Universitas Gadjah Mada 1 BAB V PENYAKIT

advertisement
BAB V
PENYAKIT PARASITER PADA IKAN DAN KELINCI
Helminthiosis pada ikan
Secara umum parasit pada ikan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu eating (trematoda, nematoda
dan cestoda dengan lokasi di dalam tubuh/jaringan atau di dalam organ), protozoa (biasa
beriokasi dalam jaringan, kulit, otot atau darah), dan ektoparasit (lokasi di luar/menempel
pada tubuh ikan). Penyakit zoonosis pada ikan kebanyakan dijumpai dari golongan eating.
Anisakiasis
Penyebab
Anisakis merupakan penyakit parasit yang menyerang ikan disebabkan oleh Anisakis
marina, A. simplex, Phocanema, Contracaecum, Pseudoterranova dan Thynasaris. Genusgenus tersebut dapat menyerang manusia. Bentuk larva biasanya yang menyerang
manusia.
Hospes
Sebagai hospes definitif adalah berbagai jenis mamalia laut, seperti ikan lumba-lumba, ikan
hiu dan ikan paus. Dari laporan, angka infeksi lumba-lumba bisa mencapai 70% dengan
jumlah eating pada satu ikan mencapai 1200 ekor.
Siklus hidup
Telur yang keluar bersama tinja hospes alami, selanjutnya akan menetas di air. Larva II
yang keluar dari telur akan ditelan oleh hospes perantara pertama, kemudian berkembang
menjadi larva stadium ketiga. Hospes perantara pertama adalah udang Thysanoessa dan
Euphasia. Jika hospes perantara pertama ini dimakan hospes perantara kedua, larva di
dalam tubuhnya akan berkembang menjadi larva stadium ketiga. Hospes perantara kedua
dan hospes paratenik misalnya ikan laut, cumi-cumi, dan akan membentuk semacam rantai
penularan satu dengan yang lain yang kompleks. Kedua kategori hospes ini agak sulit
dibedakan, namun keduanya memegang peranan penting sebagai sumber infeksi yang
menyerang manusia. Diantara jenis ikan tersebut adalah : ikan pollack Alaska, tenggiri laut,
ikan hering, ikan forel (trout), ikan kepala merah, ikan kawal (mackerel), ikan kawal kuda,
ikan bonrto dan lain-lainnya. Larva biasanya berparasit di dalam rongga tubuh, dipermukaan
organ-organ dan juga di dalam otot. Parasit yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah
larva stadium ketiga yang masuk bersama daging yang dimakan.
Universitas Gadjah Mada
1
Gnathostomiasis
Penyebab
Gnathostoma spinigerum, G. hispidum, G. do/ores/, dan G. nipponicum. Ada beberapa jenis
dari Gnathostoma yang ada di dunia, namun hanya beberapa diantaranya yang memiliki arti
penting.
Siklus hidup
Siklus hidup cacing ini mirip dengan Anisakis, hanya hospes alaminya adalah mamalia
pemakan daging, misalnya anjing dan kucing.
Hospes
Sebagai hospes perantara adalah udang Copepoda dari jenis Mesocyclops leucarti,
Eucyclops serrulatus, Cyclops sternuus dan C. vicinus. Hospes perantara kedua dan
hospes paratenik adalah Crustacea, ikan air tawar, amfibia, reptilia, burung dan mamalia.
Dalam tubuh hospes perantara pertama, parasit ini berkembang dari larva stadium kedua
menjadi larva stadium ketiga awal, sedangkan dalam tubuh hospes intermedier kedua
berkembang dari larva stadium ketiga awal menjadi larva stadium ketiga lanjut. Pada tubuh
hospes paratenik, larva yang ditelan adalah larva stadium ketiga lanjut, dan larva ini tetap
hidup namun tidak mengalami pertumbuhan lebih lanjut atau mengkista. Manusia sebagai
hospes paratenik biasanya mendapat infeksi karena makan salah satu hewan hospes
paratenik tertentu. Untuk Gnathostoma, sejauh ini belum berhasil drtemukan dari ikan air
tawar, namun ditemukan dalam amfibia, reptilia, burung dan mamalia percobaan.
Capillariasis
Penyebab
Penyebab capilariasis adalah Capillaria philippinensis, C. tomentosa, dan C. petruschewsky. Bentuk cacing ini seperti rarnbut, betina rnemiliki panjang tubuh 35 mm. Telur
cacing ini memiliki operkulum di kedua ujungnya. Lokasi berparasit di usus dan pernah
dijumpai di hati. Capitlaria dapat menular ke manusia melalui hospes perantara berupa ikan.
