ANALISIS PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP CAPAIAN

advertisement
ANALISIS PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP
CAPAIAN KINERJA BIAYA PROYEK BANGUNAN AIR
(Studi Kasus Pada Proyek Bangunan Air Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera V)
Desrinur1, Zaidir2, Yusrizal Bakar3
1
Program Studi Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Bung Hatta
2
Teknik Sipil FT-Universitas Andalas
3
Teknik Industri FTI-Universitas Bung Hatta
Abstract
The construction project is a dynamic field and risky. Risk can impact the productivity,
performance, quality and cost of the project and limitations. Risk can be said to be a result that
may occur unexpectedly. Although some activities have been planned as possible, but still
contains uncertainties that will be run entirely according to plan. Risk on construction projects
however can not be eliminated but can be reduced or transferred from one party to the other
party. When the risk of disruption will have an impact on the overall performance of the project
so that it can cause harm to the cost, time and quality of work. The actors in the construction
industry is now increasingly aware of the importance of considering the problem of risk on
projects handled, due to errors in predicting and addressing the risk would have a negative
impact, either directly or indirectly in the construction project. Moving on from this condition,
the need for an analysis relating to the initial objectives of the risk management of construction
projects aimed at reducing the risk and impact of risk will occur. This study aims to find risk
factors suspected of having an influence on the achievement of the performance cost of the
project is based on the stages of planning, implementation and evaluation. The results of the
analysis using regression equation concluded that there are four dimensions of forty who
successfully identified as a cause of low performance cost performance on projects
implemented last three years, including: restrictions (constraints) project unclear and confusing
(x2); poor communication with stakeholders (x18); a mistake in choosing a provider that does
not have competence (x20); and management of poor materials, relating to the procurement,
use and storage of materials (x24). Overall these four variables have a significant effect of
88.3% and the remainder caused by other variables, while the level of risk posed 19.8%
obtained results for the variable X18, 18.9% for the variable x2, 18:06% for x20 and 18:04%
variable to variable x24. Overall level of risk these four variables will have an impact on the
achievement of performance fee is equal to 74.80%.
Keywords: Cost Performance, Risk Level Project
1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu bidang
yang dinamis dan mengandung risiko.
Risiko dapat memberikan pengaruh
terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan
dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat
dikatakan merupakan akibat yang mungkin
terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu
kegiatan telah direncanakan sebaik
mungkin, namun tetap mengandung
ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan
sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada
proyek konstruksi bagaimanapun tidak
dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi
atau ditransfer dari satu pihak kepihak
lainnya (Kangari, 1995). Bila risiko terjadi
akan berdampak pada pada terganggunya
kinerja proyek secara keseluruhan sehingga
dapat menimbulkan kerugian terhadap
biaya, waktu dan kualitas pekerjaan. Para
pelaku dalam industri konstruksi sekarang
ini makin menyadari akan pentingnya
memperhatikan permasalahan risiko pada
proyek-proyek yang ditangani, karena
kesalahan dalam memperkirakan dan
menangani risiko akan menimbulkan
dampak negatif, baik langsung maupun
tidak langsung pada proyek konstruksi.
Beranjak dari kondisi ini maka perlu adanya
suatu analisis yang berkaitan dengan sasaran
manajemen risiko dari awal proyek
konstruksi
yang
ditujukan
untuk
mengurangi risiko dan dampak dari risiko
yang akan terjadi. Dalam PMBOK Guide 3rd
edition (2004), dipaparkan tahapan
manajemen risiko, yaitu Risk Identification,
Risk Analysis, Risk Response, Risk
Monitoring and Control. Risiko dalam
proyek konstruksi sebenarnya dipikul oleh
banyak pihak yang terlibat dalam proyek.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh faktor-faktor risiko
terhadap capaian kinerja biaya proyek
bangunan irigasi yang diselenggarakan oleh
Balai Wilayah Sungai Sumatera V
Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut
Asiyanto (2005) kinerja biaya proyek dapat
didefinisikan sebagai sebuah ukuran
kemampuan seluruh pihak dalam mengelola
biaya sebaik mungkin baik biaya material,
biaya upah ataupun biaya peralatan. Hasil
evaluasi yang dilaksanakan terhadap seluruh
paket pekerjaan bangunan irigasi yang
dilaksanakan sepanjang 3 tahun terakhir
(2011 hingga 2013) dapat disimpulkan
bahwa capaian kinerja biaya relative rendah
yaitu 12 paket dari keseluruhan paket yang
dikerjakan atau sekitar 30%. Sementara
setiap tahunnya telah ditetapkan suatu target
capaian keberhasilan dengan batasan
maksimum yang masih bisa ditoleransi yaitu
tidak melebihi 5% dari total anggaran yang
dilaksanakan
2. POKOK PERMASALAHAN
Menurut Fisk (1997) rendahnya
capaian
kinerja/keberhasilan
dalam
mengelola biaya pada sebuah proyek
konstruksi disebabkan oleh tiga faktor
utama yang berasal dari tahap perencanaan,
pelaksanaan hingga monitoring evaluasi.
