Informasi laba dalam laporan keuangan pada umumnya penting

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
PADA INDUSTRI METAL & ALLIED PRODUCT
Diana Wati
[email protected]
Aniek Wahyuati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research investigates as much as 4 manufacturing companies in the field of metal and allied
product which are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) from the year 2006 to 2010 i.e.: PT.
Alumindo Light Metal Industry, Tbk, PT. Betonjaya Manunggal, Tbk, PT. Indal Aluminium
Industry, Tbk, and PT. Jaya Pari Steel, Tbk. The data analysis by counting the return level and the
risk level which are conducted on the existing of portfolio combination is the method which is carried
out in this research.
This research produced an indication that investors are happy with the combination of 50 % : 50 % in
the two stock portofolios would choose two options available between PT. Alumindo Light Metal
Industry, Tbk with PT. Indal Aluminium Industry, Tbk, or PT. Indal Aluminium Industry, Tbk with
PT. Indal Aluminium Industry, Tbk. Meanwhile, portofolio investors preferred stock with a partion of
the combined 60 % : 40 % will choose two options available between PT. Alumindo Light Metal
Industry, Tbk with PT. Indal Aluminium Industry, Tbk, or PT. Indal Aluminium Industry, Tbk with
PT. Jaya Pari Steel, Tbk.
Key word : portofolio, stock return, the risk of stocks, optimal.
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti sebanyak 4 perusahaan manufaktur untuk bidang metal & allied
product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga 2010 yaitu PT.
Alumindo Light Metal Industry, Tbk, PT. Betonjaya Manunggal, Tbk, PT. Indal Aluminium
Industry, Tbk, dan PT. Jaya Pari Steel, Tbk. Metode yang digunakan dalam analisis data
adalah dengan menghitung tingkat return dan tingkat risiko dari investasi yang dilakukan
pada kombinasi portofolio yang ada.
Penelitian ini menghasilkan indikasi bahwa para investor yang senang dengan kombinasi 50
% : 50 % pada portofolio dua saham akan lebih memilih dua pilihan yang tersedia antara PT.
Alumindo Light Metal Industry, Tbk dengan PT. Indal Aluminium Industry, Tbk atau PT.
Indal Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya Pari Steel, Tbk. Sementara itu portofolio
yang disukai para investor dengan porsi saham gabungan 60 % : 40 % akan memilih 2
pilihan yang tersedia antara PT. Alumindo Light Metal Industry, Tbk dengan PT. Indal
Aluminium Industry, Tbk, atau PT. Indal Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya pari
Steel, Tbk.
Kata Kunci : Portofolio, return saham, risiko saham, optimal.
PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam
lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi di era globalisasi yang cukup pesat, menuntut perusahaan untuk melakukan
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
2
pengelolaan usaha yang lebih baik. Manajemen keuangan adalah sebagai salah satu bagian
fungsional yang mendasar dari suatu perusahaan yang memiliki peranan yang sangat
penting untuk mencapai tujuan perusahaan, diantaranya adalah memaksimalkan penjualan,
memaksimalkan laba, mencapai tingkat laba yang maksimum dengan tingkat risiko
seminimum mugkin, mencapai sasaran pangsa pasar, dan kelangsungan hidup perusahaan.
Hal tersebut semuanya merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek, sedangkan tujuan
perusahaan yang sesungguhnya biasa disebut dengan tujuan normatif perusahaan yaitu
memaksimalkan kesejahteraan pemegang sahamnya.
Dengan perkembangan di sektor pasar modal di Indonesia di era globalisasi saat ini
diharapkan dapat menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif
dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan selain dari pinjaman luar negeri dan
perbankan. Dimana masyarakat umum mempunyai kesempatan yang sama untuk
mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang untuk keluar dari krisis.
Secara garis besar manajemen keuangan terdiri dari 3 macam keputusan yaitu
keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan deviden. Investasi
merupakan suatu bentuk penanaman dana secara langsung maupun tidak langsung, baik
jangka pendek maupun jangka panjang dengan tujuan memperoleh hasil dari penanaman
dana tersebut. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan
pembelian surat berharga di pasar modal melalui bursa efek Indonesia. Dalam berinvetasi
terdapat beberapa instrumen asset keuangan seperti deposito, reksa dana, obligasi, dll yang
memiliki berbagai tingkat risiko yang berbeda-beda. Karakteristik investasi dengan risiko
yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang tinggi, demikian sebaliknya apabila
investasi dengan risiko yang rendah akan menghasilkan pendapatan yang rendah pula.
Saham merupakan salah satu alternatif media investasi pada pasar modal yang
memiliki tingkat risiko paling tinggi dibandingkan dengan tabungan atau deposito yang saat
ini dijamin pemerintah. Investor saham akan menanggung ketidakpastian yang cukup besar
tentang pendapatan yang akan mereka terima baik berupa deviden ( laba yang dibagikan )
maupun capital gain ( keuntungan modal ). Risiko merupakan faktor yang penting untuk
dipertimbangkan dalam setiap investasi, karena besar kecilnya risiko yang terkandung
dalam suatu alternatif investasi akan mempengaruhi hasil yang diharapkan dari investasi
tersebut. Oleh karena itu dalam mengantisipasi hal tersebut para investor biasanya dalam
surat – surat berharga tidak menginvestasikan seluruh dana mereka pada satu saham,
melainkan membaginya kedalam berbagai saham, dengan kata lain membentuk suatu
portofolio.