Telur yang dikeluarkan bersama tinja manusia akan ditelan oleh ikan dan daiam usus ikan
telur cacing ini akan menetas menjadi larva yang infektif dalam otot ikan.
Diphyllobothriasis
Penyebab
Penyebab dan" Diphyllobothriasis adalah Diphyllobothrium latum, meskipun sebenamya
masih ada 6 spesies lain di USA yang 5 diantaranya berparasit pada manusia. Parasit ini
termasuk dalam golongan cacing pita (cestoda).
Universitas Gadjah Mada
2
Hospes
Sebagai hospes definrtif adalah manusia, namun demikian pada beberapa mamalia dan
ikan dapat bertindak sebagai hospes definitif.
Siklus hidup
Siklus hidup dari cacing ini memeriukan 2 hospes intermedier yaitu copepoda (jenis
Crustacea kecil) dan beberapa ikan air tawar. Bentuk strobila yang bisa dijumpai pada usus
manusia, anjing dan kucing ukurannya berkisar antara panjang 3 - 10 m dan mungkin
menniliki 3000 atau bahkan lebih proglotid. Satu parasit dapat menghasilkan 1 juta telur per
hari. Telur yang berisi embrio akan keluar bersama feses dan berkembang lebih lanjut di air
tawar, sungai, danau atau waduk. Setelah 2 minggu embrio yang terbentuk akan dimakan
oleh copepoda atau Crustacea genus Cyclops atau Diaptomus. Ikan akan terinfeksi cacing
pita ini apabila memakan Crustacea yang kemudian akan berkembang di bawah otot dari
ikan membentuk larva pleroserkoid. Ikan predator yang lebih besar akan terifeksi cactng ini
jika Tnemangsa ikan yang telah terinfeksi Diphyllobothrium sebelumnya. Manusia akan
terinfeksi parasit ini apabila makan ikan yang masih mentah atau kurang matang. Di dalam
usus manusia, parasit ini berkembang seloama 3-6 minggu untuk menjadi cacing pita
dewasa. Pada ikan yang terinfeksi akan dijumpai adanya obstruksi usus dan gangguan
pencernaan. Distribusi dari Diphyllobothrium sp. adalah sangat iuas di seluruh dunia,
terbanyak dijumpai di daerah belahan bumi utara, yaitu Eropa dan Amerika utara. Ikan yang
terifeksi dapat beragam jenis mulai dari ikan air tawar dan ikan laut. Pada mulanya hanya
dijumpai pada ikan air tawar, namun pada beberapa laporan, dijumpai pada beberapa ikan
laut yang ditransmisikan terutama oleh ikan dari daerah perbatasan air tawar dan air laut.
Diagnosa Diphyllobothriasis dapat didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis feses atau
material usus ikan.
Heterophyiasis
Penyebab
Penyebab dari Heterophyiasis adalah trematoda usus ikan, yartu Heterophyes heterophyes
dan Metagonimus yokogawai.
Deskripsi
Trematoda ini mempunyai ukuran panjang 1 -1,7 mm dan lebar 0,3 - 0,4 mm.
Lokasi
Lokasi usus halus manusia, kucing, anjing dan hewan-hewan lain yang makan ikan.
Universitas Gadjah Mada
3
Siklus hidup
Telur kebanyakan ditemukan pada feses hospes definitif seperti manusia dan mamalia,
kemudian berkembang lebih lanjut menjadi mirasidium yang akan dimakan oleh siput dan
berkembang menjadi redia serta serkaria. Selanjutnya, serkaria akan menginfeksi hospes
intermedier kedua yartu ikan air tawar. Dalam iubuh ikan, serkaria akan berkembang
menjadi metaserkaria. Manusia akan terinfeksi cacing ini apabiia makan ikan merrtah atau
yang kurang masak yang mengandung metaserkaria. Distribusi parasit ini tersebar mulai
dari daerah Timur Jauh (Cina dan Korea), Tengah, Balkan, hingga ke Spanyol.
Metagonimus Yokogawai terutama dijumpai di daerah Jepang. Manusia yang terinfeksi akan
menunjukkan gejala klinis seperti iritasi usus, nekrosis usus, diare kronis, kolik dan muntahmuntah.
Ophisthorchiasis
Penyebab
Opisthorchis felineus, O. vivenini dan O. pseudofelineus merupakan trematoda.
Lokasi
Lokasi di saluran empedu manusia, anjing, kucing dan mamalia pemakan ikan.
Deskripsi
Parasit ini memiliki panjang 7-12 mm dan lebar2-3 mm.