Ketiga tahap ini memiliki lingkup fungsi
yang berbeda yang seharusnya terintegrasi
secara utuh sehingga diperoleh hasil
(output) pekerjaan yang sesuai dengan
biaya/budget yang telah dianggarkan untuk
itu. Beranjak dari masalah ini, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan analisis sementara
bahwa rendahnya capaian kinerja biaya
yang selama ini ditemukan sepanjang tiga
tahun terakhir disebabkan oleh berbagai
faktor yang berasal dari tiga tahapan proyek
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi. Ketiga peran dan
fungsi ini tentunya memiliki beban
kontribusi yang berbeda satu sama lain,
sehingga perlu diteliti lebih jauh seberapa
besarkah kontribusi masing-masing peran
untuk kemudian dijadikan dasar prioritas
penanganan dan pencegahan dimasa akan
datang.
3. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan penelitian adalah :
1. Apa saja faktor-faktor dominan yang
menyebabkan rendahnya capaian kinerja
biaya proyek bangunan air yang
diselenggarakan oleh Balai Wilayah
Sungai Sumatera V sepanjang tiga (3)
tahun terakhir?
2. Bagaimanakah tingkat risiko yang
ditimbulkan oleh masing-masing faktor
terhadap capaian kinerja biaya pada
masa akan datang?
4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara pasti faktor-faktor
dominan penyebab rendahnya capaian
kinerja biaya proyek bangunan air yang
diselenggarakan oleh Balai Wilayah
Sungai Sumatera V sepanjang tiga (3)
tahun terakhir.
2. Mengetahui secara pasti kontribusi
tingkat risiko yang ditimbulkan oleh
masing-masing
faktor
penyebab
rendahnya capaian kinerja biaya proyek
pada masa akan datang.
5. BATASAN PENELITIAN
Agar penelitian ini terfokus, maka penelitian
ini dibatasi dengan uraian-uraian sebagai
berikut :
1. Pekerjaan yang dijadikan objek didalam
mengungkapkan permasalahan adalah
pekerjaan bangunan air yang dilakukan
pada wilayah kerja Kantor Balai
Wilayah Sungai Sumatera V khususnya
Wilayah Sungai Anai-Kuranji-ArauMangau-Antokan sepanjang tiga (3)
tahun terakhir.
2. Parameter kinerja biaya yang dijadikan
dasar untuk menjelaskan dampak yang
timbul adalah pekerjaan dengan serapan
biaya/budget yang sesuai dengan
kebutuhan perencanaan.
3. Narasumber atau responden yang dituju
adalah perorangan yang mewakili peran
sebagai
Owner,
Konsultan
dan
Kontraktor. Jumlah responden yang
dituju untuk masing-masing peran
didasari dari jumlah populasi yang
tersedia di wilayah penelitian. Untuk
wilayah kerja pada Kantor Balai
Wilayah Sungai Sumatera V pihak yang
mewakili Owner sebanyak 10 orang,
Konsultan 55 orang dan kontraktor 60
orang. Selanjutnya sampel (n) yang akan
digunakan dari populasi (N) yang ada
akan ditentukan dengan menggunakan
persamaan Slovin dengan galat
pendugaan sebesar 5% (d) yaitu (n
=N/(N.d2 + 1)) 10 orang untuk
responden yang berasal dari Owner, 49
orang responden yang berasal dari
konsultan dan 53 orang responden yang
berasal dari kontraktor.
4.
6. TINJAUAN LITERATUR
6.1 Proyek Konstruksi
Proyek adalah kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan aloksi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas (Soeharto, 1995). Dengan demikian
kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang mempunyai ciri-ciri :
Kriteria sukses proyek kontruksi menurut Bryde
dan Robinson (2005) adalah sebagai berikut :
1. Meminimalisasi biaya proyek
2. Memenuhi kebutuhan konsumen
3. Meminimalisasi waktu proyek
4. Spesifikasi teknik
5. Memuaskan kebutuhan kontraktor
Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik
jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi
dapat dikelola dengan baik yaitu :
1. Man (manusia)
2. Machine (mesin)
3. Material (bahan)
4. Money (uang)
5. Method (metode kerja)
1.
2.
3.
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir
atau hasil kerja terakhir.
Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria
mutu dalam proses mencapai tujuan diatas
telah ditentukan.
Bersifat sementara, dalam arti umumnya
dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas.
Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan
intensitas kegiatan berubah sepanjang
proyek berlangsung.
Proyek konstruksi merupakan proses dimana
rencana, disain dan spesifikasi dikonversikan
menjadi struktur dan fasilitas fisik, dimana
konstruksi melibatkan organisasi dan seluruh
sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat
waktu, sesuai anggaran, sesuai kualitas yang di
spesifikasikan. Menurut Barie dan Paulson
(1995), proyek konstruksi mempunyai tiga
karakteristik yang dapat dipandang secara tiga
dimensi diantaranya
a. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak
pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama
persis (tidak ada proyek identik, yang ada
adalah proyek sejenis), proyek bersifat
sementara dan selalu melibatkan grup pekerja
yang berbeda-beda.
b. Dibutuhkan sumber daya (resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan
sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin,
metode dan material. Perorganisasian semua
sumber daya dilakukan oleh manajer proyek.
c. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman
tujuan dimana di dalamnya terlihat sejumlah
individu dengan keahlian yang bervariasi,
perbedaan ketertarikan, kepribadian yang
bervariasi dan ketidak pastian. Langkah awal
yang harus dilakukan oleh manajer proyek
adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi/manajemen.