Teknik pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana investasi pada
berbagai alternatif kombinasi saham, sehingga risiko investasi ( secara keseluruhan ) akan
dapat diminimumkan. Dalam pembentukan portofolio investor menentukan saham – saham
mana yang akan dipilih kemudian menetapkan berapa besar proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing – masing saham tersebut.
Dalam pemilihan saham – saham yang akan dimasukkan dalam portofolio,
dilakukan dengan suatu cara yang bersifat analisis dan mengutamakan faktor perhitungan,
salah satunya dengan menggunakan analisis terhadap risiko dan expected return. Tujuan
investor melakukan analisis terhadap saham – saham adalah untuk mendapatkan
keuntungan ( rate of return ) yang maksimal dan untuk meminimalkan risiko ( risk ). Pasar
modal adalah suatu alternatif bagi investor yang sangat dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan investor dalam menganalisis serta memilih saham mana yang menjanjikan
expected return yang tinggi dan relatif stabil dalam berbagai risiko.
Jika seorang investor akan mengambil keputusan investasi saham perlu
memperhatikan tingkat risiko yang akan dihadapi dari investasi tersebut, yang akan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
3
dilakukan apabila investor melakukan kesalahan dalam analisis dan tidak memperhatikan
risiko yang akan dihadapi maka keuntungan yang akan diharapkan dari investasi tersebut
akan mengalami kerugian sehingga para investor perlu membentuk suatu portofolio yang
optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan portofolio yang optimal,
sehingga dapat membantu mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan secara
optimal pada tingkat risiko yang minimal dengan kombinasi portofolio saham yang paling
menguntungkan bagi investor.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk bahan pertimbangan
tentang cara memilih dan menyeleksi saham yang akan dibentuk sebagai portofolio agar
menghasilkan portofolio yang efisien dan optimal serta dapat bermanfaat dalam
memperkirakan tingkat pendapatan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung investor
di masa yang akan datang.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan
penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 ( satu ) tahun (
Samsul, 2006 : 43 ). Menurut UU RI No. 8 Tahun 1995, pasal 1 tentang Pasar Modal ( dalam
Samsul, 2006 : 43 ) mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek ”. Pasar modal
dapat di definisikan sebagai pasar untuk sebagai instrumen keuangan ( atau sekuritas )
jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
( Husnan, 2001 : 3 ).
Di dalam pasar modal lembaga – lembaga penunjang sesuai dengan Undang –
Undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, sangat diperlukan agar kegiatan di pasar
modal cepat berjalan dengan baik antara lain adalah ( Husnan, 2001 : 9 – 13 ) :
a.
BAPEPAM ( Badan Pengawas Pasar Modal )
b.
Bursa Efek
c.
Lembaga Kliring dan Penjamin
d.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
e.
Perusahaan Efek
f.
Reksa Dana
Penjualan saham dapat dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal
dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis – jenis pasar modal menurut Sunariyah (
2004 : 12 – 14 ) yaitu :
a.
Pasar Perdana ( Primary Market )
b.
Pasar Sekunder ( Secondary Market )
c.
Pasar Ketiga ( Third Market )
d.
Pasar Keempat ( Fourth Market )
Pasar modal banyak terdapat di tiap negara. Alasan – alasan bagi negara tersebut
untuk mendirikan pasar modal antara lain karena mengandung dua fungsi, yaitu ( Husnan,
2001 : 4 ) :
a.
Fungsi Ekonomi
b.
Fungsi Keuangan
Keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi supply dan demand. Adapun
faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut antara lain ( Husnan, 2001 : 8 - 9 ) :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
4
a.
b.
c.
d.
e.
Supply Sekuritas
Demand akan Sekuritas
Kondisi Politik dan Ekonomi
Masalah Hukum dan Peraturan
Peran Lembaga – Lembaga Pendukung Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya
mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain. Menurut Sunariyah
( 2004 : 7 – 10 ) peranan pasar modal ditinjau dari sisi :
1.
Peranan pasar modal ditinjau dari para pelaku pasar modal antara lain :
a. Sebagai fasilitas untuk melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual – belikan.
b. Memberikan kesempatan pada para pemodal untuk menentukan hasil ( return )
yang diharapkan.
c. Memberikan kesempatan pada investor untuk menjual kembali saham atau surat
berharga yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
perkembangan suatu perekonomian.
e. Mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
2.
Peranan pasar modal bagi perekonomian negara, antara lain :
a. Fungsi Tabungan ( Savings Function )
b. Fungsi Kekayaan ( Wealth Function )
c. Fungsi Likuiditas ( Liquidity Function )
d. Fungsi Pinjaman ( Credit Function )
Investasi Dalam Saham
Investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan dimasa mendatang ( Halim, 2005 : 4 ). Menurut Tandelilin ( 2001 :
3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk
digunakan dalam produksi yang efisien sehingga menghasilkan keuntungan di masa
mendatang.
Setiap orang mempunyai motif yang berbeda – beda dalam melakukan keputusan
investasi, secara umum tentu saja motif investasi adalah memperoleh keuntungan. Menurut
Subagyo dkk ( 2002 : 199 ) ada empat sasaran yang ingin dicapai oleh pemodal, yaitu :
a.
Memperoleh Dividen
b.
Berdagang
c.
Berkepentingan dalam Kepemilikan Perusahaan
d.
