BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1.
Kerangka Teori
Kerangkateoriadalahsusatukumpulanteoridanliteraturyangmenjelaskan hubungan
dalam
masalah
tertentu.
Dalam
kerangka
teoritir,secaralogisdikembangkandandielaborasikajaringanjaringandariasosiasiantaravariabelvariabelyangdiidentifikasimelaluisurveyatautelaahliteratur.(Silalahi,2009:92).
Kerangkateoridiperlukandalamsuatupenelitiansebagailandasankerangka
berpikirpenelitiuntukmemecahkanmasalahsecarasistematis.Penyelesaianini
perludisusunkerangkateoriyangsesuaidenganpenelitianyangakanmemuatinti
pemikirandanmasalahtersebutdapattergambarkandarisudutmanapenelitiakanmembahasn
ya. Teori adalah himpunan konsep, defenisi, dan proporsi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Kriyantono, 2008: 43)
Adapun teoriyangdigunakan dalam penelitian iniadalah Komunikasi Massa,
Teknologi Komunikasi, Media Baru (New Media), Komunikasi Pemasaran, Minat dan
Perilaku Konsumen.
2.1.1.
Komunikasi Massa
Dalam pembahasan komunikasi massa, perlu dibedakan definisi massa dalam arti
umum dengan komunikasi massa. Massa dalam pembahasan komunikasi massa lebih
menunjuk kepada si penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Oleh karena
itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audiens, penonton, pemirsa dan pembaca.
Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah media
massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi
informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian, 2008: 450). Menurut Tan dan Wright,
komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek
tertentu (Ardianto, 2004: 3). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana
Universitas Sumatera Utara
dirumuskan oleh Bittner (dalam Rakhmat, 2007:188): “Mass communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of people” yang
berarti komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang.
Definisi-definisi komunikasi massa yang telah dipaparkan secara prinsip
mengandung makna yang sama, bahkan antara definisi yang satu dan definisi yang lain
saling melengkapi. Melalui definisi-definisi tersebut, dapat diketahui karakteristik
komunikasi massa sebagai berikut (Ardianto, 2004: 7):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi
massa itu mengunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.
Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukkan
untuk semua orang dan tidak ditujukkan untuk sekelompok orang saja.
Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),
karena cara berkomunikasinya menggunakan media sehingga tidak bertatap
muka secara langsung. Selain anonim, komunikan komunikasi massa juga
bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda
dan berada di mana saja.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Jumlah sasaran khalayak atau komunikan dalam komunikasi massa relatif dalam
jumlah banyak dan tak terbatas. Komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Dalam komunikasi massa, isi harus disusun sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
Komunikasi Massa bersifat Satu Arah
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan atau melalui media massa. Karena
melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat
melakukan kontak langsung. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu
arah.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
Stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa yang digunakan. Pada
suratkabar dan majalah pembaca hanya melihat, radio dan rekaman auditif,
khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film,
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
Umpan Balik Tertunda
Umpan balik dalam komunikasi massa tidak terjadi secara langsung karena
komunikator tidak dapat melihat reaksi atau tanggapan dari komunikan secara
langsung.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi massa memiliki fungsi-fungsi penting terhadap masyarakat. Dominick
membagi fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Ardianto, 2004: 15):
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk utama, yaitu:
a. Fungsi pengawasan peringatan yaitu menginformasikan berbagai hal terutama
tentang ancaman kepada masyarakat.
b. Fungsi pengawasan instrumental yaitu menyampaikan atau menyebarkan
informasi yang berguna dan dapat membantu khalayak/masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak hanya mencari dan menyimpang data serta fakta, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih dan
memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau layak ditayangkan.
3. Linkage (Pertalian)
Media massa mampu menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk suatu pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Media massa memberikan nilai-nilai kepada masyarakat dan berharap nilai-nilai
ini bisa diadopsi oleh masyarakat.
5. Entertainment (Hiburan)
Hampir semua media massa menjalankan fungsinya sebagai hiburan. Walaupun
ada beberapa media yang tidak memberikan fungsi tersebut tetapi memberikan
fungsi informasi kepada masyarakat seperti majalah Tempo, Gatra dan lainnya.
Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur adalah untuk mengurangi
ketegangan pikiran khalayak.
2.1.2.
Teknologi Komunikasi
Komunikasi manusia muncul seiring dengan bertumbuhnya manusia itu.
Komunikasi juga berkembang seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia
sehingga menghasilkan teknologi komunikasi yang kita gunakan pada saat ini.
Komunikasi antarmanusia dimulai dengan dikenalnya bahasa yang memungkinkan antar
manusia untuk bisa bekerjasama dan bertahan serta berkembang dengan manusia
lainnya. Setelah ditemukannya bahasa komunikasi antarmanusia berkembang dengan
ditemukannya tulisan yang kemudain disusul dengan kehadiran mesin cetak yang
mempermudah manusia untuk berhubungan antara satu dengan yang lain. Kehadiran
tulisan dan mesin cetak ini juga menjadi dasar berkembangnya pendidikan manusia
yang memungkinkan untuk memperbanyak kegiatan komunikasi antar manusia itu
sendiri. Seiring dengan perkembangan pendidikan manusia, maka mulailah muncul
getaran-getaran elektronik dengan melahirkan penemuan-penemuan baru secara
Universitas Sumatera Utara
berturut-turut yang dimulai dengan penemuan fotografi di atas besi plat (1827), telegraf
oleh Samuel Morse (1844), telegraf cetak oleh David Hughes (1955), Cable
Transatlantik (1866), telepon oleh Alexander Graham Bell (1876), radio telegraf oleh
Guglielmo (1895), dan keberhasilan Amerika dalam mendemostrasikan pesawat tv
hitam putih tahun 1927. Penemuan ini masih berlanjut dengan ditemukannya komputer
pertama kali pada tahun 1942, fotocopy Xerox tahun 1946 oleh Chester Carson, dan
televisi berwarna pada tahun 1951.
