PERILAKU SEKS DAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PADA REMAJA DI JORONG SIGUNTUR 1 KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Fitria Mai Hansari Indra Ibrahim Ahmad Zaini Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTARCT The problem in this research is The Sex Behavior and The casual Factor toward Teenagers in Jorong Siguntur I Kabupaten Dharmasraya. The purpose of this research was to (1) know the types of teenagers’ sex behavior, (2) know the casual internal factor of teenagers’ sex behavior, (3) know the casual external factor of teenagers’ sex behavior. The design of this research was descriptive research to draw a real situation. The population of this research was the teenagers of Jorong Siguntur I Kabupaten Dharmasraya. The number of population was 164 teenagers. This research was taken by using Stratified Random sampling. The sample was 33 teenagers as the sample that was taken based on the level of age. The result of the research found that: (1) types of teenagers’ sex behavior, such as, kissing, necking, flirting, masturbation, prostitution, and doing sex were low, (2) Casual internal factors of teenagers’ sex behavior, such as, rise of the sexual libido, knowledge, self control, emotional development, morality development, the strong desire, faith, and religion were moderate, (3) Casual external factor of teenagers’ sex behavior, such as, parents, friends, information resources (media), society environment, culture, and sex educatioan ware high. Based on the explanation above, the researcher suggests: (1) to all teenagers of Jorong Siguntur I Kabupaten Dharmasraya, they should be more careful with sex behavior, because it can break their future and can fall them on sexual intercourse, (2) then for parents, they should control all the development and activites of teenagers, they also should be able to give the belief to teenagers, so they can feel appreciated, (3) finally, for the further researcher, they can research about the tackling teenagers’ sex behavior. Key word : Sex behavior, teenager perkembangan berjalan sukses, fase PENDAHULUAN Masa remaja adalah suatu tahap selanjutnya akan lebih mudah. kehidupan yang bersifat peralihan. Sofyan S. Willis (2010:3) Seiring dengan itu, Sofyan S. Willis mengungkapkan bahwa faktor yang (2010:1) mengungkapkan bahwa masa mendorong remaja untuk melakukan remaja adalah masa yang rawan oleh perilaku seks di luar nikah dikarenakan pengaruh-pengaruh seperti pengaruh liberalisme atau pergaulan narkoba, kriminal dan kejahatan seks. hidup bebas, faktor lingkungan, faktor Melalui perilaku seks yang dapat keluarga dan pengaruh media massa. negatif, membahayakan mereka karena Menurut Desmita (2007:222- memungkinkan terjangkit berbagai 223) peningkatan perhatian remaja AIDS. terhadap kehidupan seksual ini sangat Penyakit ini sudah menggejala ke dipengaruhi oleh faktor perubahan- seluruh dunia termasuk Indonesia. perubahan penyakit kelamin terutama Perkembangan remaja menuju fisik selama periode pubertas, terutama kematangan organ- kedewasaan tidaklah berjalan lancar, organ akan mengalami perubahan hormonal, mengakibatkan rintangan. Besar kecilnya rintangan itu munculnya dorongan-dorongan seksual ditentukan yang dalam diri remaja. Dorongan seksual mempengaruhi remaja di waktu kecil remaja ini sangat tinggi dan bahkan di rumah tangga dan lingkungan lebih tinggi dari dorongan seksual masyarakat tempat remaja itu hidup orang dewasa, sebagai anak muda yang dan belum memiliki pengalaman tentang tetapi banyak oleh faktor berkembang. Jika pembinaan seksual seksual baik, berarti remaja selalu mendapat dorongan seksual ini