6.2 Manajemen Proyek
Defenisi
manajemen
proyek
manurut
(Kerzmer,1995), berdasarkan fungsi dan
pendekatan
sistem
mengatakan
bahwa
manajemen proyek adalah sebuah proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Project
Management Body of Knowledge (PMI 2001),
mengatakan manajemen proyek adalah aplikasi
dari ilmu pengetahuan, keterampilan, sarana dan
keahlian untuk memenuhi proyek. Manajemen
dapat juga dilihat sebagai kelompok yang
menduduki berbagai jenjang dan jabatan
kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan
tanggung jawab utamanya bukan lagi
melaksanakan sendiri berbagai kegiatan
operasional, melainkan menyelenggarakan
berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga
pelaksana melaksanakan tugas operasionalnya
secara efisien, efektif, ekonomis dan produktif.
Menurut
Dendarlianto
(2007),
dalam
makalahnya tentang Manajemen Proyek
memaparkan bahwa ada tiga alasan perlunya
menggunakan prinsip dibawah ini, antara lain :
 Manajemen Proyek merupakan sebuah
disiplin ilmu yang berhubungan dengan
banyak disiplin ilmu.
 Manajemen proyek berkonsentrasi pada
ketentuan leadership, yang nantinya akan
membantu seorang manajer proyek untuk
beradaptasi pada lingkungan proyek.
 Manajemen Proyek adalah aktifitas yang
beroriantasi pelayanan begitu pentingnya
faktor manusia didalam keberhasilan proyek,
berdasarkan hal ini, maka seorang manajer
proyek harus memiliki kompetensi akademis,
pangalaman, maupun lingkungan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari
suatu proyek adalah manajemen. Apabila faktor
ini tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan proyek gagal. Permasalahan
dalam lemahnya manajemen merupakan salah
satu faktor dibalik kegagalan perusahaan. Hal ini
disebabkan manajemen adalah sebuah proses
yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakan, mengawasi dan memotivasi yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan SDM. Jadi tiap kegiatan dalam
organisasi membutuhkan manajemen. Penerapan
manajemen untuk tiap-tiap bagian berbeda sesuai
dengan orientasi dan tingkatannya.
6.3 Manajemen Risiko
Menurut Soenarmo (2007), pengertian risiko
dalam konteks proyek dapat didefinisikan
sebagai suatu penjabaran terhadap konsekuensi
yang tidak menguntungkan, secara finansial
maupun fisik, sebagai hasil dari keputusan yang
diambil atau akibat kondisi lingkungan di lokasi
suatu kegiatan. Risiko dalam proyek konstruksi
merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihilangkan, tetapi dapat
diminimalisir
dampaknya. Proyek konstruksi merupakan suatu
hal yang unik, spesifik dan dinamik, maka setiap
proyek memiliki identifikasi risikonya maingmasing, dan respon risiko yang berbeda-beda
untuk meminimalisasi dampak risikonya.
Donald S. Barie (1992) menganalisis risiko
proyek pada proyek bangunan gedung di
Indonesia dan mendapati bahwa risiko dapat
berdampak tidak langsung terhadap jadwal
pelaksanaan proyek. Kategori risiko dalam
proyek konstruksi ini adalah risiko eksternal,
risiko ekonomi dan finansial, risiko teknis dan
kontrak, serta risiko manajerial. Pada negara
berkembang, risiko pada proyek konstruksi
harus dikelola dengan baik agar tidak hanya
diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan aman
bagi stakeholders, tetapi juga menghasilkan
keuntungan bagi pihak yang berkepentingan
dalam proyek tersebut (Wang, 2004). Mengelola
risiko
yang
efektif
adalah
dengan
mengidentifikasi dengan benar risiko-risiko
yang penting dan mengalokasikan risiko
tersebut kontrak. Persepsi para stakeholders
dalam memandang risiko akan berbeda karena
perbedaan
kepentingan
dalam
proyek.
Sedangkan dampak risiko terbesar yang dipikul
kontraktor adalah masalah ketidakpastian
kondisi di lapangan yang akan berdampak
langsung
terhadap
progress
pekerjaan.
Dampaknya
antara
lain
mengurangi
produktifitas kontraktor dan keterlambatan
(delay) dalam keseluruhan proyek konstruksi.
Masalah perubahan pekerjaan (change in work)
juga risiko yang berdampak besar bagi owner
dan kontraktor. Bagi kontraktor dampaknya
menduduki urutan ketiga, sedangkan bagi
owner, dampaknya menduduki urutan kedua.
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persepsi
antara owner dan kontraktor meskipun
perbedaan tersebut tidak lebih dari 5%, terutama
dalam risiko yang berhubungan dengan
performa kontraktor.
Konsep Risiko dan Manajemen Risiko
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian
akan suatu peristiwa yang belum terjadi. Dalam
suatu ketidakpastian itu, risiko akan selalu
berbanding terbalik dengan keuntungan.
Ketidakpastian biasanya dapat meningkatkan
faktor risiko yang dapat dilihat dari berpotensi
terjadinya suatu keadaan negatif yang tidak
diinginkan dari suatu peristiwa. Banyak kasus
dimana semakin besar kemungkinan risikonya,
maka akan semakin besar juga kemungkinan
keuntungannya. Tetapi ada pula beberapa kasus
dimana tingkat risikonya kecil, tetapi
kemungkinan
keuntungannya
besar.
