I. BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN I.1 Tinjauan Umum I.1.1 Pengertian Hotel Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap, para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan para tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : • Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. • Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. 9 • Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum. I.1.2 Klasifikasi Hotel Hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, seperti : • Dari segi lamanya tamu hotel tinggal : o Transit hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam. o Residential hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu yang cukup lama o Semi-residential hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek. • Dari segi jumlah kamar (kapasitas) : o Small hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang kecil (maksimum 25 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan angka kunjungan yang rendah. o Medium hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299 kamar). Hotel ini biasanya di daerah dengan angka kunjungan sedang. o Large hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang besar (minimum 300 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan angka kunjungan yang tinggi. • Dari segi lokasi hotel : o City hotel : merupakan hotel yang terletak di kota-kota besar terutama ibu kota. o Urban hotel : merupakan hotel yang terletak di dekat kota. o Suburb hotel : merupakan hotel yang terletak di daerah pinggiran kota/kota satelit. o Resort hotel : merupakan hotel yang terletak di daerah peristirahatan, seperti : 10 - Beach hotel di beach resort. - Mountain hotel di mountain resort. - Lake hotel di lake resort. o Airport hotel : merupakan hotel yang terletak di area pelabuhan udara. • Dari segi aktivitas tamu hotel dan segi lainnya : o Sport hotel : merupakan hotel yang merupakan bagian dari satu kompleks olah raga, misalnya The Century Park Hotel– Senayan. o Ski hotel : merupakan hotel yang khusus untuk tamu yang akan bermain ski. o Convention hotel : merupakan hotel yang menjadi bagian dari komplek konvensional. o Budget motel : merupakan motel yang biasa pembangunannya relatif rendah. Menurut Endy Marlina dalam buku Time Saver Standart (2008, 72), hotel dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tingkatan yang kemudian dinyatakan dalam sebutan bintang dan melati, dimana masing-masing tingkatan terbagi lagi atas 5 sub tingkatan. Berdasarkan Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78 hotel berdasarkan tingkatan atau bintang dibedakan menjadi (Sugiarto dan Sulartiningrum, 1996) : • Hotel berbintang satu Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang satu antara lain: o Jumlah kamar standard minimal 15 kamar o Kamar mandi di dalam o Luas kamar standard minimal 20 m2 • Hotel berbintang dua Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang dua antara lain: o Jumlah kamar standard minimal 20 kamar o Kamar mandi di dalam o Luas kamar standard minimal 22 m2 o Memiliki kamar suite minimal satu kamar o Luas kamar suite minimal 44 m2 11 • Hotel berbintang tiga Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang tiga antara lain: o Jumlah kamar standard minimal 30 kamar o Kamar mandi di dalam o Luas kamar standard minimal 24 m2 o Memiliki kamar suite minimal dua kamar o Luas kamar suite minimal 48 m2 • Hotel berbintang empat Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang empat antara lain: o Jumlah kamar standard minimal 50 kamar o Kamar mandi di dalam o Luas kamar standard minimal 24 m2 o Memiliki kamar suite minimal tiga kamar o Luas kamar suite minimal 48 m2 • Hotel berbintang lima Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang lima antara lain: o Jumlah kamar standard minimal 100 kamar o Kamar mandi di dalam o Luas kamar standard minimal 26 m2 o Memiliki kamar suite minimal empat kamar o Luas kamar suite minimal 52 m2 Selain penjelasan tentang pembagian beberapa jenis dan ketentuan hotel yang ada di atas, berikut adalah penjelasan tentang hotel