UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN ONLINE PADA BRAND KOMERSIAL DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN (STUDI TERHADAP BRAND VICTORIA’S SECRET PINK) MAKALAH NON-SEMINAR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA ILMU KOMUNIKASI SANIYA 1106001233 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PERIKLANAN DEPOK DESEMBER 2014 Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Analisis Strategi Pemasaran Online Pada Brand Komersial Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan (Studi Terhadap Brand Victoria’s Secret Pink) Saniya Saleh Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Perkembangan teknologi yang pesat membuat online marketing menjadi salah satu cara yang efektif dalam menarik konsumen untuk menjadi loyal. Dengan menggunakan media online, pemasar dapat mengerti lebih banyak mengenai konsumennya. Sebaliknya, konsumen pun juga mengharapkan perusahaan untuk hadir lebih dekat dengan mereka. Brand pakaian dalam wanita pada umumnya memasarkan produknya melalui toko-toko dan katalog. Akan tetapi, berbeda dengan VS yang menggunakan pendekatan berbeda dalam menarik konsumennya untuk menjadi loyal. Makalah ini menganalisis strategi pemasaran online dari brand Victoria’s Secret Pink (VS Pink) serta mengamati hal-hal apa saja yang membuat VS Pink berhasil meraih loyalitas pelanggan melalui pemasaran online-nya berdasarkan aspek-aspek tertentu melalui observasi online. Penyajian data bersifat deskriptif dan ditujukan untuk memperoleh keterangan informasi dan data mengenai kasus yang dipilih. Victoria's Secret (VS) telah berhasil membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan melalui berbagai kampanye dan program loyalitasnya yang dilakukan secara online dengan memperhatikan dan mengimplemetasikan aspek-aspek seperti participation and engagement, keterbukaan, percakapan, komunitas, connectedness, mengetahui khalayak dengan baik, variasi hadiah dan customer service. Analysis of Commercial Brand Online Marketing Strategy in Building Customer Loyalty ( A Study of Victoria’s Secret Pink Brand) Abstract The rapid development of technology makes online marketing become one of the effective ways to attract consumers to be loyal. By using online media, marketers can understand more about its customers. Conversely, consumers also expect companies to present more closely to them. Women's underwear brand in general markets its products through stores and catalogs. However, in contrast to the Victoria’s Secret, who uses a different approach in attracting customers to be loyal. This paper analyzes the online marketing strategy of the brand Victoria's Secret Pink (VS Pink) and observe what makes VS Pink won the loyalty of customers through its online marketing based on certain aspects through online observation. Descriptive data presentation aimed to obtain information and data information about selected cases. Victoria's Secret (VS) has managed to build and maintain customer loyalty through various campaigns and loyalty programs conducted online by paying attention to certain aspects such as participation and engagement, openness, conversation, community, connectedness, knowing the audience well, variety of reward given and customer service. Keyword : Online; Marketing ; Brand ; Loyalty ; Victoria’s Secret Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 PENDAHULUAN Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi yang terjadi, menyebabkan semakin banyaknya produk-produk baru yang terus bermunculan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya produk pakaian jadi, yang sekarang juga sedang mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan fashion. Seperti yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (2013), terdapat 2.353 perusahaan pakaian jadi di Indonesia pada tahun 2013. Belum lagi jumlah perusahaan pakaian jadi yang terdapat di luar Indonesia yang dipasarkan secara internasional. Dapat dibayangkan betapa banyak produk pakaian jadi yang dipasarkan yang dapat menjadi pilihan konsumen untuk memenuhi kebutuhan sandangnya. Para pemasarpun berlomba-lomba melalui berbagai macam cara untuk memenangkan hati konsumen dan mendapatkan konsumen yang terus setia memakai produknya. Oleh karena itu, mendapatkan loyalitas konsumen merupakan hal yang penting bagi para pemasar. Saat ini, semakin banyak orang yang menjadi terbiasa menggunakan internet untuk mencari informasi tentang produk dan jasa. Seperti yang dinyatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2014), pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Dengan kehadiran new media seperti internet, media konvensional mulai ditinggalkan. Masyarakat beralih ke new media dengan berbagai alasan, seperti informasi yang diberikan lebih baru, informasinya dikemas dengan bentuk yang menarik, dan sesuai dengan rutinitas masyarakat yang memiliki jadwal sibuk serta lebih menghemat biaya dalam mengaksesnya. Hal – hal tersebut membuat masyarakat lebih memilih new media dibandingkan media konvensional. Para brand manager pun sadar bahwa membuat produk mereka hadir secara online merupakan hal yang vital untuk menarik para konsumennya. Konsumen saat ini lebih mengharapkan interaksi yang lebih melibatkan semua indera mereka dan ingin lebih dekat dengan brand, serta berharap dilibatkan sepenuhnya dalam pengalaman baru. Dengan demikian, para pemasar mulai merambah ke dalam dunia online untuk memasarkan produknya dan membina hubungan dengan pelanggan. Menurut Techopedia (2010), Online Marketing dapat didefinisikan sebagai kumpulan metodologi dan alat yang kuat yang digunakan untuk memasarkan produk dan jasa melalui internet. Online marketing dapat memberikan keuntungan seperti pertumbuhan dalam potensial, mengurangi pengeluaran, memberikan komunikasi yang elegan, kontrol yang lebih baik, memperbaiki customer service serta memberikan keuntungan kompetitif. Online marketing yang biasa Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 dikenal dengan Internet marketing dan digital marketing juga dapat didefinisikan sebagai proses mempromosikan suatu brand, produk atau jasa melalui Internet (Williams, 2012). Cakupannya cukup luas, termasuk e-mail marketing, electronic customer relationship management (e-CRM), dan aktivitas promosional lainnya yang dilakukan melalui wireless media. Dengan alasan-alasan tersebut, memiliki Costumer Relation Management (CRM) yang sangat baik dalam praktik online