Kemampuan memandang risiko dan keuntungan
seseorang tidak sama satu dengan yang lainnya,
semua bergantung pada pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki. Menganalisis risiko
merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah
bisnis atau usaha. Dalam bidang konstruksi,
risiko dapat dilihat dalam setiap aspek
pekerjaan, seperti lokasi kerja, resources, atau
jadwal pelaksanaan proyek. Analisis risiko
bertujuan untuk mengetahui dari awal
kemungkinan kerugian dan keuntungan yang
ada.
Risk Management Planning
Perencanaan yang hati-hati dan jelas akan
menentukan kesuksesan lima proses manajemen
risiko lainnya. Tahap ini merupakan proses
untuk menentukan langkah-langkah dalam
menyelesaikan risiko yang timbul dalam suatu
proyek. Proses perencanaan ini penting dalam
menentukan tingkat, tipe, dan visibilitas
manajemen risiko apakah setara dengan risiko
serta pentingnya proyek terhadap organisasi,
untuk menyediakan sumber daya yang cukup,
serta waktu untuk aktivitas manajemen risiko
serta untuk menguatkan dasar pada persetujuan
untuk mengevaluasi risiko. Perencanaan
manajemen risiko menggambarkan bagaimana
manajemen risiko disusun dan dilaksanakan
dalam sebuah proyek. Perencanaan manajemen
risiko mencakup hal-hal: (1) Metodologi, (2)
Peran dan Tanggung Jawab, (3) Pembiayaan, (4)
Waktu, (5) Kategori Risiko, (6) Definisi dari
Probabilitas Risiko, (7) Matriks Probabilitas dan
Dampak Risiko, (8) Peninjauan eransi para
Stakeholders, (9) Format Laporan, (10)
Tracking. Keberhasilan proyek diukur melalui
empat sasaran proyek, yaitu Cost, Time, Scope,
dan Quality. Dampak risiko terhadap proyek
dapat dikategorikan rendah, sedang, atau tinggi,
tergantung
bagaimana
risiko
tersebut
mempengaruhi proyek.
6.4 Kinerja Proyek.
Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan
dalam melaksanakan tugas serta kemampuan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Carr R.I 1993). Kinerja proyek merupakan
bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan
membandingkan hasil kerja nyata dengan
perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang
disepakati oleh pihak owner dan kontraktor
pelaksana. Soeharto mengemukakan suatu
contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam
laporan suatu kegiatan dalam proyek
berlangsung lebih cepat
dari jadwal
sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi
ternyata biaya yang dikeluarkan melebihi
anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan
pengendalian, maka dapat berakibat proyek
tidak dapat diselesaiakan secara keseluruhan
karena kekurangan dana. Kinerja waktu adalah
membandingkan antara waktu yang telah
disepakati antara owner dengan kontraktor
dengan waktu aktual penyelesaian proyek.
Demikian juga kinerja biaya adalah
membandingkan antara biaya yang telah
disepakati antara owner dengan kontraktor
dengan biaya aktual proyek, bila prosentasenya
makin kecil maka kinerjanya makin baik.
Menurut
Dipohusodo
(1996),
proses
pengendalian kinerja dalam pelaksanaan
proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3
langkah pokok, yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja. Standar ini
dapat berupa biaya yang dianggarkan dan
jadwal.
2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan
jalan membandingkan antara performansi
aktual dengan standar performansi. Hasil
pekerjaan dan pengeluaran yang telah
terjadi dibandingkan dengan jadwal dan
biaya yang telah direncanakan.
3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi
penyimpangan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Pengendalian
Kriteria penilaian kinerja proyek tersebut adalah
yang akan diteliti dalam masalah kualitas
pengendalian terhadap aspek biaya dan waktu.
Fungsi
perencanaan
bermaksud
untuk
meletakan dasar sasaran proyek, yaitu jadwal,
anggaran dan waktu. Adapun proses
pengendalian terdiri dari berbagai langkah
kegiatan yang dilakukan secara sistimatis dan
agar suatu sistem pengendalian dapat bekerja
dengan efektif diperlukan unsur-unsur sebagai
berikut: (Suharto, 1995)
a) Tolak ukur yang jelas.
b) Perangkat yang dapat memproses dengan
cepat dan tepat.
c) Prakiraan yang akurat
d) Rencana tindakan.
Sedangkan garis besar aspek dan obyek
pengendalian proyek
diantaranya yang
terpenting adalah sebagai berikut:
a. Pengendalian biaya.
b. Pengendalian jadwal waktu
c. Pengendalian penggunaan jasa orang dan
peralatan.
d. Pengendalian kinerja dan produktivitas.
e. Pengendalian prosedur dan aspek legal
(hukum).
Harison memperkirakan bahwa 80 % dari siklus
proyek yang paling dominan yang menentukan
keberhasilan proyek adalah pengendalian
proyek. Pengendalian Biaya dan Waktu
terhadap kemajuan proyek secara terintegrasi
telah menjadi sistem pengendalian proyek sejak
tahun 1970. Sudah merupakan suatu keharusan
bagi manajemen proyek konstruksi untuk
mengatakan bahwa proyek dapat dikatakan
berhasil apabila sesuai dengan biaya dan waktu
yang direncanakan, kualitas sesuai syarat
spesifikasi dan memenuhi kepuasan pemilik.
