HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN ELIMINASI URINE

advertisement
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN ELIMINASI URINE PERTAMA IBU
POST PARTUM
Bety Mayasari
Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan Hubungan Mobilisasi Dini
Dengan Eliminasi Urine Pertama Ibu Post Partum Di Bps Ny. Heppy Rina M, SST
Desa Seduri Kec. Mojosari Kab Mojokerto. Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analitik dengan metode cross sectional. Hasil penelitian ini disajikan
dalam bentuk tabel dengan populasi berjumlah 32 responden, dan sampel dalam
penelitian ini adalah 22 responden dengan teknik consecutive sampling, variabel
dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independent (variabel bebas) adalah
mobilisasi dini dan variabel dependent (variabel tergantung) adalah eliminasi urine
pertama ibu post partum. Cara pengambilan data dengan menggunakan lembar
observasi secara langsung kepada responden. Pengolahan data menggunakan uji
statistic Chi Square ( ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ƿ value < α = 0,05
didapatkan tingkat signifikan ƿ = 0,012 < 0,05, yang berarti H 0 ditolak dan H1
diterima yang artinya ada hubungan mobilisasi dini dengan eliminasi urine pertama
ibu post partum.
Kata Kunci : Mobilisasi dini, Eliminasi Urin pertama, Ibu post partum
Halalaman | 38
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
PENDAHULUAN
Ibu nifas perlu melakukan perawatan
khusus untuk memulihkan kondisi kesehatan
tubuhnya termasuk dengan melakukan
mobilisasi dini. Mobilisasi merupakan hal yang
sangat penting bagi ibu setelah melahirkan,
sebab selama masa kehamilan telah terjadi
perubahan fisik meliputi ligament-ligament
yang bersifat membesar, postur tubuh
berubah dengan kompensasi terhadap
perubahan berat badan saat hamil. Pada
persalinan dinding panggul selalu teregang
dan mungkin terjadi kerusakan pada jalan
lahir, setelah persalinan otot-otot dasar
panggul menjadi longgar karena diregang
begitu lama saat hamil maupun bersalin.
Fakta yang ada di lapangan saat ini banyak
ibu post partum yang tidak melakukan
mobilisasi dikarenakan takut nyeri luka jahitan
takut jahitan lepas, motivasi untuk mobilisasi
kurang dan adaya kebiasaan yang turuntemurun bahwa ibu setelah melahirkan
dilarang turun dari tempat tidur, walaupun
bidan sudah menyarankan dan mengajarkan
mobilisasi
pada
ibu
sehingga
dapat
menyebabkan terjadinya retensi urine dalam
24 jam pertama post partum.
Berdasarkan data di Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo
(RSUPNCM) Jakarta (2009), diantara 360
orang ibu melahirkan terdapat 63,56% yang
tidak melakukan mobilisasi dan 245 ibu
diantaranya mengalami retensi urine 24 jam
post partum. Data studi pendahuluan di BPS
Ny. Heppy Rina M, SST Desa Seduri Kec.
Mojosari Kab Mojokerto pada tanggal 10 – 18
Februari 2012 pada 10 ibu pasca bersalin
didapatkan 7 (70%) ibu takut untuk melakukan
mobilisasi, dan 3 (30%) ibu melakukan
mobilisasi dini. Dari 7 orang yang tidak
melakukan mobilisasi dini didapatkan 4
(57,1%) orang eliminasi uri kurang dari
normal, sedangkan 3 (42,9%) ibu mengalami
eliminasi uri normal. Sedangkan 3 ibu yang
melakukan mobilisasi dini, 2 (66,7%) eliminasi
urinya berjalan normal dan 1 (33,3%) ibu
eliminasinya tidak normal.
Ibu dianjurkan untuk melakukan latihanlatihan tertentu untuk memulihkan kembali
jaringan penunjang otot genetalia, melakukan
aktifitas fisik akan mempengaruhi kebutuhan
otot terhadap oksigen yang mana kebutuhan
akan meningkat berarti melancarkan aliran
darah seperti halnya otot rahim, kontraksi
uterus semakin baik, pengeluaran lochea
menjadi lancar dan proses eliminasi berjalan
baik (Manuaba, 2008). Dalam 6 jam pertama
post partum, pasien sudah harus dapat buang
air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam
kandung kemih maka dapat mengakibatkan
kesulitan pada organ perkemihan, misalnya
infeksi. Biasanya, pasien menahan air kencing
karena takut akan merasakan sakit pada luka
jalan lahir. Dengan melakukan mobilisasi dini
secepatnya, tidak jarang kesulitan miksi dapat
diatasi (Sulistyawati,2009).
Pemberian motivasi yang lebih kepada
pasien post partum dan penyuluhan mengenai
pentingnya mobilisasi serta mengikutsertakan
suami dan keluarga untuk memotivasi dan
membantu ibu post partum untuk melakukan
mobilisasi, sehingga ibu mengerti dan paham
tentang mobilisasi dan timbul kesadaran akan
pentingnya melakukan mobilisasi. Tujuan
Umum penelitian ini untuk mengetahui
hubungan mobilisasi dini dengan eliminasi
urine pertama ibu post partum.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian analitik.
Sedangkan rancangan penelitian yang
digunakan adalah cross sectional. Semua ibu
nifas di BPS Ny. Heppy Rina M, SST Desa
Seduri Kec. Mojosari Kab Mojokerto sebanyak
32 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik consecutive sampling
yang memenuhi kriteria. Instrument yang
digunakan adalah lembar observasi. Data
yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi.