marketing menjadi sebuah keharusan agar dapat menciptakan costumer loyalty. Terbukanya ruang digital, khususnya media sosial menyebabkan munculnya permintaan dari konsumen terhadap perusahaan untuk responsif, kompeten serta terlibat dan merangkul mereka dengan baik. Hal ini berarti perusahaan harus menaruh usaha lebih dalam meningkatkan sistem hubungan dengan pelanggan yang baik sehingga nantinya brand dapat menciptakan dan membina hubungan yang baik dengan pelanggan yang akan mengarahkan mereka kepada customer loyalty yang mereka inginkan. Pelanggan yang puas dengan suatu produk dan jasa dari brand akan terus melakukan interaksi dan pembelian lagi dengan brand tersebut. Hal ini disebut dengan retensi. Penelitian telah menunjukan bahwa penurunan tingkat retensi yang sedikit dapat memiliki efek yang besar terhadap tingkat profit dari suatu perusahaan (Reichheld and Sasser, 1990). Biaya yang keluarkan untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan pelanggan lama. Penelitian juga telah menemukan adanya hubungan yang positif di antara loyalitas pelanggan dan profitabilitas suatu perusahaan. Pelanggan yang loyal dipercaya lebih fleksibel dibandingkan dengan pelanggan baru. Mereka tidak sensitif terhadap harga dan dapat menyebarkan word-of mouth yang baik akan brand tersebut dibandingkan dengan pelanggan baru yang tidak loyal. Pelanggan yang loyal secara tidak langsung dapat menjadi ambassador atau advocates dari perusahaan yang merekomendasikan produk kepada khalayak lain (Reichheld, 1996). Dalam kaitannya dengan membangun loyalitas pelanggan, online marketing adalah salah satu cara yang efektif dalam menarik konsumen untuk menjadi loyal. Para pemasar sekarang telah memiliki lebih banyak touch point dengan konsumen melalui jalur digital dibandingkan dengan sebelumnya. Online marketing memungkinkan kita untuk menjangkau konsumen dalam cara-cara baru. Selain itu, dengan media sosial yang terdapat komunikasi dua arah di dalamnya, pemasar juga dapat melihat dan mengerti lebih banyak tentang konsumen-konsumen online-nya. Sebaliknya, konsumen pun juga mengharapkan perusahaan untuk hadir lebih dekat dengan mereka. Kemudian, membuat mereka merasa terlibat dengan aktivitas-aktivitas brand secara online juga merupakan cara untuk membangun loyalitas Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 konsumen terhadap brand, seperti menawarkan hadiah ekslusif. Hal tersebut tidak hanya menarik pelanggan untuk tetap aktif dalam komunitas online, tetapi juga membuat mereka merasakan nilai dari menjadi bagian dari brand tersebut. Gagasannya adalah untuk membuat mereka terus aktif dengan menyediakan alasan yang sebenarnya untuk aktif. Online marketing tidak hanya mengenai Facebook page atau website. Terdapat channel lain dalam online marketing, seperti mobile (SMS), Mobile Application dan E-mail. Media sosial, seperti Facebook, Twitter dan media sosial lainnya juga merupakan komponen dari online marketing. Gagasannya adalah untuk mengidentifikasi semua bentuk komunikasi yang relevan yang dapat mendorong pesan brand kepada target pasar. Hal tersebut juga dapat memungkinkan pelanggan untuk dengan mudah berhubungan dengan brand tersebut. Salah satu brand komersial yang menggunakan online marketing atau digital marketing dan dengan sukses meraih loyalitas konsumen adalah Sodacard yang merupakan program loyalitas universal yang menawarkan hadiah yang dipersonalisasi sesuai dengan pelanggannya. Sodacard menawarkan hadiah dari lebih dari 100 premium brands di Hong Kong. Mereka menggunakan mobile application to meraih loyalitas pelanggan dengan membuat loyalty program didalamnya. Ketika pengguna mengunduh aplikasi tersebut, mereka dapat menggunakan ponsel mereka untuk memindai QR code di kasir ketika sedang berkunjung atau membeli sesuatu untuk mendapatkan poin. Hal ini meningkatkan poin loyalty card mereka .dan mereka berhak menerima berbagai penawaran. Sejauh ini, dari 25.000 pelanggan loyalty program, 40% telah memilih untuk menggunakan aplikasi tersebut dibandingkan dengan menggunakan kartu standar. Sodacard berhasil mendemonstrasikan keinginan konsumen untuk berpindah dari kartu ke smartphone mereka dalam melengkapi pengalaman berbelanja. Hal tersebut pun memberikan keuntungan besar bagi penjualan Sodacard yang mengalami kenaikan dengan strateginya tersebut. Sebaliknya, program yang didesain dengan buruk dapat menyebabkan bahaya yang signifikan kepada perusahaan, seperti yang dialami oleh Air Miles. Perusahaan global Air Miles merupakan program loyalitas, dimana pengguna dapat mengumpulkan poin-poin setiap melakukan pembelian di toko-toko tertentu yang merupakan sponsor dari program loyalitas ini. Poin tersebut dapat ditebus menjadi tiket pesawat dari airlines tertentu. Air Miles gagal ketika diluncurkan di pasar Amerika dikarenakan terlalu kompleksnya untuk mendapatkan hadiah oleh para pengguna. Para penggunanya pun melakukan komplain di dunia online dengan bercerita betapa susah dan lamanya bagi mereka untuk mengakumulasikan poin untuk mendapatkan suatu hadiah. Perubahan-perubahan yang dibuat oleh Air Miles juga membuat para pengguna menjadi ragu apakah ingin tetap berpartisipasi dalam program ini atau tidak. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Air Miles mengumumkan bahwa sekarang programnya memiliki tanggal kadaluwarsa yang sebelumnya tidak pernah ada. Hal tersebut membuat pengguna menjadi tambah kesusahan dalam mendapatkan hadiah. Program tersebut kehilangan $25 juta dollar pada tahun pertama dan kemudian ditutup. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Victoria’s Secret (VS) yang merupakan retailer pakaian dalam terbesar di Amerika yang diluncurkan sejak tahun 1977. Perusahaan tersebut menjual pakaian dalam, pakaian wanita dan produk kecantikan. Saat ini, VS telah meluaskan sayapnya secara internasional dan memiliki toko di berbagai negara, termasuk Indonesia. VS telah berhasil mempertahankan brand identity dan positioning yang sangat kuat. Target market mereka adalah wanita dewasa yang merupakan kelas menengah keatas ataupun pria dewasa yang berbelanja untuk wanita mereka. Selain itu, VS juga dapat mempertahankan brand awareness yang konsisten dan kekuatannya di pasar perluasan brand nya dengan meluncurkan Victoria's Secret 'Pink', yaitu sub kategori dari brand Victoria's Secret yang ditargetkan kepada anak muda perempuan dari umur 15-22 tahun. Brand pakaian dalam wanita pada umumnya memasarkan produknya melalui tokotoko dan katalog. Akan tetapi, berbeda dengan VS yang menggunakan pendekatan berbeda dalam menarik konsumennya. Jadi bagaimana VS berhasil dalam meraih brand loyalty? VS menawarkan produk-produk berkualitas dengan mengetahui persis bagaimana mengidentifikasi ke pasar yang tepat. VS telah sangat sukses dengan kampanye iklan sebelumnya karena kualitas produk dan mereka membantu membuat pelanggan merasa nyaman dan seksi akan diri mereka sendiri. VS Pink juga menawarkan program brand loyalty bernama 'Pink Nation'. VS menggunakan warna yang feminim seperti pink dan merah yang ditujukan untuk menciptakan toko yang menarik secara visual bagi pelanggannya ketika mereka memasuki toko tersebut. Mereka juga menggunakan model-model yang seksi untuk menjual brand nya kepada pelanggan. Iklan memainkan peranan besar dalam pembuatan keputusan pembelian oleh pelanggan fashion brand. VS langsung muncul dalam benak khalayak ketika mereka berpikir tentang produk lingerie, bra dan underwear. Dengan menggunakan model yang muncul dalam berbagai strategi pemasarannya dan mengiklankan brand tersebut, konsumen mulai percaya bahwa mereka dapat tampil seksi dan menggoda seperti para model VS apabila mereka membeli lingerie tersebut. Hal ini yang menarik pelanggan ke toko VS dan memberikan mereka dorongan untuk berbelanja di toko tersebut. Maka dengan berbagai penjabaran tentang Victoria's Secret di atas, digunakanlah brand komersial tersebut sebagai studi kasus dalam jurnal ini yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut mengenai apa yang membuat VS berhasil dalam membangun loyalitas pelanggan Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 melalui strategi pemasaran digital dan apa saja hal - hal yang perlu diperhatikan dalam membangun loyalitas pelanggan melalui pemasaran digital. TINJAUAN TEORITIS Para pemasar menempatkan nilai yang tinggi dalam dunia digital, khususnya media sosial. Sebesar 92% dari mereka mengindikasikan bahwa media sosial sangat penting bagi bisnis mereka. Meningkat 86% dari tahun 2013 (Michael Stelzner, 2014 : 5). Digital marketing sendiri adalah penggunaan teknologi internet untuk mencapai target pemasaran melalui channel-channel seperti sosial media, website/blog, multimedia advertising seperti Youtube.com, online/search engine advertising, e-mail marketing, dan interactive marketing/Apps (kompetisi online, poling, dan games). Urban (2004, 2) juga menyatakan bahwa “Digital marketing menggunakan internet dan teknologi informasi untuk memperluas dan meningkatkan fungsi pemasaran tradisional.” Dalam melakukan strategi pemasarannya, para pemasar sangat mengandalkan salah satu elemen dalam digital marketing, yaitu media sosial, untuk berinteraksi kepada para pelanggannya. Media sosial memiliki peranan besar dalam membangun hubungan dengan pelanggan. Seperti yang diutarakan oleh Mayfield (2008) bahwa social media sebagian besar memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Partcipation & Engagement: social media mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang tertarik. Hal ini mengaburkan batas antara media dan audience. 2. Openness: Sebagian besar layanan social media terbuka untuk menerima umpan balik dan partisipasi. Mereka mendorong voting, komentar dan berbagi informasi. Terdapat sedikit hambatan untuk mengakses dan membuat konten. Konten yang dilindungi dengan password disukai pengguna. 3. Conversation: Bila tradisional media berbicara tentang komunikasi broadcast (konten yang ditransmisikan atau didistribusikan kepada audience), social media berbicara tentang komunikasi yang lebih baik, yaitu menggunakan metode percakapan komunikasi 2 (dua) arah. 4. Community: Social media memungkinkan komunitas untuk terbentuk dengan cepat dan dapat berkomunikasi dengan efektif. Komunitas berbagi minat yang sama, seperti pecinta fotografi, masalah politik atau sebuah acaraTVfavorit. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 5. Connectedness : Sebagian besar jenis sosial media berkembang karena keterhubungan mereka. Yaitu dengan cara memanfaatkan link yang mengarahkan untuk berpindah ke sumber website yang lain. Apabila hal-hal tersebut dapat diimplementasikan dengan baik oleh brand, maka dapat membuahkan hasil yang luar biasa, yaitu loyalitas pelanggan, yang menurut Oliver (1997), merupakan komitmen yang kuat dari pelanggan untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menimbulkan perilaku untuk berpindah. Sedangkan menurut PR Royalty Solutions (2011), loyalitas pelanggan adalah kecenderungan sikap dan perilaku untuk mendukung salah satu merek di antara merek yang lain. Apakah karena kepuasan dengan produk atau layanan, kenyamanan atau kinerja, atau hanya keakraban dan kenyamanan dengan merek. Loyalitas pelanggan mendorong konsumen untuk berbelanja lebih konsisten, menghabiskan lebih banyak uang di dompet, dan merasa positif tentang pengalaman belanja, serta membantu menarik konsumen dengan merek yang familiar dalam menghadapi lingkungan yang kompetitif. Elemen lain dalam digital marketing yang yang sekarang mulai menjadi strategi andalan para pemasar dalam meraih loyalitas pelanggan adalah dengan mengoptimalkan mobile marketing yang merupakan pemasaran pada atau dengan perangkat mobile, seperti ponsel. Andreas Kaplan mengungkapkan bahwa mobile marketing sebagai "kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui jaringan yang ada di manapun, dimana konsumen selalu terhubung dengan menggunakan perangkat pribadi mobile". Dalam definisi ini, Kaplan menggunakan dua variabel, yaitu tingkat pengetahuan konsumen dan pemicu komunikasi. Mobile marketing dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk membangun hubungan antara brand dan pelanggan apabila dilakukan dengan tepat. Konsumen menyukai aplikasi yang berguna serta menawarkan interaksi berbeda dengan channel lainnya. Konten yang dipersonalisasi serta engagement dengan pelanggan sangat diperlukan untuk tetap mempertahankan mereka kepada brand. Dunia digital merupakan wadah yang lebih dari sekedar alat untuk menghemat biaya pemasaran, melainkan sebuah unit bisnis yang dapat sangat menguntungkan dengan memikirkan secara strategis mengenai peran dari dunia digital dalam usahanya untuk menjadi costumer-centric. Digital mendorong lebih banyak kesempatan bagi bisnis untuk sukses, dengan loyalitas pelanggan, karena hal tersebut dapat memungkinkan bisnis dalam mendapatkan pengalaman serta pengamatan yang komprehensif tentang pelanggan. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Menurut Ashley dan Arun (2013), dalam meningkatkan loyalitas pelanggan melalui dunia digital, khususnya media sosial, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain dengan mengetahui pelanggan dengan baik. Sebelum melakukan suatu kegiatan dalam kampanye, sangat vital untuk mengetahui dengan baik apa saja kebiasaan serta perilaku yang sering dilakukan oleh pelanggan brand tersebut dalam dunia online. Hal tersebut akan membantu brand dalam menentukan strategi apa yang harus mereka lakukan agar dapat menarik perhatian serta relevan terhadap pelanggannya. Menawarkan sesuatu yang mereka pasti inginkan merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk melihat hasil yang tahan lama. Selain itu, brand juga harus mengikuti kemana khalayak mereka pergi. Dalam artian, brand harus dapat menjangkau pelanggannya di setiap media yang mereka kunjungi, apakah melalui media sosial, forum, blog dan lain sebagainya. Ketika brand tersebut mendapatkan perhatian mereka, maka brand dapat menggunakan program loyalitasnya untuk membuat mereka tetap bertahan. Selanjutnya, brand juga dapat menawarkan berbagai variasi hadiah kepada pelanggannya dalam usaha membuat mereka loyal kepada brand. Terdapat 3 tipe hadiah yang brand dapat tawarkan kepada pelanggan, yaitu undian (lottery, hadiah perjalanan, instan-win giveaway, etc.) ; digital (poin, badges, social media shout outs, etc.) ; dan berwujud (t-shirt, merchandise, mug, etc.). Brand harus mengeksplor semua cara unik yang dapat mereka tawarkan kepada pelanggan agar menghasilkan rancangan program loyalitas yang paling efektf bagi mereka. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengetahui perilaku, keinginan serta kebiasaan para pelanggan dengan baik. Dalam menentukan tugas apa yang harus dilakukan pelanggan untuk mendapatkan hadiah tersebut juga harus dipikirkan matang-matang. Brand harus mengingat apabila mereka membuat tugas tersebut terlalu susah atau memakan waktu banyak bagi pelanggan, maka mereka kemungkinan akan melihat respon yang negatif dari khalayaknya tersebut. Hadiah yang lebih besar memungkinkan pelanggan untuk melakukan tugas yang lebih banyak dibandingkan dengan hadiah yang lebih kecil. Jadi, pastikan untuk memainkan strategi yang tepat dalam tahap perencanaan ketika menentukan tugas dan hadiah apa yang akan diberikan kepada pelanggan. Poin yang paling penting dalam program loyalitas adalah untuk meningkatkan user engagement dan loyalitas. Jadi, harus dipastikan bahwa pelanggan benar-benar dapat menyelesaikan tugas yang brand berikan untuk mendapatkan hadiah. Kemudian, salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan dalam dunia digital adalah dengan menyediakan customer service yang luar biasa baik, khususnya dalam penanganan masalah. Menurut Forbes (2011) , hasil survey Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 mengatakan bahwa 71% dari pelanggan yang meninggalkan brand, melakukan hal tersebut karena menerima pengalaman yang buruk dalam customer service. Media sosial telah membuka ruang yang besar bagi pelanggan untuk menceritakan ketidakpuasannya. Seperti contohnya sebuah perusahaan airlines yang mendapatkan komplain dari pelanggannya secara publik mengenai bagasi yang hilang, pesawat yang tertunda dan lain sebagainya. Apabila terdapat masalah yang muncul dalam media sosial, brand harus secara tanggap mengetahuinya, meminta maaf dan menyelesaikannya secepat mungkin. Brand tidak boleh defensif dan melemparkan kesalahan. Hal yang terpenting dalam customer service adalah kebutuhannya untuk menjadi fokus sentral bagi bisnis dan kebijakan retensi jangka panjang brand tersebut. Strategi yang paling utama dalam meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan memastikan bahwa brand memfokuskan sumber daya dan energinya dalam mempertahankan pelanggan terbaiknya. Pelanggan yang loyal lebih familiar dengan brand favoritnya serta mempunyai keinginan yang lebih untuk mencoba dan mengeksplor rekomendasi dan produk baru. Sebuah studi dari Marketing Metrics mengatatakan bahwa probabilitas keberhasilan dari menjual sesuatu kepada pelanggan baru hanya sekitar 5-20%, sedangkan probabilitas keberhasilan dari menjual sesuatu kepada pelanggan tetap adalah 60-70% (Jones,2014). Untuk jumlah usaha yang sama dalam menjual produk, penjualan yang lebih besar berasal dari pelanggan yang loyal. Selain itu, pelanggan loyal lebih cenderung untuk menceritakan pengalaman positif mereka dan membuat rekomendasi kepada teman-teman mereka. Ketika mereka menyukai brand tersebut, mereka akan membicarakannya kepada khalayak lain, dan kebanyakan orang lebih terpengaruh dengan apa yang dikatakan oleh orang yang lebih familiar. Harus dipastikan bahwa bisnis suatu brand dioptimasikan dalam melayani mereka, dan memfokuskan usaha melalui media sosial dan media-media lain yang sering dikunjungi oleh mereka. Melakukan investasi dalam loyalitas pelanggan dapat menuai hasil yang baik bagi bisnis suatu brand. Media sosial dan media online lainnya memberikan brand cara lain untuk memadatkan koneksi brand dan memastikan bahwa kepuasan pelanggan tetap tinggi. Sekarang sudah waktunya bagi brand untuk memberikan perhatian yang lebih dalam membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan yang mempunyai efek jangka panjang bagi brand mereka, tidak hanya sekedar menaikan penjualan semata. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 METODOLOGI Pada artikel ini, pembahasan akan berfokus pada strategi pemasaran online dari brand Victoria’s Secret Pink (VS Pink) serta mengamati hal-hal apa saja yang membuat VS Pink berhasil meraih loyalitas pelanggan melalui pemasaran online-nya berdasarkan aspek-aspek yang menjadi kunci utama dalam meraih loyalitas pelanggan di dunia online, seperti yang telah dijelaskan pada bagian tinjauan teoritis. Data yang diperlukan untuk keperluan tulisan ini dikumpulkan melalui observasi online. Analisis dilakukan melalui analisis konten dengan mengamati kampanye-kampanye dari VS Pink di dunia online serta mengamati bagaimana mereka berinteraksi dan melibatkan pelanggannya melalui media social, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Pinterest. Penyajian data bersifat deskriptif dan ditujukan untuk memperoleh keterangan informasi dan data mengenai kasus yang dipilih. Analisis ditujukan untuk mengetahui aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran online VS Pink sebagaimana diarahkan oleh konsep-konsep yang dijabarkan sebelumnya, yaitu menurut Antony Mayfield (2008) dan Ashley dan Arun (2013) PEMBAHASAN Deskripsi Konten Selain menggunakan media offline, Victoria’s Secret (VS) juga sangat mengandalkan media online dalam melakukan pemasarannya. Hal ini terlihat dengan banyaknya elemen dari dunia online yang dipakai oleh VS dalam kampanye dan programnya, seperti membuat berbagai tawaran online, menggunakan mobile marketing, media sosial serta website dan email. Victoria’s Secret sangat familiar dengan mobile. Mereka mempunyai mobileoptimized site, aplikasi serta mobile ads yang tersegmen. Hal ini merupakan langkah yang baik bagi mereka karena konsumen selalu berpergian dan memegang device mereka kemanapun. Ketika mereka melihat mobile banner ad yang sesuai dengan minat mereka, maka mereka cenderung ingin mengetahui lebih lanjut mengenai produk tersebut. Begitu juga dengan aplikasi. VS berhasil melakukan kampanye secara online, salah satunya melalui brand VS Pink. Kampanye bertema ini dilakukan setiap spring-break selama empat minggu dengan menggunakan sosial media Instagram dan aplikasi dari brand tersebut, yaitu 'Pink Nation.' Tahun lalu, Victoria's Secret Pink mengadakan kontes foto di Instagram. Setiap minggu, Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 konsumen didorong untuk mengambil gambar dari huruf yang terdapat pada kata "Pink." Konsumen dapat mengirimkan foto mereka melalui Instagram dengan hashtag yang berbeda setiap minggu. Misalnya, pada minggu pertama kampanye, konsumen didorong untuk mengunduh gambar huruf "P" dengan hashtag #GimmeP. VS kemudian akan menilai entri berdasarkan kreativitas, kualitas foto, orisinalitas dan konsistensi dengan citra merek. Empat pemenang akan dipilih setiap minggu untuk total 16 pemenang. Setiap pemenang akan menerima voucher sebesar $ 500. Selain itu, Victoria’s Secret telah meluncurkan promosi untuk iPhone, iPad dan Android apps, di mana kampanye dipromosikan di bawah tab "Pics". Dengan menggunakan aplikasi, konsumen dapat menyesuaikan foto mereka dengan filter foto yang ada pada aplikasi brand tersebut. Mengikutsertakan aplikasi brand dalam promosi juga membantu VS membangun loyalty program melalui pengunduhan aplikasi, karena aplikasi hanya dapat digunakan oleh anggota Pink Nation. Tahun ini, VS Pink juga kembali melakukan kampanye bertema pada spring-break. Dalam kampanye ini, Setiap minggu, pengguna ditantang untuk mencari, menemukan dan memindai foto VS tertentu dengan aplikasi. Foto tersebut dapat ditemukan di situs Web VS, di dalam toko dan di kampus-kampus. Misalnya, tantangan pada minggu pertama mendorong konsumen untuk menemukan model berpose di samping huruf "P'. Ketika konsumen menemukan gambar dan scan dengan aplikasi, halaman website akan muncul dimana terdapat promosi pakaian untuk musim semi dan mereka dapat berbelanja darisana. Seratus pelanggan pertama yang berhasil mencari dan memindai foto tersebut setiap minggu menerima berbagai hadiah yang menguntungkan. Gambar 1. Kampanye Victoria’s Secret Pink menggunakan Instagram dan Mobile Application Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Selain itu, VS Pink juga dengan sangat baik menggunakan media sosial Pinterest dalam kampanyenya. VS meluncurkan tantangan Pinterest dan menerima ribuan kontestan, yaitu ‘Pinterest Challenge : My Victoria’s Secret Summer’. Untuk berpartisipasi dalam kontes ini, pengguna harus membuka Victoria’s Secret Facebook Page untuk melihat detail kontes. Partisipan kemudian harus melakukan ‘pin’ pada tiga gambar dari Victoria’s Secret fan page atau website, dan membuat ‘pinboard’. Pin adalah salah satu fitur Pinterest dimana pengguna dapat melakukan bookmark visual yang dapat dikumpulkan pada ‘boards’, yaitu halaman dimana pengguna dapat mengumpulkan hasil ‘pin’ mereka. Enam ‘pinboards’ terbaik akan dipilih oleh salah satu model VS yang terkenal, Candice Swanepoel. Setelah itu, partisipan yang memiliki paling banyak vote akan memenangkan hadiah utama. Hal yang paling baik adalah VS tidak hanya mempromosikan produk mereka, melainkan juga meningkatkan traffic ke Facebook fan page dan website mereka melalui kontes ini. Hal ini merupakan strategi yang amat baik untuk memaksimalkan umpan balik dari kontes dan juga membuat kontes menjadi semakin menarik. Gambar 2. Landing Page Victoria’s Secret yang atraktif di Facebook Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Hal yang unik tentang kampanye-kampanye Victoria’s Secret ini adalah bahwa mereka menambahkan elemen digital baru pada setiap kampanye dengan mengutilisasi mobile marketing sebagai bagian dari digital marketing mereka. Dengan meminta konsumen untuk berburu dan menemukan gambar-gambar yang berhubungan dengan brand menggunakan channel media yang berbeda-beda, kampanye tersebut menunjukan bahwa VS berusaha untuk meningkatkan loyalitas konsumen mereka melalui digital marketing yang kreatif. Participation and Engagement Victoria’s Secret telah dengan sangat baik membangun partisipasi dan engagement dari pelanggannya dalam pemasaran online-nya, khususnya media sosial dan mobile. Hal ini dapat dilihat dari kampanye-kampanye program loyalitasnya yang selalu mendorong kontribusi dan feedback dari partisipannya secara online. Pada kampanye spring-break mereka, VS meluncurkan kampanye yang tidak hanya mendorong penjualan, melainkan juga engagement melalui games, aktivitas dan sharing. Seperti pada kampanye kontes Instagram, khalayak didorong untuk mengunduh foto dengan tema huruf ‘PINK’. Melakukan sharing foto dengan smartphone adalah aktivitas yang popular di kalangan anak muda, khususnya konsumen VS Pink. Jadi, masuk akal bagi VS untuk melakukan promosi di area ini. Instagram juga memiliki basis pengguna yang besar dan engaged.. Instagram dengan cepat menjadi bintang media sosial bagi brand dalam menggabungkan inisiatif mereka di dunia digital. Tidak jarang Instagram digunakan hanya untuk keperluan singkat kampanye saja, dan tidak digunakan untuk membangun hubungan yang lebih jangka panjang dengan konsumen. Namun, dengan melebarkan kampanye selama 4 minggu, VS dapat membawa pengguna Instagram untuk kembali dan berpartisipasi secara terus menerus dan membantu meningkatkan program loyalitas mereka. Selain itu, VS juga berhasil dalam menciptakan engagement di kalangan pelanggan melalui kampanye spring-break nya yang lain dimana khalayak ditantang untuk mencari huruf dari