secara umum. Hal yang menunjang keberhasilan dalam sebuah hotel terletak pada kinerja dari berbagai bagian/departemen yang ada dimiliki dalam sebuah hotel. Menurut AG Darsono dalam buku Kantor Depan Hotel (2001, 7), struktur organisasi dari hotel yang terdiri dari berbagai departemen dapat dilihat dari bagan berikut : 12 Gambar II.1 Bagan struktur organisasi hotel General Manager Assistant General Manager House Keeping Sales & Marketing Public Relation Laundry Front Office Accounting F&B Repair & Maintenance Administration Sumber : Kantor Depan Hotel (2001) Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa posisi yang memegang peranan paling tinggi adalah General Manager sebagai pimpinan hotel yang mengatur departemen-departemen yang ada di dalam sebuah hotel agar dapat berjalan dengan baik. Setiap departemen memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing departemen (Yayuk Sri Perwani, 2001, 10-11), yaitu: • Marketing department (departemen pemasaran) Tugasnya : memasarkan hotel ke pasaran luas sesuai kebutuhannya. • Front office department (departemen kantor depan) Tugasnya : menjual kamar yang memenuhi syarat dan siap untuk dihuni oleh tamu hotel. • Housekeeping department (departemen tata graha) Tugasnya : menyediakan kamar yang bersih dan siap dihuni oleh tamu hotel. • Laundry department (departemen binatu) Tugasnya : membantu departemen Housekeeping dalam menyediakan kebutuhan linen (handuk, seprai, selimut) untuk kamar hotel dan seragam karyawan. • Engineering & maintenance department (departemen pengoperasian dan perbaikan) 13 Tugasnya : mengoperasikan, merawat dan memperbaiki segala peralatan dalam hotel. • Food & beverage department (departemen makanan dan minuman) Tugasnya : menyiapkan makanan & minuman di dalam hotel. • Finance department (departemen keuangan) Tugasnya : mengelola keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran hotel • Personnel department (departemen personalia) Tugasnya : mengurusi administrasi seluruh karyawan hotel. • Training department (departemen pelatihan) Tugasnya : memberikan berbagai pelatihan bagi karyawan hotel baik yang baru maupun lama. • Security department (departemen keamanan) Tugasnya : menjaga dan mengatur keamanan hotel. Menurut Time Saver Standart, ruang-ruang dalam hotel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian belakang (back of the house), yang pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut : • Front of the house, merupakan ruang-ruang yang ada di hotel akan tetapi tidak berhubungan langsung dengan pengguna hotel, seperti : ruang registrasi tamu, servis penyimpanan kunci (pada hotel berbintang), kasir, ruang administrasi, lobby, fasilitas transportasi vertikal mekanik/elevator), guest room, fasilitas restoran, koridor, kamar mandi guest room. • Back of the house, merupakan ruang-ruang yang ada di hotel dan berhubungan langsung dengan pengguna hotel, seperti : laundry, housekeeping, food & beverage dan ruang mekanikal. Berbagai penjelasan tentang hotel di atas menunjukkan gambaran hotel secara umum. Selain jenis-jenis hotel diatas, terdapat sebuah jenis hotel yang mulai dikembangkan dan menjadi tren baru di Jepang. Hotel tersebut dinamakan hotel kapsul. 14 I.1.3 Hotel Kapsul Menurut Sutrisno Iwantono (2008, 162), Capsul Hotel adalah hotel yang menyediakan kamar sebesar tempat tidur, tanpa perlengkapan apapun. Capsul Hotel disediakan bagi orang Jepang yang pulang kerja kemalaman. Setelah bekerja keras seharian, banyak orang Jepang yang menghabiskan waktu sepulang kerja untuk minum sambil berkaraoke. Hal ini membuat mereka sering tidak dapat pulang karena tertinggal sarana transportasi terakhir dan tidak jarang mereka tidur di stasiun. Menurut Arjun Kumar Bhatia dalam Buku International Tourism Management, unit kapsul pada hotel kapsul terbuat dari bahan fiberglass yang terbuka pada salah satu sisinya. Unit kapsul menyediakan fasilitas seperti kamar hotel pada umumnya seperti tempat tidur, jam, radio, televisi, penerangan dan meja kecil. Ruang-ruang pada hotel kapsul tersusun secara bertingkat dengan sebuah lorong didepannya