Spekulasi
Seorang pemodal biasanya tidak memiliki motif tunggal, namun intensitas motif –
motif diatas berbeda dari investor yang satu dengan yang lain. Seorang investor yang
memiliki motif untuk memperoleh dividen biasanya membeli saham perusahaan yang
sudah stabil, sehingga investor memperoleh dividen yang relatif stabil. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa motif investasi berbeda – beda antara investor yang satu dengan
yang lain dalam hal memprioritaskan sasaran yang ingin dicapai.
Menurut Husnan ( 2001 : 47 – 49 ) proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal
seharusnya melaukukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih,
seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut dilakukan. Untuk
mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
5
1.
2.
3.
4.
5.
Menentukan Kebijakan Investasi
Analisis Sekuritas
Pembentukan Portofolio
Melakukan Revisi Portofolio
Evaluasi kinerja Portofolio
Menurut Sunariyah ( 2004 : 48 – 49 ) terdapat dua keuntungan yang diperoleh
pamodal dengan membeli atau memiliki saham antara lain :
1. Dividen
2. Capital Gain
Menurut Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti ( 2001 : 108 – 109 ) ada dua jenis analisis
yang digunakan untuk melakukan penilaian investasi saham. Adapun analisis tersebut
adalah :
1.
Analisis Fundamental
2.
Analisis Teknikal
Analisis ini didasarkan atas asumsi – asumsi sebagai berikut :
a. Terdapat ketergantungan sistematik ( systematic dependencies ) di dalam return yang
dapat di eksploitasi ke return abnormal.
b. Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika
memprediksi distribusi return sekuritas.
c. Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.
Teori Portofolio
Teori portofolio dipelopori oleh Markowitz pada tahun 1952 dalam artikelnya yang
berjudul Portofolio Selection yang menyatakan bahwa seorang investor dapat membentuk
portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan paling tinggi berdasarkan suatu tahap
risiko, ataupun membentuk portofolio yang berisiko paling rendah pada sesuatu tahap
tingkat keuntungan. Dengan kata lain jika risiko dianggap sebagai suatu masalah yang tidak
disukai investor, maka pemilihan portofolio yang hanya berdasarkan sekuritas yang dinilai
rendah ialah suatu metode pemilihan portofolio yang kurang baik. Pemilihan ini dilakukan
tanpa mampertimbangkan diversirfikasi portofolio terhadap risikonya yaitu dengan cara
pemilihan portofolio yang memaksimumkan utiliti diharapkan yang dapat dilakukan oleh
investor, maka dari itu para investor memilih portofolio berdasarkan tingkat keuntungan
portofolio diharapkan dan risiko portofolio. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan
atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor
( Halim, 2005 : 54 ). Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut
identifikasi saham – saham mana yang akan dipilih, menentukan proporsi dana yang
ditanamkan pada masing – masing saham tersebut ( Husnan, 2001 : 49 ).
Menurut Jogiyanto ( 2000 : 128 – 130 ) diversifikasi risiko ini sangat penting untuk
investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang
diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti :
a.
Diversifikasi dengan Banyak Aktiva
b.
Diversifikasi Secara Random
c.
Diversifikasi Secara Markowitz
Dengan mengkombinasikan Markowitz, sekuritas – sekuritas yang mempunyai
korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas
yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil portofolio. Dengan menggunakan
metode Markowitz, diversifikasi ini dapat dibuktikan secara matematis. Halim ( 2005 : 55 )
mengatakan bahwa investor dapat menentukan kombinasi dari efek – efek untuk
membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
6
dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain
memenuhi kondisi berikut :
1.
Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau
2.
Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama.
Menurut Sasongko ( 2007 ), diversifikasi atau menanamkan dana ke lebih dari satu
jenis surat berharga ( membentuk portofolio ) adalah sebagai cara untuk menurunkan risiko.
Persoalannya adalah berapa besar proporsi dana yang harus diinvestasikan pada masing –
masing surat berharga agar diperoleh imbalan hasil seperti yang dikehendaki dengan risiko
yang paling minimum.
Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang
efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal ( Halim, 2005 : 55 ).
Pendekatan yang digunakan dalam pemilihan portofolio yang optimal sebagai berikut :
1.
Indifference Curve
2.
Karakteristik Fungsi Utilitas
Menurut Tandelilin ( 2001 : 74 ) fungsi utilitas merupakan suatu fungsi matematis
yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Fungsi utilitas jika dikaitkan
dengan preferensi investor terhadap risiko, dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Sikap yang tidak menyukai risiko ( risk averter )
b. Sikap yang netral terhadap risiko ( neutral risk )
c. Sikap yang menyukai risiko ( risk seeker )
Surat Berharga
Surat berharga atau efek merupakan setiap pengakuan utang. Surat Berharga
Komersial, Saham, Obligasi, Sekuritas Kredit, Tanda Bukti Utang, Setiap Right, Warrant,
Opsi, atau Setiap Derivatif dari Efek atau Instrumen yang ditetapkan oleh BAPEPAM
sebagai efek ( Komaruddin, 2004 : 69 ). Menurut Sunariyah ( 2004 : 47 - 52 ) didalam
perdagangan efek terdapat berbagai macam surat berharga yang ditawarkan antara lain :
1.
Saham Biasa ( Common Stock )
Menurut Siamat ( 2005 : 508 ) saham biasa ( Commom Stock ) dapat dibedakan dalam
berbagai jenis antara lain sebagai berikut :
a. Saham Unggul ( Blue Chips )
b. Growth Stocks
c. Emerging Growth Stocks
d. Income Stocks
e. Cyclical Stocks
f. Defensive Stocks
g. Speculative Stocks
2.