Kerena bagaimanapun juga, manajemen proyek
konstruksi adalah sebuah perangkat manajemen
yang lebih memfokuskan kepada proses
pengendalian dari semua proses yang ada dalam
manajemen.
6.5 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya disini adalah aspek biaya
pelaksanaan proyek yang mengacu pada urutan
kerja, sumber daya dan peralatan, sistem
pengendalian biaya yang efektif dan efisien
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
(Obelender 1993)
a) Perencanaan program penyesesaian proyek
harus akurat.
b) Perkiraan yang tepat terhadap waktu dan
biaya.
c) Komunikasi yang jelas dan tegas terhadap
tujuan yang ditentukan.
d) Disiplin dalam otorisasi penggunaan
anggaran.
e) Pelaporan program pisik dan penyelesaian
biaya tepat waktu.
f) Perkiraan kembali secara periodic terhadap
biaya, guna penyelesaian pekerjaan.
g) Melakukan secara periodik, perbandingan
prosentasi (%) atau biaya perencanaan
(RAB) dengan biaya aktual.
Menurut (Suharto,1997) biaya langsung proyek
adalah biaya yang langsung berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dilapangan. Biaya-biaya tersebut adalah biaya
bahan/material, biaya pekerja/upah dan biaya
peralatan.
6.6 Regresi Linier
Pengertian regresi secara umum adalah sebuah
alat statistik yang memberikan penjelasan
tentang pola hubungan (model) antara dua
variabel atau lebih. Dalam analisis regresi
dikenal 2 jenis variabel yaitu:

Variabel Respon disebut juga variabel
dependen
yaitu
variabel
yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel
lainnya dan dinotasikan dengan variabel.
 Variabel Prediktor disebut juga dengan
variabel independen yaitu variabel yang
bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel
lainnya) dan dinotasikan dengan
Untuk mempelajari hubugan-hubungan
antara variabel bebas maka regresi linier
terdiri dari dua bentuk, yaitu:
 Analisis
regresi sederhana (simple
analysis regresi), Analisis regresi
sederhana merupakan hubungan antara
dua variabel yaitu variabel bebas (variable
independen) dan variabel tak bebas
(variabel dependen).
 Analisis regresi berganda (Multiple
analysis regresi), Sedangkan analisis
regresi berganda merupakan hubungan
antara 3 variabel atau lebih, yaitu
sekurang-kurangnya dua variabel bebas
dengan satu variabel tak bebas. Tujuan
utama regresi adalah untuk membuat
perkiraan nilai suatu variabel (variabel
dependen) jika nilai variabel yang lain
yang berhubungan dengannya (variabel
lainnya) sudah ditentukan.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk
mendapatkan hubungan matematis dalam
bentuk suatu persamaan antara variabel tak
bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal.
Regresi linier sederhana hanya memiliki satu
peubah yang dihubungkan dengan satu peubah
tidak bebas. Bentuk umum dari persamaan
regresi linier untuk populasi adalah :
= +
Dimana:
y = Variabel takbebas
x = Variabel bebas
a = Parameter Intercep
b = Parameter Koefisisen Regresi Variabel
Bebas
Menentukan koefisien persamaan a dan b
dapat dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk
menentukan koefisien persamaan dan dari
jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik
dengan garis regresi yang dicari yang terkecil.
Dengan demikian, dapat ditentukan:
Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi
yang menjelaskan hubungan antara peubah
respon (variabel dependen) dengan faktorfaktor yang mempengaruhi lebih dari satu
prediktor (variabel independen). Regresi
linier berganda hampir sama dengan regresi
linier sederhana, hanya saja pada regresi linier
berganda variabel bebasnya lebih dari satu
variabel penduga. Tujuan analisis regresi
linier berganda adalah untuk mengukur
intensitas hubungan antara dua variabel atau
lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y
atas x. Secara umum model regresi linier
berganda untuk populasi adalah sebagai
berikut:
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2
untuk pengujian regresi linier berganda yang
mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien
determinasi adalah untuk mengetahui proporsi
keragaman total dalam variabel tak bebas Y
yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh
variabel – variabel bebas x yang ada di dalam
model persamaan regresi linier berganda
secara bersama-sama. Maka R2 akan
ditentukan dengan rumus:
7. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian merupakan proses panjang dan
menyeluruh dimana berawal pada minat
untuk megetahui fenomena tertentu.
Gagasan tersebut ditunjukan untuk lebih
mengenal hubungan antara bagian-bagian
utama khususnya suatu sistem, kemudian
dituangkan menjadi suatu metode penelitian
lengkap dengan pola analisa Observasi serta
pengumpulan data yang diperlukan. Dari
hasil observasi tersebut diperoleh data untuk
dilakukan pengelolaan menjadi informasi
untuk dianalisa dan akhirnya untuk ditarik
berbagai kesimpulan yang diperlukan.
Metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini bersifat “Statistika Diskriptif”,
yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
hasil pendataan di lapangan atau di
laboratorium (Ismiyati,2003). Maka dari
setiap sampel proyek bangunan irigasi yang
ada di lingkungan Kantor Balai Wilayah
Sungai Sumatera V tersebut dapat diambil
data-data yang diperlukan. Dengan metode
penelitian tersebut, maka penelitian
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif,
diharapkan akan diperoleh data yang akurat
tentang
seberapa
besar
pengaruh
pelaksanaan tiga fungsi mulai perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi
terhadap kinerja biaya proyek pada proyekproyek di Kantor Balai Wilayah Sungai
Sumatera V beserta penyebab-penyebab
yang timbul untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Penyebab-penyebab yang
ada dianalisa, dipecahkan dan dicarikan
jalan keluarnya, dan dicoba menyusun dan
mencari hal-hal yang berhubungan erat atau
berkaitan antara besar kinerja biaya dengan
tiga tahapan pekerjaan.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data seperti yang kebanyakan
dilakukan pada penelitian relevan. Data
yang akan dikumpulkan adalah dengan cara:
Data Primer
Data primer adalah pengambilan data secara
langsung yang berhubungan dengan
responden dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan yang berupa kuesioner
dibuat untuk memperoleh data primer yang
disusun berdasarkan parameter-parameter
analisis yang dibutuhkan dan relevan sesuai
dengan maksud dan tujuan dari penelitian
ini. Kuesioner atau daftar pertanyaan ini
diberikan kepada responden-responden
yang representative dari tujuan penelitian.
Responden yang menjadi obyek penelitian
ini adalah Owner, Konsultan dan
Pelaksanan yang melaksanakan proyek
mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2103, dengan nilai proyek di atas Rp
2.000.000.000,-.Jumlah responden yang
kami dapatkan berjumlah 10 (sepuluh)
proyek yang dilaksanakan selama tiga tahun
terakhir tahun 2009 sampai dengan tahun
2013.
Data Sekunder
Data sekunder ini didapat dari laporan akhir
proyek
konstruksi
yang
sudah
diselenggarakan oleh Kantor Balai Wilayah
Sungai Sumatera V. Studi kepustakaan ini
dilakukan untuk memperoleh teori-teori,
konsep-konsep,
variable-variabel
dari
catatan, transkrif, buku dan lain sebagainya
guna
mendukung
dan
memperkuat
penelitian ini.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data.
a. Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan analisis
statistik agar hasil analisa dapat
menyajikan suatu ukuran yang dapat
mesifatkan
populasi,
ataupun
menyatakan variasinya dan gambaran
kecenderungan dari variable (Nasir,
1988).
b. Pembuatan Model
Model penelitian ini dibuat berdasarkan
informasi atau data yang didapat perihal
variabel-variabel kinerja biaya proyek
(y) yang dilaksanakan kontraktor yang
dianggap
mempunyai
hubungan
langsung maupun tidak langsung dengan
bentuk linier dengan parameter (x) yang
mencerminkan faktor-faktor penyebab
dari tahap perencanaan, pelaksanaan
hingga monitoring dan evaluasi.
Gambar 1 : Model Penelitian
Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat
dirumuskan model penelitian seperti
berikut;
= +
+
+
Dimana :
y
: Variabel Risiko (Kinerja biaya
yang diukur dari selisih prosentase
biaya actual proyek terhadap
rencana biaya dengan skala
pengukuran
semakin
kecil
prosentasenya
semakin
baik
kinerjanya.
x1n : Faktor-faktor penyebab terjadinya
rendahnya capaian kinerja biaya
b1n : koefisien
kemiringan
(slope)
masing-masing faktor (predictor).
Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel tersebut dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Input aspek Perencanaan
Input ini berisikan beberapa aktivitas
perencanaan konstruksi bangunan irigasi
dengan rincian seperti terlihat pada table
dibawah ini
b. Input aspek Pelaksanaan
Input ini berisikan beberapa aktivitas
pelaksanaan konstruksi bangunan irigasi
dalam, dengan rincian seperti terlihat
pada table dibawah ini
c. Input aspek Evaluasi Monitoring
Input ini berisikan beberapa aktivitas
evaluasi dan monitoring konstruksi
bangunan irigasi dalam, dengan rincian
seperti terlihat pada table dibawah ini:
d. Output Kinerja
Output kinerja dari proses konstruksi
bangunan irigasi yang dimaksudkan
disini adalah kinerja biaya yang diukur
dari selisih prosentase biaya aktual
proyek terhadap rencana biaya, dengan
skala pengukuran ”semakin kecil
prosentasenya semakin baik kinerjanya”
Ukuran kinerja dengan skala sebagai
berikut:
8. HASIL DAN PEMBAHASAN
8.1 Pengujian Validitas
Dari sajian informasi pada tabel diatas
terlihat bahwa terdapat 12 variabel (X4, X5,
X18, X19, X21, X22, X29, X30, X34, X35,
X39, X40) memiliki nilai r-hitung kecil dari
r-tabel yaitu 0.361 (α=0.05 dan df=28).
Selanjutnya 12 variabel ini tidak lagi
digunakan untuk analisis lebih lanjut. Secara
statistik jika ditemukan kondisi dimana nilai
r-hitung kecil dari r-tabel maka variabel
tersebut dinyatakan tidak terkait dengan
sasaran yang akan diuji didalam penelitian
ini. Sementara untuk uji realibilitas dari 28
variabel yang tersisa setelah dilakukan
penyisihan 12 variabel yang dinyatakan
tidak valid diuji dengan nilai alpha
cronbach’s yaitu sebesar 0.814 (N=28 item).
