BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus Diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat berkurangnya hormon insulin, baik kekurangan relatif maupun absolut, yang ditandai dengan Kadar Glukosa Darah (KGD) melebihi normal. Insulin tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar Glukosa Darah untuk orang normal atau non diabetes waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan 2 jam sesudah makan di bawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan kerja pada insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala adalah hal-hal yang dirasakan dan dikeluhkan penderita, ada bermacam-macam gejala diabetes seperti; sering sekali buang air kecil dengan volume yang banyak (poliuri), yaitu lebih sering dari pada biasanya apalagi malam hari. Sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya (polidipsi). Nafsu makan meningkat (polifagi) dan kurang tenaga. Gejala lain adalah gejala komplikasi yang paling sering dikeluhkan seperti; kesemutan dikaki, gatal-gatal. Gatal yang paling merisaukan gatal didaerah selangkangan dan luka yang tidak sembuh-sembuh. (Hartini, 2009). 2.1.1. Penyebab Diabetes Melitus Faktor utama munculnya penyakit diabetes melitus adalah pankres tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Universitas Sumatera Utara Hal ini menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik. Selain itu penyebab penyakit diabetes melitus tergantung pada jenis diabetes yang diderita. 2.1.2.Tipe –tipe Diabetes Melitus Menurut Sri Hartini (2009), diabetes melitus dibagi menjadi golongan atau tipe yaitu : 1. Diabetes Melitus tipe-1 Diabetes tipe-1 adalah pankreas tidak dapat menghasilkan insulin karena kerusakan atau gangguan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Penderita penyakit diabetes tipe-1 sebagian besar terjadi pada orang dibawah umur 30 tahun. Untuk dapat bertahan hidup bergantung pada pemberian insulin dari luar. Oleh karena itu diabetes ini dikenal juga dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). Jumlah kejadiannya hanya 1-10 % dari semua penderita diabetes di dunia. Di Indonesia, hanya kurang lebih sekitar 1% dari semua diabetes. Faktor penyebab dari diabetes tipe-1 ini adalah : 1. Faktor keturunan atau genetika Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan beresiko terkena diabetes. 2. Autoimunitas Tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilanagn kemampuan untuk Universitas Sumatera Utara membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. 3. Virus atau zat kimia. Menyebabkan kerusakan pada keelompok – kelompok sel dalam pankreas tempat insulin dibuat. Pada Diabetes tipe-1 ini insulin diberikan dengan cara disuntikkan karena jika diminum, insulin akan dirusak asam lambung. Gejala dan tanda-tandanya muncul mendadak, tiba-tiba cepat merasa haus, sering kencing (anak-anak jadi sering ngompol), badan mengurus, dan lemah. Apabila insulin tidak segera diberikan, penderita dapat cepat tidak sadarkan diri, disebut juga Koma Ketoasidosis atau Koma Diabetik. 2. Diabetes tipe-2. Diabetes tipe-2 ini tidak mutlak memerlukan suntikan insulin atau dikenal dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) karena pankreasnya masih menghasilkan insulin. Insulin tersebut masih diproduksi tetapi jumlahnya tidak mencukupi. Dan yang terpenting, kerja insulin tidak efektif karena adanya hambatan pada kerja insulin atau resisten insulin. Dari seluruh penderita diabetes, jumlah penderita diabetes tipe-2 adalah yang paling banyak, yaitu 90-99 %. Penyebab diabetes tipe-2 adalah : 1. Faktor keturunan Apabila ada orang tua atau saudara sekandung yang mengalaminya. Riwayat diabetes melitus pada keluarga sekitar 15-20 % penderita Universitas Sumatera Utara NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus), sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Melitus) sebanyak 57 %. 2. Pola makan Asupan nutrisi dalam makanan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kegemukan dan penumpukan lemak dalam tubuh. Selain itu makanan yang banyak mengandung gula seperti teh manis, gorengan, minuman soda dan makanan cepat saji/ fast food adalah penyebab penyakit diabetes melitus. 