Penemuan berbagai teknologi komunikasi ini tidak berhenti hingga disitu, tahun
1957 Rusia berhasil meluncurkan satelit Sputnik ke luar angkasa yang kemudian disusul
dengan meluncurnya satelit Telstar pada tahun 1962 milik Amerika Serikat. Peluncuran
ini membuktikan bahwa semakin berkembangnya komunikasi mengakibatkan
berkembangnya pemikiran manusia. Tahun 1990 penemuan telepon selular dan jaringan
internet ditemukan dan semakin memberi pengaruh terhadap cara manusia
berkomunikasi (dalam Cangara, 2006: 5-7). Saat ini semua informasi yang kita
butuhkan dapat diterima dalam hitungan detik saja. Komunikasi telah memperpendek
jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi dapat menjembatani
antara pikiran, perasaan dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi
membantu seseorang memperluas dunianya dengan bantuan teknologi yang ada.
Teknologi menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat membentuk ekonomi
dan perubahan budaya, pengaruh teknologi terhadap seseorang bergantung pada
bagaimana orang tersebut menggunakan teknologi dalam budaya atau kebiasaannya
sehari-hari. Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi inilah yang memberikan
kekuatan bagi teknologi untuk dapat merubah budaya yang telah ada, termasuk budaya
dalam teknologi komunikasi.
Teknologi komunikasi sebagai salah satu penerapan ilmu pengetahuan berperan
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi
komunikasi
diciptakan untuk
membantu
manusia agar
lebih
mudah untuk
berkomunikasi dalam hal memenuhi kebutuhan informasinya. Dari sini kita bisa melihat
bahwa memang benar teknologi berperan penting dalam komunikasi.
“Rogers (1986) mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat
keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan,
memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain” (dalam Lubis, 2005 :
Universitas Sumatera Utara
42). Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang
berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi” (dalam Severin, 2009 :
305)”.
Setiap perkembangan teknologi yang terjadi, sudah pasti memiliki kelebihan
tersendiri dari teknologi yang sebelumnya. Seperti telepon yang lebih unggul dari pada
surat kabar, dimana telepon bisa lebih cepat mengabarkan sesuatu dengan jarak jauh
dibandingkan dengan surat kabar. Begitu juga dengan teknologi komunikasi dizaman
sekarang ini, dengan adanya teknologi komunikasi berbasis elektronik maka proses
komunikasi bisa berlangsung dengan sangat cepat. Hadirnya teknologi komunikasi
berbasis elektronik ini memudahkan masyarakat atau komunikan untuk memilih jenis
informasi yang bagaimana yang diinginkan dan kapan memerlukan informasi tersebut,
hal ini juga menjadi suatu keunggunlan bagi teknologi komunikasi berbasis elektronik
atau kadang juga kita menyebutnya dengan teknologi digital.
Teknologi digital yang baru menjanjikan jangkauan khalayak yang lebih luas,
dan hampir sampai pada titik khalayak yang terdiri dari perorangan. Seperti yang
dikutip Kennedy dalam bukunya (2002,109) Steven Speilberg menjelaskan,“Teknologi
dapat menjadi teman baik kita, tetapi teknologi juga dapat menjadi pihak yang paling
menyiksa dalam kehidupan kita. Teknologi dapat merintangi cerita kita, menghalangi
kemampuan kita untuk memiliki pemikiran atau mimpi-mimpi membayangkan sesuatu
yang indah karena kita terlalu sibuk menggunakan telepon genggam ketika kita berjalan
dari kantin untuk kembali ke kantor.” (dalam Baran,2012:23). Hal ini menunjukan
bahwa dalam penggunaan teknologi kita harus cermat, bijaksana dan bertanggung
jawab.
Menurut Belch, media (medium) adalah kategori umum dari sistem pengiriman
pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan radio), media cetak (surat kabar
dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media pendukung
lainnya (dalam Morissan, 2010: 179).
Ada banyak ahli yang menjelaskan mengenai media iklan, untuk itu media iklan
secara garis besar dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
-
Above the line/ up the line (media lini atas), yang meliputi : surat kabar, majalah,
televisi, radio, dan media luar ruang,
Universitas Sumatera Utara
-
Below the line/ under the line (media lini bawah), yang meliputi : pameran, direct mail,
kalender, dan sebagainya.(Sukma, 2011 :8)
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, maka peluang bagi para
pengiklan untuk memanfaatkan teknologi yang ada juga semakin besar untuk
memuaskan kebutuhan khalayak mengenai informasi produk mereka. Hal ini bisa kita
lihat semakin berkembangnya media iklan dari media tradisional seperti iklan di
televisi, radio, dan cetak menjadi iklan di media baru yaitu internet.
2.1.3.
Media Baru (New Media)
Pengertian media memiliki kecenderungan bahwa ketika kita mengatakan media
akan muncul serta bersamaan dengan sarana disertai dengan teknologinya. Seperti koran
dengan representasi dari media cetak, radio representasi dari media audio (siar), televisi
sebagai media audio-visual merupakan reperesentasi dari media elektronik, dan internet
sebagai representasi dari media online atau juga sering kita kenal dengan new media.
Media menciptakan dan mempengaruhi hubungan dan bentuk kegiatan manusia.