Secara statistik nilai ini memberikan makna
bahwa instrument yang digunakan realible
karena memiliki nilai alpha cronbach’s lebih
besar dari 0.7.
8.2 Pengujian Korelasi
Sebelum melakukan analisa korelasi perlu
diketahui apakah data terdistribusi normal
atau tidak. Untuk mengujinya dapat
dilakukan dengan test Kolmogorov-Sminov
(Ghozali, 2006). Hasil analisa SPSS adalah
sebagai berikut:
Dari tabel di atas terlihat bahwa 12 variabel
tidak terdistribusi normal karena nilai
signifikansi < 0,05 dan 28 variabel lainnya
dengan nilai signifikansi > 0,05. Data tidak
terdistribusi normal karena ada data yang
berada di luar (outlier) dari kecenderungan
distribusi normal. Hal ini dapat disebabkan
akibat keberagaman persepsi responden
dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Data digunakan apa adanya dan tidak
dilakukan tindakan lebih lanjut untuk
membuatnya menjadi terdistribusi normal.
Analisa
korelasi
dilakukan
untuk
mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel. Jenis analisa korelasi yang
digunakan adalah korelasi Spearman Rank,
pertimbangannya adalah pada metode
analisa korelasi ini, data tidak harus
membentuk distribusi normal (Sugiyono,
2010). Nilai korelasi sempurna adalah ± 1
(tanda + atau – merupakan arah korelasi),
dan apabila nilai korelasi 0 maka disebut
tidak ada korelasi (Lind, 2008). Hasil analisa
korelasi dengan nilai signifikansi < 0,05
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Dari nilai korelasi dan tingkat hubungan
seperti yang disajikan pada tabel 4.10 diatas
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa 8
variabel yang diduga menyebabkan
rendahnya capaian kinerja dengan nilai
hubungan pada kategori kuat, 16 variabel
memiliki hubungan dengan kategori sedang
dan sisanya 59.1% memiliki hubungan
dengan kategori rendah dan sangat rendah.
8.3 Analisis Faktor
Analisa
faktor
bertujuan
untuk
mendefinisikan struktur data matrik dan
menganalisa struktur korelasi antar variabel
dengan mendefiniskan satu set kesamaan
variabel atau dimensi yang disebut faktor.
Analisa faktor juga digunakan untuk
meringkas dan menggabung variabel yang
memiliki karakteristik sama menjadi satu
faktor. Metode yang digunakan Barlett’s test
of sphericity, dengan melihat nilai KMO dan
Barlett’s test, apabila nilai > 0,5 maka
analisa faktor dapat digunakan. Pada
penelitian analisis faktor baru dapat
dikatakan selesai setelah melakukan empat
kali iterasi. Dari empat kali pemproses
analisis faktor diperoleh 4 variabel dengan
nilai MSA > 0,5 dan empat variabel ini
adalah variabel yang memiliki pengaruh
signifikan penyebab rendahnya capaiain
kinerja biaya yaitu:
1) Batasan (constraint) proyek yang tidak
jelas dan membingungkan
2) Komunikasi yang buruk dengan
stakeholder
3) Kesalahan dalam memilih penyedia jasa
yang tidak mempunyai kompetensi.
4) Manajemen bahan kurang baik, berkaitan
dengan pengadaan, penggunaan dan
penyimpanan material
8.4 Analisis Regresi
Analisa
regresi
digunakan
untuk
mengetahui hubungan linier antara variabel
terikat (Y) dengan variabel bebas (X).
Analisa regresi yang digunakan adalah
regresi linear berganda dan dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 19 for
Windows. Variabel yang dimasukkan dalam
analisa regresi adalah variabel yang
memiliki nilai loading factor terbesar pada
faktornya
masing-masing
dengan
pertimbangan untuk menghindari terjadinya
multikolineritas. Hasil analisis regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Nilai condition index untuk model regresi ini
seluruhnya < 17. Untuk itu Model regresi ini
dapat digunakan dalam model persamaan.
Sehingga model persamaan adalah sebagai
berikut:
y = 1.998 + 0.213x2 + 0.331x18 + 0.289x20
+ 0.129x24
Dimana :
y = capaian kinerja biaya yang diukur
dari selisih prosentase biaya aktual
proyek terhadap rencana biaya,
dengan skala pengukuran ”semakin
kecil prosentasenya semakin baik
kinerjanya”
x2 = Batasan (constraint) proyek yang
tidak jelas dan membingungkan
x18 = Komunikasi yang buruk dengan
stakeholder
x20 = Kesalahan dalam memilih penyedia
jasa yang tidak mempunyai
kompetensi
x24 = Manajemen bahan kurang baik,
berkaitan
dengan
pengadaan,
penggunaan dan penyimpanan
material
8.5 Tingkat Kepentingan Risiko
Setelah ditemukan factor penyebab tidak
tercapainya kinerja biaya, selanjutnya
adalah menentukan tingkat kepentingan
risiko sehingga diketahui risiko mana yang
paling berpotensi dalam upaya pencapaian
kinerja biaya yang lebih baik. Untuk
mengetahui tingkat kepentingan risiko
(importance level) dapat menggunakan
persamaan (Zhi, 1995) yaitu:
Tingk. Risiko = frekuensi x dampak
Di mana:
 Frekuensi adalah probabilitas seringnya
risiko tersebut terjadi
 Dampak adalah seberapa besar
pengaruh suatu risiko terhadap biaya,
mutu, waktu proyek
Dari
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan formluasi diatas maka dapat
dibuatkan rangking Risiko sebagai berikut
9. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Terdapat empat variabel yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap rendahnya
capaian kinerja biaya pada pelaksanaan
proyek irigasi selama tiga tahun terakhir.
