9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Komunikasi Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan tidak adanya komunikasi maka interaksi anatarmanusia baik individu maupun kelompok tidak akan terjadi. Pada dasarnya komunikasi telah dilakukan sejak manusia itu lahir dan dilakukan terus menerus selama manusia menjalani proses kehidupannya di dunia. Komunikasi mengandung pemahaman bagaimana manusia itu berperilaku dalam penciptaan, pertukaran dan menginterpretasikan pesan.1 Komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”, dengan asal kata berasal dari bahasa Latin “communicatus”, yang bersumber dari kata communis yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha untuk kebersamaan atau kesamaan makna.2 Menurut Onong Uchjana Effendi, komunikasi adalah: “proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan penyampaian pesan (source) ditujukan kepada penerima pesan (receiver) dengan maksud mencapai kebersamaan.”3 1 Stephen W. Little John, Theories of human Communications, Ilmu Komunikasi Pasca Sarjana Univ Padjadjaran, 1996, hal 17 2 Rosady ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal 17 3 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikologis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal 48 9 10 Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai berbagi pengalaman sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikaitkan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman.4 Dari berbagai pengertian komunikasi yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan antara komunikator kepada komunikan melalui media komuniksi yang bertujuan mencapai pengertian yang sama. 2.1.1 Proses Komunikasi Komunikasi adalah “proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan penyampaian pesan (source) ditujukan kepada penerima pesan (receiver) dengan maksud mencapai kebersamaan.”5 Adapun proses komunikasi terbagi atas dua tahap, yaitu komunikasi secara primer dan secara sekunder.6 a. Proses komunikasi secara primer adalah: Proses penyampaian pikiran dan atau persaaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media promer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain-lain yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling 4 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT. Remajarosdakarya, Bandung, 2000, Hal 41 Onong Uchjana Effendy, Op. Cit hal 48 6 Onong Uchjana Effendy , Ilmu Teori dan praktek, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Hal 9 5 11 banyak dipergunakan dalam komunikasi jelas karena bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. b. Proses komunikasi secara sekunder adalah: Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya, adapun media kedua yang dapat dipakai oleh komunikator meliputi surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lainnya. Hal tersebut berlaku apabila komunikan berada ditempat yang berbeda dan jauh dari komunikator atau berjumlah banyak. Philip Kotlet menjabarkan unsur-unsur didalam komunikasi menurut Philip Kotler, yaitu:7 1. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang/sejumlah orang. 2. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. 3. Message : 7 Onong Echjana Effendi, Teori Komunikasi Teori dan Praktek, Penerbit PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990, Hal 18, 12 Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang pada makna yang disampaikan oleh komunikator kepadanya, 6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi kepada komunikan setelah diterpa pesan. 8. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan disampaikan oleh komunikator kepadanya apabila tersampaikan. 9. Noise : Gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Ada tiga efek yang dihasilkan dalam kegiatan komunikasi untuk setiap kegiatan komunikasi yang memiliki tujuan dan fungsi, diharapkan adanya dampak atau hasil pada pihak komunikan yang sesuai dengan 13 keinginan dan tujuan dari komunikator ketika menyampaikan pesan, antara lain yaitu: a. Kognitif, dampak yang terjadi adalah perubahan pemahaman, pengetahuan atau persepsi dari komunikan. Efek yang terjadi lebih bersifat infomative kepada bagi diri komunikan. b. Afektif, efek afektif bertujuan untuk mempengaruhi khalayak untuk merasakan iba, senang, sedih, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada apa yang diraskan, disenangi atau dibenci komunikan. c. Konatif, perubahan yang terjadi adalah perubahan tingkah laku/perilaku dalam diri komunikan. Efek ini membuat sesorang untuk aktif dalam mengambil tindakan atau perlaku terhadap situasi yang dihadapinya.8 Dalam berkomunikasi dibutuhkan bahasa yang baik dan mudah dimengerti dari antara komunikator kepada komunikan yang akan menumbuhkan pemahaman atas pesan yang disampaikan. Proses komunikasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah komunikasi eksternal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakatnya. 