BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori Kerangkateoriadalahsusatukumpulanteoridanliteraturyangmenjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam kerangka teoritir,secaralogisdikembangkandandielaborasikajaringanjaringandariasosiasiantaravariabelvariabelyangdiidentifikasimelaluisurveyatautelaahliteratur.(Silalahi,2009:92). Kerangkateoridiperlukandalamsuatupenelitiansebagailandasankerangka berpikirpenelitiuntukmemecahkanmasalahsecarasistematis.Penyelesaianini perludisusunkerangkateoriyangsesuaidenganpenelitianyangakanmemuatinti pemikirandanmasalahtersebutdapattergambarkandarisudutmanapenelitiakanmembahasn ya. Teori adalah himpunan konsep, defenisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Kriyantono, 2008: 43) Adapun teoriyangdigunakan dalam penelitian iniadalah Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Media Baru (New Media), Komunikasi Pemasaran, Minat dan Perilaku Konsumen. 2.1.1. Komunikasi Massa Dalam pembahasan komunikasi massa, perlu dibedakan definisi massa dalam arti umum dengan komunikasi massa. Massa dalam pembahasan komunikasi massa lebih menunjuk kepada si penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audiens, penonton, pemirsa dan pembaca. Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah media massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian, 2008: 450). Menurut Tan dan Wright, komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004: 3). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana Universitas Sumatera Utara dirumuskan oleh Bittner (dalam Rakhmat, 2007:188): “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people” yang berarti komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi-definisi komunikasi massa yang telah dipaparkan secara prinsip mengandung makna yang sama, bahkan antara definisi yang satu dan definisi yang lain saling melengkapi. Melalui definisi-definisi tersebut, dapat diketahui karakteristik komunikasi massa sebagai berikut (Ardianto, 2004: 7): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu mengunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukkan untuk semua orang dan tidak ditujukkan untuk sekelompok orang saja. Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena cara berkomunikasinya menggunakan media sehingga tidak bertatap muka secara langsung. Selain anonim, komunikan komunikasi massa juga bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda dan berada di mana saja. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Jumlah sasaran khalayak atau komunikan dalam komunikasi massa relatif dalam jumlah banyak dan tak terbatas. Komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam komunikasi massa, isi harus disusun sedemikian rupa dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. Komunikasi Massa bersifat Satu Arah Komunikasi massa adalah komunikasi dengan atau melalui media massa. Karena melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu arah. Stimulasi Alat Indra Terbatas Stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa yang digunakan. Pada suratkabar dan majalah pembaca hanya melihat, radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Umpan Balik Tertunda Umpan balik dalam komunikasi massa tidak terjadi secara langsung karena komunikator tidak dapat melihat reaksi atau tanggapan dari komunikan secara langsung. Universitas Sumatera Utara Komunikasi massa memiliki fungsi-fungsi penting terhadap masyarakat. Dominick membagi fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Ardianto, 2004: 15): 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk utama, yaitu: a. Fungsi pengawasan peringatan yaitu menginformasikan berbagai hal terutama tentang ancaman kepada masyarakat. b. Fungsi pengawasan instrumental yaitu menyampaikan atau menyebarkan informasi yang berguna dan dapat membantu khalayak/masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya mencari dan menyimpang data serta fakta, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau layak ditayangkan. 3. Linkage (Pertalian) Media massa mampu menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk suatu pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai) Media massa memberikan nilai-nilai kepada masyarakat dan berharap nilai-nilai ini bisa diadopsi oleh masyarakat. 5. Entertainment (Hiburan) Hampir semua media massa menjalankan fungsinya sebagai hiburan. Walaupun ada beberapa media yang tidak memberikan fungsi tersebut tetapi memberikan fungsi informasi kepada masyarakat seperti majalah Tempo, Gatra dan lainnya. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. 