menimbulkan kepuasaan ketegangan fisik dan psikis, untuk maupun secara kepuasan emosional fisik, untuk melepaskan diri dari ketegangan seksual tidak mengalami mengekspresikan dorongan seksualnya persoalan dalam penyesuaian dirinya dalam berbagai bentuk tingkah laku terhadap lingkungan. Jika suatu fase seksual, mulai dari melakukan aktivitas banyak remaja dorongan– perkembangan selanjutnya remaja itu akan tersebut, jarang perubahan- remaja di waktu kecil berjalan dengan baik tidak dan mencoba berpacaran, berkencan, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual. Perilaku diasosiasikan seksual lebih terbuka dan mau bercerita kepada seringkali semata-mata anak kepada orang tua sehingga remaja dengan orang tua agar orang tua bisa memantau pergaulan anak remajanya. terjadinya hubungan seksual antara Namun kita harus mengakui seorang laki-laki dan perempuan yaitu pula bahwa masa remaja adalah masa terjadinya dan yang amat baik untuk mengembangkan ejakulasi, pengertian seperti ini terlalu segala potensi positif yang mereka simplistik dan biologis senteris karena memiliki seperti bakat, kemampuan, sesungguhnya seksual dan minat. Selain itu, masa ini adalah ekspresi masa pencarian nilai-nilai hidup. Oleh seksual yang dilakukan seseorang, karena itu, yang paling penting adalah mulai dari hubungan heteroseksual, penanaman nilai-nilai agama secara homoseksual, sampai beragam teknik praktis sejak dini dalam keluarga. Hal dan gaya seperti seks oral, anal, atau ini masturbasi untuk mencapai kepuasan menciptakan kehidupan keluarga yang seksual baik secara biologis maupun religius dan pemberian teladan serta psikologi (Sumiati, dkk 2009:85). akhlak mulia oleh orang tua, di mencakup penetrasi perilaku segala Kebebasan vagina bentuk pergaulan antar dapat samping itu, dilaksanakan orang tua dengan menjaga jenis kelamin pada remaja, kiranya komunikasi dengan baik kepada anak, dengan mudah bisa disaksikan dalam dan kehidupan sehari-hari, khususnya di mengembangkan kepercayaan kepada kota-kota Rex anak, dengan demikian remaja lebih Forehand, 1997 (Sarlito W Sarwono, terbuka dan mau bercerita pada orang 2007:165) bahwa tua apapun yang dialaminya, sehingga semakin tinggi tingkat pemantauan dengan demikian orang tua akan lebih orang tua terhadap anak remajanya, mudah memantau pergaulan remaja. besar. Untuk mengemukakan itu orang tua juga perlu semakin rendah kemungkinan perilaku Berdasarkan dari observasi dan menyimpang menimpa seorang remaja. wawancara yang dilakukan peneliti Karena itu, disamping komunikasi terhadap remaja di kenagarian Siguntur yang baik dengan anak, orang tua juga pada perlu mengembangkan kepercayaan bahwasanya banyak terlihat remaja tanggal 25 Februari 2012, saat ini tidak lagi merasa malu dalam memperlihatkan prilaku yang METODOLOGI PENELITIAN tak Berdasarkan permasalahan dan sewajarnya diperlihatkan pada orang tujuan tua, masyarakat maupun tempat umum, dirumuskan seperti : saling berpegangan tangan termasuk pada penelitian deskriptif, dengan lawan jenis, berpelukan di atas seperti yang dikatakan oleh A. Muri motor dengan pacar, berpakaian seksi, Yusuf (2005:85) penelitian deskriptif menonton video-video porno, berdua- adalah salah satu jenis penelitian yang duaan di tempat sepi, bergaul dengan bertujuan lawan jenis tidak sewajarnya, hamil di sistematis, faktual dan akurat mengenai luar nikah, sudah jarang mengikuti fakta-fakta dan sifat populasi tertentu. wirid remaja, orang tua sibuk dengan pekerjaan, orang kurangnya tua, dan kontrol maka telah penelitian mendeskripsikan ini secara Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, menurut Singarimbun, 1989 (Iskandar, 2008:68) memberikan