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi & Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal 4 14 2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Tecniques for Effective Commnunication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: 9 1. To Secure Understanding Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. 2. To Establish Acceptance Andaikan sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus di bina 3. To Motivate Action Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan Aktivitas/kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh EBC Manulife Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman klien tentang produk asuransi dari manulife Indonesia yang dilakukan secara berkesinambungan. 2.2 Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologis selalu mengakibatkan pengaruh tertentu. Seperti yang diungkapkan Joseph De Vito bahwa komunikasi antarpribadi merupakan 9 Onong Uchana Effendi, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya. Bandung 2007, Hal 32 15 pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan yang langsung.10 Effendy mengemukakan juga bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia karena prosesnya yang bersifat dialogis.11 Peranan komunikator dalam komunikasi antarpribadi senantiasa melibatkan usaha yang bersifat persuasif, apabila seorang komunikator telah cukup mengenal keadaan sosiologis dan psikologis komunikan maka dia dapat menyiapkan pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan. Komunikasi antarpribadi termasuk proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasif yang senantiuasa diarahkan untuk mengubah cara berpikir, pandangan, wawasan, perasaan, sikap, tindakan komunikan. Employee Benefits Consultant melakukan aktivitas komunikasi dalam menumbuhkan pemahaman klien tentang produk asuransi, terlebih dahulu harus mencari tahu apa kebutuhan yang diinginkan dan diharapkan klien terhadap produk asuransi yang akan disampaikan, mudah beradaptasi dengan karakter klien saat melakukan komunikasi yang bertujuan memberikan rasa yakin atas produk yang disampaikan dan mendapatkan kepercayaan klien kepada Manulife Indonesia melalui EBC Manulife Indonesia. 10 Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book, Herper and Row Publisher, New York, Hal 42 11 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1997, Hal 12 16 2.3 Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam organisasi merupakan inti dari proses berlangsungnya penyampaian pesan dan penafsiran pesan diantara unitunit komunikasi untuk menjalankan kegiatan organisasi. Menurut Rogers, seorang pakar ilmu komunikasi organisasi, organisasi adalah suatu sistem individu yang stabil, yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat struktur hirarki dan pembagian kerja.12 Seorang pakar komunikasi organisasi, Raymond Leskar berpendapat bahwa komunikasi organisasi adalah dimensi antara komunikasi eksternal dan internal namun perlu ditambah dengan komunikasi personal.13 Komunikasi organisasi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi Employee Benefits Consultant dalam menumbuhkan pemahaman klien tentang produk asuransi adalah untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menjual produk asuransi kepada masyarakat dengan mengkedapankan pemahaman klien tentang produk asuransi yang disampaikan melebihi dari sekedar menjual produk asuransi. 2.4 Definisi Public Relations Public Relations di berbagai organisasi bertujuan untuk menunjang manajemen untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Definisi Public Relations menurut Frank Jefkins adalah: 12 13 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Rosdakarya, Bandung, 2001, Hal 164 Ibid 17 “semua bentuk komunikasi yang terencana, baik kedalam mapun keluar, antara suatu organsasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan specifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.14 Sedangkan definisi menurut Cutlip dan Center adalah: “fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik”.15 Dengan demkian berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dalam suatu organiasi dapat dilihat dari bagaimana seorang Public Relations dapat membangun image yang baik serta positif dimata khalayaknya, hal tersebut mengacu pada bentuk serta cara komunikasi yang dilakukan. 