AC S1 S2 P V1 V2 Vo - Blog Irwan Kurniawan

advertisement
LVDT (Linear Variable Differensial Transformer)
LVDT merupakan sebuah transformator yang memiliki satu kumparan primer dan dua kumparan
sekunder. Ketiga buah kumparan tadi, diletakkan simetris pada sebuah tabung isolasi. Kumparan
tengah merupakan kumparan primer sedangkan dua lainnya adalah kumparan sekunder yang
identik dan dihubungkan secara seri sedemikian hingga keluaran-keluarannya saling berlawanan
satu sama lain. Sebuah inti magnetik akan bergerak pada tabung bagian tengah sebagai akibat
dari pergeseran yang sedang dimonitor.
Inti Magnetik
Yang Bergerak
+
S1
Input
AC
V1
-
Vo
Output
P
+
S2
V2
-
P merupakan Kumparan Primer
S1 dan S2 merupakan Kumparan
sekunder yang identik
Apabila suatu tegangan AC dikenakan pada kumparan primer, maka g.g.l bolak –balik akan
terinduksi pada kumparan-kumparan sekunder. Ketika inti magnet tepat berada di posisi
tengah, maka banyaknya fluks magnetik pada tiap kumparan sekunder akan berjumlah sama,
sehingga ggl yang diinduksikan pun sama. Karena kedua kumparan ini dihubungkan sedemikian
rupa sehingga keluaran-keluarannya saling berlawanan satu sama lain, maka resultannya adalah
tegangan keluaran yang besarnya sama dengan nol. Namun, ketika inti magnetik digeser dari
posisi tengahnya, fulks magnetik pada salah satu kumparan akan berjumlah lebih besar
dibandingkan dengan kumparan yang lain. Akibatnya ggl induksi yang lebih besar akan
dibangkitkan pada salah satu kumparan, dan terdapat keluaran neto dari kedua kumparan
tersebut. Semakin besar pergeseran semakin besar perbedaan fluks magnetik antara kedua
kumparan, sehingga selisih ggl di antara keduanya akan semakin bertambah pula.
Karakteristik LVDT:
- Memanfaatkan perubahan induksi magnit dari kumparan primer ke dua kumparan sekunder
- Dalam keadaan setimbang, inti magnet terletak ditengah dan kedua kumparan sekunder
menerima fluks yang sama
- Dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan naik dan yang lainnya turun
- Tegangan yang dihasilkan pada sekunder sebanding dengan perubahan posisi inti magnetic
– Hubungan linier bila inti masih disekitar posisi kesetimbangan
STRAIN GAUGE
Strain gauge terdiri atas sebuah strip foil logam, kawat logam, atau strip bahan semikonduktor
yang dapat dilekatkan pada sebuah permukaan seperti halnya perangko surat. Apabila kawat,
lembaran logam, strip¸atau semiknduktor mengalami peregangan maka nilai resistansinya R,
akan berubah. Perubahan fraksional resistansi
adalah berbanding lurus dengan regangan
yaitu:
Lembaran Logam
Saluran Hubung
Dimana G konstanta perbandingan, dikenal dengan istilah factor gauge. Strain gauge logam
umumnya memiliki factor gauge order 2,0 . Apabila strain gaugae logam diregangkan, maka
resistansinya akan bertambah, sedangkan bila dirapatkan resistansinya berkurang. Regangan
adalah perubahan panjang /panjang semula, artinya perubahan resistansi merupakan
pengukuran perubahan panjang gauge dan permukaan dimana strain gauge dilekatkankan. Jadi
sebuah sensor pergeseran dapat dibuat dengan cara melekatkan strain gauge dengan sebuah
lengan penyangga, dimana sisi/ujung bebas dari lengan penyangga ini dapat bergerak sebagai
akibat dari pergerakan yang sedang di monitor. Pada saat lengan penyangga dibengkokan,
strain gauge resistansi listrik yang dilekatkan pada lengan penyangga akan mengalami
peregangan dan menghasilkan perubahan resistansi yang dapat di monitor serta merupakan
ukuran dari pergeseran yang terjadi.
