BAB II DASAR TEORI 2.1 Programmable Logic Controller ( PLC

advertisement
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Programmable Logic Controller ( PLC )
Programmable Logic Controller ( PLC ) pada dasarnya adalah sebuah komputer
yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu proses atau mesin. Proses yang dicontrol
ini dapat berupa regulasi variable secara kontiniu seperti pada sistem-sistem servo, atau
melibatkan kontrol dua keadaan ( ON/OFF ) saja, tetapi dilakukan secara berulang-ulang
seperti umum dijumpai pada mesin pengeboran, system conveyor, dan lain sebagainya.
PLC merupakan sebuah peralatan yang sangat mudah digunakan, berbasiskan
mikro prosesor, merupakan suatu komputer khusus yang berisi fungsi kontrol dari
berbagai jenis dan level secara kompleksitas. PLC dapat diprogram, dikontrol dan
dioperasikan oleh seseorang yang tidak begitu mahir dalam pengoperasian PC, operator
PLC pada dasarnya menggambar garis dan peralatan dari diagram tangga ( ladder
diagram ). Hasil penggambaran di komputer menggantikan eksternal wiring yang
dibutuhkan untuk pengontrolan sebuah proses rangkaian. PLC akan mengoperasikan
semua system yang memiliki out put device yang menjadi ON ataupun OFF, juga dapat
mengoperasikan segala system dengan variable out put. PLC dapat dioperasikan pada sisi
input dengan peralatan ON/OFF (switch) atau dengan variable input.
5
2.1.1 Sejarah PLC
Sistem PLC pertama dikembangkan dari komputer konvensional pada akhir tahun
1960 dan awal tahun 1970. PLC pertama banyak dipasang pada plane automotive, awal
PLC digunakan dengan teknik automasi baru untuk mempersingkat jarak waktu dari
prosedur pengawatan konvensional. Prosedur pengawatan yang baru atau revisi dari relai
dan panel kontrol. Prosedur panel reprogram ( pemrograman ulang ) PLC telah
menggantikan rewiring
( instalasi ulang ) dari panel yang penuh kabel, relai, timer,
dan komponen lainnya. Jadi PLC bisa membantu mengurangi waktu pengawatan yang
cukup rumit dan cukup lama, digantikan dengan cara reprogram yang lebih cepat.
Pada awal tahun 1970 terjadi permasalahan prosedur pemrograman PLC. Program sangat
sulit untuk dipahami dan membutuhkan seorang programmer ahli untuk melakukan suatu
perubahan ( modifikasi ). Pada akhir 1970, pengembangan terhadap pembuatan program
PLC menjadikannya lebih mudah digunakan.
Pada 1978, pengenalan chip mikroprossesor meningkatkan kinerja power komputer
untuk semua sistem automasi dan menekan biaya pembuatan computer robot, peralatan
automasi, dan semua jenis komputer. PLC juga secara bertahap mengalami
pengembangan. program PLC menjadi lebih mudah digunakan.
Pada tahun 1980, beberapa perusahaan besar elektonik dan komputer serta beberapa
perusahaan divisi elektronik menemukan bahwa PLC telah menjadi produk manufaktur
mereka yang memiliki penjualan terbesar. Pasar untuk PLC tumbuh dari volume 80 juta
dollar pada 1978 menjadi 1 milyar dollar pertahun sampai 1990. Hal tersebut masih terus
mengalami banyak peningkatan. Setiap industri manufaktur peralatan mesin seperti
6
Computer Numerical Control (CNC) telah menggunakan PLC. PLC juga di gunakan pada
kontrol otomatis gedung dan kontrol sistem keamanan.
Seiring perkembangan solid state, saat ini PLC telah mengalami perkembangan luar
biasa, baik dari ukuran, kepadatan komponen, serta dari fungsionalnya. Beberapa
peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini diantaranya adalah :
a. Ukuran semakin kecil
b. Jumlah input/output (I/O) yang semakin banyak
c. Beberapa jenis dan type PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan
kontrol kontiniu
d. Pemrograman relatif lebih mudah
e. Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik
f. Jenis instruksi / fungsi semakin banyak dan lengkap
g. Waktu eksekusi program yang semakin cepat.
Dewasa ini, vendor-vendor PLC umumnya memproduksi PLC dengan berbagai
ukuran, jumlah input / output, insruksi dan kemampuan lainnya yang beragam. Hal ini
pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat luas yaitu untuk
kebutuhan kontrol yang relatif sederhana dengan jumlah input / output puluhan, sampai