Keempat variabel tersebut adalah
batasan (constraint) proyek yang tidak
jelas dan membingungkan (x2);
komunikasi yang buruk dengan
stakeholder (x18); kesalahan dalam
memilih penyedia jasa yang tidak
mempunyai kompetensi (x20); dan
manajemen bahan kurang baik,
berkaitan
dengan
pengadaan,
penggunaan dan penyimpanan material
(x24). Secara keselurhan empat variabel
ini memiliki pengaruh signifikan sebesar
88,3% dan sisanya disebabkan oleh
variabel lain.
2. Pertimbangan
untuk
tindakan
penanggulangan yang akan dilakukan
didasari dari hasil perhitungan tingkat
risiko yang diperoleh melalui hasil
perkalian rating probabilitas dan
dampak risiko yang ditimbulkan
masing-masing variabel, hasil akhir
yang didapatkan adalah 19.8% untuk
variabel x18, 18.9% untuk variabel x2,
18.06% untuk variabel x20 dan 18.04%
untuk variabel x24. Secara keseluruhan
tingkat risiko empat variabel ini akan
berdampak pada capaian kinerja biaya
adalah sebesar 74.80%.
10. REFERENSI
Anonim,1986 StandarPerencanaan Irigasi,
Direktorat
Jenderal
Pengairan,
Departemen Pekerjaan Umum Republik
Indonesia
Asiyanto. (2005), Construction Project Cost
Management, PT Pradnya Paramita,
Jakarta
Barrie, D.S., dan Paulson, B.C., 1995,
Manajemen Konstruksi Profesional,
Erlangga, Jakarta.
Carper, Kenneth L. ed. 1989.Forensic
Engineering.Elsevier
Science
Publishers. New York.
Dendarlianto (2007) “Model Prediksi
Sukses Proyek Dengan Kriteria
Dokumen Pasca Kualifikasi Kontraktor”
(Studi Kasus di Kota Kupang Propinsi
Nusa Tenggara Timur), Politeknik
Negeri Kupang NTT
Duffield, C & Trigunarsyah, B. 1999.
Project Management-Conception to
Completion. Engineering Education
Australia. (EEA). Australia.
Ervianto,A.U dan Joshua, M. (2001).
Manajemen Proyek Konstruksi. Andi,
Yogyakarta.
Fisk, E.R.1997. Construction Project
Administration Fifth Edition. Prentice
Hall. New Jersey.
Flanagan, R & Norman, G.1993, Risk
Management
and
Construction.
Blackwell Science, London
G.S. Birdie, Ram Chandra DAS, 1988,
IrrigationEngineering, Dhanpat Rai &
SONS.
Heri Suprapto, Hendro Prabowo dan Relly
Andayani. 2005. Decision Support
System (DSS) untuk evaluasi teknik
pada
Prakualifikasi
Kontraktor.
Information Technology. Teknik Sipil
Universitas Gunadarma, Jakarta
Kangari, R. (1995). ”Risk Management
Perceptions and Trends of U.S.
Construction.”
J.
Construction
Engineering Manage.
Oyfer (2002) Essentials of Management 3rd
ed McGraw-Hill. New York.
Project Management. Body of Knowledge.
Third Edition. (PMBOK® Guide) an
American
National
Standard.
ANSI/PMI 99-001-2004
Kerzmer, 1995, Hydraulic Structure, Unwin
Hyman, London.
R.S. Varshney, Gupta 1979, Theory &
Design of Irrigation Structure Volume
II, NEM Chand & Bros Roorkel.
Ray K Linslay, Joseph B Franzui, Djoko
Sasongko, 1986, Teknik Sumber Daya
Air, Erlangga.
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek:
Dari Konseptual Sampai Operasional,
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sunaryo dkk, 2005. Pengelolaan Sumber
Daya Air.
Soenarmo, S.H., (2009), Penginderaan Jauh
Dan Pengenalan Sistem Informasi
Geografi Untuk Bidang Ilmu Kebumian,
Institut Teknologi Bandung (ITB
Undang-Undang
Republik
Indonesia.
Nomor 7 Tahun 2004. Tentang Sumber
Daya Air
Sudjarwadi, 1992, Dasar-dasar Teknik
Irigasi, Pusat Antar Universitas Ilmu
Teknik, Universitas Gajah Mada.
Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda,
1992, Bendungan Tipe Urugan, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
USBR, 1974, Design of Small Dam, Oxford
& IBN Publishing Co., New Delhi, India
Wieke Yuni Christina (2012) “Pengaruh
Budaya Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek
Konstruksi” Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang.
Download