Pergeseran/Perpindahan
Ujung bebas lengan
Strain Gauge
Lengan Penyangga
Dengan pemasangan strain gauge seperti gambar diatas, ketika lengan penyangga ditarik ke
bawah, maka gauge pada permukaan atas akan meregang, dan gauge pada permukaan bawah
akan terkompresi. Jadi pada permukaan bagian atas gauge akan mengalami peningkatan nilai
resistansi, sedangkan gauge pada permukaan bawah akan mengalami penurunan resistansi.
Umumnya sensor jenis ini digunakan untuk pergeseran linear dengan order 1mm sampai 30mm
dengan error non-linearitas berkisar ±1÷.
Salah satu kendala yang harus diatasi terkait dengan penggunaan strain gauge ini adalah
resistansi gauge akan berubah saat temperature berubah. Untuk itu perlu dilakukan metodemetode kompensasi untuk menanggulangi perubahan semacam ini.
PENGKONDISIAN SINYAL
Beragam transduser diperlukan untuk konversi besaran umum menjadi besaran listrik.
Tetapi ini pun belum cukup, biasanya sinyal yang berasal dari ransduser belum layak
untuk ditampilkan pada display, disimpan dalam media tertentu atau diproses lebih
lanjut, sehingga diperlukan rangkaian pengkondisi sinyal. Pengkondisi sinyal digunakan
untuk mengubah sinyal listrik ke bentuk dan level yang sesuai dengan elemen-elemen
yang lain dalam sistem instrumentasi atau kendali.
Sebuah transduser mengukur suatu variabel dinamik dengan mengkonversinya ke dalam sinyal
elektrik. Untuk mengembangkan transduser seperti ini, banyak dipengaruhi oleh kondisi alam
sehingga hanya ada beberapa tipe yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
Efek pengkondisi sinyal sering dinyatakan dengan fungsi alihnya (transfer function). Dengan
istilah ini kita menghubungkan efek yang ditimbulkan dengan sinyal input. Jadi, sebuah
amplifier sederhana mempunyai fungsi alih dari beberapa konstanta yang, ketika dikalikan
dengan tegangan input, memberikan tegangan output.
Konverter Resistansi Ke Tegangan
Berikut ini akan dipaparkan bagaimana perubahan resistansi yang dihasilkan oleh sebuah
termistor ketika dikenakan pada suatu temperature dapat dikonversi menjadi perubahan
tegangan. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana rangkaian pembagi tegangan dapat
digunakan untuk tujuan itu.
Termistor
DC
6V
Keluaran
Suatu tegangan DC mungkin 6 Volt, diberikan pada termistor dan resistor lain dalam hubungan
seri. Dengan termistor yang mempunyai resistansi 4,7 kΩ, resistor seri yang digunakan dapat
bernilai 10 kΩ. Apabila resistansi termistor berubah, tegangan jatuh pada resistor seri juga akan
berubah.
Tegangan keluaran berbanding lurus dengan bagian dari resistansi total diantara terminalterminal keluaran jadi:
Dimana Vin adalah tegangan input/sumber, dan Rt resistansi termistor, dan R resistansi resistor
seri. Jadi rangkaian pembagi tegangan dapat dijadikan konverter resistansi ke tegangan yang
sederhana.
Rangkaian Jembatan.
Rangkaian jembatan terutama digunakan sebagai sebuah alat pengukur perubahan tahanan
yang akurat. Rangkaian seperti ini terutama berguna bila perubahan fraksional dalam impedansi
sangat kecil. Rangkaian potensiometerik juga bisa digunakan untuk mengukur tegangan dengan
akurasi yang baik dan impedansi sangat tinggi.
Rangkaian jembatan adalah rangkaian pasif yang digunakan untuk mengukur impedansi dengan
teknik penyesuaian potensial. Dalam rangkaian ini, seperangkat impedansi yang telah diketahui
secara akurat diatur nilaianya dalam hubungannya terhadap satu yang belum diketahui sampai
suatu kondisi yang ada di mana perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian adalah
nol, yaitu seimbang. Kondisi ini menetapkan sebuah persamaan yang digunakan untuk
menemukan impedansi yang tidak diketahui berkenaan dengan nilai yang diketahui.