Siklus hidup
Telur yang dikeluarkan dari cacing dewasa akan berkembang menjadi mirasidium yang
akan masuk ke dalam siput. Di dalam siput sporosista akan berkembang menjadi redia dan
serkaria. Ikan akan terinfeksi cacing ini apabila makan serkaria dan selanjutnya akan
menembus jaringan ikan dan berkembang menjadi metaserkaria. Setelah 6 minggu cacing
ini akan mencapai bentuk dewasa. Manusia akan terinfeksi cacing ini apabila makan ikan
yang mentah atau kurang matang. Gangguan yang disebabkan akibat infeksi cacing ini
pada manusia adalah kerusakan hati, saluran empedu, yang dapat melanjut menjadi radang
empedu dan pankreas. Trematoda Opisthorchis sp. ini tersebar luas di seluruh dunia
dengan daerah utama Rusia, India, Vietnam, Pilipina dan Asia Tenggara lainnya. Pada
daerah endemi, manusia bertindak sebagai agen penular yang akan menyebar ke daerahdaerah lainnya.
Universitas Gadjah Mada
4
Hirudinosis
Penyebab
Hirudinae patogen pada ikan (utamanya dari familia Piscicolidae) atau lintah ikan. Hirudinae
merupakan jenis lintah yang dari waktu ke waktu hidup pada hospes (ikan) dan tidak pemah
meninggalkan hospes, khususnya jika lintah tersebut menghisap darah. Lintah ikan dapat
mencium dengan cepat mukus pada ikan.Dengan bantuan sucker yang ada di anterior,
lintah akan dapat melekat erat pada hospesnya.
Siklus hidup
Pertumbuhan dan pemasakan seksual pada lintah, khususnya pada saat pertama kali
meletakkan telur, tergantung temperatur air. Pada suhu 24-26°C, telur akan diletakkan
setelah makan. Tergantung pada temeratur, perkembangan cacing di dalam kokon akan
berlangsung 13-80 hari. Pada suhu 17-18°C lintah dapat meletakkan 3 kokon setiap hari.
Patogenesis
Pada infeksi yang berat karena lintah Piscicola geometra, lintah yang menempel pada ikan
muda akan menjadi lemah dan lama-kelamaan dapat mengakibatkan kematian setelah 8-9
jam. Secara kasar, 100 ekor lintah dapat menghisap 230 mm3 darah. Kadar hemoglobin
darah dapat menurun drastis 50 - 21 % dan jumlah eritrositnya menurun dari 1.500.000 ke
300.000/mm3. Protein darah juga menurun dari 5 menjadi 3,5%. Parasit darah yang
ditularkan oleh lintah, dapat mengakibatkan penyakit yang fatal. Substansi racun tidak ada
pada lintah. Pada ikan besar di laut, lintah tidak begitu merugikan, namun bagi ikan kecil,
kehilangan darahnya akan dapat berakibat fatal.
Gejala klinis
Tanda-tanda klinis tertihat dengan melemahnya ikan dan luka-luka di kulit ikan.
Kebanyakan lintah dapat dilihat dengan matatelanjang dengan memiliki sucker.
Pengobatan dan pengendalian
Untuk pengendalian, lintah dapat dilepas dengan forcep, kemudian diberikan larutan garam
2,5 %. Larutan potassium permanganat, lysol, Chlorinated water, Dylox, Chlorophos, atau
Trichlorphon dapat digunakan untuk pengendalian akibat infestasi lintah.
Universitas Gadjah Mada
5
Ektoparasit
Penyebab
Berbagai macam kutu air sering menimbulkan penyakit kulrt pada manusia. Kutu-kutu ini
biasanya terdapat di permukaan tubuh ikan seperti Argulus sp. Ergasilus sieboldii dan
Lemaea elegans, Cafigus rapax, C. lacustris, Lepeophtheirus, Lemae cyprinacea, L
esocina, Achteres, A. pseudobasanites, A percarum Argutus foliaceus, A. coregoni, A.
japonicus, Sarcotaces arcticus Aega spNerocila sp., Anitocra, Cymothoa sp.
Deskripsi
Crustacea memiliki tubuh yang terdiri dari 3 bagian : kepala (cephalon), thorax (dada), dan
bagian belakang (abdomen). Pasangan pertama dari segmen depan membentuk oral
apendages, kemudian di belakangnya mandibula, dan dua pasang lagi di maxilla. Organ
pencernaannya berupa suatu formasi keluar yang disebut mesenteron. Alat ekskresi
terdapat dibeberapa tempat dan terdapat juga glandula spesifik. Di daerah kepala terdapat
mata.
