SAK ETAP - UIN Repository

advertisement
RANCANGAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA USAHA
KECIL DAN MENENGAH (UKM)
(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang)
Disusun oleh:
ANDRI PRATAMA
108082000161
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
i
RANCANGAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA USAHA
KECIL DAN MENENGAH (UKM)
(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Andri Pratama
108082000161
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Rini, M.Si., Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak
NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 30 Januari telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Andri Pratama
: 108082000161
: Akuntansi
: Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada
Konveksi As- Shaqi Pamulang
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Januari 2013
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
NIP. 19570617 198503 1 002
(
2. Rahmawati, SE., MM.
NIP. 19770814 200604 2 003
(
3. Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak., CA.
NIP. 19720516 200901 1 006
(
)
Ketua
)
Sekretaris
iii
)
Penguji Ahli
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1.
2.
3.
5.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Andri Pratama
: 108082000161
: Akuntansi
: Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada
Konveksi As- Shaqi Pamulang
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 April 2014
1. Dr. Herni Ali MT., MM.
NIDN. 0422 1259 02
(
2. Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak., CA.
NIP. 19720516 200901 1 006
(
3. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA.
NIP. 19760315 200501 2 002
(
4. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak.
NIP. 19800416 200901 2 006
(
5. Fitri Damayanti, SE., M.Si.
NIP. 19810731 200604 2 003
(
)
Ketua
)
Sekretaris
)
Pembimbing I
)
Pembimbing II
)
Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Andri Pratama
No. Induk Mahasiswa
: 108082000161
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Ak untansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1.
2.
3.
4.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat,...............................................
Yang Menyatakan,
Materai
Rp.6000,(.........................................................)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap
: Andri Pratama
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 27 Oktober 1989
3.
Alamat
: Jl. Pahlawan RT. 001 RW. 004 Desa
Cibinong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor
II.
4. Telepon
: 0856 9445 5856
5. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Gunung Sindur II Tahun 1995- 2001
2. SMP Nengeri 4 Serpong Tahun 2001- 2004
3. SMA Negeri 1 Cisauk Tahun 2004- 2007
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2008- 2014
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Pramuka SD Negeri Gunung Sindur II, Periode 2000- 2001
2. Anggota PMR SMP Negeri 4 Serpong
3. Bendahara Karang Taruna Desa Cibinong, Periode 2009- 20011
IV.
SEMINAR DAN PELATIHAN
1. ESQ Basic Training, 3 dan 4 September 2008
2. Seminar Multiculturalism in Region, Democracy and Modernization,
4 Desember 2008
3. Seminar Peran Asuransi dalam Era Globalisasi, 20 Mei 2010
V.
KEPANITIAAN
1. Divisi Keamanan, Kepanitiaan Pentas Seni (Pensi) SMA Negeri 1
Cisauk tahun 2005
vi
2. Divisi Konsumsi, Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan
Almamater Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Sukendo
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 3 April 1964
3. Pendidikan Terakhir
: SLTA
4. Ibu
: Rosanti, S.Pd
5. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 29 September 1967
6. Pendidikan Terakhir
: S1 PGSD
7. Alamat
: Jl. Pahlawan RT. 001 RW. 004 Desa
Cibinong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor
8. Telepon/ HP
: 0812 8286 5787/ 0812 8313 9206
vii
Design of Implementation Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) On Small and Medium
Enterprise (SMEs)
(Case Study On Convection As- Shaqi Pamulang)
Andri Pratama
ABSTRACT
The financial report is a tool for analyzing the financial performance of
companies that can provide information about the financial position, performance
and cash flow, so it can serve as a basis for decision making by management. This
study aims to understand the design of the application of SAK ETAP as a basic
standard in financial reporting for SMEs. Where SMEs can design a simple
accounting system that can assist and facilitate the creation of financial
statements in accordance with SAK ETAP.
This study used a descriptive method and data collection was done by
means of interviews and direct observation to the managers of SMEs. This study
was conducted to identify the constraints faced by SMEs in the preparation of the
financial statements, and prepare reports in accordance with SAK ETAP. The
results of this study indicate that SMEs experiencing problems in preparing the
financial statements due to the lack of capable human resources in the field of
accounting. The results of the preparation of financial statements in accordance
with SAK ETAP balance sheet, income statement, statement of changes in capital
and cash flow statement.
Keywords: Financial Statements, SMEs, SAK ETAP
viii
Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM)
(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang )
Andri Pratama
ABSTRAK
Laporan keuangan merupakan alat untuk menganalisis kinerja keuangan
perusahaan yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas, sehingga dapat dijadikan sebagi dasar pengambilan keputusan oleh
manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk memahami rancangan penerapan SAK
ETAP sebagai standar yang baku dalam pembuatan laporan keuangan bagi UKM.
Dimana UKM dapat merancang sistem akuntansi keuangan sederhana yang dapat
membantu dan memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan berdasarkan
SAK ETAP.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan data
dilakukan dengan cara wawancara serta observasi langsung kepada pengelola
UKM. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kendala- kendala yang
dihadapi UKM dalam penyusunan laporan keuangan, serta menyusun laporan
sesuai dengan SAK ETAP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa UKM
mengalami kendala dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya SDM
yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansi. Hasil penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP berupa neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal dan laporan arus kas.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, UKM, SAK ETAP
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puji dan syukur hanya bagi Allah
yang memiliki segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“Rancangan
Penerapan
Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi kasus pada Konveksi As- Shaqi
Pamulang”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman suram ke zaman
terang-benderang seperti sekarang ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkanlah penulis
menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih kepada:
1. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Sukendo dan
Ibunda Rosanti S.Pd atas dukungan moril dan materil, kesabaran, keikhlasan,
perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis bahkan doa-doa
munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.
2. Keluarga Besar Alm. H. Hasan dan Keluarga Besar Alm. Nursahid yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Pembimbing
Akademik dan Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan
tenaganya untuk memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM,. Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing II skripsi terima
kasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi saya.
7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu, perhatian serta nasihat kehidupan yang berguna
kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.
8. Seluruh staf Bagian Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanannya selama ini.
9. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(P-FEB), Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
perpustakaan-perpustakaan Universitas lain yang telah membantu penulis
dalam mencari data-data yang diperlukan.
10. Bapak H. Salman Abdullah Sungkar dan Bapak Zulfikar Aminudin, SE., serta
seluruh karyawan dari Konveksi As- Shaqi.
11. Khairul Badriah, S.Pd.I sebagai seorang yang sangat spesial untuk penulis dan
Heri Supriyadi, SE serta teman- teman yang yang telah membantu dan
memberikan support selama ini.
12. Serta untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat
kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima
oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan
kekurangan, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
setiap langkah kita. Amiiin.
Ciputat, Pebruari 2014
Andri Pratama
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi..........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...............................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...............................................
v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
vi
Abstract ............................................................................................................
viii
Abstrak ............................................................................................................
ix
Kata Pengantar...............................................................................................
x
Daftar Isi .........................................................................................................
xii
Daftar Tabel ....................................................................................................
xv
Daftar Gambar ...............................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
8
A. Landasan Teori .........................................................................
8
1. Akuntasi ...............................................................................
8
xii
a. Pengertian dan definisi akuntansi .................................
8
b. Siklus akuntansi ............................................................
11
2. Laporan Keuangan ...............................................................
12
a. Pengertian laporan keuangan ........................................
12
b. Tujuan laporan keuangan..............................................
13
c. Penyajian laporan keuangan .........................................
14
3. SAK ETAP ..........................................................................
16
a. Sejarah singkat SAK ETAP ..........................................
16
b. Persiapan penerapan SAK ETAP .................................
19
c. Ruang lingkup SAK ETAP ...........................................
20
d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP 21
BAB III
BAB IV
4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ....................................
26
a. Usaha kecil ...................................................................
26
b. Usaha menengah ..........................................................
27
c. Peran dan fungsi UKM.................................................
28
B. Penelitian Terdahulu ................................................................
28
C. Kerangka Pemikiran .................................................................
32
METODE PENELITIAN ............................................................
34
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
34
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................
34
C. Teknik Analisis Data ................................................................
36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................
37
xiii
1. Profil UKM ..........................................................................
37
2. Struktur Organisasi UKM ....................................................
40
3. Kendala Penyusunan Laporan Keuangan ............................
41
B. Deskripsi Data ..........................................................................
42
C. Hasil Penelitian ........................................................................
44
1. Menentukan Periode Fiskal .................................................
47
2. Membuat Neraca Awal ........................................................
48
3. Membuat Jurnal ...................................................................
53
4. Memposting ke Buku Besar .................................................
55
5. Menyusun Laporan Keuangan .............................................
56
a. Membuat neraca ..............................................................
50
b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba ....................
58
c. Menyusun laporan arus kas .............................................
60
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................
63
A. Kesimpulan ...............................................................................
63
B. Implikasi ...................................................................................
64
C. Saran .........................................................................................
64
Daftar Pustaka ................................................................................................
66
Lampiran .......................................................................................................
69
BAB V
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu……………………………. 29
4.1
Daftar Transaksi Konveksi As- Shaqi dan Akun- Akun
Yang Terlibat………………………………………….. 48
4.2
Daftar Nama Akun……………………………………. 50
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Keterangan
Halaman
2.1
Siklus Akuntansi……………………………………
11
2.2
Skema Kerangka Pemikiran………………………...
33
4.1
Struktur Organisasi………………………………….
40
4.2
