BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer dan smartphones semakin hari pesat baik hardware maupun software, sehingga menjadi motivasi untuk mencoba mengembangkan suatu aplikasi komputer yang bisa membantu pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat. Adanya smartphone dengan tampilan yang menarik dan mudah diakses, membuat semua orang mempunyai berbagai aplikasi yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi komputer yang diterapkan di smartphone tersebut diharapkan dapat membantu kebutuhan sesuai yang diinginkan. Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah garis katulistiwa yang cenderung mempunyai iklim tropis dengan cuaca yang relatif panas dan banyak masyarakat indonesia menginginkan makanan maupun minuman agar nikmat dimakan dalam kondisi cuaca yang panas. Mesin pendingin atau lemari es adalah sebuah alat elektronik yang menggunakan refrigerator (pendingin) yang bisa menjaga kesegaran makanan dan minuman yang berada di dalamnya. Di dalam mesin pendingin, suhunya sangat dingin sehingga membuat bahan makanan lebih bertahan lama dikarenakan proses pembusukannya diperlambat, mesin pendingin juga menjaga agar khasiat dari bahan makanan tidak berkurang. Mesin pendingin merupakan kebutuhan elektronik yang wajib dimiliki di setiap rumah di daerah perkotaan. Daerah perkotaan pada umumnya bersuhu lebih panas yang membuat fungsi dari mesin pendingin ini sangat diperlukan baik untuk kebutuhan pribadi atau pun untuk membuka suatu usaha seperti jualan es batu atau minuman yang didinginkan. Kerusakan pada mesin pendingin terjadi akibat kelalaian dalam melakukan perawatan seperti penyimpanan bahan makanan yang terlalu banyak, pintu mesin pendingin tidak tertutup rapat dan juga bunga es yang jarang dibersihkan. Pemilik baru menyadari kerusakan terjadi setelah mesin pendingin tidak dapat bekerja 1 2 sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dalam penggunaan mesin pendingin kemungkinan besar membutuhkan perawatan berkala. Dengan cara mendeteksi kerusakan apa yang terjadi pada mesin pendingin. Hal inilah yang mendorong pembangunan sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan mesin pendingin dan memberikan informasi hal yang harus dilakukan. Di era modernisasi ini kita dituntut untuk mengerjakan segala aktivitas dan memutuskan suatu hal secara cepat, tepat dan efisien. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam mendeteksi suatu kerusakan mesin dari paradigma konvensional (manual) ke digital. Penggunaan metode digital dinilai lebih hemat tenaga, efisien dan memiliki akurasi tinggi. Teknologi memegang peranan penting terutama dalam bidang teknologi informasi. Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki manusia, yaitu kondisi lapar, haus, ataupun emosi. Dengan menyimpan informasi dan aturan penalaran yang memadai, memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau pengambilan keputusan yang kualitasnya sama dengan seorang pakar bidang keilmuan tertentu. Salah satu cabang dari ilmu komputer yang dapat mendukung hal tersebut adalah sistem pakar. Adapun penelitian sebelumnya mengenai sistem pakar untuk mendeteksi kerusaka-kerusakan yang dilakukan oleh beberapa orang diantaranya : Penelitian sistem pakar dilakukan untuk mendeteksi kerusakan pada sepeda motor dengan melihat hasil analisis gejala-gejala kerusakan sepeda motor digunakan metode forward chaining (penelusuran maju) dimana pelacakan dimulai dari keadaan awal (informasi atau fakta yang ada) dan mencocokkan dengan tujuan yang diharapkan. Metode penelususan bekerja dengan dengan teknik dept first search yaitu melakukan penelusuran kaidah mulai dari simpul akar pohon keputusan kemudian bergerak menurun ke tingkat berikutnya secara berurutan. (Nilmada, 2006). Penelitian berikutnya menggunakan sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan perangkat keras komputer, dimana deteksi kerusakan menggunakan metode backward chaining (penelusuran mundur) dimana metode ini menjelaskan secara tepat tujuan apa yang dicoba untuk dipenuhi. Pelacakan dimulai dari 3 penalaran kesimpulan (goal), dengan mencari sekumpulan hipotesa-hipotesa pendukung. (Fitri, 2009). Perancangan sistem pakar lainnya dilakukan untuk diagnosa pada komputer menggunakan metode prototype. Peneliti membangun sebuah aplikasi yang akan membantu untuk mempermudah dalam memberikan solusi kerusakan komputer pada hardware yang akan mempermudah pengguna atau teknisi untuk memdapatkan solusi dengan tepat. (Arini, 2013). Beberapa penelitian yang dilakukan di atas tentang sistem pakar menggunakan metode yang bervariasi untuk mendapatkan kesimpulan. Adapun perbedaan pada penelitian ini tentang sistem pakar yang dibangun yaitu sistem pakar ini dilakukan dengan mencari kerusakan-kerusakan pada