HASIL PENELITIAN
1. Mobilisasi Dini Ibu Post partum di BPS
Ny. Heppy Rina M, S. ST
Berdasarkan
hasil
pemelitian
menunjukkan
setengah
responden
melakukan mobilisasi dengan tepat
sebanyak 11 orang (50%). Dan sebagian
kecil dari responden tidak melakukan
mobilisasi sebanyak 3 orang (13,6%).
2. Eliminasi Urine Pertama Ibu Post Partum
di BPS Heppy Rina M, S. ST
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar
(86,4%) mengalami eliminasi normal
sebanyak 19 responden. Dan sebagian
Hal 39
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
3.
kecil responden 3 orang (13,6%) urine
pertamanya tidak normal.
Hubungan
mobilisasi
dini
dengan
eliminasi urine pertama ibu Post Partum
di BPS Heppy Rina M, S. ST
Berdasarkan hasil uji Chi square
dengan SPSS didapatkan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ƿ value < α = 0,05
didapatkan tingkat signifikan ƿ = 0,012
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang
artinya ada hubungan mobilisasi dini
dengan eliminasi urine pertama ibu post
partum di BPS Ny. Heppy Rina M, SST
Desa Seduri Kec. Mojosari Kab
Mojokerto.
PEMBAHASAN
Mobilisasi dini adalah aktivitas atau
tindakan ibu post partum untuk beranjak dari
tempat tidur dalam rangka mempercepat
proses involusi atau pemulihan kondisi seperti
sebelum hamil (Brock,2007). Dalam 6 jam
pertama post partum, pasien sudah harus
dapat buang air kecil. Semakin lama urine
tertahan dalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan
kesulitan
pada
organ
perkemihan, misalnya infeksi. Biasanya,
pasien menahan air kencing karena takut
akan merasakan sakit pada luka jalan lahir.
Dengan
melakukan
mobilisasi
dini
secepatnya, tidak jarang kesulitan miksi dapat
diatasi (Sulistyawati,2009).
SARAN
Saran dari hasil yang didapat adalah : 1) 1
Bagi
Institusi
Pendidikandiharapkan
memberikan pelatihan pada mahasiswa
tentang tahap-tahap melakukan mobilisasi dini
sehingga mahasiswa dapat memberikan
asuhan pada masa nifas yang komprehensif.
2)Bagi Peneliti Selanjutnya hendaknya
melakukan penelitian tentang pengaruh
perilaku mobilisasi dini terhadap faktor lain
yang mempengaruhi perilaku mobilisasi dini
sehingga tidak mengalami elimiasi urine.
3)Bagi Bidan diharapkan bekerja sama
dengan kader dan pamong desa untuk
memberikan informasi tentang mobilisasi dini
dengan memberikan leafled, penyuluhan di
posyandu, kegiatan PKK, arisan dan kegiatan
yang ada di desa sehingga ibu post partum
tidak takut untuk melakukan mobilisasi dini.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2003. Riset Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis.Jakarta : PT Rineka
Cipta
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Kebidanan Nifas
Normal. Jakarta: EGC
Brock
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ada
Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Eliminasi
Urine Pertama Ibu Post Partum Di Bps Ny.
Ny. Heppy Rina M, SST Desa Seduri Kec.
Mojosari Kab Mojokerto. Bila ibu pasca
persalinan melakukan mobilisasi sedini
mungkin maka akan mempercepat proses
involusi atau pemulihan kondisi seperti
sebelum hamil, sehingga kandung kemih yang
terkena tekanan saat proses persalinan akan
segera pulih, akibatnya fungsi otot spincter
kandung kemih akan segera kembali seperti
semula, dan proses eliminasi urine akan
kembali normal. Dengan tingkat kemaknaan ρ
hitung lebih kecil dari ρ value yaitu 0,002 <
0,05α = 0,05 didapatkan tingkat signifikan ƿ =
hitung >
tabel, yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya ada hubungan
mobilisasi dini dengan eliminasi urine pertama
ibu post partum.
. 2007. Mikrobiologi
Jakarta : EGC
Kedokteran,
Depkes. 2008. Asuhan Kebidanan
Partum. Jakarta : JHPIEGO
Post
Diane, M. 2009. Biokimia Harper. Jakarta :
EGC
Eni & Diah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Jakarta : Mitra Cendekia Press
Farrer, H. 2001. Perawatan
Jakarta : EGC
Maternitas.
Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta :
YBPSP
Henderson, Ch. 2005. Buku Ajar Konsep
Kebidanan. Jakarta : EGC
Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian
Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medik
Halalaman | 40
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Johnson, R. 2004. Buku Ajar
Kebidanan. Jakarta : EGC
Praktek
Manuaba. 2002 : 155. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC
Mansjoer,
A.
2005.
Kapita
Kedokteran. Jakarta : EGC
Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Metodologi
Jakarta: Salemba medika.
penelitian.
Selecta
Mochtar, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta.
EGC
Mellyana, H. 2005. Perawatan Ibu Pasca
Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara
Mubarak. 2009. Promosi Kesehatan Untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Murkoff, H. 2007. The What to Expect
Pregnancy. Jakarta : Arcan
Saifuddin. 2002. Buku Panduan Praktek
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP
Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP
Sugiyono.
(2008).
Metode
Kuantitatif, Kualitatif dan
Bandung : CV Alfabetes
Penelitian
R & D.
Sulistyawati, A. (2009). Buku Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
CV Andi Offset
Hal 41
Download