Neraca Awal………………………………………...
52
4.3
Jurnal Umum………………………………………...
54
4.4
Buku Besar…………………………………………..
55
4.5
Neraca………………………………………………..
56
4.6
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba…………………
59
4.7
Laporan Arus Kas……………………………………
62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Keterangan
Halaman
1
Data dari Perusahaan………………………
69
2
Struktur dan Teknis Wawancara…………..
81
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat
menjadi UKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha kecil dan
menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar
tetap berkembang dan hidup, sehingga dapat memperluas kesempatan
usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan
ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
Peran aktif usaha kecil dan menengah (UKM) pada era pasca krisis
mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat berfungsi sebagai
katup pengaman permasalahan tenaga kerja. Dimasa krisis, usaha kecil
menengah terbukti tangguh bertahan karena pelakunya bersandar kepada
sumber daya lokal sehingga memiliki ketahanan yang kuat (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan: 2009).
Dalam menjalankan aktivitas usahanya seringkali pengelola usaha
kecil dan menengah (UKM) merasa kesulitan dalam melakukan pencatatan
terhadap apa yang terjadi pada operasional usahanya. Kesulitan ini
menyangkut aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai oleh setiap
1
usahanya. Apalagi jika harus dilakukan pengukuran dan penilaian atas
aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha. Pencatatan dilakukan hanya
dengan menghitung selisih antara uang masuk dan uang keluar, tanpa
melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi dari kegiatan usaha
atau non usaha. Kebanyakan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
hanya menghitung harta yang dimiliki sebatas uang kas yang dipegang
saja. Mereka tidak memahami bahwa pengertian harta lebih luas dari
sekedar uang yang kas (Anak Suryo: 2006).
Sering kali dalam skala usaha kecil dan menengah (UKM) hasil
usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi daripada
pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya
diukur dari pendapatan saja, diperlukan pengukuran dan pengelompokan
atas transaksi atau kegiatan usaha yang terjadi serta pengikhtisaran
transaksi- transaksi tersebut.
Setiap usaha diharapkan memiliki laporan keuangan untuk
menganalisis kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjuk pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Praktek
akuntansi keuangan pada usaha kecil menengah (UKM) masih rendah dan
memiliki banyak kelemahan. Kelemahan itu, antara lain disebabkan
rendahnya pendidikan, kurangnya pemamahan terhadap Standar Akuntansi
2
Keuangan (SAK) dari manajer pemilik dan tidak adanya peraturan yang
mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM (Wahdini dan
Suhairi: 2006).
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil
usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi
yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan suatu
perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode
sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan
(Ma’rifatul Auliyah: 2012).
Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa
tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana
keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang
diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan
pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya
didasarkan pada laba semata.
Semakin berkembangnya usaha, menuntut usaha kecil dan menengah
(UKM) untuk berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan. Misalnya
untuk meningkatkan pendanaan usaha kecil dan menengah (UKM) akan
berhubungan dengan pihak bank/ lembaga keuangan lainnya. Pihak bank/
lembaga keuangan tersebut biasanya akan mensyaratkan laporan keuangan
untuk menilai kelayakan kredit dari usaha kecil dan menengah (UKM).
3
Demikian juaga ketika usaha kecil dan menegah (UKM) mengikuti lelang
pengadaan barang maupun jasa yang diadakan oleh pihak rekanan, pihak
rekanan biasanya akan meminta laporan keuangan sebagai syarat lengkap
administratif. Dengan demikian dengan semakin berkembangnya usaha,
menuntut usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menyediakan laporan
keuangannya dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka
dalam upaya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif (I
Made Narsa, Agus Widodo dan Sigit Kurnianto: 2012).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi
Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada
tanggal 12 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2011. Kehadiran
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau
lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan
kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan. SAK ETAP
juga diharapkan mernjadi solusi permasalahan internal perusahaan,
terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh
tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya.
Diterbitkannya SAK ETAP bertujuan untuk dimplementasikan pada
entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik
merupakan entitas yang tidak signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal (IAI: 2009).
4
Pada umumnya usaha kecil dan menengah (UKM) adalah entitas
tanpa akuntabilitas publik, oleh karena itu pengguna SAK ETAP banyak
terdiri dari entitas dengan kategori usaha kecil dan menengah (UKM).
Usaha kecil dan menegah (UKM) termasuk dalam ETAP karena tidak
memiliki akuntabilitas yang signifikan dan menerbitkan laporan keuangan
tidak untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan jika, bukan entitas
yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
tujuan pernerbitan efek di pasar modal atau bukan entitas yang menguasai
aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat
(IAI: 2009).
Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66
Kedaung- Pamulang, merupakan salah satu usaha kecil menengah (UKM)
yang dimiliki oleh H. Salman Abdullah Sungkar sejak tahun 2000.
Konveksi As- Shaqi merupakan salah satu produsen pakaian muslim dan
perlengkapan haji, disamping itu Konveksi As- Shaqi juga menerima
pembuatan pakaian seragam sekolah dan wearpack sebagai salah satu
produksi tambahan disamping produksi pokok. Berdasarkan wawancara
dan observasi Konveksi As- Shaqi memiliki permasalahan dalam hal
pengelolaan keuangan dalam usahanya. Maka dari itu, penerapan
akuntansi menjadi salah satu komponen mutlak yang harus dimiliki oleh
usaha kecil menengah (UKM) seperti Konveksi As- Shaqi, jika ingin
5
mengembangkan usahanya. Begitu pula dengan SAK ETAP sebagai suatu
standar yang mengatur pembuatan laporan keuangan untuk usaha kecil dan
menengah (UKM). Keberadaan SAK ETAP seharusnya menjadi suatu hal
yang sedikit banyak diketahui dan diterapkan dalam laporan keuangan
usaha kecil dan menengah (UKM).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kendala apa yang dihadapi Konveksi As- Shaqi untuk menyusun
laporan keuangannya?
2. Bagaimana rancangan penerapan SAK ETAP pada usaha kecil dan
menengah (UKM) khususnya Konveksi As- Shaqi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kendala- kendala apa saja yang dihadapi oleh
Konveksi As- Shaqi dalam menyusun laporan keuangannya.
b. Untuk membantu pelaku bisnis usaha kecil dan menengah (UKM)
dalam memahami penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) khususnya pengelola Konveksi As- Shaqi.
6
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelian ini sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis:
1) Memberikan pemahaman tentang rancangan penerapan SAK
ETAP untuk usaha kecil dan menengah (UKM).
2) Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan
dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
yang diharapan berdampak pada pengembangan usaha.
3) Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang telah dipelajari selama ini sehingga dapat
memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah
wawasan serta pemahaman yang lebih baik.
b. Manfaat praktis:
1) Sebagai bahan masukan atau sumbangan informasi terhadap
pihak perusahaan mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM.
2) Sebagai bahan informasi kepada akademisi dan masyarakat
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Akuntansi
a. Pengertian dan definisi akuntansi
Dalam pengetahuan akuntansi dikenal dua istilah asing, yaitu
accountancy dan accounting. Secara terminologi istilah tersebut lazim
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi akuntansi. Untuk
mendekatkan pengertian terhadap kedua istilah tersebut, perlu diketahui
pengertian dan kedudukan masing- masing dalam pengetahuan akuntansi.
Akuntansi
(accountancy)
merupakan
suatu
metodologi
dan
himpunan pengetahuan yang berkenaan dengan sistem informasi dari
satuan- satuan ekonomi apapun bentuknya, yang terbagi atas dua bagian.
Pertama, accounting ialah pengetahuan yang menyangkut proses
pelaksanaan pembukuan dalam arti yang luas. Kedua, auditing ialah
pengetahuan yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas
hasil proses pelaksanaan pembukuan tersebut. Oleh karena itu, istilah
akuntansi (accountancy) lebih luas meliputi baik bidang teori, proses
pembukuan, penerapan atau praktek, maupun pemeriksaan dan penilaian.
Sementara itu istilah accounting hanya menunjukan bidang teori (Sadeli:
2008).
8
Sedangkan, menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006) akuntansi
adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak- pihak
berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi adalah
suatu sistem informasi yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian
(evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan pembukuan yang memberikan
laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan.
Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of
bussines). Perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat telah
menyebabkan semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan
untuk mencatat, meringkas, melaporkan, menginterprestasikan data dasar
ekonomi untuk kepentingan perorangan, perusahaan, pemerintah dan
anggota masyarakat lainnya (Sadeli: 2008).
Menurut AAA (American Accounting Association) dalam Sadeli
(2008), akuntasi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan,
mengukur
dan
melaporkan
informasi
ekonomi
untuk
membuat
pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai
informasi tersebut.
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan
(Warren, Reeve, dan Fees: 2006).
9
Sedangkan, menurut AICPA (American Institute of Certified Public
Accountans) dalam Ahmed Riahi dan Belkaoui(2006) akuntasi adalah
suatu seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dalam cara
yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi- transaksi dan kejadiankejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan
dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya.
Pihak- pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi
sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka.
Pihak- pihak yang berkepentingan juga menggunakan informasi lain untuk
pengambilan keputusan mengenai perusahaan. Pihak- pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (Bussines Stakeholder) adalah
perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan
kinerja perusahaan (Warren, Reeve dan Fees: 2006).
Dari beberapa definisi akuntansi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa, definisi dari akuntasi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran
dan pelaporan informasi ekonomi atas transaksi- transaksi dan kejadiankejadian dalam perusahaan yang kegiatannya dapat diukur dengan satuan
mata uang untuk membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh
pihak-
pihak
yang
berkepentingan
dalam
perusahaan
(Bussines
Stakeholder).
10
b. Siklus akuntansi
Siklus akuntansi menurut Warren (2006), adalah proses akuntansi
yang diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri
dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut.
Pengertian siklus akuntansi juga diungkapkan Manahan (2004)
siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Adapun menurut Kieso (2008) yang dimaksud dengan siklus
akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan.
Digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
Jurnal Pembalik
Jurnal Penutup
Transaksi
Laporan Keuangan
Bukti
Neraca Lajur
Jurnal Penyesuaian
Jurnal
Neraca Saldo
Buku Besar/ Ledger
Sumber: Kieso (2008)
11
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian laporan keuangan
Setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan, maka disiapkan laporan
bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian
disebut laporan keuangan (Warren: 2006).
Merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk membuat dan
melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal
yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan
posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan
langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan sekarang dan kedepan,
dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun
kekuatan yang dimilikinya. Dalam pengertian yang sederhana menurut
Kasmir (2009), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.
Kemudian, Sadeli (2008) mengemukakan laporan keuangan adalah
laporan tertulis yang memberikan informasi kuatitatif tentang posisi
keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama
periode tertentu.
Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Putra (2012),
laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan berguna bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak- pihak
12
yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan
kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang menyajikan dan
memberi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu.
b. Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK (2009) adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi yang meliputi:

Aset

Liabilitas (kewajiban)

Ekuitas

Pendapatan dan beban termasuk keuantungan dan kerugian

Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik

Arus kas
13
c. Penyajian laporan keuangan
Penyajian yang wajar dari laporan keuangan SAK ETAP antara lain
dijelaskan dalam SAK ETAP (2009) sebagai berikut:
1) Penyajian Wajar
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar
mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa
dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban.
2) Kepatuhan Terhadap SAK ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus
membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan
atas laporan keuangan.
3) Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang
menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan
entitas melanjutkan kelangsungan usaha.
4) Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk
informasi komparatif) minimum satu tahun sekali.
14
5) Penyajian yang Konsisten
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar
periode harus konsisten kecuali jika terjadi perubahan yang
signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan penyajian atau
pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik
sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
6) Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk
informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan).
7) Materialitas dan Agregasi
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan
sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang
memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
15
3. SAK ETAP
a. Sejarah singkat SAK ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia sejak Juli 2009 telah meluncurkan standar
akuntansi ETAP (SAK-ETAP). Nama standar ini sedikit unik karena
exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan
Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka
untuk menghindari kerancuan, standar ini diberi nama SAK Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (Wahyuni: 2011).
Sesuai dengan namanya maka sasaran pengguna dari standar ini
adalah entitas yang tidak memiliki tanggung jawab akuntabilitas kepada
publik (ETAP). SAK ETAP beranalogi dengan IFRS SMEs (Small and
Medium Enterprises), bahkan semangat pengembangan SAK ETAP
berasal dari IFRS SMEs namun dengan beberapa penyesuaian (Eka: 2010)
Dengan adanya SAK ETAP, maka perusahaan kecil seperti UKM
tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan SAK Umum
yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak
kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan SAK dengan
ketentuan pelaporan yang lebih kompleks..
Selama ini perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik
(misalnya UKM, private entities, dan lainnya) mengalami dilema dalam
penyusunan laporan keuangan. Mereka menginginkan laporan keuangan
yang sesuai dengan standar, untuk tujuan-tujuan antara lain memperoleh
kredit dari bank, tujuan pelaporan pajak maupun tujuan internal
16
perusahaan namun, hambatan dalam pengaplikasian SAK Umum terkait
dengan kompleksitas SAK Umum sehingga menimbulkan biaya yang
besar apabila tetap diterapkan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memahami hal ini dan
memberikan solusi berupa penerbitan SAK ETAP yang merupakan
simplifikasi dari SAK Umum. Secara substansi tidak terdapat perbedaan
signifikan antara keduanya, namun persyaratan disclosure dari SAK ETAP
berkurang signifikan dari SAK Umum (Eka: 2010)
. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus
membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK
ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan
melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAKETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih
ringan daripada SAK Umum, maka ketentuan transisi dalam SAK-ETAP
ini cukup ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal
penerapan SAK ETAP, yakni 1 Januari 2011, Entitas yang memenuhi
persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK nonETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak
17
diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk
penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 Januari
2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan
menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP (Wahyuni:
2011).
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak
memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP,
maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP.
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan
menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar
menjadi perusahaan publik pada tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK non-ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya
entitas yang sebelumnya menggunakan SAK non-ETAP dalam menyusun
laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang
dapat
menggunakan
SAK
ETAP,
maka
entitas
tersebut
dapat
menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
(Wahyuni: 2011).
18
b. Persiapan penerapan SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) akan dinyatakan efektif berlaku untuk entitas yang
tidak memiliki akuntabiltas publik, yaitu entitas yang memiliki 2 kriteria
yaitu: tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan, dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
dalam kriteria kedua ini adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit (Basir: 2010).
Kriteria ETAP di atas bisa dibedakan dengan entitas yang memiliki
akuntabilitas publik, yaitu jika (SAK ETAP: 2009):
1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas
dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar
modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal.
2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,
pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan
bank investasi.
Pada umumnya, entitas tanpa akuntabilitas publik adalah UKM, oleh
karena itu pengguna ETAP akan banyak terdiri dari entitas dengan
kategori UKM.
Penerbitana SAK ETAP oleh DSAK IAI ini adalah
sebagai alternatif SAK yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia,
19
sebagai bentuk SAK yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK
Umum yang lebih rumit (Basir: 2010).
c. Ruang lingkup SAK ETAP
Berdasarkan ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.
Ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek dipasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas
sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan
bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan standar tersebut.
20
d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan.
Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK
ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2009).
1) Jenis laporan keuangan lengkap
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP
(2009), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi:
(a) Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu
perusahan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode
tersebut. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

Kas dan setara kas

Piutang usaha dan piutang lainnya

Persediaan

Properti dan investasi

Aset tetap

Aset tidak berwujud

Utang usaha dan utang lainnya

Aset dan kewajiban pajak
21

Kewajiban diestimasi

Ekuitas
(b) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan
dan beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat
pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan
keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba
adalah penghasilan dan beban.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai
berikut:

Pendapatan

Beban keuangan

Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan
metode ekuitas

Beban pajak

Laba atau rugi neto
(c) Laporan perubahan ekuitas
Dalam laporan ini menunjukan:

Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode,
termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui
secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,
22
pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, atau

Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
termasuk jumlah investasi, penghitungan dividen dan
distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.
(d) Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis
atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah
perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
(e) Catatan atas laporan keuangan yang berisiringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan penjelasan lainnya.
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai
tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif
atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan
informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.
23
2) Pengakuan dalam laporan keuangan
(a) Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya
dimasa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset
tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif
transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan
laba rugi.
(1) Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal
entitas

Dimiliki untuk diperdagangkan

Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau

Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
(b) Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak
lancar. Jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi
dengan jelas, maka siklus operasi diasumsikan 12 bulan.
24
(1) Kewajiban
diakui
dalam
neraca
jika
kemungkinan
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
(i) Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban
jangka pendek jika:

Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi entitas

Dimiliki untuk diperdagangkan

Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12
bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan.
(ii) Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya
sebagai kewajiban jangka panjang.
(2) Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari
pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam
laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
25
(3) Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan
aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal. Laba atau rugi
merupakan selisih antara penghasilan dan beban. Hal tersebut
bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan,
dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
a. Usaha kecil
Sebagaimana yang dimaksud Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang
dilampirkan oleh Tambunan (2012) dalam bukunya yang berjudul “Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia” usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang.
Dalam Undang- Undang tersebut pada BAB IV Pasal 6 menyebutkan
bahwa kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
26
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
atau
2) Memiliki hasi penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
Usaha kecil dan menengah adalah jenis usaha yang jumlahnya paling
banyak di Indonesia, tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil
masih beragam. Pengertian mengenai UKM juga masih relatif. Sehingga
adanya batasan diperlukan untuk menimbulkan definisi- definisi dari
berbagai segi (Hutagaol: 2012).
b. Usaha menengah
Kemudian pengertian usaha menengah dalam Undang- Undang
tersebut yang terlampir dalam Tambunan (2012) adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang.
Adapun dalam Undang- Undang disebutkan bahwa kriteria usaha
menengah adalah sebagai berikut:
27
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
c. Peran dan fungsi UKM
Menurut Suryana dalam Ma’rifatul Auliyah (2012) fungsi dan peran
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat besar dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi:
1)
Penyediaan barang dan jasa
2)
Penyerapan tenaga kerja
3)
Pemerataan pendapatan
4)
Sebagai nilai tambah bagi produk daerah
5)
Peningkatan taraf hidup masyarakat
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan
dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
28
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No
1.
2.
Peneliti
(Tahun)
Iim
Ma’rifatul
Aliyah
(2012)
Marry
Setiady
(2011)
Judul Penelitian
Penerapan
Akuntansi
Berdasarkan SAK
ETAP pada UKM
Telaah Kesiapan
dab Prospek
Implementasi
SAK ETAP :
Studi Kasus Pada
Pengusaha
UMKM Garmen
di Pusat Grosir
Surabaya
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Metodologi Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan metode
Penulis melakukan
kualitatif, yang mengulas penelitian pada beberapa
dan menggambarkan
UKM.
bagaimana penerapan
akuntansi berdasarkan
SAK ETAP dilakukan
pada UKM
Menggunakan UKM
sebagai objek penelitian
Penulis melakukan
penelitian pada beberapa
UKM
Hasil Penelitian
Kesulitan yang muncul untuk
membuat laporan keuangan
yang sesuai dengan
akuntansi, karena hampir
semua pengusaha tidak
menerapkan konsep entitas
dalam usahanya, sehingga
sulit untuk memisahkan
antara harta pribadi dengan
perusahaan dan keberadaan
SAK ETAP belum banyak
diketahui oleh para pelaku
UKM.
Sebagian UMKM garmen
telah siap
mengimplementasikan SAK
ETAP dalam pembuatan
laporan keuangannya,
kemudian untuk UMKM
yang belum siap, bersedia
mengimplementasikan SAK
ETAP dalam pembuatan
laporan keuangannya pada
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
3.
4.
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
I Made
Narsa, Agus
Widodo dan
Sigit
Kurnianto.
(2012)
Mengungkap
Kesiapan UMKM
dalam
Implementasi
Standar
Akuntansi
Keuangan Entitas
Tanpa
Akuntanbilitas
Publik (SAK
ETAP) untuk
Meningkatkan
Askes Modal
Perbankan.
Pratiwi
Standar
Sariningtyas Akuntansi
dan Tituk
Keuangan Entitas
Diah W.
Tanpa
(2012)
Akuntabilitas
Publik pada
Usaha Kecil
dan Menengah.
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Metodologi Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Menggunakan metode
Penulis melakukan
kualitatif yang
penelitian pada beberapa
menjelaskan sejauh mana pelaku UKM.
UMKM memahami
kegunaan laporan
keuangan yang disusun
berdasarkan standar
akuntansi yang baku.
masa yang akan datang.
Laporan keuangan berperan
sangat penting disamping
sebagai acuan bagi pemilik
usaha dalam pengambilan
keputusan, juga terutama
untuk memperoleh gambaran
kondisi kinerja keuangan
perusahaan.
Menggunakan SAK
ETAP sebagai standar
pelaporan keuangan yang
baku bagi UKM.
laporan keuangan
berpengaruh positif terhadap
kebutuhan SAK ETAP bagi
UKM.
Menggunakan metode
purvosive sampling dalam
penelitian.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
5.
31
Peneliti
(Tahun)
Hermon
Adhi Putra
dan
Elisabeth
Penti
Kurniawati.
(2012)
Judul Penelitian
Penyusunan
Laporan
Keuangan untuk
Usaha Kecil
Menengah
(UKM) berbasis
Standar
Akuntansi
Keuangan Entitas
Tanpa
Akuntabilitas
Publik (SAK
EAP).
Metodologi Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan metode
Peneliti melakukan
deskriptif kualitatif,
penelitian pada beberapa
untuk menggambarkan
pelaku UKM.
dan menginterprestasikan
kebutuhan UKM atas
sistem akuntansi serta
rancangan laporan
keuangan sesuai dengan
SAK ETAP.
Hasil Penelitian
Kendala dalam pembuatan
laporan keuangan antara lain
karena kurangnya sumber
daya manusia yang memiliki
kemampuan dalam menyusun
laporan keuangan serta
kurannya waktu yang
difokuskan untuk membuat
laporan keuangan.
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Hamid (2007) mendefinisikan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan.”
Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual, tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah
yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah rancangan penerapan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang merupakan sebuah
studi kasus pada konveksi As- Shaqi.
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang
mengangkat penelitian mengenai rancangan penerapan SAK ETAP pada
UKM. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian
ini:
32
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikian
Konveksi As- Shaqi tidak menerapkan akuntansi didalam kegiatan
usahanya.
Rancangan penerapan SAK ETAP dilakukan dalam setiap kegiatan
usaha konveksi As- Shaqi
Penerapan akuntansi mulai dilakukan dalam setiap kegiatan usaha
konvesi As- Shaqi
Basis Teori
Metode Penelitian:
Kualitatif Deskriptif
Deskripsi dan pembahasan
Kesimpulan dan implikasi
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif yang berupa studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang menggambarkan mengenai bagaimana keadaan perusahaan tersebut
sampai pada data-data yang dibutuhkan untuk dapat membuat laporan
keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Pada umumnya penelitian deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis. Adapun objek penelitian adalah
Rancangan Penerapan SAK ETAP pada UKM.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data yang
berisikan informasi mengenai pencatatan- pencatatan atas transaksi
keuangan perusahaan pada tahun berjalan yang diperoleh dari informan
yang mempunyai peran penting dalam Konveksi As- Shaqi, terutama
mengenai data- data keuangan dan transaksi yang terjadi di
perusahaan.
34
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber
data internal yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang
terdiri atas data primer dan data sekunder.
a) Data primer
Data ini didapat dari hasil observasi dan wawancara
langsung dengan pihak yang bersangkutan dalam perusahaan,
seperti pemilik usaha, penanggung jawab keuangan, dan bagianbagian yang bersangkutan dengan pengolahan data keuangan,
sehingga
dapat
diperoleh
keterangan
yang
dibutuhkan
sehubungan dengan masalah yang diteliti yakni penerapan
akuntansi.
b) Data sekunder
Data ini diperoleh dari data yang sudah ada diperusahaan
dalam bentuk dokumen dan informasi lain terutama pada
informasi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatan perusahaan
yang dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan, antara
lain adalah rekening koran perusahaan, bukti transaksi penjualan,
bukti transaksi pembelian, laporan kas keluar masuk, biaya
overhead pabrik, catatan hutang dan piutang perusahaan serta
laporan lainnya yang mendukung pembuatan laporan keuangan.
35
C. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif.
Metode
deskriptif
adalah
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan dan menginterprestasikan objek dengan apa adanya. Hasil
laporan menggambarkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai
dengan apa adanya, dengan kata lain penelitian deskriptif mengambarkan
dengan sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti
secara tepat.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara yang dilakukan
peneliti
dengan
informan.
Wawancara
yang
dilakukan
dengan
menggunakan pertanyaan yang tidak terstruktur dan dilakukan sesantai
mungkin, dengan tujuan untuk menggali lebih banyak informasi dari
informan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih akurat
dan memudahkan dalam proses analisis data.
Adapun langkah- langkah dalam memperoleh data penelitian adalah
sebagai berikut (Auliyah: 2012):
1. Melakukan pengamatan/ observasi dan wawancara,
2. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi pada
perusahaan,
3. Mengevaluasi hasil dari pengamatan dan wawancara serta data yang
didapat,
4. Menyimpulkan kelemahan dan menyarankan perbaikan dalam
penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil UKM
Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66
Kedaung-
Pamulang Kota
Tangerang Selatan
provinsi
Banten,
merupakan sebuah salah satu usaha keluarga yang memproduksi pakaian
muslim pria, wanita dan anak- anak serta perlengkapan haji pria dan
wanita , seperti: baju koko, jubah, baju ihrom, kerudung, dan lainnya.
Usaha produksi pakaian muslim ini mulai digeluti oleh H. Salman
Abdullah Sungkar sekitar tahun 2000. Karena keinginan dan kemampuan
dibidang menjahit beliau memulai usahanya dengan bemodalkan sebuah
mesin jahit dengan memulai membuat pakaian muslim serta membuka
jasa menjahit pakaian. Sedikit demi sedikit hasil dari kerja keras beliau
mulai membuahkan hasil, dengan banyaknya pesanan dari warga sekitar.
Melihat peluang yang berada didepan mata beliau mencoba
mengembangkan usahanya dengan mendirikan sebuah konveksi rumahan
yang diberi nama As- Shaqi dengan menggunakan sebagian tempat
tinggalnya dan memiliki beberapa orang karyawan. Berawal dari
berdirinya konveksi As- Shaqi mulailah beliau memasarkan produknya
tersebut ke pusat grosir pakaian di Tanah Abang.
37
Perlahan tapi pasti produk baju muslim yang diberi label As- Shaqi
mulai dikenal dan diminati oleh para pelanggan, seiring dengan
perubahan waktu konveksi As- Shaqi pun kebajiran pesanan jika bulan
Ramadhan tiba sampai menjelang hari raya Idul Fitri omzet yang didapat
mencapai ratusan juta rupiah. Melihat hal tersebut mulailah tersirat
dibenak beliau untuk membeli toko di pasar Tanah Abang, impian itu