contoh yang baik pada populasi adalah jumlah keseluruhan anaknya, dari unit-unit analisis yang memiliki dari tua yang tidak baik orang dari penelitian segi perilaku maupun cara berpakaian. Sehingga ciri-ciri remaja sekarang ini sudah tidak lagi Populasi merupakan totalitas semua memiliki rasa malu terhadap keluarga nilai-nilai yang mungkin dari pada atas apa yang dilakukannya, remaja karakteristik tertentu. Adapun populasi merasa rugi jika tidak mengikuti trend dari penelitian ini adalah Remaja yang tersebut, dan akan dianggap tidak gaul ada di Jorong Siguntur 1 Kabupaten serta kampungan bagi teman-teman di Dharmasraya. lingkungan remaja berkembang. 2005 Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor penyebab adalah Siguntur Dharmasraya. 1 Kabupaten akan diduga, Menurut (Iskandar, bagian karakteristik Sugiyono, 2009:69) dari yang dan sampel jumlah dimiliki dan oleh populasi tersebut. terjadinya perilaku seks pada remaja di Jorong yang Adapun sampel yang cara pengambilan digunakan dalam penelitian ini adalah Stratified Random Sampling yaitu sampel yang digunakan bila populasi mempunyai beraneka ragam (heterogen) terdiri dari berbagai golongan, lapisan atau berstrata secara 1. Bentuk-bentuk Perilaku Seks a. Berciuman proporsional hanya dengan random Remaja sederhana dan sistematis kemungkinan Jorong terpilih menjadi sampel dari golongan melakukan atau strata tertentu saja. lawan Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Menurut yang Siguntur ada di 1 sudah berciuman dengan jenisnya dan remaja menganggap berciuman itu hal yang biasa dilakukan. b. Necking menyatakan Necking sudah tidak asing “kuesioner/angket adalah seperangkat lagi bagi remaja, sebab necking pernyataan yang disusun secara logis, menggambarkan bentuk perilaku sistematis ciuman Iskandar, (2007:77) tentang konsep yang disekitar leher dan menerangkan variabel-variabel yang di pelukan yang lebih mendalam teliti”. Angket yang digunakan karena saat remaja berkencan dengan lebih individu, pasangannya. informasi c. Bercumbuan mampu mampu menjaring mengungkapkan yang lebih banyak dalam waktu yang Bercumbu lebih singkat, dengan biaya yang lebih suatu rendah dibandingkan dengan instrumen dipenuhi dengan lawan jenis lain. seperti pacar, sehingga untuk hal hasil yang harus seperti ini pun sudah tidak asing HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan kebutuhan merupakan lagi penelitian dapat diungkapkan bahwa perilaku bagi remaja yang berpasangan. d. Masturbasi dan Onani seks dan faktor penyebab terjadinya Remaja merasa dengan pada remaja di Jorong Siguntur 1 melakukan onani dan masturbasi Kabupaten bisa mengatasi hasratnya dan Dharmasraya dengan masing-masing sub variabel sebagai kebutuhan berikut: biasanya melakukan onani dan masturbasi seksualnya, di remaja tempat-tempat yang tersembunyi, namun ada juga remaja yang melakukannya b. Pengetahuan pada saat mau tidur ataupun bangun tidur. Remaja sangat mendapatkan e. Pelacuran kurang pengetahuan tentang seks dan alat reproduksi, Pelacuran itu bukanlah remaja melakukan perilaku seks hal yang baik untuk didengar tanpa maupun dilakukan, akibatnya, sehingga banyak yang pelacuran itu menjual seluruh membuat remaja salah dalam anggota badan hanya karena mengartikan perilaku seks. untuk untuk materi dan kebutuhan seks. mengetahui Saat Menurut sekarang dan c. Kontrol Diri f. Berhubungan Kelamin Remaja sebab (2009:76) Sumiati, kontrol dkk diri banyak yang telah melakukan mempunyai peranan penting bagi hubungan adanya suami ikatan istri tanpa remaja, karena permasalahan dengan lawan remaja juga digambarkan sebagai jenisnya, sehingga banyak remaja suatu yang hamil di luar