10 September 2006 Teks untuk direnungkan pagi ini Kisah Para Rasul 28:1-31. Cf. Markus 16:14-18. Tema: ”Kisah Para Rasul Sebuah Kisah Yang Belum Berakhir.” Banyak orang Kristen mengira kalau fatsal 28 adalah fatsal terakhir dari Kitab Kisah Para Rasul. Namun sebenarnya kitab tersebut belum berakhir. Mengapa? Karena kita selaku orang percaya sedang melanjutkan pelayanan bersaksi untuk Tuhan kita Yesus Kristus yang dimulai oleh para rasul. Fatsal 28 juga tidak memberitakan kematian rasul Paulus. Saat ini hampir di setiap negara ada pelayanan kesaksian akan keselamatan dan kasih yang diberikan oleh Allah kepada seluruh manusia melalui Yesus Kristus. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari fatsal yang terakhir dari Kitab Para Rasul, khususnya pelayanan Paulus di Pulau Malta dan di kota Roma. (1). Rasul Paulus merubah sikap penduduk Pulau Malta melalui mukjizat sebagai penyataan kuat kuasa Tuhan. Ayat (1-5) 6. Penduduk Pulau Malta mempunyai sikap yang ramah terhadap tamu dan pendatang. Tatkala Paulus tiba di pulau tersebut saat di mana ia membakar dahan pohon untuk perapian, tangannya dipatuk oleh seekor ular. Penduduk pulau tersebut menganggap ia adalah seorang jahat di mana keadilan dewata mengejar dia. Namun tatkala diketahui bahwa Paulus tidak mati oleh karena patukan ular, maka berubahlah sikap penduduk pulau tersebut dan menganggap dia sebagai dewa. Paulus tidak takabur ia tetap menyadari kalau ia adalah hamba Allah. (2). Rasul Paulus dan rombongan mendapat hormat dari penduduk Pulau Malta karena keindahan kesaksian hidupnya. Ayat (7-9) 10. Di pulau tersebut Rasul Paulus melakukan pelayanan kesembuhan. Banyak orang yang disembuhkan oleh kuasa Allah. Dalam keadaan seperti ini sangat mudah bagi seseorang untuk mencuri kemuliaan Allah. Namun tidak demikian dengan Paulus. Ia mengembalikan kemuliaan kepada Allah, serta memberitakan Injil Yesus Kristus kepada mereka. Sikapnya yang penuh dengan kerendahan hati telah mendapatkan rasa hormat dari penduduk Pulau Malta. (3). Rasa Paulus tetap setia dan hati legawa dalam memberitakan Injil Tuhan Yesus. Ayat 15, 17, 31. Ayat 15 mencatat “Ketika Paulus menjumpai mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.” Paulus bersyukur kepada Allah tatkala ia mengetahui kalau di kota Roma ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, meskipun mereka bukanlah hasil pelayanan Paulus. Hati Paulus dikuatkan oleh Allah. Ia mengetahui bahwa Allah telah berkarya, ia pun akan memberitakan Injil kepada kaisar sesuai dengan janji Allah. Ayat 17 dan 31 mencatat akan kesetiaan Paulus dalam hal memberitakan Injil seperti apa yang ia katakana “Beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” ( 2Timotius 4:2).