pun diwujudkan beliau dengan membeli toko yang diberi nama As- Shaqi
Collection yang berada di Blok F lantai 5 pasar Tanah Abang.
Seiring dengan perkembangan positif yang dialami konveksi AsShaqi pada tahun 2008, H. Salman Abdullah Sungkar kemudian membeli
toko di sebuah mall di daerah Pamulang yang diberi nama As- Sakinah.
Kedua toko tersebut menjadi pilar utama dalam penjualan hasil produksi
dari konveksi As- Shaqi. Karena semakin banyaknya pesanan dan
produksi yang dilakukan oleh konveksi dan sempitnya tempat produksi
kemudian beliau memutuskan untuk membangun sebuah tempat produksi
yang lebih besar untuk tempat produksi utama dan gudang dekat dengan
tempat tinggalnya.
Namun, semakin besar konveksi pasti akan semakin besar pula
biaya yang dibutuhkan melanjutkan usaha tersebut, inilah yang tidak
diperhitungkan oleh beliau, apalagi tidak ada pencatatan mengenai
transaksi yang terjadi dengan kata lain tidak ada pencatatan akuntansi
yang dilakukan di konveksi As- Shaqi, sehingga berdampak pada
keuangan konveksi yang tidak tertata. Tidak patah arang beliau pun
38
mulai mengajak relasinya untuk menginvestasikan uangnya untuk
usahanya tersebut. Dengan adanya investor yang menanamkan modal
pada usahanya tersebut memberikan konveksi As- Shaqi angin segar
untuk melanjutkan usahanya. Mulailah pencatatan akuntansi sederhana
dilakukan, dari pencatatan kas masuk, kas keluar, piutang, hutang,
persedian bahan baku dan barang jadi. Konveksi As- Shaqi pun mulai
memperbaiki manajemen yang terjadi di konveksi.
Pada kasus ini peneliti mulai merancang penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dalam laporan keuangan konveksi. Hai ini diyakini dapat membantu
konveksi dalam membuat laporan keuangan, juga untuk memenuhi
kebutuhan investor yang ingin melihat perkembangan keuangan pada
konveksi As- Shaqi yang terjadi saat ini.
Penggunaan SAK ETAP sebagai standar pencatatan akuntasi
karena konveksi As- Shaqi merupakan entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangannya untuk tujuan
umum. Konveksi As- Shaqi tidak mengajukan pernyataan pendaftaran,
atau dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk penerbitan efek dipasar modal, atau bukan entitas
yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat.
39
2. Struktur Organisasi UKM
Konveksi As- Shaqi belum membuat struktur organisasinya secara
formal. Karena sebagian besar karyawan yang mengelola manajemen
atau pengelola konveksi adalah anggota keluarga dan anak dari H.
Salman Abdullah Sungkar. Struktur dibawah ini merupakan gambaran
struktur organisasi yang dibuat berdasarkan deskripsi dan keterangan dari
pemilik dan karyawan konveksi As- Shaqi:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
H. Salman AS
Direktur Utama
Sakinah
Budiman
Administrasi
Produksi
Elsa HS
Muhammad
Rahayu
Dedi
Entin
Zainun
Kasir
Penjualan
Gudang
Cutting
CMT
Finishing
Karyawan
Karyawan
Karyawan
(Sumber : deskripsi wawancara)
40
3. Kendala Penyusunan Laporan Keuangan
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang sudah dilakukan,
ditemukan kendala- kendala yang dialami oleh konveksi As- Shaqi dalam
menyusun laporan keuangan, yaitu:
a. Konveksi As- Shaqi memiliki sekitar 28 orang karyawan dimana
hanya satu orang karyawan yang menangani bagian administrasi
dimana bagian tersebut mengelola hampir seluruh kegiatan
keuangan konveksi, mulai dari pembelian, penjualan,
hutang
piutang perusahaan, gudang, penggajian karyawan dan kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan administrasi keuangan konveksi.
Dimana latar belakang pendidikan karyawan tersebut hanya
tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak memiliki
pendidikan akuntansi. Menyebabkan kurangnya sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan dalam menyusun laporan
keuangan. Karena karyawan konveksi As- Shaqi yang mengelola
keuangan perusahaan tidak memiliki latar belakang pendidikan
akuntansi dan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang akuntansi.
b. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk karyawan pada
bagian manajemen konveksi dengan kata lain karyawan belum
sepenuhnya memaksimalkan kompetensi yang dimiliki dalam
mengelola konveksi, dan juga pemilik sekaligus sebagai pengelola
usaha belum sepenuhnya mempercayakan konveksi kepada
manajemen.
41
c. Masih bercampurnya keuangan pribadi dan keuangan perusahaan
sehingga, sulit untuk menelusuri transaksi pribadi dan transaksi
untuk keperluan usaha.
d. Belum tertatanya pencatatan yang mendukung data- data untuk
pembuatan laporan keuangan, seperti: buku piutang, buku utang,
catatan aset, pencatatan beban- beban konveksi, dan lainnya.
B. Deskripsi Data
Berikut adalah data- data konveksi As- Shaqi yang diperlukan
untuk penerapan SAK ETAP pada penelitian ini antara lain yaitu:
1. Buku kas, yaitu buku atau catatan yang berisikan tentang pengeluaran
dan pemasukan kas yang terjadi setiap hari. Pemilik mencatat seluruh
transaksi keuangannya dalam buku tersebut, mulai dari biaya parkir,
pembelian bahan baku dan bahan pendukung, pembayaran piutang
usaha sampai dengan pembayaran hutang usaha dan kemudian diinput
menggunakan komputer (dapat dilihat pada lampiran I).
2. Rekening koran pemilik, yaitu rekapitulasi transaksi keuangan yang
dikeluarkan oleh Bank kepada nasabah untuk periode tertentu. Pemilik
menggunakan rekening koran sebagai alat untuk mengetahui giro- giro
pembayaran hutang usaha yang dikeluarkan telah dicairkan atau
ditolak oleh pihak Bank, serta mengetahui transfer pembayaran piutang
dari para pelanggan (dapat dilihat pada lampiran I).
42
3. Data aset konveksi, yaitu catatan yang berisikan data mengenai aset
yang dimiliki oleh konveksi sampai saat ini. Pemilik hanya mencatat
total aset yang dimiliki tanpa adanya perhitungan beban penyusutan
untuk setiap aset yang dimiliki (dapat dilihat pada lampiran I).
4. Catatan hutang usaha, yaitu catatan yang mengenai hutang konveksi
yang kepada para produsen atau distributor bahan baku dan bahan
penunjang produksi lainnya (dapat dilihat pada lampiran I).
5. Catatan persediaan, yaitu catatan mengenai persediaan barang jadi
yang dibuat oleh pemilik berdasarkan data pemotongan (cutting) bahan
baku untuk produksi. Pemilik belum melakukan stok opname untuk
melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan barang jadi dan tidak
melakukan pencatatan terhadap bahan baku yang tersedia (dapat dilihat
pada lampiran I).
6. Catatan penjualan, yaitu catatan yang dibuat oleh pemilik berdasarkan
nota penjualan yang telah dikeluarkan tanpa adanya pemisahaan antara
penjualan tunai dan kredit (dapat dilihat pada lampiran I).
7. Catatan giro, yaitu catatan yang berisikan giro- giro pembayaran dari
pelanggan dan giro- giro yang diterbitkan untuk pembayaran hutang
usaha. Sebagian besar transaksi dalam konveksi menggunakan giro
(dapat dilihat pada lampiran I).
8. Catatan pembayaran gaji karyawan, yaitu pencatatan seluruh transaksi
yang meliputi pembayaran gaji. Karena pembayaran gaji dilakukan
mingguan maka pencatatan pembayaran gaji dilakukan setiap minggu
43
berdasarkan data pekerjaan yang telah dilakukan oleh setiap karyawan
pada bagian produksi (dapat dilihat pada lampiran I).
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini memberikan format rancangan laporan keuangan
yang sesuai dengan SAK ETAP dan dapat digunakan oleh perusahaan
untuk membuat laporan keuangan perusahaannya sendiri. Adapun untuk
merancang laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi
UKM tersebut langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Mengenali karakteristik UKM yang memiliki karakteristik bisnis
tersendiri yaitu:
a. Memiliki stuktur permodalan baik dari modal sendiri maupun
investor, dimana komposisi modal sendiri memiliki persentase
jumlah yang lebih besar dibanding investor.
b. Strategi bersaing pada biaya yang rendah karena memiliki banyak
pesaing yang menjual barang yang sejenis.
c. Berorientasi pada penjualan grosir karena produk yang dihasilkan
dijual di pasar Tanah Abang yang terkenal sebagai salah satu pusat
grosir terbesar.
d. Memiliki stok persediaan barang dagang yang sejenis dalam
jumlah yang banyak karena berorientasi pada penjualan grosir.
e. Pengusaha belum memiliki NPWP dan belum melakukan
pembayaran pajak.
44
2. Mengenali transaksi- transaksi yang terjadi pada UKM, seperti:
a. Transaksi penjualan konveksi As- Shaqi meliputi penjualan tunai
maupun penjualan kredit. Penjualan tunai timbul dari transaksi
penjualan eceran (retail), sedangkan penjualan kredit timbul dari
transaksi penjualan dalam jumlah besar (grosir) kepada pelangganpelanggan setia untuk dijual kembali di daerahnya masing-masing.
Transaksi penjualan kredit akan memunculkan akun piutang usaha
dalam neraca perusahaan. Umumnya dalam transaksi penjualan ini
terdapat potongan/diskon penjualan tersendiri yang proporsional
dengan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan (semakin
banyak barang yang dibeli oleh pelanggan, semakin besar pula
potongan harga jualnya.) sehingga pada laporan laba-rugi,
potongan/diskon penjualan tersebut akan mengurangi hasil
penjualan bruto perusahaan. Selain kebijakan potongan harga
tersebut, untuk transaksi penjualan grosir pengusaha memberikan
kebijakan retur atau pengembalian barang sehingga dalam laporan
laba-rugi retur penjualan ini juga akan mengurangi penjualan bruto
perusahaan.
b. Transaksi pembelian bahan baku juga meliputi pembelian secara
tunai maupun pembelian secara kredit. Transaksi pembelian bahan
baku secara kredit akan memunculkan akun hutang usaha pada
neraca perusahaan. Selain itu, untuk transaksi ini perusahaan juga
akan mendapatkan kebijakan retur dan potongan pembelian yang
45
akan diperhitungkan dengan menjadi pengurang saldo pembelian
sehingga didapat saldo pembelian bersih.
3. Menentukan nama akun dan pos dalam laporan keuangan.
4. Perancangan laporan keuangan untuk UKM Konveksi As- Shaqi.
Format
laporan
keuangan
yang
dibuat
disesuaikan
dengan
karakteristik dan kondisi UKM dan mengacu pada SAK ETAP adalah
sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca
memberikan
informasi
mengenai
posisi
keuangan
perusahaan pada suatu tanggal tertentu atau akhir periode
pelaporan. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang disajikan. Pada format laporan yang
direkomendasikan pos-pos disajikan berdasarkan pada penilaian
sifat dan likuiditas aset maupun kewajiban.
b. Laporan laba rugi dan saldo laba
Laporan laba rugi dan saldo laba ini dibuat untuk menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode yaitu dengan
menyajikan penghasilan dan beban entitas. Beban-beban pada
laporan laba rugi ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya
sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan analisis
beban tersebut.
Serta digabungkan dengan saldo laba tahun
berjalan untuk melihan perubahan modal pemilik pada periode
tersebut.
46
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas
dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah
perubahan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus
kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Arus kas dari aktivitas
investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi
disyaratkan oleh SAK ETAP menggunakan metode tidak
langsung.
Berdasarkan data- data yang telah diperoleh dari konveksi AsShaqi untuk penelitian tahapan berikutnya adalah pembuatan laporan