seperti pada ruang-ruang di dalam kereta api. Ruang-ruang lain seperti kamar mandi, ruang makan dan lounge terdapat pada tiap lantai (2008, 406). Gambar II.2 Unit Kapsul (Sumber : Google Image Search) Dalam perkembangannya, hotel kapsul yang ada di Jepang terdiri dari dua bentuk yaitu kapsul dalam bentuk ruang besar seperti pada Nakagin Capsule Tower dan kapsul dalam bentuk ruang yang seukuran dengan tempat tidur seperti pada 9 Hour Hotel. Nakagin Capsule Tower menyediakan bentuk kapsul yang berupa ruangan yang terdiri dari tempat tidur, kamar mandi dan fasilitas-fasilitas lain seperti alarm, radio dan meja kerja di dalam satu ruangan. Berbeda dengan 9 Hour Hotel yang menyediakan bentuk kapsul sebesar tempat tidur dengan penambahan 15 fasilitas seperti alarm. Fasilitas lain seperti shower, ruang bersama dan loker terletak pada tempat yang berbeda dengan unit kapsul. Kedua jenis kapsul tersebut merupakan perkembangan dari hotel kapsul yang ada di Jepang sebagai tempat menginap yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kesimpulan dari penulis, hotel kapsul merupakan sebuah jenis hotel yang memberikan kelengkapan seperti hotel umumnya dengan harga yang lebih murah dan luasan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunjung hotel tersebut. Hal ini membuat luasan hotel kapsul yang cenderung lebih kecil dari pada hotel pada umumnya. Unsur kapsul digunakan dalam penamaan hotel ini lebih untuk menunjukkan bentuk unit hunian yang kecil. Peletakan ruang-ruang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna seperti pedagang yang membutuhkan adanya ruang loker, ATM ataupun jasa travel. I.2 Tinjauan Khusus Topik I.2.1 Hubungan Arsitektur Dan Perilaku Menurut Irwin Altman (Moore, 1994) sebuah model yang digunakan untuk melihat informasi antara lingkungan dan perilaku yang tersedia terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu fenomena lingkungan-perilaku, kolompok pemakai dan seting. Hubungan antara perilaku dan lingkungan menunjukkan adanya tiga komponen yang berpengaruh. Keterkaitan ketiga komponen tersebut memunculkan konsep-konsep yang berkaitan dengan fenomena perilaku manusia, seperti konsep : • Kepadatan yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan. Suatu keadaan akan dikatakan padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya. • Kesesakan yaitu suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau kelompok kecil. • Privasi yaitu tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. 16 • Personal space yaitu daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas di sekeliling orang tersebut. Sehubungan dengan tema yang diambil dalam proyek hotel kapsul ini, yaitu berdasarkan kebutuhan pedagang, maka konsep fenomena perilaku lingkungan yang digunakan adalah privasi. I.2.2 Privasi Menurut Joyce Marcella (2005, 157), privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendaki. Menurut Amos dalam buku Arsitektur dan Perilaku Manusia (Joyce Marcella Laurens, 2004), privasi adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain baik secara visual, audial maupun indra penciuman untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Menurut Holahan dalam buku Arsitektur dan Perilaku Manusia (Joyce Marcella Laurens, 2004), ada enam jenis privasi yang terbagi menjadi dua golongan, yaitu : • Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu secara fisik yang terbagi menjadi : o Keinginan menyendiri (solitude) o Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara o Keinginan untuk intim dengan orang-orang (intimacy) • Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information), yaitu : o Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity) o Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve) o Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring) 17 Seiring dengan berjalannya waktu, terdapat kebutuhan-kebutuhan akan tingkat privasi yang lebih tinggi sehingga dalam proses desain perlu dilakukan perancangan. Hal terpenting adalah hidup dan bekerja dalam suatu tatanan yang memungkinkan bagi seorang individu untuk memilih keterbukaan atau