2.4.1 Fungsi dan Peran Public Relations Fungsi dan peran dari Public Relations/Humas pada dasarnya adalah untuk menghubungkan antara organisasi dengan publik, baik publik internal maupun publik ekternal. Cara yang mudah untuk dapat memberikan penjelasan mengenai fungsi dan peran dari public relations adalah melalui model public relations. Empat dikembangkan 14 model komunikasi bersama Todd public Hunt dari relations dari Universitas Grunig Rutgers, Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Ke Lima, Erlangga, Jakarta, 2004, hal 10 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Management, mandar Maju, Bandung, 1989, Hal 16 15 18 menggambarkan bahwa dalam PR bisnis banyak perusahaan beralih dari strategi komunikasi satu arah menjadi lebih terbuka dengan komunikasi dua arah. Empat model komunikasi public relations tersebut adalah: (1) publicity or press agentry (model agen pemberitaan), (2) public information (informasi publik), (3) two-way asymmetrical communication (model asimetris dua arah, (4) two-way sytmetrical communication (model simetris dua arah).16 Model Press Agentry dan model Public Information adalah PR model satu arah dan menggambarkan program komunikasi yang tidak berdasarkan pada penelitian dan perencanaan strategik. Sedangkan model Two-way asymmetrical communication menggambarkan pendekatan lebih sophisticate (maju) yang menggunakan penelitian untuk mengembangkan pesan-pesan, yang memungkinkan penelitian untuk mendorong publikpublik strategik agar mengikuti keinginan-keinginan organisasi (perusahaan). Pada model the two-way symmetrical merupakan penelitian Grunig yang mengemukakan tindakan PR yang sangat efektif dilakukan, karena didasari pada strategi penggunaan penelitian dan menggunakan komunikasi untuk mengelola konflik, dan meningkatkan pemahaman dengan publik-publik strategis. Dalam bahasa sederhana, two-way symmetrical model menjelaskan bahwa lebih baik berbicara dan 16 DRS.Elvinaro Ardianto, Msi, Public Relations,Pendekatan Praktis untuk menjadi Komunikator, Orator, Presenter dan Juru Kampanye Handal, Widya Padjajaran, Bandung, 2009, Hal 249 19 mendengar dibanding hanya berbicara saja, dan lebih bernegosiasi dengan publik dibanding mencoba dengan kekuatan untuk mengubah mereka.17 2.4.2 Tugas Public Relations Seorang Public Relations dituntut untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya oleh perusahaan dimana PR tersebut bekerja, tanggung jawab/tugas-tugas PR, antara lain:18 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian pesan informasi atau pesan secara lisan, tertulis maupun melalui gambar kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang perusahaan dan tujuan serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan maupun segala macam pendapat publik. 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public fovour, public opinion dan perubahan sikap. 17 Ibid, Hal 250 F Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama 1994, hal 22 18 20 2.5 Definisi Marketing Public Relations (MPR) Dalam sebuah perusahaan, Marketing Public Relations (MPR) dapat dipakai sebagai pengembangan untuk melakukan pemasaran suatu produk/jasa dan cukup efektif dalam membangun brand awarenes dan brand knowledge, selain itu MPR juga dapat memberikan dampak positif terhadap produk/jasa dengan lebih memberikan informasi tentang manfaat atas produk/jasa kepada masyarakat, sehingga akan menimbulkan minat pada masyarakat untuk memiliki produk/jasa tersebut. MPR merupakan proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan para konsumen.19 Pengertian Marketing Public Relations menurut Thomas L. Harris dalam bukunya yang berjudul “The Marketer’s guide to Public Relations” adalah ; Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating program that encourage purchase and consumer through credible communications of information and impression that identify companies and their products with needs, concern of consumer. (Marketing Public Relations merupakan proses perencanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan 19 Roslan Rosady, Manajemen Humas & Manajemen Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 1998, Hal 12 21 kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan para konsumen)20. Pengertian Marketing Public relations menurut Philip Kotler, mengatakan bahwa : “ Marketing Public Relations works because works it adds value to product through it’s unique ability to lend credibility to product message”. (Marketing Public Relations diciptakan untuk menambah atau memberikan nilai bagi produk melalui kemampuan yang unik untuk menunjukan kredibilitas pesan bagi produk).21 Ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations, meliputi beberapa hal diantaranya adalah: 1. Membangun kepercayaan konsumen 2. Memperkenalkan produk 3. Memperluas jangkauan iklan 4. Menyebarkan