Pengaruh media telah berkembang dari individu menjadi masyarakat. “Marshall Mc
Luhan (1964) dalam bukunya Understanding Media mengemukakan bahwa teknologi
komunikasi memainkan peran penting dalam tatanan sosial dan budaya baru membawa
perubahan dari media cetak ke media elektronik ” (dalam Tamburaka, 2013: 71).
Perubahan media cetak ke media elektronik atau media digital ini juga diikuti
dengan berkembangnya hadirnya media baru seperti internet
yang memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dengan cepat dan mudah.
Keberadaan media baru yang berbentuk digital ini secara tak langsung mulai mengubah
pola berpikir, budaya dan beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh
bahwa perkembangan teknologi komunikasi dengan kehadiran media baru (digital) ini
telah merubah pola berpikir masyarakat adalah, jika sekitar sepuluh tahun yang lalu
penggunaan internet dikalangan masyarakat masih dikenal langka, tetapi sekarang ini
tidak bisa kita pungkiri bahwa internet dengan berbagai keunggulannya telah mewarnai
kehidupan kita seahari-hari dan kita juga menjadi ketergantungan untuk menggunakan
internet dalam aktivitas kita. Selain itu sekarang ini kita bisa melihat bahwa orang yang
tidak dapat mengakses atau menggunakan internet akan dianggap ketinggalan sekalipun
orang tersebut tidak termasuk di dalam kategori anak muda.
Universitas Sumatera Utara
Media baru (new media) adalah bukti nyata dari perkembangan teknologi
komunikasi yang bisa langsung kita rasakan. Media baru merupakan perkembangan dari
teknologi media yang sudah ada sebelumnya. Salah satu bentuk new media yang
sekarang ini dapat dengan mudah kita temui dan tidak lepas dari kehidupan kita adalah
internet. “Menurut Internet Society (ISOC), internet didefinisikan sebagai kemampuan
menyampaikan informasi global yang cepat, mekanisme penyebaran informasi dan
media kolaborasi dan interaksi antara individu dan komputer mereka tanpa melihat
lokasi secara geografis” (dalam Purwanto, 2011 : 428).
Karakter internet yang berbentuk digital memudahkan khalayak untuk saling
bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya. Media tradisonal seperti televisi,
radio, surat kabar cetak dan majalah tidak lagi menjadi media utama yang diakses oleh
masyarakat, karena kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial menjadi alasan
penggunaan internet sebagai media selain mengakses informasi seputar dunia. Kondisi
inilah yang tidak didapatkan masyarakat ketika menggunakan media tradisional.
Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet
memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet
tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan
sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi
berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider
dan badan telekomunikasi berperan dalamoperasi internet (dalam McQuail, 2009: 2829).
Internet sekarang sangat gampang untuk diakses dengan mengandalkan wifi
ataupun data selular semua orang dapat menggunakannya. Adanya internet semakin
memudahkan orang untuk mencari apa yang mereka inginkan dengan hanya
memasukkan kata kunci untuk mendapatkan apa yang ingin mereka cari.
Mc.Quail (2009: 157) memberikan lima konsep pembeda antara media baru dan
media lama, antara lain :
1. Derajat interaksitivitas, dimana interaksi dalam new media lebih fleksibel dan
lebih tinggi dibanding media konvensional.
2. Derajat social presence (keberadaan sosial) dimana media massa bersifat lebih
personal, mengurangi ambiguitas. Media baru memungkinkan audience untuk
bisa berhubungan secara personal dengan media melalui kontak langsung.
3. Derajat otonomi, dimana pengguna media memiliki kemampuan untuk
mengontrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan menjadi sumber
Universitas Sumatera Utara
independen. Penggunaan new media bisa memiliki media sendiri dan diolah
sendiri.
4. Derajat playfullness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi user
5. Derajat privasi, yang berhubungan dengan tepi isi yang dimiliki para pengguna
media. Mereka bebas menampilkan apa pun di media baru (internet) sehingga
menghasilkan media yang unik (berbeda) dan personal.
Selain menjelaskan menganai konsep pembeda antara media baru dan media
lama, Mc. Quail juga menunjukkan perbedaan antara media lama dan media baru, yaitu:
1. Media lama konsepnya satu objek berbicara pada banyak orang, sementara
media baru bersifat decentralized, yang artinya semua memiliki kesempatan
berbicara kepada siapa pun.
2. Media lama adalah one way communication, sementara media baru two ways
communication yang memungkinkan adanya feedback dari audience.
3. Media lama dibawah kontrol negara, sementara media baru diluar kontrol
negara, bahkan bisa dinikmati oleh siapa pun yang ada di dunia tanpa batasan
negara.
4. Media lama memproduksi lapisan sosial sementara media baru adalah
memproduksi konsep demokratisasi.
5. Media lama memfragmentasikan audience sementara media baru meletakan
audience pada posisi yang sama.
6. Media lama membentuk kebingungan sosial sedangkan media baru berorientasi
pada individu. (Mc.Quail,2009: 160).
Tetapi penggunaan media baru khususnya internet ini juga masih harus
diperhatikan, karena dapat menimbulkan efek negatif. Untuk itu perkembangan internet
sebagai new media juga harus diikuti dengan kebijakan dan pertanggung jawaban
khalayak pengguna. Jika ada sisi negatif maka akan ada pula sisi positif yang diperoleh
dari penggunaan new media ini, seperti media baru atau new media ini dapat merubah
pola pikir masyarakat, pola kehidupan dan juga budaya masyarakat. Seperti pada
pemenuhan kebutuhan informasi melalui internet yang kini banyak diakses oleh
khalayak.
2.1.4.