ketertutupan dalam berinteraksi dengan orang lain. Maka muncullah beberapa hierarki ruang seperti : • Penataan ruang publik Bertujuan agar pertemuan dengan orang-orang asing yang tidak saling mengenal dapat terjadi dengan tenang dan efisien. Tenang yang dimaksud sebagai kontrol terhadap perhatian yang tidak diinginkan dan efisien yang dimaksud berupa penataan ruang agar tidak terjadi tabrakan, yang bisa berakibat transaksi bisnis yang tidak jadi berlangsung, seperti ruang-ruang fasilitas yang akan disediakan. • Ruang semi-publik Ruang yang bersifat sedikit lebih privat daripada sebelumnya seperti koridor di apartemen, taman-taman umum di lingkungan perumahan atau lobby. Penataan ini mendapatkan privasi yang lebih menekankan pada peluang terjadinya interaksi atau menghindari interaksi. • Ruang semiprivat Privasi didapat dengan menciptakan batas-batas antar kegiatan yang dapat menimbulkan konflik. Ruang ini terwujud dalam ruang loker bagi pengunjung. • Ruang privat Ruang jenis ini hanya terbuka bagi seseorang atau sekelompok kecil. Ruang ini terwujud dalam bentuk unit hunian yang berupa unit kapsul. Pembagian hirarki ruang diatas menunjukkan adanya keragaman tingkat privasi yang dimiliki oleh pengguna sehingga perlu adanya pengurutan susunan di dalam hotel kapsul berdasarkan keinginan pengguna untuk memiliki membuka atau menutup interaksi yang akan terjadi dengan pengunjung lain. Sasaran pengguna/pengunjung pada perancangan hotel kapsul di Tanah Abang merupakan pedagang yang bertujuan untuk berbelanja. 18 Pedagang yang memiliki karakteristik yang membedakannya dengan yang lain. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pedagang. I.2.3 Pedagang Menurut Jose Rizal Joesoef, pedagang (trader atau dealer) adalah pihak yang bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual komoditas untuk mendapatkan laba dari selisih harga pembelian komoditas dan harga penjualannya (2008, 2). Menurut Frans M. Royan, dalam mendistribusikan produk dapat melalui pedagang perantara. Pedagang perantara dapat dibagi menjadi dua kategori (2007,126), yaitu : • Pedagang perantara tradisional seperti pemilik toko di pasar tradisional, jalan raya dan gang perkampungan. • Pedagang perantara modern seperti pemilik minimarket, supermarket dan hypermarket. Masing-masing pedagang membutuhkan outlet sebagai tempat menjual produk yang dibagi menjadi : • Outlet retailer (pengecer) tradisional dengan kegiatan utamanya adalah menjual dalam bentuk eceran untuk konsumen yang membeli produk untuk konsumsi sendiri, seperti warung atau gerobak. • Outlet retailer (pengecer) modern, yaitu dengan menjual dalam bentuk eceran kepada konsumen untuk digunakan sendiri dengan omset yang sangat tinggi, seperti minimarket. • Outlet yang menjual secara partai (grosir) dengan menawarkan barang dan tidak langsung berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir tidak langsung menawarkan barang kepada calon pembeli sebagaimana pedagang eceran, melainkan calon pembelilah yang mendatangi pedagang grosir. • Outlet pengecer dan menjual secara partai (semi grosir), yaitu outlet yang kegiatannya selain menjual secara partai juga dapat menjual secara eceran. 19 Berdasarkan jenis pedagang dan outlet yang ada diatas, jenis pedagang yang beraktivitas di Pasar Tanah Abang merupakan pedagang eceran dan grosir. Masing-masing pedagang berasal dari berbagai daerah dan tingkatan ekonomi yang berbeda sehingga masing-masing pedagang memiliki outlet yang berbeda pula. Perbedaan jenis outlet yang dimiliki oleh pedagang membuat adanya perbedaan antara pedagang eceran dan pedagang grosir. Perbedaan tersebut terletak pada kebutuhan pedagang eceran akan tempat menyimpan barang belanjaan karena pedagang eceran cenderung membeli barang pada toko yang berbeda dengan ragam yang banyak dan jumlah yang sedikit sehingga barang belanjaannya akan dibawa sendiri oleh pedagang. Sedangkan pedagang grosir cenderung membeli barang pada toko yang sama dengan ragam yang sedikit dan jumlah yang banyak sehingga mereka biasanya langsung mengirim barang belanjaannya tersebut ke tempat yang diinginkan. Hal ini