BAB II DASAR TEORI 2.1 Programmable Logic Controller ( PLC ) Programmable Logic Controller ( PLC ) pada dasarnya adalah sebuah komputer yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu proses atau mesin. Proses yang dicontrol ini dapat berupa regulasi variable secara kontiniu seperti pada sistem-sistem servo, atau melibatkan kontrol dua keadaan ( ON/OFF ) saja, tetapi dilakukan secara berulang-ulang seperti umum dijumpai pada mesin pengeboran, system conveyor, dan lain sebagainya. PLC merupakan sebuah peralatan yang sangat mudah digunakan, berbasiskan mikro prosesor, merupakan suatu komputer khusus yang berisi fungsi kontrol dari berbagai jenis dan level secara kompleksitas. PLC dapat diprogram, dikontrol dan dioperasikan oleh seseorang yang tidak begitu mahir dalam pengoperasian PC, operator PLC pada dasarnya menggambar garis dan peralatan dari diagram tangga ( ladder diagram ). Hasil penggambaran di komputer menggantikan eksternal wiring yang dibutuhkan untuk pengontrolan sebuah proses rangkaian. PLC akan mengoperasikan semua system yang memiliki out put device yang menjadi ON ataupun OFF, juga dapat mengoperasikan segala system dengan variable out put. PLC dapat dioperasikan pada sisi input dengan peralatan ON/OFF (switch) atau dengan variable input. 5 2.1.1 Sejarah PLC Sistem PLC pertama dikembangkan dari komputer konvensional pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970. PLC pertama banyak dipasang pada plane automotive, awal PLC digunakan dengan teknik automasi baru untuk mempersingkat jarak waktu dari prosedur pengawatan konvensional. Prosedur pengawatan yang baru atau revisi dari relai dan panel kontrol. Prosedur panel reprogram ( pemrograman ulang ) PLC telah menggantikan rewiring ( instalasi ulang ) dari panel yang penuh kabel, relai, timer, dan komponen lainnya. Jadi PLC bisa membantu mengurangi waktu pengawatan yang cukup rumit dan cukup lama, digantikan dengan cara reprogram yang lebih cepat. Pada awal tahun 1970 terjadi permasalahan prosedur pemrograman PLC. Program sangat sulit untuk dipahami dan membutuhkan seorang programmer ahli untuk melakukan suatu perubahan ( modifikasi ). Pada akhir 1970, pengembangan terhadap pembuatan program PLC menjadikannya lebih mudah digunakan. Pada 1978, pengenalan chip mikroprossesor meningkatkan kinerja power komputer untuk semua sistem automasi dan menekan biaya pembuatan computer robot, peralatan automasi, dan semua jenis komputer. PLC juga secara bertahap mengalami pengembangan. program PLC menjadi lebih mudah digunakan. Pada tahun 1980, beberapa perusahaan besar elektonik dan komputer serta beberapa perusahaan divisi elektronik menemukan bahwa PLC telah menjadi produk manufaktur mereka yang memiliki penjualan terbesar. Pasar untuk PLC tumbuh dari volume 80 juta dollar pada 1978 menjadi 1 milyar dollar pertahun sampai 1990. Hal tersebut masih terus mengalami banyak peningkatan. Setiap industri manufaktur peralatan mesin seperti 6 Computer Numerical Control (CNC) telah menggunakan PLC. PLC juga di gunakan pada kontrol otomatis gedung dan kontrol sistem keamanan. Seiring perkembangan solid state, saat ini PLC telah mengalami perkembangan luar biasa, baik dari ukuran, kepadatan komponen, serta dari fungsionalnya. Beberapa peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini diantaranya adalah : a. Ukuran semakin kecil b. Jumlah input/output (I/O) yang semakin banyak c. Beberapa jenis dan type PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan kontrol kontiniu d. Pemrograman relatif lebih mudah e. Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik f. Jenis instruksi / fungsi semakin banyak dan lengkap g. Waktu eksekusi program yang semakin cepat. Dewasa ini, vendor-vendor PLC umumnya memproduksi PLC dengan berbagai ukuran, jumlah input / output, insruksi dan kemampuan lainnya yang beragam. Hal ini pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat luas yaitu untuk kebutuhan kontrol yang relatif sederhana dengan jumlah input / output puluhan, sampai kontrol yang kompleks dengan jumlah input/output mencapai ribuan. Gambar 2.1 berikut ini memperlihatkan salah satu contoh rangkaian produk PLC OMRON 7 Gbr. 2.1 PLC omron Berdasarkan jumlah input/output yang dimilikinya ini, secara umum PLC dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar: 1. PLC mikro, PLC dapat dikategorikan mikro jika jumlah input/output pada PLC ini kurang dari 32 terminal. 2. PLC mini, PLC dapat dikategorikan mini jika jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal. 3. PLC large, PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack, PLC dapat dikategorikan PLC besar jika jumlah input / output lebih dari 128 terminal. 2.1.2 Prinsip kerja PLC Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini banyak industri yang menggunakan PLC sebagai proses sekuensial, mengingat cara kerja PLC yang sangat praktis dan mudah digunakan. Secara umun PLC terdiri dari tiga komponen utama yang menyusun PLC yaitu : 1. Central Processing Unit ( CPU ) 2. Sistem antar muka input / out put. 3. Programming divice 8 Gambar 2.2 Blok diagram PLC Unit pemroses pusat ( CPU ) adalah jantung dari system PLC. CPU adalah sistem yang didasarkan prosesor-mikro yang mengganti relai pengendali, pencacah, timer dan pembuat urutan. Pemroses muncul hanya satu kali pada PLC, ini dapat satu-bit atau pemroses kata. Pemroses satu – bit baik untuk menangani operasi logika. PLC dengan pengolah kata digunakan apabila pemrosesan teks dan data numeric, penghitungan, gauging ( pengukuran ), pengontrolan, dan perekaman, juga sinyal pemrosesan sederhana dalam kode biner diperlukan. 2.1.2.1 Fungsi kerja CPU Fungsi dari CPU adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini : 1. Prosesor 2. Memori 3. Power Supply 9 Interaksi dan menerangkan proses terjadinya antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar d bawah ini MEMORY PROSESSOR POWER SUPPLY Gambar 2.3 Blok diagram CPU dari PLC Modul memori prosesor adalah bagian utama dari CPU. Memori adalah rencana pengendali atau program yang dilakukan atau disimpan pada pengontrol. Informasi yang disimpan pada memori berhubungan dengan data input dan output harus diproses. CPU dari sebuah PLC dibangun dari sebuah mikkroprosesor sebagai rangkaian pemroses data yang bentuknya kecil dan terdapat dalam sebuah chip silicon tunggal selama prosesnya CPU melakukan 3 proses utama : 1. Membaca data masukan dari perangkat luar via modul input. 2. Mengeksekusi program kontrol yang tersimpan di memori PLC. 3. Meng-update atau memperbaharui data pada modul output. Ketiga proses tersebut diatas dinamakan proses scanning, seperti terlihat pada gambar di bawah ini 10 BACA INPUT EKSEKUSI PROG. UPDATE OUTPUT Gambar 2. 4 Digram Scanning. 2.1.2.2 Unit I/O Unit I/O pada sebuah PLC terdiri dari modul input dan modul output system I/O membentuk interface dengan peranti medan yang dihubungkan pada pengontrol. Tujuan interface ini adalah untuk kondisi berbagai sinyal yang diterima dari atau dikirim ke peranti medan external. Peranti input seperti push buttom, limit switch, sensor, selector switch,yang diberi pengawatan kuat keterminal pada modul input. Peranti output seperti motor kecil, starter motor, keran solenoid, dan lampu indicator, diberi pengawatan yang kuat ke terminal pada modul output. Peranti tersebut juga ditunjuk sebagai input dan 11 output medan atau real world, istilah ini digunakan untuk membedakan peranti external yang sesungguhnya yang muncul dan harus dihubungkan dengan kawat secara fisik dari