Ringkasan Khotbah - 08 Juni 2014

advertisement
Ringkasan Khotbah - 08 Juni 2014
Pentakosta
Kis 1:4-5; Kis 2:1-4,16,37-38,41
Pdt. Andi Halim, M. Th.
Hari Pentakosta merupakan hari yang kelihatannya biasa dan tidak semeriah perayaan Natal,
Jumat Agung atau Paskah. Hari Pentakosta ini menimbulkan masalah besar bagi gereja. Hari
Pentakosta menimbulkan beberapa perpecahan di dalam gereja, dikarenakan perbedaan
konsep tentang Pentakosta. Sehingga muncullah gereja Pantekosta, penyebutan Pantekosta ini
sudah salah kaprah, seharusnya yang benar adalah Pentakosta. Gereja karismatik merupakan
perkembangan dari gereja Pantekosta.
Orang Kristen yang mengikuti gereja Pantekosta dan Karismatik mengejar mujizat, bahasa roh
dan kejadian-kejadian spektakuler lainnya. Menurut orang Pantekosta, orang Kristen tidak
cukup hanya dengan percaya saja. Jika percaya tetapi tidak mempunyai kuasa Allah maka
orang Kristen menjadi orang percaya yang impoten dan tidak berkelimpahan berkat dan kuasa
Allah yang nyata dalam kehidupannya. Pandangan ini begitu ditekankan dalam gereja mereka
dan menjadi obsesi pengikutnya.
Orang-orang Kristen yang tidak setuju dengan pandangan Pantekosta ini berkumpul dan
membentuk wadah sendiri, seperti di Gereja Reformed, tidak menonjolkan mujizat, bahasa roh,
ataupun kejadian-kejadian spektakuler lainnya. Apakah gereja seharusnya seperti ini? Hanya
karena suka atau tidak suka? Anggapan orang Pantekosta, orang Kristen harus disertai kuasa,
karena para rasul pun disuruh menunggu di Yerusalem untuk mendapatkan kuasa, sehingga
kita pun harus menunggu supaya dapat kuasa. Penekanan seperti ini menjadikan orang-orang
Kristen yang “tidak punya kuasa”, tidak sembuh dari penyakit menjadi rendah diri karena
mengganggap diri kurang layak. Image seperti ini yang selalu diangkat oleh Pantekosta dan
menyebabkan gereja pecah menjadi Pantekosta dan Protestan dan tidak pernah bisa
bergabung. Hal ini harus diperhatikan, karena banyak orang merasa permusuhan ini tidak
berarti dan berfokus hanya kepada persamaan dan mengabaikan perbedaan yang ada.
Sehingga akhirnya banyak orang Kristen tidak mau belajar firman baik-baik karena
menganggap hal itu akan memecah belah. Semakin belajar semakin menimbulkan masalah,
sehingga akhirnya mereka tidak mau belajar. Masyarakat Kristen menjadi masyarakat yang
tidak mau belajar baik-baik.
Semangat orang Reformed belajar, bukan untuk membela organisasi, doktrin atau gereja.
Tetapi semangat orang Reformed adalah kembali kepada Alkitab. Menjadi orang Reformed
tetapi tidak pernah belajar teologi Reformed sangat disayangkan sekali, karena ini merupakan
kesempatan emas bagi kita untuk mengenal kebenaran yang hakiki. Ini adalah anugerah Tuhan
sehingga kita bisa belajar kebenaran.
1/4
Ringkasan Khotbah - 08 Juni 2014
Banyak gereja tidak sungguh-sungguh belajar Alkitab dan hanya bersenang-senang menikmati
anugerah Kristus. Keseriusan untuk belajar Alkitab hanya ada di Reformed. Tidak semua
pengajar di Reformed sempurna, tetapi semangat untuk kembali kepada ajaran Alkitab menjadi
perjuangan bagi kita.
Kesalahan utama dari orang Pantekosta dan karismatik dalam mempelajari hari Pentakosta
yaitu adalah pengalaman dijadikan dasar doktrin. Maksudnya adalah mereka melihat kisah para
rasul, di mana Tuhan Yesus menyuruh para rasul menunggu untuk dibaptis dengan Roh Kudus.