kata ‘PINK’ yang tersebar di tempat-tempat tertentu berdsarakan petunjuk yang diberikan secara online. Hal ini mendorong partisipasi dan engagement yang berkelanjutan karena VS memanfaatkan semua platform digitalnya untuk berkomunikasi dengan khalayak, seperti mobile application, website, Facebook fan page dan Instagram. Hal yang unik dari VS adalah mereka terus mengembangkan dan menambah elemen digital baru pada setiap kampanyenya untuk membangun engagement dari khalayak. Openness Seperti yang dikatakan Mayfield (2008), sebagian besar layanan social media terbuka untuk menerima umpan balik dan partisipasi. Mereka mendorong voting, komentar dan berbagi informasi. Begitu juga yang dilakukan oleh Victoria’s Secret dalam berinteraksi Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 dengan pelanggannya di dunia online. Dalam Facebook dan Twitternya, Victoria’s Secret Pink sering membuka topik mengenai suatu hal menarik bagi followersnya serta memancing komentar dan voting dari mereka. Selain itu, mereka juga terbuka dalam memberikan informasi baik mengenai produk maupun mengenai hal lain yang diminati oleh followers mereka. Victoria’s Secret Pink memiliki lebih dari 700.000 followers di Twitter serta memiliki lebih dari 14.000.000 followers dalam Facebook. Mereka sangat menggunakan media sosial mereka dengan baik melalui sharing informasi dan memancing umpan balik dan partisipasi dari followersnya. Gambar 3. Twitter Victoria’s Secret yang mendorong komentar, voting dan sharing informasi kepada followersnya Conversation Membangun percakapan dengan konsumen dalam media sosial merupakan hal yang sering dilakukan dewasa ini. Akan tetapi, dalam implementasinya, tidak sedikit yang gagal untuk mendapatkan respon yang baik dari konsumen. Menurut Nathan (2014), brand harus menemukan percakapan atau topik apa yang khalayak sedang geluti, dan brand harus menjadi bagian dari percakapan tersebut secara natural. Hal ini dilakukan dengan baik oleh Victoria’s Secret Pink. Dalam membuat percakapan atau topik di Facebook dan Twitter, VS Pink memilih topik yang sesuai dengan minat dan tren di kalangan followersnya sehingga mendapatkan respon yang baik dan membangun percakapan yang natural dengan mereka. Hal ini membuat para followers merasa brand lebih dekat dengan mereka dan merupakan salah satu dari mereka. Salah satu contohnya ketika VS Pink membuka topik percakapan mengenai tim kampus mana yang mereka dukung dalam pertandingan antar kampus di Amerika. Topik tersebut pada saat itu memang sedang hangat dibicarakan di kalangan mahasiswa Amerika yang merupakan target utama dari VS Pink. Selain itu, akun VS juga sering membahas dan Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 membuka topik mengenai acara tahunan mereka yang sangat terkenal, yaitu ‘Victoria’s Secret Fashion Show’ dimana acara tersebut merupakan acara yang paling ditunggu-tunggu oleh semua penggemar VS. Tak heran mereka mendapatkan respon yang baik dari followers. Mereka berhasil menarik perhatian followers dengan topik-topiknya yang menarik dan tepat sasaran sehingga menghasilkan hubungan yang baik antara brand dengan pelanggan karena terjadinya komunikasi 2 arah. Gambar 4 Contoh topik percakapan dan respon followers di Twitter Victoria’s Secret Pink Community Seperti yang dikatakan Mayfield (2008), media sosial memungkinkan komunitas terbentuk dengan cepat dan dapat berkomunikasi dengan efektif. Komunitas berbagi minat yang sama. Victoria’s Secret Pink melakukan hal yang luar biasa baik dalam menghubungkan komunitas melalui dunia online yang akhirnya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Karena targetnya yang merupakan college students di Amerika, maka Victoria’s Secret Pink memiliki strategi dimana mereka mempunyai berbagai perwakilan dari universitas- universitas di Amerika dan membuat Facebook page dari setiap universitas tersebut. Setiap Facebook page universitas berisi informasi yang dipersonalisasi sesuai universitasnya, seperti tawaran-tawaran potongan harga menarik khusus member universitas, kegiatan-kegitan yang diadakan oleh VS Pink di universitas tersebut dan lain sebagainya. Contoh yang menarik adalah ketika VS Pink mengadakan konser di Grand Valley State University dimana Facebook page dari universitas tersebut mempromosikan konsernya dan memberikan tawaran-tawaran menarik khusus mahasiswa universitas tersebut. Victoria’s Secret Pink sangat berhati-hati untuk menyediakan alat yang tidak hanya membantu mengelola brand identity mereka, tetapi juga berkomunikasi dengan pelanggan loyal mereka dan memperkuat relevansi brand tersebut. Pada bulan July 2008, semua orang Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 dalam komunitas facebook VS Pink diundang untuk meramaikan event ‘Pinkapalooza’ yaitu suatu event yang merayakan peluncuran koleksi Victoria’s Secret Pink ‘back to school.’ Acara tersebut dimeriahkan oleh band-band yang sedang disenangi anak muda khususnya para target dari VS Pink di tempat yang popular di Los Angeles. Anggota Facebook page dapat mengunduh undangan secara online dan berpartisipasi dalam games dan kontes melalui mobile ketika acara tersebut. Setelah itu, Victoria’s Secret Pink mengirimkan mereka mCoupoun ke smartphone mereka untuk dapat ditukarkan dengan merchandise dan tawaran menarik lainnya. Promosi ini tidak hanya sekedar bentuk program loyalitas semata melainkan menghubungkan pelanggan ke sesama pelanggan untuk menikmati acara tersebut dan mendapatkan hadiah. VS Pink telah berhasil melakukannya dengan efektif. Gambar 5 Facebook page Victoria’s Secret Pink basis universitas Connectedness Seperti yang dikatakan oleh Mayfield (2008), yaitu sebagian besar jenis sosial media berkembang karena keterhubungan mereka dengan cara memanfaatkan link yang mengarahkan untuk berpindah ke sumber website yang lain. Begitu juga yang dilakukan oleh Victoria’s Secret Pink. Walaupun platform yang digunakan oleh mereka terbilang cukup banyak, seperti Facebook, Twitter,Instagram, Pinterest, Mobile Application dan lain sebagainya. Akan tetapi, mereka selalu memberikan link untuk mengarahkan khalayak ke website dimana mereka dapat langsung melakukan pembelian serta mendapatkan informasi lebih jauh. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Gambar 6 Post yang memberikan link ke website pada Facebook dan Twitter Victoria’s Secret Pink Mengetahui Khalayak dengan Baik Pengetahuan Victoria’s Secret mengenai khalayaknya sangat baik. Sesuai yang dijelaskan oleh Ashley dan Arun (2013), merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui dengan dalam apa saja kebiasaan dan perilaku yang sering dilakukan oleh pelanggan di dunia online karena hal tersebut akan membantu brand dalam menentukan strategi yang dapat dilakukan dengan tujuan dapat menarik perhatian pelanggannya. VS pun menerapkan hal yang sama. Salah satu hal yang dilakukan VS adalah dengan melakukan segmentasi kepada khalayaknya secara demografis dan mengirimkan pesan yang spesifik kepada mereka. Contohnya, pelanggan yang sejarah pembeliannya menunjukan preferensi di baju renang, maka Ia akan menerima e-mail yang mempromosikan swimsuit sale dan paling awal mendapatkan katalog baju renang yang terbaru . Selain itu, VS Pink juga dengan sangat baik mengetahui perilaku dan kebiasaan para targetnya sehingga dapat memberikan pesan di saat yang tepat dengan konten yang tepat sasaran pula. Seperti yang sudah dijelaskan, target dari VS adalah anak muda atau mahasiswa berumur 15-22 tahun yang sering disebut dengan generasi millennial. Dengan generasi millennial yang aktif menggunakan mobile phone mereka setiap harinya, para pemasar perlu menyesuaikan program mereka tidak hanya dalam hal bagaimana melakukan engagement ke mereka, tetapi juga mengetahui perlaku apa yang diharapkan dari mereka serta tipe konten apa yang harus diberikan. Menurut studi dari SDL, konsumen dari umur 18-26 tahun memiliki kebiasaan untuk melihat smartphone-nya sebanyak 43 kali sehari. Dengan penemuan seperti ini, VS Pink memanfaatkannya dengan baik dengan memastikan bahwa kampanye dan program mereka mudah untuk diikuti melalui mobile. Hal ini dapat dilihat dari kampanye-kampanyenya yang memanfaatkan digital dan mobile.VS Pink terus membuat mobile dan media sosial sebagai prioritasnya dalam digital marketing dan hal ini menjadi dorongan pendapatan bagi mereka. VS memahami perilaku, kebiasaan serta minat dari para Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 target mereka, dan membuatnya menjadi acuan dalam menjalankan kampanyenya. VS Pink juga memahami apa yang sedang menjadi tren di kalangan khalayaknya dan berusaha menjadi bagian dari tren tersebut. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilannya dalam berbagai kampanye di dunia online, seperti kontes Instagram dan Pinterest serta kampanye mobile application lainnya. Respon yang didapat pun sangat memuaskan, karena mereka telah melakukan kampanye kepada target yang tepat dengan konten yang tepat dan melalui media yang tepat. Semua berkat pengetahuannya yang baik akan khalayaknya. Variasi Hadiah Walaupun harganya cukup mahal untuk pakaian dalam, Victoria’s Secret Pink selalu memberikan hadiah atau potongan harga bagi pelanggannya. Hal ini dilakukan untuk mendorong pembelian oleh pelanggan yang nantinya diharapkan akan terus loyal kepada brand. Jenis hadiahnya pun beragam,sesuai dengan karakteristik pelanggan VS Pink, mulai dari merchandise, potongan hingga poin yang dapat dikumpulkan untuk ditebus hadiah. Waktunya pun dirancang dengan matang dan disesuaikan dengan perilaku target. Contohnya, VS Pink akan selalu memberikan potongan harga ketika Natal, Tahun Baru, dan juga hari-hari sebelum kembali ke sekolah, dimana merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk menarik pelanggan. Victoria’s Secret Pink terus mengeksplor berbagai cara untuk memberikan hadiah kepada pelanggan agar menghasilkan program loyalitas yang efektif bagi mereka. Gambar 7 Beragam tawaran hadiah yang Victoria’s Secret Pink tawarkan kepada pelanggan Layanan Pelanggan Dalam membangun loyalitas pelanggan, amat penting untuk memiliki customer service yang baik. Terlebih, media sosial memungkinkan pelanggan untuk menceritakan keluhan atau kepuasannya secara bebas. Berdasarkan hasil observasi online, Victoria’s Secret telah melakukan customer service dengan baik. Terbukti dari pelanggan-pelanggannya yang menuliskan review dan memuji ketanggapan dari VS dalam menerima komplain dari pelanggan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pelanggan Victoria’s Secret : “Saya sangat menyukai Victoria’s Secret, mereka sangat berguna dalam setiap saat saya mengalami Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 masalah, saya menelfon customer service dan mereka menanganinya dengan segera. Saya belum pernah sepuas ini dengan customer service dari perusahaan.” VS telah menerapkan customer service dengan baik melalui ketanggapan dalam menghadapi masalah dengan pelanggan, keramahan dengan pelanggan serta mengakui kesalahan bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Seperti contohnya, terdapat pelanggan yang menerima kecacatan dalam produk VS setelah melakukan pembelian, VS dengan tanggap langsung meminta maaf dan menggantinya dengan produk yang baru dan gratis kepada pelanggan. Hal ini memberikan respon yang baik kepada pelanggan karena memberikan kesan profesional dan membuat mereka percaya dengan brand VS. Maka, tidak heran VS berhasil membuat pelanggan menjadi loyal dan terus membeli produknya. Gambar 8. Contoh review pelanggan yang menyatakan kepuasannya dengan customer service Victoria’s Secret KESIMPULAN Victoria's Secret (VS) telah berhasil membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan melalui berbagai kampanye dan program loyalitasnya yang dilakukan secara online sehingga dapat meningkatkan penjualan mereka. Hal ini ditinjau dari berbagai aspek dalam melakukan kampanye secara online menurut Mayfield (2008) dan Ashley dan Arun (2013), seperti participation and engagement, keterbukaan, percakapan, komunitas, connectedness, mengetahui khalayak dengan baik, variasi hadiah dan customer service. Dari segi participation and engagement, Victoria's Secret telah berhasil mendorong kontribusi dan feedback dari partisipannya secara online melalui aktivitas, games dan sharing di media - media yang diminati khalayak, seperti Instagram, Pinterest dan mobile application. Begitu juga dari segi keterbukaan dan percakapan. Victoria's Secret mampu membuka topik Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 mengenai suatu hal menarik dan tepat sasaran bagi followersnya serta memancing komentar dan voting sehingga membentuk percakapan yang natural dari mereka. Victoria's Secret Pink berhasil dalam menhubungkan komunitas-komunitas melalui dunia online yang akhirnya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Hal ini dilakukan dengan memiliki berbagai