program pemakai internal yang meniru fungsi adari rilai, timer, dan pencacah. Beberapa pengontrol yang dapat deprogram mempunyai modul terpisah untuk input dan output, yang lain mempunyai I/O yang dihubungkan sebagai bagian integral dari pengontrol, dapat dilihat pada gambar 2.5a, Ketika modul diluncurkan pada rak, membuat hubungan listrik dengan sederetan kontak yang disebut backplane yang diletakkan pada bagian belakang rak. Prosesor PLC juga dihubungkan dengan blackplane dan dapat berkomunikasi pada semua modul pada rak, dapat dilihat pada gambar 2.5b. Gambar 2.5a I/O Terhubung sebagai bagian integral dari pengontrol Gambar 2.5b Modul I/O Terhubung ke prosesor PLC melalui system rack. 12 2.1.2.3 Unit program divice Unit program divice adalah suatu unit untuk memasukkan bahasa program ke dalam memori PLC, secara teknis, program pada memori PLC yang digunakan untuk mengontrol perlatan, dimasukkan dengan menggunakan perangkat pemrograman, yaitu unit miniprogrammer atau console atau menggunakan computer via perangkat lunak yang menyertainnya. Misalnya, cx-programmer untuk produksi PLC omron, KGL untuk PLC produksi LG, dan lain sebagainnya. 2.1.3 Hal penting dalam menggunakan PLC Sebelum memilih PLC yang akan digunakan dalam suatu perancangan suatu system yang perlu diperhatikan adalah: 1. Input Jumlah input Type input 2. Output Jumlah output Type output 3. Memori RAM EPROM EEPROM, dapat melakukan penyimpanan yang permanen dan dapat diubah secara mudah. 13 4. Peripheral Handheld program console SS-ladder support software atau SS-Sysmax 5. Support software PROM Writer Syswin 2.1.4 Pemrograman Untuk memprogram sebuah PLC terlebih dahulu harus di ketahui tentang organisai dari memorinya, Illustrasi dari organisasi memory adalah sebagai peta memori yang spacenya terdiri dari kategori user program dan data tabel. User program adalah dimana program logic ladder dimasukkan dan disimpan adalah yang berupa instruksiinstruksi dalam format logic ladder, setiap instruksi memerlukan satu word didalam memorinya. Data tabel dibagi menjadi dua kategori yaitu status data dan number atau codes, status adalah informasi ON / OFF yang dipresentasikan sebagai I dan O, Sedangkan number/codes di presentasikan sebagai group dari bit yang disimpan dalam byte atau word location. 2.1.5 Ladder diagram dan mnemonics code Diagram ladder atau diagram satu garis adalah satu cara untuk menggambarkan proses kontrol sekuensial yang umum di jumpai di industry.Diagram ini mempresentasikan interkoneksi antara perangkat input dan perangkat output system kontrol. Dikatakan diagram ladder ( tangga ) karena diagram ini mirip dengan tangga. 14 Seperti halnya sebuah tangga yang memiliki sejumlah anak tangga, diagram ini juga memiliki anak-anak tangga tempat setiap peralatan dikoneksikan. Gambar 2.6 di bawah ini memperlihatkan salah satu contoh diagram ladder elektronis sederhana dengan sebuah anak tangga. Gambar 2.6 Diagram ladder elektronis sederhana. Pada gambar 2.6 menunjukan sebuah diagram ladder elektronis sederhana, garis vertical yang ditandai denganm L1 dan L2, pada dasarnya adalah sumber atau line tegangan yang dapat berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Untuk kasus ini lampu PL akan menyala jika PB1 ditekan dan kondisi LS1 dan LS2 dalam kondisi tertutup, dalam kondisi ini akan terjadi aliran daya dari L1 ke L2 lewat lampu PL. Pada awalnya, diagram ladder ini digunakan untuk mempresentasikan rangkaian logika kontrol secara hardwired untuk mesin-mesin atau peralatan. Karena luasnya pemakaian maka digram tersebut menjadi standar pemrograman kontrol sekuensial yang banyak ditemui di industri. Rangkaian diagram ladder elektomekanis yang bersifat hardwired ini pada dasarnya secara langsung dapat diimplementasikan