Pupuk SP-36 Menghilang Pengecer Kesulitan Mendapatkan Produk Pusri 12-07-07 Purbalingga, Kompas - Pupuk SP-36 dan KCl yang diproduksi PT Pusri dan PT Petro Kimia Gresik sudah hampir enam bulan belakangan ini menghilang dari pasaran di sekitar Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah. Namun, KCl produk perusahaan lainnya beredar luas dengan harga jual yang murah. Umiarti (38), pengecer pupuk dan juga distributor pupuk PT Petro Kimia di Pasar Padamara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Rabu (11/7), mengatakan, sudah sejak Januari lalu SP-36 dan KCl sulit diperoleh. Bahkan KCl produk Pusri dan Petro Kimia sudah tidak ada sama sekali di pasaran. "Sekarang yang ada hanya KCl dengan kualitas kelas dua. Itu juga hanya ada pada pengecer yang keliling. Di agen-agen tak ada," katanya. Karena kualitasnya lebih rendah, lanjut Umiarti, harga KCl yang beredar tersebut lebih murah dari KCl produk Pusri dan Petro Kimia, yakni Rp 2.000 per kilogram (kg). Harga KCl produksi Pusri dan Petro Kimia mencapai Rp 2.750 per kg. Tinggal sembilan zak Umiarti menambahkan, dia memang masih memiliki cadangan SP-36 sembilan zak. Namun, itu pun merupakan cadangan terakhir karena sampai sekarang tidak ada pasokan SP-36. Hadi Sulasno (45), pengecer pupuk di Desa Karangcegak, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, bahkan mengatakan, sekarang ini sulit sekali memperoleh pupuk SP-36 dan KCl. Kalaupun ada, kualitasnya tak sebaik yang diproduksi Pusri dan Petro Kimia. "KCl kelas dua yang dijual pengecer keliling kualitasnya tidak bagus. Sudah banyak petani yang mengeluh setelah menggunakan pupuk tersebut. Katanya, pupuknya seperti dicampur garam, terasa asin," tuturnya, seraya menambahkan bahwa kedua macam pupuk itu sangat dibutuhkan petani. "KCl itu kan sangat dibutuhkan untuk memperkuat batang padi," ujar Hadi. (MDN)