kelompok sosial dan persepsi sosial

advertisement
KELOMPOK SOSIAL DAN PERSEPSI SOSIAL
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, S.Pd.I, M.A
Disusun Oleh :
Nur Maulidiyah
(1607016014)
Shofyan Harisma Almajid
(1607016015)
Aghitsna Alfaiza Safitri
(1607016016)
Kholid Adtya Ihza Nugraha (1607016017)
Mohammad Alfin faza
(1607016018)
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, tentu manusia tidak dapat
hidup sendiri. Mereka akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia merupakan makhluk yang
bersegi jasmaniyah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia terdiri dari pikiran dan perasaan.
Apabila diserasikan akan menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi sikap tindak. Sikap
tindak itulah yang kemudian mnjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.
Dalam psikologi, manusia selalu saling menilai dan atas dasar penilaian itulah manusia
berperilaku. Proses menilai orang lain ini dalam psikologi sosial adalah dasar dari segala jenis
hubungan antarpribadi karena bersdasarkan penilaian itulah orang menentukan apa yang akan
dilakukannya terhadap orang lain. Oleh karenanya proses penilaian orang lain ini merupakan
suatu hal yang harus dipelajari dalam mempelajari psikologi sosial.
Rumusan masalah
1. Jenis-jenis kelompok
2. Pengertian dinamika kelompok
3. Fungsi dinamika kelompok
4. Komunikasi, Kepemimipinan Dan Sinergi Dalam Kelompok
5. Pengertian Persepsi
6. Faktor yang berpengaruh pada persepsi
7. Terjadinya Proses Persepsi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
KELOMPOK SOSIAL
 Jenis-Jenis Kelompok
Dari teori pembentukan kelompok menghasilkan beberapa jenis kelompok diantaranya
adalah sebagai berikut :
Kelompok Formal
Kelompok yang terbentuk yang didalamnya terdapat struktur yang resmi dan komitmen
terhadap lembaga atau organisasi. Didalam kelompok formal dikenal dengan kelomp komando
dan kelompok tugas.
Kelompok Informal
Kelompok yang terbentuk akibat adanya kebutuhan kontak sosial yang dilakukan oleh
orang-orang didalamnya. Ini menunjukan bahwa kelompok informal tidak memiliki struktur
yang relevan.
Kelompok Terbuka
Kelompok yang mampu menerima pembaharuan dan perubahan dari lingkungan sekitar.
Kelompok ini menganggap bahwa perubahan yang dijadikan sebagai suatu masukan akan
menjadi aspek positif yang mampu mengembangkan kelompok.
Kelompok Tertutup
Kelompok yang berkemungkinan kecil menerima pembaharuan dari lingkungan sekitar.
Ini menunjukkan bahwa kelompok lebih cenderung survive pada budaya kelompk tersebut.
 Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkosentrasi pada
pengetahuan tentang hakekat kehidupan berkelompok (Johnson, 2012: 24). Sedangkan dalam
bukunya Santoso (2006: 5), dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua
individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu
dengan yang lain.
Berkiut definisi dinamika kelompok menurut para ahli:
1.
Benyamin B. Wolman (dalam Rusmana, t.t:2)
Dinamika kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok,
tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknikteknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok.
2.
Floyd D. Ruch (dalam Gunarsa, 2008: 75)
Dinamika kelompok adalah analisa dari relasi-relasi kelompok sosial, berdasarkan prinsip bahwa
tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari interaksi yang dinamis antara individuindividu dalam situasi sosial.
3.
Jacobs, Harvill dan Manson (dalam Rusmana, t.t:1)
Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik
kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi
pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat saya simpulkan bahwa dinamika kelompok
merupakan suatu pengetahuan sosial yang menganalisa hakekat aktivitas berkelompok dalam
hubungan antar anggota kelompok, interaksi, saling mempengaruhi dalam situasi sosial dalam
kelompok agar mampu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri membangun kelompok
dalam satu pencapaian tujuan.
 Fungsi Dinamika kelompok yaitu:
Fungsi dari dinamika di dalam keompok antara lain:

Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.

Memudahkan segala pekerjaan.

Mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien.

Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
Dalam dinamika kelompok untuk mengetahui fungsinya perlu di mengerti pula tanda-tanda
dinamika kelompok sudah terbentuk
Menurut Mungin (2005 : 63) konseling kelompok memanfaatkan dinamiuka kelompok
sebagai upaya untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Media dinamika
kelompok ini, unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup.
Kelompok yang hidup adalah kelompok yang memiliki cirri-ciri dinamis, bergerak dan aktif
berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
Menurut Glading dalam Mungin (2005 : 62) dinamika kelompok dapat digambarkan dengan
kekuatan-kekuatan yang muncul dalan suatu kelompok. Kekuatan-kekuatan itu bias tampak jelas
atau mungkin tersembunyi seperti bagaimana para anggota kelompok merasakan diri mereka
sendiri, saling merasakan satu sama lain, dan merasakan pemimpin kelompok mereka,
bagaimana mereka berbicara satu sama lain, dan bagaimana pemimpin kelompok mereaksi para
anggota.
Selanjutnya menurut Mungin (2005 : 69) dinamika kelompok benar-benar terwujud dalam
kelompok dapat dilihat dari :

anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan
antar anggota kelompok,

anggota kelompok mampu mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri
dalam kegiatan kelompok,

anggota kelompok dapat membantu tercapainya tujuan bersama,

anggota kelompok dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik,

anggota kelompok benar-benar aktif dalam seluruh kegiatan kelompok,

anggota kelompok dapat berkomunikasi secara terbuka,

anggota kelompok dapat membantu orang lain,

amggota kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk
menjalankan perannya,

anggota kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
 Komunikasi, Kepemimipinan Dan Sinergi Dalam Kelompok

Komunikasi kelompok prespektif adalah dimana dalam kelompok itu terjadi interaksi
satu sama lain dengan cara tertentu. Dimana masing-masing mempenagruhi oleh
pihak lainnya.

Kepemimpinan dalam kelompok adalah tindakan perbuatan diantara perseorangan
dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju
kearah tujuan. Adapun tujuan kepemimpinan adalah :
1. Untuk memajukan organisasi yang yang bersangkutan dan menghindari diri dari
maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
2. Untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga tujuan
kelompok dapat segera tercapai.Adapun fungsi kepemimpinan adala:
1. Menentukan kegunaan dan tujuan
2. menfokuskan diri pada proses kerja secara bersama.
3. Mengevaluasi kemajuan dan berkembang.

