BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit yang sering dijumpai di rongga mulut (Tampubolon, 2005) dan tersebar luas pada sebagian besar penduduk di seluruh dunia, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat (Entjang, 2000). Penderita gigi berlubang di Indonesia tidaklah sedikit. Hasil Survei Kesehatan Nasional 2002 menunjukkan, prevalensi gigi berlubang di Indonesia berkisar 60%, yang berarti dari setiap 10 orang Indonesia, enam dari orang tersebut di antaranya menderita gigi berlubang (Nugraha, 2008). Data dari Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, melaporkan bahwa 72% penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies dan 46,5% di antaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat dan pada umumnya diderita anak-anak (Depkes, 2007). Penelitian-penelitian yang dilakukan di negara-negara Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa 90-100% anak-anak di bawah umur 18 tahun menderita penyakit karies, karena itu WHO menganjurkan berbagai usaha untuk mencegah dan memberantasnya (Entjang, 2000). Anak-anak pada umumnya mempunyai risiko terkena karies. Dokter gigi harus lebih menekankan kepada anak-anak 6 tahun ke atas mengenai tanggung jawabnya untuk memelihara kesehatan mulut (Angela, 2005). Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula di antara jam makan dan pada saat makan berhubungan dengan peningkatan karies yang 1