dengan menggunakan PLC. Rangkaian logika kontrol pada diagram diimplementasikan secara softwire dengan menggunakan software. Gambar 2.7 di bawah ini memperlihatkan trnsformasi diagram 15 ladder untuk gambar 2.6 ke dalam format ladder PLC beserta diagram penyambungannya. Dalam diagram penyambungan ini, perangkat imput/output seperti push buttom, limit switch, dan lampu dikoneksikan pada modul antarmuka PLC. Adapun diagram ladder-nya diimplementasikan secara softwire di dalam memori PLC dengan menggunakan relai-relai dan kontaktor-kontaktor internal yang bersifat soft, relai-relai internal ini merupakan alamat-alamat bit pada memori PLC. Gambar 2.7 Transformasi diagram ladder untuk gambar 2.6 2.1.5.1 Normally Open (NO ) dan Normally Close ( NC ) Kontaktor-kontaktor internal PLC dan kontaktaktor relai elektromagnetis pada dasarnya sama. Seperti yang diperlihatkan gambar 2.8 dimana koil memiliki dua buah kontaktor, normally open dan normally close. Jika koil di- energize maka kontaktor NO akan berubah kondisi menjadi NC dan begitu juga NC akan berubah kondisi menjadi NO. untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.9 diagram chart perubahan fungsi kontaktor NO dan NC saat koil di execusi. Gambar 2.8 Koil dan kontaktor NO dan NC 16 Gambar 2.9 Diagram chart kerja koil dan kontaktor NO dan NC Di dalam PLC, setiap koil internal beserta kontaktor – kontaktornya ini akan memiliki alamat yang unik, sebagai contoh, koil 10 Ch akan memiliki kontaktor normally open ( NO ) atau normally close ( NC ) dengan alamat yang sama. Untuk sebuah koil internal PLC, jumlah kontaktor yang dimilikinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini tentunya berbeda dengan sebuah relai elektromekanis yang mempunyai jumlah kontaktor tertentu saja. 10 ch 10 ch 10 ch 10 ch Gambar 2. 10 Kontaktor – kontaktor dari koil internal PLC 17 2.1.5.2 Load dan Load not ( LDdan LD NOT ) Untuk mengawali suatu kondisi logika dalam setiap penulisan instruksi dimulai dengan LOAD atau LOAD NOT, contoh penggunaanya dapat dilihat pada gambar diagram ladder di bawah ini: Gambar 2.11 Diagram ladder instruksi LD dan LD NOT Tabel 2.1 Mnemonics code Instruksi LD dan LD NOT STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 LD NOT 0.01 2 OR 0.02 3 AND LD ……. 4 OUT 10.00 2.1.5.3 AND dan AND NOT Instruksi logika ini digunakan untuk membuat hubungan seri diantara dua instruksi logika di dalam suatu instruksi ladder diagram, biasanya penulisanya setelah instruksi LOAD atau LOAD NOT, contoh aplikasinya dapat dilihat dalam gambar diagram ladder di bawah ini: 18 Gambar 2.12. diagram ladder instruksi AND dan AND NOT TABEL 2.2 Mnemonics code Instruksi AND dan AND NOT STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 AND 0.01 2 AND NOT 0.02 3 OUT 10.00 2.1.5.4 OR dan OR NOT Intruksi logika yang digunakan Untuk membuat hubungan parallel antara dua instruksi logika atau lebih dalam satu garis instruksi, contoh aplikasinya dapat dilihat dalam gambar diagram ladder di bawah ini: Gambar 2.13. Diagram ladder instruksi OR dan OR NOT 19 TABEL 2.3 Mnemonics code Instruksi OR dan OR NOT STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 OR 10.00 2 AND 0.01 3 LD NOT 0.02 4 OR NOT 0.03 5 AND LD …….. 6 OUT 10.00 2.1.5.5 AND LOAD Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan paralel yang di hubungkan menjadi satu, atau jika ada dua sirkuit paralel di gabungkan menjadi satu, maka instruksi ini akan menjadi AND LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.14. Diagram ladder instruksi AND LOAD TABEL 2.4 Mnemonics code Instruksi AND LOAD STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 OR 0.01 2 LD 0.02 3 OR NOT 0.03 4 AND LD …….. 