I. BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN

advertisement
I.
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN
I.1 Tinjauan Umum
I.1.1
Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM
(bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata
hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan
antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang
berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan
HOSTEL.
Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat
umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama
menginap, para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan para tamu yang
(selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau
ditentukan oleh host (HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin
mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang
terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun
mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau
dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel
seperti apa yang kita kenal sekarang.
Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :
• Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan
minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM10/PW –
301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan,
berikut makan dan minum.
9
• Menurut Webster
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan
kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk
umum.
I.1.2
Klasifikasi Hotel
Hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, seperti :
• Dari segi lamanya tamu hotel tinggal :
o Transit hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata
semalam.
o Residential hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu yang
cukup lama
o Semi-residential hotel : merupakan hotel dengan lama tinggal tamu
lebih dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek.
• Dari segi jumlah kamar (kapasitas) :
o Small hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang kecil
(maksimum 25 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan
angka kunjungan yang rendah.
o Medium hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang sedang
(sekitar 29-299 kamar). Hotel ini biasanya di daerah dengan angka
kunjungan sedang.
o Large hotel : merupakan hotel dengan jumlah kamar yang besar
(minimum 300 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan
angka kunjungan yang tinggi.
• Dari segi lokasi hotel :
o City hotel : merupakan hotel yang terletak di kota-kota besar terutama
ibu kota.
o Urban hotel : merupakan hotel yang terletak di dekat kota.
o Suburb hotel : merupakan hotel yang terletak di daerah pinggiran
kota/kota satelit.
o Resort hotel : merupakan hotel yang terletak di daerah peristirahatan,
seperti :
10
- Beach hotel di beach resort.
- Mountain hotel di mountain resort.
- Lake hotel di lake resort.
o Airport hotel : merupakan hotel yang terletak di area pelabuhan udara.
• Dari segi aktivitas tamu hotel dan segi lainnya :
o Sport hotel : merupakan hotel yang merupakan bagian dari satu
kompleks olah raga, misalnya The Century Park Hotel– Senayan.
o Ski hotel : merupakan hotel yang khusus untuk tamu yang akan
bermain ski.
o Convention hotel : merupakan hotel yang menjadi bagian dari
komplek konvensional.
o Budget motel : merupakan motel yang biasa pembangunannya relatif
rendah.
Menurut Endy Marlina dalam buku Time Saver Standart (2008, 72),
hotel dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tingkatan yang kemudian
dinyatakan dalam sebutan bintang dan melati, dimana masing-masing
tingkatan terbagi lagi atas 5 sub tingkatan.
Berdasarkan Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78 hotel
berdasarkan tingkatan atau bintang dibedakan menjadi (Sugiarto dan
Sulartiningrum, 1996) :
• Hotel berbintang satu
Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang satu antara lain:
o Jumlah kamar standard minimal 15 kamar
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standard minimal 20 m2
• Hotel berbintang dua
Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang dua antara lain:
o Jumlah kamar standard minimal 20 kamar
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standard minimal 22 m2
o Memiliki kamar suite minimal satu kamar
o Luas kamar suite minimal 44 m2
11
• Hotel berbintang tiga
Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang tiga antara lain:
o Jumlah kamar standard minimal 30 kamar
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standard minimal 24 m2
o Memiliki kamar suite minimal dua kamar
o Luas kamar suite minimal 48 m2
• Hotel berbintang empat
Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang empat antara lain:
o Jumlah kamar standard minimal 50 kamar
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standard minimal 24 m2
o Memiliki kamar suite minimal tiga kamar
o Luas kamar suite minimal 48 m2
• Hotel berbintang lima
Persyaratan yang harus dimiliki oleh hotel berbintang lima antara lain:
o Jumlah kamar standard minimal 100 kamar
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standard minimal 26 m2
o Memiliki kamar suite minimal empat kamar
o Luas kamar suite minimal 52 m2
Selain penjelasan tentang pembagian beberapa jenis dan
ketentuan hotel yang ada di atas, berikut adalah penjelasan tentang hotel
secara umum. Hal yang menunjang keberhasilan dalam sebuah hotel
terletak pada kinerja dari berbagai bagian/departemen yang ada dimiliki
dalam sebuah hotel.
Menurut AG Darsono dalam buku Kantor Depan Hotel (2001, 7),
struktur organisasi dari hotel yang terdiri dari berbagai departemen dapat
dilihat dari bagan berikut :
12
Gambar II.1 Bagan struktur organisasi hotel
General Manager
Assistant General Manager
House
Keeping
Sales &
Marketing
Public
Relation
Laundry
Front
Office
Accounting
F&B
Repair &
Maintenance
Administration
Sumber : Kantor Depan Hotel (2001)
Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa posisi yang memegang
peranan paling tinggi adalah General Manager sebagai pimpinan hotel
yang mengatur departemen-departemen yang ada di dalam sebuah hotel
agar dapat berjalan dengan baik.