kontrol yang kompleks dengan jumlah input/output mencapai ribuan. Gambar 2.1 berikut
ini memperlihatkan salah satu contoh rangkaian produk PLC OMRON
7
Gbr. 2.1 PLC omron
Berdasarkan jumlah input/output yang dimilikinya ini, secara umum PLC dapat
dibagi menjadi 3 kelompok besar:
1. PLC mikro, PLC dapat dikategorikan mikro jika jumlah input/output pada PLC
ini kurang dari 32 terminal.
2. PLC mini, PLC dapat dikategorikan mini jika jumlah input/output antara 32
sampai 128 terminal.
3. PLC large, PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack, PLC dapat
dikategorikan PLC besar jika jumlah input / output lebih dari 128 terminal.
2.1.2 Prinsip kerja PLC
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini banyak industri yang
menggunakan PLC sebagai proses sekuensial, mengingat cara kerja PLC yang sangat
praktis dan mudah digunakan. Secara umun PLC terdiri dari tiga komponen utama yang
menyusun PLC yaitu :
1. Central Processing Unit ( CPU )
2. Sistem antar muka input / out put.
3. Programming divice
8
Gambar 2.2 Blok diagram PLC
Unit pemroses pusat ( CPU ) adalah jantung dari system PLC. CPU adalah sistem yang
didasarkan prosesor-mikro yang mengganti relai pengendali, pencacah, timer dan pembuat
urutan. Pemroses muncul hanya satu kali pada PLC, ini dapat satu-bit atau pemroses kata.
Pemroses satu – bit baik untuk menangani operasi logika. PLC dengan pengolah kata
digunakan apabila pemrosesan teks dan data numeric, penghitungan, gauging
( pengukuran ), pengontrolan, dan perekaman, juga sinyal pemrosesan sederhana dalam
kode biner diperlukan.
2.1.2.1 Fungsi kerja CPU
Fungsi dari CPU adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC. Ada tiga
komponen utama penyusun CPU ini :
1. Prosesor
2. Memori
3. Power Supply
9
Interaksi dan menerangkan proses terjadinya antara ketiga komponen ini dapat
dilihat pada gambar d bawah ini
MEMORY
PROSESSOR
POWER SUPPLY
Gambar 2.3 Blok diagram CPU dari PLC
Modul memori prosesor adalah bagian utama dari CPU. Memori adalah rencana
pengendali atau program yang dilakukan atau disimpan pada pengontrol. Informasi yang
disimpan pada memori berhubungan dengan data input dan output harus diproses. CPU
dari sebuah PLC dibangun dari sebuah mikkroprosesor sebagai rangkaian pemroses data
yang bentuknya kecil dan terdapat dalam sebuah chip silicon tunggal selama prosesnya
CPU melakukan 3 proses utama :
1. Membaca data masukan dari perangkat luar via modul input.
2. Mengeksekusi program kontrol yang tersimpan di memori PLC.
3. Meng-update atau memperbaharui data pada modul output.
Ketiga proses tersebut diatas dinamakan proses scanning, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini
10
BACA INPUT
EKSEKUSI PROG.
UPDATE OUTPUT
Gambar 2. 4 Digram Scanning.
2.1.2.2 Unit I/O
Unit I/O pada sebuah PLC terdiri dari modul input dan modul output system I/O
membentuk interface dengan peranti medan yang dihubungkan pada pengontrol. Tujuan
interface ini adalah untuk kondisi berbagai sinyal yang diterima dari atau dikirim ke
peranti medan external. Peranti input seperti push buttom, limit switch, sensor, selector
switch,yang diberi pengawatan kuat keterminal pada modul input. Peranti output seperti
motor kecil, starter motor, keran solenoid, dan lampu indicator, diberi pengawatan yang
kuat ke terminal pada modul output. Peranti tersebut juga ditunjuk sebagai input dan
11
output medan atau real world, istilah ini digunakan untuk membedakan peranti external
yang sesungguhnya yang muncul dan harus dihubungkan dengan kawat secara fisik dari
program pemakai internal yang meniru fungsi adari rilai, timer, dan pencacah. Beberapa
pengontrol yang dapat deprogram mempunyai modul terpisah untuk input dan output,
yang lain mempunyai I/O yang dihubungkan sebagai bagian integral dari pengontrol,
dapat dilihat pada gambar 2.5a, Ketika modul diluncurkan pada rak, membuat hubungan
listrik dengan sederetan kontak yang disebut backplane yang diletakkan pada bagian
belakang rak. Prosesor PLC juga dihubungkan dengan blackplane
dan dapat
berkomunikasi pada semua modul pada rak, dapat dilihat pada gambar 2.5b.