perwakilan di universitas di Amerika dan membuat Facebook fanpage atas nama univeristas tersebut untuk mengkomunikasikan pemasaran mereka. Dari segi keterhubungan, Victoria's Secret juga selalu mengarahkan khalayaknya di setiap platform mereka untuk membuka website mereka dimana terdapat informasi yang lebih banyak dan mereka dapat langsung melakukan pembelian. Victoria's Secret berhasil dalam meraih loyalitas pelanggan melalui pemasaran online salah satunya karena mereka memperhatikan aspek-aspek seperti memiliki pengetahuan yang baik akan khalayaknya, memiliki hadiah yang bervariasi dan memberikan customer service yang baik untuk pelanggannya. SARAN Dari segi praktis, dengan keberhasilan Victoria’s Secret dalam membangun loyalitas pelanggan melalui dunia online, dapat menjadi rekomendasi bagi brand-brand saat ini untuk meraih hal yang sama dengan memperhatikan hal-hal tertentu, seperti terbangunnya engagement dengan pelanggan. Customer engagement adalah meyampaikan pengalaman ke pelanggan dengan lebih personal berdasarkan hubungan otentik mereka. Apabila hal tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh brand, maka kesempatan brand untuk dapat bertahan lama dalam kompetisi di pasar akan semakin besar karena mereka memiliki pelanggan loyal yang dapat diandalkan untuk menaikkan pendapatan mereka. Kemudian, apabila ditinjau dari segi akademis, analisis berikutnya dapat melihat penigkatan loyalitas pelanggan dalam dunia online dari aspek lain, seperti penyediaan nilai dan informasi dengan menjadi sumber daya informasi yang bernilai bagi para pelanggan. Jika mereka percaya dan mengandalkan brand untuk menyediakan informasi yang berkualitas untuk mereka, maka hubungan brand dengan pelanggan akan menjadi semakin dalam dan kuat seiring berjalannya waktu. Hal ini juga dapat melihat sejauh mana perusahaan menyediakan informasi dan sumber yang reliable dalam melakukan kampanye program loyalitas di dunia online. Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 KEPUSTAKAAN Buku Chaffey, D & Smith, PR. (2012). eMarketing eXcellence : Planning and Optimizing your digital marketing. UK: Routledge. Griffin, Jill. (2003). Customer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan pelanggan. Jakarta: Erlangga. Mayfield, Antony.(2008).”What Is Social Media?”.ICrossing. Oliver, Richard L. (1997), Satisfaction: A Behavioral Perspective on the Consumer. New York: Irwin/McGraw-Hill. Oliver, Richard L. (1999), “Whence Customer Loyalty”, Journal of Marketing, 63, Special Issue, 3344. Reichheld, F.F. (1996), The Loyalty Effect, Harvard Business School Press,. Boston, MA. Stelzner, M. (2014). 2014 Social Media Industry Report : How Marketers Using Social Grow their Business. Social Media Examiner. Media to Urban, Glen L. (2004), Digital Marketing Strategy. Text and Cases. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. Jurnal Ferguson, M. C. (2005). Loyalty Trends for the Twenty-First Century. Journal of Consumer Marketing , 22 (2), 72-80. KAPLAN A. M., (2012), "If you love something, let it go mobile: Mobile marketing and mobile social media 4x4", BUSINESS HORIZONS, Vol. 55, Issue 2,pp 129-139,11 p. Website Williams, J. (2013, May 23). Social Media, What is Internet Marketing? Retrieved November 23, 2014, from Search Engine Journal: http://www.searchenginejournal.com/what-is- internetmarketing/56213/ BPS. (2013). Jumlah Perusahaan Industri Besar Sedang Menurut SubSektor , 2008-2013. Retrieved 7 24, 2014, from Badan Pusat Statistik: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=09&notab=2 Johnson, L. (2014, February 14). Victoria’s Secret links digital, real-world scavenger hunt via image recognition. Retrieved July 24, 2014, from Mobile Commerce Daily: http://www.mobilecommercedaily.com/victoria’s-secret-links-incremental-mobileinitiatives-into-overarching-spring-break-campaign Johnson, L. (2013, May 1). Victoria’s Secret strengthens loyalty program via timely Instagram contest. Retrieved July 24, 2014, from Mobile Commerce Daily: http://www.mobilecommercedaily.com/victoria’s-secret-strengthens-loyalty-programviatimely-instagram-contest Ajo. (2014, May 8). Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta. Retrieved July 24, 2014, from Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia: Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pengguna+Inte rnet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.VHyMdLRvr8F Jones, C. (2014, June 13). 5 Customer Experience Statistics That Will Change Your Content Focus. Retrieved November 1, 2014, from Content Workings: http://www.contentwrx.com/library/5-customer-experience-statistics-that-will- changeyour-content-focus/ Johnson, L. (2013, September 12). Victoria’s Secret makes in-app games a staple of strategy. Retrieved November 1, 2014, from Mobile Commerce Daily: http://www.mobilecommercedaily.com/victoria’s-secret-makes-in-app-gamesmcommerce-strategy mcommerce a-staple-of- Johnson, L. (2013, June 4). Victoria’s Secret gamifies iPad app to prompt online, in-store sales. Retrieved November 1, 2014, from Mobile Commerce Daily: http://www.mobilecommercedaily.com/victoria’s-secret-gamifies-ipad-app-to- promptonline-in-store-sales Hambleton, N. (2013, August 8). Mobile Apps: Increasing Retail Customer Loyalty. Retrieved November 15, 2014, from Hambo Development: http://hambodigital.com/blog/mobile-appsincreasing-retail-customer-loyalty/ Sodacard. (2013, May 14). SodaCard Allows Retailers to Convert Walk-in Customers Mobile Loyalty Platform. Retrieved November 15, 2014, from Sodacard: http://news.sodacard.com/2013/05/14/sodacard-allows-retailers-to-convertcustomers-through-mobile-loyalty-platform/ Through walk-in- Tate, A. (2013, November 6). The Big Door. Retrieved November 15, 2014, from 10 Tips for Loyalty Program Success: http://bigdoor.com/blog/2013/11/06/10-tips-forloyaltyprogram-success/ Sivashankaran, A. (2013). 5 Tips to Increase Customer Loyalty in the Age of Social Media. Retrieved November 15, 2014, from Funnel Envy: http://www.funnelenvy.com/blog/2014/07/03/5-tips-increase-customer- loyalty-age-socialmedia/ Janssen, C. (2013). Online Marketing. Retrieved November 1, 2014, from Techopedia: http://www.techopedia.com/definition/26363/online-marketing Dan. (2014, February 10). Why I Gave Up On Air Miles. Retrieved November 15, 2014, from Big Fat Wallet: http://www.ourbigfatwallet.com/why-i-gave-up-on-air-miles/ Analisis strategi..., Saniya, FISIP UI, 2015 Our