BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan mengenai tahapan-tahapan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian dilakukan pada suatu kompleks batuan dasar yang secara stratigrafi termasuk pada batuan dasar Kompleks Mekongga. Contoh batuan yang diteliti merupakan batuan metamorf yang termasuk pada batuan dasar Kompleks Mekongga. Dari 11 stasiun pengamatan diambil 10 contoh batuan yang kemudian dianalisis lebih lanjut. Seluruh contoh batuan kemudian dideskripsi secara megaskopis dan mikroskopis. Penamaan mikroskopis didasarkan pada kandungan mineral yang dominan dan tekstur yang terdapat pada batuan tersebut. Secara megaskopis contoh batuan yang diambil termasuk ke dalam sekis mika, hal ini didasarkan pada kenampakan di lapangan. Dengan banyaknya keterdapatan mineral mika dan adanya struktur foliasi pada batuan metamorf tersebut. Secara mikroskopis batuan metamorf tersebut tersusun atas biotite schist muscovite. Berdasarkan kandungan mineral kuarsa, K-feldspar dan mika, protolith dari batuan ini adalah batuan pelitik. 75 76 Berdasarkan data geokimia, protolith dari sekis muskovit adalah batupasir atau greywacke. Analisis pada diagram AFM adalah untuk mengetahui mineral-mineral yang tidak teridentifikasi saat analisis petrografi. Asosiasi mineral yang terdapat pada diagram AFM adalah staurolit, kordierite dan kloritoid menunjukan bahwa batuan metamorf Kompleks Mekongga merupakan batuan metamorf berderajat tinggi (high grade metamorphism). Selain itu juga setelah data geokimia diplot pada diagram K2O/Na2O dan SiO2 (Roser & Korch) dapat menunjukan bahwa lokasi diendapkannya protolith dari batuan metamorf Kompleks Mekongga berada pada batas antara island arc dan active continental margin. Kemudian setelah diplot apada diagram Pettijohn menunjukan bahwa protolith dari batuan metamorf Kompleks Mekongga adalah greywacke. Petrogenesis batuan metamorf didasarkan atas analisis petrografi dan geokimia. Menunjukan bahwa batuan metamorf Kompleks Mekongga merupakan batuan metamorf derajat tinggi. Batuan metamorf Kompleks Mekongga termasuk ke dalam jenis metamorfisme regional, yang merupakan metamorfosa yang identik dengan zona subduksi. Fasies yang berkembang pada Batuan Dasar Kompleks Mekongga adalah fasies amfibolit hal ini dilihat berdasarkan kemunculan mineralmineral khas pada contoh batuan yang di analisis.