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan
antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan
kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran)
antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran
Universitas Sumatera Utara
merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan
kepada pelanggan atau kliennya (dalam Shimp, 2003 : 4).
David Pickton & Amanda Broderick mendefinisikan komunikasi pemasaran
yaitu, semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi
antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk
performance pemasaran (dalam Prisgunanto, 2006: 8).
“Asosiasi Pemasaran
Amerika
atau AMA (The American
Marketing
Association) yang anggotanya terdiri atas sejumlah besar profesional pemasaran di
Amerika Serikat dan Kanada, mendefiniskan pemasaran sebagai: The process of
planning and executing the conception, pricing,promotion and distribution of ideas,
goods and services to create exchanges that satisfy individual and organizational
objectives. (Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi
ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta
tujuan organisasi.)” (dalam Morissan, 2010:3).
Dari pengertian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa secara sederhana konsep
komunikasi pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seperti yang dijelaskan Lee, pada buku prinsip-prinsip pokok periklanan bahwa
komponen utama konsep pemasaran yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sebuah organisasi harus
menemukan apa yang memuaskan para konsumen dan menggunakan informasi
ini untuk menciptakan produk yang tepat. Organisasi harus terus menerus
mengubah, mengadaptasi dan mengembangkan produk agar bisa mengikuti
perubahan selera para pelanggan.
2. Upaya pemasaran terkoordinasi di seluruuh organisasi. Pemasaran hanya salah
satu fungsi yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.
3. Pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang mengadopsi konsep pemasaran tidak
hanya memuaskan konsumen (Lee, 2011: 10).
Dalam kegiatan komunikasi pemasaran kita mengenal beberapa bentuk-bentuk
utama dari komunikasi pemasaran yang sering kita temui dalam keseharian kita, yaitu :
1. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar
individu dimana tenaga penjual/ wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan
melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa
Universitas Sumatera Utara
2.
3.
4.
5.
6.
perusahaan. Usaha penjualan ini biasanya disederhanakan dengan memberikan
“diskon perkenalan” kepada pembeli dan meyakinkan mereka melalui iklan.
Iklan (advertising), kampanye memperkenalkan suatu produk baru ini biasanya
dilaksanakan dengan menggunakan komunikasi massa surat kabar, majalah,
radio, televisi dan media lain (internet) atau komunikasi langsung yang didesain
khusus untuk pelanggan antar bisnis maupun pemakai akhir. Kedua bentuk iklan
ini dibiayai oleh sponsor tertentu (si pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai
komunikasi massa (non-personal) karena perusahaan sponsor tersebut secara
simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan
kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. Iklan langsung (direct
advertising) biasa disebut pemasaran berdasarkan data-base, karena telah
mengalami perkembangan dan merupakan akibat efektifitas komunikasi terarah
serta teknologi komputer yang memungkinkan hal itu terjadi.
Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang
mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau
terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Sebagai perbandingan, ada
iklan yang didesain untuk mencapai tujuan lain yaitu menciptakan kesadaran
pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. Promosi penjualan diarahkan
baik untuk perdagangan maupun konsumen. Promosi penjualan yang
berorientasi konsumen biasanya menggunakan kupon, potongan harga setelah
pembelian tertentu, undian dll.
Pemasaran Sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam
mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan
perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu, seperti kegiatan
sosial.
Publisitas, seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa,
namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya
untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk
berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan yang
kemudian dimuat dalam media yang mana informasi tersebut dianggap penting
dan layak disampaikan kepada khalayak mereka, publisitas tidak dibiayai oleh
perusahaan yang mendapatkan manfaatnya.
Komunikasi di tempat pembelian (Point-of-purchase communication)
melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yanng didesain untuk
mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian (dalam
Shimp, 2003:5-7).
Ketika menjalankan suatu kegiatan, kita pasti memiliki tujuan tertentu ketika
menjalankan kegiatan tersebut, seperti tujuan kita makan dan minum adalah agar kita
tetap bisa menjalankan aktivitas kita sehari-hari dengan normal. Begitu juga dengan
kegiatan komunikasi pemasaran, komunikasi pemasaran memiliki tujuan-tujuannya
sendiri.
Seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian atau tujuantujuan di bawah ini(Shimp,2003:160):
Universitas Sumatera Utara
1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, tujuan utama dari
kegiatan pemasaran adalah agar konsumen memilih menggunakan produknya
dan bukan produk pesaingnya. Untuk itu konsumen harus mempunyai keiginan
terhadap suatu kategori produk tertentu sebelum memutuskan untuk membeli
atau menggunakan produk dari suatu merek. Inilah yang dimaksud dengan
membangkitan keinginan akan suatu kategori produk, yang juga disebut sebagai
usaha menciptakan permintaan primer dengan membangkitkan keinginan
konsumen secara agresif.
2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness), serta mendorong sikap
positif yang mempengaruhi niat membeli, setelah keinginan akan suatu kategori
produk tercipta, para pemasar bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian
dari jumlah total pengeluaran konsumen dangn menciptakan permintaan
sekunder (secondary demand) untuk merek tertentu mereka. Pemasar perlu
mengarahkan usaha mereka pada oenciptaan kesadaraan akan merek dan
mempengaruhi sikap serta niat positif atas merek. Kesadaran adalah upaya untuk
membuat konsumen familiar akan suatu merek yang dilakukan dengan
menggunakan iklan, promosi penjualan, dan komunikasi pemasaran lainnya.