Gambar 2.5a I/O Terhubung sebagai bagian integral dari pengontrol
Gambar 2.5b Modul I/O Terhubung ke prosesor PLC melalui system rack.
12
2.1.2.3 Unit program divice
Unit program divice adalah suatu unit untuk memasukkan bahasa program ke
dalam memori PLC, secara teknis, program pada memori PLC yang digunakan untuk
mengontrol perlatan, dimasukkan dengan menggunakan perangkat pemrograman, yaitu
unit miniprogrammer atau console atau menggunakan computer via perangkat lunak yang
menyertainnya. Misalnya, cx-programmer untuk produksi PLC omron, KGL untuk PLC
produksi LG, dan lain sebagainnya.
2.1.3 Hal penting dalam menggunakan PLC
Sebelum memilih PLC yang akan digunakan dalam suatu perancangan suatu
system yang perlu diperhatikan adalah:
1. Input

Jumlah input

Type input
2. Output

Jumlah output

Type output
3. Memori

RAM

EPROM

EEPROM, dapat melakukan penyimpanan yang permanen dan
dapat diubah secara mudah.
13
4. Peripheral

Handheld program console

SS-ladder support software atau SS-Sysmax
5. Support software

PROM Writer

Syswin
2.1.4 Pemrograman
Untuk memprogram sebuah PLC terlebih dahulu harus di ketahui tentang
organisai dari memorinya, Illustrasi dari organisasi memory adalah sebagai peta memori
yang spacenya terdiri dari kategori user program dan data tabel. User program adalah
dimana program logic ladder dimasukkan dan disimpan adalah yang berupa instruksiinstruksi dalam format logic ladder, setiap instruksi memerlukan satu word didalam
memorinya.
Data tabel dibagi menjadi dua kategori yaitu status data dan number atau codes,
status adalah informasi ON / OFF yang dipresentasikan sebagai I dan O, Sedangkan
number/codes di presentasikan sebagai group dari bit yang disimpan dalam byte atau
word location.
2.1.5 Ladder diagram dan mnemonics code
Diagram ladder atau diagram satu garis adalah satu cara untuk menggambarkan
proses
kontrol
sekuensial
yang
umum
di
jumpai
di
industry.Diagram
ini
mempresentasikan interkoneksi antara perangkat input dan perangkat output system
kontrol. Dikatakan diagram ladder ( tangga ) karena diagram ini mirip dengan tangga.
14
Seperti halnya sebuah tangga yang memiliki sejumlah anak tangga, diagram ini juga
memiliki anak-anak tangga tempat setiap peralatan dikoneksikan. Gambar 2.6 di bawah
ini memperlihatkan salah satu contoh diagram ladder elektronis sederhana dengan sebuah
anak tangga.
Gambar 2.6 Diagram ladder elektronis sederhana.
Pada gambar 2.6 menunjukan sebuah diagram ladder elektronis sederhana, garis vertical
yang ditandai denganm L1 dan L2, pada dasarnya adalah sumber atau line tegangan yang
dapat berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Untuk kasus ini lampu PL
akan menyala jika PB1 ditekan dan kondisi LS1 dan LS2 dalam kondisi tertutup, dalam
kondisi ini akan terjadi aliran daya dari L1 ke L2 lewat lampu PL.
Pada awalnya, diagram ladder ini digunakan untuk mempresentasikan rangkaian
logika kontrol secara hardwired untuk mesin-mesin atau peralatan. Karena luasnya
pemakaian maka digram tersebut menjadi standar pemrograman kontrol sekuensial yang
banyak ditemui di industri.
Rangkaian diagram ladder elektomekanis yang bersifat hardwired ini pada
dasarnya secara langsung dapat diimplementasikan dengan menggunakan PLC.
Rangkaian logika kontrol pada diagram diimplementasikan secara softwire dengan
menggunakan software. Gambar 2.7 di bawah ini memperlihatkan trnsformasi diagram
15
ladder
untuk
gambar
2.6
ke
dalam
format
ladder
PLC
beserta
diagram
penyambungannya. Dalam diagram penyambungan ini, perangkat imput/output seperti
push buttom, limit switch, dan lampu dikoneksikan pada modul antarmuka PLC. Adapun