Saham Preferen ( Preferred Stocks )
3.
Obligasi ( Bond )
4.
Obligasi Konversi ( Convertble Bond )
5.
Right
6.
Warrant
7.
Reksa Dana
Risiko
Disamping memperhitungkan keuntungan investasi, investor juga perlu
memperhitungkan risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi.
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
7
diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar risiko investasi
tersebut. ( Tandelilin, 2001 : 7 )
Menurut Tandelilin ( 2001 : 48 – 50 ) ada beberapa sumber risiko yang bisa
mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi antara lain :
1. Risiko Suku Bunga
2. Risiko Pasar
3. Risiko Inflasi
4. Risiko Bisnis
5. Risiko Finansial
6. Risiko Likuiditas
7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
8. Risiko Negara ( Country Risk )
Adapun risiko – risiko yang berhubungan dengan portofolio atas saham serta apa
yang dimaksud risiko dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Risiko Sistematis ( Systematic Risk )
2. Risiko Tidak Sistematis ( Non SystematicRisk )
3. Risiko Total ( Total Risk )
Menurut Husnan ( 2001 : 22 ), risiko merupakan banyak sedikitnya penyimpangan
dari nilai rata – rata dalam hal ini nilai harapan. Dalam situasi ketidakpastian, investor
hanya bisa mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh tanpa bisa mengetahui dengan
pasti tingkat keuntungan yang sebenarnya akan diterima.
Semakin banyak jumlah saham dalam portofolio, maka semakin kecil risiko yang
tidak sistematis. Karena risiko yang tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara
diversifikasi, maka risiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio, sehingga yang relevan
bagi investor adalah risiko pasar atau risiko sistematis yang diukur dengan beta ( = β ).
Menurut Siamat ( 2005 : 659 ) ada beberapa cara penanganan risiko dibedakan atas :
1. Menghilangkan Risiko ( Risk Avoidance )
2. Mengurangi Risiko ( Risk Reduction )
3. Retensi Risiko ( Risk Retention )
4. Membagi Risiko ( Risk Sharing )
5. Mentransfer Risiko ( Risk Transfer )
Mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi
Manajer Portofolio, return dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan (
Jogiyanto, 2003 : 147 ). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Jogiyanto (
2003 : 109 ) membedakan menjadi dua, yaitu :
a. Return Realisasi ( Realized Return )
b. Return Ekspektasi ( Expected Return )
Keuntungan dari portofolio, dibedakan menjadi dua ( Jogiyanto, 2000 : 147 ) yaitu :
1. Return Realisasi Portofolio ( Portofolio Realized Return )
2. Return Ekspektasi Portofolio ( Portofolio Expexted Return )
Sedangkan risiko portofolio tidak harus sama dengan rata – rata tertimbang risiko –
risiko dari seluruh sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko
rata – rata tertimbang masing – masing saham tunggal. Sejauh koefisien korelasi antara
saham yang membentuk portofolio tersebut lebih kecil dari satu ( Husnan, 2001 : 65 ).
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang
bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return
yang diharapkan atas return tersebut, demikian sebaliknya ( Tandelilin, 2001 : 7 ).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
8
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data yang berupa laporan
keuangan dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Populasi penelitian ini
adalah seluruh industri metal & allied product yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2006 hingga 2010.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Independen
a. Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi kepemilikan dari dua saham perusahaan yang berbeda
agar investor bisa meraih return optimal sekaligus dapat memperkecil risiko melalui
diversifikasi. Satuan pengukur portofolio ini dinyatakan dalam bentuk persentase ( % ).
Variabel Dependen
Expected Return dan Risiko Portofolio
1. Pendapatan yang diharapkan ( expected return ) dari Portofolio.
Pendapatan yang diharapkan dari suatu portofolio adalah merupakan rata – rata
tertimbang dari keuntungan yang diharapkan dari sekuritas – sekuritas ( saham - saham
) yang membentuknya dengan proporsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas sebagai
faktor penimbang. Satuan pengukuran dari expected return portofolio ini adalah
persentase ( % ).
a. Menghitung Expected Return dari Portofolio
Dimana :
E ( Rp )
: Expected Return dari portofolio
XA, XB : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B
E ( RAB )
: Expected Return dari saham A dan saham B
b. Menghitung Koefisien Korelasi Return dari Portofolio
Dimana :
ρxy
: Koefisien korelasi antara return saham x dan y
n
: Jumlah Observasi
x
: Tingkat keuntungan saham i
y
: Tingkat keuntungan saham y
Hasil perhitungan koefisien korelasi antar return saham akan menunjukkan keeratan
hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Koefisien akan berkisar antara – 1
sampai + 1. Koefisien korelasi yang negatif berarti bahwa jika nilai suatu varian naik,
maka nilai varian yang lain akan turun.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
9
2. Risiko Saham dari Portofolio
Risiko saham dari portofolio didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.
Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat
deviasi standar. Satuan pengukuran dari risiko adalah persentase ( % ).
a. Menghitung Standard Deviasi ( Risiko ) Saham Portofolio
Dimana :
σρ
: Standard deviasi portofolio
σA, σB : Standard deviasi saham A, B
XA, XB : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B
ρAB
: Koefisien korelasi saham A dan B
Return Saham Individual dan Risiko Saham Individual
1. Return Saham Individual
Return dalam penelitian ini adalah pandapatan suatu saham periode tertentu adalah
jumlah dari perubahan harga ditambah deviden yang diterima kemudian dibagi dengan
harga awal periode. Satuan dari pada return adalah persentase ( % ).
a. Menghitung Return Saham Individual
Rit =
Dimana :
Rit
Pit
Pi – t – 1
Dit
Pi (t )
Pi (t
1)
Pi (t
1)
Di (t )
: Tingkat keuntungan saham ke i pada periode ke i
: Harga saham i pada periode t
: Harga saham periode sebelumnya
: Dividen periode terakhir
b. Menghitung Expected Return Saham Individual
n
Rij
j 1
n
E(Ri) =
Dimana :
E ( Ri )
: Expected Return dari investasi pada saham i
Rij
: Actual Return dari investasi pada saham i
n
: Banyaknya periode pengamatan
2. Saham risiko Individual
Untuk mengukur risiko suatu investasi yang terdapat pada saham individu maka
digunakan varian dan standar deviasi. Varian adalah kuadrat dari standar deviasi.
a. Menghitung risiko ( Standard Deviasi ) Saham Individual
Menghitung Varian dengan rumus :
Dimana :
σ2i
Rit
Ri
: Varian saham i
: Tingkat keuntungan saham i pada periode t
: Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
10
n
: Periode
Menghitung Standard Deviasi dengan rumus :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembagian Tingkat Keuntungan Masing – Masing Saham ( Ri )
Langkah pertama dalam menghasilkan portofolio yang baik adalah dengan
menghitung tingkat keuntungan masing – masing saham.
Tabel 1
Prosentase Tingkat Keuntungan Masing – Masing Saham
Periode Tahun 2006 hingga 2010
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
∑ Rij
ALMI
197 %
16 %
3%
- 34 %
54 %
236 %
Nama
BTON
-8%
78 %
- 167 %
24 %
- 73 %
Saham
INAI
33 %
43 %
- 56 %
72 %
67 %
159 %
JPRS
99 %
- 77 %
- 53 %
60 %
119 %
148 %
Dari tabel 1 dapat dilihat pada tahun 2006 tingkat keuntungan saham tertinggi pada
saham PT. Alumindo Light Metal, Tbk ( ALMI ) sebesar 197 % sedangkan tingkat
keuntungan terendah pada saham PT. Indal Aluminium Industry, Tbk ( INAI ) dengan
kerugian sebesar 33 %. Pada tahun 2007 PT. Indal Aluminium, Tbk ( INAI ) menduduki
peringkat tertinggi saham dengan tingkat keuntungan sebesar 43 % dan tingkat keuntungan
saham terendah pada saham PT. Jaya Pari Steel, Tbk ( JPRS ) dengan keuntungan saham
sebesar – 77 %. Pada tahun 2008 tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT.
Betonjaya Manunggal, Tbk ( BTON ) dengan tingkat keuntungan 78 % sedangkan tingkat
terendah diperoleh saham PT. Indal Aluminium Industry, Tbk ( INAI ) sebesar 56 %. Pada
tahun 2009 tingkat keuntungan saham tertinggi kembali diduduki oleh PT. Indal Aluminium
Industry, Tbk ( INAI ) sebesar 72 % sedangkan tingkat terendah pada saham PT. Betonjaya
Manunggal, Tbk ( BTON ) sebesar – 167 %. Dan pada tahun 2010 tingkat keuntungan saham
tertinggi pada saham PT. Jaya Pari Steel, Tbk ( JPRS ) sebesar 119 % sedangkan tingkat
keuntungan saham terendah pada saham PT. Betonjaya Manunggal, Tbk sebesar 24 %.
Perhitungan Expected Return Saham Individul
Expected Return adalah keuntungan yang diharapkan oleh investor di masa yang
akan datang. Namun, pada situasi yang tak menentu, investor hanya bisa mengharapkan
apa yang akan diperolehnya. Mereka tidak dapat mengetahui secara pasti tingkat
keuntungan yang akan diperoleh. Ketidakpastian tersebut diukur dengan penyebaran
tingkat keuntungan di sekitar nilai tingkat keuntungan yang diharapkan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
11
Tabel 2
Prosentase Tingkat Keuntungan yang diharapkan pada Masing – Masing Saham
pada Periode Tahun 2006 hingga 2010
Nama Saham
ALMI
BTON
INAI
JPRS
Rij
227
- 73
159
148
E ( Rij )
45,5
14,6
31,8
29,6
Perusahaan yang memiliki nilai keuntungan harapan yang paling baik adalah PT.
Alumindo Light Metal, Tbk ( ALMI ) yaitu senilai 227 % sedangkan perusahaan yang
memiliki nilai keuntungan harapan paling tidak baik adalah PT. Betonjaya Manunggal, Tbk
yaitu senilai – 73 %.
Perhitungan Risiko Saham Individual
Sesuai dengan teori Tandelilin pada bab 2 yang mengartikan risiko adalah
kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan ( Tandelilin 2001 :
7 ). Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Risiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari yang
diharapkan.
Tabel 3
Prosentase Tingkat Risiko pada Masing – Masing Saham pada
Periode Tahun 2006 hingga 2010
Nama Saham
ALMI
BTON
INAI
JPRS
E ( Ri ) Saham
47,2
14,6
31,8
29,6
Risiko ( σ )
80
86,7
46,2
64,5
Dari tabel 3 diketahui bahwa perusahaan dengan tingkat keuntungan relatif tinggi
namun risiko rendah adalah pada PT. Alumindo Light Metal, Tbk ( ALMI ). Sedangkan
perusahaan dengan tingkat keuntungan relatif rendah dan risiko tinggi berada pada PT.