2.1.2. Teknologi Komunikasi Komunikasi manusia muncul seiring dengan bertumbuhnya manusia itu. Komunikasi juga berkembang seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia sehingga menghasilkan teknologi komunikasi yang kita gunakan pada saat ini. Komunikasi antarmanusia dimulai dengan dikenalnya bahasa yang memungkinkan antar manusia untuk bisa bekerjasama dan bertahan serta berkembang dengan manusia lainnya. Setelah ditemukannya bahasa komunikasi antarmanusia berkembang dengan ditemukannya tulisan yang kemudain disusul dengan kehadiran mesin cetak yang mempermudah manusia untuk berhubungan antara satu dengan yang lain. Kehadiran tulisan dan mesin cetak ini juga menjadi dasar berkembangnya pendidikan manusia yang memungkinkan untuk memperbanyak kegiatan komunikasi antar manusia itu sendiri. Seiring dengan perkembangan pendidikan manusia, maka mulailah muncul getaran-getaran elektronik dengan melahirkan penemuan-penemuan baru secara Universitas Sumatera Utara berturut-turut yang dimulai dengan penemuan fotografi di atas besi plat (1827), telegraf oleh Samuel Morse (1844), telegraf cetak oleh David Hughes (1955), Cable Transatlantik (1866), telepon oleh Alexander Graham Bell (1876), radio telegraf oleh Guglielmo (1895), dan keberhasilan Amerika dalam mendemostrasikan pesawat tv hitam putih tahun 1927. Penemuan ini masih berlanjut dengan ditemukannya komputer pertama kali pada tahun 1942, fotocopy Xerox tahun 1946 oleh Chester Carson, dan televisi berwarna pada tahun 1951. Penemuan berbagai teknologi komunikasi ini tidak berhenti hingga disitu, tahun 1957 Rusia berhasil meluncurkan satelit Sputnik ke luar angkasa yang kemudian disusul dengan meluncurnya satelit Telstar pada tahun 1962 milik Amerika Serikat. Peluncuran ini membuktikan bahwa semakin berkembangnya komunikasi mengakibatkan berkembangnya pemikiran manusia. Tahun 1990 penemuan telepon selular dan jaringan internet ditemukan dan semakin memberi pengaruh terhadap cara manusia berkomunikasi (dalam Cangara, 2006: 5-7). Saat ini semua informasi yang kita butuhkan dapat diterima dalam hitungan detik saja. Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi dapat menjembatani antara pikiran, perasaan dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membantu seseorang memperluas dunianya dengan bantuan teknologi yang ada. Teknologi menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat membentuk ekonomi dan perubahan budaya, pengaruh teknologi terhadap seseorang bergantung pada bagaimana orang tersebut menggunakan teknologi dalam budaya atau kebiasaannya sehari-hari. Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi inilah yang memberikan kekuatan bagi teknologi untuk dapat merubah budaya yang telah ada, termasuk budaya dalam teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi sebagai salah satu penerapan ilmu pengetahuan berperan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi komunikasi diciptakan untuk membantu manusia agar lebih mudah untuk berkomunikasi dalam hal memenuhi kebutuhan informasinya. Dari sini kita bisa melihat bahwa memang benar teknologi berperan penting dalam komunikasi. “Rogers (1986) mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain” (dalam Lubis, 2005 : Universitas Sumatera Utara 42). Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi” (dalam Severin, 2009 : 305)”. Setiap perkembangan teknologi yang terjadi, sudah pasti memiliki kelebihan tersendiri dari teknologi yang sebelumnya. Seperti telepon yang lebih unggul dari pada surat kabar, dimana telepon bisa lebih cepat mengabarkan sesuatu dengan jarak jauh dibandingkan dengan surat kabar. Begitu juga dengan teknologi komunikasi dizaman sekarang ini, dengan adanya teknologi komunikasi berbasis elektronik maka proses komunikasi bisa berlangsung dengan sangat cepat. Hadirnya teknologi komunikasi berbasis elektronik ini memudahkan masyarakat atau komunikan untuk memilih jenis informasi yang bagaimana yang diinginkan dan kapan memerlukan informasi tersebut, hal ini juga menjadi suatu keunggunlan bagi teknologi komunikasi berbasis elektronik atau kadang juga kita menyebutnya dengan teknologi digital. Teknologi digital yang baru menjanjikan jangkauan khalayak yang lebih luas, dan hampir sampai pada titik khalayak yang terdiri dari perorangan. Seperti yang dikutip Kennedy dalam bukunya (2002,109) Steven Speilberg menjelaskan,“Teknologi dapat menjadi teman baik kita, tetapi teknologi juga dapat menjadi pihak yang paling menyiksa dalam kehidupan kita. Teknologi dapat merintangi cerita kita, menghalangi kemampuan kita untuk memiliki pemikiran atau mimpi-mimpi membayangkan sesuatu yang indah karena kita terlalu sibuk menggunakan telepon genggam ketika kita berjalan dari kantin untuk kembali ke kantor.” (dalam Baran,2012:23). Hal ini menunjukan bahwa dalam penggunaan teknologi kita harus cermat, bijaksana dan bertanggung jawab. Menurut Belch, media (medium) adalah kategori umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media pendukung lainnya (dalam Morissan, 2010: 179). Ada banyak ahli yang menjelaskan mengenai media iklan, untuk itu media iklan secara garis besar dikelompokkan menjadi 2, yaitu: - Above the line/ up the line (media lini atas), yang meliputi : surat kabar, majalah, televisi, radio, dan media luar ruang, Universitas Sumatera Utara - Below the line/ under the line (media lini bawah), yang meliputi : pameran, direct mail, kalender, dan sebagainya.(Sukma, 2011 :8) Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, maka peluang bagi para pengiklan untuk memanfaatkan teknologi yang ada juga semakin besar untuk memuaskan kebutuhan khalayak mengenai informasi produk mereka. Hal ini bisa kita lihat semakin berkembangnya media iklan dari media tradisional seperti iklan di televisi, radio, dan cetak menjadi iklan di media baru yaitu internet. 