Siklus hidup
Pada Crustacea, kebanyakan sudah terpisahkan antara jantan dan betina, Perkembangan
embrional Crustacea mencakup : Epimorfosis (perkembangan yang terjadi di dalam telur)
dan Anamorfosis (perkembangan setelah menetas berupa larva). Ergasillus mengambil
makanan dari epitel dan sel mukus pada insang. Akibat dari infestasinya, kulit mengalami
kerusakan mekanis, abrasi dan tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi sekunder
bakteri atau virus. Lemaea elegans memiliki ukran panjang 5-22 mm, jantan lebih kecil
ukurannya dibanding betina. Lemaea merupakan genus yang dapat membahayakan ikan,
karena pada musim panas bisa mengakibatkan kematian.
Gejala klinis
Tanda-tanda klinis akibat infestasi ini ditunjukkan dengan adanya gerakan menggosokgosokkan tubuh ikan ke dasar dari kolam. Kemudian diikuti emasisasi dan turunnya berat
badan tubuh.
Diagnosa
Diagnosa terhadap parasit ini dilakukan dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
untuk mengidentifikasi penyebabnya. Ektoparasit-ektoparasit tersebut mampu menimbulkan
masalah bagi manusia, seperti gatal-gatal pada telapak kaki dan di sela-sela jari-jari
manusia ataupun alergi pada orang yang memiliki kulrt sensitif.
Universitas Gadjah Mada
6
Protozoa
Penyebab
Protozoa merupakan organisme uniseluler yang memiliki semua fungsi dasar seperti
sensorik, motilitas, metabolisme, pertumbuhan dan perkembang-biakan. Sel protozoa
dikelilingi oleh suatu lapisan membran plasma yang tipis, dengan nukleus tunggal atau
terdiri dari beberapa nukleus dan suatu pelikel (alat gerak berupa flagela atau silia).
Gerakan protozoa muncul dari aktivitas pseudopodia (pada Rhizopoda), meluncur
(Sporozoa), flagela (Cryptobia, Hexamita, Costia, Trypanosoma) atau silia (Chilodonella,
Ichthyophthirius, Trichodina}. Proses pengambilan makanan berupa partikel dengan cara
fagositosis (aktivrtas menelan) atau pinositosis (aktivitas minum).
Siklus hidup
Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual biasanya
terjadi dengan pembelahan ganda (pada flagelata dan siliata) yang singkat atau
pembelahan multiple (schizogoni pada sporozoa). Sedangkan secara seksual terjadi
dengan cara kopulasi, yaitu dengan menggabungkan dua sel kelamin dan intinya untuk
selanjutnya membentuk zygote. Proses konjugasi, dengan pertukaran dua material inti
dapat terjadi selama aktivitas fusi dari dua sel tersebut.
Kelinci
Penyebab
Spesies yang paling penting E. stiedai di hepar. Spesies lainnya berlokasi di usus.
Koksidiosis banyak menyerang terutama pada kelinci muda.
Eimeria elongata
Terdapat pada kelinci piaraan di Eropa dan Amerika. Oosista elipsoid 35-40 X 17-20 µn.
Waktu sporulasi 4 hari
Eimeria intestinalis
Ditemukan pada usus halus dan usus besar kelinci. Oosista piriform atau ovoid 21-36X1521 µm. Waktu sporulasi 1-6 hari. Ada 3 generasi meront: generasi I 4-6 hari stlh inf, ke II 5-9
hari setelah infeksi, ke III 7 - 8 hari stlh infeksi. Periode prepaten 9-10 hari setelah inokulasi.
Merupakan spesies yang tidak patogen untuk kelinci dewasa, namun patogen untuk anak
kelinci seperti diare dan kataral usus yang hebat. Pada nekropsi ditemukan odem dan
sarang nekrosis keabu-abuan
Universitas Gadjah Mada
7
Eimeria irresidua
Merupakan spesies yang umum pada usus halus kelinci. Oosista elipsoid, 35-42X19-28 µm.
Sporulasi 46 jam atau kurang. Ada 3 generasi meront: I pada 96 jam stlh infksi, ke II 120 jam
stlh infeksi, ke III pada 144 jam setelah infeksi. Periode prepaten 8-10 hari setelah infeksi.
Merupakan koksidia usus kelinci yang lebih patogen dengan tanda-tanda hiperemia dan
pengelupasan epitel.