Memberikan infomasi kepada orang banyak tentang ciri khusus dan manfaatnya,
serta menunjukkan perbedaannya dari merek pesaing dan menginformasikan
bahwa merek yang ditawarkan lebih baik ditinjau dari sisi fungsional dan
simbolisnya. Jika komunikator sukses menciptakan kesadaran konsumen akan
mereknya, konsumen dapat membentuk sikap (attitudes) positif terhadap merek
tersebut dan mungkin akan muncul niat (intention) untuk membeli merek
tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk dimasa yang akan
datang.
3. Memfasilitasi pembelian, iklan dapat menciptakan kesadaran konsumen akan
merak dan membangun sikap positif, namun jika sebuah merek baru tidak
tersedia ditempat-tempat pembelian atau jika konsumen menganggapnya terlalu
mahal dibandingkan merek pesaing, maka kemungkinan mereak tersebut untuk
dibeli akan berkurang. Namun jika usaha komunikasi pemasaran sebuah
perusahaan berjalan efektif, maka konsumen akan memahami mengapa harga
merek tersebut lebih tinggi dan mungkin akan dianggap lebih menarik dengan
harga premiumnya. Untuk itu, iklan yang efektif berfungsi sebagai fasilitas
pembelian karena memberikan solusi atas persoalan yang ditimbulkan dari
variabel bauran pemasaran (produk, harga dan distribusi).
Dalam perkembangannya komunikasi pemasaran tidak lagi hanya berfokus
untuk mendorong khalayak untuk melakukan pembelian pertama mereka pada suatu
tersebut, tetapi lebih kepada bagaimana memuaskan khalayak pada pembelian
pertamanya yang kemudian memungkinkan terjadinya pembelian kedua atau
selanjutnya dan berujung menjadi pelanggan setia pada produk tersebut.
Konsep AIDDA juga sering digunakan pada komunikasi pemasaraan, dimana
tindakan khalayak yang muncul akibat adanya sesuatu yang menarik perhatian khalayak
tersebut. Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa Promo yang ada pada Aplikasi
Universitas Sumatera Utara
DealMedan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada
konsumen dengan tujuan untuk menarik perhatian agar pesan promo yang disampaikan
dapat diterima oleh konsumen.
Ada beberapa tahapan yang dilalui konsumen dalam menerima pesan promo
yang disampaikan sebelum memutuskan untuk menggunakan promo tersebut atau tidak,
tahapan tersebut yaitu:
- Attention (Perhatian)
Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu
tentang sesuatu yang dilihatnya. Pada tahap ini konsumen melihat dan membaca
mengenai promo yang ada pada Aplikasi DealMedan. Pesan promo yang
disampaikan, dikemas semenarik mungkin sehingga konsumen yang melihatnya
merasa ingin tahu yang menimbulkan perhatian khusus bagi promo yang ada
pada aplikasi ini.
- Interest (Tertarik / Minat)
Pada tahap minat ini, komunikator berupaya untuk membangkitkan minat
khalayak untuk memesan dimana pendekatan yang dilakukan dengan membuat
gambar dan promo semenarik mungkin. Setelah konsumen memberikan
perhatian khusus, hal ini menunjukkan bahwa konsumen tersebut sudah terfokus
pada promo yang ada pada aplikasi ini. Fokus konsumen pada promo yang ada
pada DealMedan mengubah rasa perhatian konsumen menjadi minat yang
kemudian menjadi tertarik dengan keberadaan aplikasi ini.
- Desire (Hasrat)
Setelah keinginan dan minat sudah timbul maka akan muncul hasrat untuk
menggunakan produk tersebut, disini konsumen akan lebih aktif lagi mencari
tahu mengenai produk tersebut, dan komunikator pada tahap ini tidak hanya
sebatas informatif saja tetapi lebih kepada persuasif agarkonsumen memiliki
dorongan untuk menggunakan aplikasi DealMedan untuk membeli promo yang
akan digunakan.
Ketika konsumen sudah tertarik dengan promo yang
tersediamaka tahapan selanjutnya adalah munculnya dorongan yang
menggerakkan keinginan pada diri konsumen untuk membeli promo
menggunakan aplikasi ini.
- Decision (Keputusan)
Ketika komunikator semakin persuasif maka khalayak juga semakin yakin untuk
memutuskan pilihannya, apakah khalayak menerima atau menolak untuk
menggunakan promo yang tersedia pada aplikasi DealMedan. Setelah timbulnya
dorongan untuk menggunakan promo maka tahapan selanjutnya adalah
timbulnya kecenderungan konsumen untuk mengambil tindakan pembelian
melalui aplikasi ini. Tindakan pembelian inilah yang nantinya menjadi
keputusan konsumen apakah akan menggunakan promo tersebut atau tidak.
- Action (Tindakan)
Tahapan terakhir adalah tindakan, dimana tahapan ini merupakan wujud dari
keseluruhan dari tahapan ini dan merupakan jawaban dari harapan komunikator
akan pesan yang disampaikannya. Pada tahapan ini konsumen memberikan suatu
tindakan nyata yaitu dengan memberikan keputusan untuk melakukan tindakan
Universitas Sumatera Utara
pembelian yang ditawarkan pada aplikasi ini. Dengan melakukan pembelian
maka tujuan komunikator menyampaikan dapat diterima oleh konsumen.
2.1.4.1.
Promosi
Dalam komunikasi pemasaran kita mengenal konsep bauran pemasaran
(marketing mix). Pada dasarnya, marketing communication mix terdiri atas 4 (empat)
elemen dasar, yaitu, product, price, place dan juga promotion.
Michael Ray, mendefinisikan promosi sebagai “ the coordination of all selleriniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and
services or promote an idea” (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual
untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan
jasa atau memperkenalkan suatu gagasan) (dalam Morissan, 2010: 16).
“Promosi adalah salah satu komponen prioritas dari kegiatan pemasaran yang
memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang
menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian“ (dalam Hermawan, 2012:
38).