2.1.3. Media Baru (New Media) Pengertian media memiliki kecenderungan bahwa ketika kita mengatakan media akan muncul serta bersamaan dengan sarana disertai dengan teknologinya. Seperti koran dengan representasi dari media cetak, radio representasi dari media audio (siar), televisi sebagai media audio-visual merupakan reperesentasi dari media elektronik, dan internet sebagai representasi dari media online atau juga sering kita kenal dengan new media. Media menciptakan dan mempengaruhi hubungan dan bentuk kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang dari individu menjadi masyarakat. “Marshall Mc Luhan (1964) dalam bukunya Understanding Media mengemukakan bahwa teknologi komunikasi memainkan peran penting dalam tatanan sosial dan budaya baru membawa perubahan dari media cetak ke media elektronik ” (dalam Tamburaka, 2013: 71). Perubahan media cetak ke media elektronik atau media digital ini juga diikuti dengan berkembangnya hadirnya media baru seperti internet yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dengan cepat dan mudah. Keberadaan media baru yang berbentuk digital ini secara tak langsung mulai mengubah pola berpikir, budaya dan beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh bahwa perkembangan teknologi komunikasi dengan kehadiran media baru (digital) ini telah merubah pola berpikir masyarakat adalah, jika sekitar sepuluh tahun yang lalu penggunaan internet dikalangan masyarakat masih dikenal langka, tetapi sekarang ini tidak bisa kita pungkiri bahwa internet dengan berbagai keunggulannya telah mewarnai kehidupan kita seahari-hari dan kita juga menjadi ketergantungan untuk menggunakan internet dalam aktivitas kita. Selain itu sekarang ini kita bisa melihat bahwa orang yang tidak dapat mengakses atau menggunakan internet akan dianggap ketinggalan sekalipun orang tersebut tidak termasuk di dalam kategori anak muda. Universitas Sumatera Utara Media baru (new media) adalah bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi yang bisa langsung kita rasakan. Media baru merupakan perkembangan dari teknologi media yang sudah ada sebelumnya. Salah satu bentuk new media yang sekarang ini dapat dengan mudah kita temui dan tidak lepas dari kehidupan kita adalah internet. “Menurut Internet Society (ISOC), internet didefinisikan sebagai kemampuan menyampaikan informasi global yang cepat, mekanisme penyebaran informasi dan media kolaborasi dan interaksi antara individu dan komputer mereka tanpa melihat lokasi secara geografis” (dalam Purwanto, 2011 : 428). Karakter internet yang berbentuk digital memudahkan khalayak untuk saling bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya. Media tradisonal seperti televisi, radio, surat kabar cetak dan majalah tidak lagi menjadi media utama yang diakses oleh masyarakat, karena kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial menjadi alasan penggunaan internet sebagai media selain mengakses informasi seputar dunia. Kondisi inilah yang tidak didapatkan masyarakat ketika menggunakan media tradisional. Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalamoperasi internet (dalam McQuail, 2009: 2829). Internet sekarang sangat gampang untuk diakses dengan mengandalkan wifi ataupun data selular semua orang dapat menggunakannya. Adanya internet semakin memudahkan orang untuk mencari apa yang mereka inginkan dengan hanya memasukkan kata kunci untuk mendapatkan apa yang ingin mereka cari. Mc.Quail (2009: 157) memberikan lima konsep pembeda antara media baru dan media lama, antara lain : 1. Derajat interaksitivitas, dimana interaksi dalam new media lebih fleksibel dan lebih tinggi dibanding media konvensional. 2. Derajat social presence (keberadaan sosial) dimana media massa bersifat lebih personal, mengurangi ambiguitas. Media baru memungkinkan audience untuk bisa berhubungan secara personal dengan media melalui kontak langsung. 3. Derajat otonomi, dimana pengguna media memiliki kemampuan untuk mengontrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan menjadi sumber Universitas Sumatera Utara independen. Penggunaan new media bisa memiliki media sendiri dan diolah sendiri. 4. Derajat playfullness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi user 5. Derajat privasi, yang berhubungan dengan tepi isi yang dimiliki para pengguna media. Mereka bebas menampilkan apa pun di media baru (internet) sehingga menghasilkan media yang unik (berbeda) dan personal. Selain menjelaskan menganai konsep pembeda antara media baru dan media lama, Mc. Quail juga menunjukkan perbedaan antara media lama dan media baru, yaitu: 1. Media lama konsepnya satu objek berbicara pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized, yang artinya semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapa pun. 2. Media lama adalah one way communication, sementara media baru two ways communication yang memungkinkan adanya feedback dari audience. 3. Media lama dibawah kontrol negara, sementara media baru diluar kontrol negara, bahkan bisa dinikmati oleh siapa pun yang ada di dunia tanpa batasan negara. 4. Media lama memproduksi lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi. 5. Media lama memfragmentasikan audience sementara media baru meletakan audience pada posisi yang sama. 6. Media lama membentuk kebingungan sosial sedangkan media baru berorientasi pada individu. (Mc.Quail,2009: 160). Tetapi penggunaan media baru khususnya internet ini juga masih harus diperhatikan, karena dapat menimbulkan efek negatif. Untuk itu perkembangan internet sebagai new media juga harus diikuti dengan kebijakan dan pertanggung jawaban khalayak pengguna. Jika ada sisi negatif maka akan ada pula sisi positif yang diperoleh dari penggunaan new media ini, seperti media baru atau new media ini dapat merubah pola pikir masyarakat, pola kehidupan dan juga budaya masyarakat. Seperti pada pemenuhan kebutuhan informasi melalui internet yang kini banyak diakses oleh khalayak. 