PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No. 13 - September 2013 Bidan Kontrak: Kiat Baru Pemenuhan Bidan di Pulau-pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO, SULAWESI UTARA Masalah dan Peluang S Bidan merupakan tenaga kesehatan yang wajib tersedia melayani ibu hamil, bersalin dan nifas. Pemenuhan bidan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Hal ini ditunjang dengan indikator SPM Kesehatan tentang cakupan persalinan oleh bidan sebesar 48,3% (target nasional sebesar 90% yang harus dicapai pada tahun 2015). Penyebabnya antara lain masih kurangnya tenaga bidan, khususnya di daerah terpencil dan pulau-pulau. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kpl. Sitaro tahun 2011, dari 93 desa/kelurahan hanya terdapat 43 bidan yang dimiliki. Ini berarti masih dibutuhkan 50 orang ­bidan. Sesuai UU No. 36/2009 tentang Kesehatan dan Permenkes No. 7/2013 tentang Pedoman Pengankatan dan Penempatan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap maka peme­ rintah daerah dapat menyediakan bidan non PNS (bidan tidak tetap atau kontrak) untuk memenuhi kekurangan bidan di wilayahnya. Hal ini menjadi dasar pemikiran Pemerintah Kabupaten Kpl. Sitaro berinisiatif mengembangkan bidan kontrak untuk memenuhi kebutuhan bidan di pulau-pulau dan desa terpencil di wilayahnya. alah satu persoalan yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah peningkatan layanan kesehatan ibu. Hal ini bisa dilihat dari masih tingginya angka kematian ibu (AKI)/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, sebesar 148 (Sementara target nasional sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup). Telp : (+62) 21-251-1331 e-mail : [email protected] website : www.basicsproject.or.id 1 Masalah dan Peluang Pada sisi lain, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa proses persalinan ibu dengan tidak adanya bidan mengakibatkan masyarakat di pulau-pulau dan desa terpencil Kabupaten Kpl. Sitaro menggunakan jasa dukung beranak atau biasa masyarakat Kpl. Sitaro sebut mama biang. Tentu saja penanganan tersebut beresiko pada kematian ibu dan bayi. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Provinsi dan Kementerian Kesehatan untuk dikirimkan tenaga kesehatan. Pada tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah mengi­ rimkan seorang bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) dan ditempatkan di satu pulau kecil (Pulau Buhias, Kecamatan Siau Timur). Bidan yang ditempatkan tersebut hanya bertahan satu minggu dan kembali pulang sebelum kontrak kerja selesai. Akhirnya pada tahun 2012 tidak ada lagi penempatan bidan PTT. Kondisi ini membuat pemerin­tah daerah berupaya mengembangkan cara lain, yaitu dengan cara mengontrak bidan tidak tetap dan berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro atau kabupaten/kota yang lebih dekat di sekitarnya. Pada sisi lain, Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah tenaga kebidanan yang cukup besar dan ­berasal dari sejumlah institusi pendidikan kesehatan di Kota Manado. Hal ini tentu saja menjadi peluang untuk mengatasi kekurangan tenaga bidan sebagaimana diuraikan diatas. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau disingkat Kabupaten Kpl. Sitaro adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, dengan ibukota di Ondong, Siau. Kabupaten ini semula adalah wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang secara yuridis formal disetujui pemekarannya pada tahun 2006 dan dikukuh­kan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2007. Jarak antara ibukota kabupaten ke Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Manado kurang lebih 146 km. Berdasarkan data BPS tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Kpl. Sitaro sebanyak 64.516 jiwa yang tersebar di tiga gugusan pulau, yakni Gugusan Pulau Siau, Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro. Secara administratif, kabupaten ini terdiri dari 10 kecamatan dan 93 kelurahan/desa. 2 Langkah-langkah yang Dilakukan 1 2 Sejumlah langkah-langkah yang telah dilakukan terkait pelaksanaan program ini antara lain: Rekrutmen Bidan Melalui dukungan BASICS Responsive Initiative (BRI), pada awal tahun 2012 dilakukan satu rangkaian inisiatif salah satu diantaranya yaitu melakukan rekrutmen bidan kontrak. Informasi rekrutmen disampaikan melalui jaringan kebidanan (Ikatan Bidan ­Indonesia), leaflet, media cetak dan media elektronik di Kabupaten Kepulauan Sitaro maupun Provinsi Sulawesi Utara. Proses ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dan