trichoderma spp.: Sterilisasi alat Pembuatan medium PDA Peremajaan isolat kapang Pembuatan medium PDYB Kultivasi isolat Trichoderma spp. pada medium PDYB Inkubasi selama 4 hari pada Shaker Pemanenan dan pengukuran bobot kering saring miselium Pengeringan miselium Trichoderma spp. dengan oven pada suhu 600C selama 24 jam Pengukuran bobot kering konstan miselium Perhitungan persentase kadar air miselium bio.unsoed.ac.id Gambar 3.1. Bagan alir penentuan kadar air miselium 7 Berikut merupakan bagan alir penelitian tentang uji kemampuan tumbuh empat isolat Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa : Sterilisasi alat Pembuatan medium PDA Peremajaan isolat kapang Pembuatan medium PDYB Pengukuran suhu awal Kultivasi isolat Trichoderma spp. pada medium limbah cair minyak kelapa (semua isolat Trichoderma spp. disamakan bobot inokulumnya yaitu 7 gram). Pengukuran pH awal Inkubasi selama 5 hari pada medium limbah cair minyak kelapa Pengukuran suhu akhir dan BOD Pemanenan dan pengukuran bobot panenan miselium yang telah ditumbuhkan pada medium limbah cair minyak kelapa Pengukuran pH akhir dan COD Pengeringan miselium dengan oven pada suhu 600C selama 24 jam Penentuan pengukuran pertumbuhan miselium Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa Analisis data bio.unsoed.ac.id Gambar 3.2. Bagan alir uji kemampuan tumbuh empat isolat Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa. Keterangan : Penyetaraan bobot inokulum Trichoderma spp. menjadi 7 gram diambil dari bobot terendah dari keempat isolat Trichoderma spp. yang telah ditumbuhkan pada medium PDYB. Proses penyetaraan bobot inokulum harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis supaya tidak terkontaminasi. Bobot inokulum 7 gram merupakan bobot inokulum (bobot basah) yang akan dikultivasi ke dalam limbah cair minyak kelapa. 8