I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) yang terdiri atas pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Pada pasar uang terjadi jual beli aset keuangan dalam jangka pendek, sedangkan untuk pasar modal terjadi jual beli aset keuangan untuk jangka panjang. Pasar modal terdiri atas pasar obligasi, pasar saham dan pasar untuk derivatif (Bodie et al. 2006). Hull (2003) menyatakan bahwa derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya didasarkan atau diturunkan dari aset yang mendasarinya. Beberapa produk derivatif antara lain: kontrak berjangka (future contract), kontrak forward dan kontrak opsi. Kontrak berjangka merupakan suatu kewajiban untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo. Kontrak forward merupakan perjanjian untuk melakukan penyerahan aset di masa datang pada harga yang disepakati. Kontrak opsi (selanjutnya disebut opsi) adalah suatu jenis kontrak antara dua pihak, satu pihak memberi hak kepada pihak lain untuk menjual atau membeli aset tertentu pada harga dan periode waktu tertentu (Niwiga 2005). Terdapat dua jenis opsi yang paling mendasar, yaitu opsi call dan opsi put. Suatu opsi call memberikan hak kepada pembeli untuk membeli suatu aset tertentu dengan jumlah tertentu pada harga yang telah ditentukan selama periode waktu tertentu pula. Sedangkan opsi put memberikan hak kepada pembeli untuk menjual suatu aset tertentu dengan jumlah tertentu pada harga yang telah ditentukan selama periode waktu tertentu pula. Untuk bisa menggunakan hak tersebut maka pemegang opsi wajib menyerahkan sejumlah uang kepada penerbit opsi yang disebut sebagai premi opsi. Penggunaan hak untuk menjual atau membeli aset dalam kontrak opsi dikatakan sebagai tindakan eksekusi. Berdasarkan waktu eksekusi maka terdapat dua tipe opsi, yaitu opsi Eropa dan opsi Amerika. Opsi tipe Eropa hanya dapat dieksekusi pada waktu jatuh tempo, sedangkan opsi Amerika dapat dieksekusi pada sebarang waktu sampai dengan jatuh tempo (Hull 2003). Pada awal pembukaan perdagangan opsi, harga opsi ditentukan oleh penerbit opsi dengan mempertimbangkan nilai kewajaran dari harga saham dan kemungkinan- 2 kemungkinan adanya kenaikan serta penurunan harga saham. Sehingga tidak ada formula yang baku terhadap penentuan harga opsi. Pada tahun 1973, Fisher Black, Myron Scholes (Hull 2003) berhasil menentukan solusi analitik dari suatu persamaan Black-Scholes-Merton. Solusi analitik tersebut dikenal sebagai formula Black-Scholes. Formula Black-Scholes itu menyatakan harga opsi call Eropa. Sedangkan Harga opsi put Eropa dapat ditentukan melalui kesetaraan antara put dan call yang sering disebut sebagai put call parity. Di samping adanya penelitian untuk menentukan solusi analitik harga opsi, juga dikembangkan pendekatan numerik untuk penentuan harga opsi. Hull dan White (1990) menyatakan bahwa dua pendekatan numerik yang sering dilakukan untuk menentukan nilai suatu derivatif adalah dengan menggunakan metode beda hingga dan metode lattice (binomial dan trinomial). Metode binomial untuk kali pertama dikembangkan secara simultan oleh Cox, Ross dan Rubinstein (1979) atau CRR serta Rendlemen dan Bartter (1979) dengan mengasumsikan bahwa dalam suatu interval waktu, harga saham akan naik sebesar faktor u (up) dan akan turun sebesar faktor d (down) karena dipengaruhi oleh faktor suku bunga. Selanjutnya CRR mempertimbangkan bahwa pergerakan harga saham juga dipengaruhi faktor volatilitas. Jarrow dan Rudd (1983) (JR) memperbaiki model binomial pada penentuan penaksiran. Sedangkan Tian (1993) menggunakan model binomial dan trinomial pada penilaian dari opsi eksotik. Penilaian dan perbaikan metode binomial senantiasa dilakukan oleh para ahli dari waktu ke waktu. Metode binomial pada umumnya dipergunakan untuk menentukan nilai opsi terutama yang tidak bisa diturunkan secara analitik, di antaranya opsi Amerika. Metode binomial terdiri atas beberapa model yaitu model CRR, JR, Tian, PeizerPratt 1 (PP1), dan Peizer-Pratt 2 (PP2). Dengan aplikasi Teorema Limit Pusat (CLT= Central Limit Theorem) dibuktikan bahwa model-model tersebut konvergen ke solusi Black-Scholes ketika tahapan waktu antar perdagangan mendekati nol. Untuk mengetahui numeriknya. sifat-sifat kekonvergenannya, maka perlu dilihat pendekatan 3 Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kekonvergenannya, serta perlu dibandingkan diketahui perilaku dan kecepatan akurasi tiap-tiap model terhadap harga opsi Eropa. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah dapat dituliskan sebagai berikut: 1 Model-model binomial untuk penentuan harga opsi akan konvergen ke solusi Black-Scholes. Bagaimana tingkah laku dan kecepatan kekonvergenan dari tiaptiap model binomial tersebut? 2 Bagaimana perbandingan akurasi dari tiap-tiap model binomial tersebut bila dibuktikan secara numerik? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Mengeksplorasi perilaku dan kecepatan kekonvergenan dari model-model binomial. 2 Membandingkan akurasi beberapa model binomial untuk menentukan harga opsi Eropa secara numerik. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Model penentuan harga opsi Black-Scholes untuk opsi tipe Eropa. 2 Model penentuan harga opsi dengan metode binomial. 3 Pola kekonvergenan dari metode binomial. 4 Kecepatan serta derajat kekonvergenan model binomial. 5 Akurasi model-model binomial yang diukur dengan besarnya RMS. 1.5 Sistematika Pembahasan Dalam memahami masalah kekonvergenan model binomial untuk menentukan harga opsi, dibahas beberapa konsep dasar yaitu: pengertian opsi dan hal-hal yang berhubungan dengan opsi, persamaan Black-Scholes untuk harga opsi, pengertian 4 model binomial, penurunan formula metode binomial dengan suku bunga diskret dan kontinu, yang akan dibahas pada bagian dua tesis ini. Pada bagian tiga akan dipaparkan tentang perbandingan perkembangan harga saham dengan waktu kontinu (solusi Black-Scholes) dan perkembangan harga saham dengan waktu diskret (binomial). Tiga model binomial, yaitu model CRR, JR, dan Tian akan dibandingkan dalam perilaku kekonvergenan dan kecepatan kekonvergenan. Beberapa definisi dan teorema tentang kekonvergenan, derajat kekonvergenan dan kecepatan kekonvergenan akan ditunjukkan pada bagian ini. Selanjutnya akan dipaparkan model binomial lain untuk memperbaiki sifat kekonvergenan. Pada bagian keempat akan dilakukan perhitungan harga opsi dengan lima macam model, serta akan dibandingkan akurasi harga opsi yang diperoleh dari masing- masing model dengan cara menghitung error-relatif. Pada bagian kelima akan dituliskan tentang kesimpulan dan saran.