5 OUT INSTRUCTION 20 2.1.5.6 OR LOAD Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan seri yang di hubungkan menjadi satu, atau jika ada dua sirkuit seri di gabungkan menjadi satu, maka instruksi ini akan menjadi OR LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.15. Diagram ladder instruksi OR LOAD TABEL 2.5 Mnemonics code Instruksi OR LOAD STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 AND NOT 0.01 2 LD 0.02 3 AND 0.03 4 OR LD 5 OUT …….. INSTRUCTION 2.1.5.7. OUT dan OUT NOT Instruksi ini merupakan tahapan terakhir dari suatu jalur instruksi, instruksi inilah yang menentukan dan mengontrol kondisi out put yang di inginkan dari sebuah program. Instruksi logika out memiliki symbol sebuah lingkaran dan memiliki kondisi kerja on selama jalur instruksi bertegangan dan akan off bila jalur instruksi tidak bertegangan. Instruksi logika out not memiliki symbol sebuah lingkaran yang dilengkapi dengan garis 21 diagonal dan memiliki kondisi kerja off selama jalur instruksi dalam keadaan bertegangan dan akan on bila jalur instruksi tidak bertegangan. Gambar 2.16. Diagram ladder instruksi OUT TABEL 2.6 Mnemonics code Instruksi OUT STEP INSTRUCTION 0 LD 1 OUT OPERAND 0 10.00 Gambar 2.17. Diagram ladder instruksi OUT NOT TABEL 2.7 Mnemonics code Instruksi OUT NOT STEP INSTRUCTION 0 LD 1 OUT NOT OPERAND 0 10.01 2.1.5.8 COUNTER Counter ( pencacah ), counter PLC dapat sebagai pencacah naik maupun pencacah turun dimana tergantung pada nilai yang dimasukkan dalam fungsi counter tersebut. Untuk pencacah naik (up-conter), pencacah dimulai dari 0 dan kemudian ditambah 1 22 pada masing-masing pulsa on dari masukan pencacah. Ketika nilai setting-nya telah tercapai, maka keluaran akan ter-energize. Pengaktifan masukan reset akan mengakibatkan pencacah akan kembali ke nilai awal yaitu 0 dan juga akan mereset keluaran pencacah. Pada pengoperasian pencacah turun (down-counter) dimulai dari nilai setting-nya dan ketika telah mencapai nilai 0 maka akan mengaktifkan keluaran pencacah Gambar 2.18. Diagram ladder instruksi COUNTER TABEL 2.8 Mnemonics code Instruksi COUNTER STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 LD 0.01 2 CNT 0.02 #100 3 LD 4 OUT CNT 002 10.00 2.1.5.9 TIMER Dalam suatu aplikasi control, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Sebagai contoh sebuah motor listrik yang mungkin harus dikontrol untuk beroperasi selama interval waktu tertentu, atau mungkin diaktifkan setelah berlalunya suatu periode waktu tertentu. Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk 23 mendukung kebutuhan ini.Terdapat beberapa timer yang dapat dijumpai dalam sebuah PLC.Yaitu timer On Delay timer ini akan hidup setelah suatu periode waktu tunda yang telah ditetapkan. Timer Off Delay Timer off delay berada dalam kondisi hidup selama periode waktu yang telah ditetapkandan kemudian mati.Durasi waktu yang ditetapkan untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset dan besarnya adalah kelipatan dari satuan atau basis waktu yang digunakan.Beberapa basis waktu yang digunakan adalah 10 ms,100ms,1s, 10s dan 100s. Sehingga sebuah nilai preset sebesar 5 dengan basis waktu 100ms adalah periode waktu tunda selama 500 ms. Gambar 2.19. Diagram ladder instruksi TIMER TABEL 2.9 Mnemonics code Instruksi TIMER STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 OR 10.00 2 AND NOT 0.01 3 OUT 10.00 4 LD 10.00 5 TIM 020 #500 24 2.1.5.10 KEEP Keep digunakan seperti latch (self hold). Fungsi ini akan mempertahankan status bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang mengeset atau reset fungsi tersebut. Bila fungsi KEEP ini digunakan dengan HR relay, status dari output latch akan dipertahankan selama terjadi gangguan daya. Gambar 2.20. Diagram ladder instruksi KEEP TABEL 2.10 Mnemonics code Instruksi KEEP STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 LD 0.01 2 KEEP 10.00 3 LD 10.00 4 OUT 12.00 2.1.5.11 DIFU dan DIFD DIFU dan DIFD outputnya menjadi ON untuk satu scan time. DIFU outputnya menjadi ON saat terjadi transisi OFF ke ON pada sinyal inputnya.DIFD outputnya menjadi ON saat terjadi transisi ON ke OFF pada sinyal inputnya. 