Betonjaya Manunggal, Tbk
( BTON ).
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membentuk portofolio yang
diasumsikan dibentuk dengan kombinasi dua perusahaan. Sehingga memperoleh
banyaknya kemungkinan saham yang dibentuk adalah sebagai berikut :
= 6 kombinasi
Melalui perhitungan tersebut di atas serta jumlah sampel yang digunakan
( 4 saham ), maka dapat diperoleh 6 kombinasi. Adapun portofolio yang terbentuk dapat
dilihat pada tabel 4.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
12
Tabel 4
Portofolio yang Terbentuk
Portofolio
1
2
3
4
5
6
Kombinasi Saham
ALMI – BTON
ALMI – INAI
ALMI – JPRS
BTON – INAI
BTON – JPRS
INAI – JPRS
Koefisien Korelasi
Dalam perhitungan ini, dapat diajukan seberapa jauh peningkatan saham dalam
portofolio yang terkait dalam nilai korelasi. Artinya seberapa jauh peningkata n terhadap
return suatu saham dapat mempengaruhi atau diikuti dengan peningkatan secara
proporsional dari return saham lain. Rumus koefisien korelasi dapat dinyatakan dengan
rumus :
Koefisien korelasi antar saham ditunjukkan dalam tabel 5 :
Tabel 5
Daftar Koefisien Korelasi Antara Saham
Portofolio
1
2
3
4
5
6
∑X
236
236
236
- 73
- 73
159
∑Y
- 73
159
148
159
148
148
∑ X2
43146
43146
43146
34613
34613
15747
∑ Y2
34613
15747
36300
15747
36300
36300
∑ XY
7080
8191
22498
- 15128
- 10682
15217
ρ
0,321
0,037
0,485
0,668
- 0,267
0,582
Koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara dua variabel relatif
terhadap masing – masing deviasinya. Portofolio akan lebih efisien jika mempunyai nilai
koefisien korelasi yang bernilai negatif, karena semakin mendekati -1 korelasinya semakin
rendah juga risiko yang dapat dieliminasi.
Tingkat Keuntungan Portofolio
Perhitungan dalam tingkat ini adalah untuk mengetahui seberapa besar keuntungan
portofolio saham dari ke 6 kombinasi. Rumus untuk menentukan tingkat keuntungan
portofolio :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
13
Tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi sama dapat ditunjukkan dalam tabel
6 sedangkan tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi berbeda dapat dilihat dalam
tabel 7.
Tabel 6
Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Sama
( 50 % : 50 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
XA
50 %
50 %
50 %
50 %
50 %
50 %
XB
50 %
50 %
50 %
50 %
50 %
50 %
E ( RA )
47,2
47,2
47,2
14,6
14,6
31,8
E ( RB )
14,6
31,8
29,6
31,8
29,6
29,6
E ( Rp )
30,9
39,5
38,4
23,2
22,1
30,7
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa proporsi dana sama ( 50 % : 50 % ) tingkat
keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio ke – 2 yaitu antara PT. Alumindo
Light Metal, Tbk ( ALMI ) dan PT. Indal Aluminium Industry, Tbk ( INAI ) sebesar 39,5 %
sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham yang terendah adalah portofolio ke – 5
yaitu PT. Betonjaya Manunggal, Tbk ( BTON ) dan PT. Jaya Pari Steel, Tbk ( JPRS ) yaitu
sebesar 22,1 %.
Tabel 7
Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda
( 60 % : 40 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
XA
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
XB
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
E ( RA )
47,2
47,2
47,2
14,6
14,6
31,8
E ( RB )
14,6
31,8
29,6
31,8
29,6
29,6
E ( Rp )
34,2
41
40,2
21,5
20,6
30,9
Sedangkan tabel 7 menjelaskan bahwa dengan proporsi dana berbeda ( 60 % : 40 % )
tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 2 yaitu antara PT.
Alumindo Light Metal, Tbk ( ALMI ) dan PT. Indal Aluminium Industry, Tbk ( INAI )
sebesar 41 % sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham yang terendah adalah
portofolio 5 yaitu PT. Betonjaya Manunggal, Tbk ( BTON ) dan PT. Jaya Pari Steel, Tbk
( JPRS ) sebesar 20,6 %.
Deviasi Standar Portofolio
Langkah selanjutnya adalah menentukan deviasi standar portofolio yang dibentuk.
Rumus untuk menentukan deviasi standar portofolio adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
14
Deviasi standar portofolio dengan proporsi dana sama yaitu 50 % : 50 % dapat
ditunjukkan dalam tabel 8 sedangkan deviasi standar portofolio dengan proporsi dana
berbeda ( 60 % : 40 % ) dapat dilihat dalam tabel 9 .
Tabel 8
Prosentase Deviasi Standar Portofolio dengan Proporsi Sama
( 50 % : 50 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
XA
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
XB
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
XA2
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
XB2
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
σA
80
80
80
86,7
86,7
46,2
σB
86,7
46,2
64,5
46,2
64,5
64,5
σA2
6400
6400
6400
7517
7517
2134
σB2
7517
2134
4160
2134
4160
4160
ρ
0,321
0,037
0,485
0,668
-0,267
0,582
Σρ
67,8
46,9
62,4
61,2
46,6
49,4
Dari data diatas diketahui bahwa yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah
portofolio ke – 1 yaitu portofolio saham PT. Alumindo Light Metal, Tbk ( ALMI ) dengan PT.