Rangkaian Jembatan Wheatstone.
Gambar berikut memperlihatkan bentuk dasar dari jembatan ini:
A
R1
Vs
B
R3
D
+ Vo -
R4
R2
C
Elemen resistansi yang dimonitor membentuk salah satu lengan jembatan. Tegangan Keluaran
Vo adalaha selisih beda potensial pada R1 yaitu VAB dan R3 yaitu VAD .
Berdasarkan hokum pembagian tegangan pada resistor R1 nilai VAB adalah :
A
R1
Vs
VAB
B
R2
C
Berdasarkan hokum pembagian tegangan pada resistor R3 nilai V AD adalah :
A
R3
Vs
VAB
D
R4
C
Tegangan keluaran Vo adalah selisih potensial antara VAB dan VAD
Ketika jembatan dalam keadaan seimbang dimana Vo = 0 maka,
Misalkan resistansi
adalah sebuah sensor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah. Maka
, perubahan resistansi dari
menjadi
menjadi
akan member perubahan pada keluaran dari
sehingga persamaan tegangan keluaran akan berubah menjadi:
Oleh karena itu,
Jika
jauh lebih kecil dibandingkan dengan
mendekati
maka penyebut
akan
, sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai:
Dengan pendekatan ini, perubahan tegangan keluaran berbanding lurus dengan perubahan
resistansi sensor. Oleh karena itu didapatlah sebuah peranti konverter resistansi ke tegangan.
CONTOH SOAL
1. Sebuah kumparan kawat platinum akan digunakan sebagai sebuah sensor temperatur
dan mempunyai resistansi 100 Ω pada temperatur
resistansi platinum adalah 0,0039/
, jika koefesien temperatur
tentukan berapa perubahan resistansi untuk
perubahan temperatur 1
Jawab
Variasi resistansi platinum terhadap temperatur dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut:
Jadi untuk satu derajat perubahan temperatur :
2. Sebuah strain gauge memiliki resistansi awal
sebesar 2. Tentukan besar perubahan Resistansi
sebesar 100Ω, jika faktor gauge G
jika strain gauge mengalami
regangan sebesar 0.005 pada arah panjangnya.
Jawab
Dengan menggunakan rumus
Jadi perubahan resistansi dari strain gauge adalah
3. Sebuah rangkaian jembatan wheatstone mempunyai sensor temperature resistansi 120Ω
dengan resistansi 100Ω pada temperatur
temperatur resistansi sebesar 0.0039/
di salah satu lengannya dengan koefisien
. Pada temperatur ini jembatan dalam keadaan
seimbang dengan resistansi masing-masing lengan yang lain sama dengan 100Ω.
Berapakah perubahan tegangan keluaran jika terjadi perubahan temperatur sebesar
jika tegangan sumber yang diberikan sebesar 10 V.
Jawab
A
R
Vs
B
R3
D
+ Vo -
R4
R2
C
Misalkan R adalah resistansi dari platinum dan R2, R3, R4 besarnya adalah sama yaitu
100 Ω. Dan
Dengan menggunakan persamaan variasi resistansi platinum terhadap temperatur:
Karena perubahan temperatur relatif kecil jika dibandingkan dengan
maka
perubahan tegangan keluaran per satu derajat perubahan temperatur adalah
4. Sebuah Strain gauge dipasangkan di salah satu lengan jembatan wheatstone, dengan
nilai resistansi awal sebesar 100 Ω dan faktor gauge sebesar 2 . Jika resistor 100 Ω
dipasangkan pada lengan-lengan lainnya. Pada saat strain gauge dalam keadaan normal
tidak mengalami regangan atau kompresi, jembatan dalam keadaan seimbang. Jika
jembatan diberikan tegangan sumber sebesar 10 volt . Tentukan besar tegangan
keluaran Vo jika strain gauge mengalami regangan sebesar 0.001 pada arah panjangnya!
Jawab
Dengan menggunakan rumus perubahan fraksional resistansi
Maka didapatkan tegangan keluaran Vo sebesar:
Download