Setiap departemen memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing departemen (Yayuk Sri
Perwani, 2001, 10-11), yaitu:
• Marketing department (departemen pemasaran)
Tugasnya : memasarkan hotel ke pasaran luas sesuai kebutuhannya.
• Front office department (departemen kantor depan)
Tugasnya : menjual kamar yang memenuhi syarat dan siap untuk
dihuni oleh tamu hotel.
• Housekeeping department (departemen tata graha)
Tugasnya : menyediakan kamar yang bersih dan siap dihuni oleh tamu
hotel.
• Laundry department (departemen binatu)
Tugasnya : membantu departemen Housekeeping dalam menyediakan
kebutuhan linen (handuk, seprai, selimut) untuk kamar
hotel dan seragam karyawan.
• Engineering & maintenance department (departemen pengoperasian
dan perbaikan)
13
Tugasnya : mengoperasikan, merawat dan memperbaiki segala
peralatan dalam hotel.
• Food & beverage department (departemen makanan dan minuman)
Tugasnya : menyiapkan makanan & minuman di dalam hotel.
• Finance department (departemen keuangan)
Tugasnya
:
mengelola
keuangan,
baik
pemasukan
maupun
pengeluaran hotel
• Personnel department (departemen personalia)
Tugasnya : mengurusi administrasi seluruh karyawan hotel.
• Training department (departemen pelatihan)
Tugasnya : memberikan berbagai pelatihan bagi karyawan hotel baik
yang baru maupun lama.
• Security department (departemen keamanan)
Tugasnya : menjaga dan mengatur keamanan hotel.
Menurut Time Saver Standart, ruang-ruang dalam hotel dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu bagian depan (front of the house) dan
bagian belakang (back of the house), yang pengaturan fungsinya adalah
sebagai berikut :
• Front of the house, merupakan ruang-ruang yang ada di hotel akan
tetapi tidak berhubungan langsung dengan pengguna hotel, seperti :
ruang registrasi tamu, servis penyimpanan kunci (pada hotel
berbintang), kasir, ruang administrasi, lobby, fasilitas transportasi
vertikal mekanik/elevator), guest room, fasilitas restoran, koridor,
kamar mandi guest room.
• Back of the house, merupakan ruang-ruang yang ada di hotel dan
berhubungan langsung dengan pengguna hotel, seperti : laundry,
housekeeping, food & beverage dan ruang mekanikal.
Berbagai penjelasan tentang hotel di atas menunjukkan gambaran
hotel secara umum. Selain jenis-jenis hotel diatas, terdapat sebuah jenis
hotel yang mulai dikembangkan dan menjadi tren baru di Jepang. Hotel
tersebut dinamakan hotel kapsul.
14
I.1.3
Hotel Kapsul
Menurut Sutrisno Iwantono (2008, 162), Capsul Hotel adalah hotel
yang menyediakan kamar sebesar tempat tidur, tanpa perlengkapan apapun.
Capsul Hotel disediakan bagi orang Jepang yang pulang kerja kemalaman.
Setelah bekerja keras seharian, banyak orang Jepang yang menghabiskan
waktu sepulang kerja untuk minum sambil berkaraoke. Hal ini membuat
mereka sering tidak dapat pulang karena tertinggal sarana transportasi
terakhir dan tidak jarang mereka tidur di stasiun.
Menurut Arjun Kumar Bhatia dalam Buku International Tourism
Management, unit kapsul pada hotel kapsul terbuat dari bahan fiberglass
yang terbuka pada salah satu sisinya. Unit kapsul menyediakan fasilitas
seperti kamar hotel pada umumnya seperti tempat tidur, jam, radio, televisi,
penerangan dan meja kecil. Ruang-ruang pada hotel kapsul tersusun secara
bertingkat dengan sebuah lorong didepannya seperti pada ruang-ruang di
dalam kereta api. Ruang-ruang lain seperti kamar mandi, ruang makan dan
lounge terdapat pada tiap lantai (2008, 406).