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa promosi menjadi salah satu poin
penting dalam komunikasi pemasaran. Promosi menjadi sarana untuk mempersuasif
khalayak secara lebih aktif lagi untuk menggunakan suatu produk. Promosi berupaya
untuk memberikan rangsangan pada sikap pembelian, melalui kebiasaan khalayak yang
membeli produk secara mendadak menjadi target dari kegiatan promosi ini.
Secara sederhana, Kuncoro (2010:134) tujuan promosi terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
1.
Memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru.
2.
Mengingatkan pelanggan tentang merek perusahaan.
3.
Mempengaruhi pelanggan untuk membeli.
Umumnya fokus penggunaan promosi pada kegiatan komunikasi pemasaran
adalah ketika adanya sebuah produk atau jasa bar diluncurkan dan bagaimana cara
mengajak orang ntuk mencoba menggunakan barang atau jasa tersebut. Promosi
biasanya mencoba menawarkan barang tersebut kepada konsumen dengan ajakan untuk
segera membeli produk atau jasa tersebut, sehingga menimbulkan kesan bahwa produk
atau jasa tersebut lebih berharga. Melalui kegiatan promosi ini juga konsumen yang
Universitas Sumatera Utara
awalnya sama sekali tidak mengetahui informasi mengenai produk yang ditawarkan
menjadi tahu, serta menggunakannnya, dan berusaha untuk membujuk konsumen
kembali menggunakan produk tersebut. Selain itu, promosi juga bertujuan untuk
membangun brand serta menguatkan citra dan pesan periklanan. Promosi dapat
menciptakan afinitas antara brand dan pembeli, dan menyediakan segmen baru untuk
mencapai segmen audiensi. Promosi juga menciptakan keterlibatan brand dan
pengalaman positif yang orang akan asosiasikan dengan brand.
Suatu program promosi dalam kegiatan komunikasi pemasaran memiliki beberapa
elemen dasar yang disebut dengan bauran promosi atau promotion mix, yaitu iklan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas, pernjualan
personal (personal selling), interactive/ internet marketing, dan direct marketing. Dari
program promosi ini biasanya terjadi pembelian yang direncanakan oleh khalayak,
didukung dengan keterbatasan waktu dan keuntungan yang didapatkan khalayak
tersebut maka jumlah penjualan dapat mengalami peningkatan.
2.1.5.
Minat
Banyak orang yang tidak mengerti arti sebenarnya istilah minat (interest). Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat (Hurlock, 1992: 114).
Minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang
menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain,
atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya
seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas
(www.belajarpsikologi.com). Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang
merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan (Effendy, 2003: 103).
Minat terjadi dari perhatian dari obyek yang dianggap menarik atau berharga bagi
dirinya, dan tidak hanya berlangsung sekali. Dengan kata lain, kecenderungan untuk
menyelidiki apa yang dilakukan oleh seseorang lamakelamaan akan menimbulkan minat
(Iskandar, 2010: 48).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
Universitas Sumatera Utara
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki
minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya
serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong proses belajar selanjutnya (Slameto, 2010:
103).
Menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat ialah
keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.
Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara
intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan
(kognitif), emosi (afektif) dan kemauan (konasi), baik dalam perubahan sikap maupun
tindakan:
a. Pengenalan (Kognitif)
Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dengan
dunia luarnya. Mulai saat itu ia menerima stimulus atau rangsangan dari luar disamping
menerima rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Efek ini membahas bagaimana media
massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh
informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara
langsung.
Agar ia dapat menyadari sesuatu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
1. Adanya obyek yang diamati.
2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat yang menerima
stimulus.
3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula
adanya perhatian.
b. Emosi (Afektif)
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita
alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan
bersifat subjektif.Afek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa
Universitas Sumatera Utara
ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak
disadari dan disertai dengan gejala jasmaniah yang hebat pula.
Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak
tentang sesuatu, tetapi lebih daripada itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.
c. Kemauan (Konasi)
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan
sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan
pelaksanaan suatu tujuan.
Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat.
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Dalam berfungsinya
kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan. Kehendak dibagi atas:
1. Dorongan
2. Keinginan
3. Kemauan
Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah:
a. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap
suatu objek.
b. Minat dapat berubah-ubah (situasional dan temporer).
c. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus
maupun objek.
Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut.
2.1.6.
Perilaku Konsumen
2.1.6.1.
Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut
Mowen
(2002)bahwa,
behaviour)didefinisikansebagaistuditentang
prosespertukaranyang
“perilaku
konsumen
(consumer
unitpembelian(buying
units)dan
melibatkanperolehan,
konsumsidanpembuanganbarang,
jasa,pengalamansertaide-ide”.SedangkanmenurutKotler
konsumen
merupakan
studi
tentang
cara
(2007)bahwa,
individu,
“perilaku
kelompok,
organisasimenyeleksi,membeli,menggunakan,danmemposisikanbarang,jasa,
dan
gagasan,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.
Universitas Sumatera Utara
The
AmericanMarketingAssociationdalamSetiadi(2003)menyatakan
bahwaperilakukonsumenmerupakaninteraksidinamisantaraafeksi&kognisi,
perilaku,danlingkungannya dimana manusia melakukankegiatanpertukaran dalam hidup
mereka.
Dari definisitersebut terdapat 3 (tiga) idepenting perilakukonsumen,yaitu :
1. Perilakukonsumenbersifatdinamis.Ituberartibahwa
perilakuseorang
konsumen,grupkonsumen,
ataupun
masyarakatluasselaluberubahdan
bergerak sepanjangwaktu.