3. Kadar kolesterol yang tinggi Gaya hidup yang tidak sehat, makan makanan yang berlemak dan makanan yang tidak sehat. 4. Rendahnya aktifitas fisik atau kurangnya berolahraga Olahraga akan mengurangi resistensi insulin sehingga kerja insulin dapat diperbaiki. Peredaran darah akan menjadi lancar dengan olahraga teratur. Olahraga seperti aerobik maupun latihan beban sangat efektif menurunkan kadar gula darah. 5. Obesitas atau kelebihan berat badan Pada orang gemuk aktifitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya diabetes melitus. Obesitas ini juga membuat sel tidak sensitif terhadap insulin. Diabetes tipe-2 ini berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Oleh karena itu, gejala dan tanda-tandanya sering kali tidak jelas. Gejala klasik yang biasa dikeluhkan adalah; cepat lelah, berat badan turun walaupun banyak makan, dan Universitas Sumatera Utara rasa kesemutan ditungkai. Dan bahkan adapun orang yang menderita diabetes ini sama sekali tidak merasakan perubahan. Pengobatan Diabetes tipe-2 : a Penurunan lemak tubuh pada kegemukan. Upaya penurunan berat badan, khususnya lemak tubuh, akan meningkatkan kepekaan sel akan insulin sehingga gula pun akan lebih mudah masuk sel, yang menyebabkan kadar gula dalam darah akan turun dan energi dapat dibentuk dengan lebih baik. b Pemberian obat-obat yang memperbaiki resisten insulin dan obat yang meningkatkan kemampuan pankreas menghasilkan insulin. 3. Diabetes Gestasional Diabetes yang muncul hanya pada masa kehamilan. Diabetes ini muncul pada minggu ke-24 (bulan ke-6) kehamilan. Diabetes gestasional ini biasanya menghilang sesudah melahirkan. Diabetes ini jika tidak di kendalikan dengan baik dapat berdampak buruk terhadap bayi dan juga si ibu. Bayi dapat tumbuh besar lebih besar dari normal (makrosomia), yaitu berat lahirnya lebih dari 4 kg (bayi raksasa/giant body). Diabetes gestasional ini pada prinsipnya berbeda dengan kehamilan yang timbul pada seseorang yang menderita diabetes, tetapi prinsip pengobatannya sama yaitu dengan pemberian suntikan insulin. 4. Diabetes tipe lain Yang dimaksud dengan diabetes tipe lain adalah diabetes yang tidak termasuk tipe-1atau tipe-2. Tapi disebabkan oleh kelainan tertentu, misalnya, diabetes yang Universitas Sumatera Utara timbul karena kenaikan hormon-hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin atau hormon kontra-insulin. Misalnya, diabetes yang muncul pada penyakit kelebihan hormon tiroid. 2.1.3. Patofiologi Diabetes Melitus Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya keusus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peran yang sangat penting yaitu, bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas tersebut, dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel. Kemudian didalam sel glukosa tersebut di metabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti itu tubuh akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan seperti ini jumlah kuncinya yang kurang, meskipun Universitas Sumatera Utara anak kuncinya (insulin) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002). 2.1.4. Komplikasi Diabetes Melitus. Berdasarkan mulai timbulnya dan lama perjalanannya, komplikasi diabetes digolongkan menjadi ; komplikasi mendadak (akut) dan komplikasi menahun (kronis). 1. Komplikasi mendadak (akut) Yang termasuk komplikasi akut adalah : a. Infeksi yang sulit sembuh Misalnya, Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk). b. Koma Hiperglikemik Adalah koma karena hiperglikemi (gula darah yang terlalu tinggi) c. Koma Hipoglikemik Adalah koma karena hipoglikemi ( gula darah yang terlalu rendah ) 2. Komplikasi menahun (kronis) Komplikasi kronis diabetes disebabkan oleh : a. kelainan pada pembuluh darah besar Seperti; penyakit kardiovaskuler (PKV) dan stroke. Universitas Sumatera Utara b. kelainan pada pembuluh darah halus Pada organ-organ tubuh seperti ; mata (retinopati, katarak dan glaukoma), dan ginjal (nefropati) yang pada akhirnya perlu cuci darah. 