Gambar II.2 Unit Kapsul
(Sumber : Google Image Search)
Dalam perkembangannya, hotel kapsul yang ada di Jepang terdiri
dari dua bentuk yaitu kapsul dalam bentuk ruang besar seperti pada Nakagin
Capsule Tower dan kapsul dalam bentuk ruang yang seukuran dengan
tempat tidur seperti pada 9 Hour Hotel. Nakagin Capsule Tower
menyediakan bentuk kapsul yang berupa ruangan yang terdiri dari tempat
tidur, kamar mandi dan fasilitas-fasilitas lain seperti alarm, radio dan meja
kerja di dalam satu ruangan. Berbeda dengan 9 Hour Hotel yang
menyediakan bentuk kapsul sebesar tempat tidur dengan penambahan
15
fasilitas seperti alarm. Fasilitas lain seperti shower, ruang bersama dan loker
terletak pada tempat yang berbeda dengan unit kapsul. Kedua jenis kapsul
tersebut merupakan perkembangan dari hotel kapsul yang ada di Jepang
sebagai tempat menginap yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Kesimpulan dari penulis, hotel kapsul merupakan sebuah jenis hotel
yang memberikan kelengkapan seperti hotel umumnya dengan harga yang
lebih murah dan luasan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunjung
hotel tersebut. Hal ini membuat luasan hotel kapsul yang cenderung lebih
kecil dari pada hotel pada umumnya. Unsur kapsul digunakan dalam
penamaan hotel ini lebih untuk menunjukkan bentuk unit hunian yang kecil.
Peletakan ruang-ruang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna
seperti pedagang yang membutuhkan adanya ruang loker, ATM ataupun
jasa travel.
I.2 Tinjauan Khusus Topik
I.2.1
Hubungan Arsitektur Dan Perilaku
Menurut Irwin Altman (Moore, 1994) sebuah model yang digunakan
untuk melihat informasi antara lingkungan dan perilaku yang tersedia terdiri
dari tiga komponen pokok, yaitu fenomena lingkungan-perilaku, kolompok
pemakai dan seting.
Hubungan antara perilaku dan lingkungan menunjukkan adanya tiga
komponen yang berpengaruh. Keterkaitan ketiga komponen tersebut
memunculkan konsep-konsep yang berkaitan dengan fenomena perilaku
manusia, seperti konsep :
• Kepadatan yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan. Suatu
keadaan akan dikatakan padat bila jumlah manusia pada suatu batas
ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya.
• Kesesakan yaitu suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi
manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.
• Privasi yaitu tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki
seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu.
16
• Personal space yaitu daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas
di sekeliling orang tersebut.
Sehubungan dengan tema yang diambil dalam proyek hotel kapsul
ini, yaitu berdasarkan kebutuhan pedagang, maka konsep fenomena
perilaku lingkungan yang digunakan adalah privasi.
I.2.2
Privasi
Menurut Joyce Marcella (2005, 157), privasi adalah keinginan atau
kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya.
Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego
seseorang dari gangguan yang tidak dikehendaki.
Menurut Amos dalam buku Arsitektur dan Perilaku Manusia (Joyce
Marcella Laurens, 2004), privasi adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain
baik secara visual, audial maupun indra penciuman untuk mendapatkan apa
yang diinginkan.
Menurut Holahan dalam buku Arsitektur dan Perilaku Manusia
(Joyce Marcella Laurens, 2004), ada enam jenis privasi yang terbagi
menjadi dua golongan, yaitu :
• Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu secara fisik
yang terbagi menjadi :
o Keinginan menyendiri (solitude)
o Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara
o Keinginan untuk intim dengan orang-orang (intimacy)
• Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri
yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu
(control of information), yaitu :
o Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity)
o Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada
orang lain (reserve)
o Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring)
17
Seiring dengan berjalannya waktu, terdapat kebutuhan-kebutuhan
akan tingkat privasi yang lebih tinggi sehingga dalam proses desain perlu
dilakukan perancangan. Hal terpenting adalah hidup dan bekerja dalam
suatu tatanan yang memungkinkan bagi seorang individu untuk memilih
keterbukaan atau ketertutupan dalam berinteraksi dengan orang lain. Maka
muncullah beberapa hierarki ruang seperti :
• Penataan ruang publik
Bertujuan agar pertemuan dengan orang-orang asing yang tidak saling
mengenal dapat terjadi dengan tenang dan efisien. Tenang yang
dimaksud sebagai kontrol terhadap perhatian yang tidak diinginkan dan
efisien yang dimaksud berupa penataan ruang agar tidak terjadi tabrakan,
yang bisa berakibat transaksi bisnis yang tidak jadi berlangsung, seperti
ruang-ruang fasilitas yang akan disediakan.
• Ruang semi-publik
Ruang yang bersifat sedikit lebih privat daripada sebelumnya seperti
koridor di apartemen, taman-taman umum di lingkungan perumahan atau
lobby. Penataan ini mendapatkan privasi yang lebih menekankan pada
peluang terjadinya interaksi atau menghindari interaksi.
• Ruang semiprivat
Privasi didapat dengan menciptakan batas-batas antar kegiatan yang
dapat menimbulkan konflik. Ruang ini terwujud dalam ruang loker bagi
pengunjung.
• Ruang privat
Ruang jenis ini hanya terbuka bagi seseorang atau sekelompok kecil.