Betonjaya Manunggal , Tbk ( BTON ) sebesar 67,8 %. Standar deviasi portofolio saham yang
terkecil ada pada portofolio ke – 5 yaitu PT. Betonjaya Manunggal, Tbk ( BTON ) dengan PT.
Jaya Pari Steel, Tbk ( JPRS ) sebesar 46,6 %.
Tabel 9
Prosentase Deviasi Standar Portofolio dengan Proporsi Berbeda
( 60 % : 40 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
XA
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
XB
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
XA2
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
XB2
0,16
0,16
0,16
0,16
0,16
0,16
σA
80
80
80
86,7
86,7
46,2
σB
86,7
46,2
64,5
46,2
64,5
64,5
σA2
6400
6400
6400
7517
7517
2134
σB2
7517
2134
4160
2134
4160
4160
ρ
0,321
0,037
0,485
0,668
-0,267
0,582
Σρ
67,6
52,1
64,6
65,8
51,5
47,6
Dari tabel 9 diketahui bahwa portofolio saham dengan deviasi standar tertinggi
berada pada portofolio ke – 1 sebesar 67,6 % yaitu kombinasi saham PT. Alumindo Light
Metal, Tbk ( ALMI ) dengan PT. Betonjaya Manunggal, Tbk ( BTON ). Sementara itu dari
tabel 9 diatas juga diketahui bahwa deviasi standar terkecil ada pada portofolio ke – 6 yaitu
pasangan saham PT. Indal Aluminium Industry, Tbk ( INAI ) dengan PT. Jaya Pari Steel, Tbk
( JPRS ) sebesar 47,6 %.
Portofolio Efisien
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan tingkat keuntungan yang
lebih besar atau tertinggi dengan risiko sama atau menawarkan risiko yang lebih kecil atau
terendah dengan tingkat keuntungan yang sama.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
15
Tabel 10
Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 6 Portofolio
dengan Menggunakan Proporsi Sama ( 50 % : 50 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
E ( Rp )
30,9
39,5
38,4
23,2
22,1
30,7
σρ
67,8
46,9
62,4
61,2
46,6
49,4
Dari tabel 10 terlihat jelas bahwa suatu tingkat keuntungan akan berhadapan dengan
suatu deviasi standar tertentu. Dari pasangan keuntungan dan devsiasi standar tersebut
akan dipilih suatu pasangan yang efisien namun belum jelas bilamana tidak digambar secara
visual.
E ( RP )
45
40
2
3
35
30
1
6
25
20
4
5
15
10
5
0
σρ
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Gambar 1
Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 6 Portofolio
Dengan Proporsi Sama ( 50 % : 50 % )
Dari gambar diatas, maka diketahui bahwa secara visual portofolio ke – 2 dan ke – 6
merupakan titik – titik yang membentuk garis efficient frontier karena memiliki tingkat return
relatif tinggi dan deviasi standar relatif rendah. Dari tabel 10 dan gambar 1 tersebut maka
pada proporsi portofolio berimbang 50 % : 50 % maka portofolio ke – 2 memiliki return
sebesar 39,5 % dengan deviasi standar 46,9 %, sementara portofolio ke – 6 memiliki return
sebesar 30,7 % deviasi standar 49,4 %.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
16
Tabel 11
Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 15 Portofolio
Dengan Menggunakan Proporsi Berbeda ( 60 % : 40 % )
Portofolio
1
2
3
4
5
6
E ( Rp )
34,2
41
40,2
21,5
20,6
30,9
σρ
67,6
52,1
64,6
65,8
51,5
47,6
Dari tabel 11 terlihat jelas bahwa suatu tingkat keuntungan akan berhadapan dengan
suatu deviasi standar tertentu. Dari pasangan keuntungan dan deviasi standar tersebut akan
dipilih suatu pasangan yang efisien namun belum jelas bilamana tidak dugambarkan secara
visual.
E45( RP )
40
35
30
25
20
15
10
5
0
3
2
1
6
4
5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
σρ
Gambar 2
Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 15 Portofolio
Dengan Proporsi Berbeda ( 60 % : 40 % )
Dari gambar diatas, maka diketahui bahwa secara visual portofolio ke – 2 dan ke – 6
merupakan titik – titik yang membentuk efficient frontier karena memiliki tingkat return
relatif tinggi dan deviasi standar relatif rendah. Dari tabel 11 dan gambar 2 tersebut maka
pada proporsi portofolio 60 % : 40 % maka portofolio ke – 2 memiliki return sebesar 41 %
dengan deviasi standar 52,1 %, sementara portofolio ke – 6 memiliki return sebesar 30,9 %
dengan deviasi standar 47,6 %.
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka penelitian ini mendapatkan
hasil sebagai berikut.
Dari sisi harga jual saham, maka dari keempat perusahaan yang diteliti harga saham
dari PT. Alumindo Light Metal, Tbk adalah yang tertinggi di antara harga saham perusahaan
lain. Sementara itu dari pengamatan dari harga saham terendah dimiliki oleh perusahaan
PT. Indal Aluminium Industry, Tbk. Dengan melihat hasil perhitungan ( tabel 2 ) maka
diketahui bahwa tingkat keuntungan saham perusahaan – perusahaan yang diteliti
bervariasi antara 236 % yang tertinggi yang dimiliki oleh PT. Alumindo Light Metal, Tbk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
17
hingga – 73 % yang dimiliki oleh PT. Betonjaya Manunggal, Tbk yang mana hal ini juga
sejalan dengan hasil perhitungan Expected Return yang memberikan hasil relatif sama. Dari
temuan ini maka dapat disimpulkan bahwa harga saham yang tinggi belum tentu
menunjukkan tingkat return yang tinggi pula. Dari sisi tingkat risiko, maka perusahaan
dengan tingkat keuntungan relatif tinggi namun risiko terendah adalah PT. Alumindo Light
Metal, Tbk. Sedangkan perusahaan dengan tingkat keuntungan relative rendah dan risiko
tertinggi berada pada PT. Betonjaya Manunggal, Tbk ( lihat tabel 4 ).