keuangan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Periode Fiskal
Periode fiskal yang digunakan adalah periode satu tahunan
dimulai pada 1 Januari. Periode yang dipilih disesuaikan dengan
periode fiskal perpajakan untuk mempermudah pengusaha memenuhi
kewajiban pajak, walaupun dalam kenyataannya dilapangan konveksi
As- Shaqi belum memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Dan
diharapkan dengan adanya laporan keuangan ini pengusaha dapat
memenuhi kewajiban pajaknya.
47
2. Membuat Neraca Awal
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada pemilik dan
pihak administrasi konveksi As- Shaqi mengenai keadaan keuangan
pada akhir Juni 2012 serta melihat bukti- bukti transakasi keuangan
yang telah terjadi untuk memperkirakan saldo masing- masing akun
yang akan dibuat. Pemilik mulai melakukan pencatatan intensif
mengenai kegiatan keuangan perusahaan disertai dengan pengarsipan
bukti transaksi yang terjadi dari awal Juli 2012, dan juga didorong oleh
tutunan dari investor untuk melihat kondisi keuangan perusahaan untuk
melindungi modal yang telah ditanamkan. Dari data yang diperoleh
peneliti membuat daftar nama akun sesuai dengan kegiatan transaksi
keuangan yang sering dilakukan oleh UKM tersebut. Berikut adalah
perkiraan akun- akun dalam neraca awal yang digunakan untuk setiap
transaksi keuangan yang terjadi pada konveksi As- Shaqi:
Tabel 4.1.
Daftar Transaski Konveksi As- Shaqi Dan Akun- Akun Yang
Terlibat
Jenis Transaksi
Pembelian Bahan Baku
Tunai
Pembelian Bahan Baku
Kredit
Debet
Kredit
Pembelian
Kas
Pembelian
Utang Usaha
Retur Pembelian Tunai
Kas
Retur Pembelian
Retur Pembelian Kredit
Utang Usaha
Retur Pembelian
Penjualan Tunai
Kas
Penjualan
Penjualan Kredit
Piutang Usaha
Penjualan
Pembayaran Gaji Karyawan
Beban Gaji Karyawan
Kas
Pembayaran Listrik
Beban Listrik
Kas
Tol, Bensin dan Parkir
Beban Transport
Kas
Penyetoran Tunai ke Bank
Kas di Bank
Kas
Disetor Modal Tunai
Kas
Modal Pemilik
Bersambung ke halaman selanjutnya
48
Tabel. 4.1 (Lanjutan)
Pembelian Perlengkapan
Kantor
Perlengkapan Kantor
Kas
Pembelian Aksesoris
Aksesoris
Kas
Pembelian Peralatan Kantor
Peralatan Kantor
Kas
Pembayaran Utang Tunai
Utang Usaha
Kas
Diterima Piutang Tunai
Pembayaran Utang dengan
Giro
Diterima Piutang dengan
Giro
Kas
Piutang Usaha
Utang Usaha
Utang Giro
Piutang Giro
Piutang Usaha
Pembayaran Angsuran Toko
Angsuran Toko
Kas
Pembayaran Angsuran
Kendaraan
Angsuran Kendaraan
Kas
Pembayaran Sewa Kontrakan
Beban Sewa Kontrakan
Kas
Pembayaran Utang Giro
Jatuh Tempo
Utang Giro
Kas di Bank
Diterima Piutang Giro Jatuh
Tempo
Kas di Bank
Piutang Giro
Penyusutan Peralatan Kantor
Beban Penyusutan
Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan
Peralatan Kantor
Penyusutan Kendaraan
Beban Penyusutan
Kendaraan
Akumulasi Penyusutan
Kendaraan
Penyusutan Mesin Produksi
Beban Penyusutan Mesin
Produksi
Akumulasi Penyusutan
Mesin Produksi
Penyusutan Bangunan Kerja
Atas
Beban Penyusutan
Bangunan Kerja Atas
Penyusutan Pabrik
Beban Penyusutan Pabrik
Akumulasi Penyusutan
Bangunan Kerja Atas
Akumulasi Penyusutan
Pabrik
Penyusutan Bangunan Toko
Pembayaran Servis
Kendaraan
Beban Penyusutan
Bangunan Toko
Beban Perawatan
Kendaraan
Pembayaran Perawatan
Mesin Produksi
Beben Perawatan Mesin
Produksi
Akumulasi Penyusutan
Bangunan Toko
Kas
Kas
Sumber: data diolah
49
Kemudian berdasarkan transaksi- transaksi yang terjadi maka
disusunlah daftar nama akun untuk konveksi As- Shaqi sebagai berikut:
Tabel. 4.2. Daftar Nama Akun
Asset
Aset Lancar
Kas
Kas (Bank)
Piutang Usaha
Ekuitas Pemilik
Saham/ Investasi
Modal Pemilik
Piutang Giro
Piutang Karyawan
Aksesoris
Penjualan
Retur Penjualan
Diskon Penjualan
Perlengkapan Kantor
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Pendapatan Lain- lain (Bazaar)
Pendapatan Proyek Seragam (PKU)
Harga Pokok Produksi
Tenaga Kerja Langsung
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Aset Tetap
Tanah
Bangunan Kerja Atas
Bangunan Pabrik
Toko As- Sakinah Pamulang
Mesin Produksi
Peralatan Kantor
Kendaraan
Liabilitas/ Kewajiban
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha
Hutang Gaji Karyawan
Hutang Giro
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Proyek
Angsuran Toko As- Sakinah
Pinjaman Kepada Satar
Beban- Beban:
Beban Gaji Karyawan Tetap
Beban Transport
Beban Akomodasi
Beban Aksesoris
Beban Listrik
Beban Perawatan Kendaraan
Beban Perawatan Mesin Produksi
Beban Lain- lain
Beban Perlengkapan Kantor
Beban Angsuran Kendaraan
Beban Angsuran Toko As- Sakinah
Beban Sewa Gudang (Kontrakan)
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
Beban Penyusutan Kendaraan
Beban Penyusutan Mesin Produksi
Beban Penyusutan Bangunan Pabrik
Beban Penyusutan Bangunan Kerja
Atas
Beban Penyusutan Toko As- Sakinah
50
Kemudian proses selanjutnya adalah membuat neraca awal,
adapun data- data yang diperlukan untuk membuat neraca awal, yaitu:
a. Data aset konveksi As- Shaqi yang terdiri dari aset lancar
seperti kas, kas bank, piutang usaha, piutang giro, piutang
karyawan, dan lainnya serta aset tetap seperti tanah,
bangunan, mesin, toko, kendaraan dimana saldo akhir dari
masing- masing akun pada periode tersebut yang digunakan
untuk neraca awal.
b. Data penyusutan aset yang dimiliki konveksi As- Shaqi,
dimana perhitungan penyusutan menggunakan metode garis
lurus.
c. Data kewajiban konveksi As- Shaqi yang terdiri dari
kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
d. Data ekuitas konveksi As- Shaqi yang terdiri dari saham/
investasi dan modal pemilik. Yang dimaksud saham/ investasi
ini adalah modal yang diberikan oleh koleganya untuk
digunakan sebagai tambahan usaha konveksi As- Shaqi.
Berdasarkan data- data transaksi yang diperoleh maka kemudian
disusunlah neraca awal dengan format sebagai berikut:
51
Gambar. 4.2. Neraca Awal
KONVEKSI AS- SHAQI
Neraca
Per 30 Juni 2012
Asset
Aset Lancar
Kas
Kas (Bank)
Rp
491.420
Rp 53.355.840
Piutang Usaha
Piutang Giro
Piutang Karyawan
Aksesoris
Perlengkapan Kantor
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Total Aset Lancar
Aset Tetap
Tanah (100 m²)
Tanah (200 m²)
Bangunan Kerja Atas
Akum. Peny. Bangunan
Kerja Atas
Bangunan Pabrik
Akum. Peny. Bangunan
Pabrik
Rp 1.425.134.740
Rp 203.150.000
Rp
Peralatan Kantor
Akum. Peny. Peralatan
Kantor
Kendaraan
Akum. Peny.
Kendaraan.
Rp100.000.000
Rp260.000.000
Rp202.158.323
(991.677)
Rp 93.337.500
Rp
Toko As- Sakinah
Pamulang
Akum. Peny. Bangunan
Toko
Mesin Produksi
Akum. Peny. Mesin
Produksi
Rp502.750.000
Rp400.373.000
Rp 7.500.000
Rp 38.756.700
Rp
467.000
Rp330.550.780
Rp
Rp 90.890.000
Rp 93.060.417
(277.083)
Rp 371.533.843
Rp370.361.285
Rp (1.172.558)
Rp 243.604.688
Rp241.738.021
Rp (1.866.667)
Rp
2.858.971
Rp
(49.408)
Rp 214.854.877
Rp
2.809.563
Rp213.167.911
Rp (1.686.966)
Total Aset Tetap
Total Asset
Bersambung ke halaman selanjutnya
Rp 1.483.295.520
Rp 2.908.430.260
52
Gambar.4.2 (Lanjutan)
Liabilitas/ Kewajiban
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha
Rp450.870.000
Hutang Gaji Karyawan
Rp
5.363.400
Hutang Giro
Total Kewajiban
Rp711.266.600
Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Proyek
Angsuran Toko AsSakinah
Rp 1.167.500.000
Rp 75.318.500
Pinjaman Kepada Satar
Rp300.000.000
Rp196.020.000
Total Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban
Ekuitas Pemilik
Saham/ Investasi
Zulfikar/ Satar
Jefry
Rp 571.338.500
Rp 1.738.838.500
Rp 200.000.000
Rp 407.000.000
Total Investasi/ Saham
Rp607.000.000
Modal Pemilik
Rp562.591.760
Total Ekuitas
Total Liabilitas dan Ekuitas
Pemilik
Rp 1.169.591.760
Rp 2.908.430.260
3. Membuat Jurnal
Kemudian setelah neraca awal dibuat, tahapan selanjutnya adalah
membuat jurnal. Proses penjurnalan dilakukan untuk menuliskan
seluruh transaksi keuangan yang terjadi di konveksi As- Shaqi
berdasarkan bukti transaksi yang ada. Transaksi ini akan mempengaruhi
dua atau lebih akun yang ada dibagian debit dan kredit. Dalam
pembuatan jurnal membutuhkan saldo awal dari setiap akun pada
neraca saldo, data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak
administrasi konveksi As- Shaqi serta melihat bukti- bukti transaksi
53
yang telah terjadi untuk memperkirakan saldo awal akun serta melihat
laporan yang berkaitan dengan setiap akun transaksi.
Adapun untuk membuat jurnal umum data yang dibutuhkan
adalah:
a. Bukti transaksi yang terjadi pada periode tersebut yang akan
digunakan sebagai dasar penjurnalan.
b. Transaksi atau kegiatan keuangan konveksi yang tidak
memiliki bukti, namun untuk kepentingan konveksi As- Shaqi
yang nantinya akan dimasukan kedalam perkiraan beban lainlain apabila merupakan beban yang dikeluarkan konveksi.
Dan perkiraan pendapatan lain- lain apabila merupakan
pendapatan yang diterima oleh konveksi As- Shaqi.
Berikut adalah format jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
keuangan konveksi As- Shaqi:
Gambar. 4.3. Jurnal Umum
KONVEKSI AS- SHAQI
Jurnal Umum
Periode 31 Juli 2012
Tanggal
02-Jul12
Uraian
Beban Gaji
Ref.
Debet (Dr)
Rp
200.000
Rp
138.500
Kas
Beban Transport
Kas
Beban Gaji
Rp
Kas
Rp
Rp
200.000
Rp
138.500
Rp
120.000
Rp
12.000
120.000
Kas
Beban Lain- Lain
Kredit (Cr)
12.000
54
4. Memposting ke Buku Besar
Buku besar disusun untuk mempermudah melihat transaksi secara
rinci untuk masing- masing akun sesuai dengan penjurnalan yang
dilakukan. Data dalam buku besar ini merujuk dari neraca awal dan
jurnal yang telah dibuat untuk periode yang bersangkutan. Adapun data
yang diperlukan dalam membuat buku besar ,yaitu:
a. Saldo akhir pada neraca awal pada periode yang lalu dari
setiap perkiraan akun.
b. Jurnal umum yang mencatat semua transaksi keuangan
perusahaan.
Berikut adalah format Buku Besar yang dibuat untuk konveksi
As- Shaqi:
Gambar. 4.4. Buku Besar
KONVEKSI AS- SHAQI
Buku Besar
Per 31 Juli 2012
Kas
Tanggal
01-Jul-12
Uraian
Saldo Awal Juli
02-Jul-12
Kas
02-Jul-12
Kas
23-Jul-12
Ref
Debet (Dr)
Rp
Kredit (Cr)
491.420
Rp 1.900.000
Rp
200.000
Rp
118.500
Rp
318.500
Rp 3.500.000
Rp 5.891.420
Saldo Akhir Juli
Rp 5.572.920
55
5. Menyusun Laporan Keuangan
Laporan keuangan konveksi As- Shaqi disusun berdasarkan SAK
ETAP dengan menggunakan dasar akrual yaitu, mencatat transaksitransaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya dan
bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut
dibayarkan.
a. Membuat neraca
Neraca menyajikan informasi tentang aset, kewajiban dan
ekuitas yang dimiliki oleh konveksi As- Shaqi pada periode Juli
2012. Disertai dengan dorongan dari para investor yang
menenamkan modalnya pada konveksi As- Shaqi, yang ingin
melihat kondisi keuangan perusahaan dengan adanya laporan
keuangan dari konveksi As- Shaqi. Berikut adalah neraca pada
akhir Juli 2012:
Gambar. 4.5. Neraca
KONVEKSI AS- SHAQI
Neraca
Per 31 Juli 2012
Asset
Aset Lancar
Kas
Kas (Bank)
Piutang Usaha
Piutang Giro
Piutang Karyawan
Aksesoris
Perlengkapan Kantor
Persediaan Bahan Baku
Rp 14.748.826
Rp 4.711.140
Rp891.934.700
Rp171.050.000
Rp 17.040.000
Rp 12.616.357
Rp
265.500
Rp433.248.200
Bersambung ke halaman selanjutnya
56
Gambar. 4.5 (Lanjutan)
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Rp
Rp189.072.250
Total Aset Lancar
Rp 1.734.686.973
Aset Tetap
Tanah (100 m²)
Tanah (200 m²)
Bangunan Kerja Atas
Akum. Peny. Bangunan
Kerja Atas
Bangunan Pabrik
Akum. Peny. Bangunan
Pabrik
Toko As- Sakinah
Pamulang
Akum. Peny. Bangunan
Toko
Mesin Produksi
Akum. Peny. Mesin