2. Perilakukonsumenmelibatkaninteraksiantaraafeksi(perasaan)dankognisi
(pemikiran), perilakudankejadian di sekitar.
3. Perilakukonsumenmelibatkanpertukaran,karenaituperanpemasaranadalah
untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan
penerapan strategi pemasaran.
Solomon(2003)
menyatakanbahwa,“consumerbehavioristheprocess
involvedwhenindividualsorgroupsselest,purchase,
use,adndisposeofgoods,
services,ideas,orexperiencestosatisfytheirneedsanddesires”.
Yangdapat diartikan
bahwaperilaku konsumen merupakan suatu proses yangmelibatkan seseorangataupun
suatukelompokuntukmemilih,membeli,menggunakandan
memanfaatkanbarang-
barang,pelayanan,ide,ataupunpengalan untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan.
Menurut
James
F. Engel
(1968:
sebagaitindakan-tindakanindividu
8) perilaku konsumen
didefenisikan
yangsecaralangsungterlibatdalam
memperolehdanmenggunakanbarang-barangjasa
usaha
ekonomistermasukproses
pengambilankeputusanyang mendahuluidanmenentukantindakan-tindakan tersebut.
DavidL.Loudon dan Albert J. DellaBitta(1984:6) mengemukakan bahwa
perilakukonsumendapatdidefenisikansebagaiprosespengambilankeputusan
danaktivitasindividusecarafisikyang dilibatkandalamprosesmengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau mempergunakanbarang-barangdan jasa.
SelanjutnyamenurutGeraldZaltmandanMelanie
menjelaskanbahwa
sosialyang
Wallendorf
(1979:6)
perilakukonsumenadalahtindakan-tindakan,proses,dan hubungan
dilakukan
individu,
kelompok
mendapatkan,menggunakansuatuprodukataulainnya
dan
organisasidalam
sebagaisuatuakibatdari
pengalamannyadengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya.
Berdasarkan pendapatpara ahlidiatasdapatdisimpulkanbahwaperilaku konsumen
adalahtindakan-tindakanyang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasiyang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan
denganprosespengambilankeputusandalam
mendapatkan,menggunakanbarang-barang
ataujasaekonomisyangdapat
dipengaruhi
lingkungan (Anwar, 2009: 3).
Pengertianlainnyatentang
perilakukonsumenadalahsebagaiproses
kegiatanyangterlibatketikaorang
dan
mencari,memilih,membeli,menggunakan,
mengevaluasidanmembuangprodukdanjasa untukmemuaskan kebutuhandan keinginan
mereka (Morissan, 2010: 84).
Perilakukonsumenadalahmengkajibagaimanapara
pembeli,baiksebagai
individumaupunorganisasimendapatkandanmempergunakanbarang-barang dan jasa-jasa
termasukdidalamnyadalammengambilkeputusanuntukmelakukan
tersebut(Hadi,2007)
sedangkanmenurut
perilakukonsumenadalahstuditentang
pertukaranyang
kegiatan-kegiatan
Mowen(2002)
unitpembelian(buyingunits)danproses
melibatkanperolehan,konsumsi,danpembuanganbarang,jasa,
pengalaman, sertaide-ide.
2.1.6.2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kotler (2007) mengatakanbahwa,“perilakupembeliankonsumen dipengaruhioleh
faktor-faktorbudaya,sosial,pribadi,danpsikologis”. Beberapa faktoryangmempengaruhi
perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya,sub-budaya,dankelassosialsangatpenting
bagiperilakupembelian.
Budayamerupakanpenentu
keinginandanperilakupalingdasar.Masing- masing
budayaterdiridarisejumlahsub-budayayanglebihmenampakkan identifikasi dan
sosialisasi
khusus
bagi
para
anggotanya.
Sub-budaya
mencakupkebangsaan,agama, kelompokras,danwilayahgeografis.Pada dasarnya,
semua
masyarakatmanusia
memiliki
stratifikasisosial.
Stratifikasi
lebihseringditemukandalambentukkelassosial,pembagianmasyarakat
yangrelatifhomogendanpermanen,yang
tersusunsecarahirarkisdanyang
paraanggotanyamenganutnilai,minat,danperilakuserupa.
Kelassosial
memilikibeberapaciri.Pertama,orang-orang
didalamkelassosialyang
sama
cenderungberperilakulebihseragamdaripadaorang-orang dariduakelas sosial yang
berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posi sisi inferior atausuperior
dikelassosialmereka.Ketiga, kelassosialditandai oleh sekumpulan variabelseperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan,danorientasinilaibukannya
satuvariabel.Keempat,
individu
dapatpindahdarisatutanggaketanggalainpadakelassosialnyaselama
masahidupmereka.Besarnyamobilitasituberbeda-beda,tergantung
pada
seberapakaku stratifikasi sosial dalam masyarakattertentu.
2. Faktor sosial
Universitas Sumatera Utara
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,sepertikelompok
acuan,keluarga,sertaperan danstatussosial.Kelompokacuanmembuat seseorang
menjalani perilakudangayahidup barudan memengaruhi perilaku sertakonsep
pribadiseseorang,kelompokacuanmenuntutorang
untuk
mengikutikebiasaankelompoksehingga
dapatmempengaruhipilihan
seseorangakanproduk
danmerekaktual.Keluarga orientasiterdiridari orang
tuadansaudarakandung
seseorang.Dariorang
tuaseseorang
mendapatkanorientasiatas
agama,politik,danekonomiserta
ambisi,pribadi,
hargadiridancinta.Kedudukanorang
itudimasing-masing
kelompokdapat
ditentukan berdasarkanperan dan statusnya. Peran meliputikegiatanyang
diharapkanakandilakukanolehseseorang.Masing-masing peran menghasilkan
status.