Ruang ini terwujud dalam bentuk unit hunian yang berupa unit kapsul.
Pembagian hirarki ruang diatas menunjukkan adanya keragaman
tingkat privasi yang dimiliki oleh pengguna sehingga perlu adanya
pengurutan susunan di dalam hotel kapsul berdasarkan keinginan pengguna
untuk memiliki membuka atau menutup interaksi yang akan terjadi dengan
pengunjung lain.
Sasaran pengguna/pengunjung pada perancangan hotel kapsul di
Tanah Abang merupakan pedagang yang bertujuan untuk berbelanja.
18
Pedagang yang memiliki karakteristik yang membedakannya dengan yang
lain. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pedagang.
I.2.3
Pedagang
Menurut Jose Rizal Joesoef, pedagang (trader atau dealer) adalah
pihak yang bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual komoditas untuk
mendapatkan laba dari selisih harga pembelian komoditas dan harga
penjualannya (2008, 2).
Menurut Frans M. Royan, dalam mendistribusikan produk dapat
melalui pedagang perantara. Pedagang perantara dapat dibagi menjadi dua
kategori (2007,126), yaitu :
• Pedagang perantara tradisional seperti pemilik toko di pasar tradisional,
jalan raya dan gang perkampungan.
• Pedagang perantara modern seperti pemilik minimarket, supermarket dan
hypermarket.
Masing-masing pedagang membutuhkan outlet sebagai tempat
menjual produk yang dibagi menjadi :
• Outlet retailer (pengecer) tradisional dengan kegiatan utamanya adalah
menjual dalam bentuk eceran untuk konsumen yang membeli produk
untuk konsumsi sendiri, seperti warung atau gerobak.
• Outlet retailer (pengecer) modern, yaitu dengan menjual dalam bentuk
eceran kepada konsumen untuk digunakan sendiri dengan omset yang
sangat tinggi, seperti minimarket.
•
Outlet yang menjual secara partai (grosir) dengan menawarkan barang
dan tidak langsung berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir
tidak langsung menawarkan barang kepada calon pembeli sebagaimana
pedagang eceran, melainkan calon pembelilah yang mendatangi
pedagang grosir.
• Outlet pengecer dan menjual secara partai (semi grosir), yaitu outlet yang
kegiatannya selain menjual secara partai juga dapat menjual secara
eceran.
19
Berdasarkan jenis pedagang dan outlet yang ada diatas, jenis
pedagang yang beraktivitas di Pasar Tanah Abang merupakan pedagang
eceran dan grosir. Masing-masing pedagang berasal dari berbagai daerah
dan tingkatan ekonomi yang berbeda sehingga masing-masing pedagang
memiliki outlet yang berbeda pula.
Perbedaan jenis outlet yang dimiliki oleh pedagang membuat adanya
perbedaan antara pedagang eceran dan pedagang grosir. Perbedaan tersebut
terletak pada kebutuhan pedagang eceran akan tempat menyimpan barang
belanjaan karena pedagang eceran cenderung membeli barang pada toko
yang berbeda dengan ragam yang banyak dan jumlah yang sedikit sehingga
barang belanjaannya akan dibawa sendiri oleh pedagang. Sedangkan
pedagang grosir cenderung membeli barang pada toko yang sama dengan
ragam yang sedikit dan jumlah yang banyak sehingga mereka biasanya
langsung mengirim barang belanjaannya tersebut ke tempat yang
diinginkan. Hal ini membuat pedagang grosir cenderung tidak memerlukan
tempat menyimpan barang belanjaan yang besar karena mereka tidak
membawa sendiri barang belanjaannya.
Ciri pedagang yang paling menonjol adalah pedagang cenderung
memanfaatkan waktu yang digunakannya semaksimal mungkin untuk
menekan biaya yang akan dikeluarkannya. Hal ini membuat banyaknya
pedagang terutama yang berasal dari luar pulau Jawa memerlukan tempat
menginap sementara yang murah, dekat dan memudahkan kegiatan
berbelanjanya (seperti fasilitas pendukung terkait dengan kegiatan
berbelanjanya).
I.3 Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung
Bab ini berisi tentang studi banding secara literatur maupun survei lapangan
yang di lakukan berkaitan dengan beberapa pengelompokan, yaitu :
I.3.1
Studi Literatur Proyek Sejenis
Studi banding ini berupa studi literatur tentang hotel kapsul dengan
jenis proyek yang sama. Berikut adalah jenis hotel kapsul yang ada, yaitu :
20
1. 9 Hour Hotel
Gambar II.3 9 Hour Hotel
(Sumber : Google Image Search)
Lokasi : Teramachi Street, Shimogyo-Ku, Kyoto
Arsitek : Fumie Shibata
Hotel kapsul ini memiliki desain minimalis. Keseluruhan hotel ini
terdiri dari 125 kapsul, ruang loker, kamar mandi, lounge. Hotel ini
memiliki nama 9h Hotel yang di ambil dari penyimpulan 9 hour (9 jam)
yang digunakan oleh pengunjung yang akan menginap.