pada Oktober 2012 telah berhasil direkrut dan ditempatkan sembilan bidan tidak tetap hingga tahun 2013 di sembilan desa terpencil dan pulau-pulau di Kabupaten Kepu­ lauan Sitaro. Proses rekrutmen bidan dan perpanjangan kontrak bidan dilakukan setiap tahun oleh Dinas Kesehatan berdasarkan kinerja bidan yang ada, kebutuhan bidan dan ketersediaan anggaran pemerintah daerah. Pembekalan bagi bidan kontrak yang terpilih sebelum ditempatkan Pembinaan dan Penempatan Sejak Oktober 2012, bidan yang berhasil direkrut sebanyak sembilan orang. Mereka kemudian diberikan pembinaan oleh Dinas Kesehatan. Pembinaan ini juga memberikan pembelajaran terkait budaya dan kebiasaan-kebiasaan dari daerah yang akan dituju. Para bidan ini kemudian ditempatkan di pulau-pulau dan desa terpencil yang telah ditentukan sebelumnya oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kpl. Sitaro. 3 3 4 Penyusunan Payung Hukum Untuk memberi jaminan hukum pelaksanaan program ini, maka BRI kemudian mendukung inisiatif Pemerintah Kabupaten Sitaro untuk menyusun kebijakan daerah yang memayunginya. Upaya ini sekaligus sebagai bentuk perwujudan penerapan kewena­ngan Pemerintah Kabupaten, sebagaimana yang dimandatkan Kepmenkes No 683 tahun 2011 dan Kepmenkes No. 7 tahun 2013. Proses penyusunan Peraturan Bupati terkait bidan kontrak disusun oleh Dinas Kesehatan, Bappeda, BKD, BPKAD, Biro Hukum dan Biro Kesra Setda Provinsi Sulawesi Utara dan BASICS. Rangkaian pertemuan ini menghasilkan draft Peraturan Bupati Kepulauan Sitaro tentang Pengangkatan dan Penempatan Bidan PTT. Hasilnya kemudian dibahas oleh stakeholders terkait bersama dengan tim dari Dinas Kesehatan Sulut, Bappeda Sulut dan IBI Sulut. Selanjutnya, hasil proses pembahasan diteruskan ke Bagian Hukum. Setelah melalui rangkaian proses review dan revisi oleh Dinas Kesehatan dan Bagian Hukum, draft ini dikordinasikan ke Asisten 1, Asisten 3, Sekretaris Daerah dan Wakil Bupati. Pengembangan Program Dinas Kesehatan menyadari bahwa pemenuhan dan penempatan bidan kontrak yang berasal dari Kabupaten Kpl.Sitaro maupun kabupaten/kota sekitarnya adalah tidak mudah. Karena itu salah satu upaya lain untuk mendukung pelaksanaanya adalah Program One One Solution. Program ini adalah upaya mengoptimalkan ketersediaan bidan yang tersedia dan Mama Biang (Dukung Beranak) dalam mendukung pelayanan ibu hamil (Bumil), dengan fokus: Satu Bumil (Ibu Hamil), Satu Bidan, Satu Mama Biang. Dengan demikian bidan-bidan kontrak yang bertugas di desa dapat juga membantu persalinan ibu hamil di desa lain jika pada desa tempat dia bertugas tidak terdapat ibu hamil. Untuk memenuhi kekurangan jumlah bidan, akan didukung oleh ketersediaan tenaga kesehatan lain, seperti perawat atau dokter. Pembiayaan program ini sepenuhnya dibebankan pada APBD. *** Dalam rangka keberlanjutan program ini maka perlu selalu dianggarkan melalui APBD. Untuk hal ini BASICS telah mendukung Dinas Kesehatan melahirkan kebijakan daerah berupa Perbup Kepulauan Sitaro No. 15 tahun 2013 tentang Pengangkatan dan Penem­ patan Bidan PTT. Didalam kebijakan tersebut telah diatur hal-hal terkait dengan honor, akomodasi, transportasi serta jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Secara umum pembiayaan untuk program ini digunakan untuk rekrutmen, pembinaan, honor bidan kontrak, dan pembuatan regulasi. Khusus untuk pembiayaan honor bidang kontrak, masing-masing orang digaji Rp 3,4 juta untuk lokasi terpencil dan Rp Rp 4,4 juta untuk yang bertugas di daerah sangat terpencil. Hal ini didasarkan pada SK Bupati Kepulauan Sitaro No 134a tahun 2011 tentang Standar Harga Satuan dan Analisis Standar Belanja. 4 Dampak dan Perubahan Sejumlah dampak dan perubahan yang dihasilkan dari program ini, antara lain: ! ! ! Mencegah Kematian Ibu dan Bayi Berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro, umumnya para bidan kontrak ini bisa bekerja dengan baik dan merasa betah berada di lokasi sasaran. Mereka juga telah membantu 47 persalinan dengan selamat di daerah penugasan me­ reka (Sejak bertugas hingga Oktober 2013). Seluruh ibu bersalin dan bayi yang dilahirkan atas pertolongan bidan kontrak adalah Bayi hasil persalinan yang ditolong oleh bidan kontrak selamat. dilakukan tengah malam Kontribusi pada MDGs Meskipun jumlah bidan kontrak dan bidan PNS masih belum memenuhi standar yang ditentukan (satu desa dengan satu bidan desa), paling tidak kehadiran bidan kontrak turut berkontribusi bagi penurunan angka kematian ibu di Kabupaten Kpl. Sitaro. Hal ini dapat dilihat pada angka kematian