2.1.4. Komunikasi Pemasaran Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran Universitas Sumatera Utara merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (dalam Shimp, 2003 : 4). David Pickton & Amanda Broderick mendefinisikan komunikasi pemasaran yaitu, semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (dalam Prisgunanto, 2006: 8). “Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American Marketing Association) yang anggotanya terdiri atas sejumlah besar profesional pemasaran di Amerika Serikat dan Kanada, mendefiniskan pemasaran sebagai: The process of planning and executing the conception, pricing,promotion and distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and organizational objectives. (Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi.)” (dalam Morissan, 2010:3). Dari pengertian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa secara sederhana konsep komunikasi pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Seperti yang dijelaskan Lee, pada buku prinsip-prinsip pokok periklanan bahwa komponen utama konsep pemasaran yaitu: 1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sebuah organisasi harus menemukan apa yang memuaskan para konsumen dan menggunakan informasi ini untuk menciptakan produk yang tepat. Organisasi harus terus menerus mengubah, mengadaptasi dan mengembangkan produk agar bisa mengikuti perubahan selera para pelanggan. 2. Upaya pemasaran terkoordinasi di seluruuh organisasi. Pemasaran hanya salah satu fungsi yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. 3. Pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang mengadopsi konsep pemasaran tidak hanya memuaskan konsumen (Lee, 2011: 10). Dalam kegiatan komunikasi pemasaran kita mengenal beberapa bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran yang sering kita temui dalam keseharian kita, yaitu : 1. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/ wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa Universitas Sumatera Utara 2. 3. 4. 5. 6. perusahaan. Usaha penjualan ini biasanya disederhanakan dengan memberikan “diskon perkenalan” kepada pembeli dan meyakinkan mereka melalui iklan. Iklan (advertising), kampanye memperkenalkan suatu produk baru ini biasanya dilaksanakan dengan menggunakan komunikasi massa surat kabar, majalah, radio, televisi dan media lain (internet) atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis maupun pemakai akhir. Kedua bentuk iklan ini dibiayai oleh sponsor tertentu (si pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa (non-personal) karena perusahaan sponsor tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. Iklan langsung (direct advertising) biasa disebut pemasaran berdasarkan data-base, karena telah mengalami perkembangan dan merupakan akibat efektifitas komunikasi terarah serta teknologi komputer yang memungkinkan hal itu terjadi. Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Sebagai perbandingan, ada iklan yang didesain untuk mencapai tujuan lain yaitu menciptakan kesadaran pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan maupun konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi konsumen biasanya menggunakan kupon, potongan harga setelah pembelian tertentu, undian dll. Pemasaran Sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu, seperti kegiatan sosial. Publisitas, seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa, namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan yang kemudian dimuat dalam media yang mana informasi tersebut dianggap penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka, publisitas tidak dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya. Komunikasi di tempat pembelian (Point-of-purchase communication) melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yanng didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian (dalam Shimp, 2003:5-7). Ketika menjalankan suatu kegiatan, kita pasti memiliki tujuan tertentu ketika menjalankan kegiatan tersebut, seperti tujuan kita makan dan minum adalah agar kita tetap bisa menjalankan aktivitas kita sehari-hari dengan normal. Begitu juga dengan kegiatan komunikasi pemasaran, komunikasi pemasaran memiliki tujuan-tujuannya sendiri. Seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian atau tujuantujuan di bawah ini(Shimp,2003:160): Universitas Sumatera Utara 1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, tujuan utama dari kegiatan pemasaran adalah agar konsumen memilih menggunakan produknya dan bukan produk pesaingnya. Untuk itu konsumen harus mempunyai keiginan terhadap suatu kategori produk tertentu sebelum memutuskan untuk membeli atau menggunakan produk dari suatu merek. Inilah yang dimaksud dengan membangkitan keinginan akan suatu kategori produk, yang juga disebut sebagai usaha menciptakan permintaan primer dengan membangkitkan keinginan konsumen secara agresif. 