berita sebelum iklan 5. Mepromosikan perusahaan sebagai leader atau expert.22 Marketing Public Relations penekannya bukan pada selling, namun lebih kepada pemberian informasi, pendidikan dan upaya peningkatan 20 Rosady, Ruslan, Manajemen Public Relations & Komunikasi : konsepsi dan aplikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007, Hal 245 21 Rosady,Ibid,2007,246 22 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, Hal 12 22 pengertian melalui penambahan pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa dari perusahaan sehingga dapat lebih kuat dampaknya dan lebih diingat oleh konsumen. Aktivitas komunikasi Employee Benefits Consultant PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam menumbuhkan pemahaman klien tentang produk asuransi, akan memberikan tambahan pengetahuan bagi klien sehingga klien mengerti akan produk yang diambilnya yang disesuaikan dengan kebutuhannya. 2.6 Aktivitas Komunikasi Antarpribadi Berikut karakteristik humanistik antarpribadi menurut Joseph De Vito, yaitu: a. Keterbukaan Dapat diartikan sebagai kesediaan komunikator untuk terbuka memberitahukan informasi yang biasanya tersembunyi kepada orang lain, kesediaan menerima masukan dari lawan bicara baik berupa kritik maupun nasehat serta adanya rasa tanggung jawab terhadap perkembangan pemikiran dan perasaan pihak yang terlibat. Keterbukaan akan penyampaian pesan antara komunikator dengan komunikan haruslah terjadi secara dua arah. Keterbukaan tersebut mengacu kepada isi hati dan pikiran. b. Empati 23 Dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan perasaan dan keadaan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain dengan cara yang sama tanpa merubah jati diri. Empati mengharuskan untuk memahami perasaan emosional sebaik memahami pikiran intelektual seseorang. Empati dapat dikomunikasikan dalam komunikasi verbal maupun non verbal. Salah satu cara untuk dapat memfokuskan konsentrasiu berempati adalah aturlah kontak mata dan perhatikan gerak-gerik tubuh.23 Seorang Employee Benefits Consultant Manulife Indonesia harus berempati dalam menjual produk asuransi kepada klien. Karena produk asuransi yang disampaikan kepada klien harus sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan klien sehingga klien merasa nyaman akan produk yang dimilikinya karena sesuai dengan kebutuhannya. 2.7 Definisi Pemahaman Suatu komunikasi yang dilakukan akan menjadi sia-sia apabila tidak adanya pemahaman antara pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Sehingga tujuan dari pesan yang disampaiakan tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan baik dari sisi komunikator maupun dari sisi komunikan. Pemahaman ialah kemampuan 23 S. Djuarsa Sendjaja, Teori komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003, Hal 239 24 memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. 24 Pemahaman dapat dimaknai dengan segala bentuk komunikasi yang dapat menjadikan adanya suatu perubahan sikap, pendapat maupun perubahan sosial, walaupun tidak semua pemahaman dari komunikasi tersebut berarti setuju. Pemahaman menurut Anas Sudijono, adalah: “Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan”.25 Dan menurut Saifuddin Azwar, dengan memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasi, mengikhtiarkan, meramalkan dan membedakan.26 Dalam suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan perlu dilakukan komunikasi efektif yang bersifat persuasif, sehingga pesan yang disampaikan tidak hanya sekedar diterima tapi juga dipahami dengan baik. Sehingga dapat mengarah pada perubahan tingkah laku dari penerima pesan/komunikan untuk mengikuti apa yang diharapkan oleh sumber pesan/komunikator. Dari perubahan tingkah laku akan mempengaruhi perubahan sikap yang ditunjukkan oleh penerima pesan terhadap pesan 24 Daryanto. Ilmu Komunikasi, Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung, 2010, Hal 148. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Jakarta, Hal 50 26 Syarifuddin Azwar, Tes Prestasi, Liberti, 1987, Yogyakarta, Hal 62 25 25 yang diterimanya. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku.27 Pemahaman merupakan hal yang sangat penting untuk dapat terciptanya kebersamaan antara komunikator dan komunikan sehingga menghasilkan suatu kepercayaan masyarakat terhadap produk/jasa yang disampaikan. 