mesin pendingin yang mana diagnosa yang dihasilkan tidak pasti dari gejala-gejala yang didapat, untuk menjawab ketidakpastian tersebut maka diterapkan metode probabilitas Bayes sebagai solusi untuk mendapatkan hasil yang pasti dan untuk memudahkan user melakukan konsultasi kerusakan mesin pendingin yang dialami maka digunakan sistem android dengan tampilan yang sederhana. Sistem Pakar adalah bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman pakar yang dimasukkan ke dalam satu area pengetahuan tertentu untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik. Pengetahuan yang akan direpresentasikan ke dalam sistem pakar penuh dengan unsur ketidakpastian dan kesamaran, ketidak pasti karena faktor elemen manusia yang terlibat dalam pengembangan sistem pakar tersebut tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang selalu benar. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ketidakpastian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode Naive Bayes. Metode Naive Bayes merupakan salah satu cabang teori statistik matematik yang memungkinkan untuk membuat satu model ketidakpastian dari suatu kejadian yang terjadi dengan menggabungkan pengetahuan umum dengan fakta dari hasil pengamatan. Teori Bayes mempunyai beberapa kelebihan antara lain: mudah dipahami, hanya memerlukan pengkodean yang sederhana, lebih cepat dalam penghitungan. Dari latar belakang di atas dapat diteliti bahwa mesin pendingin perlu dideteksi kerusakannya lebih dini dan perawatan rutin perlu dilakukan untuk 4 menghindari kerusakan yang lebih parah, sehingga perlu dibangun sebuah aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan pada mesin pendingin berbasis android yang diharapkan dapat mempermudah pengguna mobile phone android mengakses informasi tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mesin pendingin. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan pada Tugas Akhir ini adalah bagaimana rancang bangun “Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Mesin Pendingin Dengan Metode Naive Bayes Berbasis Android”. 1.3 Tujuan Penelitian Pembuatan sistem aplikasi ini bertujuan untuk membangun aplikasi untuk menampilkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mesin pendingin yang nantinya dapat digunakan pengguna sebagai bahan pertimbangan dalam mencari solusi kerusakan yang terjadi untuk mempermudah di dalam penanganannya. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pembuatan aplikasi mendeteksi kerusakan pada mesin pendingin berbasis android ini adalah : 1. Mempermudah mendeteksi kerusakan yang terjadi pada mesin pendingin . 2. Mempermudah didalam melakukan penanganan terhadap komponenkomponen yang rusak. 1.5 Batasan Masalah Dalam membangun sistem pakar mendeteksi kerusakan pada mesin pendingin berbasis android, diperlukan batasan masalah dengan maksud perancangan yang dihasilkan tidak meluas dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun batasan masalah yang dimaksud adalah : 1. Sistem hanya dapat berjalan pada sistem operasi android, minimum versi 2.2 (Froyo : Frozen Yoghurt). 5 2. Informasi data kerusakan mesin pendingin dapat diperoleh dari user dan output yang dihasilkan berupa deteksi kerusakan yang terjadi pada mesin pendingin dan solusi yang harus dilakukan. 3. Sistem menggunakan metode Naive Bayes untuk melakukan klasifikasi pendeteksian kerusakan . 4. Pembuatan aplikasi pada sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan pada mesin pendingin dengan menggunakan bahasa pemrograman java dan database sqlite. 5. Mesin pendingin yang dideteksi kerusakannya hanya sebatas : kulkas, under counter chiller, freezer. 6. User aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan pada mesin pendingin diperuntukkan bagi yang mengenal sistem pendingin. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan secara rinci dari bahasan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjaun mutakhir yang berisikan fakta hasil penelitian sebelumnya, landasan teori, memuat dasar-dasar teoritis yang menjadi landasan pemecahan masalah yang meliputi sistem informasi klasifikasi, pengertian Naive Bayes, komponenkomponen pada mesin pendingin, cara kerja mesin pendingin, penjelasan bahasa pemograman, pengertian database, dan penunjang data – data lainnya. 6 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tempat dan waktu penelitian, alur analisis, sumber data dan metode pengumpulan data, perangkat pemodelan, desain aplikasi. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab Hasil dan Pembahasan menjabarkan tentang pembuatan dan hasil uji coba perangkat lunak serta menganalisa sistem secara keseluruhan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya serta saran-saran yang ditujukan untuk kelanjutan pengembangan sistem berikutnya.