25 Gambar 2.21. Diagram ladder instruksi DIFU dan DIFD Gambar 2.22. Diagram chart instruksi DIFU dan DIFD 2.1.5.12 MOV Instruksi mov digunakan untuk memindahkan data ( ditandai dengan # )16 bit ke alamat ke alamat tertentu dengan sistem bilangan hexadesimal. Sebagai contoh jika 0.00 di eksekusi maka data dari #0001 akan pindah ke alamat DM0,untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram ladder instruksi move di bawah ini. Gambar 2.23. Diagram ladder instruksi MOV 26 2.1.5.13 CMP ( COMPARE ) Instruksi compare digunakan untuk membandingkan data ( isi alamat ) dengan data ( isi alamat ) yang lain saat program di eksekusi.jika nilai konstanta sama ( = ) dengan data chanel 000 maka spesial relay 25506 akan ON, jika nilai konstanta lebih besar ( > ) dari data chanel 000 maka spesial relay 25505 akan ON, jika nilai konstanta lebih kecil ( < ) dari data chanel 000 maka spesial relay 25507 akan ON. untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram ladder instruksi compare di bawah ini. Gambar 2.24. Diagram ladder instruksi COMPARE TABEL 2.11 Mnemonics code Instruksi COMPARE STEP INSTRUCTION OPERAND 0 LD 0.00 1 OUT TR0 2 CMP #0001 0Ch 3 AND 255.05 4 OUT 10.00 5 LD TR0 6 AND 255.06 7 OUT 10.01 8 LD TR0 9 AND 255.07 10 OUT 10.02 27 2.1.5.14 INCREMENT dan DECREMENT Instruksi increment adalah instruksi penambahan satu dari nilai word: D100 jika bit 0.00 di eksekusi kondisi ON, sebaliknya instruksi decrement adalah instruksi pengurangan satu dari nilai word: D100 jika bit 0.01 di eksekusi kondisi ON. Gambar 2.25. Diagram ladder instruksi INC dan DEC 2.1.5.15 END Instruksi end merupakan instruksi terakhir yang harus di tuliskan atau di gambarkan dalam diagram tangga, PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari awal dar atau baris pertama hingga ditemui instruksi END yang pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dari awal, artinya instruksi yang ada dibawah atau setelah instruksi END akan diabaikan. Jika suatu diagram tangga atau program PLC tidak di lengkapi instruksi END, maka program tidak dapat di jalankan. Gambar 2.26. Diagram ladder instruksi END ( 01 ) 28 TABEL 2.12 Mnemonics code Instruksi END ( 01 ) STEP 2.2 INSTRUCTION 0 LD 1 OUT 2 END ( 01 ) OPERAND 0.00 INSTRUCTION Pengertian Produktivity Produktivity dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivity secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivity secara finansial adalah pengukuran produkt ivit y atas output dan input yang telah dikuant ifikasi. Output Produktivity = ......................................................... ( 2.1 ) Input Mengacu pada ist ilah bahwa produktivit y adalah hubugan antara output dan input sehingga dapat di jelaskan: 1.Output Output adalah barang yang sudah diproduksi ( finish good ) atau total dari produksi yang dihasilkan dalam satu bulan ( hasil kali dari elemenelemen yang bersifat fisik sepert i: kapasit as mesin,jumlah mesin, jumlah shift dan jumlah hari kerja, sehingga dapat dirumuskan sepert i dibawah ini. 29 Output = Kapasitas mesin x Jumlah mesin x Jumlah shift x Jumlah hari kerja ……............................................. ( 2.2 ) 2. Input Input adalah merupakan elemen yang bersifat fisik sepert i jumlah tenaga kerja atau karyawan, jumlah hari kerja dan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produksi. Sehinga dapat dirumuskan seperti di bawah ini. Input = Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja x Jam keja ………( 2.3 ) 30