membuat pedagang grosir cenderung tidak memerlukan tempat menyimpan barang belanjaan yang besar karena mereka tidak membawa sendiri barang belanjaannya. Ciri pedagang yang paling menonjol adalah pedagang cenderung memanfaatkan waktu yang digunakannya semaksimal mungkin untuk menekan biaya yang akan dikeluarkannya. Hal ini membuat banyaknya pedagang terutama yang berasal dari luar pulau Jawa memerlukan tempat menginap sementara yang murah, dekat dan memudahkan kegiatan berbelanjanya (seperti fasilitas pendukung terkait dengan kegiatan berbelanjanya). I.3 Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung Bab ini berisi tentang studi banding secara literatur maupun survei lapangan yang di lakukan berkaitan dengan beberapa pengelompokan, yaitu : I.3.1 Studi Literatur Proyek Sejenis Studi banding ini berupa studi literatur tentang hotel kapsul dengan jenis proyek yang sama. Berikut adalah jenis hotel kapsul yang ada, yaitu : 20 1. 9 Hour Hotel Gambar II.3 9 Hour Hotel (Sumber : Google Image Search) Lokasi : Teramachi Street, Shimogyo-Ku, Kyoto Arsitek : Fumie Shibata Hotel kapsul ini memiliki desain minimalis. Keseluruhan hotel ini terdiri dari 125 kapsul, ruang loker, kamar mandi, lounge. Hotel ini memiliki nama 9h Hotel yang di ambil dari penyimpulan 9 hour (9 jam) yang digunakan oleh pengunjung yang akan menginap. Gambar II.4 Penjelasan 9 h (Sumber : Google Image Search) Waktu yang digunakan berupa 1 jam untuk mandi, 7 jam untuk tidur/beristirahat dan 1 jam untuk bersiap-siap (total = 9 jam). Total waktu tersebut dijabarkan dalam gambar dibawah ini yang kemudian dijadikan nama dari 9h Hotel ini. Gambar II.5 Konsep 9h Hotel (Sumber : Google Image Search) Gambar di atas menjelaskan tentang desain yang digunakan oleh 9h Hotel dimana terdiri dari 3 aspek, yaitu flat, form dan texture. Flat berupa bentuk arsitektur bangunan dari 9h Hotel yang berbentuk 21 bangunan bertingkat dengan desain interior berupa penanda yang berada di dinding maupun lantai sebagai penanda. Form menjelaskan bentuk unit tempat tidur yang digunakan berupa kapsul yang dilengkapi dengan kasur. Terakhir adalah texture yang berupa tersedianya fasilitas-fasilitas seperti wi-fi serta disediakannya handuk dan sandal yang dapat digunakan selama berada di 9h Hotel. Gambar II.6 Penyusunan Unit-Unit Kapsul Gambar II.7 Desain Dalam Unit Kapsul (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar II.8 Lift & Pembagian Ruang Dalam 9h Gambar II.9 Desain Lounge Bersama (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar II.10 Wastafel Bersama Gambar II.11 Kamar Mandi Yang Dapat Dipakai Secara Bergantian (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar diatas menunjukkan peletakan unit kapsul setelah dipasang ditempat yang telah ditentukan serta desain bagian dalam sebuah unit kapsul yang siap untuk digunakan. Setiap unit kapsul tersebut terdapat fasilitas seperti Air Conditioner, alarm, bantal, kasur 22 dan lampu. 9h Hotel terdiri dari 8 lantai dimana setiap lantai dapat dicapai dengan menggunakan lift. Dengan luas bangunan yang tidak terlalu luas, maka 9h Hotel membuat pembagian ruang yang dipisahkan per lantai seperti lounge yang berada pada lantai 1 dan 2; kamar mandi, toilet dan wastafel untuk wanita berada di lantai 3. Untuk lantai 4-5 merupakan lantai khusus untuk wanita dan lantai 6-8 merupakan lantai khusus untuk pria dengan kamar mandi berada di lantai 9. Gambar II.12Bagian-Bagian Sebuah Unit Kapsul Gambar II.13 Pemasangan Kapsul Secara Manual (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar II.14 Pemasangan Unit Kapsul Sesuai Dengan Tempat Yang Diinginkan Gambar II.15 Hasil Pemasangan Unit Kapsul (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar-gambar diatas menjelaskan proses perakitan unit hotel kapsul di 9h Hotel yang pertama-tama terdiri dari 4 sisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Setelah itu tiap-tiap sisi bagian yang ada dipasang pada salah satu bagian frame depan yang telah ada. Kemudian untuk memperkuat struktur dari unit kapsul ini, pada bagian luarnya ditambahkan kerangka dari besi. Setelah itu proses pamasangan unit telah selesai. 