2.8 Definisi Sikap Pemahaman akan suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan memberikan dampak terjadinya perubahan sikap dari komunikan akibat pesan yang diterimanya. Menurut Sherif, semain besar perbedaan maka penerima pesan akan semakin berupaya untuk menyesuaikan sikapnya (the greather the discrepancy, the more hearers will adjust their attitude). Dengan demikian pesan yang paling persuasif adalah pesan yang paling berbeda posisi pandangan penerima pesan, namun pesan itu harus masuk kedalam wilayah penerimaannya.28 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sikap seseorang:29 1. Pesan yang berbeda dalam wilayak penerimaan akan dapat mendorong perubahan sikap. Suatu argumen/pesan yang masuk kedalam wilayah penerimaan akan lebih mampu membujuk dibandingkan dengan argumen yang berada diluar wilayah penerimaan 27 Dayakisni & Hudaniah, dalam Azwar Syarifuddin, 2007 Morrisan, M.A, Psikologi Komunikasi, Ghalia Indonesia, bogor, 2010, Hal 25 29 Ibid 26 28 26 2. Apabila argumen atau pesan masuk dalam wilayah penolakan, maka perubahan sikap akan berkurang atau tidak ada. Hal tersebut dapat diartikan apabila klien mendengar pendapat negatif tentang Manulife Indonesia, maka bisa dipastikan klien akan menolak produk asuransi yang ditawarkan. Untuk itulah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh EBC Manulife Indonesia harus intens, sehingga dapat menumbuhkan pemahaman klien tentang produk asuransi serta diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan klien terhadap pelaku komunikasi yang akhirnya akan percaya pada produk yang ditawarkan. 3. Apabila argumen/pesan masuk dalam wilayah netral, ada kemungkinan perubahan sikap terjadi. Namun apabila sampai memasuki area penolakan maka perubahan sikap bisa saja tidak ada. 4. Semakin besar keterlibatan Ego seseorang dalam menyampaikan suatu pesan maka semakin luas wilayah penolakan. Seorang EBC Manulife Indonesia harus dapat mengontrol emosinya saat berhadapan dengan klien, mampu beradaptasi dengan karakter klien. Lebih mengarah pada informasi yang sesuai dengan kebutuhan klien, dengan demikian klien akan menerima informasi produk yang disampaikan, mau mengerti dan akhirnya memahami produk yang disampaikan yang berujung pada pembelian produk. 27 2.9 Definisi Pelanggan/Klien Pelanggan adalah orang yang membeli produk dan jasa pada suatu perusahaan, mereka berupa dapat seseorang (individu) dan dapat pula dari suatu perusahaan.30 Secara umum batasan pelanggan/klien suatu perusahaan adalah masyarakat pada umumnya yang potensial untuk melakukan dan membutuhkan produk dan jasa dan berpotensi untuk melakukan pembelian yang disebut juga sebagai pelanggan. Internal pelanggannya karyawan sendiri. Pelayanan diberikan kepada dua macam pelanggan, yaitu internal pelanggan dan eksternal pelanggan. Internal pelanggan adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi produk dan jasa yang hasilkan (karyawan atau pekerja) dan sedangkan eksternal pelanggan secara relatif mudah diidentifikasikan mereka adalah orang-orang yang berada diluar organisasi suatu perusahaan (khalayak atau konsumen) yang menerima barang-barang atau jasa-jasa dari perusahaan. 2.10 Definisi Produk Produk menurut Kotler dan Amstrong adalah: “Product is anything that can be offerd to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, 30 Yoeti A. Oka, Cara Efektif Customer Service, Erlangga. Jakarta 2004. Hal 27. 28 dibeli, dipergunakan, dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.31 Produk berasal dari kata product yang berarti hasil. Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik yang dapat diraba maupun yang tidak dapat diraba, termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan, dan pelayanan jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Produk kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yakni jasa dan barang yang memang memiliki perbedaan besar, yang satu dapat dilihat dan diraba (Tangible) sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat diraba (intangible). Pada usaha jasa, setiap transaksi yang terjadi, transfer fisik kepada konsumen/klien tidak terjadi karena sifat produk jasa yang intangibel. Sedangkan pada usaha dagang semuanya dapat dilihat dan mudah dalam mengkalkulasi kinerja yang berkaitan dengan terciptanya transaksi seperti biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja dan lain-lain.32 Kebutuhan konsumen/klien terhadap produk terpenuhi lewat beberapa strata yang dapat diberikan oleh penjual. Menurut Koller dan Keller menjelaskan melalui hierarki nilai pelanggan/klien: 1. Manfaat inti merupakan manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli konsumen 2. Memberikan manfaat mendasar selain manfaat inti dalam produk tersebut 31 Arif Rahman, Strategi Dahsyat, Marketing Mix for small Business; Cara Jitu Merontokkan Pesaing, TransMedia Pustaka, Jakarta, 2010 Hal 9 32 Ibid 29 3. Menjadikan produk tersebut sebagai yang diharapkan pembeli dengan menambah atribut pada produk tersebut 4. Menyiapkan produk yang ditingkatkan untuk melampaui harapan konsumen/klien.