nikah, itu mengembangkan semua yang cukup terhadap tingkah terjadi tanpa adanya kendali untuk menahan hasrat. kegagalan pada saat kontrol diri laku, baik itu perilaku seks maupun perilaku yang sering 2. Faktor Internal a. Meningkatnya Libido Seksual Setiap individu ditampilkan dalam keseharian. akan d. Perkembangan Emosi mengalami yang namanya libido Perkembangan seksual, ada sebagian remaja sangat yang tidak bisa menahan hasrat untuk berprilaku seks, karena atau libidonya, sehingga terjadi saat masa remaja ini lebih banyak perilaku seks, namun itu tidak menggunakan semua mengatasi remaja, remaja ada sebagian masih mempengaruhi emosi remaja emosi untuk problema yang bisa dialami, baik itu masalah pacar, mengendalikan libidonya dengan orang tua, teman sebaya maupun melakukan masalah seks. kegiatan pekerjaan lainya tertentu. atau e. Perkembangan Moral dan keimanan kurang otomatis Perkembangan moral sangat mempengaruhi untuk berprilaku remaja merasa remaja akan sangat mudah remaja terpengaruhi oleh godaan yang jika berkaitan dengan seks, sebab perkembangan pada saat ini rasa ingin tahu dan seks, moralnya baik, maka remaja akan mencoba-coba selalu bersikap sopan, jujur dan besar, disiplin, namun sebagian remaja kurangnya ada yang tidak memiliki moral remaja mudah terjerumus pada seperti itu, mereka kadangkala prilaku seks. tidak malu-malu berpelukan di untuk atas motor, remaja begitu sehingga iman dengan kebanyakan 3. Faktor Eksternal a. Orang Tua berpegangan tangan di tempat Orang tua sangat umum, seolah-olah apa yang mempengaruhi mereka lakukan itu hal baik dan berprilaku seks, seperti yang sudah menjadi kebiasaan. diungkapkan oleh Sumiati, dkk f. Kemauan atau Keinginan yang Mendalam yang mendalam mempengaruhi remaja untuk (2009:39-40) sikap orang tua yang Kemauan atau keinginan remaja otoriter (mau menang sendiri, selalu mengatur, semua sangat perintah harus untuk memperhatikan diikuti pendapat kemauan kemauannya yang sangat tinggi berpengaruh pada perkembangan untuk kepribadian remaja. terpenuhi sering remaja seks tidak akan lebih uring-uringan, akan dan berprilaku seks, sebab jika rasa melakukan anak) tanpa sangat b. Sumber Informasi (media) apalagi Informasi (media) sangat keinginan itu begitu mendesak mempengaruhi saat berpacaran. berprilaku seks, karena dengan g. Agama dan Keimanan Agama sangat dan adanya keimanan mempengaruhi media remaja untuk memudahkan remaja untuk melihat adegan remaja porno yang membuat remaja juga untuk berprilaku seks, jika agama ingin melakukannya, apalagi di usia remaja ini rasa ingin tahu persaan aman kepada remaja, tentang seksual begitu dalam, tetapi mereka juga mempunyai sehingga banyak remaja yang keinginan untuk mandiri yang tidak bisa mengontrol diri dan berbeda dari tolak ukur orang melakukan dewasa. hal yang belum sepantasnya untuk dilakukan. e. Pendidikan Seks c. Lingkungan Masyarakat Pendidikan seks sangat Faktor yang paling besar memunculkan seks adalah tempat penyimpanagn lingkungan tumbuhnya mempengaruhi berprilaku seks, remaja untuk karena bagi atau remaja yang tidak mengetahui seseorang, apa itu seks, kapan waktu untuk baik ada upaya dari lingkungan melakukannya, itu seseorang menyalahgunakan seks, sehingga melakukan penyimpangan seks, dari apa yang tidak mereka meskipun ketahui sendiri agar sangat pengaruhnya kecil lingkungan itu menghancurkan masa depannya, yang apalagi remaja yang tidak dapat menjadi media pengaruh buruk pendidikan seks dari orang tua, terhadap perilaku seks seseorang. remaja tidak mengetahui akibat maupun menciptakan sarana d. Sosial Budaya mereka banyak malah dari apa yang telah dilakukannya, Remaja yang berada bagi remaja yang