Aktivitas Antioksidan Rumput Laut Euchema

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pada saat ini semakin meningkat dan menimbulkan
dampak negatif maupun positif. Salah satu dampak negatif dari perkembangan
industri adalah pencemaran. Pencemaran adalah salah satu pemicu terbentuknya
radikal bebas yang dapat masuk melalui pernapasan maupun makanan. Radikal
bebas merupakan atom atau molekul yang kehilangan pasangan elektron
dipermukaan kulit luarnya (Kumalaningsih, 2006). Radikal bebas sangat reaktif
dan mudah bereaksi dengan molekul-molekul lainnya antara lain protein, lemak,
karbohidrat, dan DNA. Radikal bebas dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit antara lain penyakit jantung koroner, penyakit kanker, penyakit katarak,
penyakit degeneratif dan proses penuaan. Radikal bebas dapat dicegah dengan
senyawa antioksidan.
Fungsi antioksidan adalah menetralisir radikal bebas sehingga tubuh akan
terlindung dari berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas (Tapan,
2005). Antioksidan ada yang dihasilkan oleh tubuh sendiri (endogenous) berupa
enzim ataupun yang berasal dari buah-buahan dan sayuran (eksogenous). Selain
itu, terdapat antioksidan sintetik yang biasa digunakan dalam bahan pangan antara
lain butylated hydroxyanisol (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT) dan
propylgallate (PG). Penggunaan antioksidan sintetik perlu diawasi dalam
penggunaannya karena dapat menimbulkan keracunan jika berlebih (Santoso et
al., 2010). Oleh karena itu, pemanfaatan antioksidan dari bahan alami perlu
ditingkatkan untuk menggantikan antioksidan sintetik. Pengkajian terhadap
senyawa antioksidan dari bahan alami sudah banyak dilakukan baik dari tanaman
1
2
darat maupun dari hewan-hewan yang berada di lautan. Namun, pengkajian
senyawa antioksidan dari tumbuhan laut misalnya rumput laut masih jarang
dilakukan. Penelitian mengenai kandungan senyawa antioksidan pada rumput laut
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, misalnya yang dilakukan oleh
Amornlerdipson et al. (2007) mengekstrak dari rumput laut hijau (Padina minor
YAMADA), kemudian Suryaningrum et al. (2006) mengekstrak rumput laut
Halmenia harveyana dan Euchema cottonii dan Tamat (2007) mengekstrak
kandungan senyawa antioksidan dari rumput laut jenis Ulva reticulata.
Rumput laut telah diketahui banyak digunakan sebagai obat-obatan
tradisional selain digunakan sebagai bahan makanan, karena rumput laut memiliki
kandungan mineral, elemen makro dan mikro lainnya. Euchema spinosum
merupakan salah satu jenis alga merah yang biasa digunakan oleh masyarakat
sebagai makanan dan sayuran. Euchema spinosum memiliki pigmen berupa
klorofil a, fikosianin, fikoeritin, dan karoten (Aslan, 1998). Karoten merupakan
salah satu golongan senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Namun,
penelitian kandungan antioksidan rumput laut Euchema spinosum masih sangat
jarang dilakukan, karena rumput laut ini hanya difokuskan pada kandungan iota
carragenannya saja. Sehubungan dengan pigmen yang terkandung di dalam
rumput laut Euchema spinosum, maka dilakukan penelitian untuk menguji
aktivitas antioksidan yang terkandung di dalam rumput laut ini untuk dijadikan
sebagai sumber senyawa antioksidan alami yang bermanfaat dibidang obatobatan.
3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar gizi dan menguji
aktivitas antioksidan rumput laut Euchema spinosum.
Download