3. Faktor Pribadi
Keputusanpembelijugadipengaruhioleh
karakteristikpribadi.Karakteristik
tersebutmeliputiusia dan tahap dalamsiklushidup,pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, serta nilaidan gayahidup pembeli.
4. Faktor Psikologi
Satuperangkatprosespsikologisberkombinasidengan
karakteristikkonsumentertentuuntuk
menghasilkanproseskeputusandan
keputusanpembelian.Empatprosespsikologispenting-motivasi,per
pembelajaran,
danmemori-secarafundamental
mempengaruhi
sepsi,
tanggapan
konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
2.2.
Kerangka Pemikiran
Kerangka konsep adalah tahapan di mana peneliti dapat menggambarkan
rancangan dan strategi penelitian yang akan dijalankan. Bungin mengartikan konsep
sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
mengambarkan berbagai fenomena yang sama (2008:59).Agar konsep dapat diteliti
secara empiris maka harus di operasionalkan dengan mengubahkan menjadi variabel.
Adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2.2.1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi timbulnya atau berubahnya variabel
terikat sehingga variabel bebas dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Aplikasi DealMedan sebagai Media Promosi
Sale.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.
Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah TindakanMembeli mahasiswa FISIP USU
sebagai Pengguna Aplikasi DealMedan.
2.2.3.
Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini karakteristik responden terbagi atas jenis kelamin,
departemen, angkatan, pengguna aplikasi DealMedan, memiliki aplikasi DealMedan
dan uang saku responden.
Gambar 1.
Model Teoritis Penelitian
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Aplikasi DealMedan
Tindakan Membeli
Sebagai Media
Mahasiswa FISIP
Promosi Sale
USU
Karakteristik
Responden
Sumber: Hasil Penelitian 2017
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ,
yakni sebagai berikut :
Tabel 1.
Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X):
•
Tampilan Aplikasi
Aplikasi DealMedan sebagai Media
•
Channel Aplikasi
Promosi.
•
Informasi yang disajikan
•
Bahasa yang digunakan
•
Tata cara transaksi
Variabel Terikat (Y):
•
Attention (perhatian)
Tindakan Membeli Mahasiswa FISIP
•
Interest (minat)
USU sebagai Pengguna Aplikasi.
•
Desire (hasrat)
•
Decision (keputusan)
•
Action (tindakan)
•
Jenis kelamin
•
Departemen
•
Angkatan
•
Uang saku
•
Frekuensi membeli
Karakteristik Responden
2.4.
Defenisi Oprasional
Variabel oprasional yang meliputi variabel penelitian diatas adalah sebagai
berikut:
a. Variabel bebas (X) tentang promo pada aplikasi DealMedan terdiri dari:
a) Tampilan Aplikasi adalah bagaimana layout yang ditampilkan aplikasi.
b) Channel Aplikasi adalah sub pilihan promo yang tersedia pada aplikasi.
c) Informasi yang disajikan adalah informasi yang disajikan pada aplikasi
yaitu tentang produk promosi yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
d) Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan
setiap promosi.
e) Tata cara transaksi adalah aturan-aturan yang harus diikuti dan dipatuhi
oleh pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi.
b. Variabel terikat (Y) tentang tindakan membeli pengguna aplikasi
DealMedan di FISIP USU terdiri dari:
a) Attention (perhatian) adalah frekuensi mahasiswa membuka aplikasi
DealMedan.
b) Interest (minat) adalah ketertarikan mahasiswa terhadap promo yang ada
pada aplikasi DealMedan.
c) Desire (hasrat) adalah dimana ada timbulnya keinginan dan hasrat oleh
mahasiswa untuk membeli promo yang ada pada aplikasi DealMedan.
d) Decision (keputusan) adalah dimana mahasiswa berniat untuk membeli
promo dari aplikasi dan memutuskan untuk menggunakan promo.
e) Action (tindakan) adalah mahasiswa melakukan tindakan pembelian
promo melalui aplikasi DealMedan dan menggunakan promo tersebut.
c. Karakteristik Responden terdiri dari :
a) Jenis kelamin adalah dilihat dari jenis kelamin pengguna Aplikasi
DealMedan, laki-laki atau perempuan.
b) Departemen adalah jurusan dari pengguna Aplikasi DealMedan berasal.
c) Angkatan adalah angkatan dari pengguna Aplikasi DealMedan yaitu
2014-2016.
d) Uang saku adalah uang yang didapatkan oleh pengguna Aplikasi
DealMedan baik itu dari orangtua maupun sudah bekerja selama sebulan.
e) Frekuensi membeli adalah frekuensi membeli yang dilakukan oleh
pengguna Aplikasi DealMedan, yaitu minimal 3 kali.
2.5.
Hipotesis
Hipotesis
dipandang
sebagai
kongklusi
yang
sifatnya
sementara
atau
jawabansementara bagi masalah yang dihadapi. Hipotesis juga mempunyai fungsi
sebagaipengarah yang memberikan batasan-batasan mengenai macam-macam data yang
harusdikumpulkan, cara-cara pengumpulan data, dan model analisis yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan yang menyatakan
tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang memerlukan pembuktian
secara empiris (dalam Mantra, 2004: 59).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Terdapat Pengaruh antara Aplikasi DealMedan Sebagai Media Promosi Sale
terhadap keputusan membeli mahasiswa FISIP USU.
Ho : Tidak terdapat Pengaruh antara Aplikasi DealMedan Sebagai Media Promosi Sale
terhadap keputusan membeli mahasiswa FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
Download