Produksi
Peralatan Kantor
Akum. Peny. Peralatan
Kantor
Kendaraan
Akum. Peny.
Kendaraan.
Rp100.000.000
Rp 202.158.323
Rp260.000.000
Rp201.166.646
Rp
(991.677)
Rp 93.060.417
Rp 92.783.334
Rp
(277.083)
Rp 370.361.285
Rp369.188.727
Rp (1.172.558)
Rp 241.738.021
Rp239.871.354
Rp (1.866.667)
Rp 2.809.563
Rp
Rp
(49.408)
Rp 213.167.911
Rp211.480.945
2.760.155
Rp (1.686.966)
Total Aset Tetap
Rp 1.477.251.161
Rp 3.211.938.134
Total Asset
Liabilitas/ Kewajiban
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha
Hutang Gaji Karyawan
Rp559.139.000
Rp 2.363.400
Hutang Giro
Total Kewajiban
Rp811.266.600
Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Rp 1.372.769.000
Hutang Proyek
Angsuran Toko As-
Rp125.318.500
Sakinah
Rp196.020.000
Pinjaman Kepada Satar
Rp300.000.000
Total Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban
Rp 621.338.500
Rp 1.994.107.500
Ekuitas Pemilik
Saham/ Investasi
Zulfikar/ Satar
Rp 200.000.000
Bersambung ke halaman selanjutnya
57
Gambar. 4.5 (Lanjutan)
Jefry
Total Investasi/ Saham
Rp 407.000.000
Rp607.000.000
Modal Pemilik
Rp610.830.634
Total Ekuitas
Total Liabilitas dan Ekuitas
Pemilik
Rp 1.217.830.634
Rp 3.211.938.134
b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba
SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laba rugi
dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan
perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari
laba rugi, pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan
perubahan kebijakan akuntansi. sebagaimana dijelaskan dalam
SAK ETAP paragraph 3.13, “ Jika entitas hanya mengalami
perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau rugi, pembayaran
deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan
akuntansi selama periode laporan keuangan disajikan maka entitas
dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai
pengganti laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas”.
Laporan laba rugi dan saldo laba suatu periode menunjukan kinerja
keuangan perusahan selama periode tersebut.
Adapun data yang diperlukan untuk membuat laporan laba
rugi dan saldo laba yaitu:
a. Data seluruh pendapatan konveksi As- Shaqi dari mulai
penjualan
disertai
diskon
dan
retur
produk
dan
pendapatan lain- lain pada periode berjalan.
58
b. Data semua beban yang dikeluarkan untuk kepentingan
usaha konveksi As- Shaqi. Seperti beban transport, beban
listrik, akomodasi, beban gaji dan lainnya.
c. Data ekuitas pemilik/ saldo laba/ laba ditahan pemilik
pada periode lalu.
Dari data diatas yang selanjutnya diolah menghasilkan
laporan laba rugi dan saldo laba sebagai berikut:
Gambar. 4.6. Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba
KONVEKSI AS- SHAQI
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Periode 31 Juli 2012
Modal Pemilik (Awal Periode)
Penjualan
Retur Penjualan
Diskon Penjualan
Penjualan Bersih
Harga Pokok Produksi
Tenaga Kerja Langsung
Harga Pokok Penjualan
Rp
Bersambung ke halaman selanjutnya
Rp
311.961.837
Rp
225.562.858
Rp
86.398.979
Rp 158.128.882
Rp 67.433.976
Laba Kotor
Beban- Beban:
Beban Gaji Karyawan Tetap
Beban Transport
Beban Akomodasi
Beban Aksesoris
Beban Listrik
Beban Perawatan Kendaraan
Beban Perawatan Mesin
Produksi
Beban Lain- lain
Beban Perlengkapan Kantor
Beban Angsuran Kendaraan
Beban Angsuran Toko AsSakinah
Beban Sewa Gudang
562.591.760
Rp 318.328.405
Rp
6.366.568
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
9.755.600
1.516.512
592.750
2.714.012
1.152.350
580.200
Rp
Rp
Rp
Rp
495.040
5.747.480
84.130
6.271.800
Rp
Rp
6.000.000
1.500.000
59
Gambar. 4.6 ( Lanjutan)
(Kontrakan)
Beban Penyusutan Peralatan
Kantor
Beban Penyusutan Kendaraan
Beban Penyusutan Mesin
Produksi
Beban Penyusutan Bangunan
Pabrik
Beban Penyusutan Bangunan
Kerja Atas
Beban Penyusutan Toko AsSakinah
Total Beban- beban
Rp
Rp
49.408
1.686.966
Rp
1.866.667
Rp
277.083
Rp
991.677
Rp
1.172.558
Laba Bersih Usaha
Pendapatan Lain- lain (Bazaar)
Pendapatan Proyek Seragam (PKU)
Laba Sebelum Deviden
Pembagian Deviden
Zulfikar/ Satar (35% x Rp.
200,000,000/ 6)
Jefry
(35% x Rp.
407,000,000/ 6)
Rp
11.666.667
Rp
23.741.667
Rp
42.454.233
Rp
43.944.746
Rp
Rp
4.629.500
35.072.961
Rp
83.647.207
Rp
35.408.333
Laba Bersih Usaha
Modal Pemilik (Akhir Periode)
Rp
Rp
48.238.874
610.830.634
c. Menyusun laporan arus kas
Laporan arus kas memberikan informasi perubahan secara
historis atas kas dan setara kas, yang menunjukan secara terpisah
perubahan kas yang terjadi selama satu periode dari aktivitas
operasi,
investasi
dan
pendanaan.
Dalam
SAK
ETAP
menganjurkan laporan arus kas dibuat dengan metode tidak
langsung. Dalam kegiatan usahanya, konveksi As- Shaqi jarang
memiliki aktivitas investasi dan pendanaan. Hal ini disebabkan
60
karena
lingkup
usaha
yang
kecil,
sehingga
perusahaan
memaksimalkan aset yang telah dimiliki dan tidak memiliki
instrument keuangan yang kompleks seperti saham dan obligasi.
Adapun data yang diperlukan dalam membuat laporan arus
kas konveksi As- Shaqi, yaitu:
a. Data transaksi yang berasal dari aktivitas operasi
konveksi yang melibatkan semua kas yang digunakan
untuk pendanaan operasi konveksi dalam periode
akuntansi, seperti penjualan tunai, pembelian bahan tunai,
pembayaran gaji karyawan dan lainnya.
b. Data transaksi investasi dan pendanaan pada periode
akuntansi yang sedang berjalan, yang melibatkan
tambahan modal dari investor, kemudian pembelian atau
penjualan aset dan penjualan property investasi konveksi
yang terjadi pada periode tertentu.
c. Data hutang kepada bank yang merupakan pinjaman
modal yang dilakukan oleh konveksi, dan pembayaran
angsuran yang dilakukan konveksi As- Shaqi kepada
Bank atau pihak bukan bank dalam periode akuntansi.
Berikut adalah format yang diterapkan pada laporan arus kas
konveksi As- Shaqi:
61
Gambar. 4.7. Laporan Arus Kas
KONVEKSI AS- SHAQI
Laporan Arus Kas
Per 31 Juli 2012
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penjualan Tunai
Pembelian Bahan Baku Tunai
Pembelian Peralatan Kantor
Pembayaran Gaji Karyawan
Rp
Rp
Rp
Rp
97.845.224
(561.500)
(77.189.576)
Pembayaran Listrik
Pembayaran Utang Melalui Kas
Pembayaran Transportasi
Pembayaran Akomodasi
Pembayaran Sewa Kontrakan
Pembayaran Perawatan Kendaraan
Pembayaran Perawatan Mesin Produksi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(1.152.350)
(1.516.402)
(592.750)
(1.500.000)
(580.200)
(495.040)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Rp
14.257.406
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Pelepasan (perolehan) investasi
Pelepasan (perolehan) aset tetap
Pelepasan (perolehan) properti
investasi
Rp
Rp
-
Rp
-
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
Rp
-
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan (pembayaran) pinjaman
Bank
Rp
-
Arus kas bersih dari aktivitas
pendanaan
Rp
-
Kenaikan Kas Bersih
Rp
14.257.406
Kas awal Juli 2012
Kas akhir Juli 2012
Rp
Rp
491.420
14.748.826
62
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM), maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Konveksi As- Shaqi mengalami kendala dalam membuat laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada,
kendala yang dihadapi antara lain:
a. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
dalam penerapan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan
konveksi yang sesuai dengan standar yang baku karena tingkat
pendidikan yang belum memadai untuk mengelola keuangan
perusahaan.
b. Pencatatan pembukuan yang belum dilakukan dengan baik. Seperti
belum lengkapnya daftar buku piutang, utang, aset, penjualan dan
lainnya.
c. Masih bercampurnya rekening perusahaan dan rekening pribadi
pemilik, sehingga sulit menentukan aktivitas keuangan untuk
konveksi dan untuk pribadi.
63
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) yang dirancang penerapannya pada konveksi As- Shaqi
telah membantu memudahkan perusahaan dalam mengolah data- data
yang tersedia guna membuat laporan keuangan baku bagi entitas juga
untuk melihat kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan serta memenuhi kewajiban konveksi kepada investor.
B. Implikasi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
pengembangan ilmu akuntasi khususnya dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Serta diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan mengenai tahap- tahap pengaplikasian
SAK ETAP pada UKM. Berdasarkan kesimpulan dapat diketahui bahwa
penerapan SAK ETAP pada UKM akan memudahkan UKM dalam
pembuatan laporan keuangan yang berstandar yang dapat digunakan untuk
mengetahui kinerja keuangan UKM tersebut.
C. Saran
Bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan untuk lebih banyak
lagi menggali data keuangan perusahaan untuk mengetahui keakuratan
laporan keuangan yang dibuat dan menambah waktu penelitian agar
mengetahui kekurangan dan kelemahan dari suatu perusahaan atau objek
penelitian tersebut.
64
Kemudian bagi perusahaan atau UKM khususnya konveksi AsShaqi harus memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk
menerapkan pencatatan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang baku yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),
agar laporan keuangan tersebut berguna bagi perusahaan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2010 . “Perlunya Penerapan Sistem Akuntansi
pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan,
Vol. 10 No. 2 (Oktober): 152- 163.
Auliyah, Iim Ma’rifatul. 2012. “Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK
ETAP pada UKM Kampung Batik Sidoarjo”. Artikel Ilmiah: 1-15.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan. 2009.
“Kontribusi UKM dan Usaha Besar Kota Tangerang Selatan Tahun
2008”. Laporan. BPPD Kota Tangerang Selatan dengan BPS
Kabupaten Tangerang. Tangerang.
Basir, Syarief. 2010. “Persiapan Penerapan PSAK ETAP”. Newsletter KAP
Syarief Basir dan Rekan, edisi: Juli.
Beck, Thorsten dan A. Demirguc- Kunt. 2006. “Small and Medium
Enterprises: Acces to Finance as a Growth Constraint”. Journal of
Banking and Finance, Vol. 30 (Juni): 2931- 2943.
Ediraras, Dharma T. 2010. “Akuntansi dan Kinerja UKM”. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Vol.15 No.2 (Agustus): 152-158.
Efferin, Sujoko. Stevanus Hadi Darmaji dan Yuliawati Tan. 2004. “Metode
Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis”. Malang:
Banyumedia Publishing.
Eka, I Wayan Agus. 2010. “SAK ETAP Sebuah Versi Sederhana dari SAK
Umum”, artikel diakses tanggal 29 April 2014, dari http:
//wayanag.seka.wordpress.com/2010/02/21/sak-etap-sebuah-versisederhana-dari-sak-umum/
Hamid, Abdul. 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta: FEIS
UIN Syarif Hidayatullah.
Hutagaol, Renaldo Martin Novianto. 2012. “Penerapan Akuntansi pada
Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1
No.2 (Maret): 57-62.
IAI. 2009. “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik”. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
66
Kasmir. 2008. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygrant dan, Terry D. Warfield. 2007.
“Akuntansi Intermediate”. Edisi Duabelas. Terjemahan Emil Salim.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Narsa, I Made,. Agus Widodo, dan Sigit Kurnianto. 2012. “ Mengungkap
Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar Akuntansi Keuangan
entitas Tanpa Publik (PSAK- ETAP) untuk Meningkatkan Akses Modal