diagram ladder-nya diimplementasikan secara softwire di dalam memori PLC dengan
menggunakan relai-relai dan kontaktor-kontaktor internal yang bersifat soft, relai-relai
internal ini merupakan alamat-alamat bit pada memori PLC.
Gambar 2.7 Transformasi diagram ladder untuk gambar 2.6
2.1.5.1 Normally Open (NO ) dan Normally Close ( NC )
Kontaktor-kontaktor internal PLC dan kontaktaktor relai elektromagnetis pada dasarnya
sama. Seperti yang diperlihatkan gambar 2.8 dimana koil memiliki dua buah kontaktor, normally
open dan normally close. Jika koil di- energize maka kontaktor NO akan berubah kondisi menjadi
NC dan begitu juga NC akan berubah kondisi menjadi NO. untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 2.9 diagram chart perubahan fungsi kontaktor NO dan NC saat koil di execusi.
Gambar 2.8 Koil dan kontaktor NO dan NC
16
Gambar 2.9 Diagram chart kerja koil dan kontaktor NO dan NC
Di dalam PLC, setiap koil internal beserta kontaktor – kontaktornya ini akan memiliki
alamat yang unik, sebagai contoh, koil 10 Ch akan memiliki kontaktor normally open (
NO ) atau normally close ( NC ) dengan alamat yang sama. Untuk sebuah koil internal
PLC, jumlah kontaktor yang dimilikinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini
tentunya berbeda dengan sebuah relai elektromekanis yang mempunyai jumlah kontaktor
tertentu saja.
10 ch
10 ch
10 ch
10 ch
Gambar 2. 10 Kontaktor – kontaktor dari koil internal PLC
17
2.1.5.2 Load dan Load not ( LDdan LD NOT )
Untuk mengawali suatu kondisi logika dalam setiap penulisan instruksi dimulai
dengan LOAD atau LOAD NOT, contoh penggunaanya dapat dilihat pada gambar
diagram ladder di bawah ini:
Gambar 2.11 Diagram ladder instruksi LD dan LD NOT
Tabel 2.1 Mnemonics code Instruksi LD dan LD NOT
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
LD NOT
0.01
2
OR
0.02
3
AND LD
…….
4
OUT
10.00
2.1.5.3 AND dan AND NOT
Instruksi logika ini digunakan untuk membuat hubungan seri diantara dua
instruksi logika di dalam suatu instruksi ladder diagram, biasanya penulisanya setelah
instruksi LOAD atau LOAD NOT, contoh aplikasinya dapat dilihat dalam gambar
diagram ladder di bawah ini:
18
Gambar 2.12. diagram ladder instruksi AND dan AND NOT
TABEL 2.2 Mnemonics code Instruksi AND dan AND NOT
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
AND
0.01
2
AND NOT
0.02
3
OUT
10.00
2.1.5.4 OR dan OR NOT
Intruksi logika yang digunakan Untuk membuat hubungan parallel antara dua
instruksi logika atau lebih dalam satu garis instruksi, contoh aplikasinya dapat dilihat
dalam gambar diagram ladder di bawah ini:
Gambar 2.13. Diagram ladder instruksi OR dan OR NOT
19
TABEL 2.3 Mnemonics code Instruksi OR dan OR NOT
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
OR
10.00
2
AND
0.01
3
LD NOT
0.02
4
OR NOT
0.03
5
AND LD
……..
6
OUT
10.00
2.1.5.5 AND LOAD
Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan paralel yang di hubungkan
menjadi satu, atau jika ada dua sirkuit paralel di gabungkan menjadi satu, maka instruksi
ini akan menjadi AND LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.14. Diagram ladder instruksi AND LOAD
TABEL 2.4 Mnemonics code Instruksi AND LOAD
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
OR
0.01
2
LD
0.02
3
OR NOT
0.03
4
AND LD
……..
5
OUT
INSTRUCTION
20
2.1.5.6 OR LOAD
Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan seri yang di hubungkan
menjadi satu, atau jika ada dua sirkuit seri di gabungkan menjadi satu, maka instruksi ini
akan menjadi OR LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.15. Diagram ladder instruksi OR LOAD
TABEL 2.5 Mnemonics code Instruksi OR LOAD
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