Sinergi dalam kelompok yaitu:
1. membantu tersusunya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
2. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan di dalam suatu kelompok.
1. Atmofser yang rileks dan nyaman bebas dari berkenaan dimana tiap individu dapat
berinteraksi dan terlibat.
2. Diskusi, fokus pada tiap orang berpartisipasi.
3. Tujuan atau obyektif, di pahami secara jelas dan diterima oleh anggota kelompok.
4. Listening, anggota akan aktif mendengarkan anggota lain.
5. Keputusan, dibuat dengan konsensus atau persetujuan yang umum.
6. Critisim, terbuka tidak ada agenda yang di sembunyikan, sehingga anggota merasa
nyaman.
7. Feeling, dapat di ekspresikan dengan bebas
8. kesadaran diri, kelompok penuh dengan cara kerja.1
 Karakteristik atau ciri suatu Kelompok menurut Shaw (1979: 6-10) ada 6, yaitu:
1) Persepsi dan kognisi anggota kelompok
2) Motivasi dan kebutuhan kepuasan (need satisfaction)
3) Tujuan kelompok (Group Goals)
4) Organisasi Kelompok
5) Ada ketergantungan antara anggota kelompok
6) Interaksi
Selain itu karakteristik kelompok adalah 1). Adanya interaksi, 2) adanya struktur, 3).
Kebersamaan, 4). Adanya tujuan, 5) ada suasana kelompok, 6) dan adanya dinamika
interdependensi. 2
1
https://id.scribd.com/document/329976392/KONSEP-DASAR-DINAMIKA-KELOMPOKdocx?_e_pi_=7%2CPAGE_ID110%2C3328031750
2.
PERSEPSI SOSIAL
 Pengertian Persepsi
Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pemahaman informasi yang
diperoleh dari penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya). Alat
untuk memahami penginderaan adalah kesadarn atau kognisi. Dalam hal persepsi
mengenai orang atau orang-orang lain dan untuk memahami orang dan orang lain,
persepsi itu dinamakan persepsi sosial dan proses kognisinya dinamakan kognisi sosial. 3
Disamping itu menurut Moskowitzdan orgei (1969) persepsi itu merupakan
proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
sehingga merupakan sesuatu yang berart, dan merupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang inter-grated, maka seluruh pribadi,
seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan
lingkungan yang ada disekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan (Davidoff, 1981). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam
persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam
diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek
persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu
merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu
seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek
lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.
 Faktor yang berpengaruh pada persepsi
Didepan telah dipaparkan bahwa apa yang ada dalam individu akan
mempengaruhi dalam individu mengadakan persepsi, ini merupakan faktor internal.
Disamping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam proses persepsi,
yaitu faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung,
3
Sarlito Wirawan Sarwono, PSIKOLOGI SOSIAL Individu dan teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta Timur:PT Balai
Pustaka,2015) hlm. 78
dan ini merupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternal dan
individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi.
Agar stimulus dapat dipersepsi maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus
melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat
menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus akan
banyak berpengaruh pada persepsi. Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh
arti, akan berpengaruh dalam ketetapan persepsi. Bila stimulus itu berwujud benda-benda
bukan manusia, maka ketetapan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan
persepsi, karena benda-benda yang dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk mengetahui
yang mempersepsi. Hal tersebut akan berbeda bila yang dipersepsi itu manusia.
 Persepsi Sosial
Telah dipaparkan didepan berkaitan dengan persepsi objek yang dipersepsi dapat
berada diluar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat berada pada diri orang yang
mempersepsi. Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan melihat bagaimana keadaan
dirinya sendiri, orang dapat mengevaluasi tentang dirinya sendiri.
Bila objek persepsi terletak diluar orang yang mempersepsi, maka objek persepsi
dapat bermacam-macam, yaitu dapat berwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat
berwujud manusia. Bila objek persepsi berwujud benda-benda disebut persepsi benda
(things perception) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek
persepsi berwujud manusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception
(Heider, 1958)
Persepsi
sosial
merupakan
suatu
proses
seseorang
untuk
mengetahui,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya,
kualitasnya dan keadaan orang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga
terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri dalam Lindzey dan
aronson, 1975). Namun demikian setelah dipaparkan didepan, karena yang dipersepsi itu
manusia seperti halnya dengan yang dipersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan
pengaruh kepada yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikemukakan dalam
mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak yang masing-masing
mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan-perasaan, harapan-harapan, pengalaman-
pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan dapat berpengaruh
dalam orang mempersepsi manusia atau orang tersebut.
Dalam uraian tersebut diatas, ada beberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat
berpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu (1) keadaan stimulus, dalam hal ini
berwujud manusia yang akan dipersepsi; (2) situasi atau keadaan sosial yang
melatarbelakangi stimulus; dan (3) keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus
personnya sama, tetapi kalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus personnya
berbeda, maka akan berbeda hasil persepsinya (Tagiuri dan Petrullo, 1958)4
 Terjadinya Proses Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan
adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima
yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu saja. Pada umumnya
stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi. Karena itu proses
persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderan merupakan
proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu
pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat
indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964:
Woodworth dan Marquis, 1957). Dengan proses persepsi ini kemudian kita dapat
membedakan sesuatu kepada dua kategori, baik-buruk, cantik-jelek, tinggi-rendah, dan
sebagainya.
Selain melalui proses penginderaan, persepsi juga dapat terjadi oleh adanya
komunikasi nonverbal. Contohnya ketika seorang anak dijemput dengan mobil mewah
setiap hari kemudian hal ini terlihat oleh temannya, pasti temannya tersebut berpikir
bahwa anak tadi berasal dari keluarga yang kaya. Proses penginderaan terjadi oleh mata,
yaitu bahwa teman-temannya tadi melihat suatu peristiwa. Tanpa ada komunikasi verbal
bahwa ada yang memberitahu bahwa anak tadi adalah anak orang kaya, dengan
sendirinya anak-anak yang lain tadi menafsirkan dari apa yang telah mereka lihat.
 Interaksi Antar Kepribadian
4
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta:ANDI Yogyakarta, 1994) hlm. 45-48
Penelitian mengenai kepribadian manusia berawal ketika seseorang memberikan
daftar kepribadian. Beberapa unsur kepribadian yang disebut kepribadian utama lebih “kuat”
dibandingkan yang lainnya, sehingga cenderung memberi warna bagi unsur-unsur
keprinadian lainnya. Dingin dan hangat pada kepribadian seseorang adalah salah satu
contohnya.
Hal ini tidak hanya terjadi ketika kita diminta mendeskripsikan seorang hanya
berdasarkan daftar unsur kepribadiannya saja, melainkan juga pada saat menata kesan
terhadap orang yang dihadapi. Bila menilai suatu pribadi sebagai orang baik, selanjutnya
akan terlihat bahwa setiap tindak-tanduknya selalu diliputi cahaya “kebaikan”, sebaiknya bila
terlanjur menilai seseorang sebagai orang jahat, maka apapun yang dilakukan akan selalu
dipandang negatif.5
5
http://shifa17.blogspot.com/2014/11/makalah-persepsi-sosial.html.
BAB III
PENUTUP
Dinamika kelompok merupakan suatu pengetahuan sosial yang menganalisa
hakekat aktivitas berkelompok dalam hubungan antar anggota kelompok, interaksi, saling
mempengaruhi dalam situasi sosial dalam kelompok agar mampu bergerak, berkembang
dan menyesuaikan diri membangun kelompok dalam satu pencapaian tujuan. Persepsi itu
merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu
seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek
lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2015. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.
Jakarta Timur: PT. Balai Pustaka.
Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: ANDI.
https://id.scribd.com/document/329976392/KONSEP-DASAR-DINAMIKA-KELOMPOKdocx?_e_pi_=7%2CPAGE_ID110%2C3328031750 (diakses pada tanggal 4 april pukul 22.00)
http://shifa17.blogspot.com/2014/11/makalah-persepsi-sosial.html. (diakses pada tanggal 4 April pukul
21.00)
Download