Gambar II.4 Penjelasan 9 h
(Sumber : Google Image Search)
Waktu yang digunakan berupa 1 jam untuk mandi, 7 jam untuk
tidur/beristirahat dan 1 jam untuk bersiap-siap (total = 9 jam). Total
waktu tersebut dijabarkan dalam gambar dibawah ini yang kemudian
dijadikan nama dari 9h Hotel ini.
Gambar II.5 Konsep 9h Hotel
(Sumber : Google Image Search)
Gambar di atas menjelaskan tentang desain yang digunakan oleh
9h Hotel dimana terdiri dari 3 aspek, yaitu flat, form dan texture. Flat
berupa bentuk arsitektur bangunan dari 9h Hotel yang berbentuk
21
bangunan bertingkat dengan desain interior berupa penanda yang berada
di dinding maupun lantai sebagai penanda. Form menjelaskan bentuk
unit tempat tidur yang digunakan berupa kapsul yang dilengkapi dengan
kasur. Terakhir adalah texture yang berupa tersedianya fasilitas-fasilitas
seperti wi-fi serta disediakannya handuk dan sandal yang dapat
digunakan selama berada di 9h Hotel.
Gambar II.6 Penyusunan Unit-Unit
Kapsul
Gambar II.7 Desain Dalam Unit Kapsul
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar II.8 Lift & Pembagian Ruang
Dalam 9h
Gambar II.9 Desain Lounge Bersama
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar II.10 Wastafel Bersama
Gambar II.11 Kamar Mandi Yang Dapat
Dipakai Secara Bergantian
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar diatas menunjukkan peletakan unit kapsul setelah
dipasang ditempat yang telah ditentukan serta desain bagian dalam
sebuah unit kapsul yang siap untuk digunakan. Setiap unit kapsul
tersebut terdapat fasilitas seperti Air Conditioner, alarm, bantal, kasur
22
dan lampu. 9h Hotel terdiri dari 8 lantai dimana setiap lantai dapat
dicapai dengan menggunakan lift. Dengan luas bangunan yang tidak
terlalu luas, maka 9h Hotel membuat pembagian ruang yang
dipisahkan per lantai seperti lounge yang berada pada lantai 1 dan 2;
kamar mandi, toilet dan wastafel untuk wanita berada di lantai 3.
Untuk lantai 4-5 merupakan lantai khusus untuk wanita dan lantai 6-8
merupakan lantai khusus untuk pria dengan kamar mandi berada di
lantai 9.
Gambar II.12Bagian-Bagian Sebuah
Unit Kapsul
Gambar II.13 Pemasangan Kapsul
Secara Manual
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar II.14 Pemasangan Unit Kapsul
Sesuai Dengan Tempat Yang Diinginkan
Gambar II.15 Hasil Pemasangan Unit
Kapsul
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar-gambar diatas menjelaskan proses perakitan unit hotel
kapsul di 9h Hotel yang pertama-tama terdiri dari 4 sisi yang telah dibuat
terlebih dahulu. Setelah itu tiap-tiap sisi bagian yang ada dipasang pada
salah satu bagian frame depan yang telah ada. Kemudian untuk
memperkuat struktur dari unit kapsul ini, pada bagian luarnya
ditambahkan kerangka dari besi. Setelah itu proses pamasangan unit
telah selesai.
23
2. UFO Capsule Hotel
Gambar II.16 UFO Capsule Hotel
(Sumber : Google Image Search)
Lokasi
: No. 30, Jalan 1/77A, Kampung Dollah, Off Jalan Pudu,
Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur
Fasilitas
: 24 jam, AC, brankas, penitipan bagasi, kamar bebas
rokok, ruang khusus merokok
Check-in
: dari jam 14:00
Check-out
: sampai jam 12:00
UFO Capsule Hotel menawarkan kamar-kamar kapsul yang
dilengkapi dengan Wi-Fi gratis. Hotel ini berjarak 2 menit berjalan kaki
dari Berjaya Times Square dan 8 menit berkendara dari Pusat Kota Kuala
Lumpur. Kamar-kamar kapsul di UFO Hotel ber-AC. Masing-masing
memiliki sebuah meja kerja. Loker juga tersedia untuk penyimpanan
barang-barang. Hotel memiliki resepsionis 24 jam untuk kenyamanan
para tamu. Bandara Internasional Kuala Lumpur berjarak 45 menit
berkendara dari hotel.