2.1.5. Pengobatan Pengobatan diabetes atau yang disebut dengan pengendalian diabetes ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita diabetes dapat hidup sehat atau Empat Pilar Pengendalian diabetes yaitu ; 1. Edukasi Penderita diabetes harus dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes dan perlu diingatkan terus-menerus dan berulang-ulang. Melalui edukasi, penderita diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu diabetes, masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu dikendalikan secepatnya dan seterusnya. 2. Pengaturan makan (diet) Pada umumnya, diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan 3J yaitu Jumlah, Jenis, dan Jadwal. 3. Aktifitas fisik/olah raga Olah raga dilakukan teratur setiap kali, pada waktu yang sama 4. Obat a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah yang membantu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulin. Universitas Sumatera Utara b. Insulin Merupakan satu-satunya obat yang diberikan langsung secara disuntikkan karena pankreas sudah tidak dapat menghasilkan insulin lagi. 2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Penatalaksanaan makanan untuk penderita diabetes melitus tipe-2 harus memperhatikan beberapa hal yaitu prinsip, tujuan dan syarat diet; dasar penyusunan diet; komposisi dan penggunaan diet. 1. Prinsip, tujuan dan syarat diet. Prinsip pemberian makanan bagi penderita diabetes melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Makanan yang dimakan penderita diabetes melitus sehari-hari disusun agar tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu : a Memperbaiki kesehatan umum penderita. b Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/normal. c Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal. d Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal e Menekan atau menunda timbulnya penyakit komplikasi diabetes f Menarik dan mudah diterima penderita diabetes melitus Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa syarat pemberian makanan Universitas Sumatera Utara yang harus mencakup kandungan gizinya. Kandungan gizi tersebut sebagai berikut : a Energi, diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas fisik dan proses pertumbuhan. b Karbohidrat, diberikan sejumlah 60-70% dari total konsumsi, makanan atau minuman yang mengandung gula dibatasi dan digunakan jenis karbohidrat komplek atau makanan yang berserat. c Protein, digunakan protein yang bernilai biologi tinggi/nilai cernanya tinggi. d Lemak, lemak jenuh dan kolesterol tidak dikonsumsi e Vitamin dan mineral, diberikan sesuai kebutuhananya. 2. Dasar penyusunan diet Dasar diet untuk penyakit diabetes melitus adalah harus memenuhi kebutuhan gizi. Penyusunan diet perlu memperhatikan pola makan penderita sebelum sakit. Hal ini diupayakan agar pola makan tidak terlalu menyimpang dari biasanya sehingga makanan dapat mudah diterima oleh penderita. 3. Komposisi diet Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus berulang kali mengalami perubahan. 4. Penggunaan diet Untuk penggunaan diet diabetes melitus perlu diperhatikan pedoman 3J, yaitu : J1= jumlah makanan yang diberikan harus habis J2= Jadwal diet harus diikuti sesuai dengan intervalnya Universitas Sumatera Utara J3= jenis makanan manis- manis harus dihindari (Pranadji, 2002) Tujan penatalaksanaan diet secara umum pada penderita diabetes melitus adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar normal, mencapai dan mempertahankan lemak mendekati kadar yang optimal, mencegah komplikasi akut/kronik dan meningkatkan kualitas hidup (Waspadji, 2002). 2.2.1. Jumlah Makanan Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 % dari lemak. Makanan yang beraneka ragam, mengandung sumber zat tenaga, zat pembangun serta zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lain-lain. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dn mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buahbuahan. Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes melitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak yaitu : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Melitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Energi Karbohidrat (gr) Protein (gr) Lemak (gr) (Kkal) I 1100 172 43 30 II 1300 192 45 35 III 1500 235 51,5 36,5 IV 1700 275 55,5 36,5 V 1900 299 60 48 VI 2100 319 62 53 VII 2300 369 73 59 VIII 2500 396 80 62 Sumber : Almatsier, 2006 Keterangan : 1. Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk 2. Jenis diet IV s/d VI diberikan kepada penderita diabetes dengan berat badan normal dan tanpa komplikasi 3. Jenis diet VII s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (Juvenile Diabetes), diabetes dengan komplikasi dan penderita diabetes yang sedang hamil. 2.2.2. Jenis Bahan Makanan Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes melitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita diabetes melitus untuk mengetahui efek makanan terhadap glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kadar glukosa darah yang sangat rendah (Hypoglikemi) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes melitus. Ada beberapa makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes melitus yaitu : a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah : 1. Sumber karbohidrat komplek seperti ; nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu. 2. Sumber protein rendah lemak seperti ; ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan. 3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah di cerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar. b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita diabetes melitus adalah : 1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti ; gula pasir, gua jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol cake dan tarcis. 2. Mengandung banyak lemak seperti ; cake, makanan siap saji (fast - food), goreng - gorengan dan lain-lain. 3. Mengandung banyak natrium seperti; ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007). Universitas Sumatera Utara 2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Melitus Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes melitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar kerena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Pada dasarnya diet diabetes melitus diberikan dengan antara (interval) waktu tiga jam, meliputi tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan/snacks. Jadwal makan yang digunakan oleh penderita diabetes melitus disajikan dalam bentuk tabel berikut : Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus Waktu Jadwal Total Kalori Pukul 07.00 makan pagi 20% Pukul 10.00 selingan 10% Pukul 13.00 makan siang 30% Pukul 16.00 selingan 10% Pukul 19.00 makan malam 20% Pukul 21.00 selingan 10% Sumber : Waspadji, 2002 Jadwal ini dapat diubah asalkan intervalnya tetap tiga jam. Ini dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita diabetes melitus, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat , maka kadar glukosa darah akan tetap stabil dan Penderita diabetes melitus tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Diabetes Melitus 1900 Kal Waktu Bahan Makanan URT Menu Nasi 1 gelas Nasi Pagi (07.00) Telur ayam 1 Butir Telur dadar Tempe 2 potong sedang Oseng-oseng tempe Sayuran A 1 gelas sop oyong + tomat Minyak 1 sendok makan Pukul 10.00 Buah 1 potong sedang papaya Siang (13.00) Nasi Ikan Tempe Sayuran B 1,5 gelas 1 potong sedang 2 potong sedang 1 gelas Buah Minyak 1/4 buah sedang 1 sendok makan Nasi Pepes ikan Tempe goreng Lalapan kacang panjang + kol Nenas Pukul 16.00 Buah 1buah Pisang Malam(19.00) Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran C Buah Minyak 1,5 gelas 1 potong sedang 1 potong sedang 1 gelas 1 potong sedang 1 sendok makan Nasi Ayam bakar Tahu bacem Stup buncis + wortel Pepaya Sumber : Almatsier, 2006 Nilai Gizi pada tabel 2.3 tersebut adalah : - Energi : 1912 Kkal - Protein : 60 gr (12,5% energi total ) - Lemak : 48 gr ( 22,5 % energi total ) - Karbohidrat : 299 gr (62,5 % energi total ) - Kolesterol : 303mg - Serat : 37 gr Universitas Sumatera Utara 2.3. Daftar Bahan Makanan Penukar Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan yakni : 1. Golongan I : Sumber Karbohidrat 1 satuan penukar misalnya, 100 gram nasi mengandung 175 Kalori, yang terdiri atas Protein 4 gram dan karbohidrat 40 gram. 2. Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak 1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ikan segar mengandung 50 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram dan lemak 2 gram. b. Lemak Sedang 1 Satuan Penukar misalnya, 35 gram daging sapi mengandung 75 Kalori terdiri atas protein 7 gram dan lemak 5 gram. c. Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ayam dengan kulit mengandung 150 Kalori yang terdiri atas 7 gram protein dan lemak 13 gram. 3. Golongan III : Sumber Protein Nabati 1 Satuan Penukar misalnya, 50 gram tempe mengandung 75 Kalori, yang terdiri atas protein 5 gram dan karbohidrat 7 gram. Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti : - sumber Karbohidrat (100 gram nasi) - sumber protein hewani; rendah lemak (40 gram ikan), lemak sedang (35 gram daging sapi) dan tinggi lemak (40 gram ayam dengan kulit) - sumber protein nabati (50 gram tempe) Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat, Protein Hewani dan Protein Nabati Bahan Makanan URT Berat (gr) Sumber karbohidrat Bihun 1/2 gelas 50 Kentang 2 biji sedang 210 Nasi tim 1 gelas 200 Bubur beras 2 gelas 400 Mie kering 1 gelas direbus 50 Mie basah 2 gelas 200 Singkong 1 ½ potong sedang 120 Talas 1 potong 125 Ubi 1 biji sedang 135 Sumber protein hewani rendah lemak ayam tanpa kulit daging kerbau ikan kakap ikan asin udang segar 1 potong sedang 1 potong sedang 1/3 ekor sedang 1 potong sedang 5 ekor sedang 40 35 35 15 35 Sumber protein hewani lemak sedang Daging kambing Usus sapi Bakso Hati ayam Otak Telur ayam 1 potong 1 potong besar 10 biji sedang 1 buah sedang 1 potong besar 1 butir 40 50 170 30 65 55 Sumber protein hewani tinggi lemak Bebek Sosis Kuning telur ayam Cornet beef 1 potong sedang 1/2 potong sedang 4 butir 3 sendok makan 55 50 45 45 2 sendok makan 2 sendok makan 2 sendok makan 2 potong kecil 2 biji besar 20 20 15 40 110 Sumber protein nabati Kacang hijau Kacang merah segar Kacang tanah Oncom Tahu Sumber : Askandar, 2011 Universitas Sumatera Utara 4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari ; gambas (oyong), mentimun, jamur segar, lobak selada dan tomat. b. Sayuran B Mengandung sedikit kalori, protein dan karbohidrat sayuran ini dapat digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan asal dalam jumlah yang wajar. 1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr ) = 25 Kalori 1 gr Protein 5 gr Karbohidrat. Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda. c. Sayuran C Merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan karbohidrat. 1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr) = 50 Kalori 3 gr Protein 10 gr Karbohidrat. Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam merah, daun katuk, daun melinjo, melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas dan nangka muda. Universitas Sumatera Utara Sayuran golongan A, B dan C dapat diberikan kepada penderita diabetes melitus tipe-2 maupun tipe-1. Hal ini disebabkan karena penderita diabetes melitus dianjurkan mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah yang cukup akan menurunkan kecepatan penyerapan karbohidrat serta menurunkan kadar lemak dalam darah. Dengan demikian tingginya serat dalam makanan dapat menekan kenaikan kadar gula dalam darah sesudah makan ( Pranaji, 2002). 5. Golongan V : Buah dan Gula 1 Satuan Penukar = 50 Kalori 12 gr Karbohidrat. Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula Bahan makanan URT Berat (gr) Anggur 20 buah sedang 165 Apel 1 buah 85 Belimbing 1 buah besar 140 Duku 9 buah 80 Durian 2 biji besar 35 Jeruk manis 2 buah 110 Jambu air 2 biji besar 110 Jambu biji 1buah besar 100 Jambu bol 1 buah besar 90 Kolang- kaling 5 buah sedang 25 Kedondong 2 buah sedang 120 Pisang 1 buah 50 Pepaya 1 potong besar 110 Kurma 3 buah 15 Melon 1 potong besar 190 Nangka masak 3 biji sedang 45 Gula 1 sendok makan 13 Madu 1 sendok makan 15 6. Golongan VI : Susu a. Susu Tanpa Lemak Universitas Sumatera Utara 1 Satuan Penukar misalnya, 200 gram susu skim cair mengandung 75 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram dan karbohidrat 10 gram. b. Susu Rendah Lemak 1 Satuan penukar misalnya, 200 gram susu sapi mengandung 125 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram, lemak 6 gram dan karbohidrat 10 gram. c. Susu Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar misalnya, 30 gram tepung mengandung 150 Kalori yang terdiiri atas protein 7 gram, lemak 10 gram dan karbohidrat 10 gram. Tabel di bawah ini menunjukkan bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti Susu tanpa lemak (200 gram susu skim cair), Susu rendah lemak (200 gram susu sapi) dan Susu tinggi lemak (30 gram tepung susu penuh). Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak, Susu Rendah Lemak dan Susu Tinggi Lemak. Bahan makanan URT Berat (gr) Susu tanpa lemak Tepung susu skim 4 sendok makan 20 Yogurt non fat ⅔ gelas 120 Susu rendah lemak Keju Susu kambing yogurt susu penuh Susu kental manis 1 potong kecil 3/4 gelas 1 gelas 1/2 gelas Susu tinggi lemak Susu kerbau 1/2 gelas Sumber : Askandar, 2011 35 165 200 100 100 Universitas Sumatera Utara 7. Golongan VII : Minyak 1 Satuan Penukar misalnya, 5 gram minyak kelapa mengandung 50 Kalori dan lemak 5 gram. Tabel dibawah ini menunjukkan jumalah bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti 5 gram minyak kelapa. a. Lemak Tidak Jenuh Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh. Bahan makanan URT Berat (gr) Alpukat 1/2 buah besar 60 Margarin jagung 1 sendok teh 5 Minyak bunga matahari 1 sendok teh 5 Minyak jagung 1 sendok teh 5 Minyak kedele 1 sendok teh 5 Minyak kacang tanah 1 sendok teh 5 Minyak zaitun 1 sendok teh 5 Sumber : Askandar, 2011 b. Lemak Jenuh Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh Bahan makanan URT Berat (gr) Kelapa parut 2½ sendok makan 15 Mentega 1 sendok makan 15 Santan ⅓ gelas 40 Kelapa 1 potong kecil 15 Minyak inti kelapa sawit 1 sendok teh 5 Sumber : Askandar, 2011 8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin. 2.4. Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus Jenis diet pada penderita diabetes melitus yaitu I s/d VIII. Universitas Sumatera Utara 1. Jenis diet diabetes melitus I Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus I adalah 1100 kalori yang mengandung 172 gram karbohidrat, protein 43 gram dam lemak 30 gram. 2. Jenis diet diabetes melitus II Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus II adalah 1300 kalori yang mengandung 192 gram karbohidrat, protein 45 gram dan lemak 35 gram. 3. Jenis diet diabetes III Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus III adalah 1500 kalori yang mengandung 235 gram karbohidrat, protein 51,5 gram dan lemak 36,5 gram. 4. Jenis diet diabetes melitus IV Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus IV adalah 1700 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 275 gram, Protein 55,5 gram dan Lemak 36,5 gram. 5. Jenis diet diabetes melitus V Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus V adalah 1900 kalori dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 299 gram, Protein 60 gram dan Lemak 48 gram. 6. Jenis diet diabetes melitus VI Universitas Sumatera Utara Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VI adalah 2100 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 319 gram, protein 62 gram dan lemak 53 gram. 7. Jenis diet diabetes melitus VII Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VII adalah 2300 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 369 gram, protein 73 gram dan lemak 59 gram. 8. Jenis diet diabetes melitus VIII Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VIII adalah 2500 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 396 gram, protein 80 gram dan lemak 62 gram. Jenis diet diabetes melitus ini ditentukan berdasarkan IMT (indeks masa tubuh) penderita diabetes melitus. 2.5. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan latar belakang, tujuan dan manfaat, maka kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Karakteristik penderita Diabetes Melitus : - Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Riwayat keluarga Lama menderita DM Pola makan - Jumlah Jenis Jadwal Kadar gula darah (KGD) Universitas Sumatera Utara Dalam kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan karakteristik penderita diabetes melitus (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus) dapat mempengaruhi pola makan (jumlah, jenis dan jadwal) serta mempengaruhi kadar gula darah penderita diabetes melitus. Universitas Sumatera Utara