1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon (Manito, 1981). Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Senyawa flavonoida terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam tumbuhtumbuhan, kecuali alga. Namun ada juga flavonoida yang terdapat pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah. (Markham, 1988). Flavonoida yang terdapat di dalam tumbuhan dapat digunakan sebagai pelindung tubuh manusia dari radikal bebas dan dapat mengurangi resiko penyakit kanker dan peradangan (Nessa, 2003). Genus Acalypha terdiri dari 570 spesies yang termasuk kedalam family Euphorbiaceae (Rufina, et al. 2011). Nama lain dari tumbuhan tersebut adalah A. amentaceae dan A. tricolor, yang dimana disebut juga sebagai daun tembaga (Ikewuchi, et al. 2009). Acalypha wilkesiana adalah genus besar tumbuhan dan semak asli dari daerah tropis dan subtropis. Pada umumnya ditemukan di seluruh dunia terutama daerah tropis dari Afrika, Amerika dan Asia. . Beberapa jenis tumbuhan ini telah digunakan sebagai bahan dasar dalam pengobatan tradisional yaitu gangguan pencernaan, infeksi kulit jamur dan menurunkan demam pada bayi. (Sule, et al. 2012). Universitas Sumatera Utara 2 Di Indonesia banyak ditanam bermacam-macam jenis akalifa (Acalypha) sebagai perdu yang mempunyai daun berwarna namun ada juga yang mempunyai daun berwarna hijau tetapi mempunyai banyak bunga berwarna. Acalypha wilkesiana Muell. Arc. atau daun mangsi, mempunyai daun berwarna merah . Tanaman ini biasanya ditemukan sebagai tanaman hias di perumahan (Semangun,H. 2004). Beberapa penelitian terdahulu terhadap tumbuhan akalifa antara lain oleh Madziga,H.A. et al pada tahun 2010 membuktikan bahwa ekstrak air daun akalifa mengandung senyawa karbohidrat, tanin, flavonoida, saponin, alkaloid, kardiak glikosida, terpen dan steroida. Oleh Gotep,J.G. et al pada tahun 2010 yang meneliti aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol Acalypha wilkesiana Muell. Arc.. Selanjutnya, penelitian mengenai aktivitas sitotoksik dengan mengkombinasikan ekstrak etil asetat dari daun Acalypha wilkesiana Muell. Arc. dengan α-tocopherol oleh Lim, et al pada tahun 2013, serta pemberian ekstrak daun sekitar 200mg/kg selama enam minggu akan meningkatkan kadar HDL dalam darah dan akan menurunkan kadar LDL dan non-HDL dalam darah sehingga tumbuhan tersebut dapat menurunkan penyakit hipertensi oleh Ikewuchi, et al pada tahun 2009. Dari uji pendahuluan yang peneliti lakukan, yaitu dengan uji skrining fitokimia dengan pereaksi Mg-HCl, FeCl3 5%, NaOH 10%, dan H2SO4(p) menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan etil asetat daun tumbuhan akalifa (A.wilkesiana Muell. Arc.) mengandung senyawa flavonoida. Dari uraian diatas, dan beberapa literatur penelitian yang telah dilakukan terhadap tumbuhan akalifa maka peneliti tertarik untuk meneliti daun Acalypha wilkesiana Muell. Arc. yang merupakan salah satu spesies dari Genus Akalifa, khususnya mengenai senyawa flavonoida yang terkandung dalam tumbuhan ini. 1.2 Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan akalifa (A.wilkesiana Muell. Arc.) Universitas Sumatera Utara 3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dan menentukan golongan senyawa flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan akalifa (A.wilkesiana Muell. Arc.) 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya mengenai golongan senyawa flavonoida yang terkandung dalam daun tumbuhan akalifa (A.wilkesiana Muell. Arc.) 1.5 Lokasi Penelitian 1. Tempat pengambilan sampel Sampel yang digunakan diperoleh dari Area di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara, Medan 2. Tempat melakukan penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam Hayati Universitas Sumatera Utara 3. Lokasi Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi Analisis Spektrofotometer Inframerah (FT-IR), Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dilakukan di Pusat Penelitian Kimia- LIPI, kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang dan Spektrofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis) dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU, Medan. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan akalifa berupa serbuk halus yang kering sebanyak 700 gram. Tahap awal yaitu dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida dari ekstrak metanol dan Universitas Sumatera Utara 4 etil asetat dengan menggunakan pereaksi Mg-HCl, FeCl3 5%, NaOH 10%, dan H2SO4(p). Tahap isolasi yang dilakukan: 1. Ektraksi Maserasi 2. Pemisahan Tanin 3. Ektraksi Partisi 4. Hidrolisis (Pemutusan Gula) 5. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 6. Analisis Kromatografi Kolom 7. Analisis Preparatif Kromatografi Lapis Tipis 8. Analisis Senyawa Hasil Isolasi Tahapan analisis senyawa hasil isolasi yang dilakukan adalah: 1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 2. Identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer Inframerah (FT-IR), Spektrofotometer UV-Visible (UV-Vis), dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR). Universitas Sumatera Utara