Gambar II.17 Kamar Mandi UFO Capsule
Hotel
Gambar II.18 Wastafel UFO Capsule
Hotel
(Sumber : Google Image Search)
(Sumber : Google Image Search)
Gambar II.19 Perletakan Unit Kapsul Di UFO Capsule Hotel
(Sumber : Google Image Search)
24
Hotel ini berntuk unit kapsul yang lebih diperuntukkan bagi
wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat dari perletakan hotel ini sendiri
yang berdekatan dengan pusat kota Kuala Lumpur yang banyak di
kunjungi oleh wisatawan. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hotel
ini menerapkan bentuk unit kapsul dan ruang unit dipisah dengan ruang
kamar kandi dan wastafel.
I.3.2
Studi Lapangan
Studi banding yang dilakukan di lapangan untuk melihat langsung
keadaan beberapa hotel yang ada di Indonesia.Berikut ini contoh hotel
disekitar Pasar Tanah Abang yang banyak digunakan oleh orang-orang yang
berkunjung ke Pasar Tanah Abang , yaitu :
a. Hotel n1
Foto II.1 Hotel n1
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lokasi
: Jl. Ks. Tubun Raya no 3, Petamburan, Tanah Abang,
Jakarta Pusat 10260
Fasilitas
: Parkir (< 10 mobil), drug store, laundry, lift, meeting
room dan restoran 24 jam.
Jumlah kamar : 84 unit (double bed atau twin share bed)
Harga
: Rp 300.000,00 + breakfast untuk 2 orang
25
Foto II.2 Resepsionis Dan Ruang Meeting (Kiri) Dan Ruang Breakfast (Kanan)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Hotel ini menyediakan fasilitas Air Conditioner (AC) di seluruh
ruangannya.Lantai satu terdiri dari bagian lobby, resepsionis, ruang
meeting, ruang breakfast, lift, ruang manajemen dan tangga yang
menghubungkan setiap lantai.
Foto II.3 Kamar Dengan Twin Share Bed
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Hotel n1 terdiri dari 84 kamar dengan ukuran yang sama. Setiap
pengunjung yang datang dapat memilih jenis kasur sesuai dengan yang
dibutuhan. Masing-masing kamar terdiri dari sebuah kamar mandi dalam,
lemari baju dan televisi.
Hotel ini menjadi salah satu pilihan bagi orang yang berkunjung
ke Pasar Tanah Abang karena lokasi hotel yang berdekatan dengan Pasar
Tanah Abang.Pasar Tanah Abang dapat dijangkau dengan berjalan kaki
maupun menggunakan kendaraan umum. Hal lain yang membuat hotel
ini banyak dipilih adalah harga menginap per malam yang cukup murah
yaitu sekitar Rp 300.000,00. Harga yang murah juga dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang nyaman seperti adanya lift, breakfast untuk dua
orang, kamar mandi dalam dan televisi yang dapat dinikmati oleh
pengunjung hotel.
26
b. Hotel Gani
Foto II.4 Hotel Gani
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lokasi : Jl.K.S Tubun Raya No. 9A,Jakarta Pusat 10260 - Indonesia
Fasilitas : AC, kamar mandi dalam, safe deposite box, tempat parkir (< 5
mobil)
Jumlah kamar : 21 unit (tipe deluxe atau tipe standard)
Harga : Rp 210.000,00 – Rp 200.000,00
Hotel ini berdekatan dengan Pasar Tanah Abang.Untuk
mengakses hotel ini dari Pasar Tanah Abang, dapat dilakukan dengan
berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan umum.Hotel ini berada di
sisi jalan raya sehingga memudahkan pencapaian. Berikut gambar
fasilitas yang ada di Hotel Gani :
Foto II.5 Ruang Duduk
Foto II.6 Koridor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Hotel ini menyediakan 2 tipe kamar yaitu tipe deluxe dan tipe
standard. Tiap kamar memiliki fasilitas yang sama seperti AC (Air
Conditioner), telepon, LCD TV + Indovision, double springbed, safe
deposite box, lemari, kursi + meja, refrigerator dan kamar mandi (terdiri
dari shower hot & cold, wastafel, closet duduk).
27
Foto II.7 Tempat Tidur
Foto II.8 Ruang Duduk
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Foto II.9 Fasilitas Refrigerator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
28
29
30
I.3.3
Kesimpulan
Berdasarkan studi banding yang dilakukan diatas, dapat disimpulkan
bahwa hotel kapsul merupakan sebuah konsep hotel yang menawarkan unit
hunian dengan harga murah. Hotel kapsul ini memiliki sasaran berupa
pedagang yang kebanyakan mencari tempat hunian sementara (hanya satu
atau dua hari). Untuk menarik minat pengunjung, hotel kapsul juga banyak
memberikan fasilitas-fasilitas seperti wi-fi, ruangan ber-AC, radio, TV
maupun jam alarm. Berdasarkan studi banding hotel kapsul yang ada diatas,
dapat disimpulkan bahwa hotel kapsul termasuk dalam :
• Transit hotel berdasarkan lama tinggal pengunjungnya dimana
pengunjung rata-rata bermalam selama satu malam.
