BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Judul Teori Metodologi Rethinking Public Service Media and Citizenship : Digital Strategies for News and Current Affairs at Australia’s Broadcasting Service Teori Programming, Teori Media Massa Metode Kualitatif Media penyiaran ABC dan SBS melakukan evaluasi tentang konten yang dibuat. Peneliti mengidentifikasi peluang yang dapat membuka arus news dan current affairs untuk partisipasi pengguna yang lebih baik termasuk memverifikasi materi dan mengelola pertanyaan. The Challenges of Digitization of Broadcasting in Nigeria Teori Programming, Komunikasi Massa, Media Massa Metode Kualitatif Broadcasting Industry di Nigeria harus merubah sistem dari analog ke digital. Banyak keuntungan yang dihasilkan jika memakai teknologi digital, seperti gambar dan suara yang jernih. Strategi Programming pada program “Kompas Siang” di Kompas TV. Strategi Programming: Selecting, Schedulling, Promoting,Eva luating Pendekatan kualitatif melalui metode wawancara, metode kepustakaan, metode observatif, Jenis Penelitian naratif, Metode kualitatif Kompas Siang memenuhi nilai berita yaitu significance, timeless, proximity, prominence, dan human interest, Menampilkan feature, Menerapkan strategi head-to-head, Menerapkan promo on air dan off air, Evaluasi belum efektif. 7 Hasil 8 Strategi Programming acara “Dealing Room Direct” di MNC Business” Teori Strategi Programming, Komunikasi Massa, Media Massa Metode kualitatif, Jenis penelitian deskriptif analisis, Teknik pengumpulan data : observasi, wawancara, dokumentasi Strategi programming yang digunakan acara “Dealing Room” adalah : - pemilihan berita berdasarkan isu terbaru dan pemilihan narasumber yang kompeten - Penempatan program pada saat pembukaan perdagangan harga saham. - Melakukan promo on air dan off air - Evaluasi menghasilkan pemangkasan materi yang dibawakan agar pertanyaan dari penonton bisa terjawab semua. Strategi Programming MNCTV dalam mempertahankan program dakwah Program Televisi, Strategi Programming Metode kualitatif, Jenis penelitian berdasarkan pendekatan deskriptif analisis MNCTV sudah menerapkan teori strategi programming, namun perlu pembenahan dalam perencanaan program dakwah dan pemilihan acara agar program acara yang disajikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pemirsa. 1. Penelitian sebelumnya yang pertama berjudul “Rethinking Public Service Media and Citizenship : Digital Strategies for News and Current Affairs at Australia’s Broadcasting Service” menggunakan teori programming dan teori media massa serta menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah Media penyiaran ABC dan SBS melakukan evaluasi tentang konten yang dibuat. Peneliti mengidentifikasi peluang yang dapat membuka arus news dan current affairs untuk partisipasi pengguna yang lebih baik termasuk memverifikasi materi dan mengelola 9 pertanyaan. Jurnal Internasional ini menggunakan metode penelitian yang sama dengan skripsi ini dan dapat menjadi acuan untuk hasil evaluasi yang akan dihasilkan. 2. Penelitian sebelumnya yang kedua berjudul “The Challenges of Digitization of Broadcasting in Nigeria” adalah penelitian tentang broadcasting industry di Nigeria yang merubah teknologi dari analog ke digital. Teori yang digunakan adalah programming, komunikasi massa dan media massa. Hasil penelitiannya adalah keuntungan yang dihasilkan yaitu suara dan gambar yang jernih dan selain itu Pemerintah Nigeria harus menemukan solusi untuk kebutuhan tenaga dan biaya yang akan dikeluarkan. Yang bisa dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah teori yang digunakan dan evaluasi yang dilakukan untuk permasalahan yang muncul. 3. Penelitian sebelumnya yang ketiga yaitu “Strategi Programming pada Program Kompas Siang di Kompas TV” menggunakan teori strategi yang meliputi 4 unsur yaitu selecting, schedulling, promotion, dan evaluation. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara, kepustakaan, dan observatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Kompas Siang telah memenuhi nilai-nilai berita, menampilkan feature, menerapkan strategi head-to-head, menerapkan promo on air dan off air. Penelitian sebelumnya ini menjadi acuan karena menggunakan teori strategi programming dan metode kualitatif yang juga akan digunakan penulis untuk penulisan skripsi ini. 4. Penelitian sebelumnya yang keempat adalah “Strategi Programming Acara “Dealing Room Direct” di MNC Business”, teori yang digunakan adalah teori komunikasi massa, media massa dan strategi programming. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, dan teknik pengumpulan datanya dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang di peroleh adalah program Dealing Room Direct telah menerapkan strategi programming yang baik dari proses pemilihan topik, penjadwalan, melakukan promosi dan evaluasi. Penelitian ini bisa menjadi acuan karena menggunakan teori programming dan hasil penelitian yang sesuai dengan unsur-unsur strategi tersebut. 5. Penelitian sebelumnya yang ke lima adalah “Strategi Programming MNCTV dalam mempertahankan program dakwah”. Teori yang digunakan adalah program televisi dan strategi programming. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif 10 dan jenis penelitiannya pendekatan deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah MNCTV sudah menerapkan strategi programming dengan baik namun perlu pembenahan di bagian perencanaan dan pemilihan acara. Perbandingan yang didapat dari penelitian sebelumnya dan skripsi ini adalah teori programming dan metode kualitatif yang di gunakan. 2.2. Landasan Konseptual 2.2.1. Teori Komunikasi Massa Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya, komunikasi massa berasal pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) (Nurudin,2013). Menurut Josep A DeVito dalam Ardianto (2007) komunikasi massa pada intinya merupakan penjelasan tentang yang dimaksud dengan massa serta media yang digunakannya karena komunikasi massa disampaikan kepada khalayak ramai melalui pemancar audio dan visual. Selain itu Josep A. DeVito juga mengungkapkan dalam Nurudin (2013) yaitu pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak, yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca, atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak sukar untuk di definisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) yang diterjemahkan oleh Nurudin (2013) disebutkan, “Mass Communication is a process whereby massproduced message are transmitted to large anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang di produksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen)”. 11 Large di sini berarti lebih luas dari sekedar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa individu yang menerima pesan cenderung menjadi asing satu sama lain atau tidak saling mengenal satu sama lain, dan heterogeneous berarti bahwa pesan yang dikirim to whom it may concern (kepada yang berkepentingan) yakni kepada orang-orang dari berbagai macam atribut, status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen. Menurut Alexis S Tan dalam Nurudin (2013), dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah, atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Bittner dalam Nurudin (2013) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku). Definisi tersebut menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa, dalam proses komunikasi massa di samping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Dari beberapa definisi komunikasi massa tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan suatu pesan yang disampaikan kepada audiens atau khalayak yang luas melalui suatu media massa. Media yang digunakan dalam proses komunikasi massa tersebut bisa berupa surat kabar, radio dan televisi. 12 2.2.2. Elemen - Elemen Komunikasi Massa Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa (Nurudin,2013) Perbedaan komunikasi massa dan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Dalam komunikasi massa pengirim sering di sebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Elemenelemen komunikasi massa antara lain : a. Komunikator Berbeda dengan komunikator pada proses komunikasi biasa, komunikator yang terdapat pada komunikasi massa berupa jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis suatu program. Jadi komunikator pada komunikasi massa adalah gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa. Karena komunikator merupakan sekumpulan orang yang saling bekerja sama, sehingga pesan yang disampaikan bukanlah atas nama masing-masing individu tersebut, tetapi atas nama lembaganya. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak sekedar menyiarkan informasi semata, tetapi membutuhkan pemasukan bagi kelangsungan hidup ke lembaga itu sendiri. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn pernah mengungkapkan setidaktidaknya ada lima karakteristik : 1) daya saing (competitiveness), 2) ukuran dan kompleksitas, 3) industrialisasi, 4) spesialisasi, dan 5) perwakilan. b. Isi Setiap hari media massa memberikan informasi sehingga informasi adalah hal pokok yang harus dimiliki oleh sebuah media massa. Masing-masing media massa memiliki kebijakannya sendiri dalam mengelola isinya. Selain itu, media massa tidak hanya memberikan informasi tetapi juga meneliti dan mengevaluasi informasi tersebut. Sesuai dengan fakta-faktanya, dan keahlian dalam menginterpretasikan, media massa mencoba untuk memberikan pesan yang mudah dimengerti oleh audiensnya. Jakob Oetama (2001) dalam Nurudin (2013), 13 menggarisbawahi bahwa menulis sebuah berita tidaklah hanya sekedar berita, tetapi perlu menunjang kemampuan untuk menumbuhkembangkan semangat dan kegiatan kemanusiaan dalam kegiatan jurnalistik ketika pesan tersebut disampaikan. Ketika media massa memberikan sebuah informasi maka secara tidak langsung, media massa memfungsikan dirinya sebagai seorang pendidik, oleh karena itu isi dari pesan yang disampaikan oleh media massa harus mengandung unsur pendidikan. c. Audience Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah.Masing-masing audiens berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, terdapat lima karakteristik audiens pada komunikasi massa : (1) Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individuindividu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. (2) Audiens cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya audiens itu. (3) Audiens cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa heterogenitasnya juga tetap ada. media tertentu mempunyai sasaran, tetapi 14 (4) Audiens cenderung anonim yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus per kasus, tetapi meliputi semua audiens. (5) Audiens secara fisik dipisahkan oleh komunikator. Dapat juga dikatakan audiens dipisahkan oleh ruang dan waktu. d. Umpan Balik Terdapat dua jenis umpan balik dalam komunikasi massa, yaitu umpan balik langsung dan umpan balik tidak langsung. Umpan balik langsung dapat berupa ketika pembaca menulis kepada surat pembaca. Sedangkan umpan balik tidak langsung adalah ketika komunikan dengan komunikator dalam komunikasi massa tidak bertemu secara langsung sehingga tidak mungkin terjadinya reaksi langsung di antara kedua pihak. Umpan balik merupakan reaksi yang diberikan oleh audiens ketika menerima pesan dari komunikator. Rating pada sebuah acara televisi juga dapat disebut sebagai umpan balik atau feedback dari penontonnya karena menunjukkan jumlah penonton yang menyaksikan acara tersebut. e. Gangguan Gangguan merupakan sesuatu yang dapat menghalang, menghambat atau menganggu proses pengiriman pesan dari komunikator ke audiens. Dalam komunikasi massa terdapat dua tipe gangguan yaitu gangguan saluran dan gangguan semantik. 1) Gangguan saluran Gangguan Saluran adalah gangguan seperti kesalahan cetak, kekurangan kata, baterai yang habis, langganan majalah yang tidak datang atau sinyal televisi dan radio yang buruk. Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar, misalnya sepanjang menonton televisi ada dua pasang anak yang berkelahi. Salah satu solusi untuk mengatasi gangguan saluran misalnya adalah dengan pengulangan acara yang disajikan, cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa. 2) Gangguan semantik Gangguan yang berhubungan dengan bahasa, gangguan semantik yang paling sering dijumpai dan dapat dikatakan bahwa gangguan ini diakibatkan oleh pengirim pesan atau penerima pesan. Gangguan semantik sangat terasa sekali 15 dalam media elektronik. Misalnya, salah ucap yang dilakukan reporter di lapangan. Termasuk juga kata-kata yang diucapkannya kadang terlalu cepat. Tak terkecuali perbedaan kultur ikut memengaruhi munculnya gangguan semantik. f. Gatekeeper Gatekeeper adalah di mana ditunjuk satu orang atau organisasi yang memiliki tugas untuk memantau masuk keluarnya informasi. Gatekeeper-lah yang memiliki wewenang untuk memberikan ijin atas tersebarnya sebuah informasi dari media massa. Dalam media massa, mereka dapat menghapus pesan yang akan disampaikan atau bahkan memodifikasi pesan tersebut. Tidak hanya itu, gatekeeper dapat saja menutup pintu atau benar-benar tidak memberikan ijin untuk mengeluarkan informasi tersebut. Menurut John R. Bittner (1996), gatekeeper memiliki empat fungsi yaitu (1) menyebarluaskan informasi, (2) membatasi informasi yang akan disebarkan dengan memodifikasikannya terlebih dahulu, (3) untuk memperluas kualitas informasi dengan menambahkan faktanya, dan (4) untuk menginterpretasikan sebuah informasi. g. Pengatur Pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi aliran pengiriman pesan yang terjadi dalam media massa. Pengatur bukanlah dari dalam media tetapi pihak yang berada di luar media tersebut. Walaupun bukan bagian dari media, tetapi mereka memiliki akses dan memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan redaksional. Yang di maksud pengatur adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur inib tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi dluar media. Namun demikian, meskipun di luar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur. h. Filter Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi bagaimana ia bereaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Filter merupakan kerangka berpikir bagaimana seorang audiens menerima pesan yang disampaikan. Dengan 16 kata lain, filter adalah jendela audiens karena setiap audiens memiliki reaksi berbeda- beda terhadap pesan yang diterimanya. Filter dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1) filter psikologis, 2) filter fisik, 3) filter budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik). Semua filter tersebut akan memengaruhi kualitas dan kuantitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. 2.2.3. Karakteristik Komunikasi Massa Dari definisi Komunikasi Massa diatas maka kita dapat mengetahui pula karakteristik komunikasi massa dalam sebagai berikut (Ardianto,2007) : 1. Komunikator Terlembagakan Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, dapat dibayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, akan lebih banyak orang yang terlibat seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian makeup, floor, manager, dan lain lain. Selain itu peralatan yang di gunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. Jadi, berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya relatif. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpersona yang begitu sederhana. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain, misalnya komunikasi antarpribadi. Orang yang terlibat dalam komunikasi ini memiliki insiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan tertentu seperti yang disyaratkan dalam komunikasi massa Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut : 1) kumpulan individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, 3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya 17 untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis (Nurudin, 2013). 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience / komunikan sebagai berikut (Nurudin,2013) a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengal satu sama lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 18 5. Komunikasi Mengutamakan isi Ketimbang Hubungan Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal sengan komunikannya dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. 2.2.4. Fungsi Komunikasi Massa Berikut fungsi-fungsi komunikasi massa menurut Nurudin (2013) yaitu : 1. Entertainment (hiburan) Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa 19 lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik- rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita bersambung, atau cerita bergambar. 2. Information (Informasi) Fungsi ini merupakan fungsi paling penting dari komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang di maksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, faktafakta tersebut biasanya di ringkas dalam 5W + 1H (What, Where, Who, When, Why + How) 3. Transmission of values (transmisi budaya) Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Fungsi ini tidak terlalu terlihat dan disebut juga sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai sekelompok. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Transmisi budaya tidak dapat diletakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audience, berbagai jenis, dan individu bagian dari suatu massa. 4. Persuasive (persuasif) Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi lainnya. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilah hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan seksama ternyata memiliki fungsi persuasif. Bagi Josep A. DeVito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk : 1) mengkukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, 2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, 3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan 4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem 20 nilai tertentu. Media massa seringkali membuat atau mengkukuhkan nilai-nilai yang sudah kita yakini sebelumnya. Media massa juga mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat hal lain. 5. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: a. Pengawasan Peringatan (Warning or Beware Surveillance) Fungsi ini terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi, atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu. b. Pengawasan Instrumental (Instrumental Surveillance) Fungsi ini merupakan penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang diputar dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang diputar di bioskop, bagaimana harga saham-saham di bursa efek, produk-produk baru dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. 2.3. Media Massa Media massa adalah alat yang di gunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2008). Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesab secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2013). 21 2.3.1. Jenis Media Massa Media massa pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari surat kabar dan majalah sedangkan media elektronik berupa siaran radio dan televisi (Ardianto,2007). a. Media Cetak Media Cetak adalah suatu media yang statis dimana media ini mengutamakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi. Media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak adalah suatu dokumen yang dapat dikatakan oleh orang lain dan rekaman suatu peristiwa yang dilakukan oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, dan foto. b. Media Elektronik Media elektronik terdiri dari : 1. Radio Radio merupakan media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Radio bisa didengarkan dimana saja dan kapan saja. Fungsi radio adalah memberikan informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi. 2. Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar yang bergerak beserta suara, baik itu monochrome (hitam-putih) maupun berwarna. 2.3.2. Efek Kehadiran Media Massa Menurut Steven M. Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan dan perilaku Dampak Pesan Media dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, secara sengaja maupun tidak sengaja,. Oleh karena itu Stamm menyatakan “efek komunikasi massa terdiri atas primary effect (efek primer) dan secondary effect (efek sekunder) (Stamm & Bowes, 1990). Efek primer adalah efek media massa pda khalayak pada tataran terpaan, perhatian dan pemahaman. Efek sekunder yaitu efek yang pada perubahan tingkat kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Steven M. 22 Chaffee dalam (Ardianto, 2007) mengungkapkan ada 5 jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : a. Efek Ekonomi Kehadiran Media Massa ditengah kehidupan dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. b. Efek Sosial Efek Sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya. c. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari. Hadirnya acara-acara televisi umumnya mengubah kegiatan sehari-hari orang-orang, misalnya masyarakat kota sebelum ke kantor pada umumnya membaca koran terlebih dahulu. d. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. e. Efek Menumbuhkan perasaan tertentu Kehadiran Media Massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang, seseorang akan mempunyai perasaan positif atau Negatif. Sedangkan Donald K. Robert mengungkapakan “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena itu fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa (Vera, 2010). 1. Efek Media Massa Sebagai Objek Fisik Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai 23 observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenal sebagai efek komunikasi massa (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007). Adapun efek pesan media massa meliputi dampak kognitif, dampak afektif serta dampak konatif. a. Dampak Kognitif Dalam dampak kognitif ini akan membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dampak prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti mengenai bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. b. Dampak Afektif Ketika dampak kognitif hanya sampai pada tahap pengetahuan, maka dampak afektif sudah melibatkan perasaan atau emosi.Dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada dampak kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, senang dan sebagainya. c. Dampak Konatif Dampak pesan media massa yang berupa pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku yang dapat diamati, adalah dampak pesan media massa yang telah sampai pada tahap konatif. Dampak ini timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. 2. Efek Sosial Media Massa Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signifikan. Dominick menyebutkan mengenai dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Nurudin, 2007). 24 2.4. Karakteristik Televisi Didalam buku Ardianto, Komala & Karlinah (2007) terdapat tiga macam karakteristik televisi yaitu : 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat di dengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (vizualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio, pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakanpun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. 2.4.1. Program Televisi Menurut Morissan (2008) program televisi dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Program Informasi Program informasi adalah program yang memberikan banyak informasi dan memiliki rasa ingin tahu untuk menarik sebanyak mungkin audiens. Program informasi ini termasuk jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien, daya tarik dari jenis program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu : 25 a. Berita keras (Hard News) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahuickhalayak audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa bentuk yaitu : 1. Straight News Straight News berarti berita langsung (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencangkup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terkait waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien. 2. Feature Program berita yang menampilkan berita-berita ringan seperti liputan mengenai tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik. Feature merupakan berita ringan yang dikemas dengan menarik. Menarik di sini berarti memiliki informasi yang lucu, unik, aneh dan dapat menimbulkan kekaguman. Berita semacam ini dapat dikatakan sebagai softnews, namun karena tidak terikat dengan waktu penayangan, dan memiliki durasi yang pendek (kurang dari lima menit), feature menjadi bagian dari hard news. 3. Infotainment Infotainment berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang mneyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat dan merupakan salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. b. Berita Lunak (Soft News) Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk dalam kategori berita lunak ini adalah : 26 1. Current Affair Current affair adalah ‘persoalan kekinian’. Current affair ialah program yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangan namun tidak seketat hard news. Batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. 2. Magazine Nama magazine digunakan karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengandurasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan sendiri pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. 3. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan, namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. 4. Talk Show Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang 27 termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan. 2.5. Program Dokumenter Menurut Wibowo (2009) Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak mungkin. Menurut Gerzon.R.Ayawaila (2008) Dokumenter Televisi secara umum cerita non fiksi dalam format siaran televisi, merupakan gaya bertutur jurnalistik yang dibagi dalam 5 kategori : 1. Berita Aktual (Reportase) Bentuk ini dipakai dalam laporan berita report/news. Sebagai contoh pada acaran siaran televisi swasta, Liputan 6, Seputar Indonesia. Dimana ditayangkan sejumlah reportase dokumenter berdurasi pendek dari beberapa peristiwa. 2. Feature Suatu bentuk dokumenter berita yang menyuguhkan suatu tema / topik tertentu, dengan mengadakan wawancara, dilengkapi dengan komentar atau narasi. 3. Magazine Ini merupakan suatu paket berita pada acara televisi, yang menyuguhkan minimal 3 tema/topik. Magazine atau biasanya disebut majalah udara pada radio, adalah gabungan uraian fakta dan opini, yang dirangkai dalam satu mata acara. 4. Dokumenter Televisi Suatu tema / topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita sesuai dengan keinginan pembuatnya. Memakai narasi dan ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual picture story. Perbedaan dokumenter dan reportase ialah dokumenter menampilkan suatu peristiwa tidak secara garis besarnya saja, seperti haya reportase. Dokumenter televisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab sampai 28 akibat, serta proses kejadian atau peristiwa dari tema tersebut sampai hal ini sama dengan dokumenter film 5. Dokumenter Seri Suatu penyuntingan dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa sub tema atau episode. Di dalam dokumenter seri sebuah tema disuguhkan dengan memakai gaya bertutur suatu perbandingan atau kontradiksi. Contoh : tema ‘kriminalitas’, dalam setiap seri diambil kasus-kasus kriminalitas dari beberapa daerah atau negara. Dari penjelasan tentang program dokumenter diatas maka program Indonesia Membangun di TVRI termasuk pada jenis program dokumenter feature karena program ini sifatnya menyajikan tayangan sesuai dengan kenyataan tentang apa yang terjadi lalu diikuti dengan narasi dan ada wawancara dengan narasumber dari daerah yang diliputnya. 2.6. Strategi Programming Eastman dan Ferguson (2009) mengatakan bahwa “The processes of selecting, scheduling, promoting, and evaluating programs define the work of a programmer.”Artinya, tugas seorang programmer adalah memilih, menjadwalkan, mempromosikan dan mengevaluasi. “Programming can be seen as largely a matter of choosing materials and building a schedule. These two processes followed by promotion and evaluation”. Programming dapat dilihat sebagai kegiatan memilih materi acara dan mengatur jadwalnya. Kedua proses ini diikuti dengan promosi dan evaluasi. (Eastman dan Fergusson, 2009). Strategi Programming terdiri dari empat bagian, yaitu : a. Selection Menurut Eastman dan Ferguson (2009) Proses selection atau pemilihan dalam sebuah program dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu, yaitu : - Audience Habits, yaitu kebiasaan penonton. Dalam membuat sebuah program, pembuat program harus mengetahui apa yang ingin dilihat penonton, hal apa yang dapat menarik mereka untuk menonton, kegiatan 29 rutin yang umumnya dilakukan penonton pada jam-jam tertentu untuk menentukan jenis acara yang akan disiarkan. - Cost, yaitu harga pembuatan program. - Compatibility, yaitu memilih konten-konten yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam acara. - Talent availability, yaitu ketersediaan pengisi acara untuk membawakan acara. - Differentiation, yaitu apa yang membedakan acara tersebut dari acara lain yang sejenis atau dari acara lain secara keseluruhan. - Trendiness, yaitu seberapa populer acara tersebut nantinya. - Novelty, yaitu unsur kebaruan dalam acara, apakah jenis acaranya sudah umum atau belum. b. Schedulling Menurut Eastman dan Fergusson (2009) Dalam schedulling, hal yang harus di perhatikan adalah - Hammocking adalah menempatkan program di antara dua program yang sudah lebih terkenal agar dapat dilihat penonton. - Blocking adalah jam penempatan program. - Compatibility adalah kesesuaian materi program dengan jam tayangnya. - Ranking, tingkat popularitas acara yang ditampilkan, bila acara tersebut semakin populer kemungkinan akan ada pergantian jadwal tayang ke jam prime-time atau waktu lain di mana penonton banyak menonton televisi. - Inherited viewing, seberapa banyak penonton yang menonton suatu program karena melanjutkan menonton siaran di channel yang sama. - Competition, saingan acara dari channel lain yang ditampilkan di program yang sama. c. Promotion Eastman dan Fergusson (2009) menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam promosi : - Clutter, adalah seberapa besar pengaruh iklan terhadap konsumen setiap harinya. 30 - Location, yaitu di mana saja atau di media apa saja iklan ditempatkan. - Frequency, adalah seberapa sering iklan ditampilkan di media-media tersebut. - Construction, adalah konstruksi dari iklan. - Distance, adalah jarak antara penyebaran iklan program dengan waktu tayang program. - Familiarity, adalah keakraban penonton dengan program yang dipromosikan. Apakah penonton mengenal program tersebut atau tidak. d. Evaluation Menurut Eastman dan Fergusson (2009) Evaluasi adalah tahap di mana pembuat program menilai efektivitas dari ketiga tahap yang digunakan. Penilaian dilakukan menggunakan tingginya rating acara atau langkah-langkah lain, yang kemudian di tafsirkan oleh sang pembuat program. Misalnya, bila rating acara tersebut rendah, adakah hal yang membuatnya demikian, atau bila rating acara tersebut tinggi, apa yang harus dilakukan untuk mempertahankannya. Evaluasi dapat menghasilkan revisi bila ada strategi yang dianggap tidak efektif. Revisi tersebut bisa mengenai materi acara, penjadwalan ulang program, atau modifikasi dalam cara promosi program. 31 2.7. Kerangka Pikiran Gambar 2.1. Kerangka Pikiran Dari kerangka pikiran diatas, penulis akan menganalisis ke empat unsur strategi programming yang terdiri dari Selection, Schedulling, Promotion dan Evaluation yang mempengaruhi Program “Indonesia Membangun” di TVRI.