23 2. UFO Capsule Hotel Gambar II.16 UFO Capsule Hotel (Sumber : Google Image Search) Lokasi : No. 30, Jalan 1/77A, Kampung Dollah, Off Jalan Pudu, Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur Fasilitas : 24 jam, AC, brankas, penitipan bagasi, kamar bebas rokok, ruang khusus merokok Check-in : dari jam 14:00 Check-out : sampai jam 12:00 UFO Capsule Hotel menawarkan kamar-kamar kapsul yang dilengkapi dengan Wi-Fi gratis. Hotel ini berjarak 2 menit berjalan kaki dari Berjaya Times Square dan 8 menit berkendara dari Pusat Kota Kuala Lumpur. Kamar-kamar kapsul di UFO Hotel ber-AC. Masing-masing memiliki sebuah meja kerja. Loker juga tersedia untuk penyimpanan barang-barang. Hotel memiliki resepsionis 24 jam untuk kenyamanan para tamu. Bandara Internasional Kuala Lumpur berjarak 45 menit berkendara dari hotel. Gambar II.17 Kamar Mandi UFO Capsule Hotel Gambar II.18 Wastafel UFO Capsule Hotel (Sumber : Google Image Search) (Sumber : Google Image Search) Gambar II.19 Perletakan Unit Kapsul Di UFO Capsule Hotel (Sumber : Google Image Search) 24 Hotel ini berntuk unit kapsul yang lebih diperuntukkan bagi wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat dari perletakan hotel ini sendiri yang berdekatan dengan pusat kota Kuala Lumpur yang banyak di kunjungi oleh wisatawan. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hotel ini menerapkan bentuk unit kapsul dan ruang unit dipisah dengan ruang kamar kandi dan wastafel. I.3.2 Studi Lapangan Studi banding yang dilakukan di lapangan untuk melihat langsung keadaan beberapa hotel yang ada di Indonesia.Berikut ini contoh hotel disekitar Pasar Tanah Abang yang banyak digunakan oleh orang-orang yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang , yaitu : a. Hotel n1 Foto II.1 Hotel n1 (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Lokasi : Jl. Ks. Tubun Raya no 3, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10260 Fasilitas : Parkir (< 10 mobil), drug store, laundry, lift, meeting room dan restoran 24 jam. Jumlah kamar : 84 unit (double bed atau twin share bed) Harga : Rp 300.000,00 + breakfast untuk 2 orang 25 Foto II.2 Resepsionis Dan Ruang Meeting (Kiri) Dan Ruang Breakfast (Kanan) (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Hotel ini menyediakan fasilitas Air Conditioner (AC) di seluruh ruangannya.Lantai satu terdiri dari bagian lobby, resepsionis, ruang meeting, ruang breakfast, lift, ruang manajemen dan tangga yang menghubungkan setiap lantai. Foto II.3 Kamar Dengan Twin Share Bed (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Hotel n1 terdiri dari 84 kamar dengan ukuran yang sama. Setiap pengunjung yang datang dapat memilih jenis kasur sesuai dengan yang dibutuhan. Masing-masing kamar terdiri dari sebuah kamar mandi dalam, lemari baju dan televisi. Hotel ini menjadi salah satu pilihan bagi orang yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang karena lokasi hotel yang berdekatan dengan Pasar Tanah Abang.Pasar Tanah Abang dapat dijangkau dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan umum. Hal lain yang membuat hotel ini banyak dipilih adalah harga menginap per malam yang cukup murah yaitu sekitar Rp 300.000,00. Harga yang murah juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang nyaman seperti adanya lift, breakfast untuk dua orang, kamar mandi dalam dan televisi yang dapat dinikmati oleh pengunjung hotel. 26 b. Hotel Gani Foto II.4 Hotel Gani (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Lokasi : Jl.K.S Tubun Raya No. 9A,Jakarta Pusat 10260 - Indonesia Fasilitas : AC, kamar mandi dalam, safe deposite box, tempat parkir (< 5 mobil) Jumlah kamar : 21 unit (tipe deluxe atau tipe standard) Harga : Rp 210.000,00 – Rp 200.000,00 Hotel ini berdekatan dengan Pasar Tanah Abang.Untuk mengakses hotel ini dari Pasar Tanah Abang, dapat dilakukan dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan umum.Hotel ini berada di sisi jalan raya sehingga memudahkan pencapaian. Berikut gambar fasilitas yang ada di Hotel Gani : Foto II.5 Ruang Duduk Foto II.6 Koridor (Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Hotel ini menyediakan 2 tipe kamar yaitu tipe deluxe dan tipe standard. Tiap kamar memiliki fasilitas yang sama seperti AC (Air Conditioner), telepon, LCD TV + Indovision, double springbed, safe deposite box, lemari, kursi + meja, refrigerator dan kamar mandi (terdiri dari shower hot & cold, wastafel, closet duduk). 