AND NOT
0.01
2
LD
0.02
3
AND
0.03
4
OR LD
5
OUT
……..
INSTRUCTION
2.1.5.7. OUT dan OUT NOT
Instruksi ini merupakan tahapan terakhir dari suatu jalur instruksi, instruksi inilah
yang menentukan dan mengontrol kondisi out put yang di inginkan dari sebuah program.
Instruksi logika out memiliki symbol sebuah lingkaran dan memiliki kondisi kerja on
selama jalur instruksi bertegangan dan akan off bila jalur instruksi tidak bertegangan.
Instruksi logika out not memiliki symbol sebuah lingkaran yang dilengkapi dengan garis
21
diagonal dan memiliki kondisi kerja off selama jalur instruksi dalam keadaan
bertegangan dan akan on bila jalur instruksi tidak bertegangan.
Gambar 2.16. Diagram ladder instruksi OUT
TABEL 2.6 Mnemonics code Instruksi OUT
STEP
INSTRUCTION
0
LD
1
OUT
OPERAND
0
10.00
Gambar 2.17. Diagram ladder instruksi OUT NOT
TABEL 2.7 Mnemonics code Instruksi OUT NOT
STEP
INSTRUCTION
0
LD
1
OUT NOT
OPERAND
0
10.01
2.1.5.8 COUNTER
Counter ( pencacah ), counter PLC dapat sebagai pencacah naik maupun pencacah
turun dimana tergantung pada nilai yang dimasukkan dalam fungsi counter tersebut.
Untuk pencacah naik (up-conter), pencacah dimulai dari 0 dan kemudian ditambah 1
22
pada masing-masing pulsa on dari masukan pencacah. Ketika nilai setting-nya telah
tercapai,
maka keluaran akan ter-energize. Pengaktifan masukan reset akan
mengakibatkan pencacah akan kembali ke nilai awal yaitu 0 dan juga akan mereset
keluaran pencacah. Pada pengoperasian pencacah turun (down-counter) dimulai dari nilai
setting-nya dan ketika telah mencapai nilai 0 maka akan mengaktifkan keluaran pencacah
Gambar 2.18. Diagram ladder instruksi COUNTER
TABEL 2.8 Mnemonics code Instruksi COUNTER
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
LD
0.01
2
CNT
0.02
#100
3
LD
4
OUT
CNT 002
10.00
2.1.5.9 TIMER
Dalam suatu aplikasi control, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat
dibutuhkan. Sebagai contoh sebuah motor listrik yang mungkin harus dikontrol untuk
beroperasi selama interval waktu tertentu, atau mungkin diaktifkan setelah berlalunya
suatu periode waktu tertentu. Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk
23
mendukung kebutuhan ini.Terdapat beberapa timer yang dapat dijumpai dalam sebuah
PLC.Yaitu timer On Delay timer ini akan hidup setelah suatu periode waktu tunda yang
telah ditetapkan. Timer Off Delay Timer off delay berada dalam kondisi hidup selama
periode waktu yang telah ditetapkandan kemudian mati.Durasi waktu yang ditetapkan
untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset dan besarnya adalah kelipatan dari
satuan atau basis waktu yang digunakan.Beberapa basis waktu yang digunakan adalah 10
ms,100ms,1s, 10s dan 100s. Sehingga sebuah nilai preset sebesar 5 dengan basis waktu
100ms adalah periode waktu tunda selama 500 ms.
Gambar 2.19. Diagram ladder instruksi TIMER
TABEL 2.9 Mnemonics code Instruksi TIMER
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
OR
10.00
2
AND NOT
0.01
3
OUT
10.00
4
LD
10.00
5
TIM
020
#500
24
2.1.5.10 KEEP
Keep digunakan seperti latch (self hold). Fungsi ini akan mempertahankan status
bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang mengeset atau reset fungsi tersebut.
Bila fungsi KEEP ini digunakan dengan HR relay, status dari output latch akan
dipertahankan selama terjadi gangguan daya.
Gambar 2.20. Diagram ladder instruksi KEEP
TABEL 2.10 Mnemonics code Instruksi KEEP
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
LD
0.01
2
KEEP
10.00
3
LD
10.00
4
OUT
12.00
2.1.5.11 DIFU dan DIFD
DIFU dan DIFD outputnya menjadi ON untuk satu scan time. DIFU outputnya
menjadi ON saat terjadi transisi OFF ke ON pada sinyal inputnya.DIFD outputnya