Perbankan”. Majalah Ekonomi. Tahun XXII, No. 3 (Desember): 204214.
Nasution, Manahan. 2004. “Siklus Akuntansi”. e-USU Repository,
Universitas Sumatera Utara: 1-10.
Putra, Hermon Adhy dan Elisabeth Penti Kurniati. 2012. “Penyusunan
Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)”. Pekan Ilmiah Dosen FEB UKSW (Desember): 547- 579.
Riahi, Belkaoi Ahmed. 2006. “Accounting Theory”. Edisi Lima. Terjemahan
Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat.
Sadeli, Lili M. 2008. “Dasar- Dasar Akuntansi”. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sariningtyas, Pratiwi dan Tituk Diah W. “Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Usaha Kecil dan
Menengah”. JAKI, Vol.1 No.1: 90-101.
Sekaran, Uma. 2009. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4)”. Jakarta
: Salemba Empat.
Setiady, Marry .2011. “Telaah Kesiapan dan Prospek Implementasi SAK
ETAP: Studi Kasus pada UMKM Garment di Pusas Grosir Surabaya”.
Suryo, Anak. 2006. “Akuntansi untuk UKM: Metode Akuntansi Prakktis dan
Sederhana untuk Usaha Kecil dan Menegah”. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Tambunan, Tulus TH. 2012. “Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Indonesia: Isu- isu penting”. Jakarta: LP3ES.
Wahdani dan Suhairi. 2006. “Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah”.
Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang (23- 26 Agustus): 1-12.
67
Wahyuni, Ersa Tri. “SAK ETAP Efektif 1 Januari 2011: Siapa yang
Peduli?”. artikel diakses tanggal 27 April 2014, dari
http://ersatriwahyuni.blogspot.com/2011/01/sebagian-dari-tulisan-inipernah-dibuat.html
Warren, Carl S., James M. Reeve dan Phillip E. Fees. 2006. “Pengantar
Akuntasi”. Edisi Dua puluh satu. Terjemahan Aria Faramita,
Amanugrahani dan Taufik Hendrawan. Jakarta: Salemba Empat.
Zhao, Juan. 2008. “Research on the Financing of Small and Medium
Enterprises”. International Journal of Business and Management, Vol.
3, No. 11 (November): 171- 174.
68
1. Rekapitulasi Buku Kas Konveksi As- Shaqi pada Ms. Excel
Sumber: Data Perusahaan
70
2. Data Aset Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
71
3. Data Hutang Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
72
4. Data Persediaan Barang Jadi Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
73
5. Data Persediaan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
74
6. Data Piutang Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
75
7. Data Penjualan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
76
8. Data Pekerjaan Karyawan Bagian Produksi Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
77
9. Data Total Gaji Mingguan Karyawan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
78
10. Daftar Harga Pekerjaan Bagian Finishing dan QC Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
79
11. Data Penerbitan Giro- giro Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
80
PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
Judul Penelitian
: “ Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada
Konveksi As- Shaqi Pamulang”.
Tanggal Wawancara
: Senin, 11 Maret 2013
Tempat
: Kantor Konveksi As- Shaqi Pamulang
A. Identitas Informan
Nama Informan
: H. Salman Abdullah Sungkar
Jabatan Informan
: Direktur Utama (Pemilik)
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 65 tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat
penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.
3. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit
sampai 30 menit.
82
C. Pertanyaan Wawancara
Setelah
menyampaikan
maksud
dan
tujuan,
selanjutnya
peneliti
mewawancarai informan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana awal berdirinya konveksi?
2. Bagiamana perijinan usaha konveksi?
3. Siapa saja yang terlibat dalam konveksi?
4. Adakah standar operasi tertulis yang diterapkan pada konveksi?
5. Apa saja yang diproduksi oleh konveksi?
6. Bagaimana tahap produksi untuk satu buah produk?
7. Metode apa yang digunakan konveksi dalam kegiatan produksi?
8. Bagaimana struktur manajemen dalam konveksi?
9. Bagaimana pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan selama ini?
10. Dari mana sumber dana yang menjadi modal dari konveksi?
11. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh konveksi?
12. Bagaimana sistem penggajian karyawan konveksi?
13. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?
83
14. Bagaimana sistem pembayaran bahan baku yang dilakukan oleh
konveksi?
15. Bagaimanakah pemasaran dan penjualan produk dari konveksi?
16. Bagaimanakan sistem pembayaran dari penjulan produk oleh pelanggan?
17. Adakah produk lain yang diproduksi oleh konveksi selain produk pokok?
18. Bagaimanakah penjualan produk jika ada produk yang cacat?
19. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam proses produksi konveksi?
20. Berapa omset yang didapat konveksi dalam satu bulan?
D. Penutup
1. Menyimpulkan hasil wawancara
2. Menyampaikan terima kasih
3. Mengakhiri wawancara.
84
TEKNIS WAWANCARA
1. Bagaimana awal berdirinya konveksi?
Jawaban: Berdirinya konveksi As- Shaqi berawal dari sebuah keinginan
usaha yang saya miliki. Berbekal dengan kemampuan jahit yang saya
miliki walaupun sedikit mulailah saya membuka usaha jasa penjahitan
pakaian (tailor), sedikit demi sedikit saya mengumpulkan modal untuk
mencoba membuat pakaian sendiri. Dan pada saat itu saya bertemu
dengan Pak Budiman yang kebetulan pernah memiliki usaha konveksi
pembuatan kerudung, dari situ mulailah kami berdua mencoba untuk
mengkolaborasikan atau bekerja sama untuk mendirikan sebuah usaha
rumahan yang memproduksi pakaian khususnya pakaian muslim.
Alhamdulillah membuahkan hasil sehingga jadilah konveksi seperti saat
ini.
2. Bagaimana perijinan usaha konveksi?
Jawaban: Untuk masalah perijinan usaha rumahan yang kami lakukan
sampai saat ini belum memiliki ijin dari pemerintahan. Ada rencana
kedepannya untuk mengurus perijinan tersebut.
85
3. Siapa saja yang terlibat dalam konveksi?
Jawaban: Sebagian besar yang terlibat dalam usaha rumahan yang saya
miliki ini adalah anggota keluarga saya sendiri yaitu anak- anak dan
menantu saya. Dan untuk karyawan saya ambil dari lingkungan sekitar.
4. Adakah standar operasi tertulis yang diterapkan pada konveksi?
Jawaban: Tidak ada standar operasi tertulis yang diterapkan di konveksi
As- Shaqi.
5. Apa saja yang diproduksi oleh konveksi?
Jawaban: Kami di konveksi As- Shaqi memproduksi pakaian muslim
pria, wanita dan anak- anak seperti, baju koko, gamis, jubah jalabia dan
lainya serta perlengkapan haji dan umroh.
6. Bagaimana tahap produksi untuk suatu produk?
Jawaban: Untuk memproduksi suatu produk membutuhkan beberapa
tahapan yaitu:
a. Mendesain produk/ baju koko yang ingin di produksi.
b. Pemilihan bahan yang sesuai untuk desain tersebut.
c. Pembuatan sampel dari produk.
d. Evaluasi atau pemeriksaan atas produk sebelum diproduksi.
e. Memulai produksi dengan melakukan beberapa proses:
86
1) Proses pemotongan (cutting) bahan menjadi bagian- bagian
dari baju koko.
2) Proses penjahitan.
3) Proses pemasangan kancing.
4) Proses pencucian.
5) Proses pembuangan benang sisa jahitan.
6) Proses pemeriksaan produk/ quality control (QC).
7) Proses penyetrikaan baju.
8) Proses pengepakan (packing).
7. Metode apa yang digunakan konveksi dalam kegiatan produksi?
Jawaban: Kami tidak mengetahui metode apa yang kami gunakan untuk
memproduksi suatu produk, biasanya jika ada pesanan dari suatu produk
kami langsung membuat pesanan tersebut. Jika tidak ada kami
memproduksi baju untuk disimpan atau distok yang nantinya dikeluarkan
pada saat bulan Ramadhan tiba, mengingat produk yang kami hasilkan
adalah produk musiman.
8. Bagaimana struktur manajemen dalam konveksi?
Jawaban: Tidak ada struktur manajemen tertulis yang dibuat dikonveksi,
tapi saya memerintahkan anak- anak dan menantu saya untuk ikut
membantu saya dalam mengelola konveksi ini.
87
9. Bagaimana pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan selama
ini?
Jawaban: Tidak ada pencatatan akuntansi atau pencatatan baku dalam
setiap kegiatan transaksi keuangan yang dilakukan di konveksi, hanya
pencatatan sederhana seperti buku kas, catatan hutang dan piutang,
catatan giro, dan untuk rekening bank pun masing menggunakan rekening
pribadi saya.
10. Dari mana sumber dana yang menjadi modal dari konveksi?
Jawaban: Sumber dana yang dimiliki oleh konveksi berasal dari modal
pribadi saya, juga teman- teman saya yang saya ajak untuk berinvestasi di
usaha yang saya kelola.
11. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh konveksi?
Jawaban: Sekitar 28 orang, yaitu:
a. Bagian pemotongan (cutting) bahan 3 orang.
b. Bagian jahit 12 orang.
c. Bagian pemasangan kancing 2 orang.
d. Bagian pencucian dan QC 1 orang.
e. Bagian penyetrikaan 2 orang.
f. Bagian pengepakan 3 orang.
g. Bagian administrasi 1 orang.
88
h. Kepala produksi 1 orang
i. Kasir 1 orang
j. Bagian penjualan 1 orang
k. Bagian gudang 1 orang
12. Bagaimana sistem penggajian karyawan konveksi?
Jawaban: Untuk bagian administrasi kami menggunakan gaji tetap dan
untuk bagian produksi kami menggaji berdasarkan jumlah pekerjaan yang
dilakukan.
13. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?
Jawaban: Untuk bahan baku kami peroleh dari distributor bahan atau
produsen bahan yang ada di pasar tanh abang.
14. Bagaimana sistem pembayaran bahan baku yang dilakukan oleh
konveksi?
Jawaban: Untuk pembayaran bahan kami melakukan pembayaran
dengan giro dengan periode pembayaran giro bertahap untuk masingmasing produsen dan distributor bahan.
15. Bagaimanakah pemasaran dan penjualan produk dari konveksi?
Jawaban: Untuk pemasaran dan penjualan produk dari konveksi kami
menjualnya di pasar tanah abang.
89
16. Bagaimanakan sistem pembayaran dari penjulan produk oleh
pelanggan?
Jawaban: Pembayaran dari pelanggan ada yang tunai dan ada juga yang
menggunakan giro.
17. Adakah produk lain yang diproduksi oleh konveksi selain produk
pokok?
Jawaban: Adapun produk lain yang diproduksi di konveksi berdasarkan
pesanan dari pelanggan, seperti seragam SD, seragam PKL, kaos partai,
dan lainnya.
18. Bagaimanakah penjualan produk jika ada produk yang cacat?
Jawaban: Jika ada produk yang cacat kami menjualnnya dengan harga
miring di bazar masjid Pondok Indah Mall.
19. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam proses produksi
konveksi?
Jawaban: Karena terbatasnya karyawan yang kami miliki biasanya kami
bekerja sama dengan para penjahit lainnya untuk menjahit produk
pesanan yang akan diproduksi.
90
20. Berapa omset yang didapat konveksi dalam satu bulan?
Jawaban: Omset yang dihasilkan setipa bulannya bervariasi mengingat
produk yang ditawarkan adalah produk musiman, misal pada saat bulan
Ramadhan datang omset yang kami dapat kira- kira mencapai angka Rp.
500.000.000.
91
PERNYATAAN TELAH DIWAWANCARAI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah bersedia menjadi
informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bernama Andri Pratama, dengan judul “Rancangan Penerapan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada
Konveksi As- Shaqi Pamulang”.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif
dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan
untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data- data
penelitian.
Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Pamulang,
Maret 2013
( Salman A.Sungkar )
92
Download