27 Foto II.7 Tempat Tidur Foto II.8 Ruang Duduk (Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Foto II.9 Fasilitas Refrigerator (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 28 29 30 I.3.3 Kesimpulan Berdasarkan studi banding yang dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel kapsul merupakan sebuah konsep hotel yang menawarkan unit hunian dengan harga murah. Hotel kapsul ini memiliki sasaran berupa pedagang yang kebanyakan mencari tempat hunian sementara (hanya satu atau dua hari). Untuk menarik minat pengunjung, hotel kapsul juga banyak memberikan fasilitas-fasilitas seperti wi-fi, ruangan ber-AC, radio, TV maupun jam alarm. Berdasarkan studi banding hotel kapsul yang ada diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel kapsul termasuk dalam : • Transit hotel berdasarkan lama tinggal pengunjungnya dimana pengunjung rata-rata bermalam selama satu malam. • City hotel berdasarkan lokasinya yang terletak di ibu kota. • Medium hotel berdasarkan jumlah kapasitas kamar yang disediakan karena lokasi tapak berada di daerah Tanah Abang dengan angka kunjungan sedang oleh masyarakat. • Hotel kapsul merupakan jenis hotel yang tidak memiliki bintang. • Fasilitas yang akan disediakan di hotel kapsul berdasarkan studi banding antara lain tempat parkir, restoran, kamar mandi, ruang untuk santai, minimarket, loker dan laundry. I.3.4 Studi Proyek Proyek berada di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Gambar II.20 Letak Proyek di Peta Kota Jakarta (Sumber : Google Image Search) 31 • Berikut adalah alternatif pemilihan tapak yang akan dipilih : Keterangan Gambar : o → letak proyek o → letak Pasar Tanah Abang o → stasiun Tanah Abang o → Grand Indonesia dan EX o → Tamrin City Tabel II.2 Perbandingan Alternatif Tapak Lokasi Alternatif 1 Jalan Kyai Haji Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat Alternatif 2 Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat Alternatif 3 Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat Gambar tapak (Sumber : Google Image Search) Batas tapak Peruntukan lahan • Utara : Puskesmas Kebon Kacang • Utara : Jln. Jati Baru (Gedung Khatulistiwa • Selatan : Pertokoan Group) • Barat : Pemukiman • Selatan : • Timur : Rusun Pemukiman Tanah Abang • Barat : Pemukiman Wkt (wisma kantor) / Wdg (wisma dagang) KDB 60% Jumlah 4 maksimal lantai yang dapat dibangun KLB 2,4 Tipe massa D (bangunan deret) bangunan Kelebihan • Berada di antara Pasar Tanah Abang dan area • Timur : Pemukiman Kkt (karya pekantoran) / Kpd (karya perdagangan) 60% 8 • Utara : Pertokoan (pedagang kaki lima) • Selatan : Perkantoran • Barat : Stasiun Tanah Abang • Timur : Pasar Tanah Abang Kkt (karya pekantoran) / Kpd (karya perdagangan) 50% 8 3,5 D (bangunan deret) 3,2 D (bangunan deret) • Berdekatan dengan pasar Tanah Abang dan Stasiun Berdekatan dengan pasar Tanah Abang dan stasiun Tanah 32 perkantoran di Tamrin Kekurangan Tanah Abang Abang • Dapat diakses oleh pekerja kantoran dan wisatawan • Berada di area hook sehingga mudah untuk dilihat dari berbagai arah • Letak tapak yang terlalu jauh dari Pasar Tanah Abang • Macet pada jam tertentu (pagi dan sore hari) • Dikelilingi oleh area pemukiman • Berada di area pemukiman dan pertokoan • Macet pada jam tertentu (pagi dan sore hari) • Macet sepanjang hari • Terlalu dekat dengan Stasiun Tanah Abang (terkait dengan getaran dan kebisingan) Kriteria yang digunakan dalam memilih tapak meliputi aspek lokasi tapak, lingkungan sekitar tapak dan kemudahan untuk memperoleh transportasi. Tabel II.3 Kriteria Pemilihan Tapak Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Berada di antara Berada di antara Berada di antara Pasar Tanah Abang Pasar Tanah Abang Pasar Tanah Abang dan Thamrin City dan