ibu (AKI) yang mengalami penurunan, jika pada tahun 2011 terdapat 10 kasus kematian ibu, maka pada tahun 2012 menurun menjadi 2 kasus. Hingga semester I tahun 2013 sama sekali tidak ditemukan kasus kematian ibu. Kontribusi pada SPM Kehadiran bidan kontrak selama periode 2012-2013 telah berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta berkontribusi pada peningkatan capaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Sitaro, khususnya terkait dengan cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) dan persalinan yang dibantu bidan atau tenaga kesehatan. Hal ini bisa dilihat dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun 2012, dimana untuk cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dari 66% (2010) menjadi 86% (2012); peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari 70% (2010) menjadi 86% (2012). 5 Dampak dan Perubahan Pembahasan Peraturan Bupati tentang Bidan Kontrak ! ! ! 6 Pengembangan Program Salah satu dampak dan pengembangan dari inisiatif adalah lahirnya program One One Solution, yang seluruhnya didanai oleh Pemda. Program tersebut merupakan program yang saling mendukung dengan bidan kontrak. Penganggaran Untuk keberlanjutan tugas dari sembilan bidan PTT tersebut, di dalam APBD Perubahan tahun 2013, telah dialokasikan pembiayaannya sejumlah Rp. 65.200.000,-. Demikian pula dalam RKPD 2014, telah dialokasikan pembiayaan bagi bidan PTT yang masuk dalam Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita (Perekruitan Bidan Kontrak) selama 12 bulan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 595.200.000,Kebijakan Daerah Mengacu pada Kemenkes No 683 tahun 2011 dan Kemenkes No. 7 tahun 2013 terkait dengan pedoman pengankatan dan penempatan bidan sebagai pegawai tidak tetap serta mengacu pada penerapan inisiatif bidan kontrak yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kep. Sitaro maka disusun peraturan bupati. Pada tanggal 22 Juli 2013 diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 15 tentang Pengangkatan dan Penempatan Bidan Pegawai Tidak Tetap. Tantangan Dalam Pengelolaaan Bidan Kontrak Meski beberapa pengamat menganggap program Bidan Kontrak yang dikelola oleh pemerintah daerah dipandang lebih praktis dibandingkan program PTT Kementerian Kesehatan, namun tetap terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaanya, diantaranya: # 1 # Adanya kecenderungan Pemda untuk menempatkan bidanbidan di daerah terpencil melalui jalur PNS kesehatan. Untuk itu inisiatif bidan kontrak yang dimuat dalam peraturan bupati menjadi salah satu jawabannya 2 Tidak selalu mudah mendapatkan calon bidan yang berasal dari daerah setempat yang memiliki kualifikasi tepat, yang bersedia untuk ditempatkan di pulaupulau dan desa terpencil dengan status kontrak. Solusi alternatif adalah one-one solution (optimalisasi bidan yang tersedia untuk membantu persalinan ibu di desa terdekat). # 3 Ketersediaan anggaran Pemda untuk mendukung program Bidan Kontrak yang masih terbatas dibandingkan program PTT Kementerian Kesehatan, meski keduanya memiliki tujuan yang sama. untuk itu upaya sinkronisasi kedua program ini untuk terus menerus dilakukan. 7 Pembelajaran 1.Inisiatif Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan dukungan BASICS-BRI dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga kesehatan (bidan) dengan cara Bidan Kontrak atau sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) merupakan terobosan dalam upaya meningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan bayi di pulau-pulau dan daerah terpencil. 2.Proses rekrutmen bidan berbasis pada sumber daya manusia lokal sangat mendukung bagi komitmen bidan untuk bertugas di lokasi-lokasi terpencil dan sangat terpencil. 3.Mekanisme rekrutmen, pembinaan dan penempatan bidan di daerah terpencil dan sangat terpencil merupakan satu bentuk distribusi kewenangan Pemerintah Pusat pada Pemerintah Kabupaten yang perlu dilakukan. Pengelolaan kewenangan ini membutuhkan komitmen para pihak terkait, pembinaan yang tepat perlu didukung kebijakan Pemerintah Kabupaten. Lokasi penempatan bidan tidak tetap di sebuah puskesmas pembantu. 4.Keberhasilan inisiatif Bidan Kontrak sangat tergantung pada proses pelembagaan melalui serangkaian kebijakan, regulasi dan prosedur/mekanisme serta pengalokasian anggaran (APBD). Selain itu, keterlibatan yang berkelanjutan dari semua jajaran tenaga kesehatan, kader kesehatan dan tentu saja pelibatan Mama Biang juga akan membantu mengubah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 8