Tingkat keuntungan saham individu naik dan turun ( berfluktuasi ) tergantung pada
naik turunnya harga saham dan besarnya pembagian dividen untuk tiap bulannya. Tingkat
keuntungan saham bertanda positif berarti saham tersebut dapat memberikan keuntungan
bagi pemilik saham, sedangkan yang bertanda negatif akan memberikan kerugian yang
disebabkan oleh turunnya harga saham. Keuntungan dari saham – saham berkorelasi karena
adanya reaksi umum terhadap perubahan - perubahan nilai pasar. Keuntungan yang tinggi
belum tentu memberikan tingkat risiko yang kecil, demikian pula bahwa tingkat keuntungan
yang lebih rendah belum tentu memberikan risiko yang rendah pula.
Dari keempat perusahaan yang diteliti dapat dibentuk sebanyak 6 buah portofolio
saham untuk masing – masing dua saham. Semua portofolio tetbentuk itu kemudian
dihitung tingkat keuntungan dan deviasi standarnya masing – masing menggunakan dua
buah proporsi yaitu 50 % : 50 % dan 60 % : 40 %. Semua proporsi perhitungan itu dilakukan
kepada masing – masing hasil return dan deviasi standar sehingga didapatkan hasil baru
unuk portofolio saham yang efisien.
Diketahui dari hasil perhitungan bahwa pada proporsi portofolio berimbang 50 % :
50 % maka portofolio ke – 2 memiiki return sebesar 39,5 % dengan deviasi standar 46,9 %,
sementara portofolio ke – 6 memiliki return sebesar 30,7 % dengan deviasi standar 49,4 %.
Pada proporsi 60 % : 40 % maka portofolio ke – 2 memiliki return sebesar 41 % dengan
deviasi standar 52,1 %, sementara portofolio ke – 6 memiliki return sebesar 30,9 % dengan
deviasi standar 47,6 %.
Temuan ini mengindikasikan bahwa para investor yang senang dengan kombinasi 50
% : 50 % pada portofolio dua saham akan lebih memilih dua pilihan yang tersedia antara PT.
Alumindo Light Metal, Tbk dengan PT. Indal Aluminium Industry, Tbk, atau PT. Indal
Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya Pari Steel, Tbk. Sementara itu portofolio yang
disukai para investor dengan porsi saham gabungan 60 % : 40 % akan memilih dua pilihan
yang tersedia antara PT. Alumindo Light Metal, Tbk dengan PT. Indal Aluminium Industry,
Tbk, atau PT. Indal Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya pari Stell, Tbk.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penelitian ini mendapakan beberapa hal utama yaitu :
1. Portofolio efisien pada porsi kombinasi 50 % : 50 % portofolio dua saham ditentukan
pada kombinasi PT. Alumindo Light Metal, Tbk dengan PT. Indal Aluminium Industry,
Tbk, atau PT. Indal Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya pari Stell, Tbk.
2. Portofolio efisien pada porsi kombinasi 60 % : 40 %portofolio dua saham ditentukan
pada kombinasi PT. Alumindo Light Metal, Tbk dengan PT. Indal Aluminium Industry,
Tbk, atau PT. Indal Aluminium Industry, Tbk dengan PT. Jaya pari Steel, Tbk.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.7 (2012)
18
Saran
Dengan melihat hasil yang didapat dari penelitian ini maka ada beberapa hal yang
perlu direkomendasikan, yaitu :
1. Para investor hendaknya lebih berhati – hati menentukan portofolio dengan terlebih
dahulu melakukan uji kombinasi portofolio yang efisien karena laba yang tinggi
belum tentu memberikan return yang tinggi pula, demikian pula bahwa return yang
tinggi harus pula disertai tingkat risiko yang rendah.
2. Pada peneliti yang hendak melakukan penelitian yang menyerupai penelitian ini,
hendaknya melakukan pula telaah dengan menyertakan kombinasi lebih dari 2 buah
saham dalam portofolio serta periode pengamatan yang ada ditambahkan lagi
sehingga hasilnya akan dapat lebih digeneralisasikan pada alternatif portofolio di
pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Komaruddin. 2004. Dasar – Dasar Manajemen dan Portofolio. Edisi Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Rineka Cipta.
Jakarta.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta
Husnan, Suad. 2001. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP
APM YKPN. Yogyakarta.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.
. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Invesasi. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta.
Sasongko, Nur Prio. 2007.Implementasi Teori Portofolio Untuk Investasi Pada Reksadana
Saham. Publikasi Artikel.
http://puslit.mercubuana.ac.id/file/4Artikel%20Sasongko-DIGNA.pdf. LP2M. FEUniversitas Mercubuana. Jakarta. Diakses tanggal 27 Mei 2012.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi
Kelima. Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.
Subagyo dkk. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. Alfabeta. Bandung.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
●●●
Download