2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness), serta mendorong sikap positif yang mempengaruhi niat membeli, setelah keinginan akan suatu kategori produk tercipta, para pemasar bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari jumlah total pengeluaran konsumen dangn menciptakan permintaan sekunder (secondary demand) untuk merek tertentu mereka. Pemasar perlu mengarahkan usaha mereka pada oenciptaan kesadaraan akan merek dan mempengaruhi sikap serta niat positif atas merek. Kesadaran adalah upaya untuk membuat konsumen familiar akan suatu merek yang dilakukan dengan menggunakan iklan, promosi penjualan, dan komunikasi pemasaran lainnya. Memberikan infomasi kepada orang banyak tentang ciri khusus dan manfaatnya, serta menunjukkan perbedaannya dari merek pesaing dan menginformasikan bahwa merek yang ditawarkan lebih baik ditinjau dari sisi fungsional dan simbolisnya. Jika komunikator sukses menciptakan kesadaran konsumen akan mereknya, konsumen dapat membentuk sikap (attitudes) positif terhadap merek tersebut dan mungkin akan muncul niat (intention) untuk membeli merek tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk dimasa yang akan datang. 3. Memfasilitasi pembelian, iklan dapat menciptakan kesadaran konsumen akan merak dan membangun sikap positif, namun jika sebuah merek baru tidak tersedia ditempat-tempat pembelian atau jika konsumen menganggapnya terlalu mahal dibandingkan merek pesaing, maka kemungkinan mereak tersebut untuk dibeli akan berkurang. Namun jika usaha komunikasi pemasaran sebuah perusahaan berjalan efektif, maka konsumen akan memahami mengapa harga merek tersebut lebih tinggi dan mungkin akan dianggap lebih menarik dengan harga premiumnya. Untuk itu, iklan yang efektif berfungsi sebagai fasilitas pembelian karena memberikan solusi atas persoalan yang ditimbulkan dari variabel bauran pemasaran (produk, harga dan distribusi). Dalam perkembangannya komunikasi pemasaran tidak lagi hanya berfokus untuk mendorong khalayak untuk melakukan pembelian pertama mereka pada suatu tersebut, tetapi lebih kepada bagaimana memuaskan khalayak pada pembelian pertamanya yang kemudian memungkinkan terjadinya pembelian kedua atau selanjutnya dan berujung menjadi pelanggan setia pada produk tersebut. Konsep AIDDA juga sering digunakan pada komunikasi pemasaraan, dimana tindakan khalayak yang muncul akibat adanya sesuatu yang menarik perhatian khalayak tersebut. Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa Promo yang ada pada Aplikasi Universitas Sumatera Utara DealMedan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada konsumen dengan tujuan untuk menarik perhatian agar pesan promo yang disampaikan dapat diterima oleh konsumen. Ada beberapa tahapan yang dilalui konsumen dalam menerima pesan promo yang disampaikan sebelum memutuskan untuk menggunakan promo tersebut atau tidak, tahapan tersebut yaitu: - Attention (Perhatian) Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya. Pada tahap ini konsumen melihat dan membaca mengenai promo yang ada pada Aplikasi DealMedan. Pesan promo yang disampaikan, dikemas semenarik mungkin sehingga konsumen yang melihatnya merasa ingin tahu yang menimbulkan perhatian khusus bagi promo yang ada pada aplikasi ini. - Interest (Tertarik / Minat) Pada tahap minat ini, komunikator berupaya untuk membangkitkan minat khalayak untuk memesan dimana pendekatan yang dilakukan dengan membuat gambar dan promo semenarik mungkin. Setelah konsumen memberikan perhatian khusus, hal ini menunjukkan bahwa konsumen tersebut sudah terfokus pada promo yang ada pada aplikasi ini. Fokus konsumen pada promo yang ada pada DealMedan mengubah rasa perhatian konsumen menjadi minat yang kemudian menjadi tertarik dengan keberadaan aplikasi ini. - Desire (Hasrat) Setelah keinginan dan minat sudah timbul maka akan muncul hasrat untuk menggunakan produk tersebut, disini konsumen akan lebih aktif lagi mencari tahu mengenai produk tersebut, dan komunikator pada tahap ini tidak hanya sebatas informatif saja tetapi lebih kepada persuasif agarkonsumen memiliki dorongan untuk menggunakan aplikasi DealMedan untuk membeli promo yang akan digunakan. Ketika konsumen sudah tertarik dengan promo yang tersediamaka tahapan selanjutnya adalah munculnya dorongan yang menggerakkan keinginan pada diri konsumen untuk membeli promo menggunakan aplikasi ini. - Decision (Keputusan) Ketika komunikator semakin persuasif maka khalayak juga semakin yakin untuk memutuskan pilihannya, apakah khalayak menerima atau menolak untuk menggunakan promo yang tersedia pada aplikasi DealMedan. Setelah timbulnya dorongan untuk menggunakan promo maka tahapan selanjutnya adalah timbulnya kecenderungan konsumen untuk mengambil tindakan pembelian melalui aplikasi ini. Tindakan pembelian inilah yang nantinya menjadi keputusan konsumen apakah akan menggunakan promo tersebut atau tidak. - Action (Tindakan) Tahapan terakhir adalah tindakan, dimana tahapan ini merupakan wujud dari keseluruhan dari tahapan ini dan merupakan jawaban dari harapan komunikator akan pesan yang disampaikannya. Pada tahapan ini konsumen memberikan suatu tindakan nyata yaitu dengan memberikan keputusan untuk melakukan tindakan Universitas Sumatera Utara pembelian yang ditawarkan pada aplikasi ini. Dengan melakukan pembelian maka tujuan komunikator menyampaikan dapat diterima oleh konsumen. 2.1.4.1. Promosi Dalam komunikasi pemasaran kita mengenal konsep bauran pemasaran (marketing mix). Pada dasarnya, marketing communication mix terdiri atas 4 (empat) elemen dasar, yaitu, product, price, place dan juga promotion. Michael Ray, mendefinisikan promosi sebagai “ the coordination of all selleriniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea” (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan) (dalam Morissan, 2010: 16). “Promosi adalah salah satu komponen prioritas dari kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian“ (dalam Hermawan, 2012: 38). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa promosi menjadi salah satu poin penting dalam komunikasi pemasaran. Promosi menjadi sarana untuk mempersuasif khalayak secara lebih aktif lagi untuk menggunakan suatu produk. Promosi berupaya untuk memberikan rangsangan pada sikap pembelian, melalui kebiasaan khalayak yang membeli produk secara mendadak menjadi target dari kegiatan promosi ini. Secara sederhana, Kuncoro (2010:134) tujuan promosi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru. 2. Mengingatkan pelanggan tentang merek perusahaan. 3. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli. Umumnya fokus penggunaan promosi pada kegiatan komunikasi pemasaran adalah ketika adanya sebuah produk atau jasa bar diluncurkan dan bagaimana cara mengajak orang ntuk mencoba menggunakan barang atau jasa tersebut. Promosi biasanya mencoba menawarkan barang tersebut kepada konsumen dengan ajakan untuk segera membeli produk atau jasa tersebut, sehingga menimbulkan kesan bahwa produk atau jasa tersebut lebih berharga. Melalui kegiatan promosi ini juga konsumen yang Universitas Sumatera Utara awalnya sama sekali tidak mengetahui informasi mengenai produk yang ditawarkan menjadi tahu, serta menggunakannnya, dan berusaha untuk membujuk konsumen kembali menggunakan produk tersebut. Selain itu, promosi juga bertujuan untuk membangun brand serta menguatkan citra dan pesan periklanan. Promosi dapat menciptakan afinitas antara brand dan pembeli, dan menyediakan segmen baru untuk mencapai segmen audiensi. Promosi juga menciptakan keterlibatan brand dan pengalaman positif yang orang akan asosiasikan dengan brand. Suatu program promosi dalam kegiatan komunikasi pemasaran memiliki beberapa elemen dasar yang disebut dengan bauran promosi atau promotion mix, yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas, pernjualan personal (personal selling), interactive/ internet marketing, dan direct marketing. Dari program promosi ini biasanya terjadi pembelian yang direncanakan oleh khalayak, didukung dengan keterbatasan waktu dan keuntungan yang didapatkan khalayak tersebut maka jumlah penjualan dapat mengalami peningkatan. 2.1.5. Minat Banyak orang yang tidak mengerti arti sebenarnya istilah minat (interest). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat (Hurlock, 1992: 114). Minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas (www.belajarpsikologi.com). Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan (Effendy, 2003: 103). Minat terjadi dari perhatian dari obyek yang dianggap menarik atau berharga bagi dirinya, dan tidak hanya berlangsung sekali. Dengan kata lain, kecenderungan untuk menyelidiki apa yang dilakukan oleh seseorang lamakelamaan akan menimbulkan minat (Iskandar, 2010: 48). Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula Universitas Sumatera Utara dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong proses belajar selanjutnya (Slameto, 2010: 103). Menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat ialah keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan (kognitif), emosi (afektif) dan kemauan (konasi), baik dalam perubahan sikap maupun tindakan: a. Pengenalan (Kognitif) Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu ia menerima stimulus atau rangsangan dari luar disamping menerima rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Efek ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Agar ia dapat menyadari sesuatu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu: 1. Adanya obyek yang diamati. 2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat yang menerima stimulus. 3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian. b. Emosi (Afektif) Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.Afek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa Universitas Sumatera Utara ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala jasmaniah yang hebat pula. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih daripada itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. c. Kemauan (Konasi) Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan. Kehendak dibagi atas: 1. Dorongan 2. Keinginan 3. Kemauan Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah: a. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu objek. b. Minat dapat berubah-ubah (situasional dan temporer). c. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut. 2.1.6. Perilaku Konsumen 2.1.6.1. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Mowen (2002)bahwa, behaviour)didefinisikansebagaistuditentang prosespertukaranyang “perilaku konsumen (consumer unitpembelian(buying units)dan melibatkanperolehan, konsumsidanpembuanganbarang, jasa,pengalamansertaide-ide”.SedangkanmenurutKotler konsumen merupakan studi tentang cara (2007)bahwa, individu, “perilaku kelompok, organisasimenyeleksi,membeli,menggunakan,danmemposisikanbarang,jasa, dan gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Universitas Sumatera Utara The AmericanMarketingAssociationdalamSetiadi(2003)menyatakan bahwaperilakukonsumenmerupakaninteraksidinamisantaraafeksi&kognisi, perilaku,danlingkungannya dimana manusia melakukankegiatanpertukaran dalam hidup mereka. Dari definisitersebut terdapat 3 (tiga) idepenting perilakukonsumen,yaitu : 1. Perilakukonsumenbersifatdinamis.Ituberartibahwa perilakuseorang konsumen,grupkonsumen, ataupun masyarakatluasselaluberubahdan bergerak sepanjangwaktu. 2. Perilakukonsumenmelibatkaninteraksiantaraafeksi(perasaan)dankognisi (pemikiran), perilakudankejadian di sekitar. 3. Perilakukonsumenmelibatkanpertukaran,karenaituperanpemasaranadalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran. Solomon(2003) menyatakanbahwa,“consumerbehavioristheprocess involvedwhenindividualsorgroupsselest,purchase, use,adndisposeofgoods, services,ideas,orexperiencestosatisfytheirneedsanddesires”. Yangdapat diartikan bahwaperilaku konsumen merupakan suatu proses yangmelibatkan seseorangataupun suatukelompokuntukmemilih,membeli,menggunakandan memanfaatkanbarang- barang,pelayanan,ide,ataupunpengalan untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan. Menurut James F. Engel (1968: sebagaitindakan-tindakanindividu 8) perilaku konsumen didefenisikan yangsecaralangsungterlibatdalam memperolehdanmenggunakanbarang-barangjasa usaha ekonomistermasukproses pengambilankeputusanyang mendahuluidanmenentukantindakan-tindakan tersebut. DavidL.Loudon dan Albert J. DellaBitta(1984:6) mengemukakan bahwa perilakukonsumendapatdidefenisikansebagaiprosespengambilankeputusan danaktivitasindividusecarafisikyang dilibatkandalamprosesmengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mempergunakanbarang-barangdan jasa. SelanjutnyamenurutGeraldZaltmandanMelanie menjelaskanbahwa sosialyang Wallendorf (1979:6) perilakukonsumenadalahtindakan-tindakan,proses,dan hubungan dilakukan individu, kelompok mendapatkan,menggunakansuatuprodukataulainnya dan organisasidalam sebagaisuatuakibatdari pengalamannyadengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya. Berdasarkan pendapatpara ahlidiatasdapatdisimpulkanbahwaperilaku konsumen adalahtindakan-tindakanyang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasiyang Universitas Sumatera Utara berhubungan denganprosespengambilankeputusandalam mendapatkan,menggunakanbarang-barang ataujasaekonomisyangdapat dipengaruhi lingkungan (Anwar, 2009: 3). Pengertianlainnyatentang perilakukonsumenadalahsebagaiproses kegiatanyangterlibatketikaorang dan mencari,memilih,membeli,menggunakan, mengevaluasidanmembuangprodukdanjasa untukmemuaskan kebutuhandan keinginan mereka (Morissan, 2010: 84). Perilakukonsumenadalahmengkajibagaimanapara pembeli,baiksebagai individumaupunorganisasimendapatkandanmempergunakanbarang-barang dan jasa-jasa termasukdidalamnyadalammengambilkeputusanuntukmelakukan tersebut(Hadi,2007) sedangkanmenurut perilakukonsumenadalahstuditentang pertukaranyang kegiatan-kegiatan Mowen(2002) unitpembelian(buyingunits)danproses melibatkanperolehan,konsumsi,danpembuanganbarang,jasa, pengalaman, sertaide-ide. 2.1.6.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen Kotler (2007) mengatakanbahwa,“perilakupembeliankonsumen dipengaruhioleh faktor-faktorbudaya,sosial,pribadi,danpsikologis”. Beberapa faktoryangmempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut: 1. Faktor budaya Budaya,sub-budaya,dankelassosialsangatpenting bagiperilakupembelian. Budayamerupakanpenentu keinginandanperilakupalingdasar.Masing- masing budayaterdiridarisejumlahsub-budayayanglebihmenampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakupkebangsaan,agama, kelompokras,danwilayahgeografis.Pada dasarnya, semua masyarakatmanusia memiliki stratifikasisosial. Stratifikasi lebihseringditemukandalambentukkelassosial,pembagianmasyarakat yangrelatifhomogendanpermanen,yang tersusunsecarahirarkisdanyang paraanggotanyamenganutnilai,minat,danperilakuserupa. Kelassosial memilikibeberapaciri.Pertama,orang-orang didalamkelassosialyang sama cenderungberperilakulebihseragamdaripadaorang-orang dariduakelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posi sisi inferior atausuperior dikelassosialmereka.Ketiga, kelassosialditandai oleh sekumpulan variabelseperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan,danorientasinilaibukannya satuvariabel.Keempat, individu dapatpindahdarisatutanggaketanggalainpadakelassosialnyaselama masahidupmereka.Besarnyamobilitasituberbeda-beda,tergantung pada seberapakaku stratifikasi sosial dalam masyarakattertentu. 2. Faktor sosial Universitas Sumatera Utara Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,sepertikelompok acuan,keluarga,sertaperan danstatussosial.Kelompokacuanmembuat seseorang menjalani perilakudangayahidup barudan memengaruhi perilaku sertakonsep pribadiseseorang,kelompokacuanmenuntutorang untuk mengikutikebiasaankelompoksehingga dapatmempengaruhipilihan seseorangakanproduk danmerekaktual.Keluarga orientasiterdiridari orang tuadansaudarakandung seseorang.Dariorang tuaseseorang mendapatkanorientasiatas agama,politik,danekonomiserta ambisi,pribadi, hargadiridancinta.Kedudukanorang itudimasing-masing kelompokdapat ditentukan berdasarkanperan dan statusnya. Peran meliputikegiatanyang diharapkanakandilakukanolehseseorang.Masing-masing peran menghasilkan status. 3. Faktor Pribadi Keputusanpembelijugadipengaruhioleh karakteristikpribadi.Karakteristik tersebutmeliputiusia dan tahap dalamsiklushidup,pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilaidan gayahidup pembeli. 4. Faktor Psikologi Satuperangkatprosespsikologisberkombinasidengan karakteristikkonsumentertentuuntuk menghasilkanproseskeputusandan keputusanpembelian.Empatprosespsikologispenting-motivasi,per pembelajaran, danmemori-secarafundamental mempengaruhi sepsi, tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. 2.2. Kerangka Pemikiran Kerangka konsep adalah tahapan di mana peneliti dapat menggambarkan rancangan dan strategi penelitian yang akan dijalankan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk mengambarkan berbagai fenomena yang sama (2008:59).Agar konsep dapat diteliti secara empiris maka harus di operasionalkan dengan mengubahkan menjadi variabel. Adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.2.1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi timbulnya atau berubahnya variabel terikat sehingga variabel bebas dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Aplikasi DealMedan sebagai Media Promosi Sale. Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah TindakanMembeli mahasiswa FISIP USU sebagai Pengguna Aplikasi DealMedan. 2.2.3. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini karakteristik responden terbagi atas jenis kelamin, departemen, angkatan, pengguna aplikasi DealMedan, memiliki aplikasi DealMedan dan uang saku responden. Gambar 1. Model Teoritis Penelitian Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Aplikasi DealMedan Tindakan Membeli Sebagai Media Mahasiswa FISIP Promosi Sale USU Karakteristik Responden Sumber: Hasil Penelitian 2017 Universitas Sumatera Utara 2.3. Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian , yakni sebagai berikut : Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Penelitian Variabel Operasional Variabel Bebas (X): • Tampilan Aplikasi Aplikasi DealMedan sebagai Media • Channel Aplikasi Promosi. • Informasi yang disajikan • Bahasa yang digunakan • Tata cara transaksi Variabel Terikat (Y): • Attention (perhatian) Tindakan Membeli Mahasiswa FISIP • Interest (minat) USU sebagai Pengguna Aplikasi. • Desire (hasrat) • Decision (keputusan) • Action (tindakan) • Jenis kelamin • Departemen • Angkatan • Uang saku • Frekuensi membeli Karakteristik Responden 2.4. Defenisi Oprasional Variabel oprasional yang meliputi variabel penelitian diatas adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (X) tentang promo pada aplikasi DealMedan terdiri dari: a) Tampilan Aplikasi adalah bagaimana layout yang ditampilkan aplikasi. b) Channel Aplikasi adalah sub pilihan promo yang tersedia pada aplikasi. c) Informasi yang disajikan adalah informasi yang disajikan pada aplikasi yaitu tentang produk promosi yang tersedia. Universitas Sumatera Utara d) Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan setiap promosi. e) Tata cara transaksi adalah aturan-aturan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. b. Variabel terikat (Y) tentang tindakan membeli pengguna aplikasi DealMedan di FISIP USU terdiri dari: a) Attention (perhatian) adalah frekuensi mahasiswa membuka aplikasi DealMedan. b) Interest (minat) adalah ketertarikan mahasiswa terhadap promo yang ada pada aplikasi DealMedan. c) Desire (hasrat) adalah dimana ada timbulnya keinginan dan hasrat oleh mahasiswa untuk membeli promo yang ada pada aplikasi DealMedan. d) Decision (keputusan) adalah dimana mahasiswa berniat untuk membeli promo dari aplikasi dan memutuskan untuk menggunakan promo. e) Action (tindakan) adalah mahasiswa melakukan tindakan pembelian promo melalui aplikasi DealMedan dan menggunakan promo tersebut. c. Karakteristik Responden terdiri dari : a) Jenis kelamin adalah dilihat dari jenis kelamin pengguna Aplikasi DealMedan, laki-laki atau perempuan. b) Departemen adalah jurusan dari pengguna Aplikasi DealMedan berasal. c) Angkatan adalah angkatan dari pengguna Aplikasi DealMedan yaitu 2014-2016. d) Uang saku adalah uang yang didapatkan oleh pengguna Aplikasi DealMedan baik itu dari orangtua maupun sudah bekerja selama sebulan. e) Frekuensi membeli adalah frekuensi membeli yang dilakukan oleh pengguna Aplikasi DealMedan, yaitu minimal 3 kali. 2.5. Hipotesis Hipotesis dipandang sebagai kongklusi yang sifatnya sementara atau jawabansementara bagi masalah yang dihadapi. Hipotesis juga mempunyai fungsi sebagaipengarah yang memberikan batasan-batasan mengenai macam-macam data yang harusdikumpulkan, cara-cara pengumpulan data, dan model analisis yang digunakan. Universitas Sumatera Utara Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang memerlukan pembuktian secara empiris (dalam Mantra, 2004: 59). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha : Terdapat Pengaruh antara Aplikasi DealMedan Sebagai Media Promosi Sale terhadap keputusan membeli mahasiswa FISIP USU. Ho : Tidak terdapat Pengaruh antara Aplikasi DealMedan Sebagai Media Promosi Sale terhadap keputusan membeli mahasiswa FISIP USU. Universitas Sumatera Utara