penting apa dalam perubahan fisik dan emosi yang mereka inginkan mereka serta dapatkan. perubahan yang paling menonjol pada remaja adalah ketika dia menyukai lawan jenis, karena remaja ingin diterima, KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan diperhatikan dan dicintai oleh pembahasan lawan teman kesimpulan mengenai perilaku seks Kebudayaan dan faktor penyebab terjadinya pada jenis serta sekelompoknya. memberikan dukungan, kasih dapat diambil arah, remaja di Jorong Siguntur 1 Kabupaten pengingkaran, Dharmasraya dapat ditarik beberapa pedoman persetujuan, maka sayang dan kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk perilaku seks pada remaja di Jorong Siguntur 1 Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori kurang banyak, walaupun demikian tentang seks dan mendekatkan diri pada agama agar tidak menyalahgunakan seksualitas. 2. Kepada orang tua sangat diharapkan peran orang tua maupun masyarakat agar tetap dibutuhkan, agar remaja tidak perkembangan remaja, meluangkan melakukan perilaku seks. waktu untuk bisa berbagi dengan 2. Faktor internal penyebab terjadinya bisa mengontrol setiap remaja, memberikan perhatian dan perilaku seks pada remaja di Jorong kasih sayang serta Siguntur 1 Kabupaten Dharmasraya pendidikan seks, agar remaja tidak berada pada kategori banyak, untuk terlibat dengan pergaulan bebas itu remaja lebih memperbanyak yang saat ini begitu maraknya pengetahuan dilakukan oleh remaja tanpa mereka tentang seks dan pengetahuan agama. 3. Faktor eksternal memberikan sadari dampak dari yang mereka penyebab lakukan, karena pada saat memasuki terjadinya perilaku seks pada remaja usia remaja ini, rasa ingin tahu di Jorong Siguntur 1 Kabupaten remaja begitu tinggi apalagi pada Dharmasraya berada pada kategori hal-hal yang mereka belum ketahui cukup banyak, untuk itu sangat maka dari itu peran dari orang tua diharapkan kepada remaja agar bisa sangat dibutuhkan bagi remaja agar mengontrol diri serta tidak mudah masa terpengaruh oleh lingkungan dan dengan baik. media informasi yang berhubungan dengan dunia seks. Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada remaja yang ada di Jorong Siguntur 1 agar bisa mengontrol diri dan 3. Kepada Bapak Jorong Siguntur 1, meninjau mengajukan tercapai agar diadakan pos kamling untuk SARAN ingin perkembangannya memperbanyak pengetahuan remaja yang masih berkeluyuran pada malam hari, baik sesama perempuan maupun dengan lawan jenis dan mengadakan jam tamu bagi remaja untuk berkunjung. 4. Kepada ninik mamak agar dapat saling bekerja sama dalam membantu membrantas pergaulan bebas dengan mengajak remaja Sarwono, W. Sarlito. 2012. Psikologi kembali ke surau atau mengadakan Remaja. wirid remaja, sehingga remaja lebih Pers 5. Kepada pemuka masyarakat yang ada di Jorong Siguntur 1 ini agar lebih memantau perkembangan para dan meningkatkan pengetahuan agamanya agar para generasi selanjutnya tidak menyalahgunakan seks. 6. Kepada pemuda pemudi yang ada di Jorong Siguntur 1 ini agar meningkatkan kerja sama dalam menciptakan hidup sehat dan jauh dari seks bebas, serta memantau remaja yang masih berkunjung lewat dari jam tamu. 7. Kepada peneliti selanjutnya agar bisa meneliti tentang penanggulangan perilaku seks pada remaja. KEPUSTAKAAN Desmita. Psikologi 2007. Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Rajawali Sumiati, dkk. 2009. Kesehatan Jiwa dekat dengan agama. remaja Jakarta: dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press Remaja dan Konseling. Jakarta: Trans Info Media S. Willis, Sofyan S. 2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta Yusuf A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pers