Stasiun Tanah dan Stasiun Tanah Abang Abang Lingkungan sekitar Area pemukiman Area pemukiman Area pertokoan tapak penduduk dan penduduk dan (bersisian dengan pertokoan (bersisian pertokoan (bersisian Jalan Jati Baru) dengan jalan Kyai dengan Jalan Jati Haji Mas Mansyur) Baru) Kemudahan Terdapat di jalur Terdapat di jalur Terdapat di jalur memperoleh yang dilalui oleh yang dilalui oleh yang dilalui oleh transportasi transportasi umum transportasi umum transportasi umum seperti metromini seperti mikrolet, seperti mikrolet dan dan taksi metromini dan taksi taksi Berdasarkan perbandingan diatas, tapak yang akan digunakan adalah tapak pada alternatif 2. Pemilihan alternatif 2 sebagai tapak yang digunakan karena letak tapak yang berada di antara Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang serta lokasi tapak yang bersisian dengan jalan besar memberikan kemudahan bagi pengunjung baik pengunjung yang 33 menggunakan transportasi kereta ataupun angkutan umum (mikrolet, metromini atau taksi) untuk mencapai tapak. o Lokasi Tapak Gambar II.21 Posisi Tapak Proyek di Kawasan Tanah Abang (Sumber :Google Image Search) Keterangan Gambar : - → letak proyek - → letak Pasar Tanah Abang - → stasiun Tanah Abang o Lahan Tapak Gambar II.22 Posisi Lahan Tapak Proyek U (Sumber : Google Image Search) Tapak berbatasan dengan : o Utara : Jalan Jati Baru o Selatan : Pemukiman 34 o Barat : Pemukiman o Timur : Lahan kosong Tapak ini memiliki luas 4202,83m2. Berikut ketentuan yang ada pada tapak tersebut : o Peruntukan lahan : Kkt (Peruntukan Karya Pekantoran) atau Kpd (Peruntukan Karya Perdagangan) o Luas Lahan : 4202,83 m2 o KDB : 60% o Luas lantai yang dapat : 60% x 4202,83 = 2521,698 m2 dibangun o Jumlah maksimal lantai :8 yang dapat dibangun o KLB : 3,5 o Luas total bangunan yang : 3,5 x 4202,83 = 14709,905 m2 dapat dibangun • Letak Proyek Tapak yang diambil untuk pelaksanaan proyek ini berada di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tapak ini berada pada lahan kosong dan bersebelahan dengan jalan Jati Baru. Tapak ini berdekatan dengan Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang yang menjadi daya tarik bagi masyarakat dengan keperluan tertentu. Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang merupakan daya tarik bagi orang yang berbelanja. Hal ini disebabkan Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun persinggahan bagi orang-orang yang berasal dari luar kota Jakarta dengan menggunakan kerata api. Sehari-hari keadaan di sekitar lokasi proyek selalu dipadati oleh orang yang berlalu lalang. Ada orang yang berjualan di pinggir jalan, ada orang yang berasal dari pasar Tanah Abang, ada orang yang berasal dari Stasiun Tanah Abang. Pada lokasi proyek juga terdapat sebuah hotel yaitu Hotel Pharmin. Hotel ini memberikan harga ekonomis berkisar 35 antara Rp 75.000,- sampai dengan Rp 150.000,-. Hotel ini memberikan kamar bagi para pelaku bisnis maupun keluarga yang ingin menginap. Lokasi Hotel Pharmin ditandai dengan lingkaran merah (gambar dibawah). Gambar II.23 Letak Hotel Pharmin (Sumber :Google Image Search) Keadaan di sekitar tapak yang padat paling terasa pada sore hari, saat dimana banyak toko di Pasar Tanah Abang mulai menutup usahanya dan saat jam pulang kantor. Sering terjadi macet yang bahkan terkadang sudah dimulai dari jalan Fachrudin hingga jalan Jati Baru. Sebelah utara tapak bersisian dengan Jalan Jati Baru yang merupakan jalan utama. Jalan Jati Baru terjadi menjadi dua jalur yang dibatasi oleh pagar pembatas pada bagian tengahnya. Jalan ini merupakan jalan utama yang banyak dilalui oleh transportasi umum seperti mikrolet, metromini maupun taksi (foto II.10). Sisi barat tapak bersebelahan dengan pemukiman penduduk dan sebagian besar merupakan bangunan 1 lantai. Sisi selatan tapak bersebelahan dengan pemukiman penduduk dan kali kecil. Sisi timur tapak bersebelahan dengan lahan kosong dan sisi luar lahan yang bersebahan dengan jalan dipenuhi oleh pedagang kaki lima (foto II.11). Foto II.10 Jalan Jati Baru Foto II.11 Pedagang Kaki Lima (Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 36 37