menjadi ON saat terjadi transisi ON ke OFF pada sinyal inputnya.
25
Gambar 2.21. Diagram ladder instruksi DIFU dan DIFD
Gambar 2.22. Diagram chart instruksi DIFU dan DIFD
2.1.5.12 MOV
Instruksi mov digunakan untuk memindahkan data ( ditandai dengan # )16 bit ke
alamat ke alamat tertentu dengan sistem bilangan hexadesimal. Sebagai contoh jika 0.00
di eksekusi maka data dari #0001 akan pindah ke alamat DM0,untuk lebih jelas dapat
dilihat pada diagram ladder instruksi move di bawah ini.
Gambar 2.23. Diagram ladder instruksi MOV
26
2.1.5.13 CMP ( COMPARE )
Instruksi compare digunakan untuk membandingkan data ( isi alamat ) dengan
data ( isi alamat ) yang lain saat program di eksekusi.jika nilai konstanta sama ( = )
dengan data chanel 000 maka spesial relay 25506 akan ON, jika nilai konstanta lebih
besar ( > ) dari data chanel 000 maka spesial relay 25505 akan ON, jika nilai konstanta
lebih kecil ( < ) dari data chanel 000 maka spesial relay 25507 akan ON. untuk lebih jelas
dapat dilihat pada diagram ladder instruksi compare di bawah ini.
Gambar 2.24. Diagram ladder instruksi COMPARE
TABEL 2.11 Mnemonics code Instruksi COMPARE
STEP
INSTRUCTION
OPERAND
0
LD
0.00
1
OUT
TR0
2
CMP
#0001
0Ch
3
AND
255.05
4
OUT
10.00
5
LD
TR0
6
AND
255.06
7
OUT
10.01
8
LD
TR0
9
AND
255.07
10
OUT
10.02
27
2.1.5.14 INCREMENT dan DECREMENT
Instruksi increment adalah instruksi penambahan satu dari nilai word: D100 jika
bit 0.00 di eksekusi kondisi ON, sebaliknya instruksi decrement adalah instruksi
pengurangan satu dari nilai word: D100 jika bit 0.01 di eksekusi kondisi ON.
Gambar 2.25. Diagram ladder instruksi INC dan DEC
2.1.5.15 END
Instruksi end merupakan instruksi terakhir yang harus di tuliskan atau di
gambarkan dalam diagram tangga, PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam
program dari awal dar atau baris pertama hingga ditemui instruksi END yang pertama,
sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dari awal, artinya instruksi yang ada
dibawah atau setelah instruksi END akan diabaikan. Jika suatu diagram tangga atau
program PLC tidak di lengkapi instruksi END, maka program tidak dapat di jalankan.
Gambar 2.26. Diagram ladder instruksi END ( 01 )
28
TABEL 2.12 Mnemonics code Instruksi END ( 01 )
STEP
2.2
INSTRUCTION
0
LD
1
OUT
2
END ( 01 )
OPERAND
0.00
INSTRUCTION
Pengertian Produktivity
Produktivity dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan
finansial. Pengertian produktivity secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama
dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivity secara finansial
adalah
pengukuran
produkt ivit y
atas
output
dan
input
yang
telah
dikuant ifikasi.
Output
Produktivity =
......................................................... ( 2.1 )
Input
Mengacu pada ist ilah bahwa produktivit y adalah hubugan antara output
dan input sehingga dapat di jelaskan:
1.Output
Output adalah barang yang sudah diproduksi ( finish good ) atau total
dari produksi yang dihasilkan dalam satu bulan ( hasil kali dari elemenelemen yang bersifat fisik sepert i: kapasit as mesin,jumlah mesin, jumlah shift
dan jumlah hari kerja, sehingga dapat dirumuskan sepert i dibawah ini.
29
Output = Kapasitas mesin x Jumlah mesin x Jumlah shift
x Jumlah hari kerja ……............................................. ( 2.2 )
2. Input
Input adalah merupakan elemen yang bersifat fisik sepert i jumlah
tenaga kerja atau karyawan, jumlah hari kerja dan jam kerja yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu produksi. Sehinga dapat dirumuskan seperti di
bawah ini.
Input = Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja x Jam keja ………( 2.3 )
30
Download