• City hotel berdasarkan lokasinya yang terletak di ibu kota.
• Medium hotel berdasarkan jumlah kapasitas kamar yang disediakan
karena lokasi tapak berada di daerah Tanah Abang dengan angka
kunjungan sedang oleh masyarakat.
• Hotel kapsul merupakan jenis hotel yang tidak memiliki bintang.
• Fasilitas yang akan disediakan di hotel kapsul berdasarkan studi banding
antara lain tempat parkir, restoran, kamar mandi, ruang untuk santai,
minimarket, loker dan laundry.
I.3.4
Studi Proyek
Proyek berada di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Gambar II.20 Letak Proyek di Peta Kota Jakarta
(Sumber : Google Image Search)
31
• Berikut adalah alternatif pemilihan tapak yang akan dipilih :
Keterangan Gambar :
o
→ letak proyek
o
→ letak Pasar Tanah Abang
o
→ stasiun Tanah Abang
o
→ Grand Indonesia dan EX
o
→ Tamrin City
Tabel II.2 Perbandingan Alternatif Tapak
Lokasi
Alternatif 1
Jalan Kyai Haji Mas
Mansyur, Tanah
Abang, Jakarta Pusat
Alternatif 2
Jalan Jati Baru,
Tanah Abang,
Jakarta Pusat
Alternatif 3
Jalan Jati Baru,
Tanah Abang, Jakarta
Pusat
Gambar tapak
(Sumber :
Google Image
Search)
Batas tapak
Peruntukan
lahan
• Utara : Puskesmas
Kebon Kacang
• Utara : Jln. Jati
Baru (Gedung
Khatulistiwa
• Selatan : Pertokoan
Group)
• Barat : Pemukiman
•
Selatan :
• Timur : Rusun
Pemukiman
Tanah Abang
• Barat :
Pemukiman
Wkt (wisma kantor) /
Wdg (wisma dagang)
KDB
60%
Jumlah
4
maksimal
lantai
yang
dapat
dibangun
KLB
2,4
Tipe massa D (bangunan deret)
bangunan
Kelebihan
• Berada di antara
Pasar Tanah Abang
dan area
• Timur :
Pemukiman
Kkt (karya
pekantoran) / Kpd
(karya perdagangan)
60%
8
• Utara : Pertokoan
(pedagang kaki
lima)
• Selatan :
Perkantoran
• Barat : Stasiun
Tanah Abang
• Timur : Pasar
Tanah Abang
Kkt (karya
pekantoran) / Kpd
(karya perdagangan)
50%
8
3,5
D (bangunan deret)
3,2
D (bangunan deret)
• Berdekatan dengan
pasar Tanah
Abang dan Stasiun
Berdekatan dengan
pasar Tanah Abang
dan stasiun Tanah
32
perkantoran di
Tamrin
Kekurangan
Tanah Abang
Abang
• Dapat diakses oleh
pekerja kantoran
dan wisatawan
• Berada di area
hook sehingga
mudah untuk
dilihat dari
berbagai arah
• Letak tapak yang
terlalu jauh dari
Pasar Tanah Abang
• Macet pada jam
tertentu (pagi dan
sore hari)
• Dikelilingi oleh
area pemukiman
• Berada di area
pemukiman dan
pertokoan
• Macet pada jam
tertentu (pagi dan
sore hari)
• Macet sepanjang
hari
• Terlalu dekat
dengan Stasiun
Tanah Abang
(terkait dengan
getaran dan
kebisingan)
Kriteria yang digunakan dalam memilih tapak meliputi aspek lokasi
tapak, lingkungan sekitar tapak dan kemudahan untuk memperoleh
transportasi.
Tabel II.3 Kriteria Pemilihan Tapak
Lokasi
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Berada di antara
Berada di antara
Berada di antara
Pasar Tanah Abang
Pasar Tanah Abang
Pasar Tanah Abang
dan Thamrin City
dan Stasiun Tanah
dan Stasiun Tanah
Abang
Abang
Lingkungan sekitar
Area pemukiman
Area pemukiman
Area pertokoan
tapak
penduduk dan
penduduk dan
(bersisian dengan
pertokoan (bersisian
pertokoan (bersisian
Jalan Jati Baru)
dengan jalan Kyai
dengan Jalan Jati
Haji Mas Mansyur)
Baru)
Kemudahan
Terdapat di jalur
Terdapat di jalur
Terdapat di jalur
memperoleh
yang dilalui oleh
yang dilalui oleh
yang dilalui oleh
transportasi
transportasi umum
transportasi umum
transportasi umum
seperti metromini
seperti mikrolet,
seperti mikrolet dan
dan taksi
metromini dan taksi
taksi
Berdasarkan perbandingan diatas, tapak yang akan digunakan adalah
tapak pada alternatif 2. Pemilihan alternatif 2 sebagai tapak yang digunakan
karena letak tapak yang berada di antara Pasar Tanah Abang dan Stasiun
Tanah Abang serta lokasi tapak yang bersisian dengan jalan besar
memberikan
kemudahan
bagi
pengunjung
baik
pengunjung
yang
33
menggunakan transportasi kereta ataupun angkutan umum (mikrolet,
metromini atau taksi) untuk mencapai tapak.
o Lokasi Tapak
Gambar II.21 Posisi Tapak Proyek di Kawasan Tanah Abang
(Sumber :Google Image Search)
Keterangan Gambar :
-
→ letak proyek
-
→ letak Pasar Tanah Abang
-
→ stasiun Tanah Abang
o Lahan Tapak
Gambar II.22 Posisi Lahan Tapak Proyek
U
(Sumber : Google Image Search)
Tapak berbatasan dengan :
o Utara
: Jalan Jati Baru
o Selatan
: Pemukiman
34
o Barat
: Pemukiman
o Timur
: Lahan kosong
Tapak ini memiliki luas 4202,83m2. Berikut ketentuan yang ada
pada tapak tersebut :
o Peruntukan lahan
: Kkt (Peruntukan Karya
Pekantoran) atau Kpd (Peruntukan
Karya Perdagangan)
o Luas Lahan
: 4202,83 m2
o KDB
: 60%
o Luas lantai yang dapat
: 60% x 4202,83 = 2521,698 m2
dibangun
o Jumlah maksimal lantai
:8
yang dapat dibangun
o KLB
: 3,5
o Luas total bangunan yang
: 3,5 x 4202,83 = 14709,905 m2
dapat dibangun
• Letak Proyek
Tapak yang diambil untuk pelaksanaan proyek ini berada di Jalan
Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tapak ini berada pada lahan
kosong dan bersebelahan dengan jalan Jati Baru. Tapak ini berdekatan
dengan Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang yang menjadi daya
tarik bagi masyarakat dengan keperluan tertentu.
Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang merupakan daya
tarik bagi orang yang berbelanja. Hal ini disebabkan Stasiun Tanah
Abang merupakan salah satu stasiun persinggahan bagi orang-orang yang
berasal dari luar kota Jakarta dengan menggunakan kerata api.
Sehari-hari keadaan di sekitar lokasi proyek selalu dipadati oleh
orang yang berlalu lalang. Ada orang yang berjualan di pinggir jalan, ada
orang yang berasal dari pasar Tanah Abang, ada orang yang berasal dari
Stasiun Tanah Abang. Pada lokasi proyek juga terdapat sebuah hotel
yaitu Hotel Pharmin. Hotel ini memberikan harga ekonomis berkisar
35
antara Rp 75.000,- sampai dengan Rp 150.000,-. Hotel ini memberikan
kamar bagi para pelaku bisnis maupun keluarga yang ingin menginap.
Lokasi Hotel Pharmin ditandai dengan lingkaran merah (gambar
dibawah).
Gambar II.23 Letak Hotel Pharmin
(Sumber :Google Image Search)
Keadaan di sekitar tapak yang padat paling terasa pada sore hari,
saat dimana banyak toko di Pasar Tanah Abang mulai menutup usahanya
dan saat jam pulang kantor. Sering terjadi macet yang bahkan terkadang
sudah dimulai dari jalan Fachrudin hingga jalan Jati Baru.
Sebelah utara tapak bersisian dengan Jalan Jati Baru yang
merupakan jalan utama. Jalan Jati Baru terjadi menjadi dua jalur yang
dibatasi oleh pagar pembatas pada bagian tengahnya. Jalan ini
merupakan jalan utama yang banyak dilalui oleh transportasi umum
seperti mikrolet, metromini maupun taksi (foto II.10).
Sisi barat tapak bersebelahan dengan pemukiman penduduk dan
sebagian besar merupakan bangunan 1 lantai. Sisi selatan tapak
bersebelahan dengan pemukiman penduduk dan kali kecil. Sisi timur
tapak bersebelahan dengan lahan kosong dan sisi luar lahan yang
bersebahan dengan jalan dipenuhi oleh pedagang kaki lima (foto II.11).
Foto II.10 Jalan Jati Baru
Foto II.11 Pedagang Kaki Lima
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
36
37
Download