Eimeria magna
Spesies ini tidak biasa ditemukan namun ada di seluruh dunia. Oosista ovoid sering
berwarna jingga : 27-41 X 17-29 µm. Waktu sporulasi 2-5 hari. Periode prepaten 7-9 hart
Merupakan spesies yang sangat patogen. Tanda-tanda : kehilangan berat badan, tidak mau
makan, diare. Selaput lendir usus hiperemik dan terjadi pengelupasan
Eimeria media
Merupakan spesies yang biasa dijumpai pada usus halus di seluruh dunia. Oosista ovoid :
19-37 X 13-22 urn. Waktu sporulasi 2-3 hari. Stadium endogen ada di bawah inti sel epitel
hospes. Periode prepaten 5-6 hari. Usus akan tertihat oedem dengan sarang-sarang
nekrosis keabu-abuan.
Eimeria stiedai
Spesies yang ada di seluruh dunia. Lokasi di saluran hepar dan empedu kelinci. Oosista
ovoid : 31-42 X 17-25 µm. Waktu sporulasi 3 hari. Sporozoit keluar dari sporosista di usus
halus dan masuk ke hati melalui pembuluh getah bening. Merogoni terjadi di sel-sel epitel
empedu. Periode prepaten 14-16 hari.
Gambaran patologis
Tanda-tanda dapat dijumpai pada gangguan fungsi hati. Hati membengkak dengan benjolan
keputihan. Parasit berkembang di saluran empedu kelinci. Ada hiperplasia hebat di sel-sel
epitel sal. Empedu.
Gejala klinis
Pada kasus ringan mungkin tidak dijumpai tanda-tanda klinis. Lebih banyak terjadi pada
hewan muda. Diare dan selaput lendir bersifat ikterik.
Diagnosa
Diagnosa dilakukan dengan menemukan luka-luka berisi koksidia. Adanya parasit-parasrt
pada kasus enteritis tidak berarti karena koksidiosis
Universitas Gadjah Mada
8
Pengobatan
Beberapa sulfonamide dapat menolong koksidiosis melalui pemberian pakan dan air minum.
Sulfaquinoxaline dalam pakan efektif untuk koksidiosis ini. Ada pendapat lain Clopidol lebih
baik daripada Sulfaquinoxaline.
Pencegahan dan pengendalian
Perlu manajemen kandang dan pemeliharaan yang baik. Selain itu tempat pakan dan
minum dirancang tidak mudah terkontaminasi tinja.
Malaria Primata
Penyebab
Ada banyak spesies (7 spesies) pada non human primate : Plasmodium. Cynomolgi, P.
eylesi, P. inui, P. knowlesi, P. schwetzi, P. simium, P. brasilianum.
Plasmodium cynomolgi
Parasit ini ditemukan pada kera cynomlgi dan dapat menular ke manusia. Merupakan
penyebab malaria tertiana. Sebagai vektornya adalah Anopheles hackeri, A. balabcensis, A.
maculates.
Plasmodium eylesi
Parasit ini terdapat pada gibbon bertangan putih Hylobates lar di Malaysia. Secara
penelitian dapat menular ke manusia namun tidak pathogen.
Plasmodium inui
Pada macaca di Asia tenggara. Secara eksperimental menular ke manusia. Penyebab
malaria quartana pada kera. Sebagai vektor: A. hackeri, A. leucosphrus
Plasmodium knowlesi
Pada macaca Dan leaf monkey (kera daun) di Asia Tenggara, pada manusia ditemukan dan
menular pada kera. Penyebab malaria quotidian ringan. Vektornya A. hackeri.
Plasmodium schwetzi
Terdapat pada simpanse dan gorilla di Afrika yang secara percobaan menular ke manusia.
Parasit ini sebenarnya mungkin Plasmodium vivax Dan P. ovale. Penyebab malaria ringan
simpanse Dan manusia. Vektor belum jelas.
Universitas Gadjah Mada
9
Plasmodium simium
Berparasit pada kera di Brasilia. Kasus tunggal pada manusia diketahui, mungkin
sebenarnya malaria tertiana
Plasmodium brasilienum
Parasit pada kera di Brasilia, dapat ditularkan pada manusia. Sebenarnya mungkin
plasmodium malariae pada manusia. Vektor A. aztecus Dan A. freeborni.
Penutup
Topik pokok bahasan ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara
mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini:
1. Jelaskan tentang penyakit-penyakit cacing yang menyerang ikan !
2. Jelaskan protozoa apa saja yang menyerang ikan !
3. Jelaskan mengenai infeksi arthropods pada ikan !
4. Apa yang anda ketahui mengenai malaria pada primata ?
5. Terangkan mengenai koksidiosis pada kelinci!
Universitas Gadjah Mada
10
Download