Para rasul menunggu hingga mendapatkan pengalaman tersebut. Kemudian menunggu dan
mendapatkan karunia Roh Kudus itu dijadikan kunci untuk mendapatkan karunia. Orang Kristen
bisa mendapatkan karunia dengan menunggu dan mendapatkan baptisan Roh Kudus. Ini
berarti peristiwa dijadikan doktrin.
Kesalahannya adalah setiap pengalaman bersifat khusus dan spesial, dan tidak bersifat umum.
Apa yang dialami para rasul pada hari Pentakosta tidak berarti harus dialami semua orang.
Bagaimana kita mengetahui peristiwa yang terjadi itu khusus /umum? Kita harus belajar Alkitab
dengan baik-baik supaya bisa mengerti.
Pentakosta adalah kasus khusus yang tidak perlu dialami oleh semua orang percaya. Alkitab
memang mengajarkan bahwa kita semua harus dibaptis, dan kita sebagai orang percaya
adalah orang yang sebenarnya sudah dibaptis oleh Roh Kudus. Kita harus bisa melihat
pengertian baptisan Roh Kudus yang benar. Baptisan Roh Kudus ada 2 macam yaitu baptis
Roh Kudus secara prinsip dan secara kasus insidentil. Yang terjadi di hari Pentakosta adalah
kasus insidentil yang tidak dijanjikan kepada semua orang. Ini adalah janji Tuhan Yesus kepada
murid-murid-Nya, bukan semua orang bisa mengalami baptisan Roh Kudus secara kasus
insidentil. Yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan 'tidak lama lagi' adalah hari Pentakosta.
Tidak ada terjemahan lain. Peristiwa Pentakosta terjadi 1 kali dalam sejarah manusia dan tidak
mungkin berulang. Kesalahan dari orang Pantekosta adalah ingin pengalaman Pentakosta ini
berulang-ulang terus, mereka ingin Roh Kudus turun lagi seperti saat itu dan terjadi
fenomena-fenomena spektakuler.
Ada 3 hal penting dalam hari Pentakosta:
Pertama, proklamasi diutusnya para rasul oleh Allah secara langsung. Proklamasi ini melalui
tanda-tanda spektakuler seperti bahasa lidah. Bahasa lidah adalah salah satu bahasa dari
manusia. Bukan bahasa yang tidak bisa dimengerti. Bahasa lidah adalah bahasa yang
dimengerti oleh pendengar pada masa tersebut. Bahasa roh merupakan pengertian yang salah,
di dalam bahasa aslinya adalah glossa (bahasa lidah) bukan bahasa roh. Dalam Alkitab bahasa
Yunani maupun bahasa Inggris tidak ada kata roh (spirits). Karunia bahasa lidah adalah karunia
di mana para rasul bisa berbicara dalam bahasa salah satu suku di dunia yang ada pada saat
hari Pentakosta, di mana mereka tidak pernah belajar bahasa tersebut sebelumnya.
2/4
Ringkasan Khotbah - 08 Juni 2014
Dengan peristiwa Pentakosta, Tuhan ingin menunjukkan inilah rasul yang sedang diutus oleh
Allah. Bahasa asing sebagai penggenapan daripada nubuat yang dinyatakan oleh firman Allah,
bahwa Allah akan memberitakan kepada bangsa ini melalui bahasa asing (bahasa orang kafir).
Tuhan memakai bahasa asing untuk memberitakan Injil pada peristiwa Pentakosta karena ingin
mempermalukan bangsa Israel yang keras kepala, tegar tengkuk dan sombong. Tuhan
mempermalukan bangsa Israel dengan memakai bahasa orang kafir, karena Israel sudah
menolak anugerah Allah. Di 1 Kor.14:21-22, dikatakan bahwa karunia bahasa lidah adalah
tanda untuk orang yang tidak beriman, melainkan tanda bagi orang yang beriman adalah
karunia untuk bernubuat.
Proklamasi para rasul diutus oleh Tuhan hanya terjadi 1 kali, dan tidak akan terjadi lagi karena
para rasul sudah tidak ada dan konteksnya adalah untuk bangsa Yahudi pada zaman itu.
Kedua, hari Pentakosta merupakan proklamasi bahwa Injil diberitakan kepada semua bangsa,
seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yoel. Dulu keselamatan difokuskan kepada 1 bangsa
pilihan yaitu bangsa Israel, tetapi sejak hari Pentakosta keselamatan tidak lagi dikhususkan
kepada seluruh Israel tetapi kepada seluruh bangsa. Misi pekabaran Injil kepada seluruh
bangsa dimulai sejak Pentakosta. Hal ini penting karena orang Yahudi selalu merasa
keselamatan hanya untuk orang Yahudi saja dan tidak untuk semua bangsa. Konsep Yahudi
adalah mereka merasa sebagai bangsa yang superior dan merasa bangsa lain harus
dihancurkan.
Tanda-tanda di luar bangsa Yahudi diberikan supaya bangsa Yahudi tercelik dan tahu bahwa
orang di luar Yahudi bisa menerima keselamatan. Orang Yahudi begitu merasa superior
sehingga mereka merasa tidak mungkin bangsa lain dapat menerima Roh Kudus, tetapi Tuhan
memberikan Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya dalam Kis. 10:44-45. Tuhan
melakukan hal ini supaya orang Yahudi tercelikkan matanya dan percaya bahwa bangsa lain
bisa diselamatkan. Sehingga bahasa lidah yang dimaksudkan di sini adalah bahasa yang persis
seperti yang digunakan pada peristiwa Pentakosta, bukan kata-kata yang tidak ada kosa kata,
struktur kalimat, dll.
Ketiga, Pentakosta merupakan proklamasi berdirinya jemaat mula-mula. Pada peristiwa
Pentakosta ada 3000 orang yang bertobat dan saat itulah dimulainya jemaat mula-mula. Inilah
peneguhan dari firman Tuhan yang diberikan oleh Petrus. Semua orang terharu dan menyadari
dosa-dosanya yang sudah menyalibkan Yesus. Petrus mengatakan supaya mereka bertobat
dan memberikan diri untuk dibaptis. Sehingga lebih dari 3000 orang memberi diri untuk dibaptis
3/4
Ringkasan Khotbah - 08 Juni 2014
dan mereka memuliakan Allah.
Dari ketiga hal tersebut, bisakah Pentakosta diulang kembali? Tidak ada satupun yang bisa
diulang. Saat kita memperingati hari Pentakosta bukan untuk mengulang peristiwa tersebut.
Tetapi kita menangkap maknanya dan meneruskan visinya. Tidak ada gunanya mengejar
tanda-tanda spektakular. Tuhan memberikan tanda spektakular untuk menunjukkan bahwa
semuanya itu merupakan hasil karya Allah. Tuhan yang telah naik ke surga, mempercayakan
misi pengabaran Injil ke seluruh dunia, kepada 11 rasul. 11 rasul, secara manusia tidak bisa
diandalkan. Murid Tuhan Yesus saat Ia akan naik ke surga, masih belum mengerti dan masih
menanyakan kapan Yesus akan membebaskan Israel. Tuhan tidak menggubris pernyataan
tersebut. Murid Tuhan Yesus terus berorientasi kepada dunia, tetapi Tuhan naik ke surga, untuk
membekali mereka dengan hal yang lebih bernilai daripada sekedar pulihnya bangsa Israel.
Sejak saat itu para rasul mengerti hal yang paling penting bukanlah misi kerajaan Israel tetapi
misi kerajaan Allah.
Aplikasinya adalah kita juga merupakan utusan Allah. Apakah kita menyadari hal ini? Kita
adalah murid Kristus, kita diselamatkan bukan untuk kepentingan sendiri. Hidup sebagai orang
percaya adalah hidup yang dipersembahkan bagi Allah yang telah menyelamatkan kita, dengan
hidup menjalankan misi-Nya. Apakah kita punya kerinduan untuk dipakai Allah membimbing
banyak orang ke dalam keselamatan yang sejati? Inilah makna Pentakosta. Mari kita
menjangkau orang-orang di sekitar kita dan memberitakan kebenaran firman dan meneruskan
gereja mula-mula. Tuhan mendirikan gereja supaya gereja setia dan konsisten dalam
pengajaran dan panggilan-Nya, Marilah kita berespon dengan sebaik-baiknya. (Transkrip ini
belum diperiksa pengkhotbah, MD).
4/4
Download