BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembangunan di Indonesia dewasa ini belum mencapai
kata sukses, saat ini pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan
pembangunan di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.
Pembangunan di sektor perekonomian perlu terus ditingkatkan karena sektor
ekonomi merupakan tolak ukur kemakmuran dari suatu Negara. Salah satu
langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk memajukan sektor ekonomi
adalah mendirikan perusahaan-perusahaan atau badan usaha. Perusahaan ini
bergerak di bidang-bidang yang meliputi manufaktur, jasa produksi dan
perdagangan. Kegiaatan operasional suatu perusahaan dapat berjalanlancar
apabila ditunjang oleh sumber daya ekonomi yang memadai seperti sumber
daya manusia, modal usaha dan infrastruktur (aset).
Akuntansi merupakan salah satu sarana untuk mengelola aktiva tetap
berwujud agar sesuai dengan kebutuhan manajemen. Akuntansi memiliki
dasar-dasar proses akuntansi aktiva tetap berwujud dimulai saat aktiva tetap
berwujud diperoleh hingga aktiva tetap berwujud dilepaskan atau dihapuskan.
Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai suatu alat untuk mengawasi dan
1
mengamankan hartakekayaan perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya
perlakuan akuntansi yang berlaku umum mengenai aktiva tetap berwujud.
Menurut PSAK No. 16(SAK IFRS 2012), aktiva tetap berwujud
adalah “Aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode”. Aktiva tetap berwujud merupakan harta perusahaan yang masa
penggunaanya lebih dari satu periode normal akuntansi (biasanya diatas satu
tahun penggunaan).
Pengakuan aktiva tetap berwujud dimulai ketika telah dicatat biaya
perolehan aktiva tetap berwujud ke dalam catatan akuntansi perusahaan.
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012), biaya perolehan adalah :“Sejumlah
kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi
atau dapat diterapkan dalam jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat
pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain”.
Aktiva tetap berwujud dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti
melalui pembelian (tunai, kredit atau angsuran), aktiva tetap yamg diperoleh
dari donasi dan penemuan, aktiva tetap yang dibangun sendiri dan diperoleh
secara pertukaran.
Menurut Soemarsono
(2005) pengeluaran
aktiva tetap dapat
dikelompokan menjadi dua macam, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran
2
pendapatan. Proses dasar perolehan aktiva tetap berwujud dan pengeluaran
atau mengklasifikasikan aktiva tetap berwujud pada rekening laporan
keuangan, terdapat perlakuan akuntansi ketika adanya penarikan aktiva tetap
berwujud. Penarikan aktiva tetap berwujud diakui ketika perusahaan
menghentikan operasional aktiva tetap berwujud secara normal atauterpaksa.
Oleh karena itu, akan berdampak pada keuntungan atau kerugian perusahaan.
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012): “Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tetap berwujud diakui
sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi”.
Keuntungan dan kerugian penarikan aktiva tetap berwujud dapat
dilihat berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pencatatan
penghentian aktiva tetap berwujud dengan meng-up datekan catatan buku
perusahaan bahwa aktiva perusahaan itu sudah tidak habis masa manfaatnya
dan perusahaan melakukan eliminasi dengan menghapus semua perkiraan
yang berhubungan dengan aktiva yang ditarik.
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012), bahwa "Penyusutan adalah
alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva selama umur
manfaatnya”. Ada beberapa metode penyusutan yang menurut Standar
Akuntansi Keuangan antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun
dan metode unit produksi.
3
Menurut PSAK No.16(SAK IFRS 2012) menyebutkan bahwa
penghentian pengakuan aktiva tetapberwujud dilakukan ketika dilepas atau
ketika tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Pernyataan ini menjembatani perlakuan
akuntansi ketika terjadi penghentian pengakuan.
Berdasarkan beberapa perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap
berwujud, maka dapat dilakukan penyajian aktiva tetap berwujud dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil
usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan
keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling
penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen (PSAK No.
10).
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan informatif
yang memadai atas hal-hal material. Menurut Harahap (2002), bentuk
penyajian aktiva tetap berwujud di dalam neraca yang umumnya sering
digunakan oleh perusahaan. Selain itu, aktiva tetap berwujud juga dapat
diakui sebagai biaya ketika pada proses klasifikasi aktiva tetap berwujud
sebagai pengeluaran pendapatan.
4
Pada proses penyusutan aktiva, perusahaan menggunakan metode
garis lurus untuk meyusutkan seluruh aset tetap yang dimilkitanpa nilai residu
dalam pelaksanaannya.
Aktiva tetap masing-masing perusahaan berbeda-beda sesuai dengan
jenis perusahaannya, sebagai contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha penyediaan tenaga listrik maka aktiva tetap yang memegang peranan
penting dalam kegiatan operasionalnya adalah mesin-mesin pembangkit
listrik.
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Bali
merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan
tenaga listrik dimana kegiatannya adalah memberikan jasa pelayanan untuk
mendukung penjualan listrik kepada masyarakat. Aktiva tetap yang dimiliki
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Bali sangat
banyak, terutama aktiva tetap berupa mesin-mesin pembangkit.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penilitian dengan
judul: “Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT Indonesia Power Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Bali”
1.2
Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang akan penulis bahas
adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Akuntansi Aktiva Tetap pada PT
Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Bali?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikumpulkan, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perlakuan
Akuntansi Aktiva Tetap pada PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan Bali.
1.4
Kegunaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis terutama dalam hal
kebijakan akuntansi di PT Indonesia Power UPJP Bali terutama kebijakan
akuntansi mengenai aktiva tetap.
3. Bagi pembaca
Sebagai bahan refrensi bagi pihak-pihak yang bermaksud mengadakan
penelitian yang sama.
1.5
Sistematika Penulisan
6
Penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang saling
berhubungan satu sama lain dan disusun secara terperinci serta sistematis
untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan Tugas Akhir
Studi (TAS) ini. Berikut ini adalah sistematika penulisan dari masing-masing
bab yaitu:
BAB 1
:PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah beserta
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
:KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan dasar-dasar teori yang mendasari
dan berhubungan dengan pembahasan-pembahasan
hasil penelitian sebelumnya yang dapat digunakan
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Serta merupakan hal yang relevan
BAB III
:METODE PENELITIAN
Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang
digunkan dalam penelitian ini. Bab ini memaparkan
lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber
7
data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV
: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum PT
Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa
Pembangkitan Bali yang meliputi dan menguraikan
pembahasan hasil penelitian dan berisi jawaban atas
rumusan masalah dari penelitian.
BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan
tentang kesimpulan yang telah dibuat serta mencakup
seluruh hasil penelitian, serta berisi saran bagi
perusahaaan
berdasarkan
uraian-uraian
yang
dipandang perlu atas kesimpulan yang dikemukakan.
8
Download