Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih dahulu diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. dengan demikian untuk menampilkan karakter, nilai yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h. Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “B” pada baris kedua pada posisi kolom kesepuluh.maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita menampilkan huruf “B” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h + 4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11. BAB III PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN 29 3.1 Perancangan Blok Diagram Dalam perencanaan alat sistem keamanan anti kebocoran gas LPG, diperlukan adanya suatu blok diagram untuk mengetahui prinsip kerja alat. Adapaun, blok diagram tersebut adalah : LCD SENSOR GAS HS133 BLOWER ADC ( ANALOG TO DIGITAL CONVERTER ) MICROCONTROLLER AT89S51 SOLENOID BUZZER Gambar 3.1 Perancangan Blok Diagram Blok Kipas Menetralisir kadar gas pada ruangan dengan menghembuskan udara ke dalam ruangan Blok Buzzer Indikator atau peringatan untuk menandakan adanya kebocoran gas pada ruangan Blok Mikrokontroller Membaca data dari ADC, mengolah data, memproses, dan mengaktifkan buzzer, kipas, LCD 30 Blok ADC Mengubah data analog menjadi data digital sehingga data dari sensor dapat dibaca oleh mikrokontroller Sensor Gas HS-133 Mendeteksi kebocoran gas dalam ruangan sehingga data akan dikirimkan ke ADC dan diproses oleh mikrokontroller. Display Keran Solenoid Menampilkan pesan ada tidaknya gas untuk menutup saluran gas yang berasal dari tabung gas LPG. 3.2 Rangkaian Pengendali Kipas Rangkaian pengendali kipas pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan kipas. Penggerak Relay digunakan untuk mengkoordinasi keadaan on atau Off. Bagian rangkaian ini terdiri dari komponen-komponen seperti resistor bernilai 4,7 kΩ, transistor NPN yaitu C945, dioda IN4148 dan relay NC (Normally Close). Rangkaian relay merupakan rangkaian pemutus dan penghubung. Ini dikendalikan oleh pin P 1.0 pada mikrokontroler, relay yang dipakai adalah relay NC yaitu kontak relay yang sudah terhubung meskipun kumparannya tidak dialiri arus. Fungsi dioda IN4148 adalah untuk membuang arus AC dari lilitan relay, apabila tidak ada dioda maka arus dari relay akan mengalir ke transistor. Apabila hal ini dibiarkan terus akan menyebabkan transistor rusak, maka dipasanglah dioda IN4148 untuk mencegahnya. 31 Gambar 3.2 Rangkaian Pengendali Kipas Untuk menentukan nilai tahanan basis (R11 = RB = 4,3 kΩ) pada rangkaian switching transistor ini adalah dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut ini : Berdasarkan lembar data dari transistor H945 yang digunakan, IC(max) = 100 mA dan penguatan arus β = 100 serta VBE = 0,7 volt Sehingga di dalam persamaan 2-6 didapatkan arus basis sebesar : β = IC/IB → IB = IC β = 100mA = 1 mA 100 Berdasarkan persamaan 2-5, maka : IB = VBB − VBE V − VBE → RB = BB RB IB Dalam hal ini VBB = VPC0 = 5 volt RB = 5 − 0,7 4,3 = = 4,3KΩ −3 1 × 10 1 × 10 −3 Sedangkan untuk mengetahui nilai tegangan kolektor emitor (VCE) adalah dengan mengetahui terlebih dahulu tahanan pada kolektor transistor tersebut. Dimana nilai tahanan ini adalah berada pada relay yang digunakan. Menurut lembar data relay, arus maksimum yang diperbolehkan untuk masuk ke relay tersebut adalah sebesar 100 mA 32 (Irelay). Dalam perancangan alat ini tegangan yang digunakan untuk menghidupkan relay tersebut adalah sebesar 5 volt DC. Sehingga tahanan relay (Rcoil) yang juga merupakan tahanan kolektor (RC) dapat dicari dengan : Rcoil = RC = VCC 5 = = 50Ω I relay 100 × 10 −3 Dengan nilai tahanan RC = 50 Ω dan tegangan VCC = 5 volt, maka tegangan VCE adalah : VCE = VCC − (I C × RC ) VCE = 5volt − (100mA × 50Ω ) VCE = 0 volt 3.3 Rangkaian LCD Rangkaian ini menggunakan LCD Display Wintex WD-C 1602M dengan kemampuan 16 x 2 karakter. Pemilihan LCD 16 x 2 karakter karena kemampuan total keseluruhan karakter yang mampu ditampilkan adalah 32 karakter secara saling bergantian. DISPLAY LCD 1 VR 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 +5V R RES LCDEN AD 4 AD 5 AD 6 AD 7 1 33 +5V Gambar 3.3 Rangkaian Display LCD Pada gambar 3.3 VR1 melakukan proses pengubahan tegangan pada pin 3 berupa tombol kontras sehingga pengubahan nilai VR1 dapat mengubah terang dan gelapnya karakter dilayar LCD. Kemudian pemasangan R1 sebagai pembatas arus pada pin 15 untuk memberikan pembatasan arus sehingga dapat dihasilkan tegangan sebesar 4,2 Volt untuk dilakukan proses penyalaan terhadap Back Light pada Display LCD. Proses pengiriman data yang akan ditampilkan pada LCD dapat dilakukan secara bergantian dengan pengiriman 4 bit data biner dari mikrokontroler dilakukan melalui port A (A4 sampai A7), sementara kontrol bagi Register Internal pada Display LCD serta proses enable sinyal dapat dilakukan melalui port A2 dan A3 pada rangkaian mikrokontroler 3.4 Rangkaian Buzzer atau Alarm Rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan bunyi yang menandakan bahwa ada suatu panggilan masuk. Rangkaian buzzer ini terhubung dengan mikrokontroller yang dalam hal ini P 1.2. Bagian rangkaian ini terdiri dari komponen-komponen seperti resistor, transistor yang jenisnya NPN dan buzzer. 34 Gambar 3.4. Rangkaian Buzzer 3.5 Rangkaian ADC ( Analog to Digital Converter ) Rangkaian ADC ini berfungsi untuk merubah data analog yang dihasilkan oleh sensor gas LPG HS-133 bilangan digital. Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga mikrokontroler dapat mengetahui dan mendeteksi keberadaan gas LPG yang terdapat di dalam ruangan. Dengan demikian proses pendeteksian gas LPG dapat dilakukan. Gambar rangkaian ADC ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Gambar 3.5 Rangkaian ADC 35 Tegangan pada output sensor akan dideteksi oleh ADC. Agar output yang dihasilkan oleh ADC sebesar 5 Volt, maka tegangan refrensi ADC harus benar -benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi pada ADC akan merubah output ADC tersebut. Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan output ADC yang disebabkan oleh perubahan inputnya akan diketahui oleh mikrokontoler. 3.6 Mikrokontroler AT89S51 Sebagai Inti Pengendali Mikrokontroler berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan semua output dengan cara membandingkan input yang diterima dengan data referensi yang diberikan. Osilator yang dibentuk oleh Kristal sebesar 11,0592 MHz dihubungkan ke port X1 dan X2 berfungsi untuk menjalankan instruksi - instruksi program pada Mikrokontroler. Sedangkan rangkaian reset dihubungkan pada port reset terdiri dari Kapasitor dan Resistor, rangkaian akan me-reset Mikrokontroler pada saat pertama kali Mikrokontroler mendapat suplay. Adapun fungsi dari tiap – tiap port dari Mikrokontroler adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6 : 36 Gambar 3.6 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 Pada gambar rangkaian Mikrokontroler AT89S51 di bawah terlihat bahwa fungsi dari port dari Mikrokonrtroler ini adalah sebagai berikut : A. Port 0.0 sampai dengan Port 0.7 : Dihubungkan dengan output mikrokontroller yaitu LCD untuk menampilkan kadar gas yg terdapat di didalam suatu ruangan jika terjadi kebocoran. B. Port 2.0 sampai dengan Port Port 2.7 : Dihubungkan dengan output mikrokontroller yaitu ADC ( Analog to Digital Converter ) 0804 yang berfungsi untuk merubah data analog yang dihasilkan oleh sensor gas LPG HS-133 menjadi bilangan digital. C. Port 1.1 : Dihubungkan dengan driver pengendali kipas dan kipas 12 Vdc yang berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan kipas. D. Port 1.2 : Dihubungkan dengan Buzzer yang berfungsi untuk menghidupkan alarm jika terjadinya kebocoran Gas LPG. E. Port X2 dan X1 : 37 Osilator yang dibentuk oleh Kristal sebesar 11,0592 MHz dihubungkan ke port X1 dan X2 berfungsi untuk menjalankan instruksi instruksi program pada Mikrokontroler F. Port Reset : . Sedangkan rangkaian reset dihubungkan pada port reset terdiri dari Kapasitor dan Resistor, rangkaian akan me-reset Mikrokontroler pada saat pertama kali Mikrokontroler mendapat